Anda di halaman 1dari 6

III.

BAHAN DAN MATERI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tangeban, Kecamatan Masama, Kabupaten

Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan ketinggian ±75 meter dari permukaan laut.

Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni Sampai Agustus tahun 2018.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan meliputi: jagung Hibrida varietas bisi-2, bokashi dan alat

yang digunakan yaitu cangkul, ajir, sabit, ember, tali rafia, meteran, timbangan,

kalkulator, kamera, GPS dan alat tulis menulis.

3.3 Metode Penelitian

Metode percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak

Kelompok (RAKL), terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu:

Faktor pertama adalah Bokashi kotoran sapi (B), yang terdiri dari:

B0: Tanpa Pupuk (Kontrol)

B1: 5 kg (ukuran 1 x 3 m)

B2: 10 kg (ukuran 1 x 3 m)

B3: 15 kg (ukuran 1 x 3 m)

Faktor kedua adalah Jarak Tanam (J), yang terdiri dari:

J1: (20 x 60 cm),

J2: (25 x 70 cm)

J3: (20 x 80 cm).

16
Tabel 1. Kombinasi perlakuan

Bokashi(B Jarak tanam


) J1 J2 J3
B0 B0J1 B0J2 B0J3
B1 B1J1 B1J2 B1J3
B2 B2J1 B2J2 B2J3
B3 B3J1 B3J2 B3J3

Masing-masing kombinasi perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 36

satuan percobaan.Luas lahan yang digunakan adalah 187,5m/segi dengan ukuran (12,5

m x 15 m). Ukuran petak 3 m x 1 m (untuk jarak tanam 20 x 60 cm populasi 83.333

tanaman/ha, 3 m x 1 m (untuk jarak tanam 25 x 70 cm) populasi 57.14 tanaman/ha dan

3 m x 1 m (untuk jarak tanam 20 x 80 cm) populasi 62.5 tanaman/ha dengan jarak antar

petak 0,5 m, jarak antar ulangan 1 m dan jarak antara tepi dan petakan 0,5 m.

3.4 Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam (anova) RAKL

untuk melihat perbedaan yang nyata antara perlakuan digunakan Uji BNJ (Beda Nyata

Jujur) pada taraf 5% dan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

3.5 Pelaksanaan Penelitian

1.4.1 Persiapan Lahan

Lahan dibersihkan dari gulma-gulma kemudian tanah di cangkul dan

digemburkan, dibuat petakan ukuran petak 3 m x 1 m (untuk jarak tanam 20 x 60

cm), 3 m x 1 m (untuk jarak tanaman 25 x 70 cm) dan 3 m x 1 m (untuk jarak tanam

20 x 80 cm) dengan jarak antar petak 50 cm dan jarak antar ulangan 100 cm,

penggemburan tanah pada setiap petak bersamaan dengan pengaplikasian bokashi

17
sesuai dengan perlakuan masing-masing. Pengaplikasian bokashi dilakukan 2

minggu sebelum tanam.

3.4.2 Penanaman

Sebelum benih ditanam, dilakukan perendaman benih dengan Demof berdosis

10g/kg benih selama 15 menit, untuk mencegah penyakit bulai. Kemudian

dikering-anginkan ditempat yang teduh. Penanaman dilakukan dengan cara

memasukkan benih ke dalam lubang tanam sebanyak 2 benih per lubang tanam

dengan jarak tanam 20 x 60 cm, 25 x 70 dan 20 x 80 cm pada ke dalaman 3-5 cm.

3.4.3 Pemeliharaan Tanaman

1. Pengairan

Stadia tumbuh tanaman jagung yang sangat memerlukan air irigasi, yaitu stadia

vegetatif (20-30 hst), stadia pembungaan (45-60 hst), dan stadia pemasakan biji (70-

80 hst). Dengan demikian pada stadia pertumbuhan tersebut tanaman harus diairi

apabila tidak turun hujan.

2. Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati atau abnormal

pertumbuhannya. Penyulaman dilakukan sampai 1 minggu setelah tanam. Waktu

penyulaman yang baik adalah sore hari.

3. Penjarangan

Penjarangan tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu.Penjarangan

dilakukan dengan memotong tanaman yang tidak perlu sehingga hanya satu yang

baik pertumbuhannya.

4. Penyiangan

18
Penyiangan gulma dilakukan 2x secara manual atau menggunakan cangkul. Saat

tanaman jagung berumur 15 (HST), dan saat umur 40 (HST).

5. Pemberian pupuk

Pengaplikasian pupuk bokashi dilakukan pada saat 2 minggu sebelum

tanam, walaupun telah mengunakan bokashi, untuk kecukupan unsur hara yang

diperlukan tanaman, tetap diberikan pupuk kimia urea (150 kg/ha), sp-36 (50 kg/ha)

dan KCl (25 kg/ha) Pemberian pupuk dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, seluruh

pupuk posfor (sp-36) dan 1/3 pupuk urea diberikan bersamaan dengan waktu tanam

dengan cara ditugal sedalam 10 cm pada jarak 5 cm di kiri atau kanan lubang.

Kedua, setelah tanaman berumur 21 hst diberikan pupuk urea dengan dosis 1/3

bagian dengan cara ditugal sedalam 10 cm pada jarak 10 cm di kiri atau kanan

lubang. Ketiga atau terakhir, saat tanaman berumur 36 hst diberikan 1/3 bagian

pupuk urea dengan cara pemberian sama seperti pada tahap kedua.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis 2,5

EC dengan dosis 2 ml/liter air, sedangkan pengendalian penyakit dilakukan

penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 g/liter air. Dengan interval

20 hari sekali saat umur 10 HST, pada umur 30 HST, dan umur 50 HST

3.4.4 Panen

Panen jagun muda dilakukan dengan kriteria biji jagung terisi penuh dan

tongkol atau kelobot masih berwarna hijau dan panen jagung tua dilakukan dengan

kriteria tongkol atau kelobot mengering, biji keras, mengkilat, dan bila ditekan tidak

membekas.

19
3.6 Parameter Pengamatan

3.5.1 Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 4MST

(Minggu Setelah Tanam), 6 MST dan 8 MST. Dilakukan dengan cara di ukur dari

pangkal batang tanaman dari permukaan tanah sampai pucuk daun yang tertinggi

setelah diluruskan dengan menggunakan meteran.

3.5.2 Jumlah Daun (Helai)

Pengamatan jumlah daun dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST, 6 MST

dan 8 MST. Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah

daun yang telah membuka sempurna.

3.5.3 Lilit Batang (cm)

Pengamatan lilit batang dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST, 6 MST

dan 8 MST. Penghitungan lilit batang dilakukan dengan cara diatas daun kedua

paling bawah.

3.5.4 Umur Berbunga (HST)

Umur berbunga dihitung setelah tanaman mengeluarkan bunga sekitar 70% atau

6 tanaman sampel telah berbunga.

3.5.5 Panjang tongkol (cm)

Panjang tongkol (cm) diukur pada bagian pangkal hingga ujung tongkol dengan

menggunakan meteran.

3.5.6 Jumlah Baris Pertongkol (Baris)

Pengamatan ini dilakukan dengan menghitung baris pertongkol pada tanaman

jagung.

20
3.5.7 Berat tongkol per Petak (kg)

Pengamatan ini dilakukan setelah tongkol jagung di panen muda, kemudian

tongkol per petak ditimbang.

21

Anda mungkin juga menyukai