Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

TEKANAN OSMOSIS CAIRAN SEL DAN POTENSIAL AIR

DISUSUN OLEH

RUSNAH
(F1071131075)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
ABSTRAK
Air merupakan komponen yang paling penting untuk menjunjang kebeerlangsungan
kehidupan di dunia , tanpa terkecuali tumbuhan . sebagian besar komponen yang
menyusun tumbuhan adalah air oleh karena itu air sangat berperan penting bagi tumbuhan .
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita berhadapan dengan peristiwa osmosis, baik
kita sadari maupun tidak kita sadari.
osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara differensial dari suatu
tempat berkonsentrasi tinggi ketempat berkonsentrasi rendah. Osmosis sangat di tentukan
oleh potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan
difusi . adapun tujuan di lakukan praktikum ini adalah untuk menghitung tekanan osmosis
cairan sel pada jaringan Rhoe discolor dan mengukur nilai potensial jaringan umbi kentang .
sedangkan alat yang di gunakan dalam praktikum kali ini pada potensial air adalah
mikroskop, silet , gelas kimia , gelas ukur, pipet tetes , hand counter , gelas objektif, penutup
, serta pinset sedangkan pada ttekanan osmosis pada jaringan ubiu kentang adalah cork
borer , silet, timbangan analitik, serta tabung reaksi . sedangkan bahan yang di gunakan
pada osmosis adalah daun Rhoe discolor dan larutan gula dengan konsentrasi
0.26M,0.24M0.22M,0.20M,0.18M,0.16 M. sedangkan pada potensial air ,bahan yang di
gunakan adalah kentang dan larutan gula dengan konsentrasi 0.1M,0.3M,0.5M,0.7M.
Sedangkan metode yang di gunakan dalam praktikum kali ini adalah pada tekanan
osmosis , Rhoe dicolor di hitung bagian yang terplasmolisis dan yang tidak di bawah
mikroskop. Dan pada potensial air berat kentang yang sebelum dan sesudah di masukan
kedalam larutan gula di timbang kemudian di bandingkan. Berdasarkan hasil praktikukum
osmosis yang telah di lakukan di dapat hasil setiap Rhoe dicolor yang di masukan kedalam
larutan gula yang berbeda konsentrasi akan menghasilkan plaasmolisis yang berbeda beda.
Begitu pula dengan potensial air yang menunjukan adanya perubahan berat yang
diakibatkan oleh konsentrasi sukrosa .

Kata kunci : kentang , konsentrasi , potensial air, osmosis, Rhoe discolor

ABSTRACT
Water is the most important component to support the sustainability of life in the world,
without exception plants. Most of the water plants is components that make up therefore
very important role for the water plant. In everyday life we often are dealing with osmosis
events, whether we realize it or not we realize it.
Osmosis is the diffusion of water through a permeable membrane which is the
differential of a place to the place of high concentration of low concentration. Osmosis
greatly determined by the water potential which describes the ability of water molecules to
perform diffusion. as for the purpose in doing this lab is to calculate the osmotic pressure of
the fluid in the cells and tissues Rhoe discolor measure the potential value of the potato
tuber tissue. while the tool is in use in the lab this time on the water potential is a
microscope, razor, beakers, measuring cups, Pasteur pipette, hand counters, glass
objective, cover, and tweezers while on ttekanan osmosis in potato tuber tissue is cork
borer, a razor blade, analytical balance, and test tubes. while the material is used on
osmosis Rhoe discolor leaves and sugar solution with a concentration of 0.26 M; 0.24 M;
0.22 M; 0.20 M; 0.18 M; 0.16 M.ssedangkan on the water potential, the materials used are
potatoes and sugar solution with a concentration of 0.1 M, 0.3 M, 0.5 M, 0.7 M, and 0.9 M.
While the methods used in practice this time is the osmotic pressure, Rhoe Dicolor
calculated terplasmolisis section and not under the microscope. And the weight of the water
potential of potato before and after in amsukan weighed into a sugar solution and then
compare. Based on the results that have been praktikukum osmosis can be done at any
Rhoe Dicolor results are input into different concentrations of sugar solution will produce
different plaasmolisis different. Similarly, the water potential indicates the weight change
caused by the concentration of sugar.

