Anda di halaman 1dari 38

Cover

MODUL PEMBELAJARAN
BAHAN KOMPONEN LISTRIK DAN ELEKTRONIKA

DISUSUN OLEH :

MADY DEKA APRILIYA

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN (PPGDJ)


TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2018
i|Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
tersusunnya Modul Bahan Komponen Listrik dan Elektronika ini, dengan harapan
dapat digunakan sebagai buku teks untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Bidang Studi Keahlian Teknologi Dan Rekayasa, Teknik Instalasi Tenaga
Listrik.
Penerapan kurikulum 2013 mengacu pada paradigma belajar kurikulum
abad 21 menyebabkan terjadinya perubahan, yakni dari pengajaran (teaching)
menjadi belajar (learning), dari pembelajaran yang berpusat kepada guru
(teachers centered) menjadi pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik
(studentcentered), dari pembelajaran pasif (pasive learning) ke cara belajar
peserta didik aktif (active learning-CBSA) atau Student Active Learning-SAL.

Modul Bahan Komponen Listrik dan Elektronika ini disusun berdasarkan


tuntutan paradigma pengajaran dan pembelajaran kurikulum 2013 diselaraskan
berdasarkan pendekatan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
belajar kurikulum abad 21, yaitu pendekatan model pembelajaran berbasis
peningkatan keterampilan proses sains.

Penyajian Modul Bahan Komponen Listrik dan Elektronika ini disusun


dengan tujuan agar peserta didik dapat melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas
proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan
eksperimen ilmiah (penerapan scientifik), dengan demikian peserta didik
diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan
paradigma baru secara mandiri.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan menyampaikan terima kasih, sekaligus saran kritik demi
kesempurnaan buku teks ini dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam membantu terselesaikannya Modul Bahan Komponen
Listrik dan Elektronika di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Yogyakarta, 17 Oktober 2018
Penulis,

ii | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
Mady Deka Apriliya

iii | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
Daftar Isi
Cover................................................................................................................................1
Kata Pengantar..............................................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................................3
Peta Kedudukan Modul................................................................................................4
Glosarium........................................................................................................................5
I. PENDAHULUAN.....................................................................................................6
A. Deskripsi..........................................................................................................6
B. Prasyarat.........................................................................................................6
C. Petunjuk Penggunaan Modul......................................................................7
D. Tujuan Akhir...................................................................................................7
E. Kompetensi.........................................................................................................7
F. Cek Kemampuan...............................................................................................8
II. PEMBELAJARAN...................................................................................................9
1. Kegiatan Belajar 1 : Konduktor..................................................................9
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran..........................................................9
B. Uraian Materi...........................................................................................9
C. Rangkuman...........................................................................................15
D. Tes Mandiri............................................................................................15
2. Kegiatan Belajar 2 : Isolator......................................................................17
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran........................................................17
B. Uraian Materi.........................................................................................17
C. Rangkuman...........................................................................................23
D. Tes Mandiri............................................................................................24
3. Kegiatan Belajar 3 : Semikonduktor.......................................................25
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran........................................................25
B. Uraian Materi.........................................................................................25
C. Rangkuman...........................................................................................31
D. Tes Mandiri............................................................................................31
III. EVALUASI..........................................................................................................32
A. Kognitif Skill.................................................................................................32
B. Psikomotor Skill...........................................................................................32
C. Attitude Skill.................................................................................................32
IV. PENUTUP...........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................34

iv | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
Peta Kedudukan Modul

v|Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Glosarium

Istilah Keterangan

Isolator bahan yang bersifat mengisolir arus listrik

Konduktor bahan listrik baik logam maupun non logam yang


sangat mudah untuk menghantarkan listrik.
Pentavalent logam-logam yang memiliki atom-atom dengan
jumlah elektron terluar 5 buah seperti Fosfor (P),
Arsenikum (As), dan Antimon (Sb)
Semikonduktor bahan yang daya hantar listriknya antara
konduktif dan isolator
Tetravalent logam-logam yang memiliki atom-atom dengan
jumlah elektron terluar 4 buah seperti Silikon (Si)
dan Germanium (Ge)
Trivalent logam-logam yang memiliki atom- atom dengan
jumlah elektron terluar 3 buah seperti Boron (B),
Gallium (Ga), dan Indium (In)

vi | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik
dari sisi pengetahuan. Keterampilan dan sikap secara utuh. Proses
pencapaiannya melalui pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang
dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian
kompetensi tersebut. Buku bahan ajar dengan judul Bahan Komponen
Listrik dan elektronika ini merupakan salah satu referensi yang digunakan
untuk mendukung pembelajaran pada paket keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik yang diberikan pada kelas X.
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, yang dijabarkan dalam
kompetensi inti dan kompetensi dasar. Sesuai dengan pendekatan yang
dipergunakan dalam kurikulum 2013, peserta didik ditugaskan untuk
mengeksplorasi ilmu pengetahuan dari berbagai sumber belajar yang
tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting
untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan
ketersediaan kegiatan pada buku ini. Guru dapat memperkayanya
dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang relevan
bersumber dari lingkungan sosial alam.
Buku peserta didik ini disusun di bawah koordinasi Direktorat Pembinaan
SMK, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam
tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen
hidup" yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui dan dimutakhirkan sesuai
dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari
berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

B. Prasyarat
Untuk mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta didik sudah selesai
mempelajari mata pelajaran matematika, fisika, dan gambar teknik.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


Modul ini dapat digunakan siapa saja terutama siswa-siswa SMK Bidang
Keahlian Teknologi dan Rekayasa, terutama untuk program studi keahlian
1|Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Teknik Ketenagalistrikan yang ingin mempelajari perencanaan Instalasi
Tenaga Listrik 3 fasa.
Modul ini berisi berisi Materi pembelajaran yaitu :
 Konduktor
 Isolator
 Semikonduktor
Setiap kegiatan belajar berisi informasi teori, tugas dan tes formatif.
Tugas-tugas merupakan kegiatan praktek. Informasi pelaksanaan praktek
dapat dibaca di lembar kerja peserta didik. Tes formati berisi pertanyaan-
pertanyaan baik

