Anda di halaman 1dari 8

6

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berbagai sumber nutrisi tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua

kategori umum, anorganik dan organik. Bahan anorganik umumnya relatif

"analisis tinggi" yaitu pupuk dengan sedikit campuran. Bahan organik, yakni,

relatif "analisis rendah" pupuk yang sering mengandung berbagai macam nutrisi

serta senyawa organik (Silva, 2000).

Kebutuhan nutrisi sangat bervariasi tergantung pada kondisi tanah,

penambahan pupuk dan bahan organik sebelumnya, dan jenis tanaman yang

ditanam. Cara terbaik untuk menentukan nutrisi mana yang diperlukan dan dalam

jumlah berapa adalah dengan analisis tanah. Uji tanah yang komprehensif

direkomendasikan setiap dua hingga tiga tahun untuk lanskap dan kebun;

dilakukan lebih sering jika masalah muncul (Koenig and Larry, 2011).

Uji tanah harus menjadi dasar untuk pupuk apa pun aplikasi. Program

pengujian tanah yang baik menunjukkan status kesuburan tanah dan saat ini

memberikan panduan yang jelas untuk mengelola kesuburan untuk mencapai hasil

yang optimal. Catatan yang bagus tentang uji tanah hasil dan pupuk, kapur, dan

aplikasi pupuk juga sangat penting untuk nutrisi yang tepat pengelolaan

(Oldham, 2017).

Penggunaan pupuk anorganik disebabkan oleh kebutuhan pupuk yang

semakin meningkat. Pupuk buatan dihasilkan dari pabrik dengan memproses

secara kimiawi bahan-bahan baku yang mengandung zat hara tesebut. Kandungan

unsur haranya dapat diketahui dan pemberiannya dapat diberikan sesuai

kebutuhan lahan (Nyanjang et al., 2003).


6

Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni

dari alam yang diperlukan tumbuhan untuk hidup. Pupuk anorganik dapat

menghasilkan bulir hijau dan yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis

(Pangaribuan et al., 2017).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk dapat mengetahui

pengertian pupuk dan pupuk anorganik, jenis dan kandungan pupuk anorganik,

sifat-sifat pupuk anorganik, serta kelebihan dan kelemahan pupuk anorganik.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah untuk memenuhi

komponen penilaian di Praktikum Kesuburan Tanah Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai sumber informasi bagi

pihak yang membutuhkan.


6

PUPUK ANORGANIK

Pengertian Pupuk dan Pupuk Anorganik

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,

kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.

Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu

atau lebih hara tanaman (Khairunnisa, 2015).

Pemupukan menjadi faktor penting dalam upaya mencapai produktivitas

yang tinggi Pemupukan yang baik mampu meningkatkan produksi hingga

mencapai produktivitas standar sesuai dengan kelas keseuaian lahannya

(Sutarta et al,. 2003).

Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat di dalam pabrik. Bahannya dari

bahan anorganik dan dibentuk dengan proses kimia sehingga pupuk ini dikenal

dengan nama pupuk anorganik. Pupuk anorganik umumnya diberi kandungan zat

hara tinggi. Pupuk ini tidak diperoleh di alam, tetapi merupakan hasil ramuan

pabrik. Oleh karena pupuk anorganik dibuat manusia maka kandungan haranya

dapat beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman (Setyaningtias, 2008).

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering

disebut dengan pupuk buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan menjadi pupuk kimia

tunggal dan pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal hanya memiliki satu

macam hara, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki kandungan hara lengkap

(Suriadikarta et al., 2004).

Jenis dan Kandungan Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik secara umum ada dua jenis pupuk anorganik yang tersedia

di pasaran yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal dibuat dari
6

satu unsur secara dominan. Contohnya Urea yang mengandung N , TSP atau SP

36 dengan P , dan KCl atau ZK dengan unsur K yang dominan. Pupuk majemuk

mengandung lebih dari satu jenis unsur. Misalnya DAP dan Amofos yang terbuat

dari N dan P. Pupuk majemuk juga bisa tersusun dari 3 unsur. Seperti Rustica

Yellow dan Mutiara, kedua pupuk ini dilengkapi dengan kandungan N , P , dan K.

