Anda di halaman 1dari 18

Cover

MODUL PEMBELAJARAN
BAHAN KOMPONEN LISTRIK DAN ELEKTRONIKA

DISUSUN OLEH :

ASEP TARBINI

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
1. Kegiatan Belajar 1 : Konduktor
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah Berdiskusi dan menggali informasi peserta didik dapat :
 menjelaskan pengertian bahan konduktor dengan benar dan bertanggung
jawab.
 menyebutkan jenis-jenis bahan konduktor dengan benar dan percaya diri

B. Uraian Materi
1. Pengertian
Bahan logam, dengan ikatannya yang lemah dengan elektron valensi,
merupakan konduktor listrik dan penghantar panas yang baik. Konduktivitas ini
terjadi karena hanya diperlukan energi sedikit saja untuk mengaktifkan elektron
yang terdilokalisir ke level konduksi. Sebaliknya elektron memerlukan enegi yang
cukup besar untuk mengatasi sela energi yang besar dalam isolator.
Semikonduktor mempunyai sela energi yang kecil sehingga terdapat sejumlah
elektron untuk konduksi.

Gambar 1.1 Penghantar konduktor

Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam
yang sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar
adalah bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
 harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
 harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
 tahanan jenis harus kecil
 tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
 tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.
Bahan penghantar adalah komponen yang memegang peranan penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari satu tempat ke tempat yang lain. Bahan-bahan
yang banyak digunakan dalam penghantar listrik adalah tembaga, alumunium,
dan campuran logam-logam tersebut dengan logam jenis lain. Dalam memilih
bahan penghantar yang akan digunakan untuk saluran/jaringan harus
mempertimbangakan beberapa faktor ;
 Bahan konduktor harus mempunyai konduktivitas listrik yang cukup baik
 cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis
 harganya harus cukup murah.
Dalam konstruksi saluran peralatan-peralatan yang digunakan adalah
bermacam-macam, dan setiap peralatan tersebut mempunyai fungsi yang
berlainan yang menunjang terlaksananya fungsi dari saluran, sehingga saluran
tersebut dapat bekerja dengan baik. Peralatan-peralatan yang penting pada
saluran antara lain kawat penghantar, kabel, dan peralatan pembantu kawat
penghantar.

2. Jenis Bahan Konduktor


Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :
 Konduktifitasnya cukup baik.
 Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
 Koefisien muai panjangnya kecil.
 Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.

Gambar1.2 Bahan Konduktor

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:
 Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
 Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium
yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang
gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
 Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan
dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).

3. Klasifikasi Konduktor
A.Menurut Bahannya
1) kawat logam biasa,
contoh: BBC (Bare Copper Conductor), AAC (All Aluminum Alloy
Conductor).
2) kawat logam campuran (Alloy)
contoh: AAAC (All Aluminum Alloy Conductor), kawat logam paduan
(composite), seperti: kawat baja berlapis tembaga (Copper Clad Steel)
dan kawat baja berlapis aluminium (Aluminum Clad Steel).
3) kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis
logam atau lebih, contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced).
B.Menurut Konstruksinya
1) kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2) kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat
yang dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
3) kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang
dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.
C. Menurut bentuk fisiknya
1) konduktor telanjang.
2) konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada
bagian luarnya diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja,
contoh: Kabel twisted, Kabel NYY, Kabel NYCY/NYM, Kabel NYFGBY

4. Karakteristik Konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor, yaitu :

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
1. Karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor
yang menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-
8:1981, maka berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30oC untuk
konduktor 70 mm kemampuan maksimal dari konduktor untuk
menghantar arus adalah 275 A).
2. Karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor
terhadap arus listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk
konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30oC, maka
kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah
275 A).

5. Konduktivitas listrik
Sifat daya hantar listrik material dinyatakan dengan konduktivitas, yaitu
kebalikan dari resistivitas atau tahanan jenis penghantar, dimana tahanan jenis
penghantar tersebut didefinisikan sebagai :

R.A

l
dimana ; A : luas penampang ( mm²)
l : Panjang penghantar (m)
R : tahanan penghantar (ohm)
ρ : konduktivitas/tahanan jenis kawat (Ω mm²/meter)

Menyatakan kemudahan–kemudahan suatu material untuk meneruskan arus


listrik. Satuan konduktivitas adalah (ohm meter). Konduktivitas merupakan sifat
listrik yang diperlukan dalam berbagai pemakaian sebagai penghantar tenaga
listrik dan mempunyai rentang harga yang sangat luas. Logam atau material
yang merupakan penghantar listrik yang baik, memiliki konduktivitas listrik
dengan orde 107 (ohm.meter) -1
dan sebaliknya material isolator memiliki
konduktivitas yang sangat rendah, yaitu antara 10-10 sampai dengan 10-20
(ohm.m)-1. Diantara kedua sifat ekstrim tersebut, ada material semikonduktor
yang konduktivitasnya berkisar antara 10-6 sampai dengan 10-4 (ohm.m)-1.
Berbeda pada kabel tegangan rendah, pada kabel tegangan menengah untuk
pemenuhan fungsi penghantar dan pengaman terhadap penggunaan, ketiga
jenis atau sifat konduktivitas tersebut diatas digunakan semuanya.

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Bahan logam yang banyak digunakan sebagai konduktor dan mempunyai
nilai konduktivitas listrik (ohm meter), antara lain ;
Perak ( Ag ) ………………………. 6,8 x 107
Tembaga ( Cu ) ………………….. 6,0 x 107
Emas ( Au ) …………………….. .. 4,3 x 107
Alumunium ( Al ) ………………. .. 3,8 x 107
Kuningan ( 70% Cu – 30% Zn )… 1,6 x 107
Besi ( Fe ) ………………………… 1,0 x 107
Baja karbon ( Fe – C ) …………. 0,6 x 107
Baja tahan karat ( Fe – Cr ) …… 0,2 x 107

6. Kriteria mutu penghantar


Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur–unsur
pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya
banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri.
Unsur–unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan
mempengaruhi sifat–sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki
konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya.
Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi
juga membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan
penggunaan penghantar itu sendiri. Selain masalah teknis, penggunaan logam
sebagai penghantar ternyata juga sangat ditentukan oleh nilai ekonomis logam
tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi antara nilai teknis dan ekonomi
logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai kompromi termurahlah
yang akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada saat ini, logam
Tembaga dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam
penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Dari jenis–jenis logam penghantar diatas, tembaga merupakan
penghantar yang paling lama digunakan dalam bidang kelistrikan. Pada tahun
1913, oleh International Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan suatu
standar yang menunjukkan daya hantar kawat tembaga yang kemudian dikenal
sebagai International Annealed Copper Standard (IACS). Standar tersebut
menyebutkan bahwa untuk kawat tembaga yang telah dilunakkan dengan proses
anil (annealing), mempunyai panjang 1m dan luas penampang 1mm2, serta

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
mempunyai tahanan listrik (resistance) tidak lebih dari 0.017241 ohm pada suhu
20oC, dinyatakan mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang
dicapai dewasa ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar
jauh lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik
kawat tembaga sekarang ini bisa mencapai diatas 100% IACS. Untuk kawat
Aluminium, konduktivitas listriknya biasa dibandingkan terhadap standar kawat
tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat aluminium dari jenis EC
grade atau seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara 61.0 – 61.8%
IACS, tergantung pada kondisi kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat
penghantar dari paduan aluminium seri AA 6201, menurut standar ASTM B 3988
persaratan konduktivitas listriknya tidak boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat
penghantar 6201 ini biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis All
Aluminium Alloy Conductor (AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas,
kriteria mutu lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian
dari sifat – sifat atau kondisi berikut ini, yaitu:
 komposisi kimia.
 sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik
(elongation).
 sifat bending.
 diameter dan variasi yang diijinkan.
 kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.

C. Rangkuman
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam yang
sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar adalah
bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
 harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
 harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
 tahanan jenis harus kecil
 tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan
 tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur – unsur pemadu,
impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya banyak

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri. Unsur –
unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan mempengaruhi
sifat – sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki konduktivitas
listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya. Akan tetapi
kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut ; konduktifitasnya cukup baik, kekuatan mekanisnya
(kekuatan tarik) cukup tinggi, koefisien muai panjangnya kecil, modulus
kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar. Bahan-bahan yang biasa
digunakan sebagai konduktor, antara lain:
 Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
 Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau
aluminium yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis
lain, yang gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
 Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang
dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan
(welding).

