Modul 1
Pembangkit Tenaga Listrik
Oleh:
Dr. Ahyanuardi, M.T
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT berkat limpahan
penyusunan dan penulisan modul Pembangkit Tenaga Listrik. Modul ini terdiri
dari beberapa 4 (empat) kegiatan belajar, yaitu (a) perangkat pembangkit tenaga
lsitrik; (b) mesin pembangkit listrik; (c) instrumen kontrol pembangkit; dan (d)
Penyelesaian penulisan modul ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Deskripsi Singkat........................................................................................ 1
B. Relevansi........................................................................................................ 1
C. Panduan Belajar ............................................................................................. 1
ii
KEGIATAN BELAJAR 2: MESIN PEMBANGKIT LSITRIK
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 41
A. Deskripsi Singkat...................................................................................... 41
B. Relevansi...................................................................................................... 41
C. Panduan Belajar ........................................................................................... 41
iii
KEGIATAN BELAJAR 3: INSTRUMEN DAN KONTROL PEMBANGKIT
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 78
A. Deskripsi Singkat...................................................................................... 78
B. Relevansi...................................................................................................... 78
C. Panduan Belajar ........................................................................................... 78
iv
KEGIATAN BELAJAR 4: PROTEKSI PEMBANGKIT TENAGA LSITRIK
v
MODUL 1
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
KEGIATAN BELAJAR 1:
PERANGKAT PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
Oleh:
Dr. Ahyanuardi, M.T
KEGIATAN BELAJAR 1 :
PERALATAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Pada kegiatan belajar ini, kita akan mempelajari tentang perangkat di
pusat-pusat pembangkit tenaga listrik yang meliputi: konsep konversi
energi, jenis-jenis energi, prinsip dasar pembangkitan tenaga listrik,
perlengkapan pendukung pembangkit tenaga listrik, komponen dan
fungsi komponen pada pembangkit tenaga listrik.
B. Relevansi
Materi ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
dalam hal membangkitkan energi listrik yang dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Petunjuk Belajar
Modul ini disusun dan dipersiapkan sebagai bahan Pendidikan Profesi
Guru (PPG) guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam bidang
Ketenagalistrikan. Supaya Anda bisa berhasil dalam mempelajari modul
ini, ikutilah petunjuk belajar berikut:
1. Bacalah deskripsi pada masing-masing kegiatan belajar.
2. Bacalah setiap uraian dan contoh yang menyertainya dengan cermat
sampai Anda memahami pesan dan ide yang disampaikan dalam
materi tersebut.
3. Kerjakan semua tugas untuk memahami materi.
4. Diskusikan dengan teman-teman untuk mengatasi materi-materi
yang belum pahami.
5. Kerjakan tes formatif untuk mengetahui pemahaman Anda tentang
materi pembelajaran.
II. INTI
Assalamualaikum tema-teman peserta PPG Ketenagalistrikan. Pada
kesempatan kali ini, kita akan mempelajari tentang kegiatan belajar 1
dengan materi Perangkat Pembangkit Tenaga Listrik. Capaian dan
subcapaian pembelajaran yang harus dikuasai oleh teman-teman peserta
PPG dalam jabatan sebagai berikut:
C. Bahan Kajian
Teknik pembangkit tenaga listrik dan aplikasinya dalam pembelajaran
ketenagalistrikan.
F. Uraian Materi
1. Energi
Pembangkitan tenaga listrik sebagian besar dilakukan dengan cara
memutar generator sinkron oleh sebuah penggerak mula (prime
mover), sehingga terjadi perpotongan garis-garis gaya magnet oleh
penghantar listrik. Untuk menggerakkan penggerak mual
dibutuhkan energi primer. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa, penggerak mula (prime mover) merupakan mesin yang
melakukan konversi energi primer menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran. Energi mekanik yang dihasilkan oleh penggerak
mula digunakan untuk memutar generator. Gambar 1, berikut
merupakan ilustrasi dari hubungan penggerak mula dengan
pembangkit tenaga listrik.
Komponen-komponen PLTA
1) Waduk, berfungsi untuk menampung air
2) Main gate merupakan katub pembuka
3) Bendungan, berfungsi untuk menyimpan air dan menaikkan
permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air.
4) Pipa pesat (penstock), berfungsi untuk mnyalurkan dan
mengarahkan air ke cerobong turbin.
5) Katub utama (main inlet valve), berfungsi untuk mengubah
energi potensial menjadi energi kinetik
6) Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari
beberapa peralatan suplai air masuk turbin, diantaranya
sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral
chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube),
alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor
listrik.
7) Generator adalah sebuah alat yang memproduksi energi
listrik.
