Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENGATURAN JARAK TANAM DAN PENDUGAAN HASIL PANEN


PERHEKTAR

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kangkung termasuk sayuran yang populer di Indonesia. Tanaman
ini berasal dari daerah tropis, terutama daerah Afrika dan Asia.
Kangkung memiliki kandungan gizi yang lengkap, diantaranya protein,
lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi, natrium, kalium,
vitamin A, B, C, dan karoten (Polii, 2009). Selain itu, tanaman
kangkung berfungsi sebagai tanaman obat untuk menyembuhkan
sembelit, menenangkan syaraf, dan obat penyakit wasir.
(Sawasemariai, 2012).
Usaha budidaya tanaman kangkung di Indonesia semakin
meningkat. Hal ini disebabkan kebutuhan pasar akan sayur terus
meningkat yang dikarenakan adanya peningkatan variasi makanan dan
usaha rumah tangga yang menggunakan kangkung sebagai bahan
bakunya. Prospek pemasaran kangkung sekarang ini sangat
menjanjikan baik dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun
ekspor. Teknik budidaya yang tepat menjadi prioritas utama agar
mendapat hasil yang optimal dengan kualitas yang baik. Untuk
meningkatkan produksi dapat dilakukan secara intensifikasi dan
ekstensifikasi. (Priyowidodo, 2012).
Kebutuhan sayuran kangkung cenderung terus meningkat sejalan
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan
banyaknya rumah makan yang menyajikan sayur kangkung sebagai
salah satu menu mereka. Produksi kangkung di Indonesia dapat
mencapai 50.000-60.000 kg per hektar. Lahan ¼ Ha yang ditanami
kangkung dalam sekali tanam menghabiskan 5 kg benih kangkung
namun menghasilkan produk yang masih kurang dibanding tanaman

1
2

lainnya (Parni, 2012). Dari aspek sosial dan ekonomi, tanaman


kangkung darat memiliki prospek yang cukup baik jika dikembangkan
ke arah agribisnis. Kangkung darat menempati urutan ke-14 dari 18
jenis sayur di Indonesia (Sawasemariai, 2012
Jarak tanam merupakan pengaturan jarak antar tanaman yang
bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang
dibudidayakan. Oleh karena itu, pengaturan jarak tanam perlu
diperhatikan untuk memenuhi sasaran agronomi yaitu untuk mencapai
produksi yang maksimal (Maspary, 2013).
Kepadatan populasi mempengaruhi persaingan diantara tanaman
dalam menggunakan unsur hara, air dan cahaya matahari. Pengaturan
jumlah tanaman per lubang yang sesuai akan mengurangi persaingan
antar tanaman dalam hal penerimaan cahaya matahari, air dan
penyerapan unsur hara. Selain itu pengaturan jumlah tanaman per
lubang lebih hemat dalam penggunaan benih (Fhancu, 2012).

2. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui jarak tanam yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman
kangkung
b. Menduga cara pendugaan hasil panen perhektar

B. Tinjauan Pustaka
Klasifikasi Tanaman Kangkung
Sistematiks tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans L. poir)
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae ( tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh )
Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub-kelas : Asteridae
3

Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae ( suku kangkung-kangkungan )
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptans Poir
Jarak tanam adalah pola pengaturan jarak antar tanaman dalam
bercocok tanam yang meliputi jarak antar baris dan deret. Jarak tanam
akan berpengaruh pada produksi pertanian karena berkaitan dengan
ketersediaan unsur hara, cahaya matahari, serta ruang bagi tanaman.
(Rezer, 2010)
Jarak tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, terutama terhadap tinggi tanaman. Pengaturan
jarak tanam yang tepat diperlukan untuk pertumbuhan dan produksi.
Perlakuan jarak tanam yang rapat menghasilkan tanaman yang lebih
tinggi. Semakin rapat jarak tanam maka laju pertumbuhan tinggi tanaman
akan semakin besar, akibatnya tanaman mempunyai tajuk yang tinggi.
Pertumbuhan tinggi tanaman yang pesat disebabkan oleh ruang tumbuh
yang sempit sehingga kompetisi cahaya antar individu semakin besar. (
Surya, 2010).
Jarak tanam yang tidak tepat akan menimbulkan pengaruh negatif
dan beberapa kerugian. Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan
pertumbuhan dahan terhambat sehingga mahkota pohon yang tidak
rimbun. Selain itu dapat menyebabkan cahaya matahari tidak dapat
diterima dengan baik oleh tanaman sehingga proses fotosintesis terhambat
dan produksi tidak maksimal, meskipun tanaman diberikan pupuk yang
cukup banyak mengandung fosfor. (Sarpian, 2003)
Teknik budidaya kangkung darat tidak memerlukan persyaratan
yang sulit. Kangkung darat dapat ditanam di dataran tinggi maupun
rendah. Salah satu syarat penting dalam penanaman kangkung darat yaitu
air yang cukup, karena jika kekurangan air maka pertumbuhan akan
terhambat. Penyiraman secara rutin diperlukan agar kangkung terpenuhi
kebutuhan airnya.
4

Pendugaan hasil panen per hektar dilakukan dengan cara ubinan


yaitu kegiatan pengukuran hasil panen tanaman pertanian dalam suatu
lokasi atau luasan tertentu. Cara ubinan dilakukan untuk menghitung
produktivitas tanaman pertanian. Satuan ini terutama dipakai untuk
mengestimasi hasil produksi atau hasil tanaman. Pada suatu lahan diberi
batas yang dinamakan “petak ubinan” berukuran satu ubin yang kemudian
dikalikan dengan satuan hektar. (Soemarno, 2004).

C. Alat, Bahan dan Langkah Kerja


1. Alat
a. Cangkul
b. Garu
c. Tugal
d. Mal Jarak Tanam
e. Ember
f. Cethok
2. Bahan
a. Furadan
b. Benih kangkung
c. Pupuk baglog
3. Langkah Kerja
a. Membuat bedengan masing-masing seluas 2x3 m sebanyak 2 buah
bedengan lalu cabut gulma yang ada pada bedengan tersebut.
b. Memberi pupuk baglog lalu campur dengan tanah menggunakan
garu
c. Melubangi lahan menggunakan tugal dengan jarak tanam 10cm x
10cm dan 15cm x 15cm dengan mal jarak tanam
d. Memasukkan furadan ke tiap lubang setelah timbun dengan tanah
secukupnya lalu masukkan benih kangkung sebanyak 2/3 buah
benih pada setiap lubangnya, kemudian tutup lubang dengan tanah.
5

e. Menyiram dilakukan minimal 1 kali dalam sehari, yaitu pada pagi


hari atau sore hari. Penyiraman ini dilakukan agar pertumbuhan
tanaman yang diteliti tidak terganggu dan produksi yang dihasilkan
lebih banyak

D. Hasil Pengamatan

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung Jarak


Tanam 10×10
Tinggi Tanaman Jumlah Daun
Pengamatan Ke- Pengamatan Ke-
Tanaman Sampel
1 2 3 1 2
3(cm)
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 18 27,5 40 18 49 77
2 17 31 40 18 49 69
3 18 33 39 12 31 39
4 21 26 35 18 29 40
5 22 27 27 11 28 37
Rata-rata 19,2 28,3 36,2 15,4 37,2 52,4

Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman 2018

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung Jarak


Tanam 15×15
Tinggi Tanaman Jumlah Daun
Tanaman Sampel Pengamatan Ke- Pengamatan Ke-
1(cm) 2(cm) 3(cm) 1(cm) 2(cm) 3(cm)
1 18 26 34 25 40 56
2 22 32 32 13 53 91
3 21 30 40 18 48 72
4 22 32 33 20 43 91
5 15 19 31 15 56 89
Rata-rata 19,6 27,8 34 18,2 48 79,8

Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman 2018


6

Tabel 1.3 Berat Basah dan Kering Tanaman Kangkung (gram)

Tanaman Jarak Tanam


Sampel
10x10 15x15
BB BK BB BK
1 73 10 114 12

2 56 15 75 16

3 121 21 60 10

4 101 25 175 35

5 96 18 117 28

Rata-rata 91,8 17,8 108,2 20,2


Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman 2018

Pendugaan Hasil Panen Kangkung Per Hektar


1. Jarak Tanam 10 cm x 10 cm
Rata-rata hasil = 0,918 kg
10.000 𝑚2
Pendugaan Hasil =𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 × 𝐿𝑢𝑎𝑠𝑃𝑒𝑡𝑎𝑘
10.000 𝑚2
=0,918 × 1 𝑚2

= 0,918 x 10.000
= 9180 kg/ha
= 9,18 ton/ha
2. Jarak Tanam 15 cm x 15 cm
Rata-rata hasil = 1,082 kg
10.000 𝑚2
Pendugaan Hasil = 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 × 𝐿𝑢𝑎𝑠𝑃𝑒𝑡𝑎𝑘
10.000 𝑚2
= 1,082 × 1 𝑚2

= 1,082 x 10.000
= 10.820 kg/ha
= 10,82 ton/ha
7

E. Pembahasan

Jarak tanam pada proses penanaman terutama sektor perkebunan


perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi jumlah populasi per luas
lahan, karena dari jarak tanam tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan
serta perkembangan tanaman. Pada praktikum Teknologi Budidaya
Tanaman 2018 melakuan pengaturan jarak tanam dan pendugaan hasil
panen perhektar menggunakan tanaman kangkung. Kangkung darat
merupakan tanaman yang sangat memerlukan air untuk membantu
pertumbuhannya. Jika tanaman kangkung kekurangan air maka
pertumbuhannya akan lambat dan batangnya akan keras. Oleh karena itu
untuk mendapatkan hasil produksi yang baik perlunya perawatan tanaman
seperti penyiraman yang cukup sehingga ketersediaan air untuk tanaman
kangkung cukup dan pertumbuhannya akan lebih bagus.
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum teknologi budidaya
tanaman 2018 didapatkan hasil pengamatan tinggi tanaman, yang memiliki
rata-rata tertinggi untuk jarak tanam 10 cm × 10 cm sebesar 36,2 cm.
Sedangkan untuk jarak tanam 15 cm × 15 cm sebesar 34. Hal ini
menunjukkan bahwa jarak tanam mengakibatkan ada perebutan dalam
perolehan cahaya matahari, unsur hara, maupun ruang tumbuh antar
tanaman. Pengamatan jumlah daun diperoleh hasil pada jarak tanam 10 cm
× 10 cm berjumlah 52,4 sedangkan untuk jarak tanam 15 cm × 15 cm
berjumlah 79,8. Hal ini menunjukkan bahwa jarak tanam yang renggang
akan lebih memaksimalkan pertumbuhan daun karena mengurangi
perebutan antar tanaman.
Berat basah tanaman kangkung dengan jarak tanam 10 cm × 10 cm
lebih rendah daripada jarak tanam 15 cm × 15 cm, hal ini dikarenakan
jarak tanam yang renggang akan memaksimalkan penyerapan cahaya,
unsur hara, dan ruang tumbuh tanaman. Sedangkan berat kering tanaman
kangkung dengan jarak tanam 15 cm × 15 cm lebih besar daripada jarak
tanam 10 cm × 10 cm karena jarak tanam yang lebih rapat akan terjadi
8

perebutan yang mengakibatkan kebutuhan akan unsur hara antar satu


tanaman dengan tanaman yang lain berbeda.

F. Kesimpulan
1. Pengaturan jarak tanam yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
kangkung adalah dengan ukuran 15 cm X 15 cm.
2. Pendugaan hasil panen menggunakan metode ubinan.
9

DAFTAR PUSTAKA

Febriyono, Raditya, Yulia Eko Sulistyowati, Agus Suprapto. 2017. Peningkatan


Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans, L.) Melalui
Perlakuan Jarak Tanam dan Jumlah Tanaman per Lubang. Hal 22.

Perdana, Bahrush Sofwan Kusuma dan Siska Fajriani. Pengaruh Aplikasi Bio
Stimulator dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Kangkung Darat (Ipomoea Reptans Poir). Hal 475.

Pima, D., 2009. Pengaruh Sistem Jarak Tanam dan Metode Pengendalian Gulma
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi. Serial online
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7592/1/09E01219.pdf)

Susilo, Djoko Edo Hadi. 2015. Pertimbangan Visual dan Fisiologis Sebagai
Kriteria Panen Kangkung Darat Akibat Pemberian Kapur Dolomit
di Tanah Gambut. Hal 77. Vol 15.

Anda mungkin juga menyukai