Anda di halaman 1dari 26

BUDIDAYA UBI KAYU SISTEM MUKIBAT DAN

SATRAWI
Nini Rahmawati
BUDIDAYA UBI MUKIBAT

 Ubi kayu mukibat pada dasarnya adalah ubi kayu hasil


sambungan dari batang bawah ubi kayu (Manihot utillisima)
dengan ubi kayu karet (Manihot glaziovii).
 Nama mukibat diambikan dari penemu teknologi tersebut Bapak
Mukibat, seorang petani yang hidup dan tinggal di daerah
Ngadiloyo, kabupaten Kediri pada periode 1903-1966.
 Menurut penduduk setempat, Bapak Mukibat mendapatkan ide
menyambung ubi karet ke ubi kayu biasa setelah mengikuti kursus
yang diberikan Petugas Penyuluh Pertanian
Ubi Mukibat ?
• Bibit stek sambung ubi kayu (mukibat) pada dasarnya adalah
penggabungan dua sifat baik batang atas (scion) dengan
batang bawah (root stock).
• Pada stek sambung ubi kayu, fungsi batang atas adalah sebagai
penyedia fotosintat yang lebih besar dengan kanopi yang lebih
besar.
• Ketahanan terhadap hama Titrannichus dan Aphis yang dimiliki
oleh ubi kayu karet juga merupakan kelebihan dari stek
sambung ubikayu.
TEKNIK PERSIAPAN BIBIT UBI MUKIBAT

• Bibit sambung baru


(okulasi)
• Bibit sambungn
turunan (randan)
• Bibit sambung pucuk
Bibit Sambungan Baru

• Dipersiapkan batang atas ketela karet (Manihot glasiovii) dan batang


bawah (varietas unggul maupun unggul lokal) yang berdiameter
sama dan tidak 3 terlalu muda maupun tua
• Stek batang bawah dipotong sepanjang 25 cm – 30 cm sedangkan
batang atas (ketela karet) sepanjang 20 cm.
• Bagian ujungnya dipotong dengan pisau yang tajam dengan
kemiringan kurang lebih 45 derajat.
• Kemudian pada bagian empulur dimasuki stik bambu yang
berdiameter 0,5 cm dengan panjang kurang lebih 15 cm yang
berfungsi untuk memperkuat sambungan.
■ Kemudian pada bagian sambungan dibungkus dengan plastik
secukupnya agar tidak goyah dan kuat.
■ Setelah penyambungan selesai, bibit ditaruh di tempat teduh
secara terbalik yaitu bagian ketela karetnya di bawah.
■ Setelah kurang lebih dua minggu yang ditandai dengan tunas
yang akan tumbuh (belum muncul daun) dapat ditanam ke
lapang
Bibit Sambung Turunan (Randan)

• Setelah bibit sambungan ditanam kemudian dipanen pada umur 12 bulan, maka
bibit tersebut masih dapat digunakan lagi
• Penggunaan bibit randan dapat diulang 4 – 5 kali sehingga disebut randan-1
(pengulangan pertama) randan 2 (pengulangan kedua) begitu seterusnya
• Atas dasar pengalaman petani hasil umbi yang terbaik adalah dari bibit randan-1
dan randan-2.
• Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa hasil umbi terbaik diperoleh dari
bibit randan-1 dan randan-2.
• Penyiapan bibit randan adalah dengan cara memotong sedikit bagian pangkal
batang di tempat kedudukan umbi dan memotong batang atas yang disisakan 4-
5 mata tunas.
Bibit sambungan baru (kiri), bibit randan 1, tahun ke 2
(tengah), dan bibit randan 2, tahun ke 3 (kanan)
Keuntungan penggunaan bibit randan adalah:
1. Sambungan sudah kuat, tidak mudah patah
2. Cepat bertunas
3. Produksi lebih tinggi daripada sambungan baru
4. Pertumbuhannya lebih kokoh
5. Tidak memerlukan biaya penyambungan
TEKNIK BUDIDAYA UBI MUKIBAT

Penyiapan Lahan
• Penyiapan lahan untuk bertanam ubi
kayu mukibat adalah dengan
pengolahan tanah sempurna dengan
dua kali bajak dan sekali garukemudian
membuat kenongan (guludan per
individu tanaman) dengan ukuran 50-60
cm x 50-60 cm dan tinggi 40-50 cm
Jarak Tanam
■ Jarak tanam yang digunakan masih bervariasi yaitu : jarak dalam baris 1,5
m dan jarak antar baris berkisar antara 1,5 m sampai 1,7 m (Populasi
berkisar 4.000-4.500 tanaman/ha).
■ Penanaman stek ubi kayu mukibat dilakukan dengan menancapkan stek
secara tegak sedalam 4-6 cm

Pemupukan
■ Pemupukan dasar yang diberikan pada saat tanam, selain pupuk anorganik
200kg Urea, 100 kg TSP-36 dan 300kg KCl/ha juga diberikan pupuk
kandang yang bervariasi 6 sebanyak 1-3 kg/kenong atau ada yang
memberikan sekitar 5 t/ha.
■ Beberapa pengusaha perkebunan juga menambahkan pupuk organik cair
sebanyak 3 l/ha.
Pembumbunan
■ Pembumbunan dilakukan dilakukan dengan maksud untuk
menggemburkan tanah di sekitar tanaman, dilakuan pada saat tanaman
berumur 2-3 bulan, bersamaan dengan waktu penyiangan untuk
menghemat biaya

Penyulaman
■ Penyulaman dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat cuaca tidak
terlalu panas.
■ Penyulaman paling lambat harus sudah dilakukan pada umur tiga
minggu.
■ Penyulaman yang terlambat akan mengakibatkan tanaman sulam kalah
bersaing dengan tanaman di dekatnya sehingga pertumbuhannya
terhambat.
Pemangkasan
■ Kanopi ubi karet pada umumnya tumbuh lebat dan rimbun sehingga
seringkali mengakibatkan sambungan patah, terutama pada daerah
dengan tiupan angin yang kencang.
■ Oleh karena itu dilakukan pemangkasan cabang dan ranting yang
tumbuh pada batang atas.

Pengendalian Hama dan Penyakit


■ Selama ini hama yang dianggap sering menyerang tanaman ubikayu
mukibat adalah hama tungau merah dari spesies Tetranychus urticae,
kutu kebul, Bemisia tabaci. dan rayap (Odontotermes spp.)
■ Sedangkan penyakit yang penting adalah bercak daun, bakteri hawar,
serta penyakit layu dan busuk perakaran dan umbi yang disebabkan
beberapa jenis jamur tanah.
PANEN
 Ubikayu mukibat pada umumnya
dipanen pada umur 11-12 bulan.
 Panen dilakukan dengan mencabut
batang secara hati-hati dengan
sebelumnya memotong cabang-cabang
tanaman dan sedikit menggoyang
batang ubikayu yang akan dicabut.
 Panen pada umumnya dilakukan pada
waktu masih ada hujan sehingga tanah
tidak keras dan umbi mudah dicabut.
Keuntungan Penanaman Ubikayu Mukibat

• Keuntungan penanaman stek sambung adalah produksi tinggi


bila dikelola secara benar.
• Secara teknis ubikayu stek sambung memiliki daya adaptasi
yang tinggi terhadap naungan dan sistem perakarannya dapat
menembus lapisan tanah yang padat.
• Potensi hasil ubikayu stek sambung sangat tinggi sehingga
dapat diterapkan untuk meningkatkan produksi untuk
memenuhi kebutuhan pangan maupun industri, yang berarti
dapat meningkatkan pendapatan petani.
KEKURANGAN BUDIDAYA UBI MUKIBAT

 Harga bibit yang relatif mahal


 Kurangnya pengetahuan petani mengenai teknologi budidaya ubi kayu
sambung
 Kurangnya lahan yang luas
 Tanaman karet sebagai batang atas tidak selalu tersedia di setiap daerah
 Pada daerah yang anginnya cukup kencang diperlukan penyangga agar
tidak patah sambunganya
 Kesulitan panen karena bentuk umbi yang besar dan panjang
POTENSI PRODUKSI DAN KANDUNGAN PATI UBI MUKIBAT

 Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata tinggi tanaman, panjang umbi,


diameter umbi, diameter batang dan jumlah umbi/tanaman meningkat nyata
dengan perlakuan sistem sambung
 Dengan cara ambung, hasil umbi tertinggi dicapai oleh varietas Adira 4,
Kaspro dan lokal Dampit, berturut-turut sebesar 97,9 t/ha, 98,07 t/ha dan
99,67 t/ha. Ke-empat varietas tersebut bila tanpa perlakuan penyambungan
mencapai hasil umbi 54,30–61,87 t/ha. Prosentase rata-rata kenaikan hasil
umbi dari bibit biasa menjadi bibit sambung (mukibat) mencapai 65,1%.
 Dilaporkan oleh Sitompul, et. al. (1982), dalam De Bruijn dan Guritno, (1990) bahwa
pada kondisi seimbang, hasil umbi ubikayu sambung lebih tinggi 30% dibandingkan
cara biasa.
 Bahkan pada kondisi optimal dilaporkan oleh Hulse dan Joseph (1987) bahwa cara
sambung (mukibat) dapat meningkatkan hasil 140% dari cara biasa.
 Tingginya hasil umbi dengan cara
sambungan didukung oleh meningkatnya
diameter batang, diameter umbi, panjang
umbi dan jumlah umbi.
 Kenaikkan hasil umbi dengan cara
penyambungan diduga disebabkan oleh
bertambah besarnya kanopi daun ang
berasal dari ubikaret (Manihot glasiovii)
sehingga dapat meningkatkan hasil
fotosintesa yang dapat ditranslokasikan ke
bagian umbi.
 Sistim sambung (mukibat) dapat
meningkatkan source-sink relationship
sehingga mampu meningkatkan produktivitas
> 100%.
• Kadar pati (secara specifik gravity) pada bibit sambung dari setiap
varietas
• mengalami penurunan sebesar 0,7 – 2,23% dari bibit biasa (Tabel 3).
Varietas UJ-5 mempunyai kadar pati yang relatif stabil pada penggunaan
bibit biasa (23,27%) maupun cara sambung (23,20%) dan lebih tinggi
dibandingkan ketiga varietas lainnya.
 Rata-rata kadar pati dari seluruh varietas dengan
menggunakan bibit biasa dapat mencapai 22,21% dan
bibit sambung mencapai 20,96%.
 Penurunan ini disebabkan oleh waktu panen yang
dilakukan pada musim hujan sehingga kadar air umbi
meningkat dan tampaknya pada umbi mukibat lebih
banyak menyerap air karena bentuknya yang lebih
besar.
 Dilaporkan oleh Ginting, et. al. (2008) bahwa kadar air
pada sistim sambung (mukibat) lebih tinggi
dibandingkan bibit biasa sehingga kadar patinya
menjadi lebih rendah.
 Hasil penelitian Radjit, et. al. (2008) menunjukkan
bahwa panen ubi pada musim penghujan dapat
menurunkan kadar pati ubi 1–2% tergantung intensitas
curah hujan meskipun hasil ubi meningkat.
 Harapan semula dengan cara penyambungan dapat meningkatkan kadar
pati selain produksi ternyata kadarnya relatif sama. Hal tersebut
mengisyaratkan bahwa kandungan kadar pati lebih dipengaruhi oleh sifat
genetis tanaman
 Hasil pati rata-rata per ha pada bibit biasa mencapai 13,16 t/ha dan
dapat meningkat menjadi 20,18 t/ha dengan cara sambungan (Tabel 3).
Hasil pati per hektar tertinggi dari ke-empat varietas dicapai oleh varietas
UJ-5, baik dengan bibit biasa (14,39 t/ha) maupun dengan cara sambung
(20,97 t/ha).
 Ketiga varietas yang lainnya memberikan hasil pati yang relatif seimbang
yaitu berkisar antara 11,98 – 13,19 t/ha pada cara biasa dan 19,61 –
20,26 t/ha Kaspro yaitu 21,01 t/ha. Berdasarkan hasil tersebut di atas
terlihat bahwa meskipun rata-rata kadar pati mengalami sedikit
penurunan
 Cara yang digunakan adalah sistem sambung.
 Untuk batang bawah yang nantinya tertanam di dalam tanah
berasal dari singkong biasa tapi jumlah sambungannya lebih
banyak, sementara batang atasnya cukup satu saja.
 Misalnya satu stek atas disambung dengan 3 stek persis pada
ujungnya.
 Posisi stek bawah tentu akan miring dan waktu tanam yang tegak
cuma stek atas.
 Menanam singkong satrawi dibuat lubang tanam yang lebih lebar
(150 cm x 150 cm) dengan kedalaman 50 cm.
nini@usu.ac.id

Anda mungkin juga menyukai