Produsen pupuk biasanya juga menambahkan unsur-unsur mikro seperti

Fe , B , Mo , Mn , dan Cu (Naibaho, 2003).

Urea merupakan pupuk buatan tunggal hasil persenyawaan NH4 (ammonia)

dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan

hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antar 45-46 %. Dalam

proses pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun

bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak megganggu

kadar biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada

Urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman (Silva, 2000).

Nitrogen dalam tanah merupakan unsur yang sangat penting untuk

pembentukan protein, daun-daunan dan persenyawaan organik lainnya. Nitrogen

diserap oleh tanaman dalam bentuk nitrat, selain N tanaman juga membutuhkan P

dan K. Sehingga untuk melengkapi kebutuhan tanaman tersebut diperlukan pupuk

anorganik lain yang dapat memenuhi kebutuhan N, P, K tanaman

(Naibaho, 2003).

Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang

paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa

ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan

kalium klorida (KCl).Kadar unsure hara N, P, dan K dalam pupuk majemuk


6

dinyatakan dengan komposisi angka tertentu. Misalnya pupuk NPK 10-20-15

berarti bahwa dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor

(sebagai P2O5)dan 15% kalium (sebagai K2O) (Suge, 2011).

Sifat-Sifat Pupuk Organik

Kandungan hara dalam pupuk anorganik terdiri atas unsur hara makro

utama yaitu nitrogen, fosfor, kalium; hara makro sekunder yaitu: sulfur, calsium,

magnesium; dan hara mikro yaitu: tembaga, seng, mangan, molibden, boron, dan

kobal. Pupuk anorganik dikelompokkan sebagai pupuk hara makro dan pupuk

hara mikro baik dalam bentuk padat maupun cair (Suriadikarta et al., 2004).

Pupuk buatan ada yang bersifat atau bereaksi asam dan ada juga yang

bersifat netral dan alkalis. Pupuk yang bersifat asam dapat menurunkan pH tanah

menjadi lebih asam dan dapat menyebabkan tanah menjadi cepat mengeras. Pada

tanah asam, sebaiknya menggunakan pupuk yang kadar keasamannya rendah

seperti Pupuk ZK (Isnaini, 2006).

Kelarutan pupuk organik umumnya cukup tinggi. Semakin tinggi kelarutan

suatu pupuk maka semakin mudah pula pupuk diserap oleh tanaman. Pupuk N dan

K umumnya mudah sekalii diserap oleh tanaman (Nyanjang, et al., 2003).

Nitrogen merupakan hara yang bersifat higroskopis atau mudah menyerap

air dan mudah larut dalam tanah. Hara N diserap tanaman dalam bentuk

NH4+ dan NO3-. Kadar NH4+ terlarut tertinggi terjadi pada saat pemupukan hingga

hari ke 3 mudah hilang dan tidak tersedia bagi tanaman. Nitrogen bersifat mobil di

dalam tanah. Sumber hara P adalah pupuk superfosfat, fosfat alam, DAP, dan

NPK. Hara P dalam tanah stabil atau tidak mudah hilang. Hara K bersumber dari
6

pupuk KCl, MOP, KNO3, dan NPK. Hara K dalam tanah bersifat mobil, mudah

bergerak dan pada tanah tua (Ultisol dan Oxisol) mudah tercuci (Naibaho, 2003).

Kelebihan dan Kelemahan Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik dapat meningkatkan kesuburan tanah dan dengan

demikian potensi produksi tanaman mungkin oleh perubahan sifat fisik dan kimia

tanah termasuk bioavailabilitas nutrisi, tanah struktur, kapasitas menahan air,

kapasitas tukar kation, pH tanah, komunitas mikroba & aktivitas (Suge, 2011).

Pupuk anorganik memiliki kelebihan untuk perbaikan sifat kimia tanah.

Pemberian pupuk anorganik dapat menambahkan unsur hara yang tidak tersedia di

dalam tanah. Akan tetapi jika ada kesalahan dalam pengunaan pupuk dengan

pemakaian secara berlebihan akan berdampak terhadap penurunan kualitas tanah

dan lingkungan (Pangaribuan et al., 2017).

