Oleh :
150510160227
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Jalan Raya Bandung-Sumedang Km 21 Jatinangor 45363
Telp./Fax 022-779 6316 website: www.faperta.unpad.ac.id,
E-mail: prodi.agroteknologi@mail.unpad.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Magang
NPM : 150510160227
Laporan magang ini telah diperiksa dan disetujui sebagai hasil kegiatan Magang
untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Magang pada Program Studi Agroteknologi
(Strata – 1) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufiq, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
magang dan juga dapat menyelesaikan penulisan laporan yang berjudul “ Pengamatan
Perbandungan Pertumbuhan Tanaman Pakcoy dengan Perlakuan Pupuk Kompos
dan POC (Pupuk Organik Cair) serta Mengikuti Program PPL di Pangkalpinang ”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah magang
pada program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
1. Jon Herly, S.P., M.Si selaku Kepala Dinas Pertanian dan Pangan yang telah
memberikan izin dan kesempatan dalam kegiatan magang.
2. Nono Carsono, S.P., M.Sc Pd.D. selaku Ketua Program Studi Agroteknologi yang
telah memberi kan izin dan kesempatan dalam kegiatan magang.
3. Dirga Sapta Sara, S.P., M.P sebagai pembimbing akademis yang senantiasa
membimbing dan memberi masukan kepada penulis.
4. Anon Nurdianti dan Totok Haryono sebagai PPL yang senantiasa sangat
membantu dalam kegiatan dilapangan.
5. Miftahus Surur, S.P.sebagai pembimbing lapangan yang membimbing dari awal
kegiatan magang hingga akhir penyusunan laporan ini.
6. Annatassia Putri, S.P., Eri Haryono, S.P., Mulati, S.P., Suryani Akuarina,
TotokHaryono , Inzarnia Bandar Apriyani, dan Silvia Aryani yang telah membantu
dan memberi banyak masukan kepada penulis.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangunsebagai
bahanmasukan bagi penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bisa
memberikan manfaat bagi masyarakat, dunia ilmu pengetahuan khususnya bagi penulis.
i
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................9
2.1.4 Organisasi......................................................................................................11
2.1.5 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Dinas Pangan dan
Pertanian................................................................................................................12
2.3.1 Tantangan.................................................................................................13
2.3.2 Peluang.....................................................................................................14
BAB II...........................................................................................................................17
PEMBAHASAN................................................................................................................17
3
3.1.5 Pengamataan pakcoy nauli 1..........................................................................19
3.2.3 Penanaman...................................................................................................21
3.2.4 Pemeliharaan................................................................................................21
3.2.5 Pengamatan.................................................................................................22
BAB IV..........................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................38
4
DAFTAR LAMPIRAN
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
pelatihan, serta kegiatan lainnya yang mendukung pencapaian tujuan masing-masing
institusi.
7
menurun dilakukan ditambah dengan penggunaan pestisida sehingga tidak
meningkatkan produktivitas. Selain itu, kebanyakan petani menggunakan pestisida
sintetik untuk mengusir hama, padahal pestisida sintetik berbahaya karena
meinggalkan residu yang merusak kesehatan manusia dan mencemari lingkungan,
selain itu pestisida sintetik juga menyebabkan resistensi hama.
8
3. Terbinanya jaringan kerjasama dan kemitraan dengan institusi tempat magang
dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik
dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku/tata nilai sumber daya
manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam bidang pertanian.
Manfaat yang diharapkan dari Magang ini adalah mengembangkan jejaring ( network)
dengan dunia industri/usaha yang berguna dalam pengembangan kurikulum, memperkaya
kompetensi mahasiswa, dan kesempatan kerja bagi mahasiswa/alumni, serta
mengembangkan program kemitraan.
9
BAB II
Sasaran pembangunan pertanian yang akan dicapai selama periode tahun 2017-2022
adalah:
10
2.1.3 Lokasi Geografis
Dinas Pertanian dan Kota Pangkalpinang terletak antara 20,4’ sampai 20,10’ Lintang
Selatan dan antara 106,04’ sampai dengan 106,07’ Bujur Timur. Dinas ini beralamatkan di
jalan Jendral Sudirman, Selindung Baru, Pangkalpinang dan terletak di bagian Timur pulau
Bangka.
Gambar 1....
2.1.4 Organisasi
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Untuk dapat menjalankan tugas yang telah dibebankan, Dinas Pangan dan
Pertanian dan memiliki Struktur Susunan Organisasi sebagai berikut :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
c. Bidang Ketahanan Pangan;
d. Bidang Tanaman Pangan, Perkebunan dan Holtikultura;
e. Bidang Peternakan;
11
f. Bidang Perikanan;
g. Unit Pelaksana Teknis (UPT);
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
2.1.5 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Dinas Pangan
dan Pertanian
Dinas Pangan dan Pertanian Kota Pangkalpinang dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan
Perangkat Daerah. Dinas Pertanian Kota Pangkalpinang adalah unsur pelaksana Pemerintah
Daerah di bidangKetahananPangan ,Pertanian , PeternakandanPerikanan. Dinas
PangandanPertanian dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.DinasPangandanPertanian
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugas, Dinas Pangan dan Pertanian
mempunyai fungsi sebagai berikut :
i. Kepala Dinas;
j. Sekretariat;
k. Bidang Ketahanan Pangan;
12
l. Bidang Tanaman Pangan, Perkebunan dan Holtikultura;
m. Bidang Peternakan;
n. Bidang Perikanan;
o. Unit Pelaksana Teknis (UPT);
p. Kelompok Jabatan Fungsional.
13
6. Masih rendahnya daya saing komoditas pertanian tercermin dari kualitas hasil
produksi yang belum memenuhi standar mutu dengan karakteristikyang sesuai
dengan keinginan konsumen, pasar domestik dan ekspor.
7. Belum optimalnya pengembangan produk dan rendahnya kesadaran
masyarakat dalam penerapan budidaya (tanaman, ternak)yang ramah
lingkungan.
8. Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani, peran dan fungsi kelembagaan
petani /nelayan sebagai wadah organisasi petani belum berjalan secara
optimal.
9. Belum optimalnya populasi dan produksi peternakan dalam memenuhi
kebutuhan pangan lokal;
10. Banyaknya pintu –pintu pemasukan hewan yang tidak didukung dengan
ketersediaan petugas pengawas lalu lintas hewan sehingga control terhadap
hewan yang masuk tidak maksimal yang bisa mengakibatkan masuknya
penyakit menular baik ke ternak maupun manusia( Zoonosis)
11. Semakin terbatasnya tenaga kerja yang terampil dan produktif yang mau
bekerja di sektor pertanian, perikanan kurang diminati oleh masyarakat
menyebabkan masyarakat meninggalkan pertanian.
12. Kurangnya sumberdaya manusia terutama dibidang medis dan medical vetriner
13. Pengaruh pasar global yang mensyaratkan adanya standarisasi produk
pertanian dan perikanan sehingga tidak mampu bersaing dipasar global.
2.3.2 Peluang
Peluang adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang dari luar
organisasi (eksternal) dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa
depan. Peluang dalam pengembangan pelayanan Dinas Pangan dan Pertanian
sebagai berikut:
1. Adanya peluang usaha penganekaragaman produk pangan
2. Meningkatkan dan mengembangkan produk unggulan daerah sehingga dapat
bersaing dipasar domestic dan global.
3. Adanya fasilitas dari pemerintah untuk memperkuat modal usaha
4. Pemanfaatan lahan pertanian melalui penerapan budidaya tanaman yang baik
dan produk yang baik dan penerapan teknologi yang ramah lingkungan
14
5. Meningkatkan jumlah SDM khususnya bidang pangan, pertanian, perikanan
dan peternakan melalui peningkatan pembinaan, sosialisasi dan pendampingan
terhadap petani dan nelayan
6. Meningkatkan jaminan kemitraan dan pesatnya kemajuan teknologi dituntut
untuk mampu mengembangkan usaha lebih produktif, efisien serta
memudahkan untuk membangun jaringan pemasaran.
7. Meningkatkan dan menambah jumlah petugas pengawas lalu lintas hewan
sehingga dapat mengontrol keluar masuknya hewan sehingga bisa
memperkecil resiko penularan wabah penyakit baik ke ternak maupun
manusia.
8. Adanya komitmen yang kuat dari pemerintah daerah dalam hal ini Kota
Pangkalpinang untuk membangun dan melaksanakan kepemerintahan yang
baik (Good Governance)
9. Mampu mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian yang sempit dengan
menggunakan teknologi serta mampu meningkatkan daya saing produk melalui
kualitas produk pertanian,perikanan dan peternakan.
