Anda di halaman 1dari 26

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1
Larutan Sukrosa
Berat Sebelum Perendaman (g)
Berat Setelah Perendaman (g)
Penambahan Berat (g)
Perubahan Berat (%)
Perhitungan Potensial Osmotik (Ψs)
Air destilata
3, 1
3,3
0,2
-6,45161
25,1
0, 05 M
2,4
2,8
0,4
-16,66667
1,25
0,10 M
3,9
4,0
0,1
-215641
2,50
0,15 M
2,9
3,0
0,1
-0,03
3,75
0,20 M
1,8
1,8
- -
5,00
0,25 M
2,3
2,3
- -
6,25
0,30 M
2,1
2,1
Tetap
0
7,50
0,35 M
1,8
1,8
Tetap
0
8,75
0,40 M
2,2
2,0
-0,2
0,09
10
0,45 M
2,1
2,2
0,1
-4,76
11,25
0,50 M
2,3
2,4
0,1
-4,35
12,50
0,55 M

0,60 M
2,2
2,5
0,3
-13,63
Pembahasan
Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian
system. Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air
murni (juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian
yang sama potensial murni ditentukan sama dengan nol. Faktor-faktor penghasil gradient
yaitu konsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek larutan terhadap potensial kimia pelarut,
matriks. Mengukur metode air dengan metode volume jaringan, metode chordate, metode
tekanan uap (Anonim 2009).
Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oleh 4 macam komponen
potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotik dan tekanan. Potensial gravitasi bergantung pada
air di dalam daerah gravitasi. Potensial matriks bergantung pada kekuatan mengikat air saat
penyerapan. Potensial osmotik bergantung pada hidrostatik atau tekanan angina dalam air
(Deragon 2005).
Potensial air suatu sistem menunjukkan kemampuannya untuk melakukan kerja
dibandingkan dengan kemampuan sejumlah murni yang setara, pada tekanan atmosfer dan
pada suhu yang sama. Potensial osmotik larutan bernilai negatif, karena air pelarut dalam
larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni. Kalau tekanan pada larutan meningkat,
kemampuan larutan untuk melakukan kerja (jadi, potensial-air larutan) juga meningkat
(Salisbury dan Ross 1995).
Osmosis didefinisikan sebagai pergerakan netto air dari potensial tinggi menuju ke
potensial yang lebih rendah. Pergerakan ini berlangsung secara parsial melalui membran
permeabel, yaitu membrasn sel. Membran sel melewatkan molekul-molekul kecil seperti air,
tetapi tidak mengizinkan molekul besar lainnya untuk lewat. Molekul-molekul ini terus
berdifusi sehingga mencapat titik keseimbangan, yang dapat diartikan bahwa molekul
tersebut terdistribusi secara acak di dalam sel. Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang kuat.
Sewaktu sel-sel ini mengambil air dari lingkungan dengan osmosis, sel tersebut mulai
mengembang. Pengembangan ini tidak membuat sel pecah, namun turgiditasnya menjadi
meningkat. Turgiditas berarti kaku dan keras. Tekanan di dalam sel bertambah besar,
sehingga air tidak dapat memasuki sel lagi. Tekanan hidrostatik berupa turgiditas ini bekerja
berlawanan arah dengan osmosis, dan merupakan agen penyetimbang dari proses-proses
selular yang dinamis (Anonimous 2010).
Berdasarkan pengamatan pada praktikum ini, terlihat bahwa pada umumnya terjadi
peningkatan dari bobot kentang yang di rendam dalam larutan sukrosa dengan berbagai
konsentrasi 0,05, 0,10, 0,15, 0,20, 0,25, 0,30, 0,35, 0,40, 0,45, 0,50, 0,60 dan air destilata.
Peningkatan bobot ini disebabkan oleh masuknya air di dalam larutan sukrosa ke dalam sel
kentang dengan cara osmosis. Proses osmosis akan berhenti ketika telah terjadi
kesetimbangan antara potensial air sel tumbuhan dengan potensial air larutan. Terlihat dari
tabel, bahwa pada larutan sukrosa pada konsentrasi 0,25, 0,30 dan 0,35 M tidak
menyebabkan pertambahan bobot kentang. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada
konsentrasi 0,25, 0,30 dan 0,35 M, kesetimbangan potensial air antara sel tumbuhan dan
larutan sukrosa telah tercapai, dan transport air netto berhenti. Pada konsentrasi ini, larutan
sukrosa bertindak sebagai larutan isotonis, yang memiliki potensial air sama dengan sel
tumbuhan. Perendaman dengan iar destilata juga meningkatkan bobot kentang.
Berdasarkan hal ini, diketahui bahwa potensial air di dalam sel tidak sama denagn potensial
air murni yang bernilai nol, melainkan lebih negatif. Maka, air destilata yang berada di luar
lingkungan sel dapat masuk dan berosmosis ke dalam sel kentang (Harso 2010).
Perendaman kentang dengan larutan sukrosa tidak selalu meningkatkan bobotnya.
Terkadang justru bobot kentang yang telah mengalami perendaman menjadi lebih kecil
daripada bobot kentang semula. Hal ini diakibatkan oleh keluarnya air dari sel kentang
secara osmosis pula. Keluarnya air ini disebabkan oleh larutan sukrosa tersebut memiliki
potensial air yang lebih negatif daripada potensial air sel, sehingga air akan berpindah dari
dalam sel ke larutan sukrosa. Air meninggalkan sel, dan volume sel mengecil. Potensial air
sel akan terus menurun sehingga mencapai kesetimbangan dengan potensial air larutan
sukrosa. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan bobot kentang setelah perendaman
menjadi berkurang selain perbedaan potensial air yang telah dijelaskan di atas. Faktor-
faktor tersebut adalah : sewaktu penimbangan kentang setelah direndam, banyak praktikan
yang mengeringkan sample dengan ditekan-tekan. Sehingga ada kemungkinan bahwa air
yang terserap oleh sel keluar kembali (terserap oleh kertas tissue). Kemungkinan yang
kedua adalah waktu perendaman yang tidak seragam antar sample kentang yang akan di uji
(Sunaryono 2008 ).