Dibandingkan pupuk organik, pupuk anorganik mempunyai keunggulan

sebagai berikut (1) kandungan zat hara dalam pupuk anorganik dibuat secara tepat

(2) pemberiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman (3) pupuk

anorganik mudah dijumpai karena tersedia dalam jumlah banyak (4) praktis dalam

transportasi dan menghemat ongkos angkut (5) beberapa jenis pupuk anorganik

langsung dapat diaplikasikan sehingga menghemat waktu (Khairunnisa, 2015).

Penggunaan pupuk anorganik dalam jangka panjang menyebabkan kadar

bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak dan pencemaran lingkungan.

Hal ini jika terus berlanjut akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan

lingkungan (Isnaini, 2006).


6

KESIMPULAN

1. Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia

atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik. Pupuk anorganik adalah pupuk

yang dibuat oleh manusia di dalam pabrik, dimana bahannya dari bahan

anorganik dan dibentuk dengan proses kimia.

2. Pupuk anorganik terbagi menjadi pupuk tunggal, yaitu terdiri dari satu unsur

dominan dan pupuk majemuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur.

3. Pupuk anorganik memiliki sifat-sifat yang berbeda, antara lain kadar unsur

hara, keasaman, dan kelarutan.

4. Kelebihan dari pupuk anorganik adalah kandungan zat hara dibuat secara tepat,

pemberian dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, mudah dijumpai

karena tersedia dalam jumlah banyak, praktis dalam transportasi dan

menghemat ongkos angkut, langsung dapat diaplikasikan sehingga menghemat

waktu. Kelemahan pupuk anorganik adalah turunnya bahan organik tanah,

struktur tanah rusak, dan pencemaran lingkungan, jika digunakan secara tidak

tepat atau dengan dosis yang berlebihan.


6

DAFTAR PUSTAKA

Isnaini, M.2006. Pertanian Organik Cetakan Pertama. Penerbit Kreasi


Wacana:Yogyakarta

Khairunnisa.2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik, Anorganik, dan


Kombinasinya Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Sawi Hijau
(Brassica juncea L. Var. Kumala). UIN Maulana Malik Ibrahim:Malang

Koenig, R., and Larry, R.2011. Selecting And Using Inorganic Fertilizer.Utah
State University:USA

Naibaho, R. 2003. Pengaruh Pupuk Phonska Dan Pengapuran Terhadap


Kandungan Unsur Hara NPK dan pH Beberapa Tanah Hutan. Skripsi.
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Nyanjang, R., A. A. Salim., dan Y. Rahmiati. 2003. Penggunaan Pupuk Majemuk


NPK 25-7-7 Terhadap Peningkatan Produksi Mutu Pada Tanaman Teh
Menghasilkan di Tanah Andisols. PT. Perkebunan Nusantara XII.
Prosiding The nal. Gambung.

Oldham, L. 2017. Inorganic Fertilizers for Crop Production. Mississippi State


University. United States of America.

Pangaribuan, D.H., dan Kus H., Karisma, P.2017. Pengaruh Pemberian


Kombinasi Pupuk Anorganik Tunggal dan Pupuk Hayati Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata
Sturt) Serta Populasi Mikroba Tanah

Setyaningtyas,N.2008. Makalah Kimia Umum Pupuk Organik. IPB Press: Bogor

Silva, J.A.2000. Inorganic Fertilizer Materials. University of Hawaii:Manoa

Suge, J.K. 2011. Effect of Organic and Inorganic Sources of Fertilizer on Growth,
Yield and Fruit Quality of Eggplant (Solanum Melongena L). Scholars
Research Library. USA

Suriadikarta, D.A., Diah, S., dan Wiwik, H.2004. Uji Mutu dan Efektivitas Pupuk
Alternatif Anorganik. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
Agroklimat, Departemen Pertanian:Bogor

Sutarta, E.S., Rahutomo, S., Darmosarkoro, W., dan Winarma. 2003. Peranan
Unsur Hara dan Sumber Hara Pada Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit.
Prosiding Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit; Medan, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai