Konduktor
Oleh:
Miftachuljanah (5215144170)
Jurusan Elektro
Fakultas Teknik
Kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin serta
petunjuk, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Bahan
Konduktor dan Aplikasinya dalam mata kuliah Bahan-Bahan Listrik. Tugas ini
disusun berdasarkan teori yang diperoleh selama mengerjakan tugas yang
diberikan. Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan tenggang waktu yang telah
diberikan oleh pihak dosen.
Namun dalam penyusunan makalah ini, kami masih merasakan banyak
kekurangan-kekurangan dan kelemahan, baik dari segi kualitas isi maupun
susunannya. Oleh karena itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam penyusunan makalah ini kami melakukan kesalahan.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna sebagai
informasi tentang keadaan daerah perbatasan yang ada di Indonesia.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan listrik dalam sistem tanaga listrik merupakan salah satu elemen
penting yang akan menentukan kualitas penyaluran energi listrik itu sendiri.
Bahan listrik yang sangat populer selama ini meliputi konduktor,
semikonduktor, dan isolator. Satu lagi yang dikenal dengan super konduktor,
namun masih dalam penelitian intensif para ahli. Ketiga bahan tadi secara
integratif dalam sistem kelistrikan dimanfaatkan secara optimal. Seperti
konduktor adalah salah satu material paling besar yang dipakai dalam
penyaluran tenaga listrik baik alumunium maupun tembaga atau campuran
dengan bahan lain.
Suatu bahan dapat berbentuk padat, cair atau gas. Wujud bahan tertentu
juga bisa berubah karena pengaruh suhu. Selain pengelompokkan berdasarkan
wujud tersebut dalam teknik listik bahan-bahan juga dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Bahan penghantar (Kondukor)
2. Bahan penyekat (Isolator)
3. Bahan setengah penghantar (Semi konduktor)
4. Bahan magnetis
5. Bahan Super konduktor
6. Bahan nuklir
7. Bahan khusus (bahan untuk pembuat kontak-kontak, untuk sikering, dsb)
Penghantar dalam teknik adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik,
baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka
disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis
yang kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif. Emas, perak, tembaga,
alumunium, zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar.
Jadi sebagai penghantar emas adalah sangat baik, tetapi sangat mahal
harganya, maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak
digunakan.
BAB II
ISI PEMBAHASAN
Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang baik. Bahan ini mempunyai
daya hantar listrik (Electrical Conductivity) yang besar dan tahanan listrik (Electrical
resistance) yang kecil. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk mengalirkan arus
listrik. Perhatikan fungsi kabel, kumparan/ lilitan yang ada pada alat listrik yang anda
jumpai. Juga pada saluran transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik, bahan penghantar
yang sering di jumpai adalah tembaga dan alumunium.
a. Komposisi kimia.
b. Sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik
(elongation).
c. Sifat bending
d. Diameter dan variasi yang diijinkan.
e. Kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.
2.6 Sifat-Sifat Bahan Konduktor
R= ρl/A
dimana:
R = R0 {1 + α (t –
t0)}
dimana:
Nilai tahanan jenis, berat jenis dan titik cair dari bermacam-macam bahan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang
terbuat dari dua bahan logam yang berlainan jenis, karena dalam suatu
rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektro-motoris termo tersendiri
bila terjadi perubahan temperatur suhu. Daya elektro-motoris termo dapat
terjadi lebih tinggi, sehingga dalam pengaturan arus dan tegangan dapat
menyimpang meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang
dibangkitkan tergantung pada sifat-sifat kedua bahan yang digunakan dan
sebanding dengan perbedaan temperaturnya. Daya elektro-motoris yang
dibangkitkan oleh perbedaan temperatur disebut dengan daya elektro-
motoris termo.
Tembaga dan Alumunium beberapa bahan penghantar yang masih ada dan
relevasinya antara lain:
a. Alumunium
b. Tembaga
c. Baja
d. Wolfram
e. Molibdenum
f. Platina
g. Air raksa
h. Bahan-bahan resistivitas tinggi
i. Timah hitam
a. Alumunium
Alumunium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3, titik leleh
6580 C dan tidak korosif. Daya hantar alumunium sebesar 35 m/ohm,
mm2 atau kira- kira 61,4 % daya hantar tembaga. Alumunium
mempunyai bentuk yang lunak, kekuatan tariknya hanya 9 km/mm2.
Untuk itu jika alumunium digunakan sebagai penghantar yang
dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau paduan
Alumunium. Penggunaan yang demikian misalnya pada: ACSR
(Alumunium Conductor Steel Reinforced).
b. Tembaga
Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57
mm2/m pada suhu 20oC. Koefisien suhu tembaga 0,004 per o
C.
Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting adalah sebagai
penghantar, misalnya: kawat berisolasi (NYA, NYAF), kabel (NYM,
NYY, NYFGbY), busbar, lamel mesin dc, cincin seret pada mesin ac,
dan lain-lain.
Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa
jenis tembaga murni pada suhu 200 C adalah 8,96 g/cm3, titik beku
1083 0C. Kekuatan tarik tembaga tidak tinggi berkisar antara 20 hingga
40 kg/mm2, kekuatan tarik batang tembaga akan naik setelah batang
tembaga diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat berisolasi
atau kabel. Cara memperkecil penampang batang tembaga menjadi
kawat dengan menggunakan penarik
a. Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar
konduktor (efek kulit).
b. Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai
penguat penghantar terhindar dari korosi. Pemakaian penghantar
bimetal selain untuk kawat penghantar adalah untuk busbar, pisau
hubung, dan lain-lain.
d. Wolfram
e. Molibdenum
f. Platina
g. Air Raksa
Koefisien
Komposisi Massa Resistivitas ?
Nama Paduan Suhu
(%) Jenis .Mm2/M
10– 5 Per 0 C
Kromel 0,7 Mn, 0,6 Ni, 23- 6,9 – 7,3 1,3 – 1,5 6,5
27 Cr,
4,5-6,5 Al + Fe
Manganin 8,4 0,42 – 0,48 5,3
86 Cu, 12 Mn, 2 Ni
Nikrom 8,4 – 8,5 1 – 1,1 10 – 20
1,5 Mn, 75-78 Ni,
20-23
Fechral 7,1 – 7,5 1,2 – 1,35 10 – 12
Koefisien
Komposisi Massa Resistivitas ?
Nama Paduan Suhu
(%) Jenis .Mm2/M
10– 5 Per 0 C
Cr, sisanya Fe
54 Cu, 26 Ni, 20
Zn
i. Timah Hitam
3.1 Kesimpulan
1. Penghantar dalam teknik adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa
zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor.
2. Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang baik. Bahan ini mempunyai daya
hantar listrik (Elecrical Conductivity) yang besar dan tahanan listrik (Electrikal
Resistance) kecil.
3. Pada saat ini, logam tembaga dan Alumunium adalah logam yang terpilih diantara jenis
logam penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
4. Untuk mengenal bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor kita harus mengetahui jenis
bahan konduktor, kriteria konduktor dan sifat-sifat bahan konduktor. Agar dalam
penggunaannya tepat sehingga tidak menimbulkan kerugian atau bahaya dalam
penggunaannya.