10. Peningkatan sarana dan prasaran penunjang yang memadai.
11. Meningkatnya dukungan kebijakan dari pemerintah Pusat dalam mendorong
pengembangan pertanian, peternakan, dan perikanan melalui Dana Alokasi
Khusus, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, serta dukungan kebijakan dari
pemerintah provinsi
12. Adanya fasilitas dari pemerintah untuk memperkuat modal usaha
15
2.4 Time Shedule Kegiatan Magang
Minggu ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
16
BAB II
PEMBAHASAN
17
agar akar tetap utuh. Setelah tanaman dimasukkan ke lubang yang sudah disiapkan pada
lahan tanam tutup menggunakan tanah sekitar dengan tanah tipis saja.
Pada perlakuan (1) pupuk kandang, tambahnkan 3,5 sekop atau sekitar 0,5 kilo
pupuk kompos untuk setiap polybag. Pada perlakuan (2) dengan pupuk organic cair, yaitu
dengan cara menyemprotkan POC yang sudah dicairkan dengan air ke bagian tanah dan
tanaman pakchoy. Pada perlakuan (3) control,yaitu tanpa pemupukan pada proses
penanaman. Setiap perlakuan ada10 ulangan. Setelah ditanam,kemudian disiram dengan
air.
Polybag ditaruh dipekarangan Dinas Pangan dan Pertanian dibawah naungan
dinding.Jarak polybag dengan naungan sekitar 20cm dari sehingga tanaman tetap
mendapatkan cahaya matahari.
Perlakuan
Hari
kontrol kompos POC
4 HST 6.6 7 7.3
7 HST 8 8.5 9,63
10 HST 10.3 10.5 9,1
13 HST 12.2 12.9 13,2
16 HST 12.8 13,6 13,8
Tabel.1 Rata rata jumlah daun
18
Tabel 2. Rata-rata lebar daun
perlakuan
Hari
Kontorl Kompos POC
4 7.7 7.1 7
7 7.3 7.06
10 8.48 7.98 7.46
13 10.15 8.97 9.16
16 10.28 9.9 10.5
perlakuan
hari
kontrol kompos poc
4 4,25 3,9 3,5
7 4,23 4,25 6,13
10 4.21 4.38 4.74
13 4.73 4.8 5.58
16 5.1 5 5.91
19
kandangnya,juga rak tanaman.Luas rumah bibit KWT Bugenpil+- 30m 2.Sedangkan luas
demplotnya 150 m2.
3.2.3 Penanaman
Penanaman tanaman sawi pahit dilakukan dikebun percobaan KWT bugenpil,yang
terletak dijalan Selindung Baru, Pangkal Pinang. Percobaan ini menggunakan 2 perlakuan
dan 28 ulangan. Untuk perlakuan 1 bedengan langsung diberi lubang tanam sedalam 5-10
cm jarak antar lubang yaitu 25-30 cm 2. Lalu tanaman polybag disobek dan tanam sawi
ditanam.Setelah itu tutuplubang dengan tanah tipis-tipis
Pada perlakuan 2 bedengan diberi pupuk kompos dengan caralahan digarap
dandibat garis horizontal.setelah itu beri pupukkompos di bekasgarapan tersebut. Setelah
itu beri lubang tanam tepat di garis hasil garapan.setelah itu tanambibit sawi dan tutup
lubang dengan pupuk kandang yang telah ditabur.
3.2.4 Pemeliharaan.
20
Pemeliharaan Tanaman sawi dengandisiram dua kali sehari pada pagi dan sore
hari.Pemeliharaan juga dilakukandenganpemberian pupuk susuan saat umur tanaman
2minggu seteah tanam. Pada perlakuan (2) Tanaman sawi diberi pupukmutiara dengan
caramelarutkan segenggam pupuk mutiara dalam seember air,kemudian air disiram pada
tanaman sawi. Sedangkan untuk perlakuan (1), tanaman sawi diberi segenggang
pupukkompos pada bedengan,kemudian disiram dengan air.
3.2.5 Pengamatan
Pengamatan tanaman sawi dilakukan di kubun demplot kelompok Tani
Bugenpil.Tanaman dengan Perlakuan pupuk urea (mutiara) diukur tinggi batangnya dan
banyaknya daun.Laludibandingkan pertmbuhan tanaman sawi dengan pupuk urea dan
dengan pupuk kompos.Tanaman Sawi diamati tiap lima hari sekali,adapun
parameterpengamatan yaitu :tinggi batang, lebar daun.
Tabel 3.Rata–rata Pengamatan Pertumbuhan Sawi Pahit dengan parameter lebar daun HST
Tabel 4. Rata–rata Pengamatan Pertumbuhan Sawi Pahit dengan parameter jumlah daun HST
21
Gambar 2. Pengamatan Gambar 3. Pengamatan sawi
22
1 . Persiapan alaty dan bahan, seperti karung, kotoran sapi , dan EM4, sprayer, cangkul .
3 . Selanjutnya antara kotoran sapi disiram dengan EM4 yang sudah aktif sampai rata juga.
Tipsnya adalah sedikit – demi sedikit bahan kompos dihamparkan tipis – tipis. Kemudian
permukaannya disemprot dengan EM4 sampai merata. Selanjutnya diatasnya ditambahi
bahan kompos lagi dan disiram dengan em4 lagi. Begitu seterusnya sampai bahan kompos
habis.
4 . Setelah semua bahan habis, kompos ditutup dengan rapat selama minimal 4 minggu.
Setiap 3 hari, dilakukan pembalikan kompos untuk aerasi.
5. Selesai. Kalau dipegang tumpukannya rasanya sudah tidak panas, maka kompos dari
kotoran sapi sudah jadi.
23
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa pupuk cair organik seperti yang terbuat dari
urine sapi berperan untuk merangsang pertumbuhan tanaman, baik itu pada akar, daun,
serta buah.POC Memiliki kandungan zat yang berfungsi untuk perangsang tumbuh serta
dapat pula digunakan sebagai zat pengatur tumbuh atau ZPT. Aroma khas urine ternak
berfungsi untuk mencegah datangnya hama serta penyakit pada tanaman, sehingga dapat
pula digunakan sebagai pestisida alami. Salah satu kelebihan POC adalah kandungan hara
lebih tinggi dibanding pupuk kompos dari kotoran hewan, selain itu mudah tersedia bagi
tanaman. Artinya, tanaman bisa secara langsung memanfaatkaannya.Kandungan Nitrogen
(N) pada urine sapi sekitar 1% lebih tinggi dari pada kotoran padat. kandungan Phosphor
Urine sapi sekitar 0,5%, ini lebih tinggi dari pada kotoran padat. Beigitupun kandungan K
pada urine sapi jauh lebih tinggi dari pada kotoran padat. Pada urine sapi sekitar 1,5%
sedangkan pada kotoran padat 0,1%.
Bahan dan alat untuk membuat POC adalah sebagai berikut :
1. Urin 20 liter
2. EM4 0.1 liter, berufungsi sebagai bioaktivator
3. Empon-empon(jahe, kunyit, temulawak) 1 kg + air 1 kg , sebagai makanan nakteri
dan penawar bau tak sedap. Fungsinya sebagai makanan bakteri dapat diganti
dengan air cucian beras atau air kelapa
4. Gula aren 1 kg + air 1 liter, fungsinya sebagai nutrisi bakteri dan energi
mikroorganisme agar dapat mengurai menjadi bakteri. Gula aren merupakan
pengganti molase. Beli molase biasanya 1,5liter harganya 10ribu di toko pertanian
5. Tong bekas cat ukuran 100 ml, fungsinya sebagai tempat POC,
Gambar 9. Pupuk POC Gambar 10. Urin kambing Gambar 11. Bahan Pembuatan POC
24
• Masukkan bioaktivator 0.5 liter ke dalam tong.
• Tutup tong selama 1minggu agar fermentasi berjalan sempurna (secara aerob).
• Setelah 1 minggu ditutup, lalu dibuka untuk aerasi, dan untuk memuang amoniak,
agar aman ketika diaplikasikan.
• Jika sudah jadi, dikemas dalam derijen plastik sesuai pemasaran (5 liter, 10 liter, 20
liter).
• Pupuk organic cair siap digunakan untuk menyemprot tanaman. Sekitar 1-2 gelas air
mineral (sekitar 250 ml) dimasukkan dalam tangki knapsack sprayer 14 liter.
• Penyemprotan dilakukan sesuai anjuran dari dinas terkait. Biasanya pagi hari
sebelum jam 9.00 WIB dan sore hari setelah jam 15.00 WIB.
25
Genus : Piper
Spesies :Piper nigrum L
Jenis lada ada dua yaitu lada perdu dan lada panjat.sedangkan lingkungan petani
biasanya menanam lada panjat.Di BPTP Babel menanam lada panjat dan perdu.Bibit lada
panjat berasal dari stek sulur panjat, yang bercirikan setiap buku ruasnya memiliki akar
lekat atau calon akar lekat. Sedangkan lada perdu , bibitnya dibuat dari potongan batang
(stek) cabang produksi atau cabang buah, yang cirinya adalah buku ruasnya tidak memiliki
akar lekat.Yang dibahas pada laporan ini yaitu tentang lada panjat.
Adapun tahap budidaya lada diantara lain
3.5.1 Pemilihan bibit
1. Pemilihan bibit dilakukan di kebun induk yang merupakan syarat untuk bibit
bersertifikat yang didapat dari balai sertifikasi mutu benih.pemangkasan lada
untuk bibit dilakukan setiap 8-9 bulan sekali.ketika umur 34 bulan tanaman
sudah dihanggap tidak produktif untuk menghasilkan bibit. bibit unggulan,
dengan menggunakan bibit yang memiliki kualitas baik maka hasil buah
nantinya akan baik juga.Pilih indukan lada yang subur, cabang lada tersebut
berada pada ketinggian +- 30cm dari pangkasan terakhir (tidak terlalu tua
tersebut namun sudah memiliki batang dan daun.cabang). kemudian potong
cabang lada tersebut.
2. Kemudian potong cabang setiap tujuh ruas memiliki tujuh akar temple, pilih
akar yang lebat dan basah. (Adapun jenis tanaman lada yang akan ditanam
adalah lada panjat, karena untuk lada perdu, dimbil dari sulur buah dengan
cara dipotong meninggalkan cabang).
3. Kemudian bersihkan akar dan bahan bibit lada dipotong lagi menjadi,satu
buku satu akar dan dua daun. Harus berhati- hati karena daun tdak boleh
terpotong.daun merupakan sumber makanan bagi tanaman untuk bertunas
dan berakar
4. bahan tersebut direndam diember yang berisi campuran air dan
fungisida.adapun,fungisida yang dipakai adalahmerk dagang Dithane M-45.
26
Gambar 12. Pemotongan sulur Gambar 13. pemilihan bahan pembibitan
3.5.2 Persemaian
Persemaian lada dilakukan di greenhouse.Media yang digunakan adalah pasir
berhumus. Pertama-tama,caranya :
5. Media pasir berhumus dalam sebuah bak ditaburi fungisida Dithane 45, lalu
media tersebut disiram dengan air keran hingga merata.
6. Setelah itu , bibit lada ditanam dengan jarak 5 x 10 cm. setelah itu disiram lagi
dengan air keran yang mengalir.
7. Disiram setiap hari.
8. Persemaian dilakukan selama dua minggu sampai akar kokoh,sebelum
pembibitan maka harus diseleksi akar yang tumbuh baik. bila akar kurang baik
bibit dibuang.
27
Gambar 14. Penyemaian Lada Panjat Gambar 15. Penyemaian Lada Perdu
28
Gambar 16. Persiapan media tanam Gambar 17. Media Dalam Polybag
29
mengandalkan air hujan. Di BPTP Babel, direncanakan untuk membuat irigasi
tetes yaitu dengan vertigasi.
c. Hama penyakit lada adalah rayap, rayap dapat menghabiskan batang dalam
sehari karena memiliki enzim penghancur. Lada dapat diberi kapus untuk
mneghindari rayap. Hama lain yang sering menyerang lada yaitu kalong/ kang
kluit, adapun cara menanganinya yaitu dengan memakai susu yang ditaruh
dibotol bekas llu diberi nasi.
Pada perkebunan lada di petani, contohnya petani temberen, ada ¼ hektar yang
ditanami lada, jumlah pohon lada +- 625 pohon.Jarak antara tanaman lada
diperkebunan lada itu adalah 2x2 m 2. Hasil panen adalah kilo aau 9 karung. 1 karung
ada 50 kilo.maka hasil panen lada pada tahun 2019 yaitu 450 kilo.
30
Gambar 19 Pengumpulan buah lada Gambar 20. panen buah lada Gambar 21.pemetikan lada
31
adalah disiram. Penyemaian dilakukan untuk melindungi perakaran jagung agar kuat selama
15hari .
Luas lahan yang digunakan untuk penanaman jagung dikelompok Tani Kerabut
sekitar 0,25 hektar. Lahan tersebut tidak dibuat bedengan pada musim kemarau. Tanaman
jagung ditumpangsarikan denjgan tanaman kacangmera.Sebelum benih kacang merah
ditanam, sebaiknya direndam dengan fungisida matadot+ air selama satu jam. Bibit jagung
berasal dari benih dengan berat 0,5 kilo. Adapun benih kacang merah yang digunakan -+
0,25 kilo.
Pengolahan lahan pertama dimulai 15 hari sebelum tanam, yaitu membalikkan atau
membajak tanah, selama satu minggu tanah dibiarkan untuk memperbaiki aerasi dan
drainase tanah serta membunuh organisme tanah yang bisa mengganggu tanaman. Satu
minggu kemudian dilakukan pengolahan kedua dengan meratakan tanah dan membentuk
petakan-petakan penanaman.Diantara petakan dibuat saluran air atau parit dengan lebar 35
cm. Pada tanah-tanah yang kurang subur diatas petakan-petakan penanaman disebar pupuk
kandang 2.5 ton/ha, kemudian diaduk secara merata.
Penanaman bibit jagung dilakukan pada petakan-petakan yang telah dibentuk.Pada
saat tanam, tanah harus lembab tetapi tidak becek, jarak tanam yang digunakan 75 cm x 25
cm.kemudian dbuat lubang dan dilakukan penanaman.Penanaman dilakukan tupang sari
dengan tanaman kacang beras.Satu lubang tanam ditanam 2 bibit dan 2 benih kacang
beras.
Pemupukan dilakukan setelah 10 HST. Pemupukan susulanpertama menggunakan
KCl sebanyak dua kilogram, ditambah NPK dua kilogram, pupukmutiara 4 empat kilogram.
Kemudian pemupukan susulan kedua dilakukan saat tanamn bersua 20 HST. Pemupukan
susulan kedua dengan dosis KCl dua kilogram.Pemupukan dilakukan dengan cara
melarutkan pupuk dengan air. Kemudia pupuk dikocorkan pada tanaman.
Penyiraman dilakukan setiap 3-7 hari sekali. Selain itu tanaman jagung yang
ditumpangsarikan dengan kacang beras juga disiangi gulmanya. ‘
Pemanenan kacang beras dilakukan terlebih dahulu daripada tanaman jagung, yaitu
saat 25 HST.Panen kacang beras kedua ketika kacang berusia 40 HST, setelah itu panen
kacang beras yang ketiga dilakukan ketika tanaman berusia 55 HST. Untuk tanaman jagng
baru dapat dipanen +-65 HST.
32
Pada lahan di kelompok tani Air Melintang jaya, kelurahan Air Intan, kecamatan
Temberan, diketahui telah ditanam cabai selama tigamusim secara intensif. enurut
pengamatan kami, gejala hama penakit adalah sebagai8 berikut :
1. Cabai keriting
2. Perubahan warna daun (deformation leaves and discoloration)
3. Pembuahan cabai ang lebih cepat
4. Ukuran daun yang lebih kecil
a. Terkena penyakit Gemini virus, perantarana adalah kutu kebul ( Besimia Tabacci).
Pengendalian virus kuning yaitu dengan cara :
1. Pemakaian akarisida merek antarto, dll
2. Pemasangan Yellow Sticky Trap yang berasal dari kertas karton kuning atau dari
papan yang kemudian di cat warna kuning. Kemudian kertas tersebut dipasang
pada tonglkat dan diberi lem tikus.minyak.
3. penyampuran akarisida agar Bekerja secara efektif dan sinergis. Bilang pada toko
pertanian untuk tidak dicampur dengan pestisida berbahan alkalis.
4. Penanaman tanaman orok-orok untuk mengusir hama dan vektor penyakit
disekitar pertanaman cabai.
5. Pencabutan daun atau eradiskasi, yaitu dengan memusnahkan tanaman yang
sudah terserang virus kuning. hal tersebut dilakukan agar penyakit tidak
menular.
Adapun untuk mencegah wabah virus kuning dapat dilakukan langkah sebagai berikut :
Rotasi tanaman , rotasi tanaman dilakukan dengan tanaman yang berbeda famili.
Cabagi jangan ditumpangsarikan dengan tomat karena dari Solanaceae.
Pesnab eceng gondok dan daun nimba. Pesnab digunakan karena untuk pertanian
organic dan pesnab bersifat (hit and run (pukul dan lari), saat diaplikasikan, akan
membunuh hama saat itu juga dan setelah hamanya mati, residunya akan hilang di
alam. Dengan demikian produk terbebas dari residu pestisda sehingga aman
dikonsumsi manusia.
Rotasi tanaman
33
Penggunaan perangkap kuning, caranya yaitu dengan botol atau yellow sticky trap.
Caranya botol dicat dengan warna kuning kemudian diberi lem minyak. Pada yellow
sticky trap kertas yang diberi cat dan minyak ataupun lem. Adapun pengganti
minyak atau lem dapat menggunakan metilat (sudah berwarna kuning sehingga
tidak perlu dicat). Perangkap kuning dilakukan karena serangga suka warna kuning.
c. Gejala kekurangan unsur hara kalium atau potasium. Pengobatannya adalah dengan :
Pupuk ZK
Pupuk KNO3
Pupuk organik cair
Gambar 22. Penyuluhan Langsung dengan Petani Cabai Gambar 23. Cabe berpeyakit
34
3.9 Membantu Pemeliharaan Tanaman di KWT Mutiara
KWT Mutiara terletak di kelurahan Air Intan, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal
Pinang.KWT diberi bantuan oleh pemerintah sebanyak 50 juta rupiah yang dibagi untuk tiga
komponen.Tiga komponen tersebut, yaitu kebun bibit, demplot dan pekarangan anggota.
Tiap anggota dibekali petenakan ayam. Total ayam yang diberikan yatu 60 ekor untuk 30
anggota. Adapun luas kebun demplot KWT mutiara yaitu 500 m 2.sedangkan luas kebun bibit
yaitu 25 m2. Sumber dana KWT Mutiara berasal dari dana APBN. Yang dilakukan di KWT
Mutiara adalah penanaman bibit tanaman kangkung dengan mempersiapkan polybag yang
kemudian diisi dengan kompos, sekam, dan tanahdengan perbandingan 1 : 1 :1 . kemudian
diberi benih dengan cara disebar, lalu disiram. Kemudian dilakukan pemeliharakan tanaman
kacang, dengan memberi pupuk urea dengan takaran / liter 2 ml.
Kangkung ini ini sudah ditanam 9 hari yang lalu.Tanaman kangkung disiram setiap
hari pada pagi hari. Selain itu, dilakukan pula pemberian pakan ternak ayam milik KWT
Mutiara yaitu dengan biji jagung dan nasi. Ayam di KWT itu hanya lima ekor. Ayam milik
KWT dapat dimanfaatkan kotorannya untuk pembuatan pupuk kandang.Ayam ternak
tersebut dapat pula diberi makan limbah organic rumah tangga.Bila ayam sudah besar maka
dapat dikembangbiakkan dan di jual telurnya. KWT Mutiara juga membibitkan ikan yang
diberi makan pellet dan sisa tanaman.Ikan lele dari KWT Mutiara dijual dan dibagikan ke
anggota KWT. Selain itu, di KWT Mutiara juga mahasiswi juga membantu persiapan
pembuatan hidropinik di kebun bibit KWT mutiara, seperti nutrisi tanaman hidroponik,
starter kit, air, pemasangan waterpump , dan rockwool. Persipaapn bahan yang dilakukan
yaitu pembelian benih tanaman holtikultura, pupuk organic dan pupuk kimia di took
pertanian terdekat. Menurut hemat kami, Pertanian di KWT Mutiara sudah terpadu dan
berkelanjutan karena memnafaatkan sumberdaya yang ada dan memakai sedikit bahan
anorganik. Saran kami , sebaiknya pertanian dapat dilkukan dengan system tumpang sari,
atau rotasi tanaman, selain itu penggantian pupuk urea dengan bahan yang lebih ramah
lingkungan seperti POC ataupun pupuk kompos dan pupuk hayati juga diperlukan.