V. KESIMPULAN
Pada praktikum ini bahwa potensial air tumbuhan dipengaruhi oleh potensial osmotik,
tekanan hidrostatik larutan, serta gravitasi dan suatu tanaman jika direndam dalam suatu
larutan, maka potensial air dalam sel tanaman tersebut akan berubah tergantung pada
konsentrasi serta viskositas larutan yang digunakan.
2. POTENSIAL OSMOTIK
Pada praktikum pengukuran tekanan osmosis cairan sel, bahan yang digunakan adalah sel
epidermis daun Rhoe discolor yang dikupas bagian lapisan epidermisnya dengan memakai larutan
sukrosa pada konsentrasi yang berbeda. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pada
konsentrasi sukrosa………….
Tekanan yang mendorong terjadinya difusi ini dinamakan tekanan osmosis (osmotic pressure).
Tekanan yang menjadi penentuan dalam pencarian suatu larutan dengan tekanan osmosis yang
sama dengan cairannya disebut dengan tekanan difusi. Karena konsentrasi larutan gula berperan
dalam plasmolysis sel, maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak sel yang terplasmolisis.
Hal tersebut dapat kita lihat dengan adanya suatu bintik atau titik yang berada di tengah-tengah
sel tanaman tersebut. Menurut Salisbury dan Ross (1992) , larutan yang didalamnya terdapat
sekumpulan sel dimana 50 % berplasmolisis dan 50 % tidak berplasmolisis disebut plasmolisis
insipient. Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui bahwa semakin tinggi nilai molaritas larutan
sukrosa, maka sel akan semakin cepat terplasmolisis. Hal ini terbukti dengan keberadaansenyawa
antosianin berwarna keunguan yang terkandung dalam daun Rhoe discolor semakin turun
kadarnya jika dimasukkan secara bertahap ke dalam larutan sukrosa yang berbeda-beda nilai
molaritasnya. Akibatnya, akan semakin banyak sel yang keriput. Setiap kenaikan…., maka
presentase plasmolisis sel akan meningkat sebanyak….Terjadinya kekeliruan beberapa hasil
pengamatan yang tidak sesuai dengan literatur bisa saja disebabkan kurang telitinya praktikan
dalam membuat larutan konsentrasi.
3.
4.
5.
6. Air merupakan senyawa yang dibentuk dalam jumlah yang besar, baik untuk tumbuhan,
manusia, maupun hewan. Bagi tumbuhan, air sangat dibutuhkam untuk perkembangan
dari tumbuhan ataupun tanaman tersebut. Pada praktikum pengukuran status air pada
tanaman mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui kandungan air dalam suatu jaringan
dengan metode berat segar, berat kering dan kandungan air relative.
7. Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, diman air menyusun 60-90 % dari
berat daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman berbeda-beda, hal ini bergantung
pada habitat dan jenis spesies tumbuhan tersebut. Air mampu melarutkan lebih banyak
bahan dari zat cair lainnya. Hal ini sebagian disebabkan karena air memiliki tetapan
dielektrik yang termasuk tinggi yaitu suatu ukuran kemampuan untuk menetralkan tarik-
menarik antara muatan listrik.
8. Semua proses fisiologi di dalam jaringan tanaman tidak akan terjadi tanpa adanya air
yang berperan penting dalam proses tersebut. Selama pertumbuhan tanaman air memiliki
peranan penting di antaranya berperan sebagai pelarut bahan-bahan organik, bahan utama
proses fotosintesis dan lain-lain. Jika tanaman mengalami stress air, maka pertumbuhan
dan perkembangan tanaman tersebut tidak akan berjalan normal.
9. Air masuk ke dalam sel tanaman melalui proses difusi, yang mana proses difusi ini terjadi
karena perbedaan konsentrasi, yaitu konsentrasi di ruang yang dalam sel lebih rendah di
bandingkan konsentrasi di luar sel. Sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air yang
besar jika potensial air di luar sel lebih rendah dibandingkan dengan potensial air di
dalam sel, sehingga akan mengakibatkan volume isi sel akan menurun dan tidak akan
mampu mengisi seluruh telah dibentuk oleh sel tersebut.
10. Proses fisiologis tanaman adalah dimana didalam tubuh tanaman itu organ tanaman satu
persatu akan terbentuk. Dalam fisiologi tumbuhan kita banyak membicarakan tentang air
hal ini dikarenakan banyak fungsi-fungsi tumbuhan yang secara langsung bergantung
pada sifat-sifat air dan senyawa-senyawa yang terlarut di dalamnya. Dibandingkan
dengan faktor lingkungan lainnya, air merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap laju pertumbuhan.
11. Dalam percobaan dimana bila tanaman segar dipanaskan pada suhu 70-80˚C selama satu
atau dua hari, maka hampir seluruh air di tumbuhan tersebut menguap sementara bahan
yang tertinggal disebut bahan kering. Komponen utama bahan kering adalah polisakarida
dan lignin pada dinding sel, ditambah dengan komponen sitoplasma seperti
protein,lipid,asam amino,asam organic, serta unsure tertentu seperti kalium berbentuk ion
yang menjadi bagian tak penting dari senyawa organik pada tubuh tanaman .
12. Pada praktikum ini yang akan dikerjakan adalah mengukur status air pada daun ubi
(Manihot esculenta). Untuk pengukuran status air pada daun ubi ini dilakukandengan tiga
metode yang dimana dalam ketiga metode yang telah kelompok kami lakukan ini
didapatkanlah data sebagai berikut. : berat segar pada ketiga daun masing - masing adalah
(0,87; 0,85; 0,59) kemudian untuk berat kering yang didapatkan (0,21; 0,22; 0,18)
sedangkan untuk berat turgornya didapat data 0,81. Jadi hasilkandungan air nya adalah (
0,758 % ; 2,863 % ; 0,65 % ).
13. Di dalam pelaksanaan praktikum pengukuran status air pada tanaman ini digunakanla tiga
buah metode atau cara yaitu : metode berdasarkan berat segar, metode berdasarkan berat
kering,dan metode kandungan air relative. Dimana Pada praktikum kali ini diantara
ketiga metode yang digunakan itu status air paling besar terdapat pada percobaan berat
kering, hal ini dikarenakan banyaknya air yang dilepaskan daripada metode berat segar
dan kandungan air relative. Air juga sangat berpengaruh pada tanaman singkong itu
sendiri.
14. Keadaan air tanah sangat mempengaruhi tingkat transpirasi dan respirasi biar persediaan
air dalam tanah berkurang maka transpirasi jelas akan berkurang sebagai penutupan
stomata. Hal ini juga mempengaruhi banyaknya keberadaan air pada setiap tumbuhan.
15. Dari ketiga metode tersebut yang digunakan yang paling besar terdapat kandungan air
nya adalah metode berat kering. Ini disebabkan karena banyaknya air yang melepaskan
air.
16. V. KESIMPULAN DAN SARAN
17.
18. A. Kesimpulan
19.
20. Dalam praktikum pengukuran status air pada tanaman didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
21. 1. Ada 3 cara dalam pengukuran status air pada tanaman yaitu metode berat
segar,metode berat kering dan metode kandungan air relative.
22. 2. Dibandingkan dengan faktor lingkungan lainnya, air merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap laju pertumbuhan.
23. 3. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman karena merupakan komponen utama dalam sel-
sel untuk menyusun jaringan tanaman (70% - 90%).
24. 4. diantara ketiga metode yang digunakan itu status air paling besar terdapat pada
percobaan berat kering, hal ini dikarenakan banyaknya air yang dilepaskan daripada
metode berat segar dan kandungan air relative
25. 5. tanaman segar dipanaskan pada suhu 70-80˚C selama satu atau dua hari, maka
hampir seluruh air di tumbuhan tersebut menguap sementara bahan yang tertinggal
disebut bahan kering.