Keywords: potato, concentration, water potential, osmosis, Rhoe discolor

PENDAHULUAN
Molekul air dan zat terlarut yang berada dalam sel selalu bergerak. Oleh karena itu
terjadi perpindahan terus-menerus dari molekul air, dari satu bagian ke bagian yang lain
(Bidwell, 1979).
Perpindahan molekul-molekul itu dapat ditinjau dari dua sudut. Pertama dari sudut
sumber dan dari sudut tujuan. Dari sudut sumber dikatakan bahwa terdapat suatu tekanan
yang menyebabkan molekul-molekul menyebar ke seluruh jaringan. Tekanan ini disebut
dengan tekanan difusi. Dari sudut tujuan dapat dikatakan bahwa ada sesuatu kekurangan
(deficit akan molekul-molekul). Hal ini dibandingkan dengan istilah daerah surplus molekul
dan minus molekul. Ini berarti bahwa di sumber itu ada tekanan difusi positif dan ditinjau
adanya tekanan difusi negatif. Istilah tekanan difusi negatif dapat ditukar dengan
kekurangan tekanan difusi atau Deficit Tekanan Difusi yang disingkat dengan DTD
(Dwijosaputro, 1985).
Apabila ada dua bejana yang satu berisi air murni dan bejana lain diisi dengan
larutan, apabila kedua bejana ini kita hubungkan, lalu diantara kedua bejana diletakkan
membran semipermeabel, yaitu membran yang mempu melalukan air (pelarut) dan
menghambat lalunya zat-zat terlarut. Pada proses ini air berdifusi ke bejana yang berisi
larutan sedangkan larutan terhalang untuk berdifusi ke bejana murni. Proses difusi ini
disebut dengan osmosis (Dwijosaputro, 1985).
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat
menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel (Fetter, 1998).
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan
dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk
mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan
dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik
merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat
terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri (Agrica, 2009).
Tekanan yang diberikan pada air atau larutan, akan meningkatkan kemampuan
osmosis dalam larutan tersebut. Tekanan yang diberikan atau yang timbul dalam system ini
disebut potensial tekanan, yang dalam tumbuhan potensial ini dapat timbul dalam bentuk
tekanan turgor. Nilai potensial tekanan dapat positif, nol, maupun negatif (Loveless, 1991).
Air menjadi kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan bahan penyusun
utama dari protoplasma sel. Rhoe discolor merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh
didaerah tropis. Umumnya tanaman ni tumbuh didaerah dingin dan cukup air. Tanaman ini
tidak dapat tumbuh didaerah tanah yang jenuh atau tergenang karena batang dan daunnya
akan cepat membusuk, dan tanaman ini juga tidak dapat tumbuh didaerah yang kurang air
karena daun dan batangnya akan mengerdil. ( Fahn, 1991 ) .
Rhoe mempunyai jaringan yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya sama dapat juga
melakukan fungsi khusus yang dapat juga bersama jaringan lain membentuk fungsi yang
lebih kompleks. Pertumbuhan dari tanaman ini sangat penting pada aktivitas jaringan
meristem. Dan jaringannya terbagi dua yang berdasarkan kemampuan untuk tumbuh dan
memperbanyak diri yaitu jaringan meristem dan jaringan yang permanen. ( Sastrodinoto,
1980 ) .
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis Sel tumbuhan dalam kondisi
lingkungan berbeda.Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi
(hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor , menyebabkan sel
tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih
banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu
titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel,menyebabkan adanya jarak antara
dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis - runtuhnya seluruh dinding sel - dapat
terjadi. Ada beberapa mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air
secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat
dibalikkan jika sel diletakkan di larutanhipotonik . Proses sama pada sel hewan disebut
krenasi . Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi .(wikipedia)
Peristiwa osmosis tidak hanya terjadi padda daun rhoe dicolor maupun kentang
tepati juga terdapat pada bengkuang , dalam jurnal Arlirta 2013, mengatakan Perendaman
bengkuang di dalam larutan gula menyebabkan terjadinya peristiwa osmosis dikarenakan
tekanan osmotik dalam bengkuang kurang dari tekanan osmotik di lingkungan. Perpindahan
air ini terjadi karena sel-sel bengkuang hipotonis terhadap larutan gula yang hipertonis. Sel-
sel bengkuang kekurangan air (isi sel), akibatnya terjadi plasmolisis yang mengakibatkan
penurununan tekanan turgor. Jika tekanan turgor menurun akibatnya bengkuang menjadi
empuk dan lembek sehingga terjadi penurunan bobot bengkuang akibat perpindahan air dari
sel-sel bengkuang ke larutan. Kelunakan bengkuang dan pengurangan bobot bergantung
pada konsentrasi larutan. Semakin hipertonis larutannya, maka semakin lembek
