Anda di halaman 1dari 15

MODUL TEKNIK BUDIDAYA

TANAMAN HOLTIKULTURA

OLEH :

SAMUEL KORA IKI JANGGA UMA ARA

PROJECT INCIDENT (INCREASING RESILIENCY THROUGH


CLIMATE CHANGE ADAPTATION AND DISASTER RISK
REDUCTION IN NUSA TENGGARA)
1. Budidaya Tanaman Hortikultura

Hortikultura berasal dari bahasa latin yakni “hortus” (tanaman kebun) dan “cultura/colere”
(budidaya), sehingga bisa diartikan sebagai tanaman yang dibudidayakan di sekitar rumah atau
kebun.

Budidaya Tanaman Hortikultura terbagi menjadi 4 yaitu:

a. Olerikultura atau tanaman sayur


b. Frutikultura atau tanaman buah
c. Florikultura atau tanaman bunga
d. Biofarmaka atau tanaman obat

Berikut ini penjelasan secara rinci mengenai keempat jenis tanaman hortikultura tersebut.

Tanaman Sayur / Olerikultura

Tanaman sayur atau oler ikultura adalah tanaman yang menghasilkan tanaman sayur-sayuran.
Tanaman sayur bisa dengan mudah dijumpai di sekitar lingkungan kita. Karena tanaman sayuran
termasuk salah satu bahan yang digunakan untuk membuat sayur untuk dikomsumsi setiap hari.
Tanaman sayuran terdiri dari:

a. Sayuran Penghasil Daun ( bayem, kangkung,selada, dll)


b. Sayuran Penghasil Buah ( cabe, terung, tomat, dll
c. Sayuran Penghasil Umbi ( Bawang, wortel, lobak, dll )
d. Sayuran Penghasil Bunga ( brokoli, kembang kol, dll)
e. Sayuran Batang/tunas ( rebung bamboo, asparagus dll)
f. Sayuran Polong ( Kacang bencis, kacang panjang, kapri dll)

Tanaman Buah / Frutikultur

Tanaman buah merupakan jenis tanaman yang menghasilkan buah. Penanaman buah memerlukan
beberapa syarat tertentu. Tanaman buah juga mempunyai masa berbuah, ada yang berbuah
semusim dan berbuah tahunan.

Jenis tanaman buah yang berbuah semusim seperti pepaya, semangka, stroberi, melon, dan
beberapa jenis buah lainnya. Sedangkan yang berbuah tahunan seperti mangga, manggis, Durian,
nangka, sawo, dan belimbing.

Tanaman Bunga / Florikultura

Tanaman bunga juga disebut tanaman hias merupakan jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai
tanaman hias. Jenis tanaman hias atau bunga ada beraneka jenis dan rupa. Tanaman hias terdiri dari:

a. Kelompok Tanaman Hias Pot (Anthurium, Adenium dll)


b. Kelompok Tanaman Hias bunga Potong (Krisan, Anyelir, sedap malam, dll)
c. Kelompok Tanaman Hias Taman ( berbagai jenis Palm, cemara udang,
d. bambu cina, cycas dll)

Semua jenis tanaman tersebut memiliki fungsi utama yang sama yakni sebagai hiasan yang mampu
menambah nilai estetika pada suatu taman atau ruangan.
Tanaman obat / Biofarmaka

Tanaman hortikultura biofarmaka atau tanaman obat adalah tanaman yang dapat dipergunakan
untuk pengobatan. Tanaman biofarmaka biasanya juga disebut dengan tanaman toga (tanaman obat
keluarga).

Tanaman obat bagi kita sudah tidak asing lagi, karena orang tua kita sudah sering menggunakan
berbagai rempah sebagai obat untuk mengatasi berbagai penyakit.

Tanaman obat juga dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat kosmetik dan produk kecantikan
lainnya. Contoh tanaman obat seperti: jahe, lengkuas, temu lawak, kunyit, kayu manis, mengkudu,
brotowali, serai, daun sirih dan masih banyak jenis tanaman obat lainnya.

2. Manfaat Bahan-bahan untuk membuat Media Tanam Hortikultura


a. Tanah

Media tanah yang baik diambil pada kedalaman 5 cm dibawah permukaan tanah, atau tanah yang
terdapat di bawah tanaman bambu. Tanah berguna untuk mengikat akar tanaman.

b. Arang sekam

Manfaat dengan menggunakan arang sekam pada media tanam adalah dapat meningkatkan
ketersediaan unsur fosfor (P) dan meningkatkan sistem pertukaran udara pada zona akar tanaman.

c. Pakis

Penambahan pakis pada media tanam atau tanah pertanian juga meningkatkan sistem pertukaran
udara pada zona akar tanaman.

d. Cocopeat

Manfaat penggunaan cocopeat sebagai bahan campuran pembuatan media tanam ternyata memiliki
dampak positif bagi kesehatan tanaman.

