Disusun Oleh:
Nama : NURIMAN
Nis : 1617.1316.037
Kelas : XI Teknik Sepeda Motor 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. RUMUSAN MASALAH.......................................................................... 1
B. TUJUAN PENULISAN............................................................................ 1
C. MANFAAT PENULISAN........................................................................ 1
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini yaitu :
A. Apakah yang dimaksud dengan Persatuan dan Kesatuan Bangsa?
B. Apakah makna dari Persatuan dan Kesatuan Bangsa?
C. Apa saja yang menjadi landasan hukum Persatuan dan Kesatuan Bangsa?
D. Bagaimana cara untuk mengamalkan nilai – nilai Persatuan dan Kesatuan
serta prinsip – prinsip apa saja yang harus kita hayati dan kita amalkan
dalam Persatuan dan Kesatuan Bangsa?
E. Sikap yang bagaimana yang harus dikembangkan dalam memelihara
semangat / jiwa Persatuan dan Kesatuan?
B. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun dengan tujuan :
B. Untuk mengetahui pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
C. Untuk mengetahui makna dari Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
D. Untuk mengetahui Apa saja yang menjadi landasan hukum Persatuan dan
Kesatuan Bangsa
E. Untuk mengetahui cara untuk mengamalkan nilai – nilai Persatuan dan
Kesatuan serta prinsip – prinsip apa saja yang harus kita hayati dan kita
amalkan dalam Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
F. Untuk mengetahui sikap yang harus dikembangkan dalam memelihara
semangat / jiwa Persatuan dan Kesatuan.
C. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini, antara lain:
A. Untuk menambah wawasan tentang Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
1
BAB III
PEMBAHASAN
2
menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan dengan jalan
musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan
bangsa Indonesia.
Jadi makna persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat
kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya.
· Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara kesatuan
yang berbentuk Republik.”
· Pasal 30 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa:
a) Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan Negara.
b) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan Undang-undang.
3
perbuatan yang dapat menimbulkan perpecahan. Maka dari itu yang harus kita
hindari antara lain:
1) Egoisme
2) Ekstrimisme
3) Sukuisme
4) Profinsialisme
5) acuh tak acuh tidak peduli terhadap lingkungan
6) fanatisme yang berlebih-lebihan
Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia yang paling menonjol
ialah sebagai berikut:
a. Perasaan senasib sepenanggungan
b. Kebangkitan nasional
c. Sumpah pemuda
d. Proklamasi kemerdekaan
Tetapi apabila hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna
persatuan Indonesia dikaji lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus
kita hayati serta kita pahami lalu kita amalkan.
Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
1) Prinsip Bhineka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang
majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.
2) Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan bangsa
kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul
daripada banga lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa
lain, sebab pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak
realistis,sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki
kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan
dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
4) Prinsip Wawasan Nusantara
Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka
kesatuan politik, social, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan
wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa,
dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita
pembangunan nasional.
5) Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-Cita Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta
melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
4
5. Sikap yang harus dikembangkan dalam memelihara semangat / jiwa Persatuan
dan Kesatuan.
Berbagai hambatan dan tantangan yang dihadapi pemerintah saat ini
masih tetap merintangi perjalanan bangsa Indonesia dalam mewujudkan integrasi
nasionalnya, apalagi dalam era globalisasi dan keterbukaan, dimana batas-batas
negara semakin kabur serta adanya semangat reformasi yang berlebihan dapat
menimbulkan kerawanan dalam upaya pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
Kalau tidak hati-hati dalam menanganinya tidak mustahil terjadi
disintegrasi/perpecahan bangsa. Oleh sebab itu menjaga keutuhan dan kelestarian
bangsa melalui semangat/jiwa persatuan dan kesatuan merupakan kebutuhan
mutlak serta sekaligus merupakan tantangan yang tidak ringan.
Dalam memelihara semangat/jiwa persatuan dan kesatuan, kiranya perlu
dikembangkan dua sikap yaitu :
a. Mengembangkan sikap dilihat dari aspek psikologis yaitu sikap kekeluargaan
yang memungkinkan terjadinya proses dialogis segenap unsur bangsa sehingga
dapat menerima pandangan orang lain walaupun berbeda pendapat, cara-cara ini
dikembangkan dengan azas musyawarah mufakat.
b. Mengembangkan sikap dilihat dari aspek ideologi, menyangkut upaya yang
menjaga agar dinamika yang dikembangkan tidak keluar dari Pancasila yang telah
disepakati sebagai dasar negara, dan ideologi nasional.
Dengan mengembangkan dua sikap tersebut, diharapkan semangat
persatuan dan kesatuan bangsa tetap menggelora didada setiap insan Indonesia
sehingga mampu menciptakan kondisi yang kondusip terhadap perwujudan
persatuan dan kesatuan perlu dikembangkan sikap :
Belajar dari pengalaman sejarah, salah satu sebab perpecahan bangsa adalah
karena berbagai golongan dan aliran yang tumbuh dimasyarakat mempunyai
ideologi sendiri-sendiri yang masing-masing ingin menerapkannya dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa sehingga menyebabkan sering terjadinya
benturan-benturan sosial dan politik yang memperlemah persatuan dan kesatuan
bangsa.
Agar keutuhan bangsa ini tetap kokoh dalam menghadapi segala
tantangan, maka Pancasila dijadikan sebagai Dasar Negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai perekat semua unsur masyarakat
yang majemuk. Setiap perkumpulan dan organisasi baik organisasi
kemasyarakatan maupun kekuatan sosial politik wajib menetapkan Pancasila
sebagai Dasar Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian maka semangat kebersamaan, kekeluargaan dan
keterbukaan yang bertanggung jawab dan bersumber pada nilai-nilai Pancasila
5
akan tetap kokoh dihati segenap bangsa Indonesia sebagaimana dikehendaki para
pendiri bangsa ini.
Salah satu aspek dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa adalah
melaksanakan pembauran kebangsaan. Pembauran merupakan bagian proses
pembudayaan bangsa yang harus dipacu kearah yang positif dan harus dijiwai
sikap mawas diri, tahu diri, tenggang rasa, solidaritas sosial ekonomi serta
mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap kebersamaan dan
kesetiakawanan dalam upaya memajukan dan menyejahterakan kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Upaya mewujudkan pembauran kebangsaan adalah merupakan tugas nasional
yang harus dilaksanakan pemerintah bersama seluruh warga masyarakat.
Proses pembauran harus menyentuh semua segi kehidupan berbangsa dan
bernegara baik perorangan dan keluarga maupun dalam ikatan kelompok
organisasi dan lembaga kemasyarkatan disemua bidang kehidupan. Upaya
pembauran ini merupakan tugas yang tidak akan pernah selesai dalam kehidupan
bangsa, mengingat adanya perbedaan asal-usul, status kewarganegaran Republik
Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Dasar
1945 yang menyatakan Bahwa yang menjadi warga negara ialah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disyahkan dengan
Undang-Undang sebagai warga negara.
Proses adaptasi atau penyatu paduan segenap unsur masyarakat bangsa Indonesia
menjadi satu kebulatan sosiologis yang utuh dalam semua segi kehidupan inilah
yang harus diupayakan melalui kegiatan pembauran.
Suatu prinsip pembauran kebangsaan hanya akan dapat diwujudkan melalui
wadah-wadah pembauran. Oleh karena itu pembinaannya harus dilakukan melalui
jalur-jalur yang memungkinkan individu atau kelompok saling berkomunikasi
dalam rangka mewujudkan kebersamaan.
Aspek lain yang sangat penting dalam menunjang tetap kukuhnya persatuan dan
kesatuan bangsa di bumi Indonesia adalah memantapkan kerukunan hidup umat
beragama.
Sebagaimana kita maklumi bahwa setiap agama selalu mengajarkan perdamaian,
keharmonisan dan kerukunan hidup bagi umat manusia, akan tetapi tidak jarang
terjadi bahwa pemahaman ajaran agama yang sempit dapat pula memicu
permusuhan yang menjurus kepada konflik antar pemeluk agama yang pada
gilirannya dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Konflik yang
dibarengi dengan masalah keagamaan dapat saja terjadi antara intern umat dalam
6
satu agama ataupun antara umat salah satu agama dengan agama lainnya.
Salah satu aspek yang banyak menjadi penyebab timbulnya perselisihan adalah
masalah pendirian rumah ibadat dan penyiaran ajaran agama. Seiring dengan hal
tersebut, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Surat
Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9-8 Tahun
2006 yang mengatur Tugas Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat
Beragama dan Pendirian Rumah Ibadat.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan politik yang tidak stabil dapat
menimbulkan gangguan terhadap upaya pembinaan kesatuan bangsa. Pemerintah
telah berupaya mengakomodasikan kepentingan semua kelompok dan golongan
yang dapat lebih menjamin hak-hak demokrasi.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
http://ahfaaz19.blogspot.com/2017/03/makalah-persatuan-dan-kesatuan.html