PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sifat tanah yang sangat berperan dalam keadaan suatu jenis tanah adalah
sifat kimia karena sifat kimia selalu berhubungan dengan sifat fisika dan biologi,
dengan ketersediaan unsur hara. Ada beberapa porses kimia yang berperan
kimia yang terjadi di dalam tanah. Kimia tanah sangat erat kaitannya dengan
tanah dan biokimia atau mikrobiologi tanah. Pada kesuburan tanah berkaitan erat
Secara umum, pada setiap jenis tanah memiliki sifat dan karakteristik yang
berbeda satu sama lain bila ditinjau dari sifat fisik, sifat kimia, maupun sifat
biologi tanah. Khususnya pada daerah Aek Milas, dengan jenis tanah Ultisol,
memiliki karakteristik tanah yang perlu untuk diidentifikasi dengan melakukan tes
uji tanah baik secara langsung di Lapangan melalui pembukaan profil tanah
yang terjadi di dalam tanah guna mengetahui keadaan hara yang dapat diberikan
2
tanah bagi tanaman. Dalam arti yang luas, uji tanah menyangkut aspek-aspek
interpretasi, evaluasi dan penyusunan rekomendasi pupuk dari hasil uji tanah serta
kandungan mineral, ketebalan, jenis mineral, pada substratum (di dasar gambut)
Indonesia umumnya kurang dari 5 % dan sisanya adalah bahan organik. Fraksi
sebagian besar lainnya adalah senyawa lignin, selulosa, hemiselulosa, lilin, tanin,
resin, suberin, protein dan senyawa lainnya (Agus dan Subiksa, 2008).
Tanah yang subur adalah tanah yang subur secara kimia, subur secara fisik
dan subur secara biologi. Pada aspek kimia perlu dilakukan pengujian sifat tanah
gambut karena masalah mendasar mengenai tanah gambut banyak terdapat pada
masalah sifat kimia tanah gambut itu sendiri misalnya pH dan ketersediaan unsur
hara. Sehingga sangat perlu dilakukan uji sifat kimia tanah tersebut agar diperoleh
hasil keadaan kesuburan tanah gambut pada sifat kimia tanahnya. Pada percobaan
ini tanah yang digunakan sebagai objek pengamatan untuk diuji sifat kimianya
Berdasarkan uraian di atas maka beberapa sifat kimia yang akan dikaji
adalah pH tanah, kandungan mineral amorf, zero point of charge (ZPC), retensi
fosfat dan daya hantar listrik tanah tersebut sebagai parameter pewakil yang
sangat penting untuk dijadikan penilaian tingkat kesuburan tanah Ultisol Aek
Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah Ultisol Aek Milas dari aspek
sifat kimia.
Kegunaan percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
pH Tanah
tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin masamlah tanah
tersebut. Di dalam tanah selain ion H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-,
tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan netral meskipun sebenarnya
Nilai pH tanah sebetulnya dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah yang
a. Kejenuhan basa adalah perbandingan antara kation basa dengan jumlah kation
mengandung natrium dalam (Na) lebih tinggi mempumyai nilai pH lebih tinggi
nisbah 1 : 1,1 : 2,5 dan 1,5. Keasaman ini ditulis dengan pH (H2O). Tipe
oleh koloid tanah. Reaksi Al3+ dengan H2O : Al3+ + 3H2O. AlCOH3 + 3H+.
NaF yang berfungsi untuk mengetahui ada atau tidaknya mineral amorf (bahan
andik) yang dinyatakan apabila nilai pH NaF 9.4, dan CaCl2 untuk mengurangi
keragaman akibat kandungan garam dari tanah non salin (Mukhlis, 2007). Secara
parsial CO2, dimana semakin besar CO2 maka pH tanah semakin rendah, 2)
digunakan adalah pasta jenuh ; 1:1 ; 1:2.5 ; 1:5 ; 1:10, dan 4) jenis garam pelarut .
atas kemungkinan tingkat kerusakan tanaman akibat kadar garam. Nilai DHL 4
menganggap tanah bersifat salin pada DHL 7,4 mmho/cm bersesuaian denagn
satuan tekanan osmotik pada kapasitas lapang sebesar 5 bar (Tan, 1995).
sedikit sebagian dari garam yang berlebihan ada tiga yang bisa dilaksanakan :
(1) Drainase bawah, (2) pelindian atau pembasuhan, dan (3) penggarukan.
beragam. Ini tidak hanya menghambat naiknya garam larut ke zona perakaran
Parameter yang lebih baik untuk menduga salinitas tanah adalah daya
dapat dipercaya, tidak mahal dan cepat. Sehingga EC selalu diukur dalam uji
1. Tanah salin adalah tanah yang mengandung cukup garam terlarut sehingga
(Electrical Conductivity = EC) diukur pada tanah jenuh air lebih dari 4
Na-dd<15%.
2. Tanah alkali (sodik) adalah tanah non salin dan mempunyanyi nilai
15% atau lebih atau rasio adsorbi natrium (Radium Adsorption Ratio =
3. Tanah salin-sodik tanah dengan ciri salinitas dan persentase natrium dapat
kelebihan ion yang terabsopsi tersebut. Sifat yang sangat penting bagi tanah yang
bermuatan variable adalah Zero Point of Chart. Nilai ZPC dapat didefinisikan
sebagai nilai pH saat mana koloid bermuatan nol atau artinya sama dengan iso
Muatan tanah yang variable dan disebabkan akibat koloid tanah yang ada.
Koloid tanah dapat menunjukan muatan positif seperti halnya muatan negatif.
gugus hidroksil. Biasanya proses ini hanya berarti pada lempung oksida Al dan
Fe, tapi hal ini kurang penting pada oksidasi Si. Titik atau nilai pH0 ini
sebelumnya disebut muatan ttik nol yakni pH0. Pada nilai pH diatas pH0, koloid
bermuatan negatif, dan pada pH dibawah pH0 bermuatan positif (Tan, 2003).
Nilai ZPC perlu diketahui karena nilai ini dapat dijadikan sebagai patokan
Nilai ZPC dapat ditentukan dengan tiga metode yaitu metode salt titration,
akibat pemberian asam dan basa kuat dengan berbagai taraf dan
struktur tidak dimensi dengan atom yang tersusun secara teratur dan relatif cukup
panjang. Mineral amorf yang paling banyak ditemukan adalah mineral alofan,
dkk., 2011). Kehadiran Alofan memberikan sifat-sifat yang khas pada tanah
Alofan yaitu mempunyai muatan terubahkan yang besar. Mineral ini juga bersifat
amfoter dan dilaporkan dapat meningkat fosfat dalam jumlah banyak. Nilai KTK
dan merupakan mineral penting bagi tanah Andisol, selain itu juga ditemukan
dalam horizon Bs tanah Spodosol. Alofan memberi sifat khas seperti bahan
organik tinggi, kapasitas absorbs air dan porositas tinggi, BD rendah serta retensi
amorf, baik dengan alat yang rumit maupun secara sederhana, misalnya dengan
mikroskop electron, Spektro Infra red, Spektro Sinar X, DTA, dan model struktur.
Namun dalam hal analisis kimia, metode yang sering digunakan adalah metode
segalen dimana metode ini berprinsip bahwa di dalam larutan asam dan alkali
mineral amorf akan mudah larut dibandingkan mineral kristal, sehingga bila tanah
(Podsolik dan Latosol), umumnya berkadar alami P rendah dan berdaya fiksasi
Ada tiga problem fosfor :1) jumlah total dalam tanah kecil, 2) tidak
tersedianya fosfor asli, 3) fiksasi fosfat dapat larut yang ditambahkan. Karena
pangangkutan fosfor oleh tanaman relatif kecil dan dunia memberikan fosfat
dalam jumlah yang cukup besar, problem 1) yaitu pemberian fosfor yang cukup,
tidaklah gawat. Karena itu problem yang paling penting ialah meningkatkan
tersedianya fosfor asli tanah dan menghambat fiksasi atau perubahan fosfat yang
terlarut dan tertukarkan dalam jumlah yang cukup nyata. Apabila ada fosfat dapat
terjerap pada permukaan koloid dengan ion-ion Al3+, Fe3+ dan Mn2+ tersebut
bertindak sebagai jembatan. Fosfat yang terikat dengan cara ini masih tersedia
bagi tanaman. Reaksi semacam ini dapat juga terjadi dengan lempung jenuh-Ca
(Tan, 1995).
10
Penetapan pH Tanah
- Larutan HCl 8 N.
- Aquadest
Metode Percobaan
Penetapan pH Tanah
yang berbeda
perlakuan tertutup
Conductivity Meter
15
sebanyak 0,5 mL, 1 mL, 1,5 mL. Pada tabung 5 s/d 7 ditambahkan
NaOH 0,1 N sebanyak 0,5 mL, 1 mL, 1,5 mL. kemudian ditambahkan
Larutan sebagai pH 1
supernatannya
%berat hilang
16
data
didiamkan
Hasil
Penetapan pH
dengan metode elektrometri dan disajikan pada tabel 1 sampai 3 sebagai berikut:
Dari Tabel 1. diketahui bahwa nilai pH tanah Ultisol Aek Milas dengan
perbandingan tanah dan air, nilai pH tertinggi pada perlakuan 1:5,0 dengan
volume H2O 25 mL yaitu sebesar 6.37 dan nilai pH terendah pada perlakuan
Dari Tabel 2. diketahui bahwa nilai pH tanah Ultisol Aek Milas dengan
tanah. pH KCl dapat menggunakan menunjukkan Al tukar, jika pH KCl < 5,5 dan
untuk ekstraktan NaF (8,57) diketahui tanah tersebut tidak memiliki mineral
amorf. Karena indikator adanya bahan andik (alofan) jika pH NaF > 9,4.
18
terbuka dan tertutup untuk tanah Ultisol Aek Milas diketahui bahwa pada kedua
perlakuan baik terbuka dan tertutup mengalami rataan penurunan nilai pH setiap
minggunya. Namun rataan nilai pH pada tanah dengan perlakuan tertutup lebih
tinggi dibandingkan dengan tanah yang terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa
Dari hasil percobaan diperoleh nilai ZPC tanah Ultisol Aek Milas yang
ditetapkan dengan metode salt titration dan disajikan pada tabel 4 sebagai berikut:
Dari Tabel 4. diketahui tidak ada nilai ZPC pada tanah Ultisol Aek Milas
dengan metode salt titration dan pH aktual sebesar 6.51. Hal ini menandakan
menunjukkan muatan pada koloid tanah tidak akan berubah pada pH tertentu.
ZPC (Zero point of charge) ditujukan untuk menentukan variabel positi atau
negatif.
19
0.6
0.55
0.5
0.45
0.4
0.35
∆pH 0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8
pH1
asam dan basa kuat maka larutan akan bereaksi dengan koloid tanah sehingga
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh nilai daya hantar listrik pada tanah
Tabel 5. Penetapan Nilai Daya Hantar Listrik Tanah Ultisol Aek Milas
No. Jenis Tanah DHL (mmhos/cm)
1. Ultosol Aek Milas 6 x 10-2 mho/cm
Dari Tabel 5. diketahui bahwa tanah Ultisol Aek Milas memiliki nilai
Dari Tabel 6 diatas diketahui bahwa tanah Ultisol Aek Milas memiliki
%Berat Hilang
35%
30%
25%
20%
15%
10% %Berat Hilang
5%
0%
I II III IV V
Percobaan
Dari Tabel 7. diatas diketahui bahwa tanah Ultisol Aek Milas memiliki
Kurva Retensi P
1.6
1.55 y = 0.6183x + 0.9665
1.5
1.45 R² = 0.9769
1.4
1.35
Absorben
1.3
1.25
1.2
1.15
1.1
1.05
1
0.95
0.9
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Retensi P
21
Pembahasan
menggunakan elektroda pH meter pada tanah Ultisol Aek Milas. Nilai ini didapat
dengan menghitung aktivitas ion H+ pada tanah. Pada pemberian H2O dengan
tinggi dibandingkan dengan pH tanah yang menggunakan ekstraktan KCl. Hal ini
aktif atau aktual sedangkan dengan ekstraktan KCl yang dihitung adalah
kemasaman total yaitu jumlah dari kemasaman potensial dan kemasaman aktual.
Hal ini dikarenakan pada penggunaan ekstraktan H2O besar ion H+ yang dihitung
KCl telah terjadi pertukaran kation yang terjerap dipermukaan koloid akibat
sebagai berikut:
- H+ - H+ -
- Al3+ - Al2+
22
- H+ - K+ + HCl
- Al2+ - K+ + CalCl3
- H+ - Ca2+ + HCl
Sedangkan reaksi tanah dengan keadaan terbuka dan tertutup adalah sebagai
berikut ini:
H2CO2 H+ + HCO3
semakin rendah karena adanya bantuan CO2 dalam menurunkan pH tanah. Hasil
yang terbentuk dari kadaan terbuka yaitu H2CO3 sehingga menyebabkan tanah
lebih masam.
tanah. Dengan mengetahui tingkat pH tanah dapat dilakukan tindakan yang dapat
Dari hasil penetapan nilai Daya Hantar Listrik (DHL) tanah Ultisol Aek
Milas diketahui bahwa tanah ini memiliki nilai DHL sebesar 6 x 10-2 mho/cm.
