Oleh:
Ikhwani Nindya Puspita
NIM. A1D017182
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
dari berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini Penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh
Penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan oleh karenanya,
penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran
Demikian laporan yang telah dibuat, penulis berharap semoga laporan ini
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ACARA II PENYIAPAN KADAR AIR TANAH
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 21
B. Tujuan Praktikum ........................................................................... 22
C. Manfaat Praktikum ......................................................................... 22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ACARA III DERAJAT KERUT TANAH
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 39
B. Tujuan Praktikum ........................................................................... 40
C. Manfaat Praktikum ......................................................................... 40
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ACARA IV PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 55
B. Tujuan Praktikum ........................................................................... 57
C. Manfaat Praktikum ......................................................................... 57
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ACARA V PENGENALAN PROFIL TANAH
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 74
B. Tujuan Praktikum ........................................................................... 75
C. Manfaat Praktikum ......................................................................... 75
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Oleh:
Ikhwani Nindya Puspita
NIM. A1D017182
Asisten :
Ferda Felis Ifrana
NIM. AID015176
A. Latar Belakang
udara, terbuat dari hasil pelapukan dan pengendapan yang membutuhkan waktu
lama. Komponen pembentuk tanah yang berupa padatan, cair, dan udara jarang
terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan
tumbuhnya tumbuhan dan tanaman yang tersusun dari bahan-bahan padat, gas dan
cair. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan
kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari bahan-bahan
tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media tumbuh yang
hasil analisis sifat fisik maupun sifat kimia tanah. Ada tiga macam cara
penetapan berat jenis isi (bulk density), berat jenis partikel (particle
Linier Extensibility).
sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan, misalnya pada lokasi kebun
hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta
B. Tujuan
penetapan kadar air, derajat kerut tanah, dan pengenalan contoh tanah
dengan indra.
C. Manfaat
kita dapat mengetahui cara penyiapan tanah yang baik dan sesuai untuk
sifat yang berbeda-benda meliputi perbedaan sifat profil tanah seperti jenis dan
susunan horizon, kedalaman solum tanah, kandungan bahan organik dan liat,
berat volume (BV), berat jenis partikel (PD = particle density), tekstur tanah,
permeabilitas tanah, stabilitas agregat tanah, distribusi ukuran pori tanah termasuk
ruang pori total (RPT), pori drainase, pori air tersedia, kadar air tanah, kadar air
(zone) yang disebut pedosfer, tersusun atas massa galir (loose) berupa pemecahan
dan lapukan batuan (rock) bercampur dengan bahan organik. Berlainan dengan
mineral, tumbuhan dan hewan, tanah bukan suatu ujud tedas (distinct). Di dalam
sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Jumlah reaktor atau pabrik mini dimaksud nyaris
nyaris tanpa batas. Maka tanah menjadi pelaksana alami konsep swasembada
(Notohadiprawiro,1998).
memperoleh data karakteristik tanah yang tidak dapat diperoleh langsung dari
rupasehingga dapat mewakili areal yang diambil contoh tanahnya. Contoh tanah
menimbulkan kelalaian.
3. Kalau tanahnya homogin sebaiknya diambil lima sampai dua puluh contoh
tanah ini.
4. Contoh-contoh tanah individual ini selanjutnya dikumpulkan dan
5. Kalau tanah homogin itu luas, contohnya supaya diambil dari 2-5 ha yang
6. Contoh dari tanah khusus, seperti dari tanah sekitar perumahan, jalan,
legokan dan tanah bekas penimbun pupuk, supaya jang diambil atau sama
kepada keadaan lapangan yang sebenarnya). Dengan hasil analisa yang diperoleh
dapat ditafsir tentang status unsur hara yang terkandung dalam tanah, sifat-sifat
tanah dan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi gejala definisinya (Sutedjo,
2004).
III. METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan saat praktikum penyiapan contoh tanah, yaitu mortir
dan alu (penumbuk), saringan (2 mm, 1 mm dan 0,5 mm), tambir untuk
Bahan yang digunakan adalah contoh tanah terganggu yang telah diambil
dari lapang dan sudah dikeringanginkan selama kurang lebih satu minggu. Jenis
contoh tanah terganggu yang digunakan pada praktikum ini, yaitu ultisol,
C. Prosedur Kerja
hati-hati.
mm dan 0,5 mm. Hasil yang tertampung di atas saringan 1 mm adalah contoh
tanah yang berdiameter 2 mm, sedangkan yang lolos saringan 0,5 mm adalah
A. Hasil
Karena pada praktikum acara satu ini kita tidak melakukannya, dan hanya
sebatas pengenalan dan pengantar saja, jadi praktikan tidak diwajibkan untuk
B. Pembahasan
1. Entisol
bumi tidak dengan horison, kecuali mungkin lapis bajak. Meskipun begitu
(Fort,1995).
netral sampai alkalin, KTK juga bervariasi baik untuk horison A maupun
C, mempunyai nisbah C/N < 20% di mana tanah yang mempunyai tekstur
yang lebih rendah dan kemungkinan oksidasi yang lebih baik dalam tanah
yang bertekstur kasar juga penambahan alamiah dari sisa bahan organik
kurang daripada tanah yang lebih halus. Meskipun tidak ada pencucian
selalu jenuh air dan pada semua horizon dibawah 25 cm terdapat hue
dominan netral atau biru dari 10 Y dan warna-warna yang berubah karena
teroksidasi oleh udara. Jenuh air selama beberapa waktu setiap tahun atau
lebih dari 0,7 dan mengandung liat sebesar 8 persen atau lebih pada fraksi
tanah halus (Soil survey staff, 1998). Tropaquent adalah great group dari
ordo tanah Entisol dengan subordo Aquent. Tanah ini dibedakan karena
memiliki regim suhu tanah iso (perbedaan suhu musim panas dan dingin
kurang dari 50. Tanah ini terbentuk karena selalu basah atau basah pada
musim tertentu. Jika dilakukan perbaikan drainase akan berwarna kelabu
sebesar 0,2 persen atau lebih pada kedalaman 125 cm di bawah permukaan
densik, litik, atau paralitik apabila lebih dangkal (Soil survey staff, 1998).
2. Inceptisol
dipindahkan lain dari karbonat atau silikat. Inceptisol terjadi pada semua
sebagian besar tahun. Tanah ini memiliki kandungan organik yang tinggi.
(Foth, 1995).
atau pupuk hijau) terutama bila tanah sawah dipersiapkan untuk tanaman
kecuali daerah kering, mulai dari kutub sampai tropika (Munir, 1996).
group dari ordo tanah Inceptisol dengan subordo Aquept yang memiliki
regim suhu tanah isomesik atau lebih panas. Aquept merupakan tanah-
persen atau lebih (atau rasio adsorpsi natrium, (SAR) sebesar 13 persen
atau lebih pada setengah atau lebih volume tanah di dalam 50 cm dari
3. Andisol
alofan serta sedikit silika, alumina atau hidroxida-besi. Tanah ini tersebar
di daerah vulkanik sekitar samudra pasifik. Tanah ini juga biasa disebut
abu vulkan, batu apung, silinder, lava dan sebagainya, dan atau bahan
order”, sebagian tanah seperti ini yang termasuk dalam Andisol (Saridevi,
2013). Tanah andisol terbentuk di wilayah dataran tinggi lebih dari 1000
untuk tanaman sayuran, kopi, buah-buahan, teh, kina dan pinus. (Sri dkk,
2007).
4. Ultisol
argilik, dengan kejenuhan basa rendah. Tanah ini berada pada bagian
47⁰F (8⁰C) atau lebih dan mereka mempunyai satu periode setiap
bersifat masam hingga basa. Namun sebagian besar bahan induk tanah ini
liat pada horizon bawah permukaan sehingga mengurangi daya resap air
Suriadikarta, 2006).
lanjut, dicirikan oleh penampang tanah yang dalam, kenaikan fraksi liat
dan miskin kandungan bahan organik. Tanah ini juga miskin kandungan
hara terutama P dan kation-kation dapat ditukar seperti Ca, Mg, Na, dan
K, kadar Al tinggi, kapasitas tukar kation rendah, dan peka terhadap erosi
5. Vertisol
pH yang relatif tinggi serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa
yang juga relatif tinggi. Vertisol tersebar luas pada daratan dengan iklim
2.1 juta hektar dan tersebar di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur,
dkk., 2004).
soil aggregate), dan contoh tanah tidak utuh (disturbed soil sample) yang
1. Tanah Utuh
distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1, pF 2, pF 2,54, dan pF 4,2 dan
permeabilitas.
bongkahan alami yang kokoh dan tidak mudah pecah (Gambar 6). Contoh
3. Tanah Terganggu
tebal atau tipis. Kemudian diberi label yang berisikan informasi tentang
dalam atau di luar kantong plastik. Jika label dimasukkan ke dalam kantong
ini perlu dibungkus dengan kantong plastik kecil, agar informasi yang telah
tercatat tidak hilang karena terganggu oleh kelembapan air tanah (Suganda
dkk., 2002).
isi (bulk density), susunan pori tanah, pF, dan permeabilitas tanah.
dan mengkerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah
panjang contoh tanah lembab dan tanah kering oven. Jadi nilai COLE juga
zeolit. Penyiapan sampel zeolit dilakukan dengan cara pengaturan ukuran butir
lolos ayakan ukuran 2 mm, butir ukuran (0,5 – 1) mm merupakan butir yang
dikeringanginkan terdapat pada kadar lengas tanahnya. Tanah yang dioven pada
suhu tertentu akan menyebabkan air menguap terus menerus hingga kadar air
dalam tanah tidak ada lagi. Sedangkan pada tanah yang dikeringanginkan, kadar
air pada tanah masih ada karena tujuan dari penganginan adalah
A. Kesimpulan
3. Ada tiga macam cara pengambilan contoh tanah ,yaitu contoh tanah
aggregate), dan contoh tanah tidak utuh atau terganggu (disturbed soil
sample).
B. Saran
Gramedia Pustaka.
Chapter 28. Entisols. John Wiley & Sons. USA. p. 226 – 233.
Foth, H.D. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Soil Survey Staff. 1998. Soil Survey Manual. USDA. Handbook. No 18 new york.
USA.
Jember. Jember.
Prasetyo B.H dan Suriadikarta D.A. 2006. Karakteristik, Potensi, dan Teknologi
Vol 2 No 4: 215-217.
Suganda H., Achmad R., dan Sutono. 2002. Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah
Sutedjo, M.M. 2004. Analisis Tanah, Air dan Jaringan Tanaman. Rineka Cipta.
Jakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Ikhwani Nindya Puspita
NIM. A1D017182
Asisten :
Ferda Felis Ifrana
NIM. AID015176
A. Latar Belakang
tanah, makhluk hidup memiliki tempat untuk berpijak dan dapat melakukan
segala aktivitas kehidupan di atas tanah. Dalam dunia pertanian, tanah merupakan
pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Selain itu, air juga dibutuhkan
oleh setiap makhluk hidup. Sebab, kualitas tanah yang baik akan menghasilkan
Air merupakan sumber kehidupan, apabila tidak ada air, semua makhluk
hidup akan mati. tanah juga berfungsi dalam siklus hidrologi. Dalam siklus
hidrologi, air hujan yang jatuh mencapai tanah akan mengalami infiltrasi. Infiltrasi
adalah peristiwa dimana air bergerak melalui celah-celah dan pori-pori serta
batuan yang ada dibawah tanah yang dapat bergerak secara vertikal dan horizontal
di bawah permukaan tanah hingga ke sistem air permukaan. Di dalam tanah air
berada pada ruang pori tanah, terikat pada padatan tanah (baik organik maupun
Air dapat ditahan matriks tanah akibat adhesi langsung molekul air ke
permukan tanah. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian besartergantung pada
kemampuan tanah menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima ke
bawah. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi
dan gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi: air higroskopis, air kapiler dan
air gravitasi. Kadar air tanah dinyatakan dalam persentase volume air terhadap
volume tanah. Dua fungsi yang saling berkaitan dengan penyediaan air bagi
tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan pada
akar tanaman.
Praktikum mengenai Penentuan kadar air atau analisa kadar air suatu
bahan sangat penting dilakukan guna mengetahui seberapa besar atau seberapa
banyak persentase air pada bahan pangan atau hasil pertanian karena salah satu
bahan pangan perlu dilakukan analisa kadar air terhadap suatu bahan.
B. Tujuan
1. Dapat menetapkan kadar air contoh tanah kering angin dengan metode
gravimetri.
C. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah untuk dapat menetapkan kadar air
contoh tanah kering angin, kapasitas lapang, dan maksimum tanah dengan metode
gravimetri.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam
ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung
membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air
tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau
kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui oleh air tanah disebut lapisan
impermeable, seperti lapisan lempung atu geluh. Lapisan yang dapat menangkap
tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air
menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di dala
tanah. Air dapat menyerap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya
adhesi, kohesi, dan gravitasi, karena air higroskopik dan air kapiler
(Hardjowigeno, 2010).
dalam media air. Air dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk berbagai
berbagai zat, mulai fasa gas dari udara, fasa cair dari berbagai larutan, asa padat
dan juga mikroorganisme. Oleh karena itu air banyak sekali mengandung berbagai
zat terlarut maupun tidak terlarut, sehingga air sangat sukar diperoleh dalam
keadaan murni. Apabila kandungan berbagai zat tersebut tidak mengganggu
kesehatan manusia, maka air dianggap bersih. Air dikatakan tercemar apabila
terdapat gangguan terhadap kualitas air, dimana kandungan berbagai zat sudah
melebihi ambang batas. Ambang batas kadar zat dalam air berbeda-beda untuk
jenis air sesuai peruntukannya. Misalnya kadar zat untuk air minum berbeda
ambang batasnya dengan kadar suatu zat untuk industri (Saridevi et all, 2013).
kadar air tanah di daerah pertanian, kadar air tanah pada saat pengolahan tanah
merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hasil olahan tanah sebagai
media tumbuh tanaman (Russel, 1988). Perubahan sifat fisik tanah akibat
pengolahan tanah ditentukan oleh banyaknya air pada saat pengolahan tanah dan
alat pengolah tanah yang digunakan (Wirosoedarmo, 2005). Air tanah merupakan
kebutuhan pokok tiap organisme, merupakan pelarut yang baik terhadap senyawa
organik dan anorganik, medium reaksi kimia, dan penyerap panas (Abdurrahman,
2011).
Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung
dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan
udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang
bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air
jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga
horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal
Untuk mengetahui kadar air, kapasitas lapang, dan kadar air maksimum
langsung dengan pngukuran perbedaan tanah yang hasilnya sangat akurat namun
memerlukan waktu yang cukup lama (Hermawan, 2005). Setiap jenis tanah
memiliki kadar air yang berbeda, selain itu kedalaman tanah dan perlakuan juga
mengambil sampel tanah pada setiap perlakuan. Ambil cawan petridish kemudian
ditimbang dan tambahkan 20 gram tanah lalu dikeringkan dalam oven selama 24
jam dengan suhu 105o. Perhitungan kadar air di lakukan pada kedalaman 0-10 cm,
10-20 cm.
III. METODE PRAKTIKUM
analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga porus, petridis, bejana seng, kertas
label, spidol, pipet ukur 2 mm, bak perendam, batang bambu kecil, botol semprot,
Bahan yang digunakan adalah air dan tanah kering angin 2 mm dan 0,5
mm.
B. Prosedur Kerja
(a gram).
b. Botol timbang di isi setengah contoh tanah kering angin yang berdiameter
c. Botol timbang yang berisi tanah dimasukkan ke dalam oven dengan tutup
tang penjepit.
e. Botol timbang yang tertutup dimasukkan ke eksikator selama 15 menit
kemudian dikeluarkan.
menggunakan rumus.
( 𝑏−𝑐)
Rumus : 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = ( 𝑐−𝑎) × 100%
keranjang stainless setinggi 2,5 cm dari batas secara merata tanpa ditekan.
b. Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring lalu dijenuhi air
tanah rata. Masukkan kembali1⁄3 tanah halus dan lakukan hal yang sama
batang kayu agar air bebas masuk ke dalam cawan tembaga porus selama
12-16 jam.
ditimbang (b gram).
suhu 105-110o C.
h. Tanah yang ada dalam cawan porus dibuang lalu dibersihkan. Cawan
menggunakan rumus:
(𝑏−𝑎)−(𝑐−𝑑)
Rumus : 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 = (𝑐−𝑑)
× 100%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
(a g) (b g) (c g) (%)
Rata-Rata 12,78 %
𝑏−𝑐
Ka 1 = 𝑐−𝑎 𝑥 100%
32,33−31,42
= 31,42−24,24 𝑥 100%
= 12.67 %
𝑏−𝑐
Ka 2 = 𝑐−𝑎 𝑥 100%
28,78−28,00
= 28,00−21,95 𝑥 100%
= 12,89 %
Rata-rata Ka = (Ka 1 + Ka 2) : 2
= (12,67 + 12,89) : 2
= 12,78 %
Tabel 2.2 Kapasitas Lapang
(a) + gumpalan
Keranjang Kuningan Kadar air kapasitas
Ulangan tanah basah (b
Kosong (a g) lapang (%)
g)
Rata-Rata 30,78 %
2
KL 1 = 𝑥 100% + 𝐾𝑎 1
𝑏−(𝑎+2)
2
= 85,49−(72,23+2) 𝑥 100% + 12.78%
= 30,54 %
2
KL 2 = 𝑥 100% + 𝐾𝑎 2
𝑏−(𝑎+2)
2
= 99,21−(86,25+2) 𝑥 100% + 12,78%
= 31,02%
Rata-rata KL = (KL 1 + KL 2) : 2
= (30,54 + 31,02) : 2
= 30,78 %
Tabel 2.3 Kadar Air Maksimum
Kam
88,26 151,55 117,77 70,98 35,26%
1
Kam
90,46 145,85 113,79 87,76 112,79%
2
Rata-Rata 74,025%
(𝑏−𝑐)− (𝑐−𝑑)
KAM 1 = (𝑐−𝑑)
𝑥 100%
(151,55−88,26)− (117,77−70,98)
= (117,77−70,98)
𝑥 100%
= 35,26 %
(𝑏−𝑐)− (𝑐−𝑑)
KAM 2 = (𝑐−𝑑)
𝑥 100%
(145,85−90,46)− (113,79−87,76)
= (113,79−87,76)
𝑥 100%
= 112,79 %
= (35,26 + 112,79 ) : 2
= 74,025 %
B. Pembahasan
Kadar air tanah atau kelembaban tanah merupakan salah satu variable
secara umum dapat diartikan sebagai air yang ditahan pada ruang di antara
partikel tanah. Kelembaban tanah merupakan salah satu parameter penting untuk
banyak proses hidrologi, biologi, dan kimia. Kelembaban tanah sangat erat
mengandung air. Kondisi tanah yang kering dapat menyebabkan tubuh hewan
tanah kehilangan air dan hal ini merupakan masalah yang besar bagi kelulusan
Kadar air dalam tanah dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen
volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa
cara penetapan kadar air tanah dengan gravimerik, kapasitas lapang. Daya
pengikat butir butir tanah terhadap air adalah besar dan dapat menandingi
kekuatan tanaman yang tingkat tinggi dengan baik begitu pun pada tanah
inceptisol dan vertisol karena itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami
Air tersedia dan terdapat di dalam tanah ditahan (diserap) oleh massa
tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang
baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa unsur hara dalam tanah serta
keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai respon terhadap
faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah dengan kadar
air harus disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan dianalisis
Menurut Hardjowigeno (2010), Air diserap atau ditahan oleh tanah karena
adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Karena gaya-gaya itu pula air tanah
dapat dibedakan menjadi air higroskopis, air kapiler, dan air gravitasi. Setiap
tanah jenid tanah memiliki kadar air yang berbeda, selain itu kedalaman tanah dan
perlakuan juga akan membedakannya. Selain dengan metode gravimetri, kadar air
tanah juga bisa dilihat dari keaaan fisik tanah eskipun ini tidak akurat. Seperti
menurut Goro (2008), tanah yang memiliki kadar air tinggi (jenuh air) atau
peningkatan kadar air akan mengembang, dan akan menyusust saat kadar air
mengalami penurunan.
Berdasarkan penggolongan air tanah, ada gaya yang bekerja pada air
tanah, yaitu gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Gaya adhesi adalah gaya tarik
menarik antara molekul zat yang tidak sejenis. Sedangkan gaya kohesi adalah
gaya tarik menarik antara molekul dalam zat yang sejenis. Dan gaya gravitasi
adalah gaya yang disebabkan oleh gravitasi bumi, contohnya benda yang jatuh
bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah
dibedakan menjadi :
1. Air Higroskopis
Air higraskopis adalah air yang diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat,
merupakan selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat
pada matriks tanah ditahan pada tegangan antara 31-10.000 atm (pF 4,0 – 4,7).
2. Air Kapiler
Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya
kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi. Air ini
bergerak ke samping atau ke atas karena gaya kapiler. Air kapiler ini
menempati pori mikro dan dinding pori makro, ditahan pada tegangan antara
menjadi:
a. Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air
gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi
air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam, sehingga air
mengandung air yang optimum bagi tanaman karena pori makro berisi
udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air. Kandungan air pada
kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54.
b. Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan
mulai layu dan jika hal ini dibiarkan maka tanaman akan mati. Pada titik
layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik
3. Air Gravitasi
Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah
karena mudah meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi
sehingga tanah menjadi masam dan miskin unsur hara (Hardjowigeno, 1993).