8) Draftube atau disebut pipa lepas, air yang mengalir berasal
dari turbin.
Jenis-jenis PLTA
1) PLTA jenis terusan air (water way)
PLTA water way adalah pusat listrik yang mempunyai
tempat sumber air di hulu sungai dan mengalirkannya ke
hilir melalui terusan dengan kemiringan yang kecil.
2) PLTA jenis dam/bendungan
PLTA jenis dam adalah pembangkit listrik dengan
bendungan melintang di hulu sungai. Pembuatan bendungan
melintang ini bertujuan untuk menaikkan permukaan air
dibagian hulu sungai, sehingga dapat membangkitkan
energi potensial yang lebih besar.
3) PLTA jenis water way dan dam
PLTA jenis water way dan dam adalah pusat listrik yang
menggunakan gabungan dari jenis water way dan dam.
Tujuan pembuatan jenis PLTA ini untuk mendapatkan
energi potensial dua sumber yaitu dari bendungan dan
terusan.
Jika diinginkan hasil keluaran listrik dari PLTS ini berupa listrik
arus bolak-balik (AC) maka PLTS yang sudah mengeluarkan
listrik arus searah (DC) ini harus dihubungkan ke sebuah
rangkaian elektronik / modul elektronik yang bernama Inverter
DC–AC. Inverter DC–AC berfungsi untuk mengubah arus listrik
searah menjadi arus listrik bolak–balik. Setelah arus listrik
searah diubah menjadi arus listrik bolak–balik, keluaran inverter
dapat langsung digunakan untuk mencatu peralatan listrik dan
elektronika yang membutuhkan arus bolak-balik. Beban yang
dapat dilayani sesuai dengan kemampuan inverter yang dipakai
dan besarnya sistem penyimpanan yang digunakan (besarnya
ampere hour (AH) atau amper jam dari baterai).
PV array load
=
PV
module
string
=
=
string
= ~
=
= inverter
string
=
DC - DC
converters
module string
Gambar 12. Konfigurasi Multi String
5) Konfigurasi Master-Slave
Pada konfigurasi ini beberapa string modul surya terhubung
paralel satu sama lain dan terhubung ke DC-link. Dua atau
lebih inverter terhubung sejajar dengan jaringan listrik
besar. Ketika inverter “master” tidak berfungsi, inverter lain
(atau inverter lainnya) mendukung (kembali) sistem (lihat
gambar 14). Keuntungan konfigurasi ini adalah biaya
Pembangkit Tenaga Listrik 15
rendah, pemeliharaan sangat efektif, kesesuaian dengan
sistem yang lebih besar, dan kemudahan pengendalian dan
pemantauan. Keandalan dan kemampuan sistem dapat
ditingkatkan dengan mengganti satu inverter dengan
beberapa inverter.
PV string = ~
module
~
string =
= ~
string
~
=
master - slave
module string inverter
2) Charge controller
Pengertian Controller berdasarkan SNI 8395:2017 adalah
suatu perangkat keras yang berfungsi sebagai alat kontrol
pengisian dan pengeluaran arus listrik pada baterai.
Controller ini biasanya terintegrasi dengan sebuah kotak
terminal baterai. Solar Charge Controller (SCC) adalah
peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur arus
searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke
Pembangkit Tenaga Listrik 17
beban. Solar charge controller mengatur overcharging
(kelebihan pengisian) dan kelebihan tegangan dari panel
surya.
3) Inverter
Pengertian inverter berdasarkan SNI 8395:2017 adalah
suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk mengubah arus
searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter ini
dapat kita jumpai pada berbagai macam jenis paralatan
elektronika. Tanpa alat ini arus searah yang dihasilkan oleh
modul surya tidak akan dapat digunakan secara langsung
oleh alat-alat elektronika yang umumnya membutuhkan
arus bolak-balik sebagai pasokan daya utamanya.
4) Baterai
Pengertian baterai berdasarkan SNI 8395:2017 adalah alat
yang terdiri dari satu atau lebih sel dimana energi kimia
diubah menjadi energi listrik dan digunakan sebagai
penyimpan energi listrik. Tanpa baterai maka energi surya
hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari saja
Aplikasi PLTS
PLTS dapat diaplikasikan, antara lain dalam bidang:
1) Penerangan
3) Pertanian
Kelemahan PLTS
Meskipun memiliki keuntungan, PLTS juga memiliki beberapa
kelemahan. Berikut kelemahan penggunaan PLTS:
1) Daya yang dihasilkan berkurang ketika mendung
Seperti yang kita ketahui PLTS membutuhkan sinar
matahari untuk bekerja. Ketika mendung ataupun pada
malah hari keluaran energi panel surya pastinya kurang
maksimal. Namun untuk menyiasati hal ini banyak PLTS
skala besar yang melacak matahari untuk menjaga panel
surta di sudut optimal sepanjang hari.