Berdasarkan hal tersebut, maka diketahui bahwa tingkat Daya Hantar Listrik
Tanah Ultisol Aek Milas dikategorikan rendah. Hal ini sejalan dengan penilaian
DHL tanah yang dikeluarkan oleh BPP Medan. Menurut BPP Medan (1982)
Kriteria
Komponen
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
DHL - - 2,5 2,6–10 >10
tanah Ultisol Aek Milas adalah 6 x 10-2 mho/cm jika ditanam tanaman padi bisa
tanaman padi optimal. Karena nilai DHL tanah Histosol Merbau Sangat rendah
percobaan penetapan daya hantar listrik pada tanah Ultisol Aek Milas yaitu
dengan mengukur tingkat salinitas tanah Histosol Merbau. Cara kerjanya dengan
mhos/cm.
tanah Ultisol Aek Milas merupakan tanah bersifat permanen, dimana muatan
koloid tidak akan berubah pada pH tertentu, muatan permanen pada tanah ultisol
aek milas adalah muatan positif. Hal ini sesuai dengan literatur Mukhlis dkk.,
(2011) yang menyatakan bahwa nilai ZPC perlu diketahui karena nilai ini dapat
dijadikan sebagai patokan apakah suatu koloid bermuatan negatif atau positif.
24
Prinsip kerja pengukuran ZPC pada tanah Ultisol Aek Milas yaitu
mensuplai H+ ke koloid melalui HCl dan mensuplai OH- ke koloid melalui NaOH.
- H+ HCl - H+
- H+ - H+
- H+ H+ H+ -
H+
Dari reaksi di atas dapat diketahui bahwa dalam koloid tanah dengan ion
bermuatan positif (kation) akan bereaksi dengan ekstraktan yang bersifat asam
(HCl). Ekstraktan HCl berfungsi menjenuhkan ion H+ yang nantinya akan diusir
dari koloid tanah menuju larutan tanah sehingga terjadi keseimbangan ion H+
yang ada dikoloid dengan yang ada di larutan tanah. Penambahan HCl akan akan
- OH- - OH-
sehingga ion yang terjerap pada koloid ialah yang bermuatan negatif (anion). OH-
adalah salah satu ion negatif yang terjerap pada koloid yang bermuatan positif.
NaOH merupakan salah satu ekstraktan yang dapat bereaksi pada tanah -tanah
dengan koloid yang bermuatan positif. OH- yang terjerap pada koloid tanah
alofan pada tanah Histosol Merbau sebesar 0%. Tanah Histosol merupakan tanah
yang tidak memiliki sifat andik yang mengandung mineral amorf karena penyusun
tanah ini mrupakan bahan organik. Kalaupun ada bahan mineral hanya 5 % saja.
Prinsip kerja penetapan mineral alofan dan bahan anorganik amorf metode
segalen adalah dengan dilakukannya pencucian bahan amorf dengan asam dan
larutan maka akan tercuci bahan amorf dalam tanah dan juga dengan penambahan
NaOH 0,5 N akan mencuci bahan amorf dalam tanah. Hal ini sesuai dengan
literatur Mukhlis dkk., (2011) yang menyatakan bahwa bila tanah mengandung
bahan amorf banyak diekstrak dengan asam dan alkali maka jumlah komponen
yang larut akan meningkat dan kemudian lambat laun akan menetap.
Persentase retensi fosfat tanah Ultisol Aek Milas sebesar 31,08%. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase P yang dikandung oleh tanah ini cukup banyak.
dalam tanah cukup tinggi karena ion fosfat tidak terikat oleh ion alumunuim dan
besi dalam koloid. Menurut Hakim dkk., (1986) reaksi kimia yang berlangsung
antar ion-ion fosfat dengan ion aluminium dan besi. Reaksi yang terjadi dapat
(Variscite)
(Strengit)
26
yang terikat pada permukaan koloid tanah Ultisol Aek Milas sebanyak 31,08%.
koloid tanah sehingga menyebabkan ion tersebut tidak tersedia bagi tanaman.
bervalensi kuat yang membentuk ikatan struktur sendiri sehingga ion tersebut
Prinsip kerja dari percobaan ini adalah dengan menjenuhkan tanah dengan
permukaan koloid jerapan. Dengan menggunakan bagian cair dari campuran tanah
KESIMPULAN
1. Tanah Ultisol Aek Milas memiliki pH aktual sebesar 5,32 dan pH total
sebesar 4,87.
2. Tanah Ultisol Aek Milas merupakan jenis tanah bermuatan permanen karena
6 x 10-2 mmho