Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Tempat dan waktu penelitian


Penelitian dlakukan di rumah kaca, fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan. Dari bulan September 2022 sampai dengan selesai.
1.2 Bahan dan Alat

Bahan

 Benih sawi
 Pupuk organik cair
 Polibag
 Kompos

Alat

 Cangkul
 Gembor
 Lanjaran bambu
 Tali rafia
 Meteran
 Jangka sorong
 Hand prayer

3.3 Metode penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok


(RAK) faktorial yang terdiri dari faktor, yaitu :

Faktor I: Konsentrasi pupuk organik cair superbionik (S), yang terdiri dari 4 taraf yaitu :

S1 = Kontrol

S2 = 1 cc/ 1 L air
S3 = 2 cc/ 1 L air

S4 = 3 cc/ 1 L air

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot penelitian : 36 plot

Jumlah tanaman / plot : 4 tanaman

Jumlah tanaman sampel /plot : 4 tanaman

Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 144 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 144 tanaman

Jarak antar plot : 30 cm

Jarak antar ulangan : 50 cm

Jarak tanam : 70 x 60 cm

Data dari hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan model linear berikut:

Yijk = µ + pi + αj + βk + ( αβ ) jk + ∑ijk

Dimana :

Yijk = Hasil pengamatan dri faktor waktu aplikasi pupuk kandang ayam (M) pada
taraf ke i dan faktor pupuk superbionik (S) pada taraf ke j pada ulanagan ke k

µ = Nilai tengah

pi = Efek dari blok ke i

αj = Pengaruh perlakuan waktu aplikasi pupuk kandang ayam ( M) pada taraf ke j

βk = Pengaruh perlakuan pupu superbionk (S) pada taraf ke k


(αβ) jk = Pengaruh kombinasi perlakuan waktu aplikasi pupuk kandang ayam (M) pada
taraf ke j dan pupuk superbionik (S) pada taraf ke k

∑ijk = Efek galat

3.4 Pelaksanaan penelitian

3.4.1 Persiapan Lahan

Lahan penelitian di bersihkan dari gulma dan sisa – sisa tanaman, kemudian di
buat plot dengan ukuran 80 cm x 100 cm.

3.4.2 Penanaman

Bibit tanaman sawi di tanam sebanyak 3 biji dalam satu kantong polybag. Hal ini
dilakukan untuk menghindari adanya biji yang tidak tumbuh. Ketika salah satu bibit
tumbuh dengan baik maka bibit yang lainnya yang berada pada pot yang sama akan di
cabut.

3.4.3 Pemeliharaan

 Penyiraman
Penyiraman di lakukan pagi dan sore hari atau tergantung keadaan cuaca.
 Penyulaman
Penyulaman dilakukan 5 – 10 hari setelah pindah tanam pada tanaman yang mati
atau pertumbuhannya yang abnormal dengan tanaman baru yang seragam dan sehat
serta pertumbuhannya normal.
 Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma atau dengan
menggunakan cangkul yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
 Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir dilakukan 7 hari setelah pindah tanam. Ajir yang digunakan
bambu dengan panjang 125 cm dengan lebar 4 cm dan ketebalan 2 cm yang
ditancapkan dengan jarak sekitar 10 cm dari lubang tanam.
 Perempelan
Perempelan dilakukan dengan membuang tunas – tunas baru yang tumbuh
pada batang utama atau di setiap ketiak daun, bunga pertama dan daun – daun tua.
Perempelan dilakukan sampai tanaman membentuk percabangan utama.
 Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara preventif ( pencegahan)
dengan menyemprotkan insektisida organik pentana 2 cc/ 1 air dan fungisida antracol
70 WP 2 g/i air yang di aplikasikan seminggu sekali.

3.4.5 Aplikasi pupuk kandang dan pupuk organik cair superbiotik

Aplikasi pupuk kandang dilakuakan 4 minggu, 3 minggu, 2 minggu, dan 1


minggu sebelum pindah tanam yang di campur dengan top soil dengan perbandingan 3 top
soil : 1 pupuk kandang dan di masukkan ke dalam polibag. Sedangkan aplikasi superbiotik
dilakukan satu minggu setelah pindah tanam hingga akhir penelitian sesuai dengan
perlakuan yang di tentukan dengan interval waktu aplikasi 7 hari sekali.

3.4.6 Panen
Panen dilakukan setelah tanaman berumur sekitar 84 hari setelah pindah
tanam, dimana tanaman di panen dengan interval 7 hari sekali yang di lakukan pada buah
yang telah memenuhi kriteria panen, yaitu seluruh bagian buah berwarna merah.
3.4.7 Pengamatan parameter
 Tinggi tanaman ( cm)
Tinggi tanaman di ukur 3 minggu setelah penanaman di lapangan yang di lakukan 2
minggu sekali sampai 11 minggu setelah pindah tanam. Tinggi tanaman di ukur dengan
menggunakan meteran yang di ukur mulai dari permukaan tanah sampai titik tumbuh.
 Diameter Batang (mm)
Diameter batang di hitung 3 minggu setelah pindah tanam dengan interval 2
minggu sekali hingga 11 minggu setelah pindah tanam. Diameter batang di ukur adalah
batang utama ( primer) dengan menggunakan jangka sorong.
 Jumlah cabang
Jumlah cabang dihitung pada saat panen terakhir, dimana cabang yang dihitung
adalah cabang primer, cabang sekunder dan cabang tersier pada semua tanaman sampel.
 Bobot buah tanaman sampel (g)
Dihitung bobot buah yang di hasilkan tanaman sampel yang telah memenuhi
kriteria panen yaitu seluruh bagian buah berwarna merah.

Anda mungkin juga menyukai