MODUL PEMBELAJARAN
BAHAN KOMPONEN LISTRIK DAN ELEKTRONIKA
DISUSUN OLEH :
ASEP TARBINI
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
1. Kegiatan Belajar 1 : Konduktor
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah Berdiskusi dan menggali informasi peserta didik dapat :
menjelaskan pengertian bahan konduktor dengan benar dan bertanggung
jawab.
menyebutkan jenis-jenis bahan konduktor dengan benar dan percaya diri
B. Uraian Materi
1. Pengertian
Bahan logam, dengan ikatannya yang lemah dengan elektron valensi,
merupakan konduktor listrik dan penghantar panas yang baik. Konduktivitas ini
terjadi karena hanya diperlukan energi sedikit saja untuk mengaktifkan elektron
yang terdilokalisir ke level konduksi. Sebaliknya elektron memerlukan enegi yang
cukup besar untuk mengatasi sela energi yang besar dalam isolator.
Semikonduktor mempunyai sela energi yang kecil sehingga terdapat sejumlah
elektron untuk konduksi.
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam
yang sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar
adalah bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
tahanan jenis harus kecil
tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.
Bahan penghantar adalah komponen yang memegang peranan penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari satu tempat ke tempat yang lain. Bahan-bahan
yang banyak digunakan dalam penghantar listrik adalah tembaga, alumunium,
dan campuran logam-logam tersebut dengan logam jenis lain. Dalam memilih
bahan penghantar yang akan digunakan untuk saluran/jaringan harus
mempertimbangakan beberapa faktor ;
Bahan konduktor harus mempunyai konduktivitas listrik yang cukup baik
cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis
harganya harus cukup murah.
Dalam konstruksi saluran peralatan-peralatan yang digunakan adalah
bermacam-macam, dan setiap peralatan tersebut mempunyai fungsi yang
berlainan yang menunjang terlaksananya fungsi dari saluran, sehingga saluran
tersebut dapat bekerja dengan baik. Peralatan-peralatan yang penting pada
saluran antara lain kawat penghantar, kabel, dan peralatan pembantu kawat
penghantar.
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:
Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium
yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang
gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan
dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).
3. Klasifikasi Konduktor
A.Menurut Bahannya
1) kawat logam biasa,
contoh: BBC (Bare Copper Conductor), AAC (All Aluminum Alloy
Conductor).
2) kawat logam campuran (Alloy)
contoh: AAAC (All Aluminum Alloy Conductor), kawat logam paduan
(composite), seperti: kawat baja berlapis tembaga (Copper Clad Steel)
dan kawat baja berlapis aluminium (Aluminum Clad Steel).
3) kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis
logam atau lebih, contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced).
B.Menurut Konstruksinya
1) kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2) kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat
yang dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
3) kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang
dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.
C. Menurut bentuk fisiknya
1) konduktor telanjang.
2) konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada
bagian luarnya diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja,
contoh: Kabel twisted, Kabel NYY, Kabel NYCY/NYM, Kabel NYFGBY
4. Karakteristik Konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor, yaitu :
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
1. Karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor
yang menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-
8:1981, maka berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30oC untuk
konduktor 70 mm kemampuan maksimal dari konduktor untuk
menghantar arus adalah 275 A).
2. Karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor
terhadap arus listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk
konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30oC, maka
kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah
275 A).
5. Konduktivitas listrik
Sifat daya hantar listrik material dinyatakan dengan konduktivitas, yaitu
kebalikan dari resistivitas atau tahanan jenis penghantar, dimana tahanan jenis
penghantar tersebut didefinisikan sebagai :
R.A
l
dimana ; A : luas penampang ( mm²)
l : Panjang penghantar (m)
R : tahanan penghantar (ohm)
ρ : konduktivitas/tahanan jenis kawat (Ω mm²/meter)
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Bahan logam yang banyak digunakan sebagai konduktor dan mempunyai
nilai konduktivitas listrik (ohm meter), antara lain ;
Perak ( Ag ) ………………………. 6,8 x 107
Tembaga ( Cu ) ………………….. 6,0 x 107
Emas ( Au ) …………………….. .. 4,3 x 107
Alumunium ( Al ) ………………. .. 3,8 x 107
Kuningan ( 70% Cu – 30% Zn )… 1,6 x 107
Besi ( Fe ) ………………………… 1,0 x 107
Baja karbon ( Fe – C ) …………. 0,6 x 107
Baja tahan karat ( Fe – Cr ) …… 0,2 x 107
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
mempunyai tahanan listrik (resistance) tidak lebih dari 0.017241 ohm pada suhu
20oC, dinyatakan mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang
dicapai dewasa ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar
jauh lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik
kawat tembaga sekarang ini bisa mencapai diatas 100% IACS. Untuk kawat
Aluminium, konduktivitas listriknya biasa dibandingkan terhadap standar kawat
tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat aluminium dari jenis EC
grade atau seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara 61.0 – 61.8%
IACS, tergantung pada kondisi kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat
penghantar dari paduan aluminium seri AA 6201, menurut standar ASTM B 3988
persaratan konduktivitas listriknya tidak boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat
penghantar 6201 ini biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis All
Aluminium Alloy Conductor (AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas,
kriteria mutu lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian
dari sifat – sifat atau kondisi berikut ini, yaitu:
komposisi kimia.
sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik
(elongation).
sifat bending.
diameter dan variasi yang diijinkan.
kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.
C. Rangkuman
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam yang
sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar adalah
bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
tahanan jenis harus kecil
tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan
tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur – unsur pemadu,
impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya banyak
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri. Unsur –
unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan mempengaruhi
sifat – sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki konduktivitas
listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya. Akan tetapi
kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut ; konduktifitasnya cukup baik, kekuatan mekanisnya
(kekuatan tarik) cukup tinggi, koefisien muai panjangnya kecil, modulus
kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar. Bahan-bahan yang biasa
digunakan sebagai konduktor, antara lain:
Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau
aluminium yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis
lain, yang gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang
dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan
(welding).
D. Tes Mandiri
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
2. Kegiatan Belajar 2 : Isolator
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah Berdiskusi dan menggali informasi peserta didik dapat :
menjelaskan pengertian bahan isolator dengan benar dan bertanggung
jawab
menyebutkan sifat-sifat bahan penyekat, jenis bahan penyekat dan kelas
bahan penyekat dengan benar dan percaya diri.
B. Uraian Materi
1. Teori Dasar
Bahan penyekat/isolasi adalah bahan yang bersifat mengisolir arus listrik,
artinya suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali terhadap arus
listrik. Bahan isolasi pada umumnya terdiri dari bahan-bahan organik dan an-
organik yang diperoleh dari proses kimia.
Sedangkan berdasarkan teori atom bahan penyekat adalah bahan yang susunan
atomnya sedemikian rupa sehingga elektron di valence band tidak mampu
pindah ke conduction band karena energi gap-nya besar sekali, sehingga di
conduction band tidak terdapat pembawa muatan.
Agar elektron di valence band dapat pindah ke conduction band diperlukan
energi luar yang besar sekali, yaitu tegangan tembus (breakdown voltage).
Berikut ini bentuk dari diagram pita energi untuk bahan isolasi, semikonduktor,
dan konduktor.
Keterangan gambar :
- CB = Conduction Band
- FB = Forbidden Band
- VB = Valence Band
- OL = Over Lopping
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Gambar 2.1 Diagram pita energy isolator, semikonduktor dan konduktor
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Rugi-rugi dielektriknya rendah, agar suhu bahan isolasi tidak melebihi batas
yang ditentukan.
Memiliki kekuatan kerak (tracking strength) yang tinggi, agar tidak terjadi
erosi karena tekanan listrik permukaan.
Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga membuat arus
pemuatan (charging current) tidak melebihi batas yang diijinkan.
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
memiliki kekedapan dan kekenyalan higroskopis yang tinggi.
daya serap air rendah.
stabil ketika mengalami radiasi.
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
tegangan, frekuensi, kapasitansi, dan sudut kerugian dielektrik. Sudut tersebut
terletak antara arus kapasitif dan arus total (Ic + Ir).
Suhu juga berpengaruh terhadap kekuatan mekanis, kekerasan, viskositas,
ketahanan terhadap pengaruh kimia dan sebagainya. Bahan isolasi dapat rusak
diakibatkan oleh panas pada kurun waktu tertentu. Waktu tersebut disebut umur
panas bahan isolasi. Sedangakan kemampuan bahan menahan suhu tertentu
tanpa terjadi kerusakan disebut ketahanan panas. Menurut IEC (International
Electrotechnical Commission) didasarkan atas batas suhu kerja bahan, bahan
isolasi yang digunakan pada suhu di bawah nol (missal pada pesawat terbang,
pegunungan) perlu juga diperhitungkan karena pada suhu di bawah nol bahan
isolasi akan menjadi keras dan regas. Pada mesin-mesin listrik, kenaikan suhu
pada penghantar dipengaruhi oleh resistansi panas bahan isolasi.
Bahan isolasi tersebut hendaknya mampu meneruskan panas yang
didesipasikan oleh penghantar atau rangkaian magnetik ke udara sekelilingnya.
Kemampuan larut bahan isolasi, resistansi kimia, higroskopis, permeabilitas uap,
pengaruh tropis, dan resistansi radio aktif perlu dipertimbangkan pada
penggunaan tertentu. Kemampuan larut diperlukan dalam menentukan macam
bahan pelarut untuk suatu bahan dan dalam menguji kemampuan bahan isolasi
terhadap cairan tertentu selama diimpregnasi atau dalam pemakaian.
Kemampuan larut bahan padat dapat dihitung berdasarkan banyaknya bagian
permukaan bahan yang dapat larut setiap satuan waktu jika diberi bahan pelarut.
Umumnya kemampuan larut bahan akan bertambah jika suhu dinaikkan.
Ketahanan terhadap korosi akibat gas, air, asam, basa, dan garam.
Bahan isolasi juga bervariasi antara satu pemakaian bahan isolasi di daerah
yang konsentrasi kimianya aktif, instalasi tegangan tinggi, dan suhu di atas
normal. Uap air dapat memperkecil daya isolasi bahan. Karena bahan isolasi
juga mempunyai sifat higroskopis maka selama penyimpanan atau pemakaian
diusahakan agar tidak terjadi penyerapan uap air oleh bahan isolasi, dengan
memberikan bahan penyerap uap air, yaitu senyawa P2O5 atau CaC12. Bahan
yang molekulnya berisi kelompok hidroksil (OH) higrokopisitasnya relative besar
dibanding bahan parafin dan polietilin yang tidak dapat menyerap uap air.
Bahan isolasi hendaknya juga mempunyai permeabilitas uap (kemampuan
untuk dilewati uap) yang besar, khususnya bagi bahan yang digunakan untuk
isolasi kabel dan rumah kapasitor. Di daerah tropis basah dimungkinkan
tumbuhnya jamur dan serangga. Suhu yang tinggi disertai kelembaban dalam
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
waktu lama dapat menyebabkan turunnya kemampuan isolasi. Oleh karena
bahan isolasi hendaknya dipisi bahan anti jamur (paranitro phenol, dan pentha
chloro phenol).
Pemakaian bahan isolasi sering dipengaruhi bermacam-macam energi
radiasi yang dapat berpengaruh dan mengubah sifat bahan isolasi. Radiasi sinar
matahari mempengaruhi umur bahan, khususnya jika bersinggungan dengan
oksigen. Sinar ultra violet dapat merusak beberapa bahan organic. T yaitu
kekuatan mekanik elastisitas. Sinar X sinar-sinar dari reactor nuklir, partikel-
partikel radio isotop juga mempengaruhi kemampuan bahan isolasi. Sifat
mekanis bahan yang meliputi kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan derajat
kekerasan bahan isolasi juga menjadi pertimbangan dalam memilih suatu jenis
bahan isolasi.
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Yaitu Yaitu bahan non-organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang
dicelup atau direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan
biasanya tahan panas (dengan dasar minyak pengering, bitumin sirlak,
bakelit, dan sebagainya).
e) Kelas F, suhu kerja maksimum 155°C
Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan epoksi,
poliurethan, atau vernis yang tahan panas tinggi.
f) Kelas H, suhu kerja maksimum 180°C
Semua bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas
fiber yang dicelup dalam silikon tanpa campuran bahan berserat (kertas,
katun, dan sebagainya). Dalam kelas ini termasuk juga karet silikon dan
email kawat poliamid murni.
g) Kelas C, suhu kerja diatas 180°C
Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan substansi
organic, misalnya mika, mikanit yang tahan panas (menggunakan bahan
pengikat anorganik), mikaleks, gelas, dan bahan keramik. Hanya satu
bahan organik saja yang termasuk kelas C yaitu politetra fluoroetilen
(Teflon).
C. Rangkuman
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
sifat kelistrikanya. Di samping itu juga perlu mempertimbangkan sifat termal, sifat
mekanis, dan sifat kimia. Sifat kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan
kerugian dielektrik.
D. Tes Mandiri
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
Page
Dasar Listrik dan Elektronika
DAFTAR PUSTAKA
Page
Dasar Listrik dan Elektronika