Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan ketinggian ±75 meter dari permukaan laut.
Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni Sampai Agustus tahun 2018.
Bahan yang digunakan meliputi: jagung Hibrida varietas bisi-2, bokashi dan alat
yang digunakan yaitu cangkul, ajir, sabit, ember, tali rafia, meteran, timbangan,
Metode percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Faktor pertama adalah Bokashi kotoran sapi (B), yang terdiri dari:
B1: 5 kg (ukuran 1 x 3 m)
B2: 10 kg (ukuran 1 x 3 m)
B3: 15 kg (ukuran 1 x 3 m)
16
Tabel 1. Kombinasi perlakuan
satuan percobaan.Luas lahan yang digunakan adalah 187,5m/segi dengan ukuran (12,5
3 m x 1 m (untuk jarak tanam 20 x 80 cm) populasi 62.5 tanaman/ha dengan jarak antar
petak 0,5 m, jarak antar ulangan 1 m dan jarak antara tepi dan petakan 0,5 m.
untuk melihat perbedaan yang nyata antara perlakuan digunakan Uji BNJ (Beda Nyata
Jujur) pada taraf 5% dan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.
20 x 80 cm) dengan jarak antar petak 50 cm dan jarak antar ulangan 100 cm,
17
sesuai dengan perlakuan masing-masing. Pengaplikasian bokashi dilakukan 2
3.4.2 Penanaman
memasukkan benih ke dalam lubang tanam sebanyak 2 benih per lubang tanam
1. Pengairan
Stadia tumbuh tanaman jagung yang sangat memerlukan air irigasi, yaitu stadia
vegetatif (20-30 hst), stadia pembungaan (45-60 hst), dan stadia pemasakan biji (70-
80 hst). Dengan demikian pada stadia pertumbuhan tersebut tanaman harus diairi
2. Penyulaman
3. Penjarangan
dilakukan dengan memotong tanaman yang tidak perlu sehingga hanya satu yang
baik pertumbuhannya.
4. Penyiangan
18
Penyiangan gulma dilakukan 2x secara manual atau menggunakan cangkul. Saat
5. Pemberian pupuk
tanam, walaupun telah mengunakan bokashi, untuk kecukupan unsur hara yang
diperlukan tanaman, tetap diberikan pupuk kimia urea (150 kg/ha), sp-36 (50 kg/ha)
dan KCl (25 kg/ha) Pemberian pupuk dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, seluruh
pupuk posfor (sp-36) dan 1/3 pupuk urea diberikan bersamaan dengan waktu tanam
dengan cara ditugal sedalam 10 cm pada jarak 5 cm di kiri atau kanan lubang.
Kedua, setelah tanaman berumur 21 hst diberikan pupuk urea dengan dosis 1/3
bagian dengan cara ditugal sedalam 10 cm pada jarak 10 cm di kiri atau kanan
lubang. Ketiga atau terakhir, saat tanaman berumur 36 hst diberikan 1/3 bagian
pupuk urea dengan cara pemberian sama seperti pada tahap kedua.
penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 g/liter air. Dengan interval
20 hari sekali saat umur 10 HST, pada umur 30 HST, dan umur 50 HST
3.4.4 Panen
Panen jagun muda dilakukan dengan kriteria biji jagung terisi penuh dan
tongkol atau kelobot masih berwarna hijau dan panen jagung tua dilakukan dengan
kriteria tongkol atau kelobot mengering, biji keras, mengkilat, dan bila ditekan tidak
membekas.
19
3.6 Parameter Pengamatan
(Minggu Setelah Tanam), 6 MST dan 8 MST. Dilakukan dengan cara di ukur dari
pangkal batang tanaman dari permukaan tanah sampai pucuk daun yang tertinggi
Pengamatan jumlah daun dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST, 6 MST
dan 8 MST. Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah
Pengamatan lilit batang dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST, 6 MST
dan 8 MST. Penghitungan lilit batang dilakukan dengan cara diatas daun kedua
paling bawah.
Umur berbunga dihitung setelah tanaman mengeluarkan bunga sekitar 70% atau
Panjang tongkol (cm) diukur pada bagian pangkal hingga ujung tongkol dengan
menggunakan meteran.
jagung.
20
3.5.7 Berat tongkol per Petak (kg)
21