Kapasitas lapang adalah kondisi ketika komposisi air dan udara di dalam
tanah berimbang. Kondisi ini dapat kita lihat seperti pada contoh pot yang telah
disiram air hingga jenuh yang mengentaskan semua air hingga tak ada lagi air
yang keluar dari lubang yang terdapat pada bagian bawah pot. Hampir semua
tanaman menyukai tanah pada kondisi kapasitas lapang. Dalam kondisi kapasitas
lapang, udara menempati pori makro tanah sedangkan air hanya terdapat dalam
pori mikro tanah. Air yang terdapat dalam pori mikro tanah tersebut dikenal
dengan istilah air tersedia atau air perkolasi. Air tersedia adalah air yang dapat
diambil oleh tanaman, terdapat di antara kondisi kapasitas lapang dan kondisi titik
layu permanen. Air tersedia berbentuk larutan yang mengandung berbagai unsur
menyimpan air tersedia sangat dipengaruhi oleh struktur pembentuk tanah tersebut
tersebut memiliki kadar air kering udara sebesar 12,67% pada percobaan Ka1 dan
12,89% pada percobaan Ka2, sehingga ditetapkan kadar air kering tanah udara
dengan rata-rata sebesar 12,78%. Kadar Air Kapasitas Lapang pada tanah
sebesar 30,54% dan di percobaan KL2 didapatkan hasil nilai kapasitas lapang
sebesar 31,02%, sehingga nilai rata-rata kapasitas lapang untuk tanah inseptisol
sebesar 30,78%. Percobaan ketiga, yaitu percobaan Kadar Air Maksimum Tanah
didapatkan hasil kadar air maksimum sebesar 35,26% pada percobaan KAM1 dan
hasil sebesar 112,79% pada percobaan KAM2, sehingga didapatkan hasil rata-rata
kadar air kapasitas maksimum tanah tanah inseptisol sebesar 74.05%. ini sama
halnya sepertu menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah
karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau
karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh
tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Lain halnya dengan
kadar air maksimum, suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau
partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986). Tekstur tanah
Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab
tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula. Demikian lah yang terjadi pada
derajat kerut tanah yang kami praktikumkan sama halnya dengan teori menurut
A. Kesimpulan
1. Kadar air tanah kering udara dari contoh tanah yang diamati adalah 12.05%
2. Kadar air kapasitas lapang dari contoh tanah yang diamati adalah rata-ratanya
3. Kadar air maksimum dari contoh tanah yang diamati adalah KAM1 82.67%
B. Saran
dahulu apakah masih bisa dipakai atau tidak agar tidak mengganggu jalannya
kegiatan.
DAFTAR ISI
Hakim, N., Nyakpa Y.M., Lubis M.A., Nogroho G.S., Saul R.M., Diha A.M.,
Hong B.G., dan Bailey H.H., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas
Lampung. Lampung.
Hermawan, Bandi. 2005. Monitoring kadar air tanah melalui pengukuran sifat
Kartasapoetra, A. G., Sutedjo, & Mul Mulyani. 1991. Pengantar Ilmu. Tanah.
Khoiri. A. 2011. Perubahan Sifat Fisik Berbagai Jenis Tegakan Kelapa Sawit.
Lee, K. E. 1985. Earthworms, Their Acology and Relationship with Soil and Land
Russel, E. W. 1988. Soil Conditions and Plant Growth. Eleventh Edition.. John
215-217.
Oleh:
Ikhwani Nindya Puspita
NIM. A1D017182
Asisten :
Ferda Felis Ifrana
NIM. AID015176
A. Latar Belakang
Tanah adalah tempat dimana semua makhluk hidup tinggal. Suatu Tanah
merupakan tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang akibat
kehidupan di bumi karena tanah adalah tempat makhluk hidup untuk berpijak
dan tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air
sekaligus penopang akar agar tanaman bisa tumbuh dengan baik. Dalam ilmu
dapat memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa
bahanorganik, udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar terdiri dari
golongan fraksitanah yaitu pasir, debu dan liat. Masing-masing fraksi mempunyai
Pasir memiliki ukuran 0,05 mm – 2 mm, bersifat plastis, tidak liat, dan
daya menahan airnya rendah. ukuran yang besar menyebabkan ruang pori makro
lebih banyak, perkolasi cepat, sehingga aerasi dan drainase tanah pasir relative
baik. Partikel pasir ini berbentuk bulat dan tidak lekat satu sama lain. Debu
memiliki ukuran 0,002 mm – 0,05 mm, memiliki sedikit sifat plastis dan kohesi
yang cukup baik. Sedangkan liat memiliki ukuran < 0,002 mm, berbentuk
lempeng, lengket bila dibasahi, sangat plastis, sifat mengembang dan mengkerut
yang besar.
organik dalam tanah tersebut. Berat ringannya tanah dan kandungan bahan
organik tanah akan menentukan besarnya derajat kerut tanah. Semakin tinggi
kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Namun kandungan bahan
organik tanah malah sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah
B. Tujuan
C. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum derajat kerut tanah adalah untuk
dapat mengetahui besarnya derjata kerut tanah dari berbagai jenis tanah dan dapat
kering). Berat ringannya tanah akan menentukan besarnya derajat kerut tanah.
Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu,
organik tanah, maka derajat kerut tanah semakin kecil (Notohadiprawiro, 1998).
jalan-jalan dan bangunan-bangunan. Pada saat ini tanah lebih banyak lagi
Konsep tanah sebagai bahan rekayasa dikaitkan dengan tanah sebagai selimut
secara erat berkaitan dengan kondisi fisika tanah. Oleh karena itu, erat kaitannya
bahwa jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui sampai
berapa jauh dan dengan cara apa sifat-sifat tersebutdapat diubah. Hal ini berlaku
apakah tanah itu akan digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman
lanjut menjadi tiga fraksi utama yaitu pasir, debu dan lempung. Fraksi tanah ialah
Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang kasar,
mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut sebagai tanah ringan.
Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi
jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut tanah berat (Sarief,
1986). Menurut Nursyamsi (2011), kadar air tanah yang tinggi pada tanah akan
menyebabkan tanah mengembang, begitu pula apabila kadar air tanah menurun.
Saat kadar ait tanah menurun maka air yang terdapat di antara ruang lapisan akan
keluar sehinga ruangan yang semula berisi air akan ditempati udara. Karena itu,
Tanah secara umum mempunyai 2 (dua) sifat utama, yaitu sifat fisis dan
sifat mekanis.
Sifat fisis tanah yaitu sifat yang berhubungan dengan elemen penyusunan
massa tanah yang ada, misalnya volume tanah, kadar air, dan berat tanah.
Dalam keadaan tidak jenuh, tanah terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu butiran
padat (solid), bagian air (water), dan bagian udara (air). Keberadaan materi
air dan udara biasanya menempati pada ruangan antara butiran/pori pada
Sifat mekanis tanah merupakan sifat perilaku dari struktur massa tanah
pada dikenai suatu gaya atau tekanan yang dijelaskan secara teknis mekanis.
Parameter kekuatan tanah terdiri dari kohesi, tegangan air pori negatif, bagian
Alat yang digunakan saat praktikum adalah cawan porselin, cawan dakhil,
Bahan yang digunakan adalah tanah halus (0,5 mm), air, dan vaselin.
C. Prosedur Kerja
3. Tanah dimasukkan kecawan porselin lalu diberi air dengan botol semprot.
5. Pasta tanah yang homogen dimasukkan kedua buah cawan dakhil dan
6. Cawan dakhil yang berisi pasta tanah dijemur di bawah terik matahari
langsung.
7. Tanah diukur diameter setiap dua jam sekali dengan jangka sorong bagian
A. Hasil
Jenis Pengamatan
No
Tanah 1 2 3 4 5 6
35,17−35,32
𝐷𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑡 𝑉𝑒𝑟𝑡𝑖𝑠𝑜𝑙 = 𝑥 100% = 28,00 %
35,17
35,28−30,83
𝐷𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑡 𝑈𝑙𝑡𝑖𝑠𝑜𝑙 = 𝑥 100% = 12,613 %
35,28
38,16−35,05
𝐷𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑡 𝐸𝑛𝑡𝑖𝑠𝑜𝑙 = 𝑥 100% = 8,149 %
336,16
37,00−34,49
𝐷𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑡 𝐴𝑛𝑑𝑖𝑠𝑜𝑙 = 𝑥 100% = 6,783 %
37,00
38,34−33,91
𝐷𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑡 𝐼𝑛𝑠𝑒𝑝𝑡𝑖𝑠𝑜𝑙 = 𝑥 100% = 11,5545 %
38,34
B. Pembahasan
mengerut. Tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila
kering). Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang
kasar, mudah diolah, mudah merembeskan air dan disebut sebagai tanah ringan.
Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi
jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut tanah berat (Sarief,
1986).
Fraksi tanah ialah sekelompok zarah tanah yang berukuran diantara batas-
batas tertentu. Dalam analisis besar zarah, bahan tanah dapat dipisahkan lebih
lanjut menjadi tiga fraksi utama. Masing-masing fraksi mempunyai ukuran dan
1. Pasir (0,05 mm – 2,00 mm) bersifat tidak plastis dan tidak liat, daya menahan
air rendah, ukurannnya yang menyebabkan pori akro lebih banyak, perkolas
cepat, sehingga aerasi dan drainase tanah pasiran relatif lebih baik.
2. Debu (0,002 mm – 0,05 mm) sebenarnya merupakan pasir mikro dan
sebagian besar adalah kuarsa. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan
3. Liat ( < 0,002 mm) berbentuk mika atau lempeng bila dibasahi amat lengket
dan sangat plastis, sifat mengembang dan mengerut yang besar. Bila kering
(Hardjowigeno, 1987).
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan
air, menyimpan dan menyediakan hara tanaman yang berbeda pula (Soil Survey
Staff, 1998). Tanah bertekstur pasir yaitu tanah dengan kandungan pasir > 70 %,
prositasnya rendah (<40%), sebagian ruang pori berukuran besar sehingga airasi
nya baik, daya hantar air cepat, tetapi kemampuan menyimpan zat hara rendah.
Tanah pasir juga disebut tanah ringan. Tanah disebut bertekstur berliat jika liatnya
> 35 % kemampuan menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Air yang ada diserap
dengan energi yang tinggi, sehingga liat sulit dilepaskan terutama bila kering
sehingga kurang tersedia untuk tanaman. Tanah liat disebut juga disebut tanah
berat. Tanah berlempung, merupakan tanah dengan proporsi pasir, debu, dan liat
sedemikian rupa sehingga sifatnya berada diantara tanah berpasir dan berliat. Jadi
aerasi dan tata udara serta udara cukup baik, kemampuan menyimpan dan
yang ditentukan oleh kandungan dari tanah itu sendiri. Adapun faktor-faktor yang
1. Kandungan Liat
Semakin tinggi kandungan liat, akan semakin besar derajat kerut tanah.
2. Bahan Organik
3. Cahaya Matahari
Semakin banyak cahaya matahari yang mengenai tanah maka akan semakin
4. Kandungan Air
Semakin tinggi kandungan air tanah maka derajat kerut tanah semakin kecil.
Tanah ringan adalah tanah yang mengandung banyak pasir akan mempunyai
tekstur kasar, mudah diolah, merembeskan air, Sedangkan tanah berat adalah
tanah yang banyak mengandung liat, sulit meloloskan air, aerasi jelek,lengket
dan sifat yang berbeda-beda. Tanah yang banyak mengandung pasir akan
merembeskan air dan disebut sebagai tanah ringan. Selain itu, derajat kerut
pada tanah adalah berat ringannya tanah akan menentukan derajat kerut tanah.
Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu,
bahan organik tanah berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan
bahan organik tanah, maka derajat kerut tanah semakin kecil. Semakin tinggi
kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan orgaik
tanah, maka derajat kerut tanah semakin kecil. (Notoh adi prawiro
tejoyuwono, 1998).
Pada praktikum acara derajat kerut tanah diperoleh data derajat kerut
untuk tanah Vertisol : 28,00%; tanah Ultisol: 12,613% ; Entisol : 8,149%; Andisol
: 6,783%, dan Inseptisol: 11,5545%. Hal ini menunjukkan bahwa derajat kerut
yang terbesar ada pada tanah Vertisol kemudian dilanjutkan dengan Ultisol,
Hal ini menunjukkan bahwa derajat kerut yang terbesar ada pada tanah
retakan dalam dan lebar yang berkembang selama periode kering (Hamzah,
2007). Tanah Vertisol memilki tekstur liat karena cirinya rasa agak licin,
membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah
digulung serta melekat. Karena tanah ini dikembangkan dari bahan induk liat
Tanah yang memiliki derajat kerucut pada urutan kedua adalah Ultisol,
yg terbentuk dari pencucian dengan sifat tanah basa dan berkembang dibawah
iklim panas sampai tropik. Ultisol lebih hebat dilapukkan, tanah ini juga
mempunyai horizon argilik (lempung) dengan kejenuhan basa lebih rendah dari
35 %. Hal ini membuktikan bahwa pada tanah basa dengan kandungan bahan
organic rendah, menyebabkan derajat kerut yang ditimbulkan besar
(Dady,2003).
Tanah yang memiliki derajat kerut pada urutan ketiga adalah Inceptisol.
terbentuk agak cepat dan kebanyakan hasil dari perubahan batuan induk.
Inseptisol sangat bervariasi, ada yang sangat subur dan ada juga yang
mengandung bahan organic rendah. Sedangkan pada tanah Entisol dicirikan oleh
kenampak kurang mudaan dan tanpa horizon genetic alamiah juga hanya
alluvium maka tanah ini cenderung bertekstur kasar di dekat arus air dan
bertekstur halus di dekat tepi-tepi luar dari dataran banjir (Buckman, 1982).
Tanah yang memiliki derajat kerut keempat adalah tanah Entisol . Tanah
Entisol adalah tanah yang cenderung untuk berasal baru. Tanah ini ditandai
dengan kemudaannya dan tidak adanya horizon genesis alami atau hanya
regolit yang dalam atau bumi tanpa horizon kecuali barangkali suatu lapisan
bajak. Akan tetapi, beberapa Entisol mempunyai horison plagen, agrik atau
A2(albik), dan beberapa mengandung batu keras yang dekat dengan permukaan
(Foth, 1994). Tanah entisol ini memiliki derajat kerut hampir setara dengan
Andisol.