4. Measuring

Pada tumbuhan, air merupakan komponen penting untuk keberlangsungan


hidupnya. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu terjadi
fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air ke dalam tubuh
tumbuhan, kecepatan proses pemakaian air oleh tumbuhan, dan kecepatan
proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan
dapat berupa cairan dan uap atau gas. Proses tersebut dinamakan
dengan transpirasi. Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang
berkaitan dengan udara luar, yaitu luka dan jaringan epidermis pada daun,
batang, cabang, ranting, bunga, buah, dan akar. Cepat lambatnya proses
transpirasi ditentukan oleh faktor-faktor yang mampu mempengaruhi dengan
merubah wujud air sebagai cairan ke wujud air sebagai uap atau gas dan
faktor-faktor yang mampu menyebabkan pergerakan uap atau gas. Faktor-
faktor tersebut meliputi suhu, cahaya, kelembaban udara, dan angin. Selain
itu, luas permukaan jaringan epidermis atau luka tempat proses transpirasi
berlangsung juga ikut berperan (Loveless, 1991).
Teori kehilangan air melalui traspirasi ini dikenal juga teori tegangan adhesi
dan kohesi . Pada sebagian besar tumbuhan, transpirasi umumnya sangat
rendah pada malam hari. Transpirasi mulai menaik beberapa menit setelah
matahari terbit dan mencapai puncaknya pada siang hari. Transpirasi
berhubungan langsung dengan intensitas cahaya (Hanum, 2008).

Peristiwa transpirasi biasanya berhubungan dengan kehilangan air – dalam


melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Banyak air yang harus hilang melalui
transpirasi untuk membesarkan tumbuhan karena rangka molekul semua
bahan organik pada tumbuhan terdiri dari atom karbon yang harus diperoleh
dari atmosfer. Karbon masuk ke dalam tubuh sebagai karbondioksida melaui
pori stomata,yanag paling banyak terdapat di permukaan daun dan air keluar
secara difusi melalui pori yang sama saat stomata terbuka (Salisbury &Ross,
1995).

Kegiatan transpirasi secara langsung oleh tanaman dipandang lansung


sebagai pertukan karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman yang sedang tumbuh dimana menentukan banyak air
jauh lebih banyak daripada jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan
hilangnya air tergantung sebagian besar pada suhu kelembapan
relatif dengan gerakan udara (Ashari, 1995).

Arus transpirasi atau translokasi air dan ion anorganik terlarut dari akar ke
daun melalui xilem yang ditimbulkan oleh transpirasi. Air masuk ke dalam
akar melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial
air (water potential) ke daun melalui xilem. Gradien ini melalui simplas dan
apoplas, dan hambatan melalui jalur apoplas lebih baik. Menurut teori tekanan
kohesi, air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul
air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat ditarik oleh penguapan yang
berlangsung di bagian atas. Adanya tekanan ini telah ditegaskan dengan
percobaan, dan jika kolom air itu patah, maka akan menjadi kavitasi
(Abercrombie, 1993).

Pengangkutan garam-garam mineral dari akar ke daun terutama oleh xylem


dan secepatnya akan mempengaruhi oleh kegiatan transpirasi. Transpirasi
pada hakikatnya sama seperti penguapan, akan tetapi istilah penguapan tidak
digunakan pada makhluk hidup. Sebenarnya seluruh bagian tanaman
melakukan transpirasi, karena dengan adanya transpirasi terjadi hilangnya
molekul sebagian besar adalah lewat daun hal ini disebabkan pada luas
permukaan daun dan karena daun-daun itu lebih terkena udara dari pada
bagian lain dari suatu tanaman (Darmawan dan Barasjah, 1982).

Menurut Gardner (1991) Faktor internal yang mempengaruhi proses


transpirasi antara lain:

1. Penutupan Stomata. Dengan terbukanya stomata lebih lebar, air yang hilang
lebih banyak tetapi peningkatan kehilangan air lebih sedikit untuk masing-
masing satuan penambahan pelebaran stomata. Banyak faktor yang
mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata, yang paling berpengaruh
adalah tingkat cahaya dan kelembaban.
2. Jumlah dan Ukuran Stomata. Kebanyakan daun tanaman yang produktif
mempunyai banyak stomata pada kedua sisi daunnya. Jumlah dan ukuran
stomata yang dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan.
3. Jumlah Daun. Makin luas daerah permukaan daun,makin besar transpirasi.
4. Penggulungan atau Pelipatan Daun. Banyak tanaman yang mempunyai
mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila
perairan terbatas.
5. Kedalaman dan Proliferasi Akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan
ketersediaan air dan proliferasi akar meningkatkan pengambilan air dari suatu
satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan tanaman.
Menurut Kimball.J.W. (1983 : 493) dengan menggunakan potometer,
mungkinlah menelaah pengaruh berbagai faktor luar/lingkungan terhaap laju
transpirasi.

1. Tumbuhan jauh lebih cepat bertranspirasi bilamana terbuka terhadap cahaya


dibandingkan dengan dalam gelap. Hal ini terutama karena cahaya
mendorong/merangsang tumbuhanya stomata dan sangat meningkatkan
pemindahan udara berisikan uap air dari ruang-ruang udara lapisan bunga
karang keluar. Cahaya juga berperan dalam meningkatkan transpirasi dengan
menghangatkan daun.
2. Tumbuhan bertranspirasi lebih cepat pada suhu tinggi. Pada suhu 30°C daun
dapat bertranspirasi tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan suhu 20°C. Hal
ini disebabkan air menguap lebih cepat pada suhu tinggi, serta meningkatkan
kelembapan udara dalam ruang udara dibandingkan dengan kelembapan udara
luar.
3. Laju transpirasi juga di pengaruhi oleh kelembapan nisbi udara sekitar
tumbuhan. Laju difusi setiap substansi menurun karena perbedaan konsentrasi
substansi dalam kedua daerah tersebut.
4. Adanya angin lembut juga meningkatkan laju transpirasi. Jika ada hembusan
angin lembut, udara lembab itu terbawa dan digantikan oleh udara segar yang
lebih kering.
5. Air tanah. Tumbuhan tidak dapat terus bertranspirasi dengan cepat jika
kelembapan yang hilang tidak digantikan oleh air segar dari tanah. Bila
penyerapan air oleh akar tidak dapat mengimbangi laju transpirasi, maka terjadi
kekurangan turgor dan stomata pun menutup. Hal ini dapat mengurangi laju
transpirasi.

Menurut Lakitan,B (1993) Transpirasi mempunyai manfaat bagi tanaman


antara lain:

1. Meningkatkan daya isap daun padapenyerapan air.


2. Mengurangi jumlah air dalam tumbuhan jika terjadi penyerapan yang
berlebihan.
3. Mempercepat laju pengangkutan dan penyerapan unsur hara melalui pembuluh
xylem.
4. Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal.
5. Sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu.
6. Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel.
7. Pengangkutan asimilat.
8. Pengaturan bukaan stomata.

Praktikum transpirasi bertujuan untuk mengukur transpirasi melalui daun


tanaman dengan metode penimbangan. Penggunaan metode penimbangan
dikarenakan metode ini relatif mudah dilakukan, mudah dalam pengamatan
dimana diletakkan di 2 tempat yaitu terkena sinar matahari dan tidak terkena
sinar matahari dengan menggunakan tanaman Hibiscus rosa-sinensis, efektif
dan tidak membutuhkan banyak biaya dan peralatan yang digunakan relatif
sederhana.
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kemungkinan kehilangan air dari
jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi
porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang
melalui stomata. Transpirasi adalah proses evaporasi pada
tumbuhan.Transpirasi terjadi dalam setiap bagian tumbuhan (biarpun hanya
sedikit), pada umumnya kehilangan air terbesar berlangsung melalui daun-
daun.
Ada dua tipe transpirasi yaitu :

1. Transpirasi kutikula yaitu evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui
kutikula epidermis.
2. Transpirasi stomata yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui
stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata.
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan yang melakukan
pertumbuhan dengan cepat ialah pada tanaman yang diletakkan di dalam
ruangan/ atau tidak terkena cahaya matahari. Struktur dari tanaman ini
daunnya segar tapi permukaan daunnya agak kasar dan menumbuhkan tunas
baru. Sedangkan pada tanaman kembang sepatu yang diletakkan diluar/yang
dapat terkena sinar matahari tidak berkembang dengan pesat melainkan
lambat pertumbuhannya, dengan lama kelamaaan daunnya layu dan
menguning. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang mengatakan tanaman
yang terkena cahaya matahari akan tumbuh dengan baik daripada tanaman
yang tidak terkena cahaya matahari, karena cahaya matahari dapat
menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya
stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempercepat transpirasi. Karena cahaya
matahari juga mengandung panas (terutama sinar infra – merah), maka
banyak sinar berarti juga menambah panas,dengan demikian menaikkan
temperatur. Kenaikan temperatur sampai pada suatu batas yang tertentu
menyebabkan melebarnya stomata dan dengan demikian memperbesar
transpirasi (Dwijoseputro, 1989).

Intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat menurunkan laju fotosintesis hal ini
disebabkan adanya fotooksidasi klorofil yang berlangsung cepat, sehingga
merusak klorofil. Intensitas cahaya yang terlalu rendah akan membatasi
fotosintesis dan menyebabkan cadangan makanan cenderung lebih banyak
dipakai daripada disimpan. Pada intensitas cahaya yang tinggi kelembaban
udara berkurang, sehingga proses transpirasi berlangsung lebih
cepat(Mahfudz, 2010).

Faktor – faktor yang mempengaruhi laju transpirasi terdiri dari faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi penutupan stomata, jumlah dan
ukuran stomata, jumlah daun, dan penggulungan/pelipatan daun, kedalaman
dan poliferasi akar. Sedangkan faktor eksternal meliputi cahaya matahari,
suhu, kelembapan, angin, dan air tanah.
E. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dalam mengukur dan
mengamati proses transpirasi dengan metode penimbangan terlihat
pertumbuhannya tidak sesuai dengan literatur karena pada literatur laju
transpirasi tertinggi yang diperoleh adalah pada tanaman yang berada di luar
ruangan dengan adanya sinar matahari langsung. Hal ini disebabkan karena
suhu di luar ruangan keadannya lebih tinggi dari pada suhu di dalam ruangan.
Sedangkan kenyataan pada tanaman yang berada diluar ruangan
pertumbuhannya lambat dan lebih cepat layu mungkin bisa dikarenakan oleh
beberapa faktor dari si pengamatnya atau pu dari lingkungan/luar seperti
cahaya matahari, kelembapan, suhu, angin, dan air tanah.