D. Tes Mandiri

1) Sebutkan persyaratan bahan konduktor dan jenis bahan yang


digunakan sebagai bahan konduktor.
2) Sebutkan klasifikasi konduktor menurut bahan dan konstruksinya.
3) Sebutkan sifat-sifat bahan logam dan kegunaannya.
4) Dalam penggunaannya bahan penghantar ada yang harus dalam
bentuk paduan atau campuran dengan bahan lain, mengapa?
5) Sebutkan macam-macam bahan penghantar campuran atau paduan,
dan jelaskan.

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
2. Kegiatan Belajar 2 : Isolator
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah Berdiskusi dan menggali informasi peserta didik dapat :
 menjelaskan pengertian bahan isolator dengan benar dan bertanggung
jawab
 menyebutkan sifat-sifat bahan penyekat, jenis bahan penyekat dan kelas
bahan penyekat dengan benar dan percaya diri.

B. Uraian Materi
1. Teori Dasar
Bahan penyekat/isolasi adalah bahan yang bersifat mengisolir arus listrik,
artinya suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali terhadap arus
listrik. Bahan isolasi pada umumnya terdiri dari bahan-bahan organik dan an-
organik yang diperoleh dari proses kimia.
Sedangkan berdasarkan teori atom bahan penyekat adalah bahan yang susunan
atomnya sedemikian rupa sehingga elektron di valence band tidak mampu
pindah ke conduction band karena energi gap-nya besar sekali, sehingga di
conduction band tidak terdapat pembawa muatan.
Agar elektron di valence band dapat pindah ke conduction band diperlukan
energi luar yang besar sekali, yaitu tegangan tembus (breakdown voltage).
Berikut ini bentuk dari diagram pita energi untuk bahan isolasi, semikonduktor,
dan konduktor.

Keterangan gambar :
- CB = Conduction Band
- FB = Forbidden Band
- VB = Valence Band
- OL = Over Lopping

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Gambar 2.1 Diagram pita energy isolator, semikonduktor dan konduktor

Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang


bertegangan. Penyekat membutuhkan bahan yang mempunyai resistivitas yang
besar agar arus yang bocor sekecil mungkin (dapat diabaikan). Resistivitas juga
akan turun jika tegangan yang diberikan naik. Besarnya kerugian energi yang
diserap bahan isolasi tersebut berbanding lurus dengan tegangan, frekuensi,
kapasitansi, dan sudut kerugian dielektrik

2. Sifat Dielektrik Bahan Isolasi


Dalam menentukan dimensi suatu sistem isolasi, dibutuhkan pengetahuan
yang pasti mengenai jenis, besaran dan durasi tekanan elektrik yang akan
dialami bahan isolasi tersebut, dan disamping itu juga perlu untuk
mempertimbangkan kondisi sekitar dimana isolasi akan ditempatkan. selain itu,
perlu juga untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan isolasi sehingga dapat dipilih
bahan-bahan yang tepat untuk suatu sistem isolasi, dengan demikian akan
dihasilkan suatu rancangan yang paling ekonomis.
Fungsi yang penting dari suatu bahan isolasi adalah :
 Untuk mengisolasi antara suatu penghantar dengan penghantar lainnya.
misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa lainnya, atau
konduktor fasa dengan tanah.
 Untuk menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang
diisolasi,
 Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.
Tekanan yang diakibatkan oleh medan listrik, gaya mekanik, thermal dan
reaksi kimia dapat saja terjadi serentak, sehingga perlu diketahui efek bersama
dari semua parameter tersebut, dengan kata lain suatu bahan isolasi dinyatakan
ekonomis jika bahan tersebut dapat menahan semua tekanan tersebut dalam
jangka waktu yang lama.
Sifat listrik yang dibutuhkan untuk suatu bahan isolasi adalah sebagai
berikut :
 Mempunyai Kekuatan Dielektrik (KD) yang tinggi, agar dimensi sistem isolasi
menjadi kecil dan penggunaan bahan semakin sedikit, sehingga harganya
pun akan semakin murah.