35
kriting, terong, seledri, daun bawang, dan cabai). Serta tanaman pangan (jagung manis,
ganyong, dan sagu larut). KWT ini juga mendapat bantuan pemerintah berupa rak dengan
harga 500.000 rupiah per unit untuk setiap anggota, rumah bibit seharga Sembilan juta
perkelompok, juga kebun demplot pembudidayaan dengan luas 700m 2, dan suhu 30oC, jenis
tanah pmk. Penyemaian dilakukan di rumah bibit. tergolong menerapkan pertanian semi
organic karena menggunakan pupuk kompos dan sedikit pupuk urea NPK. Hasil panen di
KWT Komala Indah, diantaanya adalah : a. Timun, ada dua bedeng di kebun demplot
dengan hasil panen 50 kilo dan harga jual 5000 rupiah perkilo, b. bayam dengan hasil
panen 30 kilo, c. kangkung 30 kilo, d. daun bawang lima kilo, ada dua
BAB IV
36
Menurut hasil percobaan di kebun demplot bugenpil, diketahui bahwa tinggi tanaman
jumlah daun dan lebar daun pada perlakuan urea lebih tinggi daripada pupuk kompos.
menurut hemat kami, hal ini dipengaruhi oleh letak bedengan pada lahan sawi dengan
perlakuan pupuk urea ternaungi pohon. Jambu bol dan plank. sedangkan bedengan pada
lahan sawi dengan perlakuan kompos tidak. maka dari itu perlu dilakukan percobaan
lanjutan.
sedangkan, menurut hasil percobaan dilahan pekarangan dinas pangan dan pertanian
pangkalpinang, lebar daun, jumlah daun dan tinggi tanaman pada perlakuan POC (Pupuk
Organik Cair) lebih tinggi, dibandingkan dengan pupuk kompos, diikuti dengan perlakuan
kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
37
Andoko, A. 2006. Budidaya Padi secara Organik. Jakarta: Penebar Swadaya.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. 2015. Pembuatan Pupuk Organik.
Pelatihan Teknis Budidaya Padi bagi Penyuluh Pertanian dan Babinsa. Pusat
Pelatihan Pertanian Republik Indonesia.
Noor, A., A. Jumberi, dan R.D. Ningsih. 1996. Peranan Pupuk Organik dalam Meningkatkan
Hasil Padi Gogo di Lahan Kering. Prosiding Seminar Teknologi Sistem Usahatani
Lahan Rawa dan Lahan Kering. Halaman 575-586.
Purwendro, S. 2009. Mengolah Sampah: untuk Pupuk dan Pestisida Organik. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Sentana, S. 2010. Pupuk Organik, Peluang, dan Kendalanya. Prosiding Seminar Nasional
Teknik Kimia. Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam
Indonesia. UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia, LIPI.
Serikat Petani Indonesia. 2011. Air Kencing Kelinci: Cairan Ajaib untuk Pertanian. [Online].
Tersedia: https://www.spi.or.id/air-kelinci-cairan-ajaib-untuk-pertanian/. (Diakses
pada 6 Oktober 2016).
Setyorini, D, R. Saraswati, dan Ea Kosman Anwar. 2003. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
Badan Penyuluhan Teknologi Pertanian, Republik Indonesia.
Setyorini, D. 2005. Pupuk Organik Tingkatkan Produksi Tanaman. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Halaman 13-15.
Sibuea, L.H., K. Prastowo, Moersidi S., dan Edi Santoso. 1993. Penambahan Pupuk untuk
Mempercepat Pembuatan Kompos dari Bahan Sampah Pasar. Halaman 267-280
dalam Prosiding Pertemuan Teknis Penelitian Tanah dan Agroklimat: Bidang
Kesuburan dan Produktivitas Tanah.
38
39
40
Lembar Monitoring dan Evaluasi untuk Peserta Magang
41
Logbook/Catatan Haarian Magang
42
Lampiran 2. Pengamatan Pertumbuhan Sawi Varietas Nauli f1
12 Agustus 2019
43
. . . . .
daun 0 0 0 0 0 0 5 5 2 5 0 2 5 5 4
4 4 4 3 4
tinggi . . . . . 4. 3. 4.
batang 5 8 6 5 5 4 5 4 3 4 5 5 5 9 4 5 2 5 5 5 3 7 5 3 4 4 4 4 2 9
21 Agustus 2019
44
45
Lampiran Gambar Pendukung Laporan Magang
Gambar 24.cabe yang terkena Gambar 25. Pestisida sintetil Gambar 26. Istirahat dari
hama berbahan gandomil perawatan tanaman kacang
Gambar 30.
Aquaponik milik bu RW di Gambar 31. Pupuk Urea Gambar 32. Penanaman
kelurahan Temberan pakchoy dengan vertikultur
46
Gambar 38. Peternakan ayam
Gambar 36.
Gambar 37. Kebun demplot KWT anggota KWT Bugenpil
Rumah bibit KWT Bugenpil
Bugenpil
47
pupuk kompos kandang sayuran
48