Disusun Oleh:
LEMBAR PENGESAHAN
i
PERBANYAKAN TANAMAN ALPUKAT (Persea americana) SECARA
VEGETATIF DENGAN TEKNIK SAMBUNG PUCUK
DI BALAI PENGUJIAN STANDAR INSTRUMEN
TANAMAN BUAH TROPIKA SOLOK – SUMATERA BARAT
Disusun Oleh:
Mengetahui,
Kepala SMKN Pertanian Terpadu Pekanbaru,
H. Raimon, M.Pd
NIP. 19650919 198903 1 006
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan, Mengetahui,
Pembimbing Lapangan Penulis
Mengetahui,
Hendri,S.TP,M.Sc Ismuharti,A.Md.
NIP.197407112005011001 NIP.197208261993032001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang berjudul Perbanyakan Tanaman Alpukat (Persea Am
ericana) Secara Vegetatif Dengan Teknik Sambung Pucuk ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
ini sebagai syarat telah mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan
penilaian pembelajaran semester 5 (lima). Selain itu laporan ini bertujuan
umtuk menambah wawasan tentang Perbanyakan Tanaman Alpukat (Persea
Americana) Secara Vegetatif Dengan Teknik Sambung Pucuk bagi
pembaca dan penulis.
Dalam proses penyusunan Laporan Praktik Lapangan (PKL) ini,
penulis tidak lepas dari berbagai hambatan, namun berkat bantuan, arahan dan
masukan dari berbagai pihak laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak H. Raimon, M.Pd, selaku Kepala SMKN Pertanian Terpadu Pekanbaru.
2. Ibu Rini Sepbrina, S.Pt, selaku Ketua Praktik Kerja Lapangan SMKN Pertanian
Terpadu Pekanbaru
3. Ibu Res Hasanah,SP selaku Koordinator konsentrasi keahlian ATPH dan
Pembimbing Hard Skill dalam kegiatan PKL.
4. Ibu Sri Rahmadani, M.Pd selaku Pembimbing Soft Skill dalam kegiatan PKL.
5. Panitia Praktik Kerja Lapangan yang telah mempersiapkan perlengkapan dan
dokumen pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
6. Orang tua yang telah memberikan motivasi, semangat, dukungan dan
bimbingan baik material maupun non material.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh
dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa atau penulisan. Oleh
karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran atas kesalahan penulisan
untuk memperbaiki dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih
Pekanbaru, November 2023
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH..............................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN.....................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3. Tujuan...................................................................................................2
1.4. Manfaat.................................................................................................3
1.5. Waktu dan Tempat................................................................................3
1.6. Alur Praktik Kerja Lapangan................................................................4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN........................................................................5
2.1. Gambaran Umum Instansi....................................................................5
2.2. Sejarah Perusahaan/DUDI....................................................................5
2.3. Struktur Organisasi Perusahaan/DUDI................................................7
2.4. Tugas Pokok dan Fungsi......................................................................8
2.4.1. Tugas Pokok...............................................................................8
2.4.2. Fungsi.........................................................................................8
2.5. Fasilitas BSIP Tanaman Buah Tropika Tropika..................................8
2.6. Jenis – Jenis Tanaman Yang Ada di BSIP Tanaman Buah Tropika. .10
BAB III TINJAUAN PUSTAKA........................................................................11
3.1. Alpukat (Persea americana)............................................................11
3.2 Syarat tumbuh...................................................................................13
3.3 Perbanyakan tanaman alpokat dengan cara sambung pucuk............15
3.4. Prosedur pelaksanaan sambung pucuk............................................15
3.4.1. Persiapan Media Tanam.........................................................15
3.4.2. Persyaratan bahan tanam........................................................16
3.4.3. Pemeliharaan Batang Bawah..................................................17
v
3.4.4. Persiapan Entres.....................................................................17
3.4.5. Kriteria Entres.........................................................................18
3.4.6. Penyambungan........................................................................18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................19
4.1. Hasil..................................................................................................19
4.2. Pembahasan......................................................................................19
4.2.1. Prosedur pelaksanaan sambung pucuk alpukat......................19
4.2.2. Faktor Keberhasilan................................................................20
4.2.3. Faktor Kegagalan....................................................................21
BAB V PENUTUP................................................................................................23
5.1 Kesimpulan..........................................................................................23
5.2 Saran....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
LAMPIRAN..........................................................................................................25
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik dalam menginternalisasi dan menerapkan
keterampilan karakter dan budaya kerja (soft skills) serta menerapkan,
meningkatkan, dan mengembangkan penguasaan kompetensi teknis (hard
skills) sesuai dengan konsentrasi keahliannya dan kebutuhan dunia kerja,
serta kemandirian berwirausaha. Mata pelajaran ini merupakan penyelarasan
akhir atau kulminasi dari seluruh mata pelajaran. Pembelajarannya
diselenggarakan berbasis proses bisnis dan mengikuti Prosedur Operasional
Standar (POS) yang berlaku di dunia kerja melalui tahapan mengamati,
memahami, meniru tindakan, bekerja dengan bantuan dan pengawasan,
bekerja mandiri, serta aktualisasi dan eksplorasi. Kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, asesmen dan evaluasi harus berorientasi pada ketercapaian
tujuan pembelajaran mata pelajaran (mapel) ini.
Untuk program keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
khususnya, pihak sekolah telah bekerja sama dengan Balai pengujian standar
instrumen tanaman buah tropika ( BSIP Tanaman Buah Tropika ) sebagai
salah satu tempat dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan. Hal ini
dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu dari tamatan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan yang relevan antara
dunia pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
Alpukat termasuk tanaman tahunan yang masa hidupnya dapat mencapai
puluhan tahun. Tanaman alpukat memiliki manfaat sebagai obat tradisional.
Salah satu masalah serius dalam budidaya alpokat hingga kini adalah sangat
lambatnya laju tumbuh dan panjangnya masa remaja tanaman sehingga untuk
mulai berbuah memerlukan waktu sekitar 10-15 tahun jika ditanam melalui
biji. Hal ini mungkin yang merupakan penyebab enggannya para petani atau
pengusaha untuk mengembangkan alpukat dalam skala luas.
ix
buah yang kaya akan nutrisi dan merupakan sumber yang baik. Sebab
mengandung vitamin, mineral, dan senyawa tanaman.
Untuk mengatasi kendala dalam lambatnya laju pertumbuhan tanaman
alpukat maka digunakanlah teknik sambung pucuk. Teknik sambung pucuk
yaitu teknik menyambungkan batang bawah dan batang atas atau entres.
Kelebihan teknik sambung pucuk ini yaitu dapat memperbaiki kualitas dan
kuantitas hasil tanaman dan juga dapat mempercepat waktu berbunga dan
berbuah.
Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan percobaan Perbanyakan T
anaman Alpukat (Persea Americana) Secara Vegetatif Dengan Teknik Sa
mbung Pucuk
x
1.4.1. Sebagai sarana latihan dan penerapan ilmu yang didapat di sekolah
xi
Laboratorium Kebun
13 Oktober-13 November 26 September-12 Oktober
xii
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Gambaran Umum Instansi
xiii
Malang, Tlekung, Pasar Minggu, dan Jeneponto dengan tugas pokok
melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman buah-buahan.
b. Periode 1994-2006
Pada tahun 1994 BALITBU Tropika mengalami perubahan nama
berdasarkan SK Mentan No. 796/Kpts/OT.210/12/94 tanggal 13 Desember
1994 menjadi BALITBU Tropika dengan tupoksi melakukan kegiatan
penelitian tanaman buah-buahan atas bidang pemuliaan, fisiologi, agronomi,
teknologi budaya, proteksi, agroekologi, agroekonomi, pasca panen dan
mekanisme untuk mengembangkan produksi, analisis residu pupuk dan
pestisida serta eksplorasi, evaluasi dan pelestarian plasma nutfah buah-buahan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus penghasil devisa.
Periode 2006 sampai sekarang mengalami perubahan penataan organisiasi
dengan perubahan nomenklatur menjadi BALITBU Tropika berdasarkan
peraturan Mentri Pertanian no. 10/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret
2006.
c. Periode 2006-sekarang
Sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, tahun 2006 BALITBU
Tropika mengalami penataan organisasi dengan perubahan nomenklatur
menjadi BALITBU Tropika, berdasarkan perturan Mentri Pertanian No.
10/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006.
1. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan dan perbenihan tanaman buah
tropika.
2. Pelaksanaan penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan
pemanfaatan plasma nutfah tanaman buah tropika.
3. Pelaksaan penelitian agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi
dan fitopatologi tanaman buah tropika.
4. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi system dan usaha agribisnis
tanaman buah tropika.
5. Penyiapan pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman buah tropika.
6. Penyiapan kerja sama informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil penelitian tanaman buah tropika, pelaksanaan urusan
tata usaha dan rumah tangga balai.
xiv
Selama periode 30 tahun balai ini berdiri terjadi 9 kali pergantian
kepemimpinan.
1. Dr. M. Winarno (1984-1993)
2. Dr. L. Setiobudi (1993-1999)
3. Dr. I. Djatnika (1999-2005)
4. Ir. Nurhadi, M. Sc (2005-2009)
5. Dr. Achmadi Jumberi (2009-2010)
6. Dr. Catur Hermanto (2011-2013)
7. Dr. Ir. Mizu Istanto (2013-2017)
8. Dr. Ir. Ellina Mansyah, MP (2017-2021)
9. Dr. Raden Heru Praptana (2021-2022)
10. Dr. Helmi Kurniawan, SP. MP (Pertengahan 2022-Pertengahan2023)
11. Yunimar, S.Si.,M.Si (Pertengahan 2023-Hingga Sekarang)
2.3. Struktur Organisasi Perusahaan/DUDI
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, susunan organisasi
BPSI Tanaman Buah Tropika sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan
Menteri Pertanian 32/Permentan/OT.140/3/2013, tanggal 11 Maret 2013
tentang Organisasi dan Tata Kerja BPSI Tanaman Buah Tropika terdiri dari:
Kepala Balai, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pelayanan Teknis, Seksi Jasa
Penelitian dan Kelompok Fungsional.
xv
2.4. Tugas Pokok dan Fungsi
2.4.1. Tugas Pokok
Tugas: Melaksanakan pengujian standarisasi instrument tanaman buah
tropika
2.4.2. Fungsi
A. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran pengujian
stanadar instrument tanaman buah tropika
B. Pelaksanaan pengujian standar instrumen tanaman buah tropika
C. Pengelolaan produk instrument hasil standarisasi tanaman buah tropika
D. Pelaksanaan layanan pengujian dan penilaian kesesuaian standar
instrument tanaman buah tropika
E. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyebarluasan hasil
standarisasi instrument tanaman buah tropika
F. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pengujian standar instrument tanaman
buah tropika dan
G. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga balai
2.5. Fasilitas BSIP Tanaman Buah Tropika Tropika
Sebagai sebuah instuti pengujian standar instrument tanamna buah tro
pika, BSIP Tanaman Buah Tropika dilengkapi oleh berbagai fasilitas yang
meliputi gedung kantor, laboratorium, kebun percobaan, rumah kaca, rumah
dinas, guest house/rumah tamu, ruang pertemuan (auditorium) dan lain-lain.
Untuk menunjang kegiatan pengujian standar instrument tanamna buah, BSIP
Tanaman Buah Tropika didukung oleh 5 Laboratorium yaitu laboratorium
Pemuliaan dan Kultur Jaringan, Laboratorium Kimia dan Pasca Panen,
Laboratorium Proteksi Tanaman, Laboratorium Uji Mutu Benih dan
Laboratorium Produksi Massal. Selain laboratorium, Kebun Percobaan (KP)
merupakan sarana yang sangat penting dalam mendukung kegiatan pengujian
standar instrument tanamna buah. Secara administratif (sesuai SK Permentan
No.32/Permentan/OT.140/3/2013) BSIP Tanaman Buah Tropika mengelola 6
KP yaitu KP Aripan dan KP. Sumani (di Solok, Sumatera Barat), KP. Wera
(di Subang, Jawa Barat), KP. Cukurgondang, KP.Kraton, dan KP. Pandean
(di Pasuruan, Jawa Timur).
xvi
Gambar 2. Laboratorium Kultur Jaringan
Gambar 5. Auditorium
xvii
Gambar 6. IP2TP Sumani (Sumatra Barat)
2.6. Jenis – Jenis Tanaman Yang Ada di BSIP Tanaman Buah Tropika
BSIP Tanaman Buah Tropika yang berdiri pada tahun 1984 merupakan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Puslitbang Hortikultura, Badan
Litbang Pertanian, Kementrian Pertanian. Salah satu tugas BSIP Tanaman
Buah Tropika adalah melakukan konservasi Sumber Daya Genetik (SDG)
buah tropika melalui eksplorasi dan seleksi varietas unggul. Adapun buah
tropika yang dieksplorasi di BSIP Tanaman Buah Tropika meliputi :
xviii
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Alpukat (Persea americana)
Alpukat merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko dan
Amerika Tengah. Alpukat tumbuh di daerah beriklim tropis dan
subtropis sehingga sangat mudah tumbuh di Indonesia. Alpukat tumbuh
baik di dataran rendah hingga dataran tinggi yaitu pada ketinggian 200-1.000
m di atas permukaan laut. Tanaman alpukat memerlukan cahaya matahari
(40-80%), suhu (12,8-28,3℃) dan curah hujan minimum untuk dapat tumbuh
optimal. Tanaman alpukat masih dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan
kurang jika kedalaman air tanah maksimal 2 m. Terdapat beberapa daerah di
Indonesia yang merupakan penghasil alpukat yaitu Jawa Barat, Jawa Timur,
sebagian Sumatera, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara.
Tanaman alpukat pohonnya memiliki bentuk kanopi rimbun
dengan tinggi tanaman dapat mencapai 20 m, berdaun tunggal dan tumbuh
berdesakan di ujung ranting, berbentuk jorong hingga bundar hingga lonjong
dengan panjang daun antara 12-25 cm. Bunga alpukat berjenis kelamin dua,
tersusun pada malai yang keluar dekat ujung ranting, berwarna kuning-
kehijauan. Bunga alpukat bersifat dikogami, putik dan benang sari masak
tidak bersamaan. Putik bunga berfungsi jika mengalami penyerbukan silang
dari bunga yang berasal dari tanaman lain. Buah alpukat memiliki ciri antara
lain kulit lembut, permukaankulitnya tidak rata, berwarna hijau tua hingga
ungu kecoklatan tergantung varietas. Daging buah bertekstur lembut
umumnya berwarna hijau muda hingga kuning.
Tanaman alpukat (Persea americana.) merupakan tanaman yang
memiliki manfaat sebagai obat tradisional. Hampir semua bagian dari
tanaman ini memiliki khasiat pengobatan. Tanaman alpukat yang sering
digunakan untuk berbagai pengobatan penyakit adalah daun alpukat. Daun
merupakan bagian tanaman alpukat yang memiliki manfaat secara tradisional
untuk membantu mengobati beberapa penyakit seperti batu ginjal,
menurunkan tekanan darah, anti hipertensi, anti inflamasi, antipiretik, dan anti
bakteri.
xix
Daun alpukat (Persea americana.) memiliki kandungan zat aktif berupa
senyawa fenolik meliputi flavonoid, kuersetin dan polifenol. Daun alpukat
mengandung senyawa flavonoid, tanin katekat, kuinon, saponin, dan steroid.
Kandungan metabolit sekunder dari 100 gram daun alpukat antara lain
Glikosida sianogenik (0,06±0,02%), alkaloid (0,51±0,21%), tanin
(0,68±0,06%), steroid (1,21±0,14%), saponin (1,29±0,08%), fenol
(3,41±0,64%) dan flavonoid (8,11±0,14%). Flavonoid dalam daun alpukat
merupakan kandungan senyawa yang tertinggi dibandingkan dengan
metabolit sekunder lainnya.
Flavonoid yang terkandung dalam daun alpukat memiliki fungsi
utama sebagaiantioksidan. Antioksidan adalah suatu inhibitor yang bekerja
menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif
membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif lebih stabil sehingga dapat
menghambat terjadinya stress oksidatif dengan menstabilkan radikal bebas
dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas. Potensi
antioksidan dari senyawa flavonoid daun alpukat dapat dimanfaatkan untuk
menghambat beberapa penyakit degeneratif dan seringkali digunakan dalam
pembuatan kosmetika bahan alam karena dapat mencegah dan mengurangi
kerusakan kulit yang menyebabkan penuaan dini.
Daun alpukat secara empiris digunakan sebagai diuretik yaitu
meningkatkan volume urin yang dihasilkan saat urinasi. Flavonoid dalam
ekstrak daun alpukatdapat memberikan efek diuretik. Pemberian ekstrak daun
alpukat pada konsentrasi 1% b/v, 2% b/v dan 3% b/v memberikan efek
diuretik tikus putih jantan dan konsentrasi 3% b/v menunjukan efek paling
baik sebagai diuretik, meskipunpemberian suspensi furosemid 0,072 % b/v
masih memiliki efek yang lebih baik sebagai diuretik. Daun alpukat oleh
masyarakat selain dimanfaatkan untuk memperlancar pengeluaran air kencing
juga dapat menghancurkan batu pada saluran kencing. Hasil percobaan
farmakologi menunjukkan bahwa infus daun alpukat mempunyai daya
inhibitor kristalisasi kalsium oksalat pada ginjal.
Daun alpukat merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai
alternatif pengobatan hipertensi. Flavonoid yang terkandung didalamnya
xx
memiliki kemampuan untuk melindungi endotel, menghambat agregasi
platelet dan mempengaruhi kerja Angiotensin Converting Enzyme (ACE).
Mekanisme diuretik pada saponin dapat menyebabkan penurunan cardiac
output, penurunan resistensi perifer dan tekanan darah.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledons
Subkelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Family : Lauraceae
Genus : Persea
Species : Persea americana
Nama daerah : apuket, alpuket, jambu wolanda (sunda), apokat,
3.2 Syarat tumbuh
Tanaman alpukat dapat dibudidayakan di Indonesia meskipun tanaman
ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Latin. Indonesia dan
ketiga negara tersebut adalah negara yang sangat berbeda dari segi kawasan,
biarpun demikian mereka mempunyai kesamaan dari segi geografisnya.
xxi
1. Tanah
Tanah adalah syarat utama yang harus Anda pahami sebelum Anda
memutuskan untuk membudidayakan tanaman alpukat. Tanah yang cocok
untuk menunjang kehidupan tanaman alpukat adalah tanah lempung berpasir,
lempung liat, dan lempung endapan.
Tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika tanah sebagai
media tanam utamanya sesuai dengan tanaman tersebut.
Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk menunjang kehidupan
tanaman alpukat berkisar antara 5,6-6,4. Tanah yang cocok untuk ditanami
tanaman alpukat adalah tanah yang datar, bukan tanah yang melengkung dan
bergelombang.
2. Iklim
Tanaman alpukat dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim tropis.
Tanaman alpukat dapat tumbuh dengan baik pada curah hujan tinggi, yaitu
berkisar antara 750-1.000 mm/tahun. Intensitas penyinaran matahari yang ideal
bagi tanaman alpukat berkisar antara 40-80 persen.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat menentukan intensitas penyinaran matahari yang akan
diterima oleh tanaman alpukat selama masa pertumbuhannya.
Intensitas penyinaran matahari yang ideal dalam menunjang pertumbuhan
tanaman ini adalah 40-80 persen yang berarti tanaman ini mampu bertahan di
bawah terik matahari dalam waktu yang lama.
Tanaman alpukat dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah
dataran rendah dengan ketinggian 0-650 mdpl dan dataran tinggi dengan
ketinggian 651-1500 mdpl.
4. Suhu
Suatu tanaman akan berdiri dengan tegak apabila suhu di sekitar tanaman
tersebut tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Suhu yang sesuai dengan
karakteristik tanaman alpukat berkisar antara 15-30 C.
5. Media Tanam
xxii
Pembahasan ini sebenarnya sudah disinggung dalam tanah (syarat tumbuh
tanaman alpukat nomor satu), meskipun demikian media tanam yang dimaksud
di sini adalah media tanam penunjang.
Pupuk adalah media tanam penunjang yang bagus untuk semua jenis
tanaman, termasuk tanaman alpukat. Pemupukan terhadap tanaman ini
hendaknya dilakukan sedekat mungkin dengan akarnya sebab rambut pada
akarnya sangat sedikit dengan sistem pertumbuhhannya yang cenderoung
kurang ekstensif.
Pemupukan dilakukan dengan kadar yang sedikit, namun waktu pemberian
pupuknya intensif (empat kali dalam setahun). Pupuk kandang (proporsi
pemupukan sebanyak 20 kg untuk setiap tanaman), pupuk urea (proporsi
pemupukan sebanyak 0,27 kg-1,1 kg untuk setiap tanaman), pupuk TSP
(proporsi pemupukan sebanyak 0,5 kg-1 kg untuk setiap tanaman), dan pupuk
KCI (proporsi pemupukan sebanyak 0,2 kg-0,83 kg untuk setiap tanaman).
Melakukan perawatan selama proses pertumbuhan tanaman alpukat.
Penyiraman terhadap tanaman perlu dilakukan secara intensif ketika tanaman
baru saja ditanam, yaitu waktu pagi atau sore hari. Penyiraman sebaiknya
dihentikan saat musim penghujan tiba.
3.3 Perbanyakan tanaman alpokat dengan cara sambung pucuk
Pedoman Teknis Produksi Benih Alpukat merupakan dokumen UPBS
Balitbu Tropika sebagai pedoman teknis dalam pengelolaan produksi benih
alpukat yang meliputi: penyediaan media tanam, prosesing dan penyemaian
biji untuk batang bawah, pemeliharaan benih batang bawah, persiapan entres,
penyambungan, pemeliharaan benih setelah sambung dan distribusi benih.
xxiii
●Aduk rata tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 1 atau 4 :1.
●Isi polibag dengan media yang telah diaduk.
●Polibag yang telah diisi media disusun pada blok yang telah disediakan di
lokasi pembibitan.
●Siram media dengan air sampai jenuh.
●Media siap digunakan. Bila tidak segera digunakan, tutup bagian atas
polibag yang telah tersusun dengan lembaran plastik.
●Prosesing dan Penyemaian Biji untuk Batang Bawah
3.4.2. Persyaratan bahan tanam
●Benih berasal dari pohon induk unggul, kompatibel dengan batang atas
dan mampu beradaptasi dengan lingkungan setempat.
●Buah yang dipanen telah masak secara fisiologis.
●Benih yang dipilih yang bernas, utuh dan sehat.
●Prosedur Prosesing dan Penyemaian Biji untuk Batang Bawah
●Biji buah alpukat dikumpulkan dan dibawa ke ruang persiapan benih.
●Biji dipisahkan dari daging buah dan kulit arinya, dicuci dengan air yang
mengalir, kemudian direndam larutan fungisida dengan dosis 2-3 g/liter air
selama 5-10 menit.
●Setelah benih direndam dengan larutan fungisida selanjutnya disemai pada
polybag 15 x 21 cm atau 18 x 25 cm dengan posisi bagian runcing di atas
dan bagian yang tumpul dibawah dan 1/3 bagian biji tertimbun oleh media
tanam.
●Penyiraman media polibag dilakukan secara merata dan teratur, sehingga
media selalu dalam kondisi lembab.
●Dalam kondisi optimal, benih dalam persemaian akan tumbuh 30 hari
setelah penyemaian.
3.4.3. Pemeliharaan Batang Bawah.
●Peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan harus selalu bersih sebelum
dan setelah penggunaan.
●Lingkungan tempat pemeliharaan benih memiliki drainase yang baik dan
dinaungi dengan paranet dengan kerapatan 50-75%.
●Pertumbuhan batang bawah tegak dan kokoh.
xxiv
●Pemeliharaan Benih Batang Bawah
●Agar media tanam tetap terjaga, dilakukan penyiraman tiap 2 hari sekali,
apabila tidak ada hujan.
●Pengendalian gulma dilakukan dengan mencabut secara manual.
●Pengendalian jamur/cendawan dengan cara menyemprot dengan fungisida
dengan dosis 2-3 gram/liter air, minimal 2 minggu sekali.
●Pengendalian semut,serangga, ulat dan belalang dengan cara menyemprot
insektisida dosis 2-3 cc/liter air
3.4.4. Persiapan Entres
●Sumber entres berasal dari PIT, DPIT dan BF.
●Varietas telah dilepas atau didaftar.
●Entres yang diambil tidak terlalu tua/terlalu muda dan tunas dalam kondisi
dorman.
●Kondisi fisik pohon induk sehat secara visual.
●Prosedur Persiapan Entres
●Saat pemanenan entres yang baik antara jam 7.00 – 11.00 WIB.
