Anda di halaman 1dari 17

Bahan – Bahan Listrik

Konduktor

Oleh:

Ahmad Farid W (5215144171)

Miftachuljanah (5215144170)

Pendidikan Teknik Elektronika

Jurusan Elektro

Fakultas Teknik

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


2017
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin serta
petunjuk, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Bahan
Konduktor dan Aplikasinya dalam mata kuliah Bahan-Bahan Listrik. Tugas ini
disusun berdasarkan teori yang diperoleh selama mengerjakan tugas yang
diberikan. Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan tenggang waktu yang telah
diberikan oleh pihak dosen.
Namun dalam penyusunan makalah ini, kami masih merasakan banyak
kekurangan-kekurangan dan kelemahan, baik dari segi kualitas isi maupun
susunannya. Oleh karena itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam penyusunan makalah ini kami melakukan kesalahan.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna sebagai
informasi tentang keadaan daerah perbatasan yang ada di Indonesia.

Jakarta, Oktober 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bahan listrik dalam sistem tanaga listrik merupakan salah satu elemen
penting yang akan menentukan kualitas penyaluran energi listrik itu sendiri.
Bahan listrik yang sangat populer selama ini meliputi konduktor,
semikonduktor, dan isolator. Satu lagi yang dikenal dengan super konduktor,
namun masih dalam penelitian intensif para ahli. Ketiga bahan tadi secara
integratif dalam sistem kelistrikan dimanfaatkan secara optimal. Seperti
konduktor adalah salah satu material paling besar yang dipakai dalam
penyaluran tenaga listrik baik alumunium maupun tembaga atau campuran
dengan bahan lain.
Suatu bahan dapat berbentuk padat, cair atau gas. Wujud bahan tertentu
juga bisa berubah karena pengaruh suhu. Selain pengelompokkan berdasarkan
wujud tersebut dalam teknik listik bahan-bahan juga dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Bahan penghantar (Kondukor)
2. Bahan penyekat (Isolator)
3. Bahan setengah penghantar (Semi konduktor)
4. Bahan magnetis
5. Bahan Super konduktor
6. Bahan nuklir
7. Bahan khusus (bahan untuk pembuat kontak-kontak, untuk sikering, dsb)
Penghantar dalam teknik adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik,
baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka
disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis
yang kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif. Emas, perak, tembaga,
alumunium, zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar.
Jadi sebagai penghantar emas adalah sangat baik, tetapi sangat mahal
harganya, maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak
digunakan.
BAB II
ISI PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahan Pengantar

Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang baik. Bahan ini mempunyai
daya hantar listrik (Electrical Conductivity) yang besar dan tahanan listrik (Electrical
resistance) yang kecil. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk mengalirkan arus
listrik. Perhatikan fungsi kabel, kumparan/ lilitan yang ada pada alat listrik yang anda
jumpai. Juga pada saluran transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik, bahan penghantar
yang sering di jumpai adalah tembaga dan alumunium.

2.2 Syarat Bahan-Bahan Yang Dipakai Untuk Konduktor

1. Konduktifitasnya cukup baik.


2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:
1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang
diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain yang gunanya untuk
menaikkan kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan
dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).

2.3 Klasifikasi Konduktor Menurut Kontruksinya

1. Kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.


2. Kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang dililit
menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
3. Kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat
untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.
2.4 Karakteristik Konduktor

Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor, yaitu:

1. karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor


yang menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-8:1981,
untuk konduktor 70 mm berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30 C, maka
kemampuan maksimal dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).

2. karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor


terhadap arus listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk
konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30o C, maka
kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).

2.5 Kriteria Bahan Konduktor

Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur – unsur


pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya
banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri.
Unsur – unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan
mempengaruhi sifat – sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni
memiliki konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah
kemurniannya. Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.

Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi


juga membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan
penggunaan penghantar itu sendiri.

Masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata juga


sangat ditentukan oleh nilai ekonomis logam tersebut dimasyarakat. Sehingga
suatu kompromi antara nilai teknis dan ekonomi logam yang akan digunakan
mutlak diperhatikan. Nilai kompromi termurahlah yang akan menentukan
logam mana yang akan digunakan. Pada saat ini, logam Tembaga dan
Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam penghantar lainnya
yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Tembaga merupakan penghantar yang paling lama digunakan dalam
bidang kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh International Electrochemical
Comission (IEC) ditetapkan suatu standar yang menunjukkan daya hantar
kawat tembaga yang kemudian dikenal sebagai International Annealed Copper
Standard (IACS). Standar tersebut menyebutkan bahwa untuk kawat tembaga
yang telah dilunakkan dengan proses anil (annealing), mempunyai panjang 1m
dan luas penampang 1mm2, serta mempunyai tahanan listrik (resistance) tidak
lebih dari 0.017241 ohm pada suhu 20oC, dinyatakan mempunyai
konduktivitas listrik 100% IACS.

Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang


dicapai dewasa ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar
jauh lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik
kawat tembaga sekarang ini bisa mencapai diatas 100% IACS.

Untuk kawat Aluminium, konduktivitas listriknya biasa dibandingkan


terhadap standar kawat tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat
aluminium dari jenis EC grade atau seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya
berkisar antara 61.0 – 61.8% IACS, tergantung pada kondisi kekerasan atau
temper. Sedangkan untuk kawat penghantar dari paduan aluminium seri AA
6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan konduktivitas listriknya tidak
boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat penghantar 6201 ini biasanya
digunakan untuk bahan kabel dari jenis All Aluminium Alloy Conductor
(AAAC).

Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas,


kriteria mutu lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian
dari sifat – sifat atau kondisi berikut ini, yaitu:

a. Komposisi kimia.
b. Sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik
(elongation).
c. Sifat bending
d. Diameter dan variasi yang diijinkan.
e. Kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.
2.6 Sifat-Sifat Bahan Konduktor

Bahan-bahan listrik mempunyai sifat-sifat penting, seperti:

a. Daya hantar listrik


b. Koefisian suhu tahanan
c. Daya hantar panas
d. Kekuatan tegangan tarik, dan
e. Timbulnya daya eletro-motoris termo
a) Daya Hantar Listrik

Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami


hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung
dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang
1mm2 pada temperatur200C dinamakan hambatan jenis. Besarnya
hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:

R= ρl/A

dimana:

R: Hambatan dalam penghantar, satuanya ohm (Ω)

ρ: hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm2/m

l: panjang penghantar, satuannya meter (m)

A: luas penampang kawat penghantar, satuanya mm2

b) Koefisien Temperatur Hambatan

Telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan mengalami


perubahan volume bila terjadi perubahan temperatur. Bahan akan memuai
jika temperatur suhu naik dan akan menyusut jika temperatur suhu turun.
Besarnya perubahan hambatan akibat perubahan suhu dapat diketahui
dengan persamaan;

R = R0 {1 + α (t –
t0)}
dimana:

R: besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu

R0: besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu

T: temperatur suhu akhir, dalam 0C

t0: temperatur suhu awal, dalam 0C

α: koefisien temperatur tahanan

Nilai tahanan jenis, berat jenis dan titik cair dari bermacam-macam bahan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Nama bahan Tahanan Jenis Berat Jenis Titik Cair

Perak 0,016 10,5 960


Tembaga 0,0175 8,9 1083
Cobalt 0,022 8,42 1480
Emas 0,022 19,3 1063
Alumunium 0,03 2,56 660
Molibdin 0,05 10,2 2620
Wolfram 0,05 19,1 3400
Seng 0,06 7,1 420
Kuningan 0,07 8,7 1000
Nikel 0,079 8,9 1455
Platina 0,1 21,5 1774
Nikeline 0,12 - -
Timah putih 0,12 7,3 232
Baja 0,13 7,8 1535
Vanadium 0,13 5,5 1720
Bismuth 0,2 9,85 271
Mangan 0,21 7,4 1260
Timbel 0,22 11,35 330
Duralumunium 0,48 2,8 -
Manganin 0,48 - -
Konstanta 0,5 8,9 -
Air raksa 0,958 13,56 -38,9

Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga,


karena tenbaga merupakan bahan penghantar yang paling baik setelah
perak dan harganya pun murah karena banyak terdapat dimana-mana.
Akhir-akhir ini banyak digunakan alumunium dan baja sebagai
penghantar walaupun tahanan jenisnya cukup besar, hal ini dengan
pertimbangan sangat berlimpah dan harganya menjadi lebih murah.

c) Daya Hantar Panas

Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui


lapisan bahan tiap satuan waktu. Diperhitungkan dalam satuan Kkal/jam
0
C. Terutama diperhitungkan dalam pemakaian mesin listrik beserta
perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya hantar panas
yang tinggi sedangkan bahan-bahan bukan logam rendah.

d) Daya Tegangan Tarik

Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran diatas


tanah. Oleh sebab itu, bahan yang dipakai untuk keperluan tersebut harus
diketahui kekuatanya. Terutama menyangkut penggunaan dalam
pendistribusian tegangan tinggi. Penghantar listrik dapat berbentuk padat,
cair, atau gas. Yang berbentuk padat umumnya logam, elektrolit dan
logam cair (air raksa) merupakan penghantar cair, dan udara yang
diionisasikan dan gas-gas mulia (neon), kripton, dsb) sebagai penghantar
bentuk gas.
e) Timbulnya daya Elektro-motoris Termo

Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang
terbuat dari dua bahan logam yang berlainan jenis, karena dalam suatu
rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektro-motoris termo tersendiri
bila terjadi perubahan temperatur suhu. Daya elektro-motoris termo dapat
terjadi lebih tinggi, sehingga dalam pengaturan arus dan tegangan dapat
menyimpang meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang
dibangkitkan tergantung pada sifat-sifat kedua bahan yang digunakan dan
sebanding dengan perbedaan temperaturnya. Daya elektro-motoris yang
dibangkitkan oleh perbedaan temperatur disebut dengan daya elektro-
motoris termo.

2.7 Macam-Macam Bahan Konduktor

Fungsi penghantar pada teknik lisrik adalah untuk menyalurkan energi


listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik lain.
Penghantar yang lazim digunakan antara lain:

Tembaga dan Alumunium beberapa bahan penghantar yang masih ada dan
relevasinya antara lain:

a. Alumunium
b. Tembaga
c. Baja
d. Wolfram
e. Molibdenum
f. Platina
g. Air raksa
h. Bahan-bahan resistivitas tinggi
i. Timah hitam

a. Alumunium
Alumunium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3, titik leleh
6580 C dan tidak korosif. Daya hantar alumunium sebesar 35 m/ohm,
mm2 atau kira- kira 61,4 % daya hantar tembaga. Alumunium
mempunyai bentuk yang lunak, kekuatan tariknya hanya 9 km/mm2.
Untuk itu jika alumunium digunakan sebagai penghantar yang
dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau paduan
Alumunium. Penggunaan yang demikian misalnya pada: ACSR
(Alumunium Conductor Steel Reinforced).

Penggunaan alumunium yang lain adalah untuk bustar, dan karena


alasan tertentu misalnya ekonomi, maka dibuat penghantar alumu nium
yang berisolasi, seperti: ACSR – OW. Menurut ASA (american
Standart Association), paduan alumunium diberi tanda seperti pada
tabel berikut:

Tabel Penandaan Paduan Alumunium

Nama Bahan Penaan daan

Alumunium (kemurnian 1xxx


minimum 99%)
Paduan yang mayoritas 2xxx
terdiri dari : 3xxx
Tembaga 4xxx
Mangan 5xxx
Silikon 6xxx
Magnesium 7xxx
Magnesium dan silikon 8xxx
Seng 9xxx
Lain-lain
Seri-seri yang tidak
digunakan

b. Tembaga
Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57
mm2/m pada suhu 20oC. Koefisien suhu tembaga 0,004 per o
C.
Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting adalah sebagai
penghantar, misalnya: kawat berisolasi (NYA, NYAF), kabel (NYM,
NYY, NYFGbY), busbar, lamel mesin dc, cincin seret pada mesin ac,
dan lain-lain.
Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa
jenis tembaga murni pada suhu 200 C adalah 8,96 g/cm3, titik beku
1083 0C. Kekuatan tarik tembaga tidak tinggi berkisar antara 20 hingga
40 kg/mm2, kekuatan tarik batang tembaga akan naik setelah batang
tembaga diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat berisolasi
atau kabel. Cara memperkecil penampang batang tembaga menjadi
kawat dengan menggunakan penarik

Untuk memperkecil penampang batang tembaga digunakan batu


tarik (die) yang besarnya beragam, makin ke ujung makin kecil
penampang rautannya. Makin kecilpenampang kawat diperlukan, makin
banyak tahapan batu tarik yang digunakan. Bahan batu tarik untuk
pembuatan kawat yang cukup besar diameternya adalah
wolframkarbida, sedangkan untuk pembuatan kawat yang diameternya
kecil adalah intan.Selama penarikan akan terjadi penambahan panjang.
Untuk itu roda tarik yang dipasangdi belakang batu tarik putarannya
atau diameternya dibuat lebih besar. Sesudahdiadakan penarikan
terhadap batang tembaga menjadi kawat, tembaga akan lebih lenting.
Keadaan ini kurang baik digunakan sebagai kawat berisolasi atau kabel.
Agar tembaga menjadi lunak kembali perlu diadakan pemanasan.
Namun harus diusahakanselama proses penarikan tidak terjadi oksidasi.
Setelah proses pemanasan selesai, maka proses pembuatan kawat
berisolasi atau kabel dapat dimulai. Untuk penghantar yang
penampangnya lebih kecil dari 16 mm2 digunakan penghantar pejal,
sedangkan untuk penghantar yang penampangnya > 16 mm2 digunakan
penghantar serabut yang dipilin.

Kawat dari gulungan A ditarik melalui alat ekstrusi B. selanjutnya


pvc yang keluar dari C didinginkan pada bak pendingin D. Keluar dari
D kawat yang sudah terisolasi diuji dengan pengujian cetusan (spark
testing) E, ditarik dengan penarik F dan selanjutnya digulung dengan
penggulung G.
c. Baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran
karbon. Berdasarkan campuran karbonnya, baja dikategorikan menjadi
tiga macam, yaitu: baja dengan kadar karbon rendah (0 – 25 %), baja
dengan kadar karbon menengah (0,25 –0,55 %), dan baja dengan kadar
karbon tinggi (di atas 0,55 %). Meskipun konduktivitas baja rendah
yaitu: tetapi digunakan pada penghantar transmisi yaitu ACSR, dimana
fungsi baja dalam hal ini adalah untuk memperkuat konduktor
aluminium secara mekanis setelah digalvanis dengan seng. Keuntungan
dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian aluminium.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dibuat penghantar bimetal
(berbeda dengan termal bimetal pada pengaman)

Keuntungan dari penghantar dengan menggunakan bimetal, antara lain:

a. Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar
konduktor (efek kulit).
b. Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai
penguat penghantar terhindar dari korosi. Pemakaian penghantar
bimetal selain untuk kawat penghantar adalah untuk busbar, pisau
hubung, dan lain-lain.
d. Wolfram

Logam ini berwarna abu-abu keputih -putihan, mempunyai massa


jenis 20 g/cm3, titik leleh 34100C, titik didih 59000C, ? = 4,410– 6
per 0 C, tahanan jenis 0,055? .mm2/m. Wolfram diperoleh dari tambang
yang pemisahannya dengan menggunakan magnetik atau proses kimia.
Dengan reaksi reduksi asam wolfram (H2WO4) dengan suhu 7000C
diperoleh bubuk wolfram. Bubuk wolfram kemudian dibentuk menjadi
batangan dengan suatu proses yang disebut metalurgi bubuk yang
menggunakan tekanan dan suhu tinggi (2000 atm, 16000C) tanpa terjadi
oksidasi. Dengan menggunakan mesin penarik, batang wolfram
diameternya dapat diperkecil menjadi 0,01mm (penarikan dilakukan
pada keadaan panas). Penggunaan walfram pada teknik listrik antara
lain untuk: filamen (lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda),
elektroda, tabung elektronik, dan lain-lain.

e. Molibdenum

Sifat logam ini mirip dengan wolfram, begitu pula cara


mendapatkannya. Molibdenum mempunyai massa jenis 10, 2 g/cm3,
titik leleh 26200C, titik didih 37000C? = 53. 10– 7 per 0 C,
resistivitasnya 0,048? .mm2/m, koefisien suhu 0,0047 per 0C.
Penggunaan Molibdenum, antara lain: tabung sinar X, tabung hampa
udara, karena molibdenum dapat membentuk lapisan yang kuat dengan
gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang
keras, tahan korosi, dan bagian-bagian yang digunakan pada suhu
tinggi.

f. Platina

Platina merupakan logam yang berat, berwarna putih keabu-abuan,


tidak korosif, sulit terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar
bahan kimia. Massa jenisnya 21,4 g/cm3, titik leleh 1775 0C, titik didih
4530 0C, ? = 9. 10– 6 per 0C, resistivitasnya 0,1? .mm2/m, koefisien
suhu 0,00307 per 0C. Platina dapat dibentuk menjadi filament yang tipis
dan batang yang tipis-tipis.

Penggunaan platina pada teknik listrik antara lain untuk elemen


pemanas pada laboratorium tentang oven atau tungku pembakar yang
memerlukan suhu tinggi yaitu di atas 1300 0C, untuk termokopel
platina-rhodium (bekerja di atas 1600 0C), platina dengan diameter + 1
mikron digunakan untuk menggantung bagian gerak pada meter listrik
dan instrumen sensitif lainnya, dan untuk bahan potensiometer. Berikut
adalah tabel konstanta untuk bahan penghantar.

g. Air Raksa

Air raksa adalah satu-satunya logam berbentuk cair pada suhu


kamar.Resistivitasnya 0,95? .mm2/m, koefisien suhu 0,00027 per 0C.
Pada pemanasan diudara air raksa sangat mudah terjadi oksidasi. Air
raksa dan campurannya khusus uap air raksa adalah beracun.
Penggunaan air raksa antara lain: gas pengisi tabung elektronik,
penghubung pada sakelar air raksa, cairan pada pompa diffusi,
elektroda pada instrumen untuk mengukur sifat elektris bahan dielektrik
padat. Logan lain yang juga banyak digunakan pada teknik listrik,
antara lain: tantalum dan niobium. Tantalum dan niobium yang
dipadukan dengan aluminium banyak digunakan sebagai kapasitor
elektrolitik.

h. Bahan-Bahan resistivitas Tinggi

Bahan resistivitas tinggi yang digunakan untuk peralatan yang


memerlukan resistansi yang besar agar bila dialiri arus listrik akan
terjadi penurunan tegangan yang besar. Contoh penggunaan bahan
resistivitas tinggi antara lain: pada pemanas listrik, rheostat dan resistor.
Bahan -bahan ini harus mempunyai koefisien suhu yang rendah. Untuk
elemen pemanas, pada suhu tinggi untuk waktu yang lama tidak boleh
terjadi oksidasi dan meleleh. Bahan-bahan yang resistivitasnya tinggi
antara lain: konstantan, manganin, nikron dan fechral yang
komposisinya ditunjukkan pada table dibawah.

Koefisien
Komposisi Massa Resistivitas ?
Nama Paduan Suhu
(%) Jenis .Mm2/M
10– 5 Per 0 C

Konstantan 60 Cu, 40 Ni 8,9 0,48 – 0,52 5,25

Kromel 0,7 Mn, 0,6 Ni, 23- 6,9 – 7,3 1,3 – 1,5 6,5
27 Cr,

4,5-6,5 Al + Fe
Manganin 8,4 0,42 – 0,48 5,3
86 Cu, 12 Mn, 2 Ni
Nikrom 8,4 – 8,5 1 – 1,1 10 – 20
1,5 Mn, 75-78 Ni,
20-23
Fechral 7,1 – 7,5 1,2 – 1,35 10 – 12
Koefisien
Komposisi Massa Resistivitas ?
Nama Paduan Suhu
(%) Jenis .Mm2/M
10– 5 Per 0 C

Cr, sisanya Fe

Nikelin 0,7 Mn, 0,6 Ni, 12- – 0,4 – 0,47 23


15 Cr,

3,5-5 Al, sisanya


Fe

54 Cu, 26 Ni, 20
Zn

i. Timah Hitam

Timah hitam mempunyai massa jenis 11,4 g/cm3, agak lunak,


meleleh pada suhu 327 0C, titik didih 1560 0C, warna abu-abu dan
sangat mudah dibentuk, yang merupakan bahan yang tahan korosi dan
mempunyai konduktivitas 4,5 m/? .mm2. Pemakaian timah hitam pada
teknik listrik antara lain: sel akumulator, selubung kabel tanah,
disamping digunakan sebagai pelindung pada industri nuklir. Timah
hitam tidak tahan terhadap pengaruh getaran dan mudah mengikat sisa
asam. Untuk pemakaian sebagai pelindung kabel tanah jika ditanam
pada tempat tersebut diperlukan pelindungan tambahan. Kapur basah,
air laut, dan semen baah dapat bereaksi dengan timah hitam. Itulah
sebabnya disamping timah hitam sebagai pelidung kabel tanah, juga
digunakan paduan dari timah hitam yang mempunyai struktur kristal
yang lebih halus, lebih kuat, dan lebih tahan getaran. Tetapi bahan ini
adalah lebih mudah korosi dan mengandung racun.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Penghantar dalam teknik adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa
zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor.
2. Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang baik. Bahan ini mempunyai daya
hantar listrik (Elecrical Conductivity) yang besar dan tahanan listrik (Electrikal
Resistance) kecil.
3. Pada saat ini, logam tembaga dan Alumunium adalah logam yang terpilih diantara jenis
logam penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
4. Untuk mengenal bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor kita harus mengetahui jenis
bahan konduktor, kriteria konduktor dan sifat-sifat bahan konduktor. Agar dalam
penggunaannya tepat sehingga tidak menimbulkan kerugian atau bahaya dalam
penggunaannya.

3.2 DAFTAR PUSTAKA


http://id.wikipedia.org/wiki/penghantar listrik
http://id.wikipedia.org/wiki/konduktor panas
http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/09/konduktor.html
http://ilmu-elektronika.co.ii/index.php/komponen-elektronika/bahan-bahan-
listrik.html
Muhaimin, 1999, Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik, Pradnya Paramita,
jakarta.
Daryanto, Drs.2001, Pengetahuan Teknik Listrik,PT. Bumi Aksara,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai