PENDAHULUAN
Latar Belakang
menjadi segmen-segmen. Segmentasi itu jelas bersifat eksternal, tapi juga internal
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Filum Annelida
mencakup berbagai jenis cacing yang mempunyai ruas-ruas sejati, seperti Nereis,
cacing tanah dan lintah. Berasal dari bahasa latin “annelus” berarti cincin kecil-
kecil dan “oidos” berarti bentuk, karena bentuk cincin seperti sejumlah besar
alat ekskresi dan gonad terdapat pada tiap ruas. Segmentasi pada Annelida tidak
hanya membagi otot dinding tubuh saja melainkan juga menyekat rongga tubuh
atau coelom dengan sekatan yang disebut septum, jamak septa. Tiap septum
terdiri atas dua lapis periotoneum, masing-masing berasal dari ruas di muka dan
Pada cacing tanah, sejenis anelida terestrial yang khas, keseluruhan tubuh
terbagi-bagi menjadi segmen-segmen yang secara umum mirip satu sama lain.
Setiap segmen memiliki empat pasang bulu kejur (bristle) eksternal, yang
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit
berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah
pembantukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang
pada phylum annelida agar para praktikan dapat mengetahui secara langsung
organisme yang akan menjadi bahan pengamatan adalah cacing tanah ( Lumbricus
Tujuan Praktikum
Kegunaan penulisan
Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Cacing Tanah
aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi
oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah sangat bermanfaat antara
organic ke bagian tanah yang lebih dalam meningkatkan populasi mikroba yang
bentuk cast sangant bermanfaat bagi sifat fisik maupun sifat kimia tanah. Cacing
berukuran kecil dan membentk struktur yang lebuh spesifik, sehingga cacing
sehingga dapat meningkatkan kadar unsure hara dalam tanah. Pengaruh tersebut
tergantung pada jenis cacing, jenis tanah dan kualitas bahan organic. Selain itu,
cacing tanah juga berperan dalam memperbaiki tata ruang tanah, memperbaiki
4
pori tanah, memperbaiki infiltrasi tanah, sebagai pengurai seresah dan sebagai
agen bioturbasi atau agen yang membantu pembalikan tanah untuk distribusi
bahan organic, sehingga bahan organic merata dalam tanah (Elparida, 2011).
(a) benda yang diedarkan, yaitu darah; (b) saluran yang dilalui darah, ialah
pembuluh-pembuluh darah, (c) peredaran darah; (d) fungsi darah; (e) Lympa.
Darah terbagi atas bagian cair yang disebut plasma , dan sel-sel darah atau
segmen, serta memiliki alat gerak yang berupa rambut-rambut kaku (setae) pada
tiap segmen. Polychaeta dengan tentakel pada kepalanya dan setae pada bagian-
bagian tubuh yang menonjol ke lateral, atau pada lobi lateralis yang disebut
parapodia. Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium
dan longitudinal, sudah mempunyai rongga tubuh (coelom) dan umumnya terbagi
oleh septa, saluran pencernaan lengkap, tubuler, memanjang sesuai dengan sumbu
Respirasi dengan kulit, atau dengan branchia. Organ ekskresi terdiri atas
sepasang nephridia pada tiap segmen. Sistem nervosum terdiri atas sepasang
ganglia cerebrales pada ujung dorsal otak. Yang berhubungan dengan berkas saraf
adalah Lumbricus terrestris (cacing tanah). Banyak tipe cacing tanah, tetapi
Lumbricus terrestris adalah merupakan salah-satu contoh spesies yang baik atau
yaitu kelompok merah dan kelompok abu-abu. Kelompok warna merah antara lain
adalah Lumbricus rubellus (the red woorm), L. terestris (the night crawler),
Sedangkan kelompok abu-abu antara lain jenis Allobopora (the field worm) dan
Octolasium. Pada dasarnya cacing tanah adalah organisme saprofit, bukan parasit
dan tidak butuh inang. Ia murni organisme penghancur sampah (Solihah, 2007).
bekas. Bahan berupa cacing tanah dan belalang. Pengamat selanjutnya memakai
kaos tangan dan menyiapkan koran bekas di atas meja. Pengamat kemudian
mengambil cacing tanah dan meletakkanya di atas koran bekas yang telah
(Adianto, 2004).
jelas ada annuli external bersesuaian dengan jumlah segmen dalam, yaitu kurang
lebih 150 segmen dalam seluruh tubuh. Warna tubuh : permukaan atas (facies
dorsalis) berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis
kelihatan jelas, permukaan bawah (facies ventralis) lebih pucat, umumnya merah
jambu dan kadang-kadang putih. Mulut terdapat di ujung anterior pada bagian
yang disebut prostomium, yang tidak merupakan segmen yang sebenarnya. bagian
ventral mulut dibatasi oleh prostomium yang merupakan segmen pertama. Anus
circulare, adalah lapisan otot sebelah luar dan stratum longitudinal, yaitu lapisan
otot sebelah dalam. Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan
menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak. Dinding intestine juga
mempunyai lapisan otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot ini berkontraksi,
saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan. Ada juga musculi
nephridia dan di bagian luar berkas saraf. Pada faring juga ada musculi yaitu
musculi yang melekatkan faring pada dinding tubuh (Pelczar dan Michael, 2008).
7
mendorong setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae
masuk ke dalam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung
dalam dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot
dinding tubuh. Cacing tanah bernapas dengan kulinya, sebab kulitnya bersifat
makanan (saluran pencernaan) cacing tanah sudah lengkap dan sudah terpisah dari
ginjal). Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang nephridia, kecuali tiga segmen
yang pertama dan segmen yang terakhir tidak ada. Tiap nephridium terdiri atas :
(a) suatu bangunan berbentuk corong dan bersilia yang disebut nephrostoma, dan
(saluran atau pipa yang berkelok-kelok. Jika silia itu bergetar , mereka
coelom masuk ke dalam saluran ekskresi. Kemudian cairan ini keluar dari tubuh
cacing melalui nephridioporus, yaitu sebuah lubang kecil yang merupakan muara
keluar dari saluran ekskresi dan terletak pada permukaan ventral tubuh cacing. Di
antara nephrostoma dan saluran ekskresit terdapat sekat yang disebut septum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah cacing tanah
yang masih hidup sebagai objek praktikum, air untuk membersihkan alat, aquades
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum adalah botol semprot untuk
aquades, pisau silet untuk membelah cacing tanah, jarum sebagai pemisah setiap
septum cacing, kamera sebagai alat dokumentasi dan alat tulis sebagai alat bantu
praktikum.
Prosedur Praktikum
1. Badan dari cacing tanah terdiri dari lebih dari 100 segmen. Segmen tersebut
2. Dihitung panjang cacing jika sedang kontraksi bergerak, dan dalam keadaan
diam
3. Diperhatikan warna cacing,apakah ada warna yang berbeda pada daerah dorsal
dan ventral
7. Diamati lubang kelamin jantan dan betina. Lubang kelamin jantan ditandai
dengan bentuk yang menonjol. Dengan mengamati lubang kelamin jantan dan
1. Ditusuk cacing diatas sterofom atau busa lateks dengan jarum pentul
menggunakan jarum
Hasil
Pembahasan
permukaan atas berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta
11
dorsalis kelihatan jelas permukaan bawah lebih pucat. Mulut terdapat di ujung
anterior, mulut cacing tanah terletak di dalam rongga oris. System ekskrasi cacing
tanah berupa nephridios pada setiap segmen terdapat sepasang. Hal ini sesuai
dengan literatur Subardi dan Nuryani (2009), yang menyatakan bahwa Cacing
Pada cacing terdapat clitellum yaitu satu bagian hal kelenjar yang
ditebalkan dari tembok tubuh di cacing tanah dan lintah, yang mengeluarkan satu
kantung lekat-lekat dimana telor adalah deposited. Ini hadir 2 sentimeter kesana-
sini (0. 79 di) di belakang di depan akhir dari tubuh (di sekitar ke-14, Segmen ke-
15 dan ke-16). Hal ini sesuai dengan literatur Suin (2012), yang menyatakan
bahwa pada cacing terdapat clitellum yaitu satu bagian hal kelenjar yang
ditebalkan dari tembok tubuh di cacing tanah dan lintah, yang mengeluarkan satu
Satu clitellum menjadi bagian dari sistem reproduktif dari clitellates, satu
bagian jenis dari annelids yang mengandung oligochaetes (cacing tanah). clitellum
adalah satu tebal, seperti pelana, cincin ditemukan pada epidermis (kulit) dari
cacing, biasanya dengan satu pigmen berwarna lembut. Untuk membentuk satu
kokon untuk telor ini, clitellum mengeluarkan satu zalir kental. Anggota tubuh ini
nyata pada matang annelids tapi susah untuk menempatkan terlihat pada annelids
lebih muda. Di lintah, ini tampak musiman. Warna ini biasanya korek api sedikit
dibandingkan tersebut tubuh dari annelid. Adakalanya, segmen hidup dari cacing
12
akan ditumpahkan dengan clitellum. Hal ini sesuai dengan literatur Suin (2012),
yang menyatakan bahwa pada cacing terdapat clitellum yaitu satu bagian hal
kelenjar yang ditebalkan dari tembok tubuh di cacing tanah dan lintah, yang
yaitu circulare dan longitudinal, mulut cacing terletak di dalam rongga oris.