D. Tujuan Akhir
Setelah Berdiskusi dan menggali informasi peserta didik dapat :
1. menjelaskan pengertian bahan konduktor dengan benar dan
bertanggung jawab.
2. menyebutkan jenis-jenis bahan konduktor dengan benar dan percaya
diri
3. menjelaskan pengertian bahan isolator dengan benar dan bertanggung
jawab
4. menyebutkan sifat-sifat bahan penyekat, jenis bahan penyekat dan
kelas bahan penyekat dengan benar dan percaya diri.
5. menjelaskan pengertian bahan semikondukto dengan benar dan
bertanggung jawab.
6. Menyebutkan Bahan semikonduktor dengan benar dan percaya diri

E. Kompetensi
1. Kompetensi Inti
 KI- 3.
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional
2|Page
Dasar Listrik dan Elektronika
 KI- 4.
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah
sesuai dengan bidang kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung

2. Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis bahan-bahan komponen listrik dan elektronika
4.2 Memeriksa bahan-bahan listrik dan elektronika

II. PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Belajar 1 : Konduktor
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah Berdiskusi dan menggali informasi peserta didik dapat :
3|Page
Dasar Listrik dan Elektronika
 menjelaskan pengertian bahan konduktor dengan benar dan bertanggung
jawab.
 menyebutkan jenis-jenis bahan konduktor dengan benar dan percaya diri

B. Uraian Materi
1. Pengertian
Bahan logam, dengan ikatannya yang lemah dengan elektron valensi,
merupakan konduktor listrik dan penghantar panas yang baik. Konduktivitas ini
terjadi karena hanya diperlukan energi sedikit saja untuk mengaktifkan elektron
yang terdilokalisir ke level konduksi. Sebaliknya elektron memerlukan enegi yang
cukup besar untuk mengatasi sela energi yang besar dalam isolator.
Semikonduktor mempunyai sela energi yang kecil sehingga terdapat sejumlah
elektron untuk konduksi.

Gambar 1.1 Penghantar konduktor

Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam
yang sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar
adalah bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
 harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
 harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
 tahanan jenis harus kecil
 tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan
 tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.
Bahan penghantar adalah komponen yang memegang peranan penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari satu tempat ke tempat yang lain. Bahan-bahan
yang banyak digunakan dalam penghantar listrik adalah tembaga, alumunium,
4|Page
Dasar Listrik dan Elektronika
dan campuran logam-logam tersebut dengan logam jenis lain. Dalam memilih
bahan penghantar yang akan digunakan untuk saluran/jaringan harus
mempertimbangakan beberapa faktor ;
 Bahan konduktor harus mempunyai konduktivitas listrik yang cukup baik
 cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis
 harganya harus cukup murah.
Dalam konstruksi saluran peralatan-peralatan yang digunakan adalah
bermacam-macam, dan setiap peralatan tersebut mempunyai fungsi yang
berlainan yang menunjang terlaksananya fungsi dari saluran, sehingga saluran
tersebut dapat bekerja dengan baik. Peralatan-peralatan yang penting pada
saluran antara lain kawat penghantar, kabel, dan peralatan pembantu kawat
penghantar.

2. Jenis Bahan Konduktor


Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :
 Konduktifitasnya cukup baik.
 Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
 Koefisien muai panjangnya kecil.
 Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.

Gambar1.2 Bahan Konduktor

Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:


 Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.

5|Page
Dasar Listrik dan Elektronika
 Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium
yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang
gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
 Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan
dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).

3. Klasifikasi Konduktor
A.Menurut Bahannya
1) kawat logam biasa,
contoh: BBC (Bare Copper Conductor), AAC (All Aluminum Alloy
Conductor).
2) kawat logam campuran (Alloy)
contoh: AAAC (All Aluminum Alloy Conductor), kawat logam paduan
(composite), seperti: kawat baja berlapis tembaga (Copper Clad Steel)
dan kawat baja berlapis aluminium (Aluminum Clad Steel).
3) kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis
logam atau lebih, contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced).
B.Menurut Konstruksinya
1) kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2) kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat
yang dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
3) kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang
dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.
C. Menurut bentuk fisiknya
1) konduktor telanjang.
2) konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada
bagian luarnya diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja,
contoh: Kabel twisted, Kabel NYY, Kabel NYCY/NYM, Kabel NYFGBY

4. Karakteristik Konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor, yaitu :
1. Karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor
yang menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-
8:1981, maka berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30 oC untuk

6|Page
Dasar Listrik dan Elektronika
konduktor 70 mm kemampuan maksimal dari konduktor untuk
menghantar arus adalah 275 A).
2. Karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor
terhadap arus listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk
konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30oC, maka
kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah
275 A).

5. Konduktivitas listrik
Sifat daya hantar listrik material dinyatakan dengan konduktivitas, yaitu
kebalikan dari resistivitas atau tahanan jenis penghantar, dimana tahanan jenis
penghantar tersebut didefinisikan sebagai :

R. A
ρ=
l
dimana ; A : luas penampang ( mm²)
l : Panjang penghantar (m)
R : tahanan penghantar (ohm)
ρ : konduktivitas/tahanan jenis kawat (Ω mm²/meter)

Menyatakan kemudahan–kemudahan suatu material untuk meneruskan arus


listrik. Satuan konduktivitas adalah (ohm meter). Konduktivitas merupakan sifat
listrik yang diperlukan dalam berbagai pemakaian sebagai penghantar tenaga
listrik dan mempunyai rentang harga yang sangat luas. Logam atau material
yang merupakan penghantar listrik yang baik, memiliki konduktivitas listrik
dengan orde 107 (ohm.meter) -1
dan sebaliknya material isolator memiliki
konduktivitas yang sangat rendah, yaitu antara 10-10 sampai dengan 10-20
(ohm.m)-1. Diantara kedua sifat ekstrim tersebut, ada material semikonduktor
yang konduktivitasnya berkisar antara 10-6 sampai dengan 10-4 (ohm.m)-1.
Berbeda pada kabel tegangan rendah, pada kabel tegangan menengah untuk
pemenuhan fungsi penghantar dan pengaman terhadap penggunaan, ketiga
jenis atau sifat konduktivitas tersebut diatas digunakan semuanya.
Bahan logam yang banyak digunakan sebagai konduktor dan mempunyai
nilai konduktivitas listrik (ohm meter), antara lain ;
Perak ( Ag ) ………………………. 6,8 x 107
Tembaga ( Cu ) ………………….. 6,0 x 107

7|Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Emas ( Au ) …………………….. .. 4,3 x 107
Alumunium ( Al ) ………………. .. 3,8 x 107
Kuningan ( 70% Cu – 30% Zn )… 1,6 x 107
Besi ( Fe ) ………………………… 1,0 x 107
Baja karbon ( Fe – C ) …………. 0,6 x 107
Baja tahan karat ( Fe – Cr ) …… 0,2 x 107

6. Kriteria mutu penghantar


Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur–unsur
pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya
banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri.
Unsur–unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan
mempengaruhi sifat–sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki
konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya.
Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi
juga membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan
penggunaan penghantar itu sendiri. Selain masalah teknis, penggunaan logam
sebagai penghantar ternyata juga sangat ditentukan oleh nilai ekonomis logam
tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi antara nilai teknis dan ekonomi
logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai kompromi termurahlah
yang akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada saat ini, logam
Tembaga dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam
penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Dari jenis–jenis logam penghantar diatas, tembaga merupakan
penghantar yang paling lama digunakan dalam bidang kelistrikan. Pada tahun
1913, oleh International Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan suatu
standar yang menunjukkan daya hantar kawat tembaga yang kemudian dikenal
sebagai International Annealed Copper Standard (IACS). Standar tersebut
menyebutkan bahwa untuk kawat tembaga yang telah dilunakkan dengan proses
anil (annealing), mempunyai panjang 1m dan luas penampang 1mm2, serta
mempunyai tahanan listrik (resistance) tidak lebih dari 0.017241 ohm pada suhu
20oC, dinyatakan mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang
dicapai dewasa ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar

8|Page
Dasar Listrik dan Elektronika
jauh lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik
kawat tembaga sekarang ini bisa mencapai diatas 100% IACS. Untuk kawat
Aluminium, konduktivitas listriknya biasa dibandingkan terhadap standar kawat
tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat aluminium dari jenis EC
grade atau seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara 61.0 – 61.8%
IACS, tergantung pada kondisi kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat
penghantar dari paduan aluminium seri AA 6201, menurut standar ASTM B 3988
persaratan konduktivitas listriknya tidak boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat
penghantar 6201 ini biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis All
Aluminium Alloy Conductor (AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas,
kriteria mutu lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian
dari sifat – sifat atau kondisi berikut ini, yaitu:
 komposisi kimia.
 sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik
(elongation).
 sifat bending.
 diameter dan variasi yang diijinkan.
 kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.

C. Rangkuman
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam yang
sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar adalah
bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
 harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
 harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
 tahanan jenis harus kecil
 tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan
 tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur – unsur pemadu,
impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya banyak
berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri. Unsur –
unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan mempengaruhi
sifat – sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki konduktivitas

9|Page
Dasar Listrik dan Elektronika
listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya. Akan tetapi
kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut ; konduktifitasnya cukup baik, kekuatan mekanisnya
(kekuatan tarik) cukup tinggi, koefisien muai panjangnya kecil, modulus
kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar. Bahan-bahan yang biasa
digunakan sebagai konduktor, antara lain:
 Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
 Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau
aluminium yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis
lain, yang gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
 Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang
dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan
(welding).

D. Tes Mandiri

1) Sebutkan persyaratan bahan konduktor dan jenis bahan yang


digunakan sebagai bahan konduktor.
2) Sebutkan klasifikasi konduktor menurut bahan dan konstruksinya.
3) Sebutkan sifat-sifat bahan logam dan kegunaannya.
4) Dalam penggunaannya bahan penghantar ada yang harus dalam
bentuk paduan atau campuran dengan bahan lain, mengapa?
5) Sebutkan macam-macam bahan penghantar campuran atau paduan,
dan jelaskan.

10 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
2. Kegiatan Belajar 2 : Isolator
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah Berdiskusi dan menggali informasi peserta didik dapat :
 menjelaskan pengertian bahan isolator dengan benar dan bertanggung
jawab
 menyebutkan sifat-sifat bahan penyekat, jenis bahan penyekat dan kelas
bahan penyekat dengan benar dan percaya diri.

B. Uraian Materi
1. Teori Dasar
Bahan penyekat/isolasi adalah bahan yang bersifat mengisolir arus listrik,
artinya suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali terhadap arus
listrik. Bahan isolasi pada umumnya terdiri dari bahan-bahan organik dan an-
organik yang diperoleh dari proses kimia.
Sedangkan berdasarkan teori atom bahan penyekat adalah bahan yang susunan
atomnya sedemikian rupa sehingga elektron di valence band tidak mampu
pindah ke conduction band karena energi gap-nya besar sekali, sehingga di
conduction band tidak terdapat pembawa muatan.
Agar elektron di valence band dapat pindah ke conduction band diperlukan
energi luar yang besar sekali, yaitu tegangan tembus (breakdown voltage).
Berikut ini bentuk dari diagram pita energi untuk bahan isolasi, semikonduktor,
dan konduktor.

Keterangan gambar :
- CB = Conduction Band
- FB = Forbidden Band
- VB = Valence Band
- OL = Over Lopping

Gambar 2.1 Diagram pita energy isolator, semikonduktor dan konduktor

11 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan. Penyekat membutuhkan bahan yang mempunyai resistivitas yang
besar agar arus yang bocor sekecil mungkin (dapat diabaikan). Resistivitas juga
akan turun jika tegangan yang diberikan naik. Besarnya kerugian energi yang
diserap bahan isolasi tersebut berbanding lurus dengan tegangan, frekuensi,
kapasitansi, dan sudut kerugian dielektrik