●Pemanenan entres dilakukan dengan cara menggunting dengan gunting
pangkas dan atau alat pemanen entres.
●Seluruh daun pada entres dibuang dengan gunting pangkas, untuk
mengurangi penguapan/transpirasi.
●Selanjutnya entres dibungkus dengan kertas koran/kertas payung yang
telah dilembabkan, kemudian kemas lagi dengan cara memasukkan
kedalam kantong plastik putih transparan dan diikat, selanjutnya dibawa
ketempat penyambungan.
●Tulis identitas entres tersebut pada kantong plastik sesuai dengan kode
registrasi dipohon induknya.
3.4.5. Kriteria Entres
●Entres yang dipilih adalah entres dalam keadaan dorman, yang dicirikan
dengan : daun tua dengan warna daun hijau sampai hijau tua, warna
entres/cabang hijau, entres tidak sedang bertunas muda/flushing.
●Entres yang dipilih dalam kondisi sehat dan tidak terserang Hama dan
Penyakit.
xxv
3.4.6. Penyambungan
Alat yang dipakai (pisau okulasi dan gunting pangkas) harus tajam.
BAB IV
xxvi
N Nama Jumlah Jumlah Jumlah Persentase
O yang yang yang tidak Tumbuh
disambung hidup hifup (%)
1. Bima Guntoro 10 9 1 90%
2. Ghandy Satrio 10 8 2 80%
3. Hengki Kurniawan 10 8 2 80%
4. Muhammad Fadil 10 8 2 80%
5. Zaki 10 9 1 90%
TOTAL 50 42 8 84%
Berdasarkan data persentase keberhasilan sambung pucuk alpukat diatas
yang dilakukan di BSIP Tanaman Buah Tropika. Sebanyak 84% hasil
sambungan hidup, yang menandakan percobaan perbanyakan tanaman
alpukat (Persea americana) secara vegetatif dengan teknik sambung pucuk
berhasil.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Prosedur sambung pucuk alpukat
Perbanyakan tanaman alpukat (Persea americana) secara vegetatif dengan
teknik sambung pucuk, memiliki urutan pelaksanaan dimulai dari alat dan
bahan kemudian dilanjukan dengan prosedur penyambungan.
B. Prosedur Penyambungan
1. Persiapan alat dan bahan (batang bawah, batang atas, pisau okulasi,
gunting pangkas, tali plastik, sungkup plastik/plastik es).
xxvii
seperti huruf ”V” .
xxviii
mendekati sama, yang terpenting jangan sampai terdapat selisih yang besar
pada ukuran tersebut (Fuller, 2005).
xxix
C. Faktor entres
Pemilihan entres untuk penyambungan alpukat ini juga harus tepat,
terutama bagian yang disambungkan, karena jika tidak tepat akan
berakibat tumbuhnya tunas pada entres akan lama. Bagian entres yang baik
untuk disambungkan adalah bagian entres yang masih memiliki daun yaitu
pada bagian pucuknya, dimana bagian entres ini memiliki calon tunas yang
masih aktif dan dapat cepat tumbuh, biasanya 3 minggu dari
penyambungan entres ini sudah tumbuh. Berbeda dengan bagian entres
yang daunnya sudah gugur dimana mata tunasnya kurang aktif sehingga
tumbuhnya lama sekali.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Cara perbanyak tanaman alpukat dengan cara sambung pucuk yaitu
dengan menyambungkan batang bawah dengan batang atas(entres) dengan
membentuk huruf V.
2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam perbanyakan tanaman
alpukat dengan teknik sambung pucuk ada beberapa factor, yaitu factor
lingkungan,factor entres,factor batang bawah,factor penyambungan dan
faktor kecocokan kedua batang.
3. Factor yang mempengaruhi kegagalan dalam perbanyakan tanaman
alpukat dengan teknik sambung pucuk yaitu factor keterampilan
tangan,factor lingkungan dan factor entres
5.2 Saran
1. Bagi siswa dan siswi yang melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
saran yang penting adalah menjaga nama baik sekolah dan mematuhi
peraturan-peraturan yang ada disekolah.
xxx
xxxi
DAFTAR PUSTAKA
Fuller, H. J. 2005. College Botany. Henry Holt and Co. New York.
xxxii
LAMPIRAN
xxxiii
xxxiv