2. Besarnya biaya pembangunan
Biaya pembangunan pembangkit listrik sangat besar per
MW. Oleh karena itu banyak sekali negara-negara yang
memikirkan hal ini ketika akan membangunnya.
Kelemahan PLTD
1) Biaya bahan bakar mahal
2) Menimbulkan polusi udara
3) Memerlukan pemeliharaan rutin
4) Sistem operasi tidak effisien
5) Biaya pelumas tinggi
6) Tidak mampu dibebani overload untuk jangka waktu yang
lama
7) Kapasitas PLTD kecil
Komponen-komponen PLTU
Komponen PLTU terdiri dari 2 bagian, yaitu kompoenen
utama dan komponen pendukung atau penunjang.
Komponen utama PLTU terdiri dari:
1) Boiler
Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi
uap panas lanjut (superheated steam) yang akan digunakan
untuk memutar turbin.
2) Turbin Uap
Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas
yang dikandung oleh uap menjadi energi putar (energi
mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros generator
sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.
3) Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas
dari turbin (uap yang telah digunakan untuk memutar
turbin).
4) Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik dalam
bentuk putaran dari turbin menjadi energi listrik.
G. Forum Diskusi
1. Mengapa komponen pendukung PLTS sistem on grid lebih banyak
dibandingkan dengan sistem off grid
2. Kenapa pengaturan daya pada unit PLTD lebih sulit.
III. PENUTUP
A. Rangkuman
1. Energi primer yang digunakan pada pusat pembangkit dapat berasal
dari energi konvensional (dari fosil) dan energi baru terbarukan
(EBT).
2. PLTA menggunakan energi primer berasala dari air.
3. PLTS menggunakan energi primer yang berasal dari EBT.
4. Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang
mengubah energi surya menjadi energi listrik.
5. Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
langsung menggunakan fotovoltaik dan secara tidak langsung
dengan pemusatan energi surya.
6. Fotovoltaik mengubah secara langsung energi cahaya menjadi
listrik menggunakan efek fotoelektrik.
7. Besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya tergantung
dari jumlah sel surya yang dikombinasikan didalam panel surya
tersebut.
B. Tes Formatif
Untuk mengetahui pemahaman peserta, silahkan kerjakan soal-soal
berikut:
1. Beberapa alasan utama orang memilih energi lsitrik antara lain
adalah ….
a. Efisiensi lebih tinggi dan biaya lebih murah
b. Kontrol lebih baik dan lebih bersih
c. Efisiensi lebih tinggi dan kontrol yang lebih baik
d. Mudah ditrasmisikan untuk jarak jauh dan ekomonis
e. Mudah didapat dan mudah pengaturannya
C. Daftar Pustaka
Shaari, S., Omar, A. M., Haris, A. H., and Sulaiman, S. I. (2010). Solar
Photovoltaic Power: Fundamentals. Kuala Lumpur: Ministry of
Energy, Green Technology and Water, malaysia.
KEGIATAN BELAJAR 2:
MESIN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
KEGIATAN BELAJAR 2 :
MESIN PEMBANGKIT LISTRIK
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Salam PPG ..!!!, teman-teman peserta ppg dalam jabatan, pada modul
satu kegiatan belajar 2 ini kita akan membahas tentang Mesin
Pembangkit Tenaga Listrik. Adapun beberapa hal yang akan dibahas
diantaranya yaitu: (1) dengan diberikannya data tentang beban listrik,
maka teman-teman dapat merekomendasikan jenis pembangkit yang
relevan; (2) dengan diberikannya kasus mengenai penurunan frekuensi
pada pembangkit, maka teman-teman dapat menentukan solusi dari
persoalan tersebut. Itulah kira-kira materi yang akan kita pelajari pada
kegiatan belajar 2 modul satu ini. Selamat Belajar!
