Anda di halaman 1dari 3

Nama: Hayyumu Farina Nurhalizah

NIM: 246222013
Studi Kasus PHK dan Kompensasi yang Dilakukan Oleh PT. Agel Langgeng
1. Case
Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman resmi Kompas.TV,
pemberhentian dan penutupan operasional salah satu pabrik PT. Agel Langgeng yang
ada di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur menyebabkan PHK pekerja. Penutupan
tersebut dikabarkan dilakukan secara permanen. Media sosial juga heboh dengan
adanya pekerja yang mendatangi rumah milik pimpinan perusahaan Kapal Api untuk
melakukan aksi demo oleh pekerja PT. Agel Langgeng yang merupakan anak
perusahaannya. Pada hari Rabu (12/04/2023), DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa
Timur (Apindo Jatim) memfasilitiasi kedua belah pihak untuk melalukan mediasi dan
klarifikasi terkait dengan permasalahan tersebut.
Kabar yang disampaikan oleh Media Indonesia melalui webnya menjelaskan
bahwa perusahaan didiuga tidak memberi pesangon sesuai dengan aturan yang
diterapkan oleh pemerintah. Akan tetapi, dalam keterangan resmi perusahaan dijelaskan
bahwa perusahaan akan memberikan pesangon kepada sekitar 150 karyawan. Pupuk
Sugiharto sebagai GM Marketing PT. Santos Jaya Abadi juga tidak membenarkan
bahwa perusahaan tidak memberikan upah karena mengalami kebangkrutan. Ia juga
mengungkapkan bahwa sebanyak 150 orang atau 55% dari 273 total tidak menerima
jumlah kompensasi dan 45% pekerja atau 123 pekerja sisanya telah menerima pesangon
normative dari perusahaan sesuai peraturan yang berlaku.
Wakil Sekertaris Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jawa
Timur Nuruddin Hidayat menjelaskan melalui CNNIndonesia.com menjelaskan duduk
perkara perselisihan dimulai pada akhir tahun 2022 ketika buruh PT. Agel Langgeng di
Pasuruan diliburkan selama satu pekan. Kemudian ketika buruh masuk kerja, mesin-
mesin tersebut tidak didapati di pabrik seperti biasa. Sehingga, status buruh tidak jelas
apakah PHK, skorsing, atau lainnya. Buruh meminta pembayaran upah serta THR.
Disisi lain, Kuasa Hukum perusahaan telah menjelaskan bahwa perusahaan mengalami
kerugian dan menghentikan operasionalnya pada 10 Januari 2023 sehingga dilakukan
PHK. PHK yang dilakukan juga telah sesuai dengan dasar hukum Peraturan Pemerintah
No. 35 tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja,
dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja. Perusahaan juga telah memenuhi
ketentuan normatifnya dan 123 pekerja telah sepakat sedangkan 150 pekerja lainnya
menuntut jumlah lebih besar mengikuti ketentuan UU Ketenagakerjaan sebelum UU
Cipta Kerja disahkan. Kuasa hukum menjelaskan bahwa sisa pekerja lainnya tidak
menerima besaran upah normative dan perusahaan bersedia untuk menepuh jalur
hukum.
2. Identifikasi Masalah
Permasalahan inti pada kasus ini adalah besarnya jumlah kompensasi yang
diperoleh oleh 150 karyawan tidak sesuai dengan jumlah yang diberikan oleh
perusahaan. Hal tersebut dikarenakan perbedaan peraturan yang digunakan oleh kedua
belah pihak. 150 karyawan berpatokan pada UU Ketenagakerjaan dimana berlaku pada
saat perjanjian kerja dimulai, sedangkan pada saat mereka terkena PHK perusahaan
menggukan peraturan pemerintah terbaru yakni UU Cipta Kerja. Pada intinya, besar
kompensasi yang didapat pada peraturan yang lama jumlahnya lebih besar dibanding
pada peraturan yang baru.
3. Pertanyaan
a. Dimana letak perbedaan besaran kompenasasi yang didapatkan pada UU
Ketenagakerjaan dan UU Cipta Kerja?
b. Menurut kasus diatas, manakah peraturan yang seharusnya diberlakukan?

4. Jawaban
a. Kedua peraturan tersebut mengatakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk
membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak yang seharusnya diterima buruh jika terjadi PHK. Berikut
perbandingannya:

Menurut UU 13/2003, uang penggantian hak pekerja itu meliputi:


1. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ketempat dimana
pekerja/buruh diterima bekerja;
2. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima belas
perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang
memenuhi syarat;
3. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.
Sedangkan uang penggantian hak pekerja menurut Omnibus Law Cipta Kerja yakni:
1. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
2. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana
pekerja/buruh diterima bekerja;
3. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.
Pasal 164 ayat (3) UU Ketenagakerjaan mengatur alasan PHK karena perusahaan tutup
bukan karena kerugian 2 tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa (force
majeure), tapi perusahaan melakukan efisiensi. Buruh berhak atas pesangon sebesar 2 kali
ketentuan Pasal 156 ayat (2); uang penghargaan masa kerja 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat
(3); dan uang penggantian hak sesuai Pasal 156 ayat (4).

Tapi ketentuan PHK dengan alasan efisiensi itu telah diubah dalam UU Cipta Kerja dan
PP No.35 Tahun 2021. PHK dengan alasan efisiensi sebagaimana diatur Pasal 43 PP No.35
Tahun 2021 dibagi menjadi 2 jenis. Pertama, efisiensi karena perusahaan mengalami
kerugian dan buruh berhak mendapatkan uang pesangon sebesar 0,5 kali ketentuan Pasal
40 ayat (2); uang penghargaan masa kerja 1 kali ketentuan Pasal 40 ayat (3); dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 40 ayat (4). Kedua, efisiensi untuk mencegah
terjadinya kerugian. Pekerja yang mengalami PHK karena alasan ini mendapat uang
pesangon sebesar 1 kali ketentuan Pasal 40 ayat (2); uang penghargaan masa kerja 1 kali
ketentuan Pasal 40 ayat (3); dan uang penggantian hak sesuai ketentuan pasal 40 ayat (4).
b. Menurut penulis, perusahaan sebaiknya menetapkan peraturan yang kini berlaku
atau dengan kata lain menggunakan UU Cipta Kerja dibandingkan UU
Keternagakerjaan. Menurut Anggota Badan Legislatif DPR RI Guspardi Gaus yang
disampaikan melalui laman resmi DPR.go.id mengatakan bahwa UU Ciptaker telah
disahkan dan ditandatangani oleh Presiden Jokowi pada tanggal 2 November 2020
dan menjadikan UU No. 11 Tahun 2020 menggantikan UU Ketengakerjaan.
Dengan demikian cukup jelas bahwa peraturan yang berlaku dalam hal PHK juga
mengikuti peraturan yang berlaku pada saat ini.

Pemecahan Masalah
Melihat besaran perbedaan kompensasi yang diterima oleh karyawan yang
mengalami PHK berdasarkan UU Ciptaker dan UU Ketenagakerjaan memang lebih
kecil. Terdapat pemangkasan upah biaya pengganti perumahan, pengobatan, dan
perawatan pada UU Ciptaker yang baru saja diberlakukan. Tentu semua orang ingin
kompensasi dengan jumlah jauh lebih besar. Akan tetapi, karena kita hidup di negara
hukum, kita harus mematuhi aturan yang berlaku pada saat ini juga.
Sampai saat ini, menurut berita yang ditulis oleh suarasurabaya.net belum ada
titik temu mengenai pesangon PHK pada perusahaan ini. Pihak perusahaan kini
mengatakan bahwa kasusnya telah masuk ke proses hukum yang ditangani oleh Dinas
Ketenagakerjaan Kabupaten Pasuruan.
Kementrian Tenaga Kerja dalam hal ini harus secara tegas memberikan jalan
tengah untuk kedua pihak atas permasalahan yang mereka hadapi. Pemerintah juga
harus memastikan apakah pekerja diberikan kompensasi sesuai dengan peraturan yang
berlaku atau tidak. Jika perusahaan betul-betul belum melaksakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku, maka pemerintah wajib untuk bertindak tegas dalam hal ini
menegur bahkan hingga memberikan sangsi kepada perusahaan. Selain itu menurut
Apindo, demonstrasi pekerja yang berlangsung secara berkepanjangan akan
menciptakan iklim investasi yang kurang baik di wilayah Jawa Timur.
Sehingga, jika menang permasalahan ini sudah tidak dapat lagi
dimusyawarahkan antar kedua belah pihak, maka harus menempuh jalur hukum. Akan
tetapi, perlu diketahui bersama bahwa apapun keputusan peradilan harus dipatuhi baik
pada pihak perusahaan maupun karyawan. Mungkin nanti dalam proses pemutusan
peradilan akan memakan waktu. Pada saat menunggu, kedua belah pihak harus menjaga
konduktifitas lingkungannya. Sehingga tidak ada lagi demo dan kerusuhan yang
mengakibatkan kerugian bagi pihak lain dalam hal ini masyarakat yang tidak terlibat.
Sehingga pihak yang bersangkutan dan masyarakat umum dalam kondisi yang aman
dan damai.
5. Daftar Pustaka
https://www.kompas.tv/article/397800/heboh-soal-kasus-phk-ini-klarifikasi-pt-santos-
jaya-abadi-dan-pt-agel-langgeng. Diakses pada 22/05/2023 pukul 8.17.
https://mediaindonesia.com/ekonomi/573730/dpr-minta-kemenaker-kawal-kasus-phk-
karyawan-pt-agel-langgeng. Diakses pada 22/05/2023 pukul 8.25.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230412182530-92-936949/profil-agel-
langgeng-anak-kapal-api-global-yang-didemo-gegara-thr. Diakses pada 22/05/2023
pukul 8.40.
https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/30590/t/UU+Ciptaker+Hadir+Untuk+Indonesia
+lebih+Maju. Diakses pada 23/05/2023 pukul 8.12.
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2023/polemik-pesangon-phk-karyawan-pt-
agel-langgeng-berlanjut-ke-proses-hukum/. Diakses pada 23/05/2023 pukul 8.25.

Anda mungkin juga menyukai