Phatynx terdapat di dalam segmen ke-4 dan ke-5, system sirkulasi cacing tanah,
dengan darah yang terdiri atas bagian cair yang disebu plasma, dan sel-sel darah
atau korpuskula. System ekskresi cacing tanah berupa nephridia. Pada setiap
segmen tubuh terdapat sepasang, system saraf cacing tanah, terletak di sebelah
dorsal pharynx di salam segmen yang ke-3 dan terdiri ganglion ceberal, yang
tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan commisura, berkas saraf ventralis
dengan cabang-cabangnya. Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit
tubuhnya terdapat sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar. Hal ini sesuai
dengan literatur Hanafiah et al., (2010), yang menyatakan bahwa Dinding tubuh
dalam segmen ke-4 dan ke-5, system sirkulasi cacing tanah, dengan darah yang
terdiri atas bagian cair yang disebu plasma, dan sel-sel darah atau korpuskula.
adalah untuk makan dan menghancurkan seresah. Bagian atas cacing atau disebut
sebagai peristomium adalah bagian ujung depan cacing sampai batas lambung
cacing. Fungsi dari peristomium adalah untuk membuat lubang pada tanah.
Bagian cacing yang menebal disebut clitellum. Clitellum adalah batas bagian
13
depan dengan bagian belakang tubuh cacing. Fungsi dari clitellum adalah untuk
pembentukan cocoon atau telur cacing. Bagian belakang cacing yang dekat
cast atau kotoran. Cacing juga memiliki seta atau bulu-bulu kecil yang membantu
pergerakan cacing dalam tanah. Hal ini sesuai dengan litertaur Morario (2009),
yang menyatakan bahwa bagian cacing yang menebal disebut clitellum. Clitellum
adalah batas bagian depan dengan bagian belakang tubuh cacing. Fungsi dari
Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang
memanjang sehingga berupa tangga tali. Alat eksresi disebut nephridium. Alat
pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan dan anus.
Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di
permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit
(merugikan karena menempel pada inangnya). Hal ini sesuai dengan litertaur
Alvyanto (2010), yang menyatakan bahwa mulut cacing dilengkapi gigi kitin yang
secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup. cacing. Fungsi dari clitellum adalah
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil dari pengamatan yang telah diamati beberapa contoh bentuk
2. Morfologi luar cacing tanah terdiri dari lebih dari 100 segmen, dan segmen
3. Morfologi dalam cacing tanah terdiri dari pharynx, septa, esopaghus, gizzard,
4. Dengan mengamati posisi lubang kelamin jantan dan betina pada cacing, maka
tanylobous.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anas, I. 2009. Petunjuk Laboratorium Biologi Tanah dan Praktek. Pusat Antar
Universitas Bioteknologi Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Budiyanto. 2013. Ternak Cacing Tanah. Universitas Jakarta Press. Jakarta. Jurnal
Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)3(2) – Juni 2014 : 087-091
(ISSN :2303-2162).
Elparida, N. 2011. Komposisi Komunitas Cacing Tanah pada Areal Kebun Kelapa
Sawit PTPN III Sei Mangket yang Diberi Pupuk Limbah Cair Pabrik
Kelapa Sawit di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. USU. Medan.
James SW. 2000. Karakter Morfologi dan Pertumbuhan Tiga Jenis Cacing Tanah
Lokal Pekanbaru pada Dua Macam Media Pertumbuhan. Universitas
Semarang. Semarang.
Nurwati , SR. 2011. Pemanfaatan limbah baglog jamur sebagai media budidaya
cacing Pheretima sp. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Subardi, dan Nuryani. 2009. Biologi Kelas X SMA dan MA. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.