2. Sifat Dielektrik Bahan Isolasi


Dalam menentukan dimensi suatu sistem isolasi, dibutuhkan pengetahuan
yang pasti mengenai jenis, besaran dan durasi tekanan elektrik yang akan
dialami bahan isolasi tersebut, dan disamping itu juga perlu untuk
mempertimbangkan kondisi sekitar dimana isolasi akan ditempatkan. selain itu,
perlu juga untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan isolasi sehingga dapat dipilih
bahan-bahan yang tepat untuk suatu sistem isolasi, dengan demikian akan
dihasilkan suatu rancangan yang paling ekonomis.
Fungsi yang penting dari suatu bahan isolasi adalah :
 Untuk mengisolasi antara suatu penghantar dengan penghantar lainnya.
misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa lainnya, atau
konduktor fasa dengan tanah.
 Untuk menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang
diisolasi,
 Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.
Tekanan yang diakibatkan oleh medan listrik, gaya mekanik, thermal dan
reaksi kimia dapat saja terjadi serentak, sehingga perlu diketahui efek bersama
dari semua parameter tersebut, dengan kata lain suatu bahan isolasi dinyatakan
ekonomis jika bahan tersebut dapat menahan semua tekanan tersebut dalam
jangka waktu yang lama.
Sifat listrik yang dibutuhkan untuk suatu bahan isolasi adalah sebagai
berikut :
 Mempunyai Kekuatan Dielektrik (KD) yang tinggi, agar dimensi sistem isolasi
menjadi kecil dan penggunaan bahan semakin sedikit, sehingga harganya
pun akan semakin murah.
 Rugi-rugi dielektriknya rendah, agar suhu bahan isolasi tidak melebihi batas
yang ditentukan.

12 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
 Memiliki kekuatan kerak (tracking strength) yang tinggi, agar tidak terjadi
erosi karena tekanan listrik permukaan.
 Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga membuat arus
pemuatan (charging current) tidak melebihi batas yang diijinkan.

Bahan isolasi juga sekaligus merupakan bahan konstruksi peralatan, oleh


karena itu ia juga memikul beban mekanis, sehingga bahan isolasi harus
memenuhi persyaratan mekanis yang dibutuhkan. Sifat mekanis yang dibutuhkan
tergantung pada pemakaian, seperti diberikan dibawah ini.
 Isolator hantaran udara, sifat mekanis terpentingnya Kekuatan regangan
(tensile strength).
 Isolator pendukung pada gardu, sifat mekanis terpentingnya Kekuatan
tekuk (bending strength).
 Isolator antena, sifat mekanis terpentingnya Kekuatan tekan (pressure
strength).
 Pemutus daya (circuit breaker), sifat mekanis terpentingnya Kekuatan
tekanan dadakan (bursting pressure withstand).

Karakteristik mekanis, seperti elastisitas, kekenyalan dan lain-lain,


mempunyai hubungan yang nyata dengan tekanan dan ketepatan rancangan.
Peralatan-peralatan listrik akan mengalami kenaikan suhu selama beroperasi,
baik pada tegangan kerja normal maupun dalam kondisi gangguan, sehingga
bahan isolasi harus memiliki sifat themal sebagai berikut :
 kemampuan untuk menahan panas tinggi (daya tahan panas)
 kerentanan terhadap perubahan bentuk pada keadaan panas.
 konduktivitas panas tinggi.
 koefisien muai panas rendah.
 tidak mudah terbakar.
 tahan terhadap busur api, dan lain-lain.

Bahan isolasi harus dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dimana


bahan itu digunakan. Oleh karena itu bahan isolasi harus memiliki kemampuan
sebagai berikut :
 memiliki daya tahan terhadap minyak dan ozon.
 memiliki kekedapan dan kekenyalan higroskopis yang tinggi.
 daya serap air rendah.

13 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
 stabil ketika mengalami radiasi.

Bahan isolasi untuk sistem tegangan tinggi sering menetapkan beberapa


persyaratan, dan diantaranya ada yang saling bertentangan. Oleh karena itu
dalam pemilihan bahan isolasi untuk suatu keperluan khusus sering dilakukan
dengan mencari kompromi antara penyimpangan kebutuhan dengansifat yang
diinginkan, sehingga pemilihan yang benar-benar memuaskan tidak terpenuhi.
ada enam sifat listrik dielektrik, yaitu:
1. Kekuatan dielektrik
2. Konduktansi
3. Rugi-rugi dielektrik
4. Tahanan isolasi
5. Peluahan parsial (partial discharge)
6. Kekuatan kerak isolasi (tracking strength)

