Oleh :
Kelompok 8
Tetuko Yoga P.(20140210029)
M. Rizal Abdi Munib (20140210117)
Septiana
(20140210133)
Bayu Prasetya
(20140210136)
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pepaya merupakan buah-buahan tropis. Pepaya merupakan tanaman
perdu yang bisa tumbuh hingga 3 meter. Batang pepaya berongga,
jaringannya lunak dan berair. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dan
akar samping yang lunak. Pertumbuhan akar dangkal dan agak lemah. Buah
pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Selain itu
pepaya mengandung enzim proteolitik yang dapat dimanfaatkan di bidang
industri makanan sebagai pelunak daging dan bahan baku kosmetik. Di
bidang farmasi, daun, batang dan biji pepaya digunakan sebagai bahan obatobatan malaria, demam, kejang perut dan perangsang nafsu makan anak.
Berdasarkan berbagai manfaat tersebut pepaya menjadi salah satu
komoditas yang cukup potensial untuk dikembangkan. Dalam luasan 1 Ha,
buah pepaya bisa dipanen dengan kisaran 168-170 ton/2 tahun. Produksi
tersebut diperoleh pada kisaran populasi 1.500 tanaman/ha dalam kondisi
lingkungan yang optimal. Budidaya pepaya merupakan usaha yang tidak
mudah, apalagi pada saat persemaian karena banyak benih yang tidak tumbuh
saat disemaikan.
B. Tujuan
Observasi yang dilakukan di lahan pasir pantai Kulon Progo bertujuan
agar mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalahmasalah mengenai budidaya tanaman pepaya mulai dari pemilihan benih
sampai panen.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Pepaya
Pepaya merupakan buah-buahan tropis. Tanaman ini dipercaya berasal
dari daerah tropis di benua Amerika dan dari tempat ini pepaya menyebar ke
berbagai belahan bumi. Pepaya merupakan tanaman perdu yang bisa tumbuh
hingga 3 meter. Batang pepaya berongga, jaringannya lunak dan berair.
Tanaman ini mempunyai akar tunggang dan akar samping yang lunak.
Pertumbuhan akar dangkal dan agak lemah. Buah pepaya dimakan dagingnya,
baik ketika muda maupun masak. Daging buah muda dimasak sebagai
sayuran dan biasanya untuk daging buah masak dimakan segar atau sebagai
campuran dengan makanan lain. Selain itu pepaya dimanfaatkan daun sebagai
sayuran dan pelunak daging.
B. Syarat Tumbuh Pepaya
Angin diperlukan untuk penyerbukan bunga pada tanaman pepaya.
Angin yang tidak terlalu kencang sangat cocok bagi pertumbuhan tanaman.
Tanaman pepaya tumbuh subur pada daerah yang memilki curah hujan 10002000 mm/tahun. Pepaya dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian
700 m1000 m dpl Suhu udara optimum 22-26 oC dan kelembaban udara
sekitar 40%.
Media Tanam yang baik untuk tanaman pepaya adalah tanah ynag subur
dan banyak mengandung humus. Tanah itu harus banyak menahan air dan
gembur. Derajat keasaman tanah ( pH tanah) yang ideal adalah netral dengan
pH 6-7. Kandungan air dalam tanah merupakan syarat penting dalam
kehidupan tanaman ini. Air menggenang dapat mengundang penyakit jamur
perusak akar hingga tanaman layu (mati). Apabila kekeringan air, nama
tamanan akan kurus, daun, bunga dan buah rontok. Tinggi air yang ideal tidak
lebih dalam daripada 50150 cm dari permukaan tanah.
daripada helaian daun. Jika penyakit telah mencapai batang, batang akan
membusuk dan semua daunnya gugur, hingga tanaman menjadi gundul.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan memotong dan
membakar bagian tanaman yang terinfeksi debelum penyakit ini menyebar
di lapangan. Pemeliharaan tanaman dengan sebaik-baiknya dapat
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit ini.
3.
4. Antraknosa
Penyakit
ini
disebabkan
oleh
patogen
(Colletotrichum
bercak-bercak cokelat
III.
HASIL OBSERVASI
penanganannya dilakukan
IV.
PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN
A. Masalah
Pak Tumijan merupakan salah satu petani buah di lahan pasir pantai
Kulon Progo yang memiliki luas lahan 3 Ha. Lahan tersebut ditanami pepaya
California. Jarak tanam yang dilakukan pada budidaya tanaman pepaya
adalah 2 x 2 m. Namun pada tanaman pepaya yang dibudidayakan, daun
nampak berlubang dan buahnya nampak busuk dan berwarna coklat
kehitaman. Selain itu tinggi tanaman pepaya tidak seragam dan disekitar
tanaman ditumbuhi banyak gulma. Upaya apa yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi pada lahan pasir pantai tersebut?
B. Identifikasi
1. Daun tanaman pepaya nampak berlubang
2. Buah pepaya nampak busuk dan berwarna coklat kehitaman
3. Pertumbuhan tanaman tidak seragam
4. Sekitar tanaman pepaya banyak tumbuh gulma
C. Analisis
1. Daun tanaman pepaya nampak berlubang
Daun pepaya nampak berlubang yang kemungkinan disebabkan
karena tanaman terkena penyakit antraknosa yang disebabkan oleh
pathogen Colletotrichum gleosporioides. Hal ini berdasarkan beberapa
ciri-ciri yang sesuai yaitu adanya tanda lingkar mengering dan tembus
pada daunnya serta klorosis daun. Gejala dari penyakit ini terlihat sekilas
seperti gejala serangan tungau atau virus, akan tetapi jika diperhatikan
lebih lanjut beberapa bintik (lubang) tersebut berubah menjadi gejala
tembus peluru dengan ukuran lubang sekitar 2 mm.
