Anda di halaman 1dari 30

BUDIDAYA

CABE

BY : GROUP III
PENGERTIAN CABE
 Cabe merupakan tanaman perdu dari famili
terong-terongan (solanaceae.) yang memiliki
nama ilmiah Capsicum sp.
Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau
menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya
lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia
dianggap cukup pedas karena kepedasannya
mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville.
Cabai rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama
dengan varitas cabai lainnya.
JENIS TANAH YANG BAIK UNTUK CABE
 Kemasaman Tanah dan Pengapuran
Kemasaman (pH) tanah mempengaruhi ketersediaan hara bagi
tanaman. Pada pH netral (6,5-7,5) unsur-unsur hara tersedia dalam
jumlah yang cukup banyak (optimal). Pada pH < 6,0 ketersediaan
hara P, K, Ca, S dan Mo menurun dengan cepat. Pada pH > 8
ketersediaan hara N, Fe, Mn, Bo, Cu dan Zn relatif sedikit
.
Cabai merah mempunyai toleransi yang sedang terhadap
kemasaman tanah, dan dapat tumbuh baik pada kisaran pH tanah
antara 5,5 - 6,8. Pada pH > 7,0 tanaman cabai merah seringkali
menunjukkan gejala klorosis, yakni tanaman kerdil dan daun
menguning karena kekurangan hara besi (Fe). Pada pH < 5,5 tanaman
cabai merah juga akan tumbuh kerdil karena kekurangan Ca, Mg dan
P atau keracunanAI dan Mn (Knott 1962).
 Perbaikan Sifat Fisik Tanah
Tanah yang ideal terdiri atas tiga komponen, yaitu
masa padatan, air dan udara, masing-masing dengan
volume sepertiga bagian. Keadaan ini akan menjamin
aerasi, daya tahan air, drainase, dan aktivitas biologi tanah
yang cukup baik. Perbaikan sifat fisik tanah antara lain
dapat dilakukan dengan pengolahan tanah dan pemberian
bahan organik. Bahan organik mempunyai sifat
mengurangi kepadatan tanah berat (tanah liat) dan
meningkatkan daya tahan air bagi tanah ringan (tanah
pasir). Tanah yang berpasir sekurang-kurangnya harus
mengandung bahan organik 4 (C-organik 2), dan untuk
tanah liat diperkirakan harus mengandung bahan organik
2(C-organik1).

TATA CARA PENYIAPAN BENIH CABE
7. Cabe rawit yang kecil, cacat atau yang terserang hama atau
penyakit kita pisahkan untuk konsumsi saja.
8. Sayat setiap cabe rawit dengan hati – hati agar tidak melukai biji
cabe denagnn tangan kita
9. Ambil biji cabe rawit tersebut dan kita cuci dengan air bersih
sampai terpisah dari kotoran daging buah cab erawit tersebut.
10. Lakukan uji selanjutnya yaitu dengan merendam benih cabe
rawit dalam air bersih dan ambil benih ynag tenggelam saja.
11. Jemur benih cabe rawit yang sudah diseleksi secra tidak
langsung dari terik matahari. Atau jemur anginkan dibawah
naungan terang.
12. Setelah benih cab erawit benar – benar kering kita bisa gunakan
untuk bibit usaha tani kita.
PERBEDAAN BENIH BASAH DAN KERING
 Benih kering adalah biji tanaman apapun yang cukup
ditunggu hingga menua lalu kering pada tangkainya
sebelum diambil. Contoh benih semacam ini adalah cabe,
sawi, dan teerong.
 Benih basah adalah adalah biji tanman apapun yang perlu
ditunggu hingga matang pada tangkainya sebelum dipetik
untuk kemudian difermentasi atau direndam air hangat
lalu dijemur. Contohny adalah mentimun, tomat labu.
Lendir pada buah dan sayur ini merupakan medium bagi
tersimpannya bibit penyakit dari tanaman induk.
CARA PERSEMAIAN TANAMAN CABE
 Isikan dalam wadah semai media berupa tanah berpasir dan
pupuk bokashi dengan perbandingan 1 : 1
 Lakukan penyemprotan media semai tersebut dengan
menggunakan SOT dengan dosis 1 tutup botol SOT dilarutkan
dalam 5 liter air. Dalam kondisi tertutup, biarkan media semai
tersebut selama 1 – 2 hari.
 Kemudian tebarkan benih secara merata di media persemaian,
bila memungkinkan berilah jarak antar benih 3 x 3 cm atau 5 x
5 cm sehingga waktu tanaman dipindah/dicabut, akarnya tidak
mengalami kerusakan.
 Setelah benih ditebar, taburkan tanah di atasnya secara tipis.
Kemudian letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh dan
lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap
lembab.
CARA PEMELIHARAAN TANAMAN CABE
 Setelah proses penanaman selesai, maka tahap selanjutnya yaitu
proses perawatan. Salah satu hal penting dalam perawatan
tanaman cabe yaitu kondisi air. Tanaman cabe ini sangat
bergantung kepada kondisi air. Apabila tanaman cabe ini dilanda
kekeringan, maka hal tersebut mengakibatkan kematian. Solusi
untuk masalah ini yaitu dilakukannya penyiraman. Oleh sebab itu,
telah dijelaskan sebelumnya bahwa lahan untuk bertani cabe harus
dekat dengan sumber air. Dan apabila lahan pada tanaman cabe
ini terlalu basah, maka dapat mengakibatkan busuk akar. Oleh
karena itu, telah dijelaskan pada posting sebelumnya bahwa lahan
cabe ini harus dibentuk parit-parit. Hal tersebut berfungsi agar air
dapat mengalir.
 Hal penting lainnya dalam perawatan cabe yaitu pengobatan.
Obat-obat / pupuk-pupuk yang diperlukan untuk perawatan cabe
yaitu fungisida, insektisida, dan pupuk daun
 Kandungan tanah yang diperlukan oleh tanaman cabe
yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium.
 Pada masa pertumbuhan (sebelum masa panen) tanaman
cabe sangat rentan terserang hama. Namun untuk hama-
hama yang terdapat di luar tanah, hama tersebut dapat
teratasi dengan pemberian obat yang tepat waktu dan
sesuai dosis.
 Selain perawatan untuk tanaman cabe, lahan juga perlu
untuk perawatan. Lahan harus dibersihkan setiap 1 bulan
sekali. Hal ini agar membersihkan tanaman-tanaman liar
yang tumbuh yang dapat menghambat pertumbuhan
tanaman cabe.
 Pupuk Organik
 Fungsi
 Memperbaiki struktur tanah.
 Meningkatkan daya serap tanah terhadap air.
 Menciptakan kondisi yang baik untuk kehidupan di dalam tanah.
 Su mber unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
JENIS PUPUK ORGANIK
 Pupuk Kandang
Adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan baik padat maupun
cair. Kandungan unsur hara kotoran ternak berbeda-beda karena
masing-masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri. Kandungan
unsur haranya dipengaruhi oleh jenis ternak, makanan dan usia
ternak.
 Kompos
Adalah pupuk yang berasal dari pelapukan bahan-bahan berupa
dedaunan, jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota,
dll
 Pupuk Hijau
Adalah pupuk yang berasal dari tanaman (hijauan) meliputi bagian
daun, tangkai dan batang muda tanaman tertentu yang banyak
mengandung unsur Nitrogen.
 Humus
Adalah sisa tumbuhan berupa daun, akar, cabang dan batang yang sudah
membusuk secara alami lewat bantuan mikroorganisme dan cuaca. Sifat
humus tidak berbeda dari kompos yaitu mudah mengikat air dan
gembur, sedangkan ciri khasnya berwarna hitam sampai coklat tua.
Salah satu cara menambahkan humus ke dalam tanah adalah dengan
membenamkan tanaman hijauan ke dalam tanah sehingga akan terjadi
pembusukan yang membentuk humus.
 Pupuk Mikroba
Adalah pupuk yang memanfaatkan inokulum-inokulum mikroba yang
menguntungkan untuk sebagai dekomposer untuk mengurai bahan-
bahan organik di dalam tanah, memperbaiki struktur tanah, serta
melepaskan ikatan senyawa unsur hara penting bagi tanaman menjadi
tersedia. Adanya peran serta mikroba menguntungkan ini menjadikan
unsur tersedia dapat langsung diserap oleh akar tanaman. Ada beberapa
jenis berdasarkan fungsinya, yaitu miktoba penambat N (nitrogen),
Pelarut P (Phosphat), dan mikroba selulotik (kombinasi penambat N dan
pelarut P).
KETERKAITAN IKLIM DAN CABE
 Angin
Kondisi angin ideal untuk budidaya cabai adalah angin yang bertiup
sepoi-sepoi. Angin sepoi-sepoi ini akan melindungi tanaman cabai
dari terik sinar matahari, karena membawa uap air, sehingga
penguapan tanaman lebih rendah dan berkurang. Pada musim hujan,
dimana lebah penyerbuk tidak begitu banyak yang datang ke areal
pertanaman, angin dapat membantu proses penyerbukan. Namun,
angin yang bertiup terlalu kencang justru dapat merugikan tanaman
cabai, ranting-ranting banyak yang rusak, bunga banyak yang rontok,
atau bahkan dapat merobohkan tanaman. Oleh karena itu, diperlukan
strategi untuk mengantisipasi konsisi iklim yang disebabkan oleh
angin ini, seperti dengan memasang ajir, dan penanaman tanaman
pagar untuk menghambat kecepatan angin. Tanaman pagar yang biasa
digunakan untuk budidaya cabai diantaranya adalah kacang panjang,
buncis, atau jagung, yang ditanaman mengelilingi araeal budiday
 CURAH HUJAN
 Secara umum, tanaman cabai memerlukan curah
hujan antara 1.500-2.500 mm/tahun. Curah hujan
yang terlalu tinggi berpotensi mengakibatkan
areal pertanaman tergenang, sehingga perakaran
cabai akan kesulitan bernafas dan memicu
serangan penyakit. Selain itu, juga dapat
meningkatkan kelembaban udara di sekitar
pertanaman. Hujan yang terlalu keras juga dapat
membuat rontok bunga cabai sebelum diserbuki.
 CAHAYA MATAHARI
 Bagi tanaman, cahaya matahari merupakan faktor yang sangat
penting untuk proses fotosintesis, pembentukan bunga,
pembentukan buah, dan pemasakan buah. Bagi tanaman cabai,
kebutuhan akan intensitas sinar matahari sangat tinggi agar
pembungaan dapat berlangsung dengan normal. Apabila
kekurangan sinar matahari, tanaman cabai akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang tidak normal, tanaman
cenderung meninggi, bunga yang dihasilkan tidak banyak, batang
sukulen (berair) sehingga mudah terserang penyakit, umut panen
lebih lama, sehingga kualitas dan kuantitas produksi akan
berkurang. Tanaman cabai membutuhkan intensitas sinar matahari
dengan lama penyinaran (fotoperiodisitas) optimal 10-12 jam
sehari.
 Suhu dan Kelembaban Udara
Untuk keberhasilan budidaya cabai, petani harus menentukan lokasi
yang benar-benar tepat, sehingga suhu dan kelembaban optimal untuk
perkembangan tanaman cabai dapat terpenuhi. Pada umumnya,
tanaman cabai akan tumbuh dan berkembang baik pada suhu antara
25-30 derajat celcius, dengan suhu optimal untuk pertumbuhan antara
25-28 derajat celcius.

