Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR (BIO241)

Nama : Tyas Nurfadillah Fatin Kelompok :1


NIM : A24190075 Program Studi : Agronomi dan Hortikultura

Penetapan Potensial Air Jaringan Tumbuhan


Pendahuluan
Air berperan sebagai pelarut dan tempatterjadinya semua reaksi biokimia dalam tubuh
mahluk hidup. Air berperan penting dalam menyediakan energi yang dibutuhkan dalam
proses fotosintesis. Keadaan fisiologi aktif dalam satu individu sel dan seluruh sel-sel dalam
tumbuhan bergantung pada beberapa keadaan yang relatif konstan, salah satunya adalah
keseimbangan air. Suatu ketika apabila pada waktu perkembangannya, tumbuhan kekurangan
suplai air, maka kandungan air dalam tumbuhan menurun dan laju perkembangannya yang
ditentukan oleh laju semua fungsi-fungsi yang vital juga menjadi menurun.

Penyerapan air oleh tanaman juga berpengaruh dengan potensial kimia air. Potensial
kimia air atau biasa dinyatakan sebagai potensial air (=Psi) penting untuk diketahui agar
dapat mengerti pergerakan air didalam sistem tumbuhan, tanah dan udara. Air akan bergerak
dari potensial tinggi ke potensial yang lebih rendah. Jadi difusi termasuk osmosis, terjadi
sebagai akibat suatu gradien dalam energi bebas dari partikel-partikel yang berdifusi.
Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air, suatu ukuran daya
yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem, seperti jaringan tumbuhan, tanah atau
atmosfer, atau dari satu bagian ke bagian lain dalam suatu sistem.

Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk diukur
dalam hubungannya dengan sistem tanah, tanaman dan atmosfer. Potensial osmotik adalah
potensial yang disebabkan oleh zat-zat terlarut. Tandanya selalu negatif. Potensial tekanan
adalah potensial yang disebabkan oleh tekanan hidrostatik isi sel pada dinding sel. Nilainya
dapat ditandai dengan bilangan positif, nol atau dapat juga negatif. Penambahan tekanan
(terbentuk tekanan turgor) mengakibatkan potensial tekanan lebih positif. Potensial matriks
disebabkan oleh ikatan air pada koloid protoplasma dan permukaan (dinding sel).

Tujuan

Praktikum ini bertujuan menetukan nilai potensial air jaringan kentang dengan metode
perendaman.

Hasil

Potensial
Konsetrasi Bobot Bobot Selisih Persen Osmotik
No
Sukrosa (M) awal akhir Bobot selisih*) Larutan
Sukrosa
Air murni
1 14,56 16,21 1,65 -11,33 0
(kontrol)
2 0,05 14,91 16,51 1,60 -10,73 -1,24
3 0,10 13,67 14,66 0,99 -7,24 -2,48
4 0,15 10,71 11,21 0,50 -4,67 -3,71
5 0,20 16,81 16,98 0,17 -1,01 -4,95
6 0,25 12,71 12,69 -0,02 0,16 -6,19
7 0,30 17,61 17,03 -0,58 3,29 -7,43
8 0,35 14,32 13,82 -0,50 3,49 -8,67
9 0,40 13,91 12,83 -1,08 7,76 -9,91
10 0,45 15,87 14,21 -1,66 10,46 -11,14
11 0,50 12,12 10,42 -1,70 14,03 -12,38
12 0,60 16,74 14,24 -2,50 14,93 -14,86

20,00
Hubungan Persen Perubahan Berat dengan
15,00 Konsentrasi Sukrosa (M)
10,00
perubahan berat

5,00

0,00
Air 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50 0,60
-5,00
murni
-10,00

-15,00
konsentrasi sukrosa

Pembahasan

Air memegang peranan terpenting dalam kehidapan tanaman. Ketidakseimbangan air


dalam tumbuhan akan mengakibatkan defisit air dan terganggunya reaksi-reaksi biokimia
pada protoplasma. Dalam melangsungkan proses metabolik yang diperlukan tumbuhan, air
mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai pelarut, media transfer unsur hara, sumber
hidrogen, pengatur suhu tanah, dan aerasi (Advinda 2018). Penyerapan air oleh akar
dilakukan rambut akar yang berada di dalam tanah. Sel akar dapat menyerap air jika
mempunyai potensial air negatif lebih besar dibandingkan larutan tanah, inilah yang disebut
penyerapan pasif (Koryati et al, 2021). Ketiga komponen potensial air {potensial air total (ψ),
potensial osmotik (ψπ), potensial turgor (ψp)} dalam tubuh tumbuhan, saling berinteraksi
sepanjang hidup sel/jaringan dan mengendalikan berbagai mekanisme dalam tubuh tumbuhan
seperti transportasi air, transportasi hara dan pembelahan sel (Naiola dan Hoesen, 2003).
Potensial air merupakan energi pendorong pergerakan air dalam tanah (potensial air
tanah) atau tanaman (potensial air daun). Nilai potensial air menunjukkan tekanan yang
dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah volume air (Rahayu et al, 2020). Potensial osmotik
merupakan potensial kimia yang disebabkan adanya materi yang terlarut atau kontribusi dari
potensial air pada zat terlarut dimana selalu bernilai negatif (Advinda 2018). Nilai potensial
osmotik yang semakin negatif, menyebabkan nilai potensial air mengikuti turunnya nilai
potensial osmotik. Sejalan dengan persamaan di atas, nilai potensial air yang lebih negatif
mengikuti fluktuasi nilai potensial osmotik, akan menyebabkan potensial turgor (tekanan)
tetap positif. Nilai turgor positif, menyebabkan keseimbangan osmotik dalam sel terjaga,
sehingga air tidak keluar meninggalkan sel (Naiola 2012).
Berdasarkan hasil praktikum penetapan potensial air jaringan tumbuhan pada umbi
kentang menunjukkan adanya pengaruh perubahan berat setelah perendaman dengan larutan
sukrosa. Umbi kentang yang direndam air destilata memiliki selisih berat sebesar 1,65
dimana nilai tersebut merupakan nilai selisih berat tertinggi. Hal ini terjadi dikarenakan
konsentrasi 0% air diluar masuk kedalam kentang sebab konsentrasi di dalam kentang
cenderung hipertonis sehingga menyebabkan bertambahnya bobot kentang setelah direndam.
Pada larutan sukrosa 0,05 M menghasilkan persen selisih sebesar -11,33%. Pada larutan
sukrosa 0,10 M menghasilkan persen selisih sebesar -10,73%. Sedangkan pada larutan
sukrosa 0,60 M menghasilkan persen selisih sebesar 14,93%. Semakin tinggi nilai moralitas
larutan sukrosa, persen selisih menjadi semakin besar. Semakin pekat larutan sukrosa,
semakin berkurang bobot akhir potongan umbi kentang yang ditimbang.
Air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air rendah. Setiap bertambahnya
konsentrasi, air dalam kentang cenderung keluar dalam cairan hipertonis yang menyebabkan
berkurangnya bobot umbi kentang. Hal ini disebabkan potensial air dalam umbi kentang lebih
tinggi dibandingkan dengan potensial air larutan sukrosa, sehingga air yang berada dalam
umbi kentang bergerak keluar. Selisih bobot yang terjadi pada umbi kentang setelah
direndam dengan larutan sukrosa dengan moralitas yang berbeda menghasilkan perbedaan
yang signifikan karena pengaruh potensial air potongan umbi kentang. Pada larutan sukrosa
0,25 M nilai persen selisihnya mendekati 0 (nol) dikarenakan potensial osmotik larutan
sukrosa dengan potensial air dalam kentang sama atau setara. Pada keadaan lapang jika
tanaman berada dalam tanah yang mengandung larutan dengan konsentrasi tinggi maka
tanaman sulit memperoleh air karena pengaruh osmotik yang timbul dari kadar larutan yang
berlebih, dimana masalah osmotik tanaman dikarenakan ion-ion tertentu mencapai kadar
larutan yang tinggi. Jika tanaman ditempatkan dalam larutan dengan potensial air yang lebih
rendah dari pada xylem akar, maka pengambilan air akan berhenti, karena potensial osmotik
dari larutan lebih besar daripada yang terdapat pada tanaman, sehingga tidak ada penyesuaian
osmotik (Haryati et al, 2012). Semakin tinggi senyawa yang terlarut maka nilai potensial air
semakin negatif dan hubungan antara kelarutan senyawa tersebut berkorelasi negatif dengan
kandungan air. Semakin tercekam tanaman maka nilai potensial airnya semakin negatif. Hal ini
akan menyebabkan pengambilan air tidak memungkinkan dimana hal itu sangat berbahaya
pada keberlangsungan hidup tanaman tersebut.

Kesimpulan
Konsentrasi larutan sukrosa berpengaruh pada perubahan bobot umbi kentang
dikarenakan perendaman. Semakin tinggi nilai moralitas larutan sukrosa, persen selisih
menjadi semakin besar. Air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air rendah. Setiap
bertambahnya konsentrasi, air dalam kentang cenderung keluar dalam cairan hipertonis yang
menyebabkan berkurangnya bobot umbi kentang. Hal ini disebabkan potensial air dalam
umbi kentang lebih tinggi dibandingkan dengan potensial air larutan sukrosa, sehingga air
yang berada dalam umbi kentang bergerak keluar.

Jawaban pertanyaan
1. Hitung potensial air dari jaringan umbi kentang berdasarkan nilai ekstrapolasi data
yang anda miliki
No Konsetrasi Sukrosa (M) Potensial Air
1 Air murni 0
2 0,05 -1,24
3 0,10 -2,48
4 0,15 -3,71
5 0,20 -4,95
6 0,25 -6,19
7 0,30 -7,43
8 0,35 -8,67
9 0,40 -9,91
10 0,45 -11,14
11 0,50 -12,38
12 0,60 -14,86

2. Mengapa digunakan larutan sukrosa, dan bukan larutan NaCl atau KCl dalam
percobaan ini?
 Karena, sukrosa merupakan larutan non elektrolit yang memiliki bobot
molekul besar, sehingga akan sulit diabsorbsi oleh membran sel, jika
menggunakan NaCl ataupun KCl, keduanya merupakan larutan elektrolit
yang akan menjadi ion di dalam larutan dimana menyebabkan permeabilitas
membran cenderung meningkat.
3. Untuk apa air destilata digunakan tersendiri dalam percobaan ini ?
 Air destilata digunakan sebagai kontrol atau pembanding larutan sukrosa.
Potensial air dalam sel bernilai negatif karena air murni yang berpotensial nol
tersebut masuk ke dalam sel dan menyebabkan pertambahan bobot umbi
kentang.
4. Mengapa untuk biji yang kering udara atau tumbuhan xerofit nilai potensial matriks
tidak dapat diabaikan dalam perhitungan menentukan pergerakan air dan potensial air
sel?
 Nilai potensial matriks mengindikasikan besar afinitas absorbs air terhadap
senyawa koloid dan permukaan dalam sel tumbuhan. Nilai potensial
matriks untuk biji yang kering itu tidak dapat diabaikan karena memiliki nilai
yang besar. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya peningkatan gradient potensial
air dalam rangka mencapai keseimbangan.
5. Berdasarkan percobaan diatas, implikasi apakah yang dapat diterapkan di lapang ?
 Pengaturan konsentrasi larutan yang akan diberikan pada tanaman harus
disesuaikan contohnya konsentrasi pada larutan pupuk atau pestisida.
Pengaturan irigasi dan drainase juga sangat penting guna menjaga
ketersediaan air bagi tanaman.
6. Carilah metode lain untuk mengukur potensial air dari jaringan tanaman ?
 (1) metode ruang tekan (pressure chamber), (2) metode equilibrasi uap
(psychrometry), dan (3) cryoscopic osmometer, (4) metode perendaman, dan
(5) metode imersi uap.

Daftar Pustaka

Advinda L. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Deepublish : Yogyakarta.

Koryati T, et al. 2021. Fisiologi Tumbuhan. Yayasan Kita Menulis : Medan.

Maharani Haryati, Tarzan Purnomo, Sunu Kuntjoro. 2021. Kemampuan tanaman genjer
(limnocharis flava (l.)buch.) menyerap logam berat timbal (pb) limbah cair kertas pada
biomassa dan waktu pemaparan yang berbeda. LenteraBio. 1(3) : 131–138.

Naiola BP. 2013. Adaptasi osmotik tumbuhan mangrove avicennia marina (forsskål) vierh.
dan kedelai (glycine max (l.) merr.) terhadap stres saline* [osmotic adaptation of
mangrove avicennia marina (forsskål) vierh. and soybean (glycine max (l.) merr.)
against saline stress]. Berita Biologi. 11(1) : 23-31.

Naiola BP, Hoesen DSH. 2003. Fluktuasi air dalam tumbuhan (plant water relations) dan
stabilitas taman nasional gunung halimun: kianak {castanopsis accuminatissima (bl.)
dc}. Berita Biologi. 6(4) : 601-607.

Rahayu RS, Poerwanto R, Efendi D, Widodo WD. 2020. Cekaman kekeringan berat
mempengaruhi keberhasilan induksi bunga jeruk keprok madura. J. Hort. Indonesia.
11(1):13-23.

Anda mungkin juga menyukai