10
11
1.
Daun tanaman pepaya nampak berlubang dan buah nampak busuk dan
berwarna coklat kehitaman
Daun pepaya nampak berlubang dan buah nampak busuk dan
berwarna coklat kehitaman merupakan gejala dari penyakit yang sama
yaitu penyakit antraknosa. Penyakit antraknosa disebabkan oleh patogen
Colletotrichum gleosporioides. Pathogen tersebut menyukai keadaan
lingkungan yang lembab sehingga cara mengatasinya yaitu tidak menanam
tanaman sela atau tidak ditumpangsarikan, pengendalian gulma disekitar
tanaman, dan menebang tanaman yang menaungi. Tanaman sela serta
gulma dapat menyebabkan kelembaban tinggi sehingga mengosongkan
lahan diantara tanaman papaya merupakan cara terbaik. Pengosongan
lahan tersebut yaitu dengan tidak menanam tanaman sela atau melakukan
tumpangsari serta mengendalikan gulma yang tumbuh. Pengendalian
gulma dapat dilakukan dengan penggunaan herbisida sesuai dengan gulma
yang menyerang. Selain itu, untuk mengurangi kelembaban dapat
dilakukan dengan menebang pohon besar yang menaungi sehingga cahaya
matahari tidak terhalangi.
Pada lahan Pak Tumijan, pathogen Colletotrichum gleosporioides
diduga berasal dari tanaman cabai yang sebelumnya ditumpangsarikan
dengan papaya. Antraknosa juga merupakan penyakit yang menyerang
tanaman cabai sehingga ketika tanaman cabai mati maka pathogen tersebut
berpindah ke tanaman papaya.
Apabila tetap dilakukan tumpangsari dapat menggunakan tanaman
sela selain tanaman cabai atau yang satu famili solanaceae seperti terong
dan tomat. Selain itu dapat menggunaan mulsa hitam perak, karena dengan
menggunakan mulsa hitam perak sinar matahari dapat dipantukan pada
bagian bawah permukaan daun atau tanaman sehingga kelembaban tidak
begitu tinggi.
Pengendalian penyakit antraknosa juga dapat dilakukan dengan
melakukan perendaman biji dalam air panas (sekitar 55 derajat Celcius)
selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik yaitu golongan
triazole dan pyrimidin (0.05-0.1%) sebelum ditanam atau menggunakan
agen
hayati
seperti
Actinoplanes,
Alcaligenes,
Agrobacterium
masih sehat.
Pertumbuhan tanaman tidak seragam
Pertumbuhan tanama tidak seragam yang disebabkan karena
kurangnya unsur hara yang diserap oleh akar tanaman. Oleh karena itu,
solusi yang sesuai adalah dengan melakukan pemupukan yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman pepaya yaitu dengan dosis :
a. Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram
Urea, 50 gram TSP dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam
melingkar.
b. Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi
75 gram ZA, 35 gram Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl.
c. Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi
75 gram ZA, 50 gram Urea, 75 gramTSP, 50 gram KCl.
d. Umur 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100
gram ZA, 60 gram Urea, 75 gramTSP, dan 75 gram KCl.
Selain dengan pemupukan, solusi yang lain adalah dengan
penyingan. Banyaknya gulma yang tumbuh pada lahan di sekitar tanaman
dapat diatasi dengan penyiangan. Tetapi apabila luas lahan yang dimiliki
terlalu luas, maka penyiangan membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang
banyak, sehingga cara lain yang digunakan yaitu penggunaan herbisida.
Herbisida yang digunakan yaitu herbisida propanil. Herbisida ini
merupakan herbisida yang selektif, sehingga hanya akan membasmi gulma
golongan berdaun pita. Dosis yang digunakan yaitu 6 liter/ha. Cara
13
V.
PENUTUP / KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Aditya,
P.
2014.
Tahap
Penting
Dalam
Budidaya
Pepaya.
http://www.infoagribisnis.com/2014/10/budidaya-pepaya/. Diakses tanggal
29 Desember 2015.
Djatmiko, H. 1982. PEPAYA budidaya, Guna dan Hasil Olahnya. CV. Yasaguna.
Jakarta. 37 hal.
Mustikatani. 2013. Herbisida. http://tokomustikatani.wordpress.com/herbisida/ .
Diakses 30 Desember 2015.
Rasmidi,
T.
2013.
Penyakit
Pada
Tanaman
Pepaya.
https://warasfarm.wordpress.com/2013/12/13/penyakit-pada-tanamanpepaya/. Diakses tanggal 29 Desember 2015.
Simatupang, C. 1996. Problem of weed and its control method in upland rice
plantation. Balai Penelitian Tanaman Pangan Lahan Rawa, Banjarbaru.
Indonesia.
http://agris.fao.org/agris-search/search.do?
recordID=ID1998000617. Diakses 30 Desember 2015.
USU.
2014.
Budidaya
Pepaya.
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahU
KEwiauI2ZyYDKAhVJ-2MKHX8fAZcQFggfMAE&url=http%3A%2F
%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream
%2F123456789%2F42908%2F4%2FChapter
%2520II.pdf&usg=AFQjCNFoTRzn7WPZRomLHx80JNPRqNkiQ&bvm=bv.110151844,d.cGc . Diakses tanggal
28 Desember 2015.
15