Anda di halaman 1dari 16

PENINGKATAN PRODUKSI DENGAN

METODE PENGERATAN STEK UBI


KAYU

Nini Rahmawati
 Perlakuan yang diberikan terhadap stek pada
dasarnya adalah untuk mengetahui respon stek
dan dampaknya terhadap pertumbuhan akar
yang berakhir pada pertumbuhan dan
perkembangan ubi.
 Salah satu perlakuan fisik yang dapat ilakukan
terhadap stek batang ubikayu adalah
pengeratan.
 Perlakuan pengeratan adalah suatu cara
pelukaan tanaman yang menyebabkan jaringan
transportasi (floem) pada stek batang menjadi
terpotong.
 Pergerakan zat-zat makanan terhambat dan
tertimbun di sekitar daerah pelukaan, sehingga
akan terjadi penumpukan auksin dan karbohidarat
yang akan menstimulir dan mempercepat
timbulnya akar pada daerah dekat pelukaan
(Rochiman dan Harjadi, 1983).
 Dengan adanya pengeratan maka luas
permukaan tempat tumbuhnya akar menjadi lebih
besar sehingga akar dan ubi yang tumbuh
menjadi lebih banyak.
 Kriteria pelukaan pada stek atau pengeratan yang
dilakukan tidak sampai melukai bagian batang
yang paling dalam karena akan menyababkan
kematian pada stek karena tidak adanya aliran
asimilat dari atas menuju tempat tumbuhnya akar.
Pelukaan pada stek Dengan adanya
atau pengeratan pengeratan
yang dilakukan maka luas
tidak sampai permukaan
melukai bagian tempat
batang yang paling tumbuhnya akar
dalam karena akan
menjadi lebih
menyebabkan
kematian pada stek besar sehingga
karena tidak peluang akar
adanya aliran dan ubikayu
asimilat dari atas yang tumbuh
menuju tempat menjadi lebih
tumbuhnya akar banyak.
 Teknik Pengeratan

Faktor yang
mempengaruhi
keberhasilan
pengeratan :

1. Fitohormon
2. ZPT
3. Jumlah Tunas
Double Pengeratan

 Mengerat bagian bawah


tanaman 2-5 cm dari
tempat tumbuh akar.
 Perlukaan dilakukan ketika
tanaman berusia 2.5 BST
dengan penyayatan
mengeliling dengan pisau
Penelitian Clarizky et al., menyatakan bahwa :

Perlakuan fisik dengan pengeratan spiral adalah


perlakuan fisik yang memiliki nilai paling tinggi untuk
pertumbuhan ubi diantara perlakuan fisik lain yaitu
sebesar 8, 45 ubi per steknya, dengan selisih
sebesar 1,80 ubi denganperlakuan kontrol

Stek dua tunas menunjukkan pertumbuhan akar yang


lebih baik dibandingkan stek satu tunas dengan nilai
sebesar 32,4 akar per steknya.

Interaksi antara perlakuan fisik dan perlakuan jumlah


tunas hanya berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan akar.
 Pengeratan spiral secara fisik memotong jaringan
transportasi vertikal yang mengakibatkan terjadinya
penyumbatan jaringan di ujung sayatan sepanjang
spiral.
 Penyumbatan ini terjadi karena pada luka sayatan sel-
sel menjadi mati dan transportasi cairan terhenti.
 Cairan sel yang terkonsentrasi di sumbatan jaringan-
jaringan transportasi ini mengandung nutrisi yang
terlarut, termasuk hormon yang berperan dalam inisiasi
akar.
 Inisiasi akar dipengaruhi oleh rasio tertentu antara
larutan sitokinin dan auksin.
 Auksin yang disintesa di pucuk tanaman dan mengalir
ke bawah lalu terakumulasi i ujung sumbatan jaringan
 transportasi, pada kondisi rasio auksin yang lebih tinggi
daripada sitokinin maka organogenesis akan cenderung
 mengarah ke pembentukan akar (Davies, 1995).
 Jumlah akar yang banyak menyebabkan area media
tanam yang tercover perakaran menjadi lebih luas
sehingga peluang untuk mendapatkan suplai nutrisi
lebih banyak dibandingan pada perakaran dengan
perlakuan fisik lain (Farida dan Setiari, 2007).
 Dengan semakin banyaknya nutrisi yang diserap akar
maka nutrisi yang ditransfer dari akar ke seluruh bagian
tanaman akan menjadi lebih banyak, sebelum
cadangan makanan ang dimiliki habis untuk
pertumbuhan.
 Hal ini menunjukkan bahwa peluang tumbuh dan
berkembangnya daun dan tunas lebih baik dari
perlakuan fisik yang menghasilkan jumlah akar lebih
sedikit. Selain menyerap nutrisi tanaman, akar
berperan dalam menyimpan karbohidrat hasil
fotosintesa dan memproduksi hormon.
 Secara alami, sitokinin dihasilkan pada jaringan yang
tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah
(Intan, 2008).
 Sitokinin yang diproduksi di akar selanjutnya diangkut
oleh xilem menuju sel-sel target untuk pertumbuhan
tunas.
 Dengan semakin banyak akar maka sitokinin yang
dihasilkan untuk pertumbuhan tunas semakin
meningkat.
• Pengeratan spiral menghasilkan jumlah akar dan jumlah ubi
terbanyak.
• Dengan demikian jelas bahwa semakin banyak akar maka
peluang akar menjadi ubi menjadi lebih besar.
• Rofiq (2010) menyatakan bahwa banyaknya ubi yang terbentuk
dibawah pelukaan yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan
akar yang terdiferensiasi menjadi ubi.
• Hubungan antara panjang dan diameter ubi terkait
erat dengan bentuk ubi.
• Ubi yang berbentuk memanjang biasanya tidak
diikuti oleh diameter yang besar.
• Hal tersebut sesuai dengan pendapat Widodo
(1990) yang menyatakan bahwa ubi yang panjang
umumnya tidak berdiameter besar sedangkan ubi
yang berdiameter besar tidak memanjang.
• Panjang ubi dan diameter ubi umumnya
diakibatkan oleh faktor genetik dari varietas ubi
kayu yang digunakan, faktor lingkungan juga
berpengaruh khususnya pada tingkat kegemburan
tanah.
nini@usu.ac.id

Anda mungkin juga menyukai