Percobaan ini akan dilakukan pada bulan Januari 2020 sampai dengan Juni 2020.
Penanaman, dan karakterisasi genotip Oryza sativa dilakukan di Rumah Kaca Ciparanje,
Barat.
3.2.1 Alat
Pada tahap persemaian dan penanaman benih menggunakan gelas plastic, plastic, tissue,
baki persemaian, hand sprayer, ember, dan emrat, sarung tangan, media tanam (tanah, sekam,
protection of New varieties of plants) Rice” untuk pemeriksaan tentang perbedaan harmonis,
keseragaman, dan stabilitas (DUS) untuk mengidentifikasi karakteristik yang sesuai dalam
pemeriksaan DUS dan produksi deskripsi varietas. Alat penunjang kunci deskiptor UPOV
3.2.2 Bahan
Materi genetik genotip padi yaitu 4 nomor benih hasil seleksi marka molekuler dari
benih tetua-tetua piramidisasi (PP51 X CAKA283 ), Pandan Wangi, PTB33, dan Kitaake. 4
4 genotip padi hasil persilangan F3 hasil pyramiding backcross. Satu genotip memerlukan 100
sample tanaman untuk pengkarakterisasi deskriptif. Terdapat empat genotip, maka seluruh
genotip terdapat 400 tanaman untuk dikarakterisasi. Adapun untuk perbanyakan dan
pengurangan resiko kerusakan tanaman,akibat iklim maupun hama penyakit, maka ditanam 400
tanaman.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
persemaian adalah tanah, arang sekam, dengan perbandingan 2:1. Benih tetua dan benih hasil
kemudian dipindah tanam ke rumah kaca. Pengujian kualitas benih tidak dilakukan karena benih
padi merupakan benih hasil persilangan. Berat benih ringan dan tidak mungkin0p terbenam
didalam air.
Perkecambahan benih
Setelah benih berkecambah, bibit tetua maupun bibit 4 genotip hasil persilangan ditanam
di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Unpad. Benih ditanam dalam ember berisi tanah seberat 10
kg. Pemeliharaan tanaman padi meliputi penyiangan padi dari gulma, Penyulaman bila ada
tanaman yang mati, dan penyiraman. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma dengan
tangan. Penyiraman dilakukan tiga hari sekali, selain untuk menjaga agar tanaman tidak kering
Pemupukan awal padi TSP 150kg/hektar, KCL 100 kg/ hektar, dan Urea 100kg/hektar.
Pupuk susulan diberikan 2 kali yaitu pada 14 hari setelah tanam (hst) dengan pemberian pupuk
Urea sebanyak 200 kg/ha, SP36 sebanyak 75 kg/ha, dan KCl sebanyak 100 kg/H. Pupuk susulan
kedua diberikan pada saat padi berumur 30 HST yaitu dengan pemberian pupuk Urea sebanyak
200 kg/ha. Pupuk Urea diaplikasikan kembali dengan alasan tampak ciri-ciri kekurangan N pada
penyakit berupa jamur dilakukan dengan menggunakan pestisida. Pestisida yang digunakan
yaitu fungisida dengan merek dagang Score E250EC dengan bahan aktif difenokonazol untuk
pengendalian penyakit hawar daun padi. Seeangkan, , Penyemprotan gulma menggunakan Ally
VG: penilaian visual dengan pengamatan tunggal sekelompok tanaman atau bagian tanaman
VS: penilaian visual dengan pengamatan tanaman individu atau bagian tanaman
Observasi "Visual" (V) adalah observasi yang dibuat atas dasar penilaian ahli. Untuk
keperluan dokumen ini, pengamatan "visual" mengacu pada pengamatan sensorik para ahli.
Pengamatan visual meliputi pengamatan di mana ahli menggunakan referensi. Pengukuran (M)
adalah pengamatan objektif terhadap skala linear yang dikalibrasi misalnya menggunakan
3. Daun: intensitas warna hijau = Daun yang diukur warnanya adalah daun pertama yang muncul
setelah penicle/malai
7. Auricle .pada buku bagian ujung dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana
cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah daun) dan bagian yang terpanjang dan terbesar
menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan
agronomi diamati berdasarkan panduan sistem karakterisasi dan evaluasi tanaman padi
(Deptan 2003).
Karakter Morfologi :
1. Karakter Daun
a. Distribusi vertikal dan sudut daun dari tiga daun bagian atas dilakukan 10 hari setelah
pembungaan. Batang utama untuk setiap perlakuan diteliti untuk pengukuran sudut daun
(sudut antara daun dengan batang utama) dari daun bendera, daun kedua, dan ketiga dari
b. Dinamika luas daun dari tiga daun bagian atas. Luas daun bendera, daun kedua, dan
ketiga dari atas diukur dengan metode panjang x lebar x 0.75 (koefisien) (Yoshida 1976)
2. Karakter Batang, diukur diameter ruas batang bagian bawah dan bagian atas setelah berbunga
4. Karakter gabah, dilakukan pengukuran terhadap panjang, lebar, dan tebal gabah menggunakan
alat kaliper.
Karakter Agronomi :
1. Jumlah anakan total yaitu total anakan produktif dan tidak produktif. Kategori Very high untuk
anakan >25 anakan/tanaman (skoring 1), Good untuk anakan 20-25 anakan/tanaman (skoring 3),
Medium untuk anakan 10-19 anakan/tanaman (skoring 5), low 5-9 anakan/tanaman (skoring 7),
2. Jumlah anakan produktif dengan menghitung anakan yang mengeluarkan malai. Kategori Very
high untuk anakan >25 anakan/tanaman (skoring 1), Good untuk anakan 20-25 anakan/tanaman
(skoring 3), Medium untuk anakan 10-19 anakan/tanaman (skoring 5), low 5-9 anakan/tanaman
(skoring 7), very low jika anakan < 5 anakan pertanaman (skoring 9)
3. Persentase anakan produktif dihitung dari nisbah malai terhadap jumlah anakan pada tahap
4. Tinggi tanaman, diukur dari permukaan tanah hingga ujung malai tertinggi diamati setelah
pembungaan. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur tinggi dari permukaan
tanah sampai ujung malai tertinggi. Tanaman dikategorikan Semidwarf apabila kriteria tinggi
pada dataran rendah : <110 cm; dataran tinggi: <90 cm) (skoring 1), Intermediate (dataran
rendah: 110-130 cm; dataran tinggi: 90-125 cm) (skoring 50, Tall (dataran rendah: >130 cm;
5. Luas daun per rumpun pada tahap anakan maksimum, berbunga, dan pengisian biji, diukur
perlakuan kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 85oC selama 48 jam hingga mencapai
7. Umur Berbunga dan Panen. Umur berbunga dicatat dalam hari sejak semai hingga membentuk
malai (50% tanaman berbunga) dan umur panen dicatat dalam hari sejak semai hingga matang
8. Komponen hasil diperoleh dengan mengamati jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per
malai, jumlah gabah isi, persentase gabah isi, dan bobot 1000 butir
Data kuantitatif dianalisis dengan uji F menggunakan program SAS 9.1 untuk
analisis ragam (ANOVA), pada taraf pengujian α 1% dan 5%. Hasil ANOVA
selanjutnya digunakan untuk analisis parameter genetik, yaitu heritabilitas arti luas (h2bs)
dan koefisien keragaman genetik (KKG) yang diduga melalui analisis komponen ragam.
Pendugaan komponen ragam genetik dilakukan menurut Singh dan Chaudhary (1979)