Anda di halaman 1dari 15

lnstalas i Listr ik d engan M eng g unakan

S i st e m B us bar
KD.3.15 dan 4.15

Kompetensi Dasar
3.15 Memahami komponen instalasi listrik dengan menggunakan sistem
busbar.
4. 15 Memilih komponen instalasi listrik dengan menggunakan sistem
busbar.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu
1. mendeskripsikan komponen dalam sistem busbar sesuai teori dengan
benar;
2. merencanakan komponen instalasi listrik dengan sistem busbar sesuai
teori dengan benar; dan
3. memasang panel distribusi dengan sistem busbar sesuai teori dengan
benar.

Gambar 4.1 Air sungal yang meluap.


Sumber: HadI, 2020
Ketika terjadi sebua h ta nggul yang jebol, terl ihat sungai yang kecil tidak mampu
menampung dan mengalirka n air dengan kapasitas yang besar. Bagaimana dengan
distribusi tenaga listrik dengan arus yang besar? Mampu kah kabel kecil menyalurkan sumber
listri k ya ng besar ke jalur beban yang lebih kecil? Untuk mengatasi hal seperti tersebut
digunakanlah sistem busbar. Busbar adalah batang berba han metal ya ng digunakan di
dalam panel listrik untuk mendistribusikan tenaga listrik. Busbar menjadi bentuk besar dari
inti kabel. Fu ngsinya sama, yaitu meng hantarkan listrik. Busbar menghantarkan listrik dari
incoming feeder ke seluruh cabang sirkuit dalam instalasi listrik.

Gambar 4.2 Busbar tampak depan


Sumber: System Cabel, t.t.

Gam bar 4.3 Busbar tampak samping.


Sumber: System Cabel, t.t.

A. Penggunaan Busbar

Busbar merupakan titik hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT, dan peralatan listrik
lainnya untuk menerima dan menyalu rkan tenaga listrik. Busbar dapatjuga didefinisikan
sebagai lokasi bagi jalur trans misi, sumber, dan beban distribusi bertemu. Karena
pertemuan ini, sirkuit pendek yang terletak di dekat busbar cenderung memiliki arus besar
yang sangat tinggi. Karena arus sangat besar, apabila terdapat kesalahan, perlu kecepatan
tinggi dalam operasi perl indun gan busbar untuk mem batasi kerusakan peralatan
tersebut.
Semua generator sinkron pada pusat pembang kit listrik menyalurkan tenaga listrik ke
busbar sumber listrik. Demikian juga semua jalur tenaga listrik yang masuk maupun yang
keluar dihubungkan ke busbar.

1. Busbar sebagai Penghantar Listrik


Penghantar listrik adalah media pengha ntar tenaga listrik dari sum ber tegangan listrik
ke peralatan ya ng menggunakan tenaga listrik atau menghubungkan suatu peralatan
listrik ke peralatan listrik lain nya.

2. Perbedaan Busbar dan Kabel


a. Busbar adalah sebuah bata ng penghantar masif (single solid conductor).
b. Kabel adalah penghantar listrik yang terbungkus bahan isolasi yang terpisah satu sama
lainnya kemudian bersama-sama terbungkus isolasi (multi conductor cable).
Perbedaan busbar dan kabel hanya di bag ian pelindungnya atau isolator. Jika busbar logam
telanjang, sedangkan kabel ada isolasi pelindungnya . Sehingga busbar hanya
dikhususkan sebagai penghantar ya ng dilindungi panel dikarenakan busba r telanjang,
sehingga siapapun yang memegang nya saat ada aliran listrik dapat menyebabkan
kematian.
Busbar biasa diaplikasikan sebagai penghantar di gardu induk dengan tegangan dan
arus yang tinggi. Komponen pendukung busbar di dalam panel lsitrik sebagai berikut.
a. circuit breaker,
b. motor starter, dan
c. fuse,
Komponen dalam panel terdiri dari berbagai ukuran juga bermacam-macam
susunannya. Busbar perlu dibuat kustom agar seluruh komponen dapat masuk dalam panel
listrik dan mampu berfungsi dengan baik tanpa mengganggu satu sama lain.

B. Material Busbar
Busbar termasuk ko mponen jenis konduktor yang berarti bahan penghantar listrik ya ng
baik, sehingga dalam memilihnya harus disesuaikan dengan aturan yang berlaku. Sebagai
pengha ntar listrik maka busbar harus memil iki sifat dasar penghantar listrik ya ng d ijabarkan
sebagai berikut.
1. Sifat Dasar Penghantar
Beberapa sifat pe nting yang harus dimili ki penghantar
a. Daya hantar listrikArus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami
hambatan dari penghantar tersebut. Besar hambatan tersebut bergantung dari bahannya.

Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1 mm2 pada temperatur 20°
(disebut hambatan jenis). Besarnya hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan
menggu nakan persa maan berikut ini.
R = L/Ap atau = R A/lp
Keterangan:
R = besar ta hanan dalam satuan ohm
I = panjang kawat dalam satuan meter

q = penampang kawat dalam satuan mm 2


p (rho) = tahanan jenis
Sementara daya hantar (conductivity) merupakan inverse dari resistivity = 1/ p p
dalam satuan siemens per meter (S/m)
b. Koefisien suhu ta hanan
Suatu bahan akan mengalami perubahan volume apabila terjadi perubahan suhu,
bahan akan memuai jika suhu naik dan menyusut jika suhu dingin, tentu nya akan
memenga ruhi besar nilai taha nan nya yang dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut.
R = RO { 1 + (t – t0Ɵ)}
Keterangan:
R O = besar tahanan awal dalam satuan ohm
R = besar ta hanan akhir dalam satuan ohm
t0 = suhu awal dalam °c
t = suhu akhir dalam °c
Ɵ = koefisien suhu tahanan

Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga karena termasuk
bahan pengha ntar yang pa ling ba ik setelah perak dan harganya murah serta
jumlahnya banyak. Akhir-akhir ini banyak digunakan aluminium dan baja sebagai
penghantar wa laupun taha nan jenisnya agak besar, hal ini dengan perti mbangan
keberadaan sangat berlimpah dan harganya menjadi lebih murah.
c. Daya hantar pa nas
Daya ha ntar pa nas ini menunju kkan jumlah pa nas ya ng melalui Iapisan bahan tiap
satuan waktu dalam satuan kkal/jam·c. Daya ha ntar panas teruta ma
diperhitungkan dalam pemakaian mesin listrik beserta perlengkapanya. Pada
umumnya logam mempunyai daya hantar pa nas yang tinggi sedangkan pada bahan-
bahan bukan logam mempunyai daya hantar panas yang rendah.

d. Kekuatan tegangan tarik


Sifat mekanis ini penting untuk hantaran di atas tanah sehingga bahan yang
dipakai harus diketahui kekuatannya terlebih menyangkut tegangan tinggi.
Peng hantar listrik dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Bahan padat, seperti
logam, elektrol it, dan logam cair (air raksa) menjadi pengha ntar ca ir dan udara yang
di ionisaikan, gas-gas mulia (neon), krlpton, dan sebagai nya sebayai peng hantar
bentu k gas.
e. Timbulnya daya elektro motoris-termo
Sifat ini penting terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan yang
berlainan, karena pada ra ngkaian arus akan bang kit daya elektro motoris- termo
tersendiri jika terdapat perbedaan suhu. Elektromotoris ini dapat tinggi, sehingga
dapat menyimpangkan daya pengukuran arus atau tegangan listrik yang sangat kecil.
Besarnya perbedaan tegangan yang terbangkit bergantung dari sifat-sifat kedua
bahan dan sebanding dengan perbedaan suhunya. Daya elektro-motoris yang
terbangkit oleh perbedaan suhu dinamakan daya elektro motoris termo.

2. Macam-Macam Bahan Busbar sebagai Penghantar


Fu ngsi penghantar pada teknik listrik untuk menya lurkan energi listrik dari satu titik ke titik
lain. Penghanta r ya ng lazim digunakan, antara lain alu minium, tembaga, baja, wolfram,
molibdenum, platina, dan air raksa. Bahan-Bahan resistivitas tinggi, seperti timah hitam,
bimetal, atau serat optik.
a. Alumunium =

A luminium murni mempu nyai massa jenis 2,7 g/cm3 =1 ,4 x 1 0a5, titik leleh 6580c,

dan tidak korosif. Daya hantar aluminium sebesar 35 m/ohm mm2 atau kira-kira 61 ,4%
daya hantar tembaga. Aluminium murni mudah dibentuk karena lunak namun kekuatan

tari knya hanya 9 kg/mm2•


Sifat logam aluminium mudah dibengkok-bengkokkan karena lunak. Oleh
karena itu, kekuatan tarik dari kawat aluminium lebih rendah dari kawat tembaga,
yaitu setengah dari kekuatan tarik kawat tembaga. Untuk itu kawat aluminium hanya
dapat dipakai pada gawang (span) ya ng pendek, seda ngkan untuk gawang yang
panjang dapat menggunakan kawat aluminium yang dipilin menjadi satu dengan
logam ya ng sejenis maupun yang tidak sejenis, agar mempunyai kekutan tarik ya
ng lebih tinggi. Oleh karena itu, kawat aluminium baik sekali digunakan sebagai kawat
penghantar jaringan.
Kelemahan kawat aluminium tidaktahan dengan pengaruh suhu, sehingga pada
saat cuaca dingin regangan (stress) kawat akan menjadi kendor. Agar kekendoran
regangan kawat lebih besar, biasanya dipakai kawat aluminium campuran (alloy
aluminium wire) pada gawang-gawang yang panjang. Selain itu kawat aluminium
tidak mudah di patri (disolder) maupun di las dan tidak tahan akan air yang bergaram,
untuk itu diperlukan suatu lapisan dari logam lain sebagai pelindung. Kawat aluminium
mudah terbakar, sehingga apabila terjadi hubung singkat (short circuit) akan cepat
putus. Karena itu, kawat aluminium ini banyak digunakan untukjaringan distribusi
sekunder maupun primer yang sedikit sekali mengalami gangguan dari luar. Sementara
untukjaringan transmisi, kawat yang digunakan adalah kawat aluminium ca mpuran
dengan diperkuat oleh baja (aluminium conductor steel reinforsed) atau
(aluminium clad steel).

b. Tembaga

Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, yaitu 57 Ohm.mm 2/m pada
suhu 2o·c. Koefisien suhu tembaga 0,004 pera·c. Karakteristik resistisivita stembaga
terhadap suhu tidak linier. Tembaga pada tekn ik listrik digunakan sebagai
penghantar, misa lnya kawat berisolasi (NYA, NYAF), kabel (NYM, NYY, NYFGbY),
busbar, lamel mesin DC, cincin seret pada mesin AC, dan lain-lain. Tembaga
mempunyai ketahanan terhadap korosi dan oksidasi. Massa jenis tembaga murni
pada suhu 1 .92o·c sekitar 8,96 g/cm3 dengan titik ca ir 1 .083·c.

Kekuatan tarik tembaga tidak tinggi berkisa r antara 20 hingga 40 kg/mm 2• Kekuatan
tarik batang tembaga akan naik setelah batang tembaga diperkecil pena mpangnya
untuk dijadikan kawat berisolasi ata u kabel.
3. Bentuk Kawat Penghantar Jaringan
Ditinjau dari bentu knya, kawat penghantar da pat diklasifikasikan menjadi tiga macam,
ya itu kawat padat (solid wire), kawat berl ilit (stranded wire), dan kawat berongga
(hollow wire).
a. Kawat padat
Kawat padat merupakan kawat tunggal yang berpenampang bulat dan banyak dibuat
dalam ukuran yang kecil karena kawat padat yang berpenampang besar akan kaku dan
kokoh sehingga sukar dibengkokkan dan tidak fleksibel. Oleh karena itu, banyak sekali
kerugia n-kerugian ya ng dimiliki jika kawat padat tersebut digunakan, teruta ma jika
terjadi kawat putus maupun jika terjadi proses korosi pada kawat dan kawat padat ini
mempunyai kekuatan tarik ya ng rendah, sehingga penggunaan nya tidak ekonomis.
Biasa nya kawat padat ini digunakan untukjaringan distribusi sekunder atau jaringan
pelayanan (service) ke konsumen, serta untukjaringan telepon maupun instalasi rumah
dan gedung- gedung. Penggunaan kawat padat ini sudah mulai dihindari pemakaia
nnya, selain tidak ekonomis juga pendistribusian tenaga listrik akan menga lami ham
batan-hambatan jika terjadi kawat putus dan gejala-gejala listrik lainnya.
b. Kawat berlilit
Kawat berlilit merupakan seju mlah kawat padat yang dipilin secara berlapis- lapis
konsentris membentuk lingkaran dalam suatu lilitan dengan penampang yang sama.
Salah satu kawat yang yang ada di tengah sebagai pusat kawat tidak ikut dipilin. Oleh
karena itu, kawat berl ilit akan memiliki ukuran ya ng besar, lebih kaku, dan mem pu
nyai kekuatan mekanis yang tinggi serta mudah lentur. Jenis kawat ya ng dipilin ini
biasanya tidak hanya terd iri dari satu jenis kawat. Untuk meningkatkan sifat-sifat kawat
berlilit ini dig una kan kawat yang terdiri dari beberapa macam kawat. Kombinasi dari
beberapa kawat pengha ntar ini disesuaikan dengan penggunaan untuk jaringan tenaga
listrik pada tegangan ya ng dipakai. Semakin tinggi tegangan suatu sistem, semakin
disesuaikan kombinasi kawat logam tersebut tanpa meninggalkan sifat logam itu
sebagai kawat pengha ntar. Kawat berlilit yang dikombinasikan ini umumnya digu nakan
hanya untuk saluran transmisi tegangan tinggi maupun untuk saluran tega ngan ekstra
tinggi (extra high voltage) dan sa luran tegangan ultra tinggi (ultra high
voltage) untuk gawang-gawang yang leba r.
Pada jaringan distribusi ya ng banya k digunakan adalah kawat aluminium berlilit atau
kawat aluminium ca mpuran berlil it. Perba ikan mutu kawat aluminium akan
menghasilkan kawat tarikan keras (hard drawn), kekuatan mekanis tinggi dan
beratnya lebih ringan, walaupun kundu ktivitasnya agak rendah dari kawat tembaga.
c. Kawat berongga
Kawat berongga merupakan kawat yang dipilin membentuk suatu lingkaran dengan
bagian tengah kawat ini tidak ditempat kan satu kawat pun, sehingga mencipta kan
rongga yang ke mudian ditunjang oleh sebuah batang "I" (I beam) atau sebuah
segmen berbentuk cinci n. Kawat berongga ini jarang sekali digunakan untuk jaringan
distribusi, selain harganya mahal juga sangat berat.
Biasanya digunakan pada gardu induk sebagai rei penghubung. Karen a kuat dan
berukuran besar, kawat ini mempunyai kekuatan mekanis ya ng sangat besar. Bentu k
kawat berongga ini direncanakan untuk menghinda rkan terjadinya pangaruh kulit
(skin effect) pada kawat pengha ntar.
4. Rugi Tegangan/Drop Voltage
Kerugian tegangan ata u susut tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berba
nding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding terba lik dengan penampang
saluran. Kerugian ini dalam persen ditentukan dalam batas-batas tertentu. Pada
instalasi bangu nan, rugi tegangan di hitung dari alat pengontrol adalah maksimum 2%
untuk instalasi penerangan dan maksimum 5% untuk instalasi tenaga listrik seperti motor.
5. Kemampuan Hantar Arus (KHA)
Kemampuan hantar arus dipengaruhi oleh suhu penghantar yang diizinkan dan kondisi
sekitar sejauh panas yang dipindahkan. Berarti kemampuan hantar arus untuk masing-
masing penghantar berbeda ukuran dan spesifikasinya. KHA (Kekuatan Hantar Arus) dapat
dilihat pada jenis isolasi dan cara pemasangannya, susut tegangan maksimum sesuai
impedansi kabel dan karakteristik beban, kinerja pada hubungan pendek dari arus
gangguan yang mungkin terjadi, dan karakteristik gawai proteksi; kekuatan mekanik dan
pertimbangan fisik lainnya.
Seperti yang disebutkan dalam PUlL 2000 pasal 5.5.3.1 "Penghantar sirkit akhir yang
menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari
125% arus pengenal beban penuh. Disampingitu, untuk jarak jauh
perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak
terjadi susut tegangan yang berlebihan. Penghantar sirkit akhir untuk
motor dengan berbagai daur kerja dapat menyimpang dari ketentuan
diatas asalkan jenis dan penampang penghantar serta pemasangan
nya disesuaikan dengan daur kerja tersebut:
Faktor-faktor yang memengaruhi nilai.arus (KHA) sebagai berikut:
a. arus desain yaitu kabel harus membawa arus penuh;
b. tipe kabel seperti PVC yaitu konduktor tembaga atau alumunium;
c. kondisi instalasi atau penempatan kabel tersebut;
d. suhu lingkungan; dan
e. tipe perlindungan, artinya berapa lama kabel harus membawa arus be sar.
Material busbar yang berfungsi sebagai konduktor listrik memiliki peranan penting agar
biaya yang di keluarkan sebanding dengan ketahanan pa nel listrik.
a. busbar berbahan tembaga; dan
b. busbar berbahan aluminium.
Busbar dari tembaga lebih ba ik dibandingkan busbar berbahan aluminum jika dilihat dari
konduktivitas dan kekuatan. Namun tembaga memiliki berat lebih besar dibandingkan
aluminum. Tembaga memil iki tingkat kekerasan yang lebih tinggi sehi ngga
memberikan resistensi yang lebih besar daripada aluminum sehingga busbar yang
terbuat dari tembaga lebih tahan terhadap kerusakan.
Busbar beserta panel ya ng berada di lokasi dan kondisi li ngkungan ya ng ekstrem
maupun di tempat yang memil iki suhu lingkungan yang tinggi seperti di atas laut, pinggir
pantai, dan di dalam pabrik kimia perl u diberi perl indungan lebih ya ng berupa insulation
agar lebih tahan lama.

Gambar 4.4 Panel dari depan sebagai tempat busbar


terkoneksi dengan ACB.
Sumber: Azumaryu, 2016

C. lnstalasi Busbar di Gardu lnduk


Gardu lnduk (GI) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari saluran transmisi distribusi
listrik. Suatu sistem tenaga yang dipusatkan pada suatu tempat berisi saluran transmisi
dan distribusi, perlengkapan hubung bagi, transfomator, peralatan pengaman, serta
peralatan kendalL
Busbar terdapat dalam gardu induk dan merupakan titik hubung pertemuan antara
transformator daya, SUTT/ SKIT dengan komponen listrik lainnya, serta untuk menerima
dan menyalurkan tenaga listrik.
1. Fungsi Utama Gardu lnduk
a. Mentransformasikan daya listrik
1). dari tegangan ekstra tinggi (500 KV) ke tegangan tinggi ( 1 50 KV);
2). dari tegangan tinggi (1 50 KV) ke tegangan yang lebih rendah (70 KV);
3). dari tegangan tinggi (150 KV) ke tegangan menengah (20KV);
4). dengan frekuensi tetap ( di Indonesia 50 Hz ).
b. Untuk pengukuran, pengawasan operasi, dan pengamanan sistem tenaga listrik.
c. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk lain melalui tega ngan tinggi dan ke
gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan melalui feeder
tegangan menengah yang ada di gardu induk.
d. Sebagai sarana telekomun ikasi.
2. Jenis Gardu lnduk
a. berdasarkan besaran tegangannya;
b. berdasarkan pemasa ngan peralatan;
c. berdasarkan fu ngsinya;
d. berdasarkan isolasi yang digunakan; dan
e. berdasarkan sistem busbar.

D. Macam-Macam Susunan B usbar


Semua generator dalam pusat fistrik menyalurkan energinya ke busbar pusat listrik.
Demikian juga semua sa luran ya ng mengambil maupun yanq menqirim energi
dihubungkan ke busbar ini. Busbar bertindak sebagai titik hubung yang menghubungkan
rangkaian incoming dan outgoing. Busbaryang digunakan di Gl umumnya berpenampang
persegi (rectangular) atau bulat (circular) dengan inti pejal (solid) atau berlubang
(hollow). Busbar berlubang digunakan pada Gl SUTET (EHV) untuk mengurangi efek
korona. Skema penyakelaran menggunakan metodeyang berbeda untuk mengubah
rangkaian dalam sistem tenaga untuk menyalurkan energi listrik secara andal. Skema
penyakelaran membantu menyaluran energi listrik (manuver) jika terjadi gangguan
atau pemeliharaan.
1. Berbagai Jenis Susunan Busbar
a. Busbar tunggal pada pusat listrik
Gambar 4.5 Busbar tunggal.
Sumber: lrawan Hartanto

Gambar di atas adalah susunan rei yang paling sederhana dan paling mu rah.
Keandalan serta fleksibilitas operasinya sangat terbatas. Jika terdapat kerusakan direl,
seluruh pusat listrik harus dipadamkan untuk dapat melakukan
perbaikan. Oleh sebab itu, rel tunggal sebaiknya hanya digunakan pada pusat
listrik yang tidak begitu penting peranannya dalam sistem untuk menaikkan
keandalan rei tunggal. Seksi PMS dapat dipasang dengan membagi rel dalam dua
kelompok, yaitu kelompok kiri dan kelompok kanan dari rel Unit pembangkit dan beban
sebagian dihubungkan ke kelompok kiri dan sebagian lagi dihubungkan ke kelompok
kanan dari rei. Jika terdapat kerusakan pada rei ya ng pcrbaikannya memcrlukan
pemadaman, seksi rei ya ng mcmcrlukan perba ikan dapat dipadamkan dengan
membuka seksi PMS ini sehingga seksi rei yang lain tetap dapat dioperasikan/dinya
lakan.
1). Keuntungan
a) susunan ini murah instalasinya;
b) pemeliharaan kurang; dan
c) operasionalnya sederhana.
2). Kekurangan
Jika terdapat gangguan pada busbar, semua elemen yang terhubung juga akan
padam/terlepas, demikian juga saat pemeliharaan sehingga kurang fleksibel dan
andal.
b. Rei ganda dengan satu PMT
Gambar 4.6 Rei ganda dengan satu PMT.
Sumber: lrawan Hartanto

Rei g an d a pada g a m b a r d iatas te rm as u k rei g a n d a d e n g a n satu PMT,


selanjutnya hubungan ke rei 1 ata u rei 2 dilaku kan melalui PMS. Rei ganda pada
umumnya dilengkapi dengan PMT beserta PMS nya yang berfungsi menghubungkan rel 1 dan
rel 2. PMT ini disebut sebagai PMT kopel. Dengan rei ganda, sebagian instalasi dapat di
hubungkan ke rel 1 dan sebagian lagi ke rei 2. Kedua rei tersebut (rei 1 dan rei 2) dapat
dihubungkan secara paralel atau terpisah dengan cara men utup atau membuka PMT
kopel. Dengan cara ini, fleksibilitas operasi akan berta mbah terutama sewaktu menghadapi
gangguan yang terjadi dalam sistem.
Sebagian dari unit pembangkit atau beban dapat dihubungkan ke rei 1 dan lain
nya ke rei 2. Jika salah satu unit pembangkit atau salah satu beban akan pindah rei,
terlebih dahulu PMT-nya harus di buka, kemudian disusul dengan pembukaan PMS rei
yang akan ditinggalkan. Setelah proses ini baru diikuti pemasukan PMS rei yang dituju dan
urutannya tidak boleh dibal ik. Jika terbalik akan terjadi hubungan para lei antara rel 1 dan
rei 2 yang belum tentu sama tegangan nya dan hal demikian dianggap berbahaya.
Setelah selesai melakukan pemindahan posisi PMS, PMTdimasukkan. Untuk unit
pembangkit, pemasukan PMT harus melalui proses sinkron isasi.
Berdasarkan uraian di atas tampak proses pemindahan beban dari rei satu ke rel
lainnya memerlukan pemadaman, yaitu saat PMT dibuka. Pemindahan beban atau unit
pembangkit dari salah satu rei ke rei lainnya dalam praktik dapat terjadi, misal nya
karena ada kerusakan yang memerlukan pemadaman rei saat perbaikan.
(1) Keuntungan
a) memudahkan pemeliharaan karena beberapa komponen rangkaian dapat
diisolasi; cukup fleksibel menghubungkan feeder pada ke dua bus bar; dan
b) jika terdapat dua PMT pada susunan ini akanmeningkatkan keandalan apabila
satu PMT terbuka.
(2) Kelemahan
a. mahal; dan
b. ra ngkaian terputus pada busbar ya ng terganggu.

c. Rei ganda dengan dua PMT

Gambar 4.7 Rel ganda dengan dua PMT.


Sumber: lrawan Hartanto
Rei ga nda dengan dua PMT ini sama seperti rei ganda dengan satu PMT. Hanya saja
rei ganda ini semua unsur dapat dihubungkan ke rei 1 atau rei 2 atau dua-duanya
melalui PMT sehingga fleksibilitas manuver menjadi lebih baik. Pemindahan beban
dari rel 1 ke rel 2 dapat di lakukan tanpa pemada man, tidak seperti pada rei ganda
dengan satu PMT. Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya dua buah PMT
(masing-masing satu PMT untuk setiap rei) pemindahan beban dilakukan dengan
menutup terlebih dahulu PMT rei yang ditujukan, kemudian membuka PMT rei
yang ditinggal ka n. Sebelum melakukan manuver ini, harus diyakinkan terlebih
dahulu bahwa rel 1 dan rel 2 tegangan nya sama, baik besarnya maupun fasanya.
Jika sudah sama, baru PMTdapat dimasukkan.
d. Rei dengan PMT satu setengah
Gambar 4.7 Rei dengan PMT satu setengah.
Sumber: lrawan Hartanto

Pada dasarnya rei dengan PMT satu setengah adalah rei ganda dengan tiga buah PMT
di antara dua rei tersebut. Jika rei-rei ini diberi identifikasi sebagai PMT A 1 , PMT A2,
dan PMT seterusnya. Sementara ya ng dekat rei 8 diberi identifikasi sebagai PMT
81 , PMT 82, dan seterusnya. PMT yang di tengah disebut PMT dia meter dan diberi
identifikasi sebagai PMT A81 , PMT A82, dan seterusnya.
Bagian-bagian dari instalasi dihubungkan pada titik-titik yang lctaknya antara
PMT A dengan PMT A8 dan pada titik-titik ya ng letaknya anta ra PMT 8 dengan PMT
A8 seperti terlihat pada gam ba r di atas. Dibanding dengan rei-rei pada butir a, b, dan
c tersebut, rei dengan PMT satu setengah ini mempu nyai keandalan pa li ng tinggi.
Hal ini dapat dilihat sebagai berikut
1). Apabila rel A menga lami gangguan
Diperbaiki dengan membuka semua PMT bernomor A beserta PMS-nya,
daya tetap dapat disalu rka n secara penuh.
2). Apabila rel B mengalami gangguan
Diperbaiki dengan membuka semua PMT bernomor B beserta PMS-nya,
daya tetap dapat disalu rkan secara penuh.
3). Apabila rei A dan rei B menga lami gangguan
Diperbaiki dengan membuka semua PMT bernomor A dan PMT bernomor B
beserta PMS-nya. Dalam hal ini daya tetap dapat disalurkan walaupun
dengan fleksibilitas pembebanan yang berkurang.
Pembebasan tegangan sebuah (bagian) insta lasi yang terhubung ke rei
dengan PMT satu setengah mengharuskan pembukaan dua buah PMT
beserta PMS-nya, yaitu PMTrei dan PMT diameternya. Misalnya untuk unit
pembangkit nomor 1 yang terhubung ke rei B melalui PMT 81 maka untuk
pembebasan tegangannya yang harus dibuka adalah PMT 81 dan PMT AB 1
beserta PMS-PMS-nya.
a) Keuntungan
A. pengoperasian yang lebih fleksibel;
B. keandalan tinggi; dan
C. saat busbar terganggu tidak semua rangkaian harus padam.
b) Kekurangan
(1) harga mahal; dan
(2) pengaturan relay proteksi kompleks karena PMT yang di tengah harus
menangani dua rangkaian dalam dua arah aliran dan harus beroperasi
normal.

Rangkuman:
Busbar adalah batang berbahan metal yang digunakan di dalam panel listrik untuk
mendistribusikan tenaga Hstrik. Rangkaian busbar banyakdigunakan di dalam gardu
induk dan industri dengan daya listrik besar. Busbar termasuk komponen jenis
konduktor, yaitu bahan penghantar listrik yang baik, sehingga dalam memil ihnya
harus menyesuaikan dengan aturan yang berlaku. Sebagai penghantar listrik, busbar
harus memiliki sifat dasar penghanta r listrik. Busbar merupakan titi k hubungan
trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT, dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan
menyalurkan tenaga listrik.
Busbar juga didefinisikan sebagai lokasi jalur transmisi, sumber, dan beban
distribusi bertemu. Karcna pertemuan ini, sirkuit pPnciek yang terletak di dekat
busbar cenderung memiliki arus besar yang sangat tinggi. Karena arus sangat
besar maka jika terdapat kesalahan memerlukan kecepatan tinggi dalam operasi
perlindungan busbar untuk membatasi kerusakan peralatan tersebut

Anda mungkin juga menyukai