bengkuangnya, juga semakin banyak pengurangan bobotnya.(Arlita. 2013)
Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air, suatu ukuran datat
yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem, seperti jaringan tumbuhan, tanah
atau atmosfir, atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu sistem. Potensial air
mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk diukur dalam hubungannya
dengan sistem tanah, tanaman dan atmosfir (Ismail, 2011).
Komponen-komponen potensial air atau jaringan adalah sebagai berikut :
Ψw = Ψs + Ψp + Ψm
(PA = PO + PT + PM)
Dimana            Ψw = potensial air suatu tumbuhan
Ψs = potensial osmotik
Ψp = potensial tekanan  atau turgor
Ψm = potensial matriks (Ismail, 2011)
Menurut Ismail 2011, potensial osmotik adalah potensial yang disebabkan oleh zat-zat
terlarut. Tandanya selalui negatif. Potensial tekanan adalah potensial yang disebabkan oleh
tekanan hidrostatik isi sel pada dinding sel. Nilainya ditandai dengan bilangan positif, nol,
atau dapat juga negatif. Penambahan tekanan (terbentuknya tekanan turgor)
mengakibatkan potensial tekanan lebih positif. Potensial matriks disebabkan oleh ikatan air
pada koloid protoplasma dan permukaan (dinding sel). Potensial matriks bertanda negatif,
tetapi pada umumnya pada sel-sel bervakuola, nilainya dapat diabaikan. Oleh karena itu,
persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi :
Ψw = Ψs + Ψp (PA = PO + PT)
Potensial air jaringan ditentukan dengan cara merendam potongan jaringan dalam
suatu seri larutan sukrosa atau manmitol (non-elektrolit) yang diketahui konsentrasinya
(Ismail, 2011).
Analisis kuantitatif potensial air. Pengaruh gabungan dari tekanan dan konsentrasi zat
terlarut ini terhadap potensial air ditulis dalam persamaan berikut ini :
Ψ = Ψp + Ψs
dimana Ψp adalah potensial tekanan (tekanan fisik suatu larutan) dan Ψs adalah
potensial zat-zat terlarut, yang sebanding dengan konsentrasi zat-zat terlarut dari suatu
larutan. (Ψs juga disebut potensial osmotik.) Tekanan pada suatu larutan (Ψp) bisa berupa
suatu bilangan yang positif atau negatif (tegangan, suatu tekanan negatif). Sebaliknya,
potensial zat-terlarut dari suatu larutan (Ψs) selalu negatif, dan semakin besar konsentrasi
zat-zat terlarut, semakin tinggi nilai Ψs (Campbell, 2004).
Hubungan antar potensial air adalah dengan melibatkan peristiwa osmose karena
osmose merupakan peristiwa difusi dimana antara 2 tempat tersedianya difusi dipisahkan
oleh membrane atau selaput. Maka dapat diartikan bahwa dinding sel atau membrane
protoplasma adalah merupakan membrane pembatas antara zat yang berdifusi karena pada
umumnya sel tumbuh-tumbuhan tinggi mempunyai dinding sel maka sebagian besar proses
fitokimia dalam tumbuh-tumbuhan adalah merupakan proses osmose (Heddy, 1987)
Pada fisiologi tanaman adalah hal biasa untuk menunjukkan energi bebas yang di
kandung di dalam air dalam bentuk potensial air (ψ). Definisi dari potensial air adalah energi
per unit volume air, potensial air berbanding lurus dengan suhunya (Fitter, A.h dan Hay,
R.K.M, 1981)
Potensial osmotic merupakan potensial kimia yang disebabkan adanya materi yang
terlrut. Potensial osmotic selalu memiliki nilai negative, hal ini disebabkan karena cenderung
bergerak menyebrangi membrane semi permeable dari air murni menuju air yang
mengandung zat terlarut (Lambers, dkk, 1998)
Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oelah 4 macam komponen
potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotic dan tekanan. Potensial gravitasi bergantung pada
air didalam daerah gravitasi . potensial matriks bergantung pada kekuatan mengikat air saat
penyerapan. Potensial osmotic bergantung pada hidrostatik atau tekanan angina dalam air
(Deragon, 2005).
Water potential is influenced by solute potential, gravimetric, humidity, and matrix
effects (e.g., fluid cohesion and surface tension) in addition to pressure potential (liu , 2012)
Potensi air dipengaruhi oleh potensi zat terlarut, gravimetri, kelembaban, dan efek
matriks (misalnya, cairan kohesi dan tegangan permukaan) di samping potensi tekanan.(Liu,
2012)
Dalam jurnal setiwan 2013 , yang beerjudul pengaruh cekaman kurang air terhadap
beberapa karakterFisiologis tanaman nilam (pogostemon cablin benth). Potensial air daun
(PAD) dan kandungan prolin daun.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan
kadar lengas tanah, konduktivitas stomata, laju transpirasi, sedangkan PAD (potensial air
daun ) dan kadar prolin meningkat seiring dengan semakin lamanya interval
penyiraman.Jadi penyiranman dapat meningkatkan potensial air pada daun .
Dalam praktikum ini di gunakan daun Rhoe doscolor pada percobaan tekanan
osmosis pada cairan sel yang bertujuan untuk menghitung tekanan osmosis pada cairan sel
jaringan Rhoe discolor serta umbi kentang pada percobaan potensial air yang bertujuan
untuk mengukur nilai potensial jaringan umbi kentang .

