Anda di halaman 1dari 16

PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN

STUDI KASUS TANAMAN PEPAYA

Oleh :
Kelompok 8
Tetuko Yoga P.(20140210029)
M. Rizal Abdi Munib (20140210117)
Septiana
(20140210133)
Bayu Prasetya
(20140210136)

Dosen pengampu: Ir. Sarjiyah MP.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
0

I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pepaya merupakan buah-buahan tropis. Pepaya merupakan tanaman
perdu yang bisa tumbuh hingga 3 meter. Batang pepaya berongga,
jaringannya lunak dan berair. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dan
akar samping yang lunak. Pertumbuhan akar dangkal dan agak lemah. Buah
pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Selain itu
pepaya mengandung enzim proteolitik yang dapat dimanfaatkan di bidang
industri makanan sebagai pelunak daging dan bahan baku kosmetik. Di
bidang farmasi, daun, batang dan biji pepaya digunakan sebagai bahan obatobatan malaria, demam, kejang perut dan perangsang nafsu makan anak.
Berdasarkan berbagai manfaat tersebut pepaya menjadi salah satu
komoditas yang cukup potensial untuk dikembangkan. Dalam luasan 1 Ha,
buah pepaya bisa dipanen dengan kisaran 168-170 ton/2 tahun. Produksi
tersebut diperoleh pada kisaran populasi 1.500 tanaman/ha dalam kondisi
lingkungan yang optimal. Budidaya pepaya merupakan usaha yang tidak
mudah, apalagi pada saat persemaian karena banyak benih yang tidak tumbuh
saat disemaikan.
B. Tujuan
Observasi yang dilakukan di lahan pasir pantai Kulon Progo bertujuan
agar mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalahmasalah mengenai budidaya tanaman pepaya mulai dari pemilihan benih
sampai panen.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Pepaya
Pepaya merupakan buah-buahan tropis. Tanaman ini dipercaya berasal
dari daerah tropis di benua Amerika dan dari tempat ini pepaya menyebar ke
berbagai belahan bumi. Pepaya merupakan tanaman perdu yang bisa tumbuh
hingga 3 meter. Batang pepaya berongga, jaringannya lunak dan berair.

Tanaman ini mempunyai akar tunggang dan akar samping yang lunak.
Pertumbuhan akar dangkal dan agak lemah. Buah pepaya dimakan dagingnya,
baik ketika muda maupun masak. Daging buah muda dimasak sebagai
sayuran dan biasanya untuk daging buah masak dimakan segar atau sebagai
campuran dengan makanan lain. Selain itu pepaya dimanfaatkan daun sebagai
sayuran dan pelunak daging.
B. Syarat Tumbuh Pepaya
Angin diperlukan untuk penyerbukan bunga pada tanaman pepaya.
Angin yang tidak terlalu kencang sangat cocok bagi pertumbuhan tanaman.
Tanaman pepaya tumbuh subur pada daerah yang memilki curah hujan 10002000 mm/tahun. Pepaya dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian
700 m1000 m dpl Suhu udara optimum 22-26 oC dan kelembaban udara
sekitar 40%.
Media Tanam yang baik untuk tanaman pepaya adalah tanah ynag subur
dan banyak mengandung humus. Tanah itu harus banyak menahan air dan
gembur. Derajat keasaman tanah ( pH tanah) yang ideal adalah netral dengan
pH 6-7. Kandungan air dalam tanah merupakan syarat penting dalam
kehidupan tanaman ini. Air menggenang dapat mengundang penyakit jamur
perusak akar hingga tanaman layu (mati). Apabila kekeringan air, nama
tamanan akan kurus, daun, bunga dan buah rontok. Tinggi air yang ideal tidak
lebih dalam daripada 50150 cm dari permukaan tanah.

C. Pedoman Teknis Budidaya


1. Penyiapan Benih : Benih direndam dalam larutan fungisida benomyl dan
thiram ( Benlate T) 0,5 gram/liter kemudian disemai dalam polybag
ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2 ember
tanah yang diayak ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang
dan diayak ditambah 50 gram TSP dihaluskan ditambah 29 gram
curater/petrofar. Biji-biji yang sudah dikeringkan, jika hendak ditanam
harus diuji terlebih dahulu. Caranya biji-biji, yang ditangguhkan
dipergunakan sebagai bibit.

2. Teknik Penyemaian Benih : Benih dimasukan pada kedalaman 1 cm


kemudian tutup dengan tanah. Disiram setiap hari. Benih berkecambah
muncul setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60
hari bibit siap ditanam. Biji-biji tersebut bisa langsung ditanam atau
disemai lebih dahulu. Penyemaian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit
persemaian itu dipindahkan kekebun.
3. Pemeliharaan Pembibitan atau Penyemaian : Pada persemaian biji-biji
ditaburkan dalam larikan (barisan ) dengan jarak 5-10 cm. Biji tidak boleh
dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan
pemeliharaan yang baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam.
4. Pemindahan Bibit : Bibit-bibit yang sudah dewasa, siktar umur 2-3 bulan
dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan.
5. Pengolahan Media Tanam Pepaya
a)
Persiapan lahan dengan membersihkan dari rumput, semak dan
kotoran lain, kemudian dicangkul atau dibajak dan digemburkan.
b) Pembentukan bedengan berukuran lebar 200-250 cm, tinggi 20-30
cm, panjang secukupnya, jarak antar bedengan 60 cm. Buat lubang
ukuran 50 x 50 x 40 cm di atas bedengan, dengan jarak tanam 2 x 2,5
m.
c)
Pengapuran dilakukan apabila tanah yang akan ditanami pepaya
bersifat asam (pH kurang dari 5), setelah diberi pupuk yang matang,
perlu ditambah 1 kg dolomit dan biarkan 1-2 minggu.
d) Pemupukan
e) Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan ditanami pepaya harus
dikeringkan satu minggu, setelah itu tutup dengan tanah campuran 3
blek pupuk kandang yang telah matang.
6. Teknik Penanaman
a) Pembuatan Lubang Tanam
Untuk biji yang disemai, sebelum bibit ditanamkan bibit, terlebih
dahulu harus dibuatkan lubang tanaman. Lubang-lubang berukuran 60
x 60 x 40 cm, yang digali secara berbaris. Selama lubang-lubang
dibiarkan kosong agar memperoleh cukup sinar matahari. Setelah itu
lubang-lubang diisi dengan tanah yang telah dicampuri dengan pupuk
kandang 2-3 blek. Lubang-lubang yang ditutupi gundukan tanah yang
cembung dibiarkan 2-3 hari hingga tanah mengendap. Setelah itu baru
lubang-lubang siap ditanami. Lubang-lubang tersebut diatas dibuat 1-2

bulan penanaman. Apabila biji ditanam langsung ke kebun, maka


lubang-lubang pertanaman harus digali terlebih dahulu. Lubanglubang pertanaman untuk biji-biji harus selesai 5 bulan sebelum
musim hujan.
b) Cara Penanaman
Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4 buah biji. Beberapa bulan kemudian
akan dapat dilihat tanaman yg jantan dan betina atau berkelamin dua.
7. Pemeliharaan Tanaman Pepaya.
a) Penjarangan dan Penyulaman : Penjarangan tanaman dilakukan untuk
memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang pohon jantan.
Hal ini dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga.
b) Penyiangan : Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan
lainnya, memerlukan penyiangan (pembuangan rumput). Kapan dan
berapa kali kebun tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan dengan
tegas, tergantung dari keadaan.
c) Pembubunan : Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan
lainnya, memerlukan pendangiran tanah. Kapan & berapa kalli kebun
tersebut harus didangiri tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung
dari keadaan.
d) Pemupukan : Pohon pepaya memerlukan pupuk yg banyak, khususnya
pupuk organik, memberikan zat-zat makanan yg diperlukan & dapat
menjaga kelembaban tanah. Cara pemberian pupuk:
a. Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25
gram Urea, 50 gram TSP dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam
melingkar.
b. Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi
75 gram ZA, 35 gram Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl.
c. Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi
75 gram ZA, 50 gram Urea, 75 gramTSP, 50 gram KCl.
d. Umur 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan
100 gram ZA, 60 gram Urea, 75 gramTSP, dan 75 gram KCl.
e) Pengairan dan Penyiraman : Tanaman pepaya memerlukan cukup air
tetapi tidak tahan air yang tergenang. Maka pengairan dan
pembuangan air harus diatur dengan seksama. Apalagi di daerah yang
banyak turun hujan dan bertanah liat, maka harus dibuatkan paritparit. Pada musim kemarau, tanaman pepaya harus sering disirami.
8. Panen dan Pascapanen
4

Buah pepaya dipanen ketika terlihat tanda-tanda matang yaitu


terlihat ada semburat berwarna kuning dibagian buah pepaya yang sering
terlihat di ujung buah. Panen sebaiknya dilakukan dengan cara memotong
bagian tangkai yang menggunakan gunting pangkas atau pisau yang tajam.
Dengan periode waktu 10 hari sekali. Buah pepaya yang telah dipanen,
sebaiknya di tempat yang terlindungi dari sinar matahari langusng dan
diberi alas misalnya plastik.
D. Penyakit Pada Tanaman Pepaya
1.
Busuk Akar dan Pangkal Batang (Phytophthora palmivora dan
Pythium sp.)
Gejala awal dari penyakit ini terlihat dari daun-daun bawah yang
layu, menguning dan menggantung di sekitar batang sebelum gugur,
sehingga tanaman hanya mempunyai sedikit daun-daun kecil di pucuknya.
Jika digali akan terlihat bahwa akar-akar lateral membusuk menjadi massa
berwarna coklat tua, luak dan berbau tidak sedap.
Penyakit ini juga dapat muncul pada buah yang masih hijau. Buah
membusuk tetapi tetap keras. Pada umumnya pembusukan mulai dari
dekat pangkal tangkai. Buah diselimuti oleh miselium berwarna putih
seperti beludru. Akhirnya buah mengeriput dan berwarna hitam.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan memperbaiki drainase
kebun, sanitasi kebun dari sisa tanaman sakit, rotasi tanaman dan aplikasi
fungisida dengan bahan aktif tembaga atau mankozeb jika kejadian
penyakit cukup tinggi.
2.

Penyakit Bakteri Erwinia Pepaya


Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Erwinia pepaya ini
menyebabkan gejala pada tanaman muda yaitu menguning dan
membusuknya daun. Setelah beberapa lama, bagian tanaman sebelah atas
mati, yang pada umumnya diikuti oleh matinya seluruh tanaman.
Gejala yang khas terdapat pada tangkai daun dan batang yang masih
hijau. Pada bagian ini terdapat bercak-bercak kebasahan yang dapat
meluas. Pada umumnya, pada tangkai daun penyakit lebih cepat meluas

daripada helaian daun. Jika penyakit telah mencapai batang, batang akan
membusuk dan semua daunnya gugur, hingga tanaman menjadi gundul.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan memotong dan
membakar bagian tanaman yang terinfeksi debelum penyakit ini menyebar
di lapangan. Pemeliharaan tanaman dengan sebaik-baiknya dapat
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit ini.
3.

Bercak Cincin (Virus bercak cincin pepaya)


Gejala penyakit ini berupa daun belang, perubahan bentuk daun,
bahkan menyebabkan daun menjadi sempit.. Pada buah terdapat cincincincin dan bercak-bercak. Pada tangkai dan batang terdapat garis-garis
hijau tua. Tangkai daun menjadi pendek. Pertumbuhan tanaman terhambat
dan menghasilkan sedikit buah.
Penyakit ini disebabkan oleh virus bercak cincin pepaya (pepaya
ringspot Virus). Virus mudah ditularkan secara mekanis dengan
menggosokkan sap tanaman sakit. Virus tidak terbawa oleh biji. Beberapa
kutu daun dapat menularkan virus ini.
Pengendalian penyakit in dapat dilakukan dengan mengendaliakn
populasi serangga vector dengan menggunakan insektisida. Pembersihan
tanaman sakit dari pertanaman dapat mencegah meluasnya penyakit ini.
Gejala awal dari penyakit ini terlihat dari daun-daun bawah yang layu,
menguning dan menggantung di sekitar batang sebelum gugur, sehingga
tanaman hanya mempunyai sedikit daun-daun kecil di pucuknya.

4. Antraknosa
Penyakit

ini

disebabkan

oleh

patogen

(Colletotrichum

gloeosporioides). Penyakit ini muncul pada buah yang belum matang


(bewarna hijau). Gejala tersebut dalam bentuk

bercak-bercak cokelat

sampai hitam pada buah. Gejala-gejala awal adalah kebasah-basahan dan


terdapat cekungan pada buah. Bintik ini kemudian berubah menjadi hitam
dan kemudian merah muda ketika jamur menghasilkan spora daging di
bawah titik menjadi lembut dan berair, yang menyebar ke seluruh buah.
Pada daun juga dapat dilihat dari bintik yang akhirnya berubah
menjadi cokelat. Pada buah, gejala muncul hanya pada saat pematangan
dan mungkin tidak terlihat di waktu panen. Gejala yang nampak adalah

adanya tempat cekung di permukaan buah, yang kemudian memperbesar


membentuk lesion. Daging buah yang terkena menjadi lebih lembut dan
cepat membusuk.
Penyakit ini disebabkan oleh (C. gloeosporioides). Cendawan ini
mempunyai aservulus berbentuk bulat, jorong, tidak teratur, berseta atau
tidak. Seta mempunyai panjang yang variabel, tetapi jarang yang lebih dari
200mm, tebal 4-8mm, bersekat 1-4, bewarna cokelat, pangkal agak
membengkak dengan ujung meruncing yang sering membentuk konidium
pada ujungnya.

III.

HASIL OBSERVASI

Pak Tumijan pada proses budidaya pepaya miliknya menggunakan varietas


pepaya California yang dibeli dari toko. Penyemaian yang dilakukan adalah
selama lebih dari 1,5 bulan, akan tetapi Pak Tumijan menyebutkan bahwa
penyemaian pepaya sangat sulit dilakukan.
Kemudian untuk penyiapan lahannya Pak Tumijan menggunakan traktor
serta mencampur pasir pada lahan tersebut dengan kompos sebagai pupuk dasar
serta untuk pengikat air. Pada proses penanamannya beliau menanam dengan jarak
2 x 2 m. Penanaman yang dilakukan adalah monokultur namun dari penjelasan
narasumber bahwa lahan tersebut sebelumnya ditumpang sarikan dengan tanaman
cabai dan kedepannya juga akan dilakukan hal tersebut. Untuk pemeliharaannya
narasumber melakukan pemupukan dengan pupuk Poska, ZA, dan urea yang
dilakukan seminggu sekali dengan dosis dikira-kira. Selanjutnya mengenai
pengairannya menggunakan sumber sumur bor yang dilakukan sehari sekali pada
pagi hari namun pada saat musim panen pengairan dilakukan dua kali sehari,
sedangkan pada musim kemarau pengairan dilakukan selang bawah tanah.
Penyiangan tanaman jarang dilakukan karena luasan lahan yang dimiliki tidak
sebanding dengan tenaga kerjanya. Selain itu, penanganan gangguan hama yang
biasa menyerang seperti kutu buah untuk

penanganannya dilakukan

penyemprotan insektisida konvidor pada buahnya.

IV.
PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN
A. Masalah
Pak Tumijan merupakan salah satu petani buah di lahan pasir pantai
Kulon Progo yang memiliki luas lahan 3 Ha. Lahan tersebut ditanami pepaya
California. Jarak tanam yang dilakukan pada budidaya tanaman pepaya
adalah 2 x 2 m. Namun pada tanaman pepaya yang dibudidayakan, daun
nampak berlubang dan buahnya nampak busuk dan berwarna coklat
kehitaman. Selain itu tinggi tanaman pepaya tidak seragam dan disekitar
tanaman ditumbuhi banyak gulma. Upaya apa yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi pada lahan pasir pantai tersebut?
B. Identifikasi
1. Daun tanaman pepaya nampak berlubang
2. Buah pepaya nampak busuk dan berwarna coklat kehitaman
3. Pertumbuhan tanaman tidak seragam
4. Sekitar tanaman pepaya banyak tumbuh gulma
C. Analisis
1. Daun tanaman pepaya nampak berlubang
Daun pepaya nampak berlubang yang kemungkinan disebabkan
karena tanaman terkena penyakit antraknosa yang disebabkan oleh
pathogen Colletotrichum gleosporioides. Hal ini berdasarkan beberapa
ciri-ciri yang sesuai yaitu adanya tanda lingkar mengering dan tembus
pada daunnya serta klorosis daun. Gejala dari penyakit ini terlihat sekilas
seperti gejala serangan tungau atau virus, akan tetapi jika diperhatikan
lebih lanjut beberapa bintik (lubang) tersebut berubah menjadi gejala
tembus peluru dengan ukuran lubang sekitar 2 mm.

Gambar 1. Daun Pepaya yang mulai berbintik dan mengering.


2.

Buah pepaya nampak busuk dan berwarna coklat kehitaman


Pepaya nampak busuk dan berwarna coklat kehitaman yang diduga
disebabkan oleh penyakit Antraknosa. Penyakit ini disebabkan oleh
pathogen Colletotrichum gleosporioides dengan gejala bercak-bercak
coklat sampai hitam pada buah. Kemudian nampak adanya tempat cekung
di permukaan buah yang kemudian membesar membentuk lesion. Daging
buah yang terkena menjadi lebih lembut dan mudah membusuk. Penyakit
ini disebabkan oleh beberapa faktor : kebun lembab dan pH tanah 5,5 atau
lebih rendah.

Gambar 2. Buah pepaya nampak busuk


3. Pertumbuhan tanaman tidak seragam
Tanaman pepaya tidak seragam pertumbuhannya diduga karena
sulitnya pembibitan tanaman. Pembibitan merupakan proses yang penting
pada proses budidaya tanaman. Apabila tanaman disemai pada tempat
yang terdapat banyak bakteri atau pathogen yang merugikan tanaman
tersebut, maka tanaman akan rentan terhadap penyakit. Persemaian bibit
harus dilakukan pada kondisi lahan yang sesuai yaitu gembur, subur dan
tercukupi unsur haranya dengan pH diatas 5,5. Selain itu pertumbuhan
yang tidak seragam dapat dipengaruhi oleh kurangnya unsur hara yang
diserap oleh akar tanaman. Tanaman yang kurang mendapatkan unsur hara
akan cenderung kerdil dan tanaman yang tercukupi akan tumbuh subur.
Hal ini menyebabkan tanaman tidak seragam pertumbuhannya. Selain itu,
banyaknya gulma yang tumbuh di sekitar tanaman. Gulma merupakan
tumbuhan yang mudah tumbuh dan memiliki sifat rakus terhadap unsur
hara dan air. Hal tersebut menyebabkan tanaman pepaya kekurangan air
dan unsur hara karena direbut oleh gulma sehingga pertumbuhanna tidak
seragam. Selain itu penyemaian bibit yang susah dan kebutuhan yang
banyak menyebabkan bibit tanaman yang berkualitas rendah tetap
digunakan. Hal itu mempengaruhi kualitas tanaman dan pertumbuhan
tanamannya.

Gambar 3. Tanaman yang kerdil dan ditumbuhi banyak gulma

10

Gambar 4. Pertumbuhan tanaman pepaya tidak seragam


4. Sekitar tanaman pepaya banyak tumbuh gulma
Sekitar tanaman pepaya banyak tumbuh gulma. Hal ini diduga
karena tanaman pepaya tidak dilakukan penyiangan sehingga gulma
banyak tumbuh. Gulma berkembang pesat karena tidak dikendalikan
pertumbuhannya. Gulma yang banyak dapat menyebabkan persaingan
unsur hara antar tanaman. Gulma biasanya lebih rakus terhadap unsur hara
sehingga tanaman budidaya terkalahkan.

Gambar 5. Gulma yang banyak tumbuh di sekitar tanaman pepaya.


D. Penyelesaian

11

1.

Daun tanaman pepaya nampak berlubang dan buah nampak busuk dan
berwarna coklat kehitaman
Daun pepaya nampak berlubang dan buah nampak busuk dan
berwarna coklat kehitaman merupakan gejala dari penyakit yang sama
yaitu penyakit antraknosa. Penyakit antraknosa disebabkan oleh patogen
Colletotrichum gleosporioides. Pathogen tersebut menyukai keadaan
lingkungan yang lembab sehingga cara mengatasinya yaitu tidak menanam
tanaman sela atau tidak ditumpangsarikan, pengendalian gulma disekitar
tanaman, dan menebang tanaman yang menaungi. Tanaman sela serta
gulma dapat menyebabkan kelembaban tinggi sehingga mengosongkan
lahan diantara tanaman papaya merupakan cara terbaik. Pengosongan
lahan tersebut yaitu dengan tidak menanam tanaman sela atau melakukan
tumpangsari serta mengendalikan gulma yang tumbuh. Pengendalian
gulma dapat dilakukan dengan penggunaan herbisida sesuai dengan gulma
yang menyerang. Selain itu, untuk mengurangi kelembaban dapat
dilakukan dengan menebang pohon besar yang menaungi sehingga cahaya
matahari tidak terhalangi.
Pada lahan Pak Tumijan, pathogen Colletotrichum gleosporioides
diduga berasal dari tanaman cabai yang sebelumnya ditumpangsarikan
dengan papaya. Antraknosa juga merupakan penyakit yang menyerang
tanaman cabai sehingga ketika tanaman cabai mati maka pathogen tersebut
berpindah ke tanaman papaya.
Apabila tetap dilakukan tumpangsari dapat menggunakan tanaman
sela selain tanaman cabai atau yang satu famili solanaceae seperti terong
dan tomat. Selain itu dapat menggunaan mulsa hitam perak, karena dengan
menggunakan mulsa hitam perak sinar matahari dapat dipantukan pada
bagian bawah permukaan daun atau tanaman sehingga kelembaban tidak
begitu tinggi.
Pengendalian penyakit antraknosa juga dapat dilakukan dengan
melakukan perendaman biji dalam air panas (sekitar 55 derajat Celcius)
selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik yaitu golongan
triazole dan pyrimidin (0.05-0.1%) sebelum ditanam atau menggunakan
agen

hayati

seperti

Actinoplanes,

Alcaligenes,

Agrobacterium

amorphospongarium, dan Athrobacter. Penyiraman fungisida atau agen


12

hayati yang tepat pada umur 5 sebelum pindah tanam. Penggunaan


fungisida fenarimol, triazole, klorotalonil, dan lain-lain khususnya pada
periode pematangan buah dan terutama saat curah hujan cukup tinggi..
Fungisida diberikan secara bergilir untuk satu penyemprotan dengan
penyemprotan berikutnya, baik yang menggunakan fungisida sistemik atau
kontak atau bisa juga gabungan keduanya.
Tanaman yang sudah terinfeksi harus dilakukan pemusnahan. Perlu
diperhatikan ketika melakukan pemusnahan, tangan yang telah menyentuh
(sebaiknya diusahakan tidak menyentuh) luka pada tanaman tidak
menyentuh tanaman yang sehat, dan sebaiknya dilakukan menjelang
pulang sehingga tidak terlalu banyak bersinggungan dengan tanaman yang
2.

masih sehat.
Pertumbuhan tanaman tidak seragam
Pertumbuhan tanama tidak seragam yang disebabkan karena
kurangnya unsur hara yang diserap oleh akar tanaman. Oleh karena itu,
solusi yang sesuai adalah dengan melakukan pemupukan yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman pepaya yaitu dengan dosis :
a. Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram
Urea, 50 gram TSP dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam
melingkar.
b. Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi
75 gram ZA, 35 gram Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl.
c. Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi
75 gram ZA, 50 gram Urea, 75 gramTSP, 50 gram KCl.
d. Umur 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100
gram ZA, 60 gram Urea, 75 gramTSP, dan 75 gram KCl.
Selain dengan pemupukan, solusi yang lain adalah dengan
penyingan. Banyaknya gulma yang tumbuh pada lahan di sekitar tanaman
dapat diatasi dengan penyiangan. Tetapi apabila luas lahan yang dimiliki
terlalu luas, maka penyiangan membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang
banyak, sehingga cara lain yang digunakan yaitu penggunaan herbisida.
Herbisida yang digunakan yaitu herbisida propanil. Herbisida ini
merupakan herbisida yang selektif, sehingga hanya akan membasmi gulma
golongan berdaun pita. Dosis yang digunakan yaitu 6 liter/ha. Cara

13

pengaplikasiannya dengan mencampurkan herbisida dengan air kemudian


3.

disemprotkan pada gulma yang tumbuh pada lahan.


Sekitar tanaman pepaya banyak tumbuh gulma
Tanaman yang banyak ditumbuhi gulma dapat diatasi dengan
penyiangan gulma. Penyiangan dilakukan apabila pada lahan tersebut
banyak gulma. Tetapi apabila luas lahan yang dimiliki terlalu luas, maka
penyiangan membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang banyak, sehingga
cara lain yang digunakan yaitu penggunaan herbisida. Herbisida yang
digunakan yaitu herbisida propanil. Herbisida ini merupakan herbisida
yang selektif, sehingga hanya akan membasmi gulma golongan berdaun
pita. Dosis yang digunakan yaitu 6 liter/ha. Cara pengaplikasiannya
dengan mencampurkan herbisida dengan air kemudian disemprotkan pada
gulma yang tumbuh pada lahan.

V.

PENUTUP / KESIMPULAN

Berdasarkan hasil observasi maka diketahui berbagai permasalahan yang


dihadapi petani pepaya di lahan pasir pantai. Kesimpulan yang dapat diambil dari
penyelesaian berbagai masalah tersebut adalah :
1. Daun yang berbintik dan mengering pada bagian tengah serta busuk pada
buah yang masih muda dapat ditangani dengan pemberian fungisida
fenarimol, triazole, klorotalonil pada periode pematangan buah.
2. Pertumbuhan yang tidak seragam dapat diatasi dengan pemberian pupuk,
perlakuan saat penyemaian benih dan penyiangan gulma atau penyemprotan
herbisida.
3. Gulma yang tunmbuh subur pada lahan dapat diatasi dengan penyiangan atau
penyemprotan herbisida propanil.

14

DAFTAR PUSTAKA
Aditya,
P.
2014.
Tahap
Penting
Dalam
Budidaya
Pepaya.
http://www.infoagribisnis.com/2014/10/budidaya-pepaya/. Diakses tanggal
29 Desember 2015.
Djatmiko, H. 1982. PEPAYA budidaya, Guna dan Hasil Olahnya. CV. Yasaguna.
Jakarta. 37 hal.
Mustikatani. 2013. Herbisida. http://tokomustikatani.wordpress.com/herbisida/ .
Diakses 30 Desember 2015.
Rasmidi,
T.
2013.
Penyakit
Pada
Tanaman
Pepaya.
https://warasfarm.wordpress.com/2013/12/13/penyakit-pada-tanamanpepaya/. Diakses tanggal 29 Desember 2015.
Simatupang, C. 1996. Problem of weed and its control method in upland rice
plantation. Balai Penelitian Tanaman Pangan Lahan Rawa, Banjarbaru.
Indonesia.
http://agris.fao.org/agris-search/search.do?
recordID=ID1998000617. Diakses 30 Desember 2015.
USU.

2014.
Budidaya
Pepaya.
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahU
KEwiauI2ZyYDKAhVJ-2MKHX8fAZcQFggfMAE&url=http%3A%2F
%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream
%2F123456789%2F42908%2F4%2FChapter
%2520II.pdf&usg=AFQjCNFoTRzn7WPZRomLHx80JNPRqNkiQ&bvm=bv.110151844,d.cGc . Diakses tanggal
28 Desember 2015.

15

Anda mungkin juga menyukai