Lalu, yang terakhir yaitu tanah Andisol. Tanah dimasukkan dalam Andisol
bila tanah tersebut mempunyai sifat andik pada seluruh sub horisonnya, apakah
tertimbun atau tidak, memiliki ketebalan secara kumulatif 35 cm atau lebih pada
kedalaman 60cm dari permukaan tanah mineral atau diatas lapisan organik yang
mempunyai sifat andik dengan ketebalan dangkal (Soil Survey Staff, 1990).
Dibawah lapisan dengan sifat tanah andik tersebut, tanah dapat mempunyai
sembarang horison penciri. Itulah syarat minimum untuk Andisol. Asal syaratini
dipenuhi maka tanah tersebut Andisol, apapun sifat tanah yang dibawahnya
persyaratan minimum untuk ordo Andisol dapat dipenuhi pda dan/ atau dibawah
maupun ketiggian. Andisol memenuhi syarat sebagai tanah mineral; syarat ini
A. Kesimpulan
a. Vertisol = 28,00%
b. Ultisol = 12,613%
c. Entisol = 8,149%
d. Andisol = 6,783%
e. Inseptisol = 11,5545%
2. Tanah yang memiliki derajat kerut tanah terbesar adalah tanah tanah Vertisol
dan tanah yang memiliki derajat kerut tanah terkecil adalah tanah Andisol.
B. Saran
didapatkan sesuai.
DAFTAR ISI
1: 1-6.
Buckman. 1982. The Nature and Properties of Soils. The Micigan University.
Forth, H.D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Edisi Keenam. Terjemahan oleh Adi
Foth, Henry. 2006. The Nature and Properties of Soils. The MacMillan Company.
Foth, N.O. and B.G. Ellis. 1988. Soil Fertility. John Wiley & Sons. New York –
Islami, T. dan Utomo, W.H. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP
Bandung.
Soil Survey Staff. 1998. Soil Survey Manual. USDA. Handbook. No 18 new york.
USA.
Soil Survey Staff. 1999. Kunci Taksonomi Tanah. Badan Penelitian dan
Yogyakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Ikhwani Nindya Puspita
NIM. A1D017182
Asisten :
Ferda Felis Ifrana
NIM. AID015176
A. Latar Belakang
tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi
yang dimiliki oleh tanah dapat kita amati seperti warna tanah, struktur tanah,
kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah
tropika sering tidak sejalan dengan di daerah beriklim sedang. Tanah – tanah
merah di Indonesia banyak yang mempunyai kandugan bahan organik lebih dari
satu persen, sama dengan kandungan bahan organic tanah hitam di daerah
beriklim sedang.
pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah penting kita ketahui, oleh karena komposisi
ketiga fraksi butir – butir tanah tersebut akan menentukan sifat – sifat fisika,
dan liat. Akan tetapi apabila partikel – partikel ini tersusun menjadi agregat –
seperti pasir, debu, dan liat membentuk agregat – agregat yang satu dengan yang
lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk
secara natural disebut ped, sedangkan istilah lain yang sering meragukan dengan
ped adalah konkresi. Fragment berarti ped yang pecah, konkresi terbentuk dalam
tanah akibat presipitasi garam – garam terlarut dan sering terbentuk akibat
kandungan air yang menunjukan manifestasi gaya - gaya fisika yakni kohesi dan
adhesi yang bekerja didalam tanah pada kandungan air yang berbeda – beda.
Setiap materi tanah mempunyai konsistensi yaitu baik bila massa tanah itu besar
atau kecil ( sedikit ), dalam keadaan ilmiah ataupun sangat terganggu, berbentuk
agregat atau tanpa struktur, maupun dalam keadaan lembab atau yang kering.
tumbuh tanaman. Hal ini mendorong kita untuk lebih mengetahui sifat-sifat
yang dimiliki oleh suatu tanah. Oleh karena itu, praktikum pengamatan tanah
dengan indra perlu dilakukan agar dapat meningkatkan wawasan mengenai sifat-
B. Tujuan
dan kering.
C. Manfaat
menetapkan warna dasar berbagai jenis tanah dengan menggunakan buku Munsell
Soil Color Chart, menetapkan tekstur dari berbagai jenis tanah, struktur, dan
besar planet bumi, mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai
akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk
dalam keadaan relief tertentu, selama jangka waktu tertentu pula. Berdasarkan
1. Iklim
2. Kehidupan
3. Bahan induk
4. Topografi
5. Waktu.
Dari kelima faktor tersebut yang, iklim memiliki pengaruh yang bebas.
Oleh karena itu pembentukan tanah kering dinamakan dengan istilah weathering.
Proses pembentukan tanah dibagi menjadi dua tahap, yaitu proses pelapukan dan
Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang banyak digunakan
dan kelembapan tanah. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni
seperti, campuran kelabu, coklat, dan bercak, kerapkali terdapat 2-3 warna dalam
Ikatan tanah terbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah
terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped, sedangkan
ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah dibentuk akibat penggarapan
tanah disebut clod. Untuk mendapatkan stuktur tanah yang baik dan valid harus
(Hardjowigeno, 1992).
perpecahan. Keadaan ini ditentukan oleh gaya adhesi dan kohesi (Fort, 1995).
Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya
Tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab
kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah
umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya
senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu
tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam
kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak
pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam
senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3.3 H2O (limonit)
yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah
dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu- abu (daerah yang
tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-
tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat
(Hardjowigeno, 1992).
III. METODE PRAKTIKUM
Alat, cawan porselin, botol semprot, colet/spatel, dan buku Munsell Soil
Color Chart.
(<0,5mm) dan tanah yang masih berbentuk gumpalan (Inseptisol, Andisol, Ultisol,
Vertisol, Entisol)
B. Prosedur Kerja
1. Warna Tanah
Color Chart.
2. Tekstur Tanah
3. Struktur Tanah
c. Pecahan tanah yang besar diamati strukturnya dengan lup, diukur dengan
4. Konsistensi
A. Hasil
1. Vertisol S0 P Vt Eh
2. Entisol Ss P0 I S
3. Andisol Ss Ps Vf S
4. Ultisol Ss Ps Vf Vh
5. Inseptisol Ss P0 F Sh
B. Pembahasan
menjadi keras dan penyangga, kapasitas drainase dan menyimpan air, plastisitas,
kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan menahan retensi unsur-
unsur hara tanaman, semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah.
Kondisi meliputi warna tanah, tekstur tanah, konsistensi dan struktur tanah.
1. Warna Tanah
karena tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah
mineral dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air
tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin,
kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral
dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin
tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan
sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah
akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih
lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam).
air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna
2. Tekstur Tanah
fraksi pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay).Ada 3 macam tekstur tanah
utama, yaitu pasir, lempung dan liat. Tanah dikatakan pasir jikan kandungan
pasirnya > 70%, sedangkan tanah liat jika kandungan liatnya > 35%.Jika
liat dalam suatu nassa tanah. Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai
ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar
3. Struktur Tanah
drainase atau aerasi tanah, karena agregat tanah akan menghasilkan ruang
yang lebih besar ketimbang susunan antar partikel primer. Oleh karena itu,
tanah yang mempunyai struktur baik akan mempunyai kondisi drainase dan
aerasi yang baik pula, sehingga lebih memudahkan sistem perakaran tanaman
untuk berpenetrasi dan menyerap hara dan air, sehingga pertumbuhan dan
tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder
atau ped disebut juga agregrat. Unit ini dipisahkan dari unit gabungan atau
profil taing tanah, merupakan satu ciri penting tanah, seperti warna, tekstur,
butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan
tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan
bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik
antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah. Konsistensi tanah
adalah suatu sifat tanah yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara
partikel – parkikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk
yang disebabkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengarui bentuk
terdapat dalam buku Munsell soil Color Chart. Dalam warna baku ini warna
menjadi 5R, 7,5R, 10R, 2,5YR, 5YR, 7,5YR, 10YR, 2,5Y, 5Y, yaitu mulai
dari spektrum dominan paling merah (5R) sampai spektrum dominan paling
kuning (5Y). Disamping itu sering ditambahkan pula hue untuk warna-
warna tanah tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5BG, dan N (netral)
(Hardjowigeno, 2010).
● Value : menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai engan banyaknya sinar
melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Satu struktur tanah disebut ped
dengan variasi umum dari suatu partikulernya, yang partikelnya terdiri dari tanah
berpasir, berlempung dan berliat. Oleh karena tanah mengandung unsur organik,
uap air, gas – gas dan organisme hidup, demikian juga partikel mineral, maka
jelas bahwa jarak ukuran relatif terhadap tanah tidak menunjukkan sifat
kumpulan partikel – partikel koloid organik atau anorganik dari pada partikel –
yang renggang sehingga mudah dihembus oleh uap air, pengisiannya lebih besar,
mengurangnya erosi oleh air dan angin serta aktivitas biologis yang lebih banyak
(Sam, 2011).
bahan organik. Bahan organik berasal dari dua sumber yaitu sumber primer yang
berasal dari binatang yang terlebih dahulu menggunakan bahan organik tanaman
kemampuan menahan air, warna tanah menjadi coklat hingga hitam, merangsang
menurunkan kohesi dan sifat negatif dari liat (Hakim dkk, 1986).
Humus yang aktif dan bersifat menyerupai liat mempunyai muatan negatif.
Liat yang kebanyakan kristalin sedangkan humus selalu amorf (tidak teratur
menyusut tetapi tidak menunjukan sifat-sifat nyata adhesi dan kohesi seperti yang
dilakukan koloid mineral, kurang stabil, serta merupakan substrat yang dirombah
atau adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya
tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya-gaya tersebut
pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam keadaan lembab,
basah, dan kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan
konsistensi gembur (mudah diolah) sampai teguh (agak sulit dicangkul). Dalam
keadaan kering, tanah dibedakan dalam konsistensi lunak sampai keras. Dalam
keadaan basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau
butir-butir tanah dengan benda lain. hal ini ditunjukkan oleh daya tahan terhadap
diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat
warna Dark Reddish Grey dan teksturnya berliat. Vertisol mempunyai tipe
struktur yang gumpal, kelas struktur yang sedang dan derajat struktur yang kuat.
Konsistensi Vertisol dalam kondisi basah menunjukan kelakatan yang tidak lekat
dan juga plastis. Dalam konsistensi lembab vertisol sangat teguh dan dalam
tersebut sesuai dengan literatur, bahwa tanah vertisols memilki tekstur liat karena
cirinya rasa agak licin , membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering
sukar dipijit, mudah digulung serta melekat. Karena tanah ini dikembangkan dari
bahan induk liat dimana iklim musim basah dan kering jelas (Foth,1998).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Foth, H.D. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Yogyakarta.
Foth, H.D. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Lampung.
Jakarta.
Kohke, 1968. Soils and Classification. The United States Of America. USA
Company.
Madjid, Abdul. 2009. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Bahan Kuliah Online Fakultas
Pertanian: Yogyakarta.
Nugroho. 2006. Tanggapan Tanaman Jagung (Zea Mays, L.) terhadap Pemupukan
MOP Rusia pada Inceptisols dan Ultisols Maize (Zea mays, L.). Jurnal
Nugroho.Y. 2009. Analisis Sifat FisikKimia Dan Kesuburan Tanah Pada Lokasi
156.
Ratnasari, T.D. 2005. Kajian Indeks Kemantapan Agregat Tanah pada Beberapa
Ratnasari, T.D. 2005. Kajian Indeks Kemantapan Agregat Tanah pada Beberapa
Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Bandung: Balai Penelitian Teh
dan Kina.
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Ikhwani Nindya Puspita
NIM. A1D017182
Asisten :
Ferda Felis Ifrana
NIM. AID015176
A. Latar Belakang
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang ada di planet
bumi serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk hidup. Tanah adalah lapisan
tipis kulit bumi dan terletak paling luar. Tanah merupakan hasil pelapukan atau
erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur dengan bahan organik. Tanah
terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan
lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan
campuran dari konstituen mineral dan organic yang dalam keadaan padat,gas, dan
cair.
Jadi, tanah merupakan system tiga fase yaitu padat, cair dan gas yang
pedology, tanah adalah suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus
(regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan
bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain,
sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-
lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan
inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik
Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada
tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan
melalui pengamatan profil tanah. Profil tanah adalah irisan vertikal tanah hingga
ke lapisan horisonnya. Oleh karena itu, praktikum pengenalan profil tanah penting
untuk dilakukan agar kita memiliki pengetahuan mengenai keadaan, sifat dan
B. Tujuan
C. Manfaat
horizon sebagai proses pedogen baik, kimia, fisik, maupun biologi yang oleh
reaksi dalam profil tanah terjadi peambahan bahan organik dan mineral. Menurut
tanah merupakan suatu irisan melintang dimulai dari permukaan tanah sampai
lapisan bahan induk di bawah tanah. Menururt Hardjowigeno (2010), tanah yang
profil tanah seperti jenis dan susunan horizon, kedalaman solum tanah, kandungan
bahan organik dan liat, kandungan air, dan sebagainya. Untuk dapat melakukan
yang harus dilakukan adalah menentukan horizon atas penciri (epipedon), horizon
bawah penciri (endopedon), dan sifat penciri lain pada profil tanah (Marbun, dkk
2014).
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang
dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan
unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan
secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif
dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi
tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah
untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-
Tanah merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik
bagian dari bahan organik. Dalam semua jenis tanah mineral-mineral menahan
dandengan berbagai macam daya larutnya yang padat dipindahkan dari satu
Horizon tanah merupakan suatu lapisan tanah yang hampir sejajar dengan
permukaan bumi yang merupakan hasil evolusi dan terdapat perbedaan sifat-sifat
horizon dan lapisan utama dalam tanah yang masing-masing diberi symbol
dengan satu huruf capital yaitu (dari atas ke bawah) O, A, E, B, C dan horizon
yang berbentuk batuan atau horizon R (Harjowigeno, 2003). Horizon yang diberi
simbol huruf besar dan kombinasi huruf tersebut merupakan simbol untuk horizon
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah bor tanah, abney level
buku Munsell Soil Color Chart, kantong plastic, spidol, buku pedoman
C. Prosedur Kerja
2. Lubang digali hingga terbentuk profil tanah dengan panjang 2 m, lebar 1.5
terbawah)
A. Hasil
No. lapisan 1 2 3 4 5
Dalam
0-14 14-57 57-77 79-100 100-120
lapisan(cm)
Simbo
O A1 A1 B1 B2
lapisan
Batas
acgd acgd acgd acgd acgd
lapisan
Batas
swib swib swib swib swib
topografi
10 YR ¾ 10 YR 3/6
brown) brown)
gr gr gr gr gr
Tekstur
s cl l s cl l s cl l s cl l s cl l
tanah
si si si si si
pi pi pi pi pi
p p p p p
cp cp cp cp cp
VF VF VF VF VF
0 ab 0 ab 0 ab 0 ab 0 ab
F F F F F
Struktur 1 b 1 b 1 b 1 b 1 b
M M M M M
tanah 2 sb 2 sb 2 sb 2 sb 2 sb
C C C C C
3 g 3 g 3 g 3 g 3 g
VC VC VC VC VC
cr cr cr cr cr
i i i i i
m m m m m
B L K B L K B L K B L K B L K
so so so so so
i i i i i
ss l ss l ss l ss l ss l
vf vf vf vf vf
s s s s s s s s s s
Konsistensi f f f f f
vs sh vs sh vs sh vs sh vs sh
t t t t t
po h po h po h po h po h
vt vt vt vt vt
ps vh ps vh ps vh ps vh ps vh
et et et et et
vp eh vp eh vp eh vp eh vp eh
p p p p p
pH tanah 6 6 7 6 5
HCl + +++ - - -
B. Pembahasan
Profil tanah adalah irisan melintang pada tubuh tanah yang dibuat
dengan menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan
kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan
penelitiannya (Sutedjo M.M., 2002). Selain itu juga menurut (Madi,2000) Profil
Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan
susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan
profil tanah adalah untuk memperlihatkan adanya perbedaan dari setiap lapisan
tanah dan karakteristik setiap lapisan tanah, terutama pada Departemen Ilmu
Tanah dan Program studi Agroteknologi jurusan Ilmu Tanah. Dari pengetahuan
mengenai profil tanah ini akan menghasilkan suatu pengetahuan dan kegunaannya
budidaya tanaman.
dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk di bawah tanah. Solum
tanah adalah penampang tanah Bdimulai dari Horizon A sampai horizon B. Tanah
merupakan tempat tumbuh tanaman, tubuh alam yang berasal dari hancuran
batuan dan bahan organik. Hal tersebut dapat dipelajari dari suatu penampang
pemeriksaan.
terebih dahulu.
Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan
tanah dengan lebih tepat. Adapun faktor-faktor pembentuk tanah, maka potensi
untuk membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda amat besar (Foth, 1999). Ada
6 horison utama yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah
yaitu:
A) Horison O
Horison ini di lahan kering ditemukan terutama pada tanah-tanah hutan yang
pada tanah gambut (Histosol). Horison O terdiri dari bahan serasah atau sisa-
sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi tanah
serasah (Oa).
B) Horison A
bawahnya.
C) Horison E
Horison di mana terjadi pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, Al,
D) Horison B
Adalah horison iluviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horison di
E) Horison C
Adalah horison yang terdiri dari bahan induk, sedikit terlapuk, sehingga lunak
dan dapat tertembus akar tanaman. Belum terjadi perubahan secara kimiawi.
F) Horison R
Adalah batuan keras yang belum dilapuk. Tidak dapat ditembus akar tanaman
(Hardjowigeno, 2007).
Meskipun tanah terdiri dari beberapa horison, namun bagi tanaman yang
ketebalan di bawah 30 cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi,
palawija dan sesayuran yang paling berperan adalah kedalaman di bawah 20 cm.
Oleh karena itu, istilah kesuburan tanah biasanya mengacu kepada ketersediaan
hara pada lapisan setebal ini, yang biasanya disebut sebagai lapisan olah. Namun
lapisan tanah bawah juga akan menjadi sumber hara dan air (Hardjowigeno,
2007).
1. Iklim
permukaan bumi. Setiap kenaikan 10°C akan menaikkan laju reaksi kimia
dua sampai tiga kali. Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi
tanah yang sangat muda mempunyai pengaruh iklim yang konstan selama
hal:
kimiawi.
3. Bahan Induk
muda, Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada
dapat membatasi laju dan kedalaman perkembangan tanah, dimana laju dan
produktif dengan solum tebal dapat berkembang dari batuan dasar (Foth.H.
D, 1988).
4. Topografi/Relief
Ada tiga cara topografi mengubah tanah menurut (Foth.H. D, 1988), yaitu:
a. Mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam
erosi.
5. Waktu
dewasa akan lebih tebal. Pada daerah volkanik aktif, rentang waktu
batas topografi tanah inseptisol dengan cara melihat perbedaan warna dan
tanah yang sudah berubah merupakan batasnya. Kemudian diambil sampel tanah
yang akan ditentukan warna, tekstur, struktur, konsistensi pH, reaksi terhadap HCl
horizon dan topografinya yang diketahui tergolong c (clear atau jelas) yang
teratur. Warna yang terlihat pada tanah dengan menggunakan buku Munsell Soil
Color Chart yaitu dark brown. Seperti yang dikemukakan oleh Hanafah (2014)
bahwa perbedaan warna lapisan tanah disebabkan karena makin kebawah, bahan
berwarna gelap berarti mengandung bahan organik yang tinggi, sedangkan tanah
yang berwarna terang atau pucat memilik bahan organik yang rendah.Faktor-
organik dalam tanah, drainase, tingkat pelapukan, kesuburan tanah dan derajat
erosi.
literatur, Buckman, dkk (1982) yang menyatakan bahwa semakin kecil tekstur
tanah maka kemampuan tanah menyimpan air dan bahan organik semakin kecil.
Yang terlihat pada tekstur tanah pada lapisan O. Struktur tanahnya memiliki
derajat struktur 1 yang berarti lemah atau mudah hancur, kelas strukturnya halus
(F), dan termasuk dalam kategori remah (Cr). Menurut Hardjowigeno (1987)
berbeda-beda.
kelekatan basahnya yaitu tidak lekat (Ss), konsistensi lembabnya yaitu sangat
gembur (Vf). Menurut Hardjowigeno (1987) tanah basah adalah tanah dengan
kandungan air mendekati kapasitas lapang, tanah lembab adalah tanah kering yang
Lalu pada pH tanah (lapang) diketahui adalah 6 yang berarti termasuk dalam
kelompok asam. Reaksi setelah ditetesi HCl dan H2O2 yaitu sedikit berbuih dan
berbuih banyak yang menandakan bahwa pada horizon tersebut mengandung
bahan organik banyak dan kapur yang sedikit. Sistem perakarannya yang
didapatkan yaitu kasar. Dalam literatur yang dikemukakan oleh Hanafiah (2014)
bisah tumbuh dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengemukakan
A. Kesimpulan
1. Horizon O memiliki kedalaman 0-14 cm dengan batas lapisan jelas (c) dan
2. Horizon O memiliki warna tanah dark brown dan tekstur tanah lempung
berliat (cl).
3. Horizon O memiliki struktur tanah lemah atau mudah hancur, kelas struktur
basahnya yaitu tidak lekat (Ss), Konsistensi lembab sangat gembur (Vf), dan
pH tanah 6.
5. Horizon O mengandung bahan organik banyak dan kapur yang sedikit, dan
B. Saran
Lampung.
University.Yogyakarta.
Foth, Henry D, 1988, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Yogyakarta.
9 (1): 1-12.
Marbun, Posma dkk. 2014. Klasifikasi Inseptisol pada ketinggian tempat yang
Lampung.