METODOLOGI
Praktikum tekanan osmosis cairan sel dan potensial air dilaksanakan pada hari sabtu
tanggal 13 Mei 2015 pukul 13.00 hingga selesai . Praktikum ini dilaksanakan di dalam
laboratorium Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Tanjungpura.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan tekanan osmosis cairan sel yaitu
daun Rhoe discolor ,larutan sukrosa dengan konsentrasi 0.26M,
0.24M,0.22M,0.20M,0.18M,0.16M, dan 0.14. adapun alat yang di gunakan dalam
percobaan ini adalah mikroskop, pisau silet, pinset , tabung reaksi, gelas objektif,
penutup dan hand counter. Sedangkan bahan yang di gunakan dalam percobaan
potensial air adalah kentang dan larutan sukrosa dengan konsentrasi
0.10M,0.30M,0.50M,070M. dan alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Cork
borer dengan garis tengah 1 cm untuk membuat potongan umbi kentang , pisau silet ,
timbangan analitik, tabung reaksi dan gelas kimia.
Tujuan dari praktikum kali ini adalah pada percobaan tekanan osmosis cairan sel adalah
menghitung tekanan osmosis cairan sel sedangkan tujuan pada percobaan potensial
air adalah mengukur nilai potensial jaringan umbi kentang .
Adapun cara kerja yang digunakan dalam percobaan tekanan osmosis pada cairan sel
adalah pertama 7 buah tabung reaksi di siapkan kemudian diisi larutan sukrosa
kedalam tabung sebanyak 10ml , 1 tabung reaksi untuk 1 konsentrasi. Kemudian daun
Rhoe discolor di sayat setipis mungkin dan di amati di bawah mikroskop , setelah dilihat
cairan selnya kemudian sayatan tersebut di masukan keddalam tabung reaksi yang
berisi larutan gula selama 30 menit, setelah 30 menit periksa sayatan epidermis tadi
dari berbagai konsentrasi gula dengan mikroskop kemudiandi di cari larutan gula
dimana 50% dari jumlah sel epidermis yang telah terplasmolisis. Sedangkan cara kerja
pada percobaan potensial air adalah , di buat lautan gula dengan berbagai konsentrasi
0.10M, 0.30M,0.50M,0.70M. kemudian buat 4 silinder kentang dengan menggunakan
cork borer , kemudian di potong 12 potong tipa 1 silinder setelah itu di timbang kentang
yang telah di potong setelah itu dimasukan kedalam tabung reaksi yang berisi larutan
giula dengan berbagai konsentasi setelah itu di diamkan selama 2 jam . setelah 2 jam
kentang tersebut di timbang lagi . hal ini dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi
pada potongan kentang .

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Tekanan osmosis pada cairan sel
Pada praktikum pengukuran tekanan osmosis cairan sel, bahan yang digunakan
adalah sel epidermis daun Rhoe discolor yang di sayat setipis mungkin pada bagian lapisan
epidermisnya dengan menggunakan silet yang kemudian di masukan kedalam larutan
sukrosa pada konsentrasi yang berbeda. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,pada
konsentrasi sukrosa 0.14 M,  0.16 M, 0.18 M, 0.20, 0,22 , 0.24 dan Aquades diperoleh
bahwa dari perlakuan yang diberikan ada yang menunjukan sel cairan terpasmolisis
sebanyak 50%, hasil pengamatan ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Tekanan osmosis pada cairan sel
Jumlah Sel yang Tidak
Jumlah Sel Sebelum Selisih
Konsentrasi Mengalami Plasmolisis
Dimasukkan ke Dalam Perubahan
Sukrosa (M) Setelah Dimasukkan ke
Larutan Sukrosa Jumlah (%)
Dalam Larutan Sukrosa
0,14 584 327 44
0,16 348 181 47.98
0,18 140 101 27.85
0,20 177 109 38.41
0,22 275 123 55.27
0,24 52 0 100
aquades 91 20 78.02

Peristiwa plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran sel dari dinding sel
sebagai dampak dari hipertonisnya larutan diluar sel, sehingga cairan yang berada di dalam
sel keluar dari sel dan akibatnya tekanan turgor sel menjadi tidak ada. Menurut riki 2013,
Akibat yang ditimbulkan pada plasmolisis adalah karena potensial air dalam sel lebih tinggi
dari luar sel, maka air di luar sel bergerak ke dalam dinding sel mendesak membran sel
yang mengakibatkan membran sel terlepas dari dinding sel. Larutan tersebut tidak dapat
menembus membran sel karen memiliki ukuran yang lebih besar dari molekul air. Tanda –
tanda yang terlihat pada sel yang mengalami plasmolisis ini adalah menghilangnya warna
yang ada di dalam sel dan mengerutnya pinggiran membran sel ke arah dalam.
  Prinsip yang digunakan dalam peristiwa ini adalah karena terjadinya pristiwa osmosis
sebagai akibat adanya perbedaan konsentrasi zat terlarut dalam air medium dibanding zat
terlarut yang ada di dalam protoplasma sel atau dapat diartikan sebagai dampak perbedaan
potensial air antara dua tempat air yang dibatasi oleh membran sel tersebut.
Menurut wikipedia 2013 , Apabila sel tumbuhan dimasukan kedalam larutan glukosa
terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor,
menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti itu akan
layu sehingga dapat menyebabkan kehilangan air lebih banyak ,akan menyebabkan
terjadinya plasmolisis. tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma
sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran.
Akhirnya cytorrhysis – runtuhnya seluruh dinding sel – dapat terjadi. Tidak ada mekanisme
di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga
mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di
larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan
keluar karena peristiwa difusi.
Sebenarnya semakin tinggi nilai molaritas larutan sukrosa, maka sel akan semakin
cepat terplasmolisis hal itu dikarenakan berkurangnya tekanan turgor yang pada kondisi
hipertonik, sehingga tumbuhan cepat terplasmolisis. Pada percobaan yang telah kelompok
kami lakukan ada yang mengalami plasmolisis sebanyak 50%, yaitu pada sel yang
dimasukan kedalam larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,16 M dan 0,22 M, sedangkan
pada ael yang dimasukan kedalam konsentrasi yang lain tidak mengalami plasmolisis
sebanyak 50 %, hal ini mungkin di karenakan tumbuhan yang di gunakan layu sebelum di
masukan kedalam larutan gula dan mungkin saja karena terkena kipas angin dan terlalu
lama untuk di masukan kedalam larutan gula , akibatnya cairan yang di dalam sel epidermis
menjadi keluar di dalam sel sehingga menyebabkan cairan terplasmolisis hampir semua,
bahkan ada yang terplasmoliisis semuanya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
tanaman layu, diantaranya :
1.      Layu yang disebabkan oleh bakteri-bakteri tertentu yang menyerang suatu tanaman
tertentu.
2.     Tanaman layu bisa disebabkan kurangnya cairan sehingga terjadi transpirasi pada proses
fotosintesis.
Selain sel epidermisnya layu , tekanan turgor juga mempengaruhi plasmolilis pada
sel epidermis Rhoe discolor dimana tekanan turgor tidak bekerja untuk mempertahankan
bentuk nya sehingga konsentrasi gula masuk kedalam sel akibatnya menyebabkan sel
epidermis menjadi terplasmolisis.
Ini adalah gambar yang menunjukan sel sebelum terpalsmolosis dan sel yang sudah
terplasmolisis

Sebelum plasmolisis Sesudah plasmolisis

2. Potensial Air
Menurut Ismail, 2011, Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas
air, suatu ukuran datat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem, seperti
jaringan tumbuhan, tanah atau atmosfir, atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu
sistem. Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk diukur
dalam hubungannya dengan sistem tanah, tanaman dan atmosfir.
Pada praktikum ini menggunakan umbi kentang yang telah dilubangi dengan
menggunakan alatcork borer. Umbi yang telah dimabil masing-masing dipotong dengan
panjang 4 cm kemudian di iris tipis sebanyak 12 potong . Umbi kentang kemudian di
timbang setelah itu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah diisi dengan larutan
sukrosa dengan konsentrasi molaritas yang berbeda-beda. Kentang yang telah direndam
kemudian didiamkan di dalam tabung reaksi selama 2 jam . Setelah 2 jam, umbi kentang di
timbang kembali. Dari pengamatan ini, diketahui kentang mengalami perubahan berat , ada
yang bertambahberat , namun juga ada yang mengalami pengurangan berat .
Menurut Malik, 2008.Larutan yang sering digunakan dalam mengestiminasi potensial air
adalah larutan sukrosa (C12H22O11), sampel yang dimasukkan ke dalam seri larutan akan
kehilangan atau menyerap air secara osmosis.  Jika densitas larutan tidak berubah, berarti
potensial air sampel yang diuji sama dengan larutan sukrosa tersebut . oleh karena itu
dalam percobaan ini kami menggunakan larutan sukrosa.
Tabel 2. Potensial air

Konsentrasi Larutan
Berat Awal Kentang Berat Akhir Kentang % Perubahan Berat
(M)
Aquades 0.74 0.84 13,51
0.1 0.91 0.98 7,69
0.3 1.04 0.71 -31,73
0.5 0.94 0.63 -32,97
0.7 0.97 0.55 -43,29

Grafik potensial air


20

10

0
Konsentrasi 0.1 0.3 0.5 0.7 aquades
larutan
-10
glukosa (M) Series 1
Series 2
-20 Series 3

-30

-40

-50

Dari hasil percobaan yang telah di lakukan menunjukan semua berat akhir
bertambah , dan menunjukan hasil positif pada perubahan berat , hal ini menunjukan bahwa
adanya pengaruh Osmosis yang merupakan perpindahan pelarut dari konsetrasi pelarut
yang tinggi ke konsentrasi pelarut yang rendah.dalam hal ini gula sebagai Larutan hipotonik
dimana larutan ini memiliki kadar pelarut tinggi dibandingka cairan sel kentang, sehingga
menyebabkan pelarut masuk ke dalam sel kentang dan terjadi penambahan berat dan
volume kentang. Hal ini lah yang meyebabkan volume berat kentang menjadi bertambah .
sebenarnaya semakin tinggi nilai molaritas pada larutan sukrosa maka semakin berkurang
pula berat pada kentang , dan dari percobaan yang kami lakukan menghasilkan perubahan
berat pada berat kentang, ada yang mengalami penurun berat dan ada yang mengalami
kenaikan berat dengan kat lain ada yang positif dan ada yang negatif. Kentang yang
mengalami penambahan berat adalah kentang yang dimasukan kedalam aquades dan
kedalam larutan sukrosa dengan konsentrasi yang rendah yaitu 0.1 M selain mengalami
penambahan berat, tekstur daging kentang juga keras dari yang sebelumnya. Sedangkn
kentang yang mengalami penurunan berat dari berat semula adalah kentang yang
dimasukan kedalam larutan sukrosa dengan konsentrasi yang tinggi yaitu 0.3 M, 0.5 M, dan
0.7 M dan tekstur daging kentang ada yang agak lembek, lembek dan sangat lembek.
Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa Nilai positif di peroleh dari
berat akhir umbi kentang yang lebih besar dibandingkan dengan berat awal umbi kentang.
Potensial osmotik larutan bernilai negatif, jika air pelarut dalam larutan itu melakukan kerja
kurang dari air murni. Apabila tekanan pada larutan meningkat, kemampuan larutan untuk
melakukan kerja (jadi, potensial-air larutan) juga meningkat. (Salisbury dan Ross, 1995 )
Hal ini semakin di perkuat oleh Tjitrosomo, 1987 yang menggatakan bahwa , jika sel
dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai
potensial air larutan dengan nilainya didalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan
bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi
sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka
ada kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat
mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel.  
Seharusnya pada percobaan ini konsentrasi pelarut yang semakin tinggi akan
menyebabkan jaringan sel pada kentang akan mengkrenasi , akibatnya berat kentang
menjadi berkurang dari berat sebelumnya , sehingga hasil persentase yang di peroleh
menjadi negatif, hal ini sesuai pada beberapa percobaan kami ini yaitu adanya hasil yang
menunjukkan negatif, namun ada juga yang hasilnya menjadi bertambah . Hal ini mungkin
di karenakan pemotongan kentang yang tidak sama besar sehingga hasil yang di dapat
tidak sesuai, serta mungkin kurang telitinya kami dalam melakukan percobaan ini sehingga
hasil yang di dapat tidak sesuai dengan yang di inginkan .
Begitu pula dengan grafik yang ada tidak menunjukan yang seharusnya semakin tinggi
konsentrasi sukrosa yang di berikan semakin semakin rendah % perubahan jumlah berat
kentang .
Selain itu menurut Liu ,2012. Potensi air dipengaruhi oleh potensi zat terlarut,
gravimetri, kelembaban, dan efek matriks (misalnya, cairan kohesi dan tegangan
permukaan) di samping potensi tekanan. Sehingga dapat menyebabkan perubahan berat
kentang .

KESIMPULAN
Dari Hasil praktikum yang telah kami dilakukan dapat di simpulkan bahwa pada
percobaan tekanan osmosis sel daun Rhoe discolor, mengalami plasmolisis lebih dari 50%,
hal ini di akibatkan oleh tekanan turgor yang bekerja pada titik nol dan sel tumbuhan yang
dimasukan kedalam larutan glukosa terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan
kehilangan air, sehingga sel tumbuhan menjadi layu yang mengakibatkan sel tersebut
mudah terpalsmolisis. Pada percobaan potensial air hanya pada aquade dan larutan
sukrosa 0.1 M saja yang mengalami pertambahan berat dengan ditandai hasil percobaan
yang positif sedangkan pada larutan sukrosa (0.3, 0,5, dan 0,7) mengalami penurunan berat
kentang , hal ini sesuai dengan literatur yang ada yang menyatakan bahwa semakin tinggi
konsentrasi larutan gula maka semakin ringan berat kentang tersebut, hal ini di karenakan
cairan yang ada di dalam sel kentang keluar menuju ke potensial air yang lebih rendah
dengan konsentrasi yang tinggi yaitu larutan ukrosa.

SARAN
Praktikan di harapkan lebih berhati-hati dan teliti dalam melakukan praktikum terutama
dalam menghitung jaringan sel epidermis pada percobaan tekanan osmosis dan
menimbang kentang pada percobaan potensial air agar tidak terjadi kesalahan sehingga kita
puas dengan hasil yang kita dapat .

DAFTAR PUSTAKA
Agrica. 2009. Difusi dan osmosis. (online ),http:// Difusi- osmosis- dan- imbinasi
kieridwi.blog.. diakses tanggal 18 mei 2015.
Arlita.A.Malyan,Dkk. 2013. Pengaruh Suhu Dan Konsentrasi Terhadap Penyerapan Larutan
Gula Pada Bengkuang (Pachyrrhizus erosus). Jurnal Teknik Pertanian Lampung–
Vol. 2, No. 1: 85-94
Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Phisiology, Second Edition (Terjemahan ). New
York: Macmillan Publishing Co, Inc.
Campbell, Neil A, Jane B Reece, dan Lawrence G Mitchel. 2004. Biologi Edisi ke 5 jilid II.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Deragon.2005. Biologi Pertanian. Rajawali Press: Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia: Jakarta.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga .Gajah Mada Universitas Press:
Yogyakarta.
Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Universitas Gadjah Mada
Press: Yogyakarta.
Heddy, S .1987. Ekofisiologi Pertanaman.Penerbit Sinar Baru: Bandung :
Ismail dan Abd Muis. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi
Universitas Negeri Makassar: Makassar.
Lambers,H.F,S. Chapia dan T.L pons. 1998. Physiology. New york : Ecology spinger..hal
150
Liu ,Guodong.et all.2012. Water Potential Vs. Pressure In Relation To Water Movement And
Transpiration In Plants. International journal of Agronomy and Plant Production.
Vol., 3 (10),pp: 369-373.
Lovelles. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik. Jakarta: PT
Gramedia.
Riki. arya. 2013. Laporan Plasmolisis.(online)
http://secuilmimpi.blogspot.com/2013/10/laporan-plasmolisis.htm. diakses tanggal 18
mei 2015
Salisbury, B. Frank dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB : Bandung.
Sastrodinoto, Soenarjo. 1980. Biologi Umum II. PT. Gramedia :Jakarta.
Setiawan , dkk.2013. Pengaruh Cekaman Kurang Air Terhadap Beberapa Karakter
Fisiologis Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth). Jurnal
Lampiran
Cara Kerja :
1. Kentang dipotong berbentuk silinder dengan bentuk Cork Borred (panjang 4 cm)
2. Kentang berbentuk silinder dibagi menjadi 12 bagian yang kurang lebih sama besar
3. Setelah dipotong , dibilas menggunakan air bersih dengan cepat
4. Air bilasan kentang dibuang,lalu keringkan kentang dengan tisu
5. Kentang ditimbang
6. Kemudian kentang direndam kedalam larutan sukrosa 0.1 N selama 2 jam
7. Diulangi tahapan tersebut untuk konsentrasi sukrosa 0.3 N, 0.5 N, 0.7 N, dan
Aquades.

Tekanan osmosis cairan sel pada Rhoe discolor

 Perhitungan massa sukrosa (gr)

X 10

10 gr = 25,2

= 2,52 gr

X 10

10 gr = 28,8

= 2,88 gr

X 10

10 gr = 32,4
= 3,24 gr

X 10

10 gr = 36,0

= 3,60 gr

X 10

10 gr = 39,6

= 3,96 gr

X 10

10 gr = 43,2

= 4,32 gr

X 10

10 gr = 46,8

= 4,68 gr

 Persentasi perubahan jumlah sel

X 100 %
1. Konsentrasi 0,14 M
Jumlah sel awal = 584
Jumlah sel akhir = 327

X 100%

X 100 %
44
%
2. Konsentrasi 0,16 M
Jumlah sel awal = 348
Jumlah sel akhir = 181

X 100%

X 100 %

47.98 %
3. Konsentrasi 0,18 M
Jumlah sel awal = 140
Jumlah sel akhir = 101

X 100%

X 100 %

27.85 %

4. Konsentrasi 0,20 M
Jumlah sel awal = 177
Jumlah sel akhir = 109

X 100%

X 100 %
38.41 %

5. Konsentrasi 0,22 M
Jumlah sel awal = 275
Jumlah sel akhir = 123

X 100%

X 100 %

55.27 %
6. Konsentrasi 0,24 M
Jumlah sel awal = 52
Jumlah sel akhir = 0

X 100%

X 100 %
100
%

7. Dalam larutan aquades


Jumlah sel awal = 91
Jumlah sel akhir = 20

X 100%

X 100 %

78.02 %

Potensial air pada kentang


 Perhitungan sukrosa tiap konsentrasi

Rumus X

 0,1 M = x 10

M=

 0,3 M = x 10

M=

 0,5 M = x 10

M=

 0,7 M = x 10

M=

 perhitungan % perubahan berat

 konentrasi Aquades

X100 % = X100 %
= -27.02 %
 Konsentrasi Sukrosa 0,1 M

X100 % = X100 %
= -7.69 %

 Konsentrasi Sukrosa 0,3 M


X100 % = X100 %
= 31.73 %
 Konsentrasi Sukrosa 0,5 M

X100 % = X100 %
= 32.97 %
 Konentrasi Sukrosa 0,7 M

X100 % = X100 %
= 43.29 %

Anda mungkin juga menyukai