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
 Rugi-rugi dielektriknya rendah, agar suhu bahan isolasi tidak melebihi batas
yang ditentukan.
 Memiliki kekuatan kerak (tracking strength) yang tinggi, agar tidak terjadi
erosi karena tekanan listrik permukaan.
 Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga membuat arus
pemuatan (charging current) tidak melebihi batas yang diijinkan.

Bahan isolasi juga sekaligus merupakan bahan konstruksi peralatan, oleh


karena itu ia juga memikul beban mekanis, sehingga bahan isolasi harus
memenuhi persyaratan mekanis yang dibutuhkan. Sifat mekanis yang dibutuhkan
tergantung pada pemakaian, seperti diberikan dibawah ini.
 Isolator hantaran udara, sifat mekanis terpentingnya Kekuatan regangan
(tensile strength).
 Isolator pendukung pada gardu, sifat mekanis terpentingnya Kekuatan
tekuk (bending strength).
 Isolator antena, sifat mekanis terpentingnya Kekuatan tekan (pressure
strength).
 Pemutus daya (circuit breaker), sifat mekanis terpentingnya Kekuatan
tekanan dadakan (bursting pressure withstand).

Karakteristik mekanis, seperti elastisitas, kekenyalan dan lain-lain,


mempunyai hubungan yang nyata dengan tekanan dan ketepatan rancangan.
Peralatan-peralatan listrik akan mengalami kenaikan suhu selama beroperasi,
baik pada tegangan kerja normal maupun dalam kondisi gangguan, sehingga
bahan isolasi harus memiliki sifat themal sebagai berikut :
 kemampuan untuk menahan panas tinggi (daya tahan panas)
 kerentanan terhadap perubahan bentuk pada keadaan panas.
 konduktivitas panas tinggi.
 koefisien muai panas rendah.
 tidak mudah terbakar.
 tahan terhadap busur api, dan lain-lain.

Bahan isolasi harus dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dimana


bahan itu digunakan. Oleh karena itu bahan isolasi harus memiliki kemampuan
sebagai berikut :
 memiliki daya tahan terhadap minyak dan ozon.

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
 memiliki kekedapan dan kekenyalan higroskopis yang tinggi.
 daya serap air rendah.
 stabil ketika mengalami radiasi.

Bahan isolasi untuk sistem tegangan tinggi sering menetapkan beberapa


persyaratan, dan diantaranya ada yang saling bertentangan. Oleh karena itu
dalam pemilihan bahan isolasi untuk suatu keperluan khusus sering dilakukan
dengan mencari kompromi antara penyimpangan kebutuhan dengansifat yang
diinginkan, sehingga pemilihan yang benar-benar memuaskan tidak terpenuhi.
ada enam sifat listrik dielektrik, yaitu:
1. Kekuatan dielektrik
2. Konduktansi
3. Rugi-rugi dielektrik
4. Tahanan isolasi
5. Peluahan parsial (partial discharge)
6. Kekuatan kerak isolasi (tracking strength)

3. Sifat-sifat Bahan Penyekat


Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan
sifat kelistrikanya. Di samping itu juga perlu mempertimbangkan sifat termal, sifat
mekanis, dan sifat kimia. Sifat kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan
kerugian dielektrik. Penyekat membutuhkan bahan yang mempunyai resistivitas
yang besar agar arus yang bocor sekecil mungkin (dapat diabaikan). Yang perlu
diperhatikan di sini adalah bahwa bahan isolasi yang higroskopis hendaknya
dipertimbangkan penggunaannya pada tempat-tempat yang lembab karena
resistivitasnya akan turun. Resistivitas juga akan turun jika tegangan yang
diberikan naik.
Besarnya kapasitansi bahan isolasi yang berfungsi sebagai dielektrik
ditentukan oleh permitivitasnya, di samping jarak dan luas permukaannya.
Besarnya permitivitas udara adalah 1,00059, sedangakan untuk zat padat dan
zat cair selalu lebih besar dari itu. Apabila bahan isolasi diberi tegangan bolak-
balik maka akan terdapat energi yang diserap oleh bahan tersebut. Besarnya
kerugian energi yang diserap bahan isolasi tersebut berbanding lurus dengan

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
tegangan, frekuensi, kapasitansi, dan sudut kerugian dielektrik. Sudut tersebut
terletak antara arus kapasitif dan arus total (Ic + Ir).
Suhu juga berpengaruh terhadap kekuatan mekanis, kekerasan, viskositas,
ketahanan terhadap pengaruh kimia dan sebagainya. Bahan isolasi dapat rusak
diakibatkan oleh panas pada kurun waktu tertentu. Waktu tersebut disebut umur
panas bahan isolasi. Sedangakan kemampuan bahan menahan suhu tertentu
tanpa terjadi kerusakan disebut ketahanan panas. Menurut IEC (International
Electrotechnical Commission) didasarkan atas batas suhu kerja bahan, bahan
isolasi yang digunakan pada suhu di bawah nol (missal pada pesawat terbang,
pegunungan) perlu juga diperhitungkan karena pada suhu di bawah nol bahan
isolasi akan menjadi keras dan regas. Pada mesin-mesin listrik, kenaikan suhu
pada penghantar dipengaruhi oleh resistansi panas bahan isolasi.
Bahan isolasi tersebut hendaknya mampu meneruskan panas yang
didesipasikan oleh penghantar atau rangkaian magnetik ke udara sekelilingnya.
Kemampuan larut bahan isolasi, resistansi kimia, higroskopis, permeabilitas uap,
pengaruh tropis, dan resistansi radio aktif perlu dipertimbangkan pada
penggunaan tertentu. Kemampuan larut diperlukan dalam menentukan macam
bahan pelarut untuk suatu bahan dan dalam menguji kemampuan bahan isolasi
terhadap cairan tertentu selama diimpregnasi atau dalam pemakaian.
Kemampuan larut bahan padat dapat dihitung berdasarkan banyaknya bagian
permukaan bahan yang dapat larut setiap satuan waktu jika diberi bahan pelarut.
Umumnya kemampuan larut bahan akan bertambah jika suhu dinaikkan.
Ketahanan terhadap korosi akibat gas, air, asam, basa, dan garam.
Bahan isolasi juga bervariasi antara satu pemakaian bahan isolasi di daerah
yang konsentrasi kimianya aktif, instalasi tegangan tinggi, dan suhu di atas
normal. Uap air dapat memperkecil daya isolasi bahan. Karena bahan isolasi
juga mempunyai sifat higroskopis maka selama penyimpanan atau pemakaian
diusahakan agar tidak terjadi penyerapan uap air oleh bahan isolasi, dengan
memberikan bahan penyerap uap air, yaitu senyawa P2O5 atau CaC12. Bahan
yang molekulnya berisi kelompok hidroksil (OH) higrokopisitasnya relative besar
dibanding bahan parafin dan polietilin yang tidak dapat menyerap uap air.
Bahan isolasi hendaknya juga mempunyai permeabilitas uap (kemampuan
untuk dilewati uap) yang besar, khususnya bagi bahan yang digunakan untuk
isolasi kabel dan rumah kapasitor. Di daerah tropis basah dimungkinkan
tumbuhnya jamur dan serangga. Suhu yang tinggi disertai kelembaban dalam

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
waktu lama dapat menyebabkan turunnya kemampuan isolasi. Oleh karena
bahan isolasi hendaknya dipisi bahan anti jamur (paranitro phenol, dan pentha
chloro phenol).
Pemakaian bahan isolasi sering dipengaruhi bermacam-macam energi
radiasi yang dapat berpengaruh dan mengubah sifat bahan isolasi. Radiasi sinar
matahari mempengaruhi umur bahan, khususnya jika bersinggungan dengan
oksigen. Sinar ultra violet dapat merusak beberapa bahan organic. T yaitu
kekuatan mekanik elastisitas. Sinar X sinar-sinar dari reactor nuklir, partikel-
partikel radio isotop juga mempengaruhi kemampuan bahan isolasi. Sifat
mekanis bahan yang meliputi kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan derajat
kekerasan bahan isolasi juga menjadi pertimbangan dalam memilih suatu jenis
bahan isolasi.

4. Pembagian Kelas Bahan Penyekat


Bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa kelas berdasarkan suhu kerja
maksimum, yaitu sebagai berikut :
a) Kelas Y, suhu kerja maksimum 90°C
Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti
Katun, sutera alam, wol sintetis, rayon serat poliamid, kertas, prespan,
kayu, poliakrilat, polietilen, polivinil, karet, dan sebagainya) yang tidak
dicelup dalam bahan pernis atau bahan pencelup lainnya. Termasuk juga
bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu rendah.
b) Kelas A, suhu kerja maksimum 150°C
Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis aspal
atau kompon, minyak trafo, email yang dicampur dengan vernis dan
poliamil atau yang terendam dalam cairan dielektrikum (seperti penyekat
fiber pada transformator yang terendam minyak). Bahan -bahan ini adalah
katun, sutera, dan kertas yang telah dicelup, termasuk kawat email
(enamel) yang terlapis damar-oleo dan damar-polyamide.
c) Kelas E, suhu kerja maksimum 120°C
Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat
polyvinylformal, polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain
sejenis dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film
dan serat polyethylene terephthalate.
d) Kelas B, suhu kerja maksimum 130°C

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Yaitu Yaitu bahan non-organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang
dicelup atau direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan
biasanya tahan panas (dengan dasar minyak pengering, bitumin sirlak,
bakelit, dan sebagainya).
e) Kelas F, suhu kerja maksimum 155°C
Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan epoksi,
poliurethan, atau vernis yang tahan panas tinggi.
f) Kelas H, suhu kerja maksimum 180°C
Semua bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas
fiber yang dicelup dalam silikon tanpa campuran bahan berserat (kertas,
katun, dan sebagainya). Dalam kelas ini termasuk juga karet silikon dan
email kawat poliamid murni.
g) Kelas C, suhu kerja diatas 180°C
Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan substansi
organic, misalnya mika, mikanit yang tahan panas (menggunakan bahan
pengikat anorganik), mikaleks, gelas, dan bahan keramik. Hanya satu
bahan organik saja yang termasuk kelas C yaitu politetra fluoroetilen
(Teflon).

C. Rangkuman

Bahan penyekat/isolasi adalah bahan yang bersifat mengisolir arus listrik,


artinya suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali terhadap arus
listrik. Sedangkan berdasarkan teori atom bahan penyekat adalah bahan yang
susunan atomnya sedemikian rupa sehingga elektron di valence band tidak
mampu pindah ke conduction band karena energi gap-nya besar sekali, sehingga
di conduction band tidak terdapat pembawa muatan.
Bahan isolasi harus dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dimana
bahan itu digunakan. Oleh karena itu bahan isolasi harus memiliki kemampuan
sebagai berikut :
 memiliki daya tahan terhadap minyak dan ozon.
 memiliki kekedapan dan kekenyalan higroskopis yang tinggi.
 daya serap air rendah.
 stabil ketika mengalami radiasi.
Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
sifat kelistrikanya. Di samping itu juga perlu mempertimbangkan sifat termal, sifat
mekanis, dan sifat kimia. Sifat kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan
kerugian dielektrik.

D. Tes Mandiri

1) Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat dari bahan penyekat/isolasi.


2) Sebutkan jenis bahan isolasi yang digunakan dalam teknik elektro.
3) Apa yang dimaksud dengan bahan isolasi ? Jelaskan.
4) Jelaskan diagram pita energi untuk bahan konduktor, semikonduktor dan
bahan isolasi.
5) Bila tegangan yang bekerja pada bahan isolasi bertambah besar, maka
tahanan isolasi akan berkurang, mengapa? Jelaskan

Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
DAFTAR PUSTAKA

Gerris, P.M.J. Ilmu Bahan-bahan Terj. M. Pamenan, Jakarta, PT. Pradnya


Paramita.
Kempster, M.H.A. Materials for engineers, 1981.
Muhaimin, Bahan-bahan Listrik untuk Politeknik, Jakarta, PT. Pradnya
Paramita.
Wagmeuller, H.R. dan Prastawa, I.B. Pengetahuan Bahan, Bandung:
Politeknik Mekanik Swiss-ITB.

Page
Dasar Listrik dan Elektronika

Anda mungkin juga menyukai