6. Transport tissue
Allamanda cathastica merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh didaerah
tropis. Umumnya tanaman ini tumbuh didaerah dingin dan cukup air. Tanamn ini
tidak dapat tumbuh didaerah tanah yang jenuh atau tergenang karena batang dan
daunnya akan cepat membusuk, dan tanaman ini juga tidak dapat tumbuh didaerah
yang kurang air karena daun dan batang nya akan mengerdil. Tanamn ini juga merupakan
tanaman yang mempunyai ciri yaitu dengan bentuk daunnya yang menyerupai bentuk
payung dengan jumlah daun 3-4 lembar. Tanamn ini merupakan tanaman yang mempunyai
bunga berwarna kuning yang bentuknya menyerupai terompet. Dan mempunyai akar
tunggang sehingga merupakan tanaman dicotyledon. Pada daun muda warna daun yaitu
hujau muda sedangkan pada daun tua berwarna hijau tua atau hijau gelap (Kimball 1992).
Jaringan pengangkut air pembuluh xilem berasal dari sel-sel silindris yang
biasanya mengarah keujung-ujung. Pada saat matang dinding sel-sel itu melarut dan
kandungan sitoplasmiknya mati. Hasilnya adalah pembuluh xilem, saluran bersambung yang
tidak mati. Hasilnya adalah pembuluh xilem bersambung dengan transpor air dan mineral
keatas. Xilem dan floem dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel yang hidup yang disebut dengan
perisikel. Jaringan vaskuler dan parisikel mebentuk suatu tabung yang disebut stele.
Disebelah luar stele terdapat sel-sel endodermis, pada bagian dinding transversalnya dan
juga pada dinding radialnya terdapat suberin yang menebal, dikenal dengan pita kaspari.
Suberin mempunyai sifat yang tidak dapat ditembus air, lapisan luar indodermis terdapat
beberapa lapisan sel korteks yang bersifat permeabel, sehingga besar kemungkinan air dari
permukaan akan bergerak menuju pembuluh xylem melalui dinding sel korteks tersebut
(Lakitan 1995).
Pergerakan air pada akar melalui linatasan radian dengan konsep apoplas dan
simplas, lalu masuk kedalam pembuluh xilem untuk dibawa kedaun, naiknya cairan
atau air krena adanya tenaga pendorong (driving force), hidrasi pada dinding
pembuluh xilem untuk dibawa kedaun, hidrasi pada dinding pembuluh yang
dilaluinya, dan gaya kohesi antar molekul air yaitu absorbsi aktif. Terjadi bilamana
kelembaban tanah tersebut tinggi dan tumbuhan melakukan transpirasi yang renadah.
Dalam kondisi tersebut, absorbsi air dinyatakan terutama akibat osmosis,
walaupun mekanisme lain mungkin terlibat. Yang kedua adalah absorbsi pasif,
terjadi bilamana mengalami transpirasi yang sangat tinggi. Pada kondisi tersebut,
absorbsi aktif tidak berfungsi kerena gerakan air yang cepat melalui akar akan
menghanyutkan solut yang menentukan dalam absorbi aktif. Mungkin juga transpirsi
yang cepat menguras air dan menurunkan tekanan turgor dalam sel akar hidup
sehingga perembesan solut menjadi menurun. Dalam kondisi transpirasi yang cepat
kondisi kehilngan air cenderung melampaui absorbsi, dan kolom air dalm sel pembuluh
mengalami tegangan. Dan kemudian tegangan tersebut akan dilanjutkan keakar (Sutami
1984)
Didalam tubuh tanaman, lebih dari 90% air yang diserap oleh akar dikeluarkan lagi ke udara
sebagai uap air. Penyerapan air oleh tanaman sebagian besar melalui rambut-rambut akar,
yang menyediakan permukaan untuk penyerapan yang amat luas. Pada beberapa tanaman,
ketika akar menyerap air dari tanah dan mengangkutnya ke dalam xylem akar, air dalam
xylem akan membentuk tekanan positif atau tekanan akar. Intensitas transpirasi sangat
dipengaruhi oleh kadar karbondioksida di dalam ruangan interseluler, cahaya, suhu,
kelembaban udara, kecepatan angin, dan keadaan air dalam tanah (Harso 2010).
Sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan daun dan batang sebagai
uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan
tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan
tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Sebagian besar dari
jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat dalam transpirasi. Pada waktu
transpirasi, air menguap dari permukaan sel palisade dan mesofil bunga kurang ke dalam
ruang antar sel. Dari ruang tersebut uap air berdifusi melalui stomata ke udara. Air yang
hilang dari dinding sel basah ini diisi air dan protoplas. Persediaan air dari protoplas, pada
gilirannya, biasanya diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan akhirnya tulang
daun, yang merupakan bagian dari sistem pembuluh yang meluas ke tempat persediaan air
dalam tanah. Sebatang tumbuhan yang tumbuh di tanah dapat dibayangkan sebagai dua
buah sistem percabangan, satu di bawah dan satu lagi di atas permukaan tanah. Kedua
sistem ini dihubungkan oleh sebuah sumbu utama yang sebagian besar terdapat di atas
tanah. Sistem yang ada dalam tanah terdiri atas akar yang bercabang-cabang menempati
hemisfer tanah yang besar (Kimball 1992).
Akar-akar terkecil terutama yang menempati bagian luar hemisfer tersebut. Karena sumbu
yang menghubungkan akar dan daun memungkinkan air mengalir dengan tahanan wajar,
maka tidak dapat dielakkan lagi bahwa air akan mengalir sepanjang gradasi tekanan air
yang membentang dari tanah ke udara dalam tubuh tumbuhan. Oleh karena itu seluruh
tumbuhan dapat dibandingkan dengan sumbu lampu, yang menyerap air dari tanah melalui
akar, mengalirkannya melalui batang dan kemudian menguapkannya ke udara dari daun-
daun. Aliran air ini dikenal dengan istilah alur transpirasi, merupakan konsekuensi struktur
tumbuhan dalam hubungannya dengan lingkungan (Loveless 1991).
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak
menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan
besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang
berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis
akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi (Anonimous 2010).
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara,
kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku stoma yang
membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang
berkorelasi dengan kadar ion kalium (K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi
pertukaran gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk
mengukur laju transpirasi tersebut dapat digunakan potometer (Anonimous 2010).
Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika berlebihan
akan sangat merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati. Sebagian besar
transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang
lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil
karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis (Anonimous 2010).
Potensial air suatu sistem menunjukkan kemampuannya untuk melakukan kerja
dibandingkan dengan kemampuan sejumlah murni yang setara, pada tekanan atmosfer dan
pada suhu yang sama. Potensial osmotik larutan bernilai negatif, karena air pelarut dalam
larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni. Kalau tekanan pada larutan meningkat,
kemampuan larutan untuk melakukan kerja (jadi, potensial-air larutan) juga meningkat
(Salisbury dan Ross 1995).
Pemasukan air dari dalam tanah ke dalam jaringan tanaman melalui sel-sel akar secara
difusi dan osmosis. Pertumbuhan juga bergantung pada pengambilan air dan banyak hal
dalam hubungan air tumbuhan bergantung pada interaksi antara sel dengan lingkungan.
Tumbuhan memang merupakan sistem yang dinamis dan sangat rumit, fungsi yang satu
berinteraksi dengan fungsi yang lain. Dengan kata lain, tumbuhan adalah sistem
multidimensi (Dwijoseputro 1985).
Air diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut unsur-unsur hara dan zat-zat terlarut lain di
dalam tanaman dan untuk produksi gula pada proses fotosintesis, darimana tanaman
memperoleh energi untuk pertumbuhan dan menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan
dalam proses transpirasi.Apabila air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi
dari air yang diserap tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari sel-sel tanaman
sehingga sel tanaman kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman menjadi
layu.setiap gejala kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk bahwa pertumbuhan
tanaman akan terhenti. Pertumbuhan akan tergantung pada tegangan turgor yang
memungkinkan sel-sel baru terbentuk (Asdak 2005).
Kebutuhan tanaman terhadap penyerapan air untuk melangsungkan kehidupannya sangat
besar, Tumbuhan dapat mengabsorbsi air karena adanya perbedaan potensial air di akar
dan diluar akar. Besarnya potensial air ini dipengaruhi oleh potensial osmotik. Potensial
osmotik disebabkan adanya bahan terlarut seperti garam didalam air sehingga dapat
menurunkan energi bebas air karena molekul bahan terlarut seperti garam menarik dan
mengikat molekul air (Asdak 2005).
Tumbuhan merupakan mahluk hidup yang bagi kita tidak terlihat seperti sebuah mahluk
hidup karena ia tidak dapat bergerak. Mereka memang tidak memiliki alat gerak seperti kaki
dan tangan yang terdapat pada hewan dan manusia, tetapi organ-organ mereka sangatlah
kompleks untuk dipelajari. Ada beberapa tumbuhan yang sudah sepenuhnya berkembang
menjadi tumbuhan lengkap yang memiliki daun, akar, batang, bunga dan buah. Ada juga
tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki beberapa organ-organ tersebut. Namun, di setiap
tumbuhan tersebut pasti ada jaringan pengangkutan terpenting yang terdiri dari xylem dan
juga floem. Berikut ini, saya akan memaparkan betapa pentingnya mereka bagi proses
kehidupan sebuah tanaman dan juga bagaimana mereka berperan untuk mengambil air dari
dalam tanah dan kemudian menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ
tanaman dapat berkembang secara maksimal (Anonimous 2010).
Jaringan pertama, xylem memiliki dua fungsi dalam tanaman. Fungsi pertama adalah untuk
mengangkut air dan juga mineral-mineral dari dalam tanah ke batang dan juga daun-daun.
Fungsi kedua xylem adalah untuk menyangga tanaman itu sendiri sehingga ia tidak mudah
jatuh atau roboh. Xylem sebenarnya berbentuk kolom-kolom panjang yang bagian
tengahnya kosong. Kolom berbentuk tabung ini terdapat dari akar tanaman sampai ke daun-
daun tanaman walaupun mereka sangatlah tipis. Oleh karena itu, xylem dan floem hanya
dapat diteliti melalu mikroskop. Bagian tengah kolom ini merupakan bagian yang
berkelanjutan dan tidak pernah putus walaupun tanaman itu memiliki banyak cabang. Untuk
menguatkan xylem, di dinding kolom-kolom ini terdapat zat bernama lignin. Tabung-tabung
xylem yang kosong dan berkelanjutan ini memudahkan tugas xylem untuk mengangkut air
dan juga mineral-mineral sehingga tidak ada dari mereka yang tersangkut pada bagian-
bagian sel tertentu (protoplasma). Selain itu, kehadiran lignin juga menguatkan tanaman
agar ia tidak mudah roboh dan dapat berdiri tegak (Kimball 1992).
Jaringan kedua yang berperan penting dalam proses pengangkutan dalam tanaman ialah
floem. Floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino dari organ-organ tumbuhan
yang berwarna hijau, terutama sekali daun, ke bagian-bagian lain dalam tumbuhan. Berbeda
dari xylem, floem memiliki sel-sel yang bernama sieve tube sel, dan transportasi gula
sukrosa dan asam amino dapat dilakukan melalui difusi dan juga aktif transport dari sel ke
sel dalam floem. Oleh karena itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau organ-organ
tanaman dalam waktu yang sangat singkat agar mereka bisa melakukan respirasi dan
berkembang (sutami 1984).

7. Evaporation

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian
tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding
dengan yang hilang melalui stomata. Sebagian besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk
kedalam tumbuhan meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan
transpirasi. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat dalam
transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari permukaan sel palisade dan mesofil bunga
karang ke dalam ruang antar sel. Dari ruang tersebut uap air berdifusi melalui stomata ke udara.
Air yang hilang dari dinding sel basah ini diisi air dan protoplas. Persediaan air dari protoplas,
pada gilirannya, biasanya diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan akhirnya tulang
daun, yang merupakan bagian dari sistem (Loveless, 1991: 97).
A. Faktor luar yang mempengaruhi transpirasi adalah :
1. Sinar matahari
Seperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma
dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi.
Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti
juga menambah panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada
suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar
transpirasi .
2. Temperatur
Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang
ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara,
tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu
udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu
didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun.
Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah
barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun
itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang
terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah
berdifusi dari dalam daun ke udara bebas
3. Kebasahan udara (Kelembaban udara)
Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang
demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar
daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air daripada udara
di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke
konsentrasi yang rendah (di luar daun.
Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara kering
melancarkan transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya
dengan konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak ke
dalam daun melalui stomata dengan proses kebalikan transpirasi. Laju gerak masuknya molekul
uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air udara, yaitu kelembaban. Gerakan uap air
dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto dari air yang hilang. Dengan demikian,
seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban
udara .
4. Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin
membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang
masih ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar . Angin
mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi,
baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar
matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan
laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
Dalam udara yang sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar
permukaan daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak jenuh, maka
akan terdapat gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh tersebut ke udara yang semakin
jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi seperti itu transpirasi terhenti karena lapisan udara
jenuh bertindak sebagai penghambat difusi uap air ke udara di sekitar permukaan daun. Oleh
karena itu, dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang harus ditanggulangi uap air untuk
berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama adalah tahanan yang harus
dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang kedua adalah tahanan yang ada dalam lapisan
udara jenuh yang berdampingan dengan permukaan daun. Oleh karena itu dalam udara yang
bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi
daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh angin sebenarnya lebih kompleks daripada
uraian tadi karena kecendrungannya untuk meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu
dikacaukan oleh kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi laju
transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan transpirasi
5. Keadaan air dalam tanah
Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman
mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas
tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian itu tiada
seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.
Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju
transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil
terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampak.
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari
akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada
penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari
akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika
kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke
dalam akar menjadi lebih lambat (Tjitrosomo, 1990:203).
B. Faktor dalam yang mempengaruhi transpirasi adalah:
1. Penutupan stomata
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak tembus air,
dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih
lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk
mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan
dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
2. Jumlah dan ukuran stomata
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh
yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.
3. Jumlah daun
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
4. Penggulungan atau pelipatan daun
Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan
transpirasi apabila persediaan air terbatas.
5. Kedalaman dan proliferasi akar
Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat
tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan
ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan
air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen (Lakitan, 1993:87).
Kekurangan air di dalam jaringan tanaman dapat disebabkan oleh kehilangan air yang
berlebihan pada saat transpirasi melalui stomata dan sel lain seperti kutikula atau disebabkan
oleh keduanya. Namun lebih dari 90% transpirasi terjadi melalui stomata di daun. Selain
berperan sebagai alat untuk penguapan, stomata juga berperan sebagai alat untuk pertukaran
CO2 dalam proses fisiologi yang berhubungan dengan produksi. Stomata terdiri atas sel penjaga
dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga.
Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel
tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon
asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman
kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk
menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya
stomata adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal
adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup. Beberapa tanaman beradaptasi
terhadap cekaman kekeringan dengan cara mengurangi ukuran stomata dan jumlah stomata.
Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman
kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui
penguapan.
Mekanisme toleransi pada tanaman sebagai respon adanya cekaman kekeringan meliputi
(i) kemampuan tanaman tetap tumbuh pada kondisi kekurangan air yaitu dengan menurunkan
luas daun dan memperpendek siklus tumbuh, (ii) kemampuan akar untuk menyerap air di lapisan
tanah paling dalam, (iii) kemampuan untuk melindungi meristem akar dari kekeringan dengan
meningkatkan akumulasi senyawa tertentu seperti glisin, betain, gula alkohol atau prolin untuk
osmotic adjustment dan (iv) mengoptimalkan peranan stomata untuk mencegah hilangnya air
melalui daun (Gati, 2006: 2).

7. The effect
8. Stomata adalah lubang-lubang kecil yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel
penutup dan terdapat pada permukaan daun, biasanya stomata disebut juga dengan mulut daun.
Stomata ini berfungsi sebagai alat pernafasan bagi tumbuhan, sebagai jalan masuknya CO2 dari udara
pada proses fotosintesis serta sebagai jalan untuk penguapan (Transpirasi). Tanpa stomata tumbuhan
tidak akan bisa hidup, karena itu stomata sangat berpengaruh penting terhadap kehidupan suatu
tumbuh-tumbuhan (Lildahshiro, 2009).
9. Tekanan turgor merupakan tekanan air pada dinding sel akibat perubahan kadar air dalam sel
tumbuhan. Tekanan turgor sel tanaman akan mempengaruhi aktivitas fisiologis antara lain
pengembangan daun, bukaan stomata, fotosintesis, dan pertumbuhan akar. Pada pembukaan stomata,
stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga
disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Tekanan turgor akan meningkat seiring
dengan peningkatan kadar air. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang
mempunyai potensial air lebih tinggi ke potensial air yang lebih rendah (Lena, 2009).
10. Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga
disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel
lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih
rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) di
dalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin
rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air
sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di
dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Antono, 2008)
11. Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban. Imbibisi merupakan penyusupan atau peresapan air
ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Misal masuknya air
pada biji saat berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam. Potensial imbibisi
adalah kemampuan atau besar energi tanaman untuk menyerap air ke dalam ruangan antar dinding sel,
sehingga dinding sel akan mengembang (Arenlovesu, 2009).
12. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata. Antara lain
kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya, dan ketersediaan air. Faktor ketersediaan air
berhubungan dengan turgiditas pada sel. Bila tumbuhan kekurangan air, transpirasi akan berkurang
karena stomata menutup akibat turunnya tekanan turgor sel penutup. Membuka dan menutupnya
stomata penting bagi proses asimilasi CO2 dan juga keseimbangan air dalam tanaman. Membuka
menutupnya stomata tergantung pada perubahan turgor sel penjaga (sel stomata). Turgor yang tinggi
menyebabkan stomata membuka sebaliknya turgor yang rendah akan menyebabkan stomata
menutup. Mekanisme mebuka dan menutupnya stomata berdasarkan suatu perubahan turgor itu
adalah akibat dari perubahan nilai osmosis dari isi sel-sel penutup (Ampara, 2008)
13. Sebagian besar proses transpirasi pada tanaman lewat stomata. Stomata adalah lubang-lubang kecil
berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup. Stoma
merupakan celah yang dibatasi oleh dua sel penjaga. Sel penjaga mempunyai penebalan dinding
khusus (bagian tertentu menebal sedangkan bagian lainnya tidak menebal) dan di dalam selnya
terdapat kloroplas. Stomata berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses
fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan pernafasan (respirasi). Stomata
bagian terbesar berada pada permukaan bawah daun yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas
antara yang ada dalam jaringan daun dan di udara. Lubang stomata ini merupakan jalan utama untuk
transpirasi, mengingat epidermis bawah dan atas dilapisi oleh lilin sebagai lapisan kutikula yang
mengandung bahan lemak dan merupakan penghalang untuk transpirasi.
14. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada daun Rhoe discolor, diamati menggunakan
mikroskop dengan pembesaran 10x10 dan diberi perlakuan dengan menggunakan aquadest stomata
akan terbuka. Stomata yang terbuka karena pada saat potensial air pada sel penutup meningkat (kadar
air di luar lebih tinggi dari pada kadar air di dalam sel sehingga air di luar akan masuk). Dengan
meningkatnya potensial air di dalam sel, maka tekanan turgor di dalam sel semakin besar dan stomata
akan terbuka.
15. Kemudian pada pengamatan yang kedua, dengan menggunakan preparat yang sama, larutan
sukrosa 10% ditambahkan sehingga diperoleh hasil jumlah stomata yang membuka mengalami
perubahan yaitu stomata menjadi tertutup. Hal ini disebabkan karena larutan sukrosa bersifat
hipertonis dari pada cairan sel penjaga, sehingga menyebabkan terjadinya peristiwa osmosis yaitu
keluarnya air dari dalam vakuola sel penjaga ke sel tetangga dan kemampuan tekanan turgor dalam sel
penjaga menurun sehingga menyebabkan stomata tertutup.
16. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata. Antara lain
kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya, dan ketersediaan air. Faktor ketersediaan air
berhubungan dengan turgiditas pada sel. Bila tumbuhan kekurangan air, transpirasi akan berkurang
karena stomata menutup akibat turunnya tekanan turgor sel penutup.
17.
18.
19.
20. Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga
disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel
lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah.
Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut di dalam cairan sel
tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan
demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan
menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel
tersebut harus ditingkatkan.
21. Simpulan
22.
23. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata. Antara lain
kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya, dan ketersediaan air. Faktor ketersediaan air
berhubungan dengan turgiditas pada sel. Bila tumbuhan kekurangan air, transpirasi akan berkurang
karena stomata menutup akibat turunnya tekanan turgor sel penutup

9. Opening dan closing


10. Tekanan turgor merupakan tekanan air pada dinding sel akibat perubahan kadar air dalam sel
tumbuhan. Tekanan turgor sel tanaman akan mempengaruhi aktivitas fisiologis antara lain
pengembangan daun, bukaan stomata, fotosintesis, dan pertumbuhan akar. Pada pembukaan
stomata, stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor
sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Tekanan turgor akan
meningkat seiring dengan peningkatan kadar air. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan
selalu dari sel yang mempunyai potensial air lebih tinggi ke potensial air yang lebih rendah (Lena,
2009).
11. Penguapan adalah suatu proses pergerakan molekul-molekul zat cair dari permukaan zat cair
tersebut ke udara bebas. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan sebagian besar melalui permukaan
daun di sebut sebagai transpirasi. Besarnya uap yang ditranspirasikan di pengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain faktor dari dalam dan faktor luar (Utamirubiyanto, 2009).
12. Stomata adalah lubang-lubang kecil yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut
sel penutup dan terdapat pada permukaan daun, biasanya stomata disebut juga dengan mulut
daun. Stomata ini berfungsi sebagai alat pernafasan bagi tumbuhan, sebagai jalan masuknya CO2
dari udara pada proses fotosintesis serta sebagai jalan untuk penguapan (Transpirasi). Tanpa
stomata tumbuhan tidak akan bisa hidup, karena itu stomata sangat berpengaruh penting
terhadap kehidupan suatu tumbuh-tumbuhan (Lildahshiro, 2009).
13. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata. Antara lain
kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya, dan ketersediaan air. Faktor
ketersediaan air berhubungan dengan turgiditas pada sel. Bila tumbuhan kekurangan air,
transpirasi akan berkurang karena stomata menutup akibat turunnya tekanan turgor sel penutup.
Membuka dan menutupnya stomata penting bagi proses asimilasi CO2 dan juga keseimbangan
air dalam tanaman. Membuka menutupnya stomata tergantung pada perubahan turgor sel
penjaga (sel stomata). Turgor yang tinggi menyebabkan stomata membuka sebaliknya turgor
yang rendah akan menyebabkan stomata menutup. Mekanisme mebuka dan menutupnya
stomata berdasarkan suatu perubahan turgor itu adalah akibat dari perubahan nilai osmosis dari
isi sel-sel penutup (Ampara, 2008).
14. Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel
penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel
ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air
lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut
(solute) di dalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic
sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara
keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka
jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Antono, 2008).
15. Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel pembantu. Bila
sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung dan dinding sel yang tebal
yang mengelilingi lubang (tidak dapat menggembung cukup besar) menjadi sangat cekung,
lubang stomata akan terbuka. Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata tergantung
pada perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup turgid
lobang membuka dan sel-sel mengendor pori/lobang menutup. Stomata membuka karena sel
penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel penjaga yang menggembung akan
mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat. Stomata bekerja dengan caranya
sendiri karena sifat khusus yang terletak pada anatomi submikroskopik dinding selnya. Sel
penjaga dapat bertambah panjang, terutama dinding luarnya, hingga mengembang ke arah
luar. Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril tersebut yang
mengakibatkan stomata membuka (Ampara, 2008)
16. Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban. Imbibisi merupakan penyusupan atau
peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang.
Misal masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air
beberapa jam. Potensial imbibisi adalah kemampuan atau besar energi tanaman untuk menyerap
air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding sel akan mengembang (Arenlovesu,
2009).
10. Ground
Didalam tanah air bergerak secara horizontal dan vertikal. Pergerakan air
secara horizontal dinamakan pergerakan air lateral. Pergerakan air vertikal
dapat berupa pergerakan air ke bawah yang dipengaruhi oleh gerak gravitasi
melalui infiltrasi dan perkolasi serta pergerakan air ke atas melalui gerak
kapilaritas air tanah yang dipengaruhi oleh porositas tanah dan temperatur
tanah. Air tanah yang berada di bawah zona perakaran tanaman akan
mengalir menuju zona perakaran tanaman disebabkan oleh kemampuan
kapiler (cappilary rise) yang dimiliki oleh tanah. Air akan bergerak dari tanah
yang lembab menuju tanah yang lebih kering.

Pada tanah lembab yang jumlah persentase airnya lebih tinggi, gardien
tegangannya lebih besar dan lebih cepat perpindahannya. Pola kapilaritas air
tanah dipengaruhi oleh besarnya pengembangan tegangan dan daya hantar
pori-pori dalam tanah. Nilai efek kapilaritas tidak beraturan pada setiap bagian
tanah, karena ukuran pori-pori yang dilewatinya bersifat acak pula. Pada jenis
tanah yang berbeda akan mengakibatkan pola pergerakan air tanah yang
berbeda pula karena pola pergerakan air tanah yang berupa gerak kapiler ini
sangat dipengaruhi oleh tekstur dari tanah tersebut, oleh karena itu kecepatan
pergerakan air vertikal ke bawah dan pergerakan horizontal di dalam tanah
bergerak agak cepat sampai agak lambat (Craig, 1991).

Menurut Dokuchaev (1870) Tanah merupakan bahan padat (mineral atau


organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus
mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti bahan
induk, iklim, organisme, topografi, dan waktu. Sifat morfologi tanah menurut
Soepraptohardjo (1983) ialah sifat tanah yang dapat diamati di lapang yang
menunjukkan profil tanah ke arah dalam, seperti horizon tanah, struktur tanah,
tekstur tanah, konsistensi tanah, warna tanah dan kedalaman efektif tanah
yang dapat ditembus oleh akar. Pengamatan sifat-sifat tanah sangatlah
penting untuk mengetahui gambaran umum tentang lahan pertanian dan
tanah sebagai penyuplai serta penyedia air dan nutrisi bagi pertumbuhan
tanaman disamping menambah penge-tahuan ilmu tanah itu sendiri.

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air
terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume
tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah
tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 0C – 110 0C untuk
waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air
yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-
mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori
mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-
pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui
proses penggerakan air jenuh. Pergerakan air tidak hanya terjadi secara
vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap
penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air yaitu evaporasi, tekstur tanah,
serta bahan organik. Tanah yang berlempung misalnya mempunyai
kandungan air yang lebih banyak dibandingkan tanah berpasir. Hal itu
disebabkan karena tanah berlempung memiliki fraksi liat yang banyak
sehingga dapat menahan banyak air. Gerakan air dalam tanah akan
mempengaruhi keberadaan air di suatu tempat. Gerak kapiler pada tanah
basah akan lebih cepat daripada gerakan ke atas maupun ke samping dalam
kedalaman solum suatu tanah, maka semakin besar kadar airnya (Sutedjo,
1991).

Banyaknya kandungan air tanah berkaitan erat dengan besarnya tegangan


air (Moisture tersion) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat
menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang
bertekstur kasar memiliki daya menahan air lebih kecil. Sementara itu tanah
yang bertekstur halus memiliki daya menahan air yang lebih besar. Selain itu
pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah bertekstur lempung
(Darmawijaya, 1990).

Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air
(Akuifer) dibawah permukaan tanah, mengiri ruang pori batuan dan berada
dibawah water table. Akuifer merupakan suatu lapisan, formasi atau
kumpulan formasi geologi yang jenuh air yang punya kemampuan untuk
menyimpan dan meluluskan air dalam jumlah cukup dan ekonomis, serta
bentuk dan kedalamannya terbentuk ketika terbentuknya cekungan air tanah.
Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrologis,
tempat semua kejadian hidrologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran
dan pelepasan air tanah berlangsung. Air menutupi hampir 71% permukaan
tanah. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimia organisme hidup,
sehingga sangat esensial (Foth, 1994).

Kadar air tanah merupakan perbandingan antara berat air yang terkandung
dalam tanah dengan berat tanah kering tersebut. Pada praktikum
ini penentuan kadar air tanah dilakukan dengan cara menentukan dua
perlakuan untuk sampel air dan tanah. Sampel tanah yang digunakan pada
praktikum kali ini ialah tanah pasir, tanah lempung, dan tanah liat yang telah
melalui proses penggongsengan.

Kapasitas lapang merupakan kadar air yang ada pada tanah setelah
mengalami gaya gravitasi. Dikatakan kapasitas lapang jika tanah sudah
didiamkan selama 24 jam dari setelah hujan. Maka pada saat setelah 24 jam
lah di katakan tanah dalam keadaan lapang.

Kapasitas lapang dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Berdasarkan hasil yang didapat pada praktikum yang telah dilakukan


terlihat kecepatan kenaikan air pada tanah cenderung lebih cepat terjadi
pada tanah pasir. Selanjutnya kenaikan air tanah yang kedua terjadi pada
tanah liat. Sedangkan pada tanah lempung kenaikan air cenderung terjadi
lebih lambat. Dan kadar air kapasitas lapang pada tanah pasir, tanah
lempung, dan tanah liat masing-masing sebesar 49.20%, 48.93%, dan
52.52% secara berurutan. Hal ini disebabkan karena kapasitas menahan air
(water holding capacity) tanah bertekstur liat lebih besar daripada tanah
bertekstur lempung dan pasir. Nilai kadar air kapasitas lapang pada ketiga
metode terlihat berbeda nyata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air dalam tanah yaitu;

 Kadar bahan organik tanah, Bahan organik tanah mempunyai pori-pori yang
jauh lebih banyak daripada pertikel tanha yang berasal dari luas permukaan
penyerapan juga lebih banyak sehngga makin tinggi kadar bahan organic tanah
makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
 Senyawa kimiawi, Garam-garam dan senyawa pupuk atau ameliorant baik
alamiah maupun non alamiah mempunyai gaya osmotic yang dapat menarik
dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju dapat meningkat.
 Kedalaman solum dan lapisan tanah, Kedalaman solum atau lapisan tanah
menetukan volume air tanah, semakin dalam tanah ,maka ketersediaan dan
kadar ait tanah juga semakin banyak.
 Iklim dan tumbuhan, Factor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang
berarti pada jumlah lain yang dapat di absorbsikan dengan efisien tumbuh
dalam tanah. Temperature dan peru bahan warna merupakan perubahan iklim
dan berpengaruh terhadap efisiensi. Penggunaan air tanah dan penentuan air
yang dapat hilang melalui evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan
ketahanan pada kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah factor
factor pertumbuhan yang berarti.
1. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa gerak
kapiler tanah dapat dihitung dengan melihat pergerakan air pada pipa kapiler
yaitu digunakan lampu neon berbentuk tabung dima pergerakan tercepat
terjadi pada tanah pasir, dan yang paling lambat merupakan tanah lempung.
Dan kadar air kapasitas lapang pada tanah pasir, tanah lempung, dan tanah
liat masing-masing sebesar 49.20%, 48.93%, dan 52.52% secara berurutan.
Hal ini disebabkan karena kapasitas menahan air (water holding
capacity) tanah bertekstur liat lebih besar daripada tanah bertekstur lempung
dan pasir.

Anda mungkin juga menyukai