Anda di halaman 1dari 4

Contoh Laporan Biologi PENGARUH TANAH

DAN SEKAM TERHADAP PERTUMBUHAN


TANAMAN CABAI RAWIT
XNCOFIES - Contoh Laporan Biologi PENGARUH TANAH DAN
SEKAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI
RAWIT
Contoh Laporan Biologi PENGARUH TANAH DAN SEKAM
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT - Kali
ini admin akan share tugas Teman Sobat yang berjudul Contoh
Laporan Biologi PENGARUH TANAH DAN SEKAM TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT . Mungkin sobat
punya tugas atau apalah. Mungkin Contoh Laporan Biologi
PENGARUH TANAH DAN SEKAM TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT ini bisa membantu
sobat dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
edukasi...

Silahkan di baca:

PENGARUH TANAH DAN SEKAM TERHADAP PERTUMBUHAN


TANAMAN CABAI RAWIT
I. Observasi
Cabai rawit atau cabai kathur, adalah buah dan tumbuhan anggota
genus Capsicum. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer
sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di
Malaysia dan Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo,
dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan
tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari
mulagu. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan nama Thai pepper
atau bird's eye chili pepper. Cabai rawit berasal dari amerika tropis
yang menyukai daerah kering dan ditemukan pada ketinggian 0,5 –
1,250 m dari permukaan laut. Buah cabai rawit berubah warnanya dari
hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil
daripada varietas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena
kepedasannya mencapai 50.000 - 100.000 pada skala Scoville.
II. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh tanah dan sekam terhadap pertumbuhan
tanaman cabai rawit?
III. Landasan Teori
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral
dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua
kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus
sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga – rongga juga
menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah
juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian
besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Sekam adalah bagian dari bulir padi-padian (serealia) berupa
lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang
melindungi bagian dalam (endospermium dan embrio). Arang sekam
memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Arang
sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan
air. Penggunaan arang sekam cukup meluas dalam budidaya tanaman
hias maupun sayuran (terutama budidaya secara hidroponik).
Cabai rawit (Capsicum frustescens L) tergolong dalam family
terong – terongan (solanaceae). Tanaman ini termasuk golongan
tanaman berumur pendek yang tumbuh sebagai perdu/semak, dengan
tinggi maksimal 1,5 m. Batangnya berbuku – buku, berdaun tunggal,
letaknya berselingan, dan bertangkai. Cabai rawit merupakan tanaman
berakar tunggang. Cabai juga termasuk sayuran buah dan merupakan
bahan yang dibutuhkan sehari – hari pada setiap rumah tangga sebagai
bumbu dapur. Rasanya pedas dan banyak mengandung vitamin C.
IV. Hipotesis
1. Tanah merupakan salah satu factor yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan cabai. Tanaman cabai cocok di tanam pada tanah yang
kaya humus, gembur, dan tidak tergenang air.
2. Tanaman cabai rawit akan lebih subur menggunakan media
sekam, karena sekam masih mengandung vitamin B yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman.
3. Dalam sekam, akar tumbuhan dapat tumbuh lebih baik.
V. Variabel
· Variabel bebas : tanah dan arang sekam.
· Variabel terikat : tanaman cabai rawit.
· Variabel control : cahaya matahari, air, pupuk, dan suhu.
· Variabel pengganggu :
VI. Prediksi
Tanaman cabai rawit dapat tumbuh dan bertahan hidup
tergantung pada tanah dan sekam yang digunakan. Apabila tanaman
cabai rawit ditanam di tempat yang kering, maka pertumbuhannya akan
lambat serta buahnya akan kecil dan kurus. Sebaliknya apabila di
tanam di tempat yang gembur, maka pertumbuhannya akan baik dan
buahnya akan besar. Tetapi apabila di tanam dengan menggunakan
arang sekam, maka pertumbuhannya akan lebih subur dibandingkan
menggunakan tanah yang gembur. Karena sekam memiliki vitamin B
yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
VII. Rancangan Penelitian
a. Polybag I : diberikan arang sekam.
b. Polybag II : diberikan tanah kering.
c. Polybag III : diberikan tanah gembur.
Pengamatan terhadap perkecambahan, dilakukan selama 7 hari dan
diamati setiap hari.
VIII. Instrumen
Alat :
1. 3 buah polybag
2. Mistar
3. Alat tulis
4. Cepang
5. Ember kecil
Bahan :
1. Pupuk kompos
2. Arang sekam
3. Tanah
4. Air
5. 15 biji cabai
Cara Kerja :
1. Rendamlah semua biji cabai di dalam wadah (ember kecil) yang
berisi air dingin hingga biji mengalami inbibisi dan siap dipindahkan ke
media tanam (tanah).
2. Campurkan arang sekam dengan kompos, tanah kering dengan
kompos, dan tanah gembur dengan kompos dengan takaran yang
sama.
3. Masukkan campuran arang sekam dengan kompos pada polybag
pertama.
4. Masukkan campuran tanah kering dengan kompos pada polybag
kedua.
5. Masukkan campuran tanah gembur dengan kompos pada polybag
ketiga.
6. Tanamlah 5 biji cabai rawit pada masing – masing polybag.
7. Siram masing – masing polybag dengan air secukupnya.
8. Amati dengan cermat perubahan yang terjadi, lalu tulis hasil
pengamatan dalam bentuk tabel.
9. Dokumentasikanlah langkah – langkah yang anda lakukan, mulai
dari perendaman hingga pengukuran.

IX. Tabel Hasil Pengukuran


Har Media Tanam
i Arang sekam Tanah kering Tanah gembur
1 A B C D E A B C D E A B C D E
2
3
4
5
6
7

X. Kesimpulan
Tanaman cabai rawit yang ditanam pada arang sekam lebih
cepat tumbuh dan lebih subur dibandingkan tanaman cabai rawit yang
ditanam di tanah, karena arang sekam berperan penting dalam
perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerase dan drainase menjadi
baik. Arang sekam mengandung SiO2 (52%), C (31%), K (0.3%), N
(0,18%), F (0,08%), dan Ca(0,14%). Selain itu, juga mengandung unsur
lain seperti Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah yang
kecil serta beberapa jenis bahan organik. Kandungan silikat yang tinggi
dapat menguntungkan bagi tanaman karena menjadi lebih tahan
terhadap hama dan penyakit akibat adanya pengerasan jaringan. pH
sekam bakar antara 8.5 - 9. pH yang tinggi ini dapat digunakan untuk
meningkatkan pH tanah asam. PH tersebut memiliki keuntungan
karena dibenci gulma dan bakteri. Peletakan sekam bakar pada bagian
bawah dan atas media tanam dapat mencegah populasi bakteri dan
gulma yang merugikan sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan
sempurna.

Anda mungkin juga menyukai