B. Relevansi
Materi ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
dalam hal membangkitkan energi listrik yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Petunjuk Belajar
Modul ini disusun dan dipersiapkan sebagai bahan Pendidikan Profesi
Guru (PPG) guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam bidang
Ketenagalistrikan. Supaya teman-teman bisa berhasil dalam
mempelajari modul ini, ikutilah petunjuk belajar berikut:
1. Bacalah deskripsi pada masing-masing kegiatan belajar,
2. Bacalah setiap uraian dan contoh yang menyertainya dengan
cermat sampai teman-teman memahami pesan dan ide yang
disampaikan dalam materi tersebut,
3. Kerjakan semua tugas untuk memahami materi,
4. Diskusikan dengan teman-teman lainnya untuk mengatasi materi-
materi yang belum pahami,
II. INTI
Assalamualaikum teman-teman peserta PPG Ketenagalistrikan. Pada
kesempatan kali ini, kita akan mempelajari tentang kegiatan belajar 2
dengan materi Mesin Pembangkit Tenaga Listrik. Capaian dan
subcapaian pembelajaran yang harus dikuasai oleh teman-teman peserta
PPG dalam jabatan sebagai berikut.
C. Bahan Kajian
Teknik pembangkit tenaga listrik dan aplikasinya dalam pembelajaran
ketenagalistrikan.
E. Indikator Essensial
Dengan diberikannya data karakteristik beban listrik, peserta dapat
merekomendasikan jenis pembangkit yang relevan
F. Uraian Materi
Tidak diragukan lagi energi sangat penting bagi semua makhluk hidup
yang ada di bumi. Gaya hidup modern yang serba cepat semakin
meningkatkan arti pentingnya, karena kehidupan yang lebih cepat
berarti transportasi lebih cepat, komunikasi lebih cepat, dan proses
manufaktur yang lebih cepat. Semua ini mengarah pada peningkatan
energi yang dibutuhkan untuk semua sistem yang ada saat ini. Bahkan
kemajuan suatu negara juga dikaitkan dengan konsumsi energi listrik
per kapita (yaitu kWh dikonsumsi per orang per tahun). Sebagai
contoh konsumsi listrik rata-rata masyarakat Indonesia per kapita per
tahunnya mencapai 900-950 kWh di tahun 2017. Jumlah ini masih
tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya,
seperti Malaysia yang sudah mencapai 5.5 kalinya.
Ini berarti bahwa energi listrik adalah bentuk energi yang paling
populer, tergantung apakah kita membutuhkannya dalam bentuk termal
yang dapat digunakan (= aplikasi pemanasan), dalam bentuk mekanik
(aplikasi motor listrik dalam Industri), untuk tujuan pencahayaan
sistem iluminasi), atau untuk sistem transportasi. Beberapa alasan
utama orang memilih bentuk energi ini yaitu:
a. Lingkungan yang lebih bersih untuk pengguna,
b. Efisiensi lebih tinggi,
c. Kontrol yang lebih baik,
c. Faktor Utilisasi/penggunaan
Faktor utilisasi sesungguhnya serupa dengan faktor kapasitas,
tetapi di sini menyangkut daya. Faktor Utilisasi sebuah alat
didefinisikan sebagai:
Beban alay yang tertinggi
Faktor Utilitas = ...................................... (3)
Kemampuan alat
Jawaban:
a. Kurva beban harian digambarkan oleh Gambar 23.
b. Pembagian beban yang optimum di antara unit-unit pembangkit
disusun atas dasar prinsip:
Catatan:
Karena PLTA run off river dibebani penuh 100 MW sepanjang
hari, maka PLTA ini tidak dapat ikut dalam penyediaan cadangan
berputar, tetapi beban yang akan dibagikan kepada pusat-pusat
listrik yang lain haruslah sama dengan beban sistem dikurangi daya
yang dibangkitkan oleh PLTA ini, yaitu 100 MW.
e. Cadangan berputar digunakan untuk:
1) Pengaturan frekuensi, karena beban yang diperkirakan akan
terjadi mungkin realisasinya melebihi perkiraan sehingga
frekuensi akan turun apabila daya yang dibangkitkan dalam
sistem hanya sebesar perkiraan beban tersebut. Untuk
mempertahankan frekuensi ini, perlu dinaikkan daya yang
dibangkitkan dengan menggunakan cadangan berputar.
2) Mempertahankan frekuensi apabila ada unit pembangkit yang
mengalami gangguan dan keluar dari operasi sehingga daya
yang dibangkitkan lebih kecil daripada beban sistemnya.
III. PENUTUP
A. Rangkuman
Akibat dari belum adanya teknologi penyimpanan listrik skala besar
maka listrik harus dibangkitkan sesuai dengan yang dibutuhkan. Oleh
karena itu studi tentang ragam beban, karakteristik beban, karakteristik
pembangkitan listrik dari berbagai pembangkit perlu dilakukan agar
pengetahuan ini dapat digunakan untuk memprediksi pembangkitan
energi yang ekonomis dan handal.
B. Tes Formatif
Berikut ini ada 10 butir soal yang dapat digunakan sebagai evaluasi
formatif dari materi yang telah dipelajari.
8. PLTA run off river dan PLTP hanya bisa mengikuti beban dasar. Hal ini
diakibatkan karena keterbatasan dalam masalah...
a. Teknis
b. Ekonomis
c. Lingkungan
d. Keterbatasan air
e. Membutuhkan lahan yang luas
Pembangkit Tenaga Listrik 476
9. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pembangkitan
adalah sebagai berikut, KECUALI...
a. Faktor Beban
b. Faktor Kapasitas
c. Faktor Penggunaan
d. Faktor Outage Rage
e. Faktor Bahan Bakar yang digunakan
C. Daftar Pustaka
B. L. Theraja, A. K. T. (1999). A Textbook of Electrical Technology
in SI Units Volume 1. S Chand & Co Ltd.
KEGIATAN BELAJAR 3:
INSTRUMENTASI DAN KONTROL PEMBANGKITAN
Oleh:
Dr. Muldi Yuhendri, M.T
KEGIATAN BELAJAR 3 :
INSTRUMENASI DAN KONTROL PEMBANGKIT
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
B. Relevansi
C. Petunjuk Belajar
C. Bahan Kajian
F. Uraian Materi
Nilai fluksi rotor (Φ) ditentukan oleh arus yang mengalir pada
kumparan medan (If), sedangkan nilai frekuensi ditentukan oleh
kecepatan putaran rotor (ns) dan jumlah kutub stator (p), yang
dirumuskan dengan :
p ns
f = (2)
120
Pm 30
ns = (rpm ) (3)
Tm π
If Xs Ra Ia
Xa + XL
RF
E
VF V
LF
Eo
Ia X a
E Ia X s
Ia X L
Ia V I a Ra
(a)
Eo
Ia X a
E
Ia X s
Ia X L
θ V
Ia
Ra
Ia
Beban Induktif, Faktor daya mengikuti (Lag)
(b)
Eo
I
a
X
I aX
a s
E
I
a
X
Ia
θ I aR a
V
Beban kapasitif, Faktor daya mendahului (Lead)
(c)
Gambar 2. Diagram vektor generator sinkron
(a) Beban resistif, (b) Beban induktif, (c) Beban kapasitif
(Chapman, 2012)
Pembangkit Tenaga Listrik 83
Pada beban resistif, arus jangkar sefasa dengan tegangan. Pada
kondisi ini, nilai tegangan terminal generator (V) di bawah
tegangan induksi tanpa beban, seperti yang ditunjukan oleh
Gambar 2(a). Pada beban induksi, arus jangkar tertinggal (lag) dari
tegangan sebesar sudut θ, yang disebut juga dengan sudut fasa,
yaitu sudut antara arus dengan tegangan. Pada beban induktif, nilai
tegangan terminal generator (V) juga di bawah tegangan induksi
tanpa beban (Eo), seperti yang ditunjukan oleh Gambar 2(b). Pada
beban kapasitif, arus jangkar mendahului (lead) dari tegangan
sebesar sudut θ. Pada kondisi ini, nilai tegangan terminal generator
(V) lebih besar dari tegangan induksi tanpa beban (Eo).
Karakteristik tegangan terminal generator berdasarkan perubahan
arus beabn dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.
Eo
Tegangan Terminal
Beban Kapasitif
Beban Resistif
Beban Induktif
Arus Beban
Vt
Eo
V
a. Sistem Eksitasi
Sistem eksitasi adalah bagian yang sangat penting pada pembangkit
yang menggunakan generator sinkron. Sistem eksitasi berfungsi
sebagai penyuplai arus searah ke kumparan medan generator sinkron
untuk menghasilkan medan magnet pada kumparan tersebut. Selain
sebagai penyalur arus searah ke kumparan medan, sistem eksitasi
juga digunakan sebagai media untuk pengendalian tegangan output
generator melalui pengaturan arus medan. Gambar 6 menunjukan
skema pembangkit yang dilengkapi dengan sistem eksitasi untuk
generator.
1) Sistem Eksitasi DC
Sistem eksitasi DC menggunakan generator DC untuk menyuplai
arus searah ke kumparan medan generator utama, seperti yang
ditunjukan oleh Gambar 7. Dalam model ini, sistem eksitasi
untuk generator utama menggunakan dua generator dc tambahan,
yaitu generator dc penguat terpisah dan generator amplidyne.
2) Sistem Eksitasi AC
Sistem eksitasi AC menggunakan sumber tegangan AC untuk
menyuplai arus searah ke kumparan medan generator utama.
Umumnya sumber tegangan AC diperoleh dari generator sinkron,
baik generator sinkron rotor lilit maupun generator sinkron
magnet permanen. Sistem eksitasi AC ini dilengkapi dengan
penyearah untuk mengkonversikan tegangan AC yang dihasilkan
generator eksitasi menjadi tegangan DC untuk eksitasi generator
utama. Ada dua jenis penyearah yang digunakan, yaitu penyearah
statis dan penyearah berputar (Kundur, 1994).
a. Kontrol primer
Kontrol primer dilakukan ketika gangguan frekuensi terjadi dalam
rentang waktu milidetik sampai 30 detik. Kontrol primer dilakukan
dengan mengendalikan governor turbin. Semua unit pembangkit
harus menyetel karakteristik droop governor pada 5% kecuali
diizinkan oleh Pusat Pengatur Beban untuk menyetel pada tingkat
yang lain. Governor bekerja mengatur katup saluran fluida ke
turbin, sehingga kecepatan putaran turbin dapat dikendalikan.
Dengan demikian frekuensi generator dapat dijaga konstan.
Gambar 16 menunjukan skema kendali kecepatan putaran turbin
dengan governor.
ωr
Nozzle
Tombak
b. Kontrol sekunder
Kontrol sekunder beraksi setelah kontrol primer jika waktu
gangguan frekuensi lebih dari 30 detik sampai dengan 10 menit.
Kontrol sekunder diimplementasikan dengan Automatic Generation
Control (AGC), yang merupakan gabungan dari AVR dan LFC.
Gambar 16(a) menunjukan skema sistem AGC. Di Pusat pusat
pembangkit, AGC diimplemetasikan dengan Supervisory Control
and Data Acquisition (SCADA). Gambar 16(b) menunjukan contoh
sistem SCADA di ruang control pembangkit. Dalam skema ini,
Koordinasi antara AVR dan LFC secara otomatis akan bekerja
Sistem
Eksitasi AVR
Sensor tegangan
Kontrol katup
Sensor
LFC
frekuensi
Kendali Frekuensi
a. Kapasitor shunt
Kapasitor shunt digunakan untuk memperbaiki faktor daya pada
beban induktif, seperti motor listrik dan sebagainya. Pada industri
yang banyak menggunakan motor penggerak, perbaikan faktor
daya dengan kapasitor dapat dilakukan pada level individual,
group atau secara terpusat. Gambar 18 menunjukan bentuk
kompensi daya reaktif untuk individual, group dan terpusat.
Kompensasi individual atau disebut juga dengan Individual
Compensation (IC) hanya akan mengkompensasi daya reaktif
untuk satu unit beban tertentu. Kompensasi group atau disebut
juga dengan Group Compensation (GC) akan mengkompensasi
Pembangkit Tenaga Listrik 102
daya reaktif untuk satu satu kelompok beban, sedangkan
kompensasi terpusat atau disebut juga dengan Central
Compensation (CC) akan mengkompensasi beban secara terpusat.
c. Kondenser Sinkron
Kondenser sinkron (synchronous condenser) adalah satu jenis alat
untuk kompensasi daya reaktif atau faktor daya dengan
menggunakan motor sinkron. Motor ini dapat menghasilkan atau
menyerap daya reaktif melalui pengaturan arus medannya. Salah
satu kelebihan kondenser sinkron ini adalah pengaturan daya
reaktif dapat dilakukan secara kontiniu tanpa step seperti kapasitor
bank. Hal ini membuat pengendalian daya menjadi lebih halus
untuk mendapatkan faktor daya satu. Gambar 20 menunjukan
skema kondenser sinkron yang terhubung dengan jaringan.
Alat ini bekerja dengan cara mengatur arus medan motor sinkron.
Ketika beban jaringan dominan induktif dengan arus beban (IL)
tertinggal dari tegangan, maka arus medan motor dinaikan
sehingga menghasilkan daya reaktif yang akan disuplai ke jaringan
III. PENUTUP
A. Rangkuman
B. Tes Formatif
8.
Compensator
10. Semikonduktor daya yang tidak dapat digunakan untuk TCR adalah :
a. TRIAC
b. SCR
c. DIAC
d. IGBT
e. MOSFET
KEGIATAN BELAJAR 4:
PROTEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
Oleh:
Drs. Aslimeri, M.T
KEGIATAN BELAJAR 4 :
PROTEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Pada kegiatan belajar ini, kita akan mempelajari tentang proteksi
pembangkit tenaga listrik yang meliputi: jenis gangguan pada pusat
pembangkit, menganalisa akibat gangguan gangguan pada unit
pembangkit, menentukan jenis peralatan proteksi pada unit
pembangkit, dan menentukan jenis relai proteksi pada unit
pembangkit.
B. Relevansi
Materi ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, berguna
untuk menjaga peralatan pada pusat pembangkit jangan sampai cepat
rusak yang berakibat pada penyaluran daya listrik menjadi terganggu.
C. Petunjuk Belajar
Modul ini disusun dan dipersiapkan sebagai bahan Pendidikan Profesi
Guru (PPG) guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam bidang
Ketenagalistrikan. Supaya Anda bisa berhasil dalam mempelajari
modul ini, ikutilah petunjuk belajar berikut:
1. Bacalah deskripsi pada masing-masing kegiatan belajar.
2. Bacalah setiap uraian dan contoh yang menyertainya dengan
cermat sampai Anda memahami pesan dan ide yang disampaikan
dalam materi tersebut.
3. Kerjakan semua tugas untuk memahami materi.
4. Diskusikan dengan teman-teman untuk mengatasi materi-materi
yang belum pahami.
5. Kerjakan tes formatif untuk mengetahui pemahaman Anda tentang
materi pembelajaran.
C. Bahan Kajian
Teknik pembangkit tenaga listrik dan aplikasinya dalam pembelajaran
ketenagalistrikan.
F. Uraian Materi
1. Jenis-Jenis Gangguan pada Unit Pembangkit
a. Gangguan Beban Lebih
Beban lebih mungkin tidak tepat disebut sebagai gangguan,
namun karena beban lebih adalah suatu keadaan abnormal yang
apabila dibiarkan terus berlangsung dapat membahayakan
peralatan, jadi harus diamankan.
Beban lebih dapat terjadi pada transformator atau pada saluran
karena beban yang dipasoknya terus meningkat, atau karena
adanya manuver atau perubahan aliran beban di jaringan
setelah adanya gangguan.
b. Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit)
Gangguan hubung singkat dapat terjadi antara fasa (3 fasa atau
2 fasa) atau antara 1 fasa ke tanah, dan dapat bersifat temporari
(non persistant) atau permanent (persistant). Gangguan yang
permanent misalnya hubung singkat yang terjadi pada kabel,
belitan transformator atau belitan generator karena tembusnya
(break downn) isolasi padat. Gangguan temporair misalnya
akibat flashover karena sambaran petir, pohon, atau tertiup
angin.
c. Gangguan Tegangan Lebih
Tegangan lebih dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Tegangan lebih
Timbulnya tegangan lebih dapat terjadi karena :
Pembangkit Tenaga Listrik 113
a) Kehilangan beban atau penurunan beban di jaringan
akibat switching, karena gangguan atau karena manuver.
b) Gangguan pada AVR (Automatic Voltage Regulator)
pada generator atau pada on load tap changer dari
transformator.
c) Over speed pada generator karena kehilangan beban.
2) Tegangan lebih transient
Tegangan lebih transient dapat dibedakan :
a) Surja Petir (Lightning surge)
b) Surja Hubung (Switching surge)
d. Gangguan Kurangnya Daya
Kekurangan daya dapat terjadi karena tripnya unit pembangkit
(akibat gangguan di prime movernya atau di generator) atau
gangguan hubung singkat di jaringan yang menyebabkan
bekerjanya relay dan circuit breaker dan berakibat terlepasnya
suatu pusat pembangkit dari sistem
e. Gangguan Ketidakstabilan (Instability)
Gangguan hubung singkat atau kehilangan pembangkit dapat
menimbulkan ayunan daya (power swing) atau yang lebih
hebat dapat menyebabkan unit-unit pembangkit lepas sinkron
(out of synchronism).
Setiap daerah proteksi pada umumnya terdiri atas satu atau lebih
elemen sistem tenaga listrik. Misalnya generator, busbar,
transformator, transmisi, dan lain-lain. Agar seluruh sistem tenaga
listrik dapat diamankan, maka harus ada daerah yang tumpang-
tindih (overlap). Artinya ada elemen sistem yang diamankan oleh
dua daerah pengamanan. Setiap daerah pengaman dijaga oleh relay
yang sesuai dengan karakteristik peralatan yang diamankan. Pada
umumnya yang menjadi batas pengamanan antar daerah
pengamanan adalah transformator arus yang mencatu ke rele.
.
Gambar 5. Kontak pemutus daya vakum.
d) Sensitive
Relay harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi,
artinya harus cukup sensiitif terhadap gangguan didaerahnya
meskipun gangguan tersebut minimum.
e) Ekonomis dan sederhana
Penggunaan relay pengaman harus dipertimbangkan sisi
ekonomisnya tanpa mempengaruhi fungsi relay tersebut.
G. Forum Diskusi
1. Jelaskan peralatan proteksi yang dibutuhkan untuk mengatasi
gangguan-gangguan seperti hubung singkat antara fasa ke tanah,
beban lebih dan penuruan tegangan.
2. Jika pada suatu pusat pembangkit terjadi kelebihan beban atau
terjadinya hubung singkat di dalam daerah pengamanan
transformator, relay apa yang harus digunakan.
III. PENUTUP
A. Rangkuman
1. Pada pusat pembangkit sering terjadi gangguan yang disebabkan
oleh beberapa faktor.
2. Akibat terjadinya gangguan pada unit pembangkit dapat merusak
peralatan unit pembangkit yang berakibat daya listrik tidak dapat
disalurkan ke pelanggan secara optimal.
3. Gangguan-gangguan pada transformator diproteksi menggunakan
relay-relay antara lain, relay suhu berfungsi untuk melindungi
transformator dari kenaikkan temperatur yang berlebihan, relay
sudden pressure digunakan untuk mengatasi gangguan tekanan lebih
Pembangkit Tenaga Listrik 138
dalam transformator, relay Jansen digunakan untuk mengatasi
gangguan transformator pada tap changer, dan relay buchollz
berfungsi untuk mengamankan transformator yang dapat
menimbulkan gas.
4. Gangguan arus hubung singkat pada unit pembangkit diamankan
dengan relay pengaman arus lebih.
B. Tes Formatif
1. Penyebab terjadinya gangguan beban lebih adalah ….
A. Karena pasokan beban terus meningkat, atau karena adanya
maneuver atau perubahan aliran beban di jaringan setelah
adanya gangguan.
B. Karena tripnya unit pembangkit atau gangguan hubung singkat
di jaringan yang berakibat terlepasnya pusat pembangkit dari
sistem
C. Karena kemampuan atau tingkat pembebanan pusat atau unit
pembangkit yang hilang atau terlepas tersebut melampaui
spinning reverse system
D. Karena relay pengaman salah kerja yang selanjutnya
menyebabkan gangguan yang lebih luas.
E. Karena bekerjanya relay defferensial akibat perubahan beban.
A. Generator
B. Transformator Step-Up
C. Busbar
D. Jaringan transmisi
E. Jaringan distribusi
A. Rele arah
B. Rele Differensial
C. Rele Jarak
D. Rele Tegangan
E. Rele frekuensi
9. Proteksi adalah ….
A. science, skill, seni dan teknologi
B. science, skill dan seni
C. science, skill, seni dan knowledge
D. science, skill dan knowledge
E. science, skill dan teknologi
C. Daftar Pustaka
D. Tugas Akhir
1. Jelaskan prinsip kerja PLTS foltavoltaik
2. Sebutkan jenis-jenis konfigurasi modul surya
3. Sebutkan komponen-komponen yang digunakan untuk PLTs off
grid dan fungsinya
Tes Sumatif
1. Peralatan yang berfungsi untuk menrubah arus serah menjadi arus bolak
balik pada PLTS adalah …..
A. Inverter
B. Rectifier
C. Converter
D. Chopper
E. Cycloconverter
8. Pada dasarnya, prinsip kerja pembangkit tenaga listrik sama, yaitu sama-
sama berfungsi merubah energy mekanik menjadi energy listrik,
KECUALI…
A. PLTA
B. PLTD
C. PLTG
D. PLTN
E. PLTU
9. Beberapa alasan utama energi listrik dipilih sebagai sumber energi dalam
kehidupan sehari-haria dalah sebagai berikut, KECUALI…
A. Efisiensi lebih tinggi
B. Kontrol yang lebih baik
C. Daya massal lebih mudah
D. Lingkungan lebih bersih untuk pengguna
E. Perangkat konversi energi yang tidak mahal
11. Penurunan frekuensi akibat kenaikan beban yang melebihi rating daya
generator diatasi dengan cara :
A. Menaikan kecepatan putaran turbin
B. Menaikan arus eksitasi generator
C. Mengatur katup aliran air pada turbin
D. Load shedding
E. Menaikan tegangan medan
1 3
Motor
Beban 1 Beban 2
Jika beban 2 selalu bervariasi, maka jenis SVC yang cocok digunakan
untuk kompensasi daya reaktif di lokasi nomor 3 adalah :
A. Kapasitor shunt
B. Thyristor switched capacitor
C. Thyristor controlled reactor
D. Induktor
E. Resistor
15. Jika sistem jaringan listrik yang ditunjukan oleh Gambar pada soal nomor
4 dipasang kompensator daya reaktif di lokasi nomor 2, maka jenis SVC
yang cocok digunakan adalah :
A. B. C. D. E.