Cocopeat memiliki kelebihan memperbaiki aerasi pada media tanam serta kemampuan menyimpan
air 6 kali lipat dari volume/berat kering. Yang pada akhirnya dengan menggunakan debu dari sabut
kelapa dapat mengurangi intensitas penyiraman.

e. Bokashi/Kompos

Manfaat Bokashi sebagai media tanam dalam pot adalah mampu untuk memperbaiki sifat kimia dan
biologi, dapat meningkatkan produksi tanaman serta menjaga kesuburan & kesehatan fisik tanaman.
Manfaat lain dari penggunaan kompos/bokashi mencukupi segala kebutuhan unsur baik micro atau
makro yang dibutuhkan tanaman.

f. Dolomit

Ketika dolomit atau kapur pertanian ditambahkan sebagai campuran media tanam, akan membawa
dampak baik bagi pH media tanam dari asam mendekati netral. Jika pH media tanam mendekati
netral maka dapat meningkatkan aktivitas organisme untuk menguraikan bahan-bahan organik
lainnya.
g. Arang Kayu

Media arang kayu bersifat tidak mudah lapuk dan tiak mudah ditumbuhi fungi atau bakteri. Sifat
arang lainnya sukar menyimpan air, dan miskin unsur hara.

h. Mos

Mos dapat menyimpan kelembaban sehingga baik bagi bibit yang tidak menyukai penyiraman terlalu
banyak.

3. Langkah – langkah Budidaya

a. Tanaman Cabe Rawit

Syarat Tumbuh Cabe

Tanaman cabe rawit sangat bagus jika ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur, serta tidak
tergenang air dengan ph tanah 5-6. Waktu tanam terbaik untuk lahan kering adalah pada akhir
musim hujan yaitu sekitar bulan Maret-April. Jika ingin memperoleh harga jual yang tinggi kita dapat
menanam pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember. Namun karena itu adalah musim
hujan kita harus membuat drainase yang baik agar air tidak menggenang yang dapat menyebabkan
pohon cabe membusuk.

Pemilihan Benih Cabe

Metode menanam cabe tentu saja bermula dari benih. Pertama-tama tentu saja kita mesti
mempunyai bibit cabe yang bermutu. Saat ini dipasaran banyak tersedia benih cabe rawit hibrida
dengan kualitas dan keunggulannya masing-masing. Untuk menanam cabe rawit pilihlah benih yang
sifatnya sesuai dengan kondisi lahan masing-masing.

Penyemaian Benih Cabe

o Untuk menyemaikan benih cabe rawit kita dapat menyemaikannya di polybag atau disemai
atas tanah dengan menggunakan Cara semai langsung di atas tanah.
o Gemburkan tanah yang akan digunakan untuk persemaian. Bersihkan dari rumput dan
benda-benda yang dapat mengganggu persemaian. Panjang dan lebar persemaian
disesuaikan dengan jumlah benih yang akan ditabur.
o Taburkan pupuk kompos dan arang sekam di atasnya kemudian aduk biar merata. Setelah itu
ratakan kembali tanahnya.
o Sebelum benih ditanam rendam benih kedalam air hangat kurang lebih 6 jam. Tujuannya
untuk merangsang pertumbuhan kecambah.
o Kemudian benih siap disemai. Untuk menyemaikannya kita bisa membuat lubang dengan
cara menugalnya sedalam 0,5 cm kemudian masukkan benih ke dalam lubang. Satu lubang
cukup diisi satu biji. Atau dengan menaburkannya di atas persemaian. Namun penaburan
jangan terlalu rapat dengan menggunakan cara langsung menabur di bedeng semai.
o Tutup benih dengan pupuk kompos tipis-tipis kemudian siram dengan air setiap pagi dan
sore. Atur kucuran air agar tidak terlalu deras yang dapat merusak perkecambahan.
o Untuk mendapat benih yang bagus gunakan leri atau air bekas cucian beras untuk menyiram.
o Beri naungan di atas persemaian menggunakan plastik atau daun kelapa.
o Benih akan tumbuh pada usia 7 hari, maksimal 2 minggu lalu naungan di buka agar bibit
dikenalkan dengan sinar sang surya langsung. Benih siap dipindah ke lahan tanam setelah
daun berjumlah 4-6 helai atau berumur 1-1,5 bulan.

Pengolahan Tanah dan Penanaman Cabe

o Sambil menunggu bibit siap tanam lakukan pengolahan tanah, sehingga saat benih siap
untuk ditanam lahan sudah siap untuk di pakai.
o Lakukan penggemburan tanah dengan cangkul atau bajak sedalam 40 cm. Jika kondisi tanah
asam taburkan kapur dolomit secara merata di atasnya.
o Buat bedengan dengan tinggi 30-40cm dan lebar 100-110 cm. Panjang bedengan
menyesuaikan dengan lahan. Jarak antar bedengan kurang lebih 60 cm. Kemudian buat
lubang tanam dengan jarak 50-60 cm. Buat dua baris lubang tanam dalam satu bedengan
dengan jarak antar lubang 60 cm.
o Lubang tanam sebaiknya dibuat zig - zag untuk meningkatkan penetrasi sinar matahari dan
sirkulasi udara.
o Taburkan pupuk kompos ke dalam lubang tanam dengan dosis 1-1,5 kg per lubang. dan
biarkan selama satu minggu.
o Sebelum bibit ditanam sebaiknya lahan disiram terlebih dahulu agar tidak kering. Tanam bibit
pada pagi atau sore hari. Usahakan penanaman dalam satu hamparan bisa selesai dalam
satu hari.
o Berhati-hatilah dikala mencabut bibit dari tempat semai agar tidak merusak akar dan batang
bibit.

Perawatan Cabe

o Lakukan penyiraman pagi dan sore pada saat bibit baru dipindahkan dari tempat semai,
sampai hari ke 7. Kondisi tanah yang terlalu kering dapat menyebabkan tanaman cabe rawit
mati.
o Lakukan pemupukan susulan pada usia 1 bulan setelah tanam dan setiap habis panen.
Pemupukan menggunakan pupuk organik cair atau menggunakan NPK. Jangan sekali-sekali
menggunakan pupuk Urea.
o Pemupukan dapat dilakukan dengan dikocor pada tanaman. Caranya larutkan pupuk organik
atau pupuk NPK ke dalam air dan kocorkan pada sebelah tanaman dengan dosis 200 ml per
batang. Atau taburkan pupuk NPK dengan jarak 5cm dari batang dengan dosis 5 gram
perbatang.
o Jika sudah mulai tumbuh gulma atau rumput lakukan penyiangan dengan cangkul atau tofa.
penyiangan cukup dilakukan sekali saja. . Jika terlalu sering disiangi dengan cangkul/tofa akan
dapat mengganggu akar dan dapat menyebabkan tanaman keriting. Untuk penyiangan
berikutnya cukup dengan mencabutnya atau membabatnya dengan sabit.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Tanaman cabe rawit lebih tahan terhadap penyakit dibanding cabe besar. Namun bukan berarti cabe
rawit kebal terhadap hama. Hama yang menyerang tanaman cabe rawit seperti aphid, kepik, lalat
buah, dll. Secara khusus penyakit yang sering menyerang tanaman cabe rawit adalah kerdil, patek,
keriting daun, dan busuk buah. Jika terdapat indikasi serangan penyakit segera lakukan pengendalian
dengan insektisisda dengan dosis yang tepat atau sesuai rekomendasi setempat.

Pemanenan Cabe Rawit

Tanaman cabe rawit sudah dapat dipanen pada umur 2,5 – 3 bulan dari mulai persiapan bibit.
Periode panen berlangsung selama 6 – 24 bulan. Semakin tua tanaman, produktivitasnya akan
semakin menurun. Untuk budidaya cabe rawit secara intensif biasanya cabe rawit dipelihara hingga
berumur 12 bulan. Tanaman yang baik dapat dipetik 20 – 25 kali petik setiap 4 hari sekali dengan
produksi 3 – 4 ton per hektar (1,5 – 2 ons per rumpun tanaman).

b. Tanaman Sawi Putih (pitsai)

Tanaman sawi putih termasuk tanaman sayuran cruciferae (kubis-kubisan), yang memiliki ciri daun
dan bunga yang berbentuk vas kembang. Cruciferae berbunga sempurna dengan enam benang sari
yang terdapat dalam dua lingkaran. Empat benang sari dalam lingkaran dalam, sisanya dalam
lingkaran luar. Sayuran Cruciferae atau Brassicaceae meliputi beberapa genus, diantaranya ialah kubis
(kol), petsai (sawi putih), sawi, dan lobak.

Syarat Tumbuh

Daerah yang cocok untuk penanaman sawi putih atau petsai menurut Wahyudi (2010) yaitu tipe
tanah lempung sampai lempung berpasir, gembur, mengandung bahan organik, pH tanah optimum
6,0-6,8. Ketinggian tempat 600-1.500 m dpl. Persyaratan lain lokasi terbuka dan memperoleh sinar
matahari langsung serta drainase air lancar.

Tanaman petsai jarang ditanam di daerah dataran rendah karena tidak mau membentuk krop.
Kalaupun membentuk krop, kropnya kecil sekali atau keropos. Waktu tanam petsai yang baik ialah
menjelang akhir musim hujan (Maret) atau awal musim hujan (Oktober) karena tanaman agak tahan
terhadap hujan. Akan tetapi, perawatan tanaman pada musim hujan akan lebih berat daripada
musim kemarau karena serangan ulat daun.

Teknik Budidaya

Penanaman

Tanam bibit di lahan (transplanting) setelah berdaun sejati 2 lembar (umur 18-20 hari). Jarak tanam
50x60cm, lubang tanam dibuat sesuai jarak tanam sedalam cangkul atau dengan ukuran 30x30
x30cm.

Pemeliharaan

o Pengairan, pada fase awal pertumbuhan, dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada musim
kemarau dan berangsur-angsur dikurangi. Waktu penyiraman pagi atau sore hari dengan
gembor, dengan selang atau cara dileb.
o Pemupukan Susulan, dilakukan 2 kali pada umur 2 dan 4 minggu. Cara pemberian pada
larikan atau melingkari tajuk tanam sejauh 15-20 cm sedalam 10-15 cm, kemudian ditutup
tanah.
o Penjarangan dan Penyulaman, Penjarangan hanya dilakukan sekali saat penyemaian, yaitu
saat berumur 10-15 hari. Penyulaman hampir tidak dilakukan karena umur tanaman yang
pendek (2-3 bulan) (Susila, 2006). Jika ada tanaman yang mati, segera ganti dengan bibit
yang baru.

o Penyiangan, dilakukan 1-2 kali sebelum pemupukan dan sama dengan penggemburan tanah
pada waktu tanam berumur 2 dan 4 minggu dengan hati-hati karena dapat merusak sistem
perakaran tanaman.
o pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), Dilakukan sebelum hama menyerang
tanaman atau rutin 1-2 minggu sekali dengan ringan. Jenis dan dosis Pestisida Nabati yang
digunakan tergantung dengan hama yang dikendalikan dan tingkat populasi hama tersebut.
o OPT yang bisa menyerang diantaranya ulat daun yang dapat dikendalikan dengan menjaga
kebersihan dan dimusnahkan secara langsung.

Pemanenan dan Pasca Panen

Ciri sawi yang siap panen adalah krop berukuran besar dan kompak, umur panen 25-65 hari. Cara
panen dengan memotong bagian batang diatas tanah dengan pisau tajam. Tanaman yang baik dan
tidak terserang hama dan penyakit, berproduksi 2-3 kg per tanaman.

c. Tanaman Kol/Kubis

Pengolahan Lahan

Olah tanah yang akan ditanami bibit kubis sebaiknya bersihkan lahan dari gulma ada pada lahan.
Untuk tanah yang sudah subur hanya perlu dilakukan pengolahan lahan 1 (satu) kali saja sedangkan
lahan yang kurang subur pengolahan lahan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali. Apabila lahan telah di
olah, biarkan selama 7 sampai 10 hari, maka dibuat bedengan pada lahan dengan ukuran 120 cm x
300 cm, tinggi 20 cm - 25 cm saat musim penghujan dan 15 cm saat menjelang musim kemarau.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, tanah pada bedengan perlu diberi pupuk organik sebanyak 5kg
per meter persegi sebagai pupuk dasar.

Persemaian

Persemaian dilakukan dengan merendam benih selama 30 menit sampai 1 (satu) jam dengan air
hangat kemudian dibiarkan sebentar di udara terbuka agar benih tidak terlalu basah sebelum
disebarkan secara merata pada lahan. Persemaian benih dapat dilakukan dengan jarak antar deretan
kurang lebih 10 cm. Bibit yang telah tumbuh dan berdaun empat sampai lima helai sudah dapat
dipindahkan.

Penanaman

Untuk penanaman dilakukan setelah bibit disemaikan telah tumbuh daun beberapa lembar (3 s.d 4
lembar) dan buat lubang tanam dengan sesuai jarak tanam yaitu 50 cm - 60 cm, leher akar ikut
sedikit tertanam.

Penyiraman

Saat masih pada awal masa tanam, penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari. Namun
apabila hujan tidak perlu dilakukan penyiraman. Setelah tanaman berumur sekitar 30 hari,
penyiraman dilakukan dengan cara lebih dan dilakukan 2 - 3 kali sehari atau disesuaikan dengan
kondisi lahan.

Penyulaman

Sebelum tanaman berumur 2 minggu, jika ada tanaman yang layu atau tumbuh tidak normal maka
dilakukan penggantian dengan tanaman baru.

Pemupukan

Pemupukan susulan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea KCL dan ZA dengan perbandingan
1 : 2. Pemupukan susulan pertama dilakukan pada saat tanaman kubis berusia sekitar 25 hari.
Kemudian pemupukan berikutnya dilakukan setiap 10 sampai 15 hari sekali. Pemberian pupuk
tersebut dengan cara dikocor / ditabur.

Penyiangan

Lakukan penyiangan gulma atau tanaman yang ada disekitar tanaman, baik di bedengan ataupun di
paritnya. Pada umur satu bulan tanaman kubis, setiap seminggu sekali semprotkan derris 10%, DDT
folidol 0,01% sampai 0,03% atau dengan serbuk BHC 5%. Upaya tersebut dilakukan apabila terdapat
hama ulat daun yang menempel sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Panen

Kubis dipanen setelah usia 81 - 105 hari. Tanda tanda kubis siap panen apabila pinggir daun krop
terluar dibagian atas krop telah melengkung keluar serta berwarna agak ungu, krop sisi dalam telah
padat. Tandanya apabila diketuk nyaring bunyinya. Pada waktu panen diikutsertakan dua helai daun
hijau untuk membuat perlindungan krop.

d. Tanaman Sawi Hijau (Sayur Putih)

Pembenihan Sawi

o Benih tanaman sawi bisa kita buat sendiri ataupun kita beli dari kios pertanian. Benih
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan
menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus.
o Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
o Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna
kulit benih coklat kehitaman.
o Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus
diperhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya.
o Apabila benih yang kita gunakan dari hasil penanaman, kita harus memperhatikan kualitas
benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70
hari. juga memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat
penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.

Cara Pengolahan Tanah Untuk Tanam Sawi

o Pada dasarnya tanaman sawi tidak menyukai genangan air, oleh karena itu kita harus
memodifikasi supaya tanah tidak tergenang saat hujan. Pengolahan tanah secara umum
melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap penggemburan yaitu
pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk
dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang
akan kita gunakan.
o Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau
pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada
cahaya matahari secara langsung.
o Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm.
o Pemberian pupuk kandang fermentasi 3-5 ton/ha. Pupuk kandang fermentasi diberikan saat
penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.
o Bila daerah yang mempunyai pH yang terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan
pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikan derajat keasaman tanah, pengapuran
ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2-4 minggu sebelumnya.
Waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2-4 minggu sebelum lahan
hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit
(CaMg(C)3)2).

Pembibitan Tanaman Sawi

Tanaman sawi tidak bisa kita tanam langsung dari benih karena akan memiliki tingkat kematian yang
tinggi. akan tetapi harus kita buat pembibitan terlebih dahulu. Pembibitan dapat dilakukan
bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman, karena lebih efisien dan benih akan lebih
cepat beradaptasi terhadap lingkungannya.

Ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80-120 cm dan panjangnya 1-3 meter, tinggi bedengan 20-
30 cm.

Dua minggu sebelum ditabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu
ditambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.

Cara melakukan pembibitan yaitu : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1-2 cm, lalu disiram
dengan sprayer. Setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.

Penanaman Sawi

Hal terpenting dalam penanaman sawi adalah kedalaman penanaman sawi, tidak boleh terlalu dalam
atau terlalu dangkal. Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran
petak tanah.

Tinggi bedeng 20-30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm. Seminggu sebelum penanaman dilakukan
pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 3-5 ton/ha, TSP 40 kg/ha, Kcl 15 kg/ha.

Jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm, 30 x 30 dan 20 x 20 cm.

Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 - 8 x
6 -10 cm.

Pemeliharaan Tanaman Sawi

o Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada
musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air
yang ada. tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi
kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan
sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
o Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman
yang tumbuh terlalu rapat.
o Penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman lama yang mati dengan tanaman baru,
caranya yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman
yang baru.
o Penyiangan dilakukan 2-4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi
keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2
minggu setelah penanaman. Apabila perlu, dilakukan penggemburan dan pengguludan
bersamaan dengan penyiangan.
o Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 20 kg/ha 1
minggu sekali sampai masa panen.

Penanaman Vertikultur Tanaman Sawi

o Tanaman sawi sangat cocok jika kita budidayakan secara vertikultur karena memiliki
perakaran yang pendek.
o Langkah-langkah penanaman secara vertikul untuk tanaman sawi adalah :
o Benih disemaikan pada kotak persemaian dengan media pasir. Bibit dirawat hingga siap
ditanam pada umur 14 hari sejak benih disemaikan.
o Sediakan media tanam berupa tanah top soil, pupuk kandang, pasir dan kompos dengan
perbandingan 2:1:1:1 yang dicampur secara merata.
o Masukan campuran media tanam tersebut ke dalam polybag yang berukuran 20 x 30 cm.
o Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polybag yang tersedia. Tanaman
yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 - 5 helai daun.
o polybag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House.

Penanaman Hidroponik Tanaman Sawi

o Selain Dibudidayakan Secara Vertikultur, Tanaman Sawi Juga Dapat Dibudidayakan Secara
Hidroponik.
o Langkah-Langkah Penanaman Secara Hidroponik Untuk Tanaman Sawi Adalah :
o Siapkan Wadah Persemaian. Masukan Media Berupa Pasir Halus Yang Di Sterilkan Setebal 3-4
Cm. Taburkan Benih Sawi Di Atasnya Selanjutnya Tutupi Kembali Dengan Lapisan Pasir
Setebal 0,5 Cm.
o Setelah Bibit Tumbuh Dan Berdaun 3-5 Helai (Umur 3-4 Minggu), Bibit Dicabut Dengan Hati-
Hati, Selanjtnya Bagian Akarnya Dicuci Dengan Air Hingga Bersih, Akar Yang Terlalu Panjang
Dapat Digunting.
o Bak Penanaman Diisi Bagian Bawahnya Dengan Kerikil Steril Setebal 7-10 Cm, Selanjutnya Di
Sebelah Atas Ditambahkan Lapisan Pasir Kasar Yang Juga Sudah Steril Setebal 20 Cm.
o Buat Lubang Penanaman Dengan Jarak Sekitar 25 X 25 Cm, Masukkan Bibit Ke Lubang
Tersebut, Tutupi Bagian Akar Bibit Dengan Media Hingga Melewati Leher Akar, Usahakan
Posisi Bibit Tegak Lurus Dengan Media.
o Berikan Larutan Hidroponik Lewat Penyiraman, Dapat Pula Pemberian Dilakukan Dengan
Sistem Drip Irigation Atau Sistem Lainnya, Tanaman Baru Selanjutnya Dipelihara Hingga
Tumbuh Besar.

Hama Tanaman Sawi


Beberapa hama yang perlu diwaspadai pada budidaya sawi antara lain Ulat titik tumbuh
(Crocidolomia binotalis Zell). Ulat tritip (Plutella maculipennis). Siput (Agriolimas sp.). Ulat Thepa
javanica . Cacing bulu (cut worm).

Hama-hama diatas bisa dikendalikan dengan berbagai insektisida golongan sipermetrin seperti
buldok, matador atau decis. Atau menggunakan insektisida biologi atau nabati yang ada disekitar
anda.

Penyakit Tanaman Sawi

Selain rawan terserang hama, tanaman sawi juga mudah terserang penyakit pada saat musim hujan.
Beberapa penyakit yang biasa menyerang tanaman sawi adalah penyakit akar pekuk. Bercak daun
alternaria. Busuk basah (soft root). Penyakit embun tepung (downy mildew). Penyakit rebah semai
(dumping off). Busuk daun. Busuk Rhizoctonia (bottom root). Bercak Daun. Virus mosaik.

Untuk mengendalikan berbagai penyakit pada tanaman sawi cukup dengan menjaga kondisi
kelembaban dan genangan air. Jika cuaca curah hujan tinggi sebaiknya tanaman sawi kita naungi
dengan plastik, sedangkan jika kondisi lahan mudah tergenang sebaiknya kita buat guludan yang agak
tinggi.

Panen Dan Pasca Panen

Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi
paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti
warna, bentuk dan ukuran daun.

Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong
bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.

Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah : Pencucian dan pembuangan kotoran

e. Tanaman Tomat

Syarat Tumbuh Budidaya Tomat

o Tomat bisa dibudidayakan didataran rendah hingga tinggi.


o Kondisi tanah gembur, porus, liat berpasir dan subur.
o pH tanah antara 5-6.
o Curah hukan minimum 750 mm/tahun dan maksimal 1250 mm/tahun.
o Tanaman tomat tidak menyukai curah hujan tinggi.
o Kelembaban relatif yang sesuai adalah 25%.
o Membutuhkan penanganan terhadap hama dan penyakit secara intensif, utamanya ketika
kelembaban tinggi.

Pola Tanam Untuk Budidaya Tomat

Budidaya tomat dalam skala besar tentu Petani perlu mengetahui pola menanam yang benar agar
proses pertumbuhannya juga baik, berikut Petani bisa sesuaikan pola tanam yang akan dipakai:
Pola tanam tomat pada lahan yang ditanami tomat yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum,
kubis juga kacang-kacangan.

Petani juga bisa menerapkan sistem tumpang sari (tanaman sela) untuk menjaga tanaman agar tidak
banyak diserang hama penyakit.

Persiapan Lahan Budidaya Tomat

Seperti yang disebutkan diatas, salah satu syarat tumbuh tanaman tomat adalah lahan yang subur,
gembur dan memiliki porositas baik. Persiapan lahan yang tepat akan menunjang kualitas
pertumbuhan tanaman tomat nantinya. Oleh sebab itu, Petani harus melakukan persiapan lahan
tomat secara optimal dengan cara:

o Cek pH tanah. Jika terlalu asam, berikan kapur pertanian/dolomit sesuai dosis atau 150
kg/1000 m2.
o Cara pengaplikasian dolomit adalah dengan diaduk rata bersama tanah yang sudah
dibajak/dicangkul. Lakukan saat 3 minggu sebelum tanam, agar pH tanah berubah menjadi 5-
6.
o Buatkan bedengan dengan ukuran 50 cm.
o Buatkan parit untuk memperbaiki sistem drainase selebar 20-30 cm diantara bedengan.
o Sirami dengan air hingga lembab dan basah.
o Campurkan 250 ml POC kedalam tangki semprot berisi air penuh.
o Aduk hingga homogen, kemudian semprotkan ke seluruh permukaan bedengan.
o Lakukan hingga memenuhi dosis 5 kg/ha.

Persiapan Benih Tomat

Benih tomat yang akan disemaikan untuk budidaya tomat harus melalui proses persiapan terlebih
dahulu. Ini adalah kunci cara bertanam tomat untuk mendapatkan bibit tomat yang bagus.

Berikut ini adalah cara mempersiapkan benih tomat:

o Pilih benih tomat yang berkualitas dan telah mendapatkan sertifikat resmi.
o Masukkan benih tomat kedalam wadah berisi air untuk menyeleksi benih.
o Buang benih yang mengambang diatas permukaan air. Benih yang mengambang adalah
benih yang jelek.
o Ambil benih yang tenggelam untuk diberikan perlakuan selanjutnya.
o Masukkan 100 ml Pupuk Organik Cair kedalam 1 liter air, kemudian aduk hingga homogen.
o Rendam benih tomat kedalam larutan Pupuk Organik Cair yang sudah dibuat selama 3 jam.

Cara Menyemai Bibit Tomat

Sebelum ditanam dilahan, sangat disarankan untuk menyemai tomat terlebih dahulu. Ini bertujuan
agar daya tumbuhnya lebih tinggi serta pertumbuhan dan perkembangannya optimal.

penyemaian bibit tomat


o Petani bisa menerapkan tahapan menyemai tomat agar hasilnya optimal seperti berikut ini:
o Siapkan media tanam persemaian seperti yang dilakukan pada persiapan lahan tanam.
o Sebarkan bibit tomat yang sudah diberi perlakuan diatas media persemaian.
o Tutup dengan tanah secara tipis.
o tutup kembali dengan daun pisang/kelapa kering untuk memberikan kelembaban yang dapat
mempercepat proses perkecambahan.
o Lakukan perawatan dengan menyirami secara rutin pada pagi atau sore hari secukupnya.
o Aplikasikan pupuk dengan mencampurkan 500 ml Pupuk Organik Cair kedalam tangki
semprot berisi air.
o Penyemprotan Pupuk Organik Cair dilakukan setiap 1 minggu sekali hingga tomat siap pindah
tanam.
o Tunggu hingga tomat berdaun sejati sebanyak 3-4 helai untuk dilakukan pindah tanam,
setidaknya 30 hari setelah semai (HSS).

Itu adalah cara membuat bibit tomat agar bisa mendapatkan hasil optimal. Selanjutnya, Petani bisa
melakukan pindah tanam ketika bibit sudah siap. Berikut ini adalah menanam tomat agar berbuah
banyak:

Cara Menanam Tomat

Untuk memulai budidaya tomat, Setelah bibit sudah semai dan siap untuk pindah tanam, maka
langkah selanjutnya Petani bisa melakukan pindah tanam ke lahan besar.

Berikut ini cara menanam bibit tomat yang sesuai dan bisa Petani terapkan:

o Gali lubang dengan diameter 15 cm x 20 cm


o Jarak antar lubang berkisar 40 cm – 50 cm
o Isilah lubang dengan pupuk organik (pupuk bokashi/kotoran kandang/humus sisa tanaman
dan tanah asli sewaktu menggali lubang)
o Biarkan selama 1 hari, setelah itu pindahkan bibit tomat yang telah disemai ke dalam lubang
tersebut
o Sirami dengan air agar bibit tidak layu.
o Lanjutkan dengan perawatan tanaman secara rutin.

Cara Perawatan Tanaman Tomat

Pemeliharaan tanaman tomat pada budidaya tomat perlu dilakukan secara rutin agar tomat dapat
terhindar dari gangguan hama penyakit, dan terus berproduksi hingga lebih dari 8 bulan.

a. Pengairan

Lakukan penyiraman/pengairan setiap hari secara rutin pada pagi/sore hari. Perhatikan kelembaban
tanah, agar tidak terlalu lembab. Sebab, jika terlalu lembab dapat menyebabkan serangan jamur dan
penyakit-penyakit berbahaya.

b. Pengendalian Hama Penyakit Pada Tomat

Selalu amati gejala serangan hama penyakit tanaman. pada budidaya tomat Hama utama pada tomat
adalah ulat tanah dan ulat grayak, thrips, aphis, kutu persik dan kutu kebul.