Suhu udara yang terlalu rendah akan menyebabkan pertumbuhan


tanaman terhambat, pembentukan kurang sempurna, pemasakan buah
lebih lama, sehingga umur panen akan lebih panjang. Oleh sebab itu,
lokasi budidaya cabai idealnya dilakukan di daerah dengan ketinggian
di bawah 1.400 mdpl.
HAMA PADA TANAMAN CABE
Hama Ulat
a. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Hama ulat begitu populer di kalangan para petani. Popularitas ulat ini
tidak perlu diragukan lagi dan menjadi musuh sejak dulu, tidak
terkecuali terhadap tanaman cabe. Ulat yang biasanya sering menyarang
tanaman cabe diantaranya adalah ulat grayak (Spodoptera litura).

Ulat jenis ini dapat memakan daun sampai bolong-bolong sehingga


kemampuan fotosintesis tanaman terganggu. Pada serangan yang massif
ulat grayak ini sampai memakan habis seluruh daun dan hanya
menyisakan tulang-tulang daun. Serangannya mirip ikan Piranha kalau
kita bandingkan
 HAMA LALAT BUAH

 Serangan hama ini dapat menyebabkan buah menjadi rontok dan dapat
menyebabkan kita gagal panen.
a. Pola Serangan
 Hama Lalat buah (Bactrocera dorsalis, B. cucurbitae, B. carambolae)
ini dapat bersumber dari buah yang terinfeksi, adanya kepompong di
dalam tanah, dari tanaman inang seperti mentimun, belimbing, maupun
berasal dari tanaman cabe berdekatan yang sudah terserang
 Penyebaran dan penularan sangat mudah terjadi karena lalat
merupakan salah satu jenis insect (serangga) yang aktif terbang apalagi
pada saat terjadinya peralihan musim.
 Serangan biasanya terjadi setelah agak siang, yaitu setelah tanaman
kering dari embun pagi.
 HAMA KUTU DAUN

 Serangan kutu daun (biasanya dari jenis Aphis gossypii


dan Myzuspersicae) mirip vampire, mereka akan menghisap cairan
dalam daun sampai habis. Akibatnya daun mengering dan keriting
a. Pola Serangan
 Selain menghisap cairan dalam daun, hama ini doyan sekali membawa
penyakit lain. Kutu daun akan membawa penyakit lain (sebagai vektor)
seperti virus dan mengeluarkan cairan berwarna kuning kehijauan yang
mengundang datangnya semut dan jamur hingga menimbulkan lapisan
hitam seperti jelaga di permukaan daun.
HAMA TUNGAU

Serangan tungau kuning (Polyphagustarsonemus), atau tungau merah


(Tetranycus sp) akan menyebabkan daun keriting melinting ke bawah
seperti bentuk sendok terbalik. Daun akan kaku dan tebal,
pertumbuhan pucuk menjadi terhambat, daun perlahan akan berubah
warna menjadi coklat dan akhirnya mati.
a. Pola Serangan dan Penyebaran
Serangan banyak terjadi padamusim kering, di area ternaungi. Nah ini
yang perlu diwaspadai, populasi akan meningkat jika kita terlalu
banyak menggunakan pestisida atau pupuk daun kimia buatan yang
banyak mengandung belerang (sulfur). Penyebaran dapat terjadi
melalui tangan para pekerja atau terbawa angin.
HAMA THRIPS ATAU TRIPS

 Ciri-ciri dari tanaman cabe yang terserang trips pada daunnya akan
terlihat garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak kuning hingga
kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila dibiarkan daun akan
kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat pada musim
kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah
sekali menyebar.
 Pengendalian secara teknis bisa dengan memanfaatkan predator
alami hama ini, seperti kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan
menjaga kebersihan kebun (ingat,..bersih pangkal sehat ya) effektif
menekan perkembangannya.
PENYAKIT PADA CABE
1. Antraknosa (Patek)

a. Pola Serangan dan Penyebaran


Sumber penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici
dan Colletotrichum gloeosporioides. Sumbernya dapat berasal dari sisa
tanaman sakit atau dari benih yang sudah terinfeksi. Akibatnya serangan
dapat terjadi mulai pada fase pembibitan. Penyakit ini menyebabkan
kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa serangan
menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan
busuk kering. Sementara itu, serangan pada buah akan menyebabkan buah
menjadi busuk seperti terbakar.
Penyebaran bisa terjadi melalui tangan para pekerja, percikan air, hujan
dan angin serta tangan pemetik buah.
PENYAKIT BERCAK DAUN CERCOSPORA

a. Pola Serangan
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh
jamur Cercospora capsici. Ciri-ciri tanaman yang terserang ditandai
dengan terdapatnya bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan
pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan
berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya
menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban cukup
tinggi.
Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa
oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur
juga bisa menempel pada benih atau biji cabe.
PENYAKIT LAYU

Serangan penyakit layu ini sangat ditakuti karena sangat


sulit dikendalikan. Penyakit layu ini bisa ditumbulkan oleh
beragam penganggu tanaman seperti berbagai jenis
cendawan dan bakteri. Terdapat dua jenis penyakit layu,
yaitu layu fusarium dan layu bakteri.
PENYAKIT KERITING DAUN ATAU MOSAIK

Asal serangan penyakit mosaik adalah virus Cucumber Mosaic Virus


(CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-
belang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun
akan berubah menguning.
Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh
aktivitas serangga. Penyemprotan kimia bertujuan untuk
menghilangkan serangga bukan penyakitnya. Untuk mengurangi
penyakit, musnahkan tanaman cabe yang kondisinya telah parah
terserang.
PENYAKIT VIRUS KUNING

a. Pola Serangan dan Penyebaran


Penyakit ini disebabkan oleh Gemini virus Tanaman cabe yang
terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning
(sesuai dengan namanya..). Penyakit ini disebut juga penyakit bule
atau bulai. Penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan
oleh kutu. Sumbernya bisa dari gulma, atau tanaman sakit lainnya
(cabai, tomat)
PENYAKIT BUSUK BATANG, AKAR DAN BUAH

a. Pola Serangan
Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman
cabe, yakni busuk batang dan busuk kuncup. Busuk batang pada
tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat
musim hujan dan penyebarannya sangat cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit
ini masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman
berwarna hitam dan lama kelamaan mati.
Pemicu perkembangan penyakit ini dapat berupa :
drainase yang kurang baik
penggunaan pupuk N (Urea) yang terlalu tinggi
pupuk kandang tidak matang (makanya sebaiknya pakai pupuk bokashi)
CARA MEMANEN CABE
 Pada saat tanaman berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan
buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah cabe siap
dilakukan pemanenan pertama. Umur panen cabe tergantung varietas
yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang
digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen
setiap 2 – 5 hari sekali tergantung dari luas penanaman dan kondisi
pasar.
 Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya
yang bertujuan agar cabe dapat disimpan lebih lama. Buah cabe yang
rusak akibat hama atau penyakit harus tetap di panen agar tidak
menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabe sehat. Pisahkan buah
cabe yang rusak dari buah cabe yang sehat.
 Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah
dalam keadaan optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan
belum terjadi penguapan

Anda mungkin juga menyukai