3. Sifat-sifat Bahan Penyekat


Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan
sifat kelistrikanya. Di samping itu juga perlu mempertimbangkan sifat termal, sifat
mekanis, dan sifat kimia. Sifat kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan
kerugian dielektrik. Penyekat membutuhkan bahan yang mempunyai resistivitas
yang besar agar arus yang bocor sekecil mungkin (dapat diabaikan). Yang perlu
diperhatikan di sini adalah bahwa bahan isolasi yang higroskopis hendaknya
dipertimbangkan penggunaannya pada tempat-tempat yang lembab karena
resistivitasnya akan turun. Resistivitas juga akan turun jika tegangan yang
diberikan naik.
Besarnya kapasitansi bahan isolasi yang berfungsi sebagai dielektrik
ditentukan oleh permitivitasnya, di samping jarak dan luas permukaannya.
Besarnya permitivitas udara adalah 1,00059, sedangakan untuk zat padat dan
zat cair selalu lebih besar dari itu. Apabila bahan isolasi diberi tegangan bolak-
balik maka akan terdapat energi yang diserap oleh bahan tersebut. Besarnya
kerugian energi yang diserap bahan isolasi tersebut berbanding lurus dengan
tegangan, frekuensi, kapasitansi, dan sudut kerugian dielektrik. Sudut tersebut
terletak antara arus kapasitif dan arus total (Ic + Ir).
Suhu juga berpengaruh terhadap kekuatan mekanis, kekerasan, viskositas,
ketahanan terhadap pengaruh kimia dan sebagainya. Bahan isolasi dapat rusak
14 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
diakibatkan oleh panas pada kurun waktu tertentu. Waktu tersebut disebut umur
panas bahan isolasi. Sedangakan kemampuan bahan menahan suhu tertentu
tanpa terjadi kerusakan disebut ketahanan panas. Menurut IEC (International
Electrotechnical Commission) didasarkan atas batas suhu kerja bahan, bahan
isolasi yang digunakan pada suhu di bawah nol (missal pada pesawat terbang,
pegunungan) perlu juga diperhitungkan karena pada suhu di bawah nol bahan
isolasi akan menjadi keras dan regas. Pada mesin-mesin listrik, kenaikan suhu
pada penghantar dipengaruhi oleh resistansi panas bahan isolasi.
Bahan isolasi tersebut hendaknya mampu meneruskan panas yang
didesipasikan oleh penghantar atau rangkaian magnetik ke udara sekelilingnya.
Kemampuan larut bahan isolasi, resistansi kimia, higroskopis, permeabilitas uap,
pengaruh tropis, dan resistansi radio aktif perlu dipertimbangkan pada
penggunaan tertentu. Kemampuan larut diperlukan dalam menentukan macam
bahan pelarut untuk suatu bahan dan dalam menguji kemampuan bahan isolasi
terhadap cairan tertentu selama diimpregnasi atau dalam pemakaian.
Kemampuan larut bahan padat dapat dihitung berdasarkan banyaknya bagian
permukaan bahan yang dapat larut setiap satuan waktu jika diberi bahan pelarut.
Umumnya kemampuan larut bahan akan bertambah jika suhu dinaikkan.
Ketahanan terhadap korosi akibat gas, air, asam, basa, dan garam.
Bahan isolasi juga bervariasi antara satu pemakaian bahan isolasi di daerah
yang konsentrasi kimianya aktif, instalasi tegangan tinggi, dan suhu di atas
normal. Uap air dapat memperkecil daya isolasi bahan. Karena bahan isolasi
juga mempunyai sifat higroskopis maka selama penyimpanan atau pemakaian
diusahakan agar tidak terjadi penyerapan uap air oleh bahan isolasi, dengan
memberikan bahan penyerap uap air, yaitu senyawa P2O5 atau CaC12. Bahan
yang molekulnya berisi kelompok hidroksil (OH) higrokopisitasnya relative besar
dibanding bahan parafin dan polietilin yang tidak dapat menyerap uap air.
Bahan isolasi hendaknya juga mempunyai permeabilitas uap (kemampuan
untuk dilewati uap) yang besar, khususnya bagi bahan yang digunakan untuk
isolasi kabel dan rumah kapasitor. Di daerah tropis basah dimungkinkan
tumbuhnya jamur dan serangga. Suhu yang tinggi disertai kelembaban dalam
waktu lama dapat menyebabkan turunnya kemampuan isolasi. Oleh karena
bahan isolasi hendaknya dipisi bahan anti jamur (paranitro phenol, dan pentha
chloro phenol).

15 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
Pemakaian bahan isolasi sering dipengaruhi bermacam-macam energi
radiasi yang dapat berpengaruh dan mengubah sifat bahan isolasi. Radiasi sinar
matahari mempengaruhi umur bahan, khususnya jika bersinggungan dengan
oksigen. Sinar ultra violet dapat merusak beberapa bahan organic. T yaitu
kekuatan mekanik elastisitas. Sinar X sinar-sinar dari reactor nuklir, partikel-
partikel radio isotop juga mempengaruhi kemampuan bahan isolasi. Sifat
mekanis bahan yang meliputi kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan derajat
kekerasan bahan isolasi juga menjadi pertimbangan dalam memilih suatu jenis
bahan isolasi.

4. Pembagian Kelas Bahan Penyekat


Bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa kelas berdasarkan suhu kerja
maksimum, yaitu sebagai berikut :
a) Kelas Y, suhu kerja maksimum 90°C
Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti
Katun, sutera alam, wol sintetis, rayon serat poliamid, kertas, prespan,
kayu, poliakrilat, polietilen, polivinil, karet, dan sebagainya) yang tidak
dicelup dalam bahan pernis atau bahan pencelup lainnya. Termasuk juga
bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu rendah.
b) Kelas A, suhu kerja maksimum 150°C
Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis aspal
atau kompon, minyak trafo, email yang dicampur dengan vernis dan
poliamil atau yang terendam dalam cairan dielektrikum (seperti penyekat
fiber pada transformator yang terendam minyak). Bahan -bahan ini adalah
katun, sutera, dan kertas yang telah dicelup, termasuk kawat email
(enamel) yang terlapis damar-oleo dan damar-polyamide.
c) Kelas E, suhu kerja maksimum 120°C
Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat
polyvinylformal, polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain
sejenis dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film
dan serat polyethylene terephthalate.
d) Kelas B, suhu kerja maksimum 130°C
Yaitu Yaitu bahan non-organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang
dicelup atau direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan

16 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
biasanya tahan panas (dengan dasar minyak pengering, bitumin sirlak,
bakelit, dan sebagainya).
e) Kelas F, suhu kerja maksimum 155°C
Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan epoksi,
poliurethan, atau vernis yang tahan panas tinggi.
f) Kelas H, suhu kerja maksimum 180°C
Semua bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas
fiber yang dicelup dalam silikon tanpa campuran bahan berserat (kertas,
katun, dan sebagainya). Dalam kelas ini termasuk juga karet silikon dan
email kawat poliamid murni.
g) Kelas C, suhu kerja diatas 180°C
Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan substansi
organic, misalnya mika, mikanit yang tahan panas (menggunakan bahan
pengikat anorganik), mikaleks, gelas, dan bahan keramik. Hanya satu
bahan organik saja yang termasuk kelas C yaitu politetra fluoroetilen
(Teflon).

C. Rangkuman

Bahan penyekat/isolasi adalah bahan yang bersifat mengisolir arus listrik,


artinya suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali terhadap arus
listrik. Sedangkan berdasarkan teori atom bahan penyekat adalah bahan yang
susunan atomnya sedemikian rupa sehingga elektron di valence band tidak
mampu pindah ke conduction band karena energi gap-nya besar sekali,
sehingga di conduction band tidak terdapat pembawa muatan.
Bahan isolasi harus dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dimana
bahan itu digunakan. Oleh karena itu bahan isolasi harus memiliki kemampuan
sebagai berikut :
 memiliki daya tahan terhadap minyak dan ozon.
 memiliki kekedapan dan kekenyalan higroskopis yang tinggi.
 daya serap air rendah.
 stabil ketika mengalami radiasi.
Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan
sifat kelistrikanya. Di samping itu juga perlu mempertimbangkan sifat termal, sifat

17 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
mekanis, dan sifat kimia. Sifat kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan
kerugian dielektrik.

D. Tes Mandiri

1) Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat dari bahan penyekat/isolasi.


2) Sebutkan jenis bahan isolasi yang digunakan dalam teknik elektro.
3) Apa yang dimaksud dengan bahan isolasi ? Jelaskan.
4) Jelaskan diagram pita energi untuk bahan konduktor, semikonduktor dan
bahan isolasi.
5) Bila tegangan yang bekerja pada bahan isolasi bertambah besar, maka
tahanan isolasi akan berkurang, mengapa? Jelaskan

18 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
3. Kegiatan Belajar 3 : Semikonduktor
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah Berdiskusi dan menggali informasi peserta didik dapat :
 menjelaskan pengertian bahan semikondukto dengan benar dan
bertanggung jawab.
 Menyebutkan Bahan semikonduktor dengan benar dan percaya diri

B. Uraian Materi
1. Teori Dasar
Bahan semikonduktor adalah bahan yang daya hantar listriknya antara
-3
konduktif dan isolator. Tahanan jenis bahan semikonduktor antara 10 Ω
sampai dengan 10 +3
Ω. Atom-atom bahan semikonduktor membentuk kristal
dengan struktur tetrahedral dengan ikatan kovalen.
Bahan semikonduktor adalah bahan yang memiliki pita terlarang (forbidden
band) atau energy gap (EG) yang relatif kecil kira-kira sebesar 1 eV. Bahan-
bahan yang termasuk dalam bahan semikonduktor, antara lain;
• TRIVALENT: logam-logam yang memiliki atom- atom dengan jumlah
elektron terluar 3 buah seperti Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium
(In)
• TETRAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan
jumlah elektron terluar 4 buah seperti Silikon (Si) dan Germanium
(Ge)
• PENTAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan
jumlah elektron terluar 5 buah seperti Fosfor (P), Arsenikum (As),
dan Antimon (Sb)
Bahan semikonduktor yang banyak dipakai dalam elektronika adalah
0
silikon (Si) dan Germanium (Ge). Pada 0 K SI mempunyai lebar pita terlarang
(energy gap) 0,785 eV, sedang untuk Ge 1,21 eV. Baik Si maupun Ge
mempunyai elektron valensi 4. Ada 2 jenis bahan semikonduktor yaitu
semikonduktor intrinsik (murni) dan semikonduktor ekstrinsik (tidak murni).
Untuk semikonduktor ekstrinsik ada 2 tipe yaitu tipe-P dan tipe-N

2. Jenis
Semikonduktor instrinsik (murni) adalah semikonduktor yang tidak ataupun
belum terkotori oleh atom-atom asing.
19 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
o
Pada 0 K pita valensi penuh, pita konduksi kosong sehingga bersifat sebagai
isolator. Pada suhu yang lebih tinggi misal pada suhu kamar ada elektron
pada pita valensi yang energinya melebihi energi gap sehingga dapat
meloncat dari pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron bebas dengan
meninggalkan kekosongan pada pita valensi. Kekosongan ini disebut hole
(lubang) dan dianggap bermuatan positif sebesar muatan elektron. Dengan
demikian jika digambarkan pita energinya adalah seperti gambar berikut.

Gambar 3.1 Pita energi bahan semikonduktor instrinsik

Jika digambarkan ikatan kovalen atom-atomnya dan susunan


kristanya dalam dua dimensi maka tampak seperti pada gambar 12, tiap
atom terikat oleh ikatan kovalen dengan empat atom yang terikat. Dalam
gambar ikatan kovalen dilukiskan dengan 2 garis lengkung dengan 2
elektron valensi di dalamnya yang digambarkan dengan titik hitam. Lingkaran
dengan tanda +4 di dalamnya melukiskan ion-ion, yaitu inti atom beserta
elektron-elektronnya kecuali 4 elektron valensi.
o
Jadi semikonduktor intrinsik pada suhu 0 K bersifat sebagai isolator, dan
pada suhu agak tinggi bersifat sebagai konduktor karena adanya pembentukan
pasangan-pasangan eletron bebas hole yang keduanya berlaku sebagai
pembawa ikatan.

20 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
Gambar 3.2. Visualisasi dua dimensi ikatan kovalen bahan semikonduktor instrinsik

o
Jadi semikonduktor intrinsik pada suhu 0 K bersifat sebagai isolator,
dan pada suhu agak tinggi bersifat sebagai konduktor karena adanya
pembentukan pasangan-pasangan elektron bebas hole yang keduanya berlaku
sebagai pembawa ikatan. Jika konsentrasi (jumlah per volume) elektron
bebas dalam semi konduktor instrinsik dinyatakan dengan ni dan
konsentrasi hole dengan pi maka berlaku ;
ni = pi
Ketergantungan konsentrasi pembawa muatan dalam semikonduktor
instrinsik nterhadap suhu dapat ditentukan berdasarkan statistik Fermi Dirac,
dan menghasilkan formulasi sebagai berikut :
2 3 -EGO/kT
ni = AoT ∈

Ao = tetapan tak bergantung suhu


kelvin
T = suhu

o
EGO = energi gap pada 0 K dalam eV

o
K = konstante Bolzman dalam eV/ K

∈ = 2,7
Daya hantar jenis dan tahanan jenis semikonduktor intrinsik diberikan oleh
persamaan-persamaan :
σ = eni (µn + µp)
21 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
1
ρ=
eni ( μn + μ p )
σ = daya hantar listrik
ρ = tahanan jenis
µn = mobilitas elektron bebas
µp = mobilitas hole
Bahan semikonduktor intrinsik pada suhu yang sangat rendah:
• Semua elektron berada pada ikatan kovalen
• Tak ada elektron bebas atau tak ada pembawa muatan sehingga
bersifat sebagai isolator
Bahan semikonduktor intrinsik pada suhu kamar :
• Agitasi termal menyebabkan beberapa elektron valensi keluar dari
ikatan kovalen menjadi elektron bebas sebagai pembawa muatan
negatif
• Munculnya elektron bebas diikuti dengan terbentuknya hole (lubang)
sebagai pembawa muatan positif, peristiwanya disebut pembangkitan
(generation)
• Jika dipasang beda potensial, terjadi aliran arus (sebagai konduktor
dengan konduktansi rendah).

3. Semikonduktor ektrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah bahan semikonduktor yang memperoleh
pengotoran atau penyuntikan (doping) oleh atom asing. Dengan
mencampurkan/impurity atom lain diharapkan dapat meningkatkan hantaran
listrik yang lebih tinggi/baik dari pada semikonduktor instrinsik. Dopant adalah

atom pengotor, atom dopant : atom murni = 1 : 106 s/d. 108. Atom-atom dopant
pada semikonduktor tipe-N adalah atom-atom pentavalent, seperti P (pospor),
As (arsen), Sb (antimon), sebagai pembawa muatan elektron dan dinamakan atom
donor, sedangkan pada semikonduktor time-P trivalent, seperti B (boron), Ga
(gallium), In (indium), sebagai pembawa muatan hole dan dinamakan atom
akseptor.
3.1 Semikonduktor Tipe-N
Semikonduktor tipe N termasuk dalam semikonduktor ekstrinsik
(tak murni). Semi konduktor ekstrinsik adalah semikonduktor instrinsik yang

22 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
mendapat pengotoran (doping) atom- atom asing. Konsentrasi pengotoran
ini sangat kecil, dengan perbandingan atom pengotor (asing) dengan
atom asli berkisar antara 1 : 1 juta sampai dengan 1 : 100 juta. Tujuan ini
adalah agar bahan kaya akan satu jenis pembawa muatan saja (Elektron
bebas saja atau hole saja) dan untuk memperbesar daya hantar listrik.
Semikonduktor tipe N ialah semikonduktor ekstrinsik, yang diperoleh
dari semikonduktor intrinsik yang dikotori dengan atom asing yang bervalensi
5 seperti As, Pb, P. Karena perbandingan atom pengotor dengan atom asli
sangat kecil, maka setiap atom pengotor (asing) dikelilingi oleh atom-atom
asli. Elektron valensi yang ke 5 dari atom pengotor tidak terikat dalam ikatan
kovalen sehingga menjadi elektron bebas. Dengan demikian pada bahan ini
jumlah elektron bebas akan meningkat sesuai jumlah atom pengotornya
sehingga elektron bebas menjadi pembawa muatan mayoritas dan hole (yang
terbentuk akibat suhu) menjadi pembawa muatan minoritas. Karena
pembawa muatan mayoritasnya adalah elektron bebas, sedang elektron
bebas bermuatan negatif, maka semikonduktor yang terbentuk diberi nama
semi konduktor tipe N. dalam hal ini N kependekan dari kata Negatif, yakni
jenis muatan mayoritasnya. Jadi tidak berarti bahwa semikonduktor ini
bermuatan negatif. Semikonduktor ini tetap netral. Karena atom pengotor
memberikan kelebihan elektron-elektron dalam ikatan kovalen, maka disebut
donor (atom donor). Setelah donor memberikan kelebihan elektronnya, maka
akan menjadi ion positif. Jika keadaan ikatan dan pita tenaganya
digambarkan maka akan tampak seperti gambar di bawah ini.

23 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
Gambar 3.3. Pita energi semikonduktor tipe N

3.2 Semikonduktor Tipe-P


Semikonduktor ini diperoleh dari semikonduktor intrinsik yang dikotori
dengan atom asing yang bervalensi 3, misalnya Al, atau Ga. Karena
perbandingan atom pengotor dengan atom asli sangat kecil, maka setiap
atom pengotor hanya bervalensi 3 maka hanya menyediakan 3 elektron
dalam ikatan kovalen, sehingga ada kekurangan (kekosongan = lubang =
hole). Dengan demikian pengotoran ini menyebabkan meningkatnya jumlah
hole atau dengan kata lain hole sebagai pembawa muatan mayoritas. Sedang
pembawa muatan moniritasnya adalah elektron bebas yang terbentuk adalah
elektron bebas yang terbentuk akibat suhu. Karena pembawa muatan
mayoritasnya hole, sedang hole bermuatan positif maka semikonduktor yang
terbentuk disebut semikonduktor tipe P, dalam hal ini P kependekan dari kata
positif, yakni jenis muatan mayoritasnya. Jadi bukan berarti semikonduktor ini
bermuatan positif, tetapi semikonduktor ini tetap netral, seperti
halnya semikonduktor tipe N, karena atom pengotor menyediakan kekurangan,
maka disebut aseptor (atom aseptor). Hole mudah diisi oleh elektron dan
elektron yang mengisi meninggalkan hole baru dan seterusnya sehingga ada
gerakan hole. Setelah hole diisi oleh elektron, aseptor akan menjadi ion negatif.

Gambar 3.4. Pita energi semikonduktor tipe P

24 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
C. Rangkuman
Bahan semikonduktor adalah bahan yang memiliki pita terlarang (forbidden
band) atau energy gap (EG) yang relatif kecil kira-kira sebesar 1 eV. Bahan-
bahan yang termasuk dalam bahan semikonduktor, antara lain;
 TRIVALENT: logam-logam yang memiliki atom- atom dengan jumlah
elektron terluar 3 buah seperti Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium
(In)
 TETRAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan
jumlah elektron terluar 4 buah seperti Silikon (Si) dan Germanium
(Ge)
 PENTAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan
jumlah elektron terluar 5 buah seperti Fosfor (P), Arsenikum (As), dan
Antimon (Sb).
Bahan semikonduktor adalah bahan yang daya hantar listriknya antara
konduktif dan isolator. Tahanan jenis bahan semikonduktor antara sekitar

-3 +3
10 Ωm sampai dengans sekitar 10 Ωm. Atom-atom bahan
semikonduktor membentuk kristal dengan struktur tetrahedral, dengan ikatan
kovalen. Bahan semikonduktor yang banyak dipakai dalam elektkronika
0
adalah silikon (Si) dan Germanium (Ge). Pada 0 K SI mempunyai lebar pita
terlarang (energy gap) 0,785 eV, sedang untuk Ge 1,21 eV.
Bahan Si maupun Ge mempunyai elektron valensi 4. Ada 2 jenis bahan
semikonduktor yaitu semikonduktor intrinsik (murni) dan semikonduktor
ekstrinsik (tidak murni). Untuk semikonduktor ekstrinsik ada 2 tipe yaitu
semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N.

D. Tes Mandiri
1) Jelaskan secara rinci pengertian bahan semikonduktor baik mengenai
daya hantar jenis, unsur, struktur elektron, ikatan antar atom, maupun
struktur kristalnya.
2) Jelaskan terjadinya semikonduktor tipe P
3) Jelaskan terjadinya semikonduktor tipe N

25 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
26 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
III. EVALUASI

A. Tes Pilihan Ganda

1. Berikut bahan yang dapat menghantarkan arus listrik adalah……..


a. Karet d. Tembaga
b. Kayu e. keramik
c. Plastic

2. Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi


persyaratan-persyaratan, kecuali :
a. Konduktifitasnya cukup baik.
b. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
c. Koefisien muai panjangnya kecil.
d. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar
e. Koefisien muai panjangnya besar

3. Bahan non-organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang dicelup atau
direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan
panas (dengan dasar minyak pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan
sebagainya) termasuk kelas bahan penyekat…….
a. Kelas A
b. Kelas B
c. Kelas F
d. Kelas H
e. Kelas E

4. Bahan yang memiliki pita terlarang (forbidden band) atau energy gap
(EG) yang relatif kecil kira-kira sebesar 1 Ev adalah…..
a. Bahan konduktor
b. Bahan Isolator
c. Bahan semikonduktor
d. Bahan superkondutor
e. Bahan Penyekat

27 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
5. Logam-logam yang memiliki atom- atom dengan jumlah elektron
terluar 3 buah seperti Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium (In)
adalah…..
a. Pentavalent
b. Ekiuvalent
c. Tetravalent
d. Trivalent
e. viavalent

B. Tes Essay

1. Sebutkan persyaratan bahan konduktor dan jenis bahan yang digunakan


sebagai bahan konduktor ?
2. Sebutkan klasifikasi konduktor menurut bahan dan konstruksinya.
3. Apa yang dimaksud dengan bahan isolasi ? Jelaskan.
4. Jelaskan diagram pita energi untuk bahan konduktor, semikonduktor dan
bahan isolasi Jelaskan terjadinya semikonduktor tipe P ?

C. Kunci Jawaban
Tes Pilihan Ganda
1. D
2. E
3. B
4. C
5. D

Tes Essay
1. Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
 Konduktifitasnya cukup baik.
 Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
 Koefisien muai panjangnya kecil.
 Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.

28 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:
 Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan
sebagainya.
 Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga
atau aluminium yang diberi campuran dalam jumlah tertentu
dari logam jenis lain, yang gunanya untuk menaikkan kekuatan
mekanisnya.
 Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih
yang dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting)
atau pengelasan (welding).
2. Menurut Bahannya
a. kawat logam biasa,
contoh: BBC (Bare Copper Conductor), AAC (All Aluminum
Alloy Conductor).
b. kawat logam campuran (Alloy)
contoh: AAAC (All Aluminum Alloy Conductor), kawat logam
paduan (composite), seperti: kawat baja berlapis tembaga
(Copper Clad Steel) dan kawat baja berlapis aluminium
(Aluminum Clad Steel).
c. kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua
jenis logam atau lebih, contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel
Reinforced).
Menurut Konstruksinya
a. kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
b. kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat
padat yang dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan
konsentris.
c. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga
yang dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar

3. Bahan penyekat/isolasi adalah bahan yang bersifat mengisolir arus


listrik, artinya suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar
sekali terhadap arus listrik. Sedangkan berdasarkan teori atom
bahan penyekat adalah bahan yang susunan atomnya sedemikian
rupa sehingga elektron di valence band tidak mampu pindah ke

29 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
conduction band karena energi gap-nya besar sekali, sehingga di
conduction band tidak terdapat pembawa muatan
4. Bahan semikonduktor adalah bahan yang memiliki pita terlarang
(forbidden band) atau energy gap (EG) yang relatif kecil kira-kira
sebesar 1 eV. Bahan-bahan yang termasuk dalam bahan
semikonduktor, antara lain;
a. TRIVALENT: logam-logam yang memiliki atom- atom dengan
jumlah elektron terluar 3 buah seperti Boron (B), Gallium (Ga), dan
Indium (In)
b. TETRAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan
jumlah elektron terluar 4 buah seperti Silikon (Si) dan Germanium
(Ge)
c. PENTAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan
jumlah elektron terluar 5 buah seperti Fosfor (P), Arsenikum (As),
dan Antimon (Sb).

30 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
IV.PENUTUP

Melalui pembelajaran berbasis modul, diharapkan akan membantu


siswa/siswi Sekolah Menengah Kejuruan dapat belajar secara mandiri,
dapat mengukur kemampuan diri sendiri. Tidak terkecuali dalam
memahami bahan komponen listrik dan elektronika dan implementasinya.
Semoga modul ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan dalam
proses pembelajaran baik teori maupun praktik. Siswa/siswi dapat
mendalami materi lain disamping materi yang ada pada modul ini melalui
berbagai sumber, jurnal maupun internet. Semoga modul ini bermanfaat
khususnya pada program keahlian teknik instalasi tenaga listrik. Pada
kesempatan ini, penulis mohon saran dan kritik yang memotivasi
penyusun untuk lebih menyempurnakan modul ini diwaktu yang akan
datang

31 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika
DAFTAR PUSTAKA

Gerris, P.M.J. Ilmu Bahan-bahan Terj. M. Pamenan, Jakarta, PT. Pradnya


Paramita.
Kempster, M.H.A. Materials for engineers, 1981.
Muhaimin, Bahan-bahan Listrik untuk Politeknik, Jakarta, PT. Pradnya
Paramita.
Wagmeuller, H.R. dan Prastawa, I.B. Pengetahuan Bahan, Bandung:
Politeknik Mekanik Swiss-ITB.

32 | P a g e
Dasar Listrik dan Elektronika

Anda mungkin juga menyukai