Sedangkan penyakit utamanya adalah layu fusarium, busuk buah dan busuk daun. Lakukan
penanganan secara teknis sesegera mungkin.
Namun jika tidak bisa dikendalikan secara teknis, Petani boleh mengendalikannya dengan Pestisida
Nabati sesuai dosis.

c. Pemasangan Ajir

Lakukan pemasangan ajir ketika tomat telah mencapai ketinggian 10-15 cm. Ikatkan tanaman pada
ajir pada pertengahan batang dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang
tomat berdiri tegak.

Lakukan pengikatan dengan tidak terlalu erat menyerupai model angka 8, sehingga tidak terjadi
gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

d. Perempelan/Pemangkasan

Perempelan/Pemangkasan buah bermanfaat untuk merangsang pembungaan. Lakukan


Perempelan/Pemangkasan pada umur 32 HST.

Lakukan Perempelan/Pemangkasan pada tunas-tunas yang tidak produktif secara rutin tiap 5-7 hari
sekali pada pagi hari. Perempelan/Pemangkasan perlu dilakukan hingga tertinggal 1-3 cabang
utama / tanaman.

Gunakan alat seperti gunting tanaman untuk merempel tunas atau ujung tanaman. Batasi ketinggian
tanaman dengan memotong ujung tanaman jika jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah.

Cara Pemupukan Tomat Agar Berbuah Lebat

Kunci Bapak Ali dari Pamekasan bisa mulai memanen tomat sejak umur panen tomat 2 bulan serta
terus melakukan pemanen selama 8 bulan adalah dengan melakukan pemupukan secara tepat dosis,
tepat waktu dan tepat sasaran.

Ada beberapa jenis bakteri bekteri didalam Pupuk Organik Cair yang berfungsi untuk menunjang
produktifitas tanaman serta mencegah tanaman terserang hama penyakit.

Bakteri yang terkandung dalam Pupuk Organik Cair diantaranya:

o Bacillus Brevis
o Bacillus Pumillus
o Bacillus Mycoides
o Pseudomonas Alcaligenes
o Pseudomonas Mallei
o Klebsiella Oxytaca,
o Micrococcus Roseus.

Selain bakteri premium, Pupuk Organik Cair juga mengandung unsur hara makro mikro lengkap,
seperti N, P, K, Na, Ca, Mg, Fe, Cu, Zn, Mn, B, Co, dan Mo.Selain Pupuk Organik Cair GDM Spesialis
Tanaman Pangan,

Pemupukan Saat Tanaman Berumur 7-28 HST dan >35 HST

Ketika tanaman tomat berumur 7-28 HST, tanaman membutuhkan pupuk dalam jumlah cukup untuk
menunjang pertumbuhannya.
Begitu juga ketika tanaman tomat berumur >35 HST yang membutuhkan asupan pupuk untuk
menunjang proses pembungaan dan pembentukan buah.

Agar Petani dapat memberikan nutrisi secara optimal, berikut ini cara pemupukan tanaman tomat di
umur 7-28 HST dan >35 HST:

o Siapkan tangki semprot pertanian berisi air penuh.


o Tuangkan 500 ml Pupuk Organik Cair kedalam tangki semprot.
o Aduk Pupuk Organik Cair dan air hingga homogen
o Semprotkan ke seluruh bagian tanaman, utamanya pada bagian bawah daun, agar hasilnya
dapat optimal.
o Ulangi pengaplikasian setiap minggunya.

Pemupukan Saat Tanaman Berumur 30 HST

Selain pemupukan rutin setiap minggu, tanaman tomat juga membutuhkan asupan nutrisi dari
tanah.

Oleh sebab itu, Petani disarankan untuk melakukan penambahan nutrisi pada tanah dengan cara
memberikan pupuk khusus untuk tanah. Berikut ini panduannya:

o Sirami tanah hingga basah dan lembab.


o Siapkan tangki semprot berisi air penuh.
o Masukkan 250 ml POC kedalam tangki semprot tersebut
o Aduk air dan POC hingga homogen
o Semprotkan ke pada bagian tanah sekitar tanaman. Lakukan hingga memenuhi dosis 5
kg/ha.

Umur panen tomat

Maka dapat dipastikan umur panen yang tepat untuk memanen buah tomat pada umur 90 sampai
100 HST

Tomat yang sudah berumur lebih dari 90 HST memiliki ciri-ciri tertentu yang bisa menjadi acuan
Petani salah satunya berikut ini:

o Penampakan buah menjadi kekuning-kuningan


o Pada baguan tepi daun tua mulai mengering serta diikuti batang yang menguning
o Ukuran buah terlihat membesar dan aroma matang pada buah mulai terasa

Anda mungkin juga menyukai