Anda di halaman 1dari 2

Indonesia Pusaka

Ciptaan Ismail Marzuki


Tahun 1942
Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa
Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup mata

Makna dari lagu Indonesia Pusaka pada bait pertama beliau memberi tahu bahwa
Indonesia merupakan senjata yang selalu hidup di dunia, maksudnya Indonesia merupakan
negara yang kuat dan akan terus jaya untuk selamanya. Kekuatan ini bukan hanya masalah
militer tetapi juga dari banyak segi lainnya. Kebudayaan yang beranekaragam, suku adat,
bahasa, dan masih banyak lagi. Makna pusaka abadinan jaya disini luas bukan mengacu pada
satu hal namun melingkupi segala aspek yang ad di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada bait selanjutnya bermakna bahwa dari dulu sampai saat ini Indonesia
merupakan negara yang selalu di puja dan diagungkan oleh masyarakatnya dan negara lain. Ini
terbukti dari zaman kerajaan hingga penjajahan dan sekarang merdeka. Banyak bangsa lain
yang kagum dengan kesuburan negara kita. Gemah ripah loh jinawi, itulah ungkapan yang
tepat untuk Indonesia dan itulah yang membuat banyak negara lain ingin menguasai dan
menduduki tanah pertiwi. Keelokan pantai, gugus gugus pulau, serta kekayaan alamnya yang
berlimpah ruah adalah alasan semua itu. Namun sayang ketika bangsa lain yang lebih sedikit
dan bahkan nyaris tak memiliki budaya, seni, sumber daya alam ingin memiliki seperti
Indonesia bahkan tak jarang mereka membeli dan mendatangkan tim ahli, orang – orang yang
kreatif dari negara kita tetapi semua berbanding terbalik. Masyarakat kita belum sadar dengan
semua itu, dan lebih memuja budaya asing ketimbang produk negara sendiri.
Bait selanjutnya menceritakan bahwa di Indonesia kita lahir dan berkembang, dan
merasakan kasih sayang orang tua. Maksud bait ini bukan sekedar kita lahir dari rahim orang
tua kita dan dibesarkan saja. Karena itu adalah kewajiban orang tua dimana saja. Namun makna
yang dimaksudkan oleh Ismail Marzuki merujuk pada sawah yang memberi kita makanan,
sumber–sumber air yang membuat kita tidak takut kehausan, laut yang melimpahkan segala
ikan dan sejenisnya sebagai lauk. Semua itu diberikan oleh tanah Indonesia, tempat kita
berpijak. Seakan tanah ini adalah ibu kita karena darinya kita tak merasakan kekurangan
apapun. Tugas kita hanya merawat, memelihara, dan menjaganya agar tetap ada dan bisa
dinikmati anak cucu kita tanpa harus melakukan import dari negara tetangga.
Sedangkan pada bait terakhir, tempat berlindung dihari tua, tempat akhir menutup
mata. Jika kita mendengar bait ini sambil lalu tanpa berfikir kritis maka kita hanya memahami
bahwa kita lahir di Indonesia ya mati di Indonesia juga kelak. Bukan itu maksudnya kawan,
tetapi Indonesia itu memiliki daya tarik sendiri dan memikat hati siapapun. Banyak contoh
yang kita lihat dan dengar, berapa orang Indonesia yang sukses diluar negeri tetapi mereka
akhirnya kembali ketanah Indonesia. Bukan karena disana mereka diusir atau apapun itu
namun mereka rindu dan kangen akan suasana dan ketentraman yang selalu ditawarkan
Indonesia. Tak pelak, warga asing pun banyak yang rela menjadi WNI dan menetap di
Indonesia tercinta. Disini mereka merasa dilindungi, dihargai, ada rasa kepercayaan,
kekeluargaan, semangat gotong royong yang tentunya diluar sana belum tentu ada. Buat apa
memiliki harta berlimpah ruah namun tak ada tetangga yang memperdulikan kita, dan
mendengar aspirasi kita.
Seperti lagu diatas, Indonesia adalah tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan
serta tumbuh hingga menjadi tua. Negara ini adalah hasil dari perjuangan dan kerja keras para
pendiri-pendiri bangsa. Bukan dari pemberian atau pun suka rela. Pejuang bertaruhkan nyawa,
harta, keluarga, dan apapun untuk satu kata MEREKA. Sudah seharusnyalah kita sebagai
penerus memperjuangkan bangsa ini dan membelanya. Memang saat ini kita bukan dimasa
perang dan penjajahan seperti dulu. Akan tetapi kita masih diajajah oleh keserakahan,
kemiskinan, kebodohan, kekeringan, kebakaran hutan, banjir, dan sebagainya.
Inilah perlunya rasa cinta tanah air seperti gambaran dari bait demi bait Ismail
Marzuki. Perilaku cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya
memelihara persatuan dan kesatuan dan menyumbangkan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki untuk membangun negara Indonesia dari segala segi kehidupan dan bermasyarakat.
Indonesia adalah tanah pusaka yang diwariskan oleh para leluhur kita. Dan
disinilah pada akhirnya kita nanti akan menjadi tua. Kita harus selalu menjaganya agar kelak
Indonesia masih bisa dikenang sebagai bangsa yang besar, bangsa yang memiliki ragam
budaya, bangsa yang subur dan makmur masyarakatnya. Untuk itulah kita perlu membela
negeri ini karena ini adalah Indonesia kita. Indonesia Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai