S i st e m B us bar
KD.3.15 dan 4.15
Kompetensi Dasar
3.15 Memahami komponen instalasi listrik dengan menggunakan sistem
busbar.
4. 15 Memilih komponen instalasi listrik dengan menggunakan sistem
busbar.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu
1. mendeskripsikan komponen dalam sistem busbar sesuai teori dengan
benar;
2. merencanakan komponen instalasi listrik dengan sistem busbar sesuai
teori dengan benar; dan
3. memasang panel distribusi dengan sistem busbar sesuai teori dengan
benar.
A. Penggunaan Busbar
Busbar merupakan titik hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT, dan peralatan listrik
lainnya untuk menerima dan menyalu rkan tenaga listrik. Busbar dapatjuga didefinisikan
sebagai lokasi bagi jalur trans misi, sumber, dan beban distribusi bertemu. Karena
pertemuan ini, sirkuit pendek yang terletak di dekat busbar cenderung memiliki arus besar
yang sangat tinggi. Karena arus sangat besar, apabila terdapat kesalahan, perlu kecepatan
tinggi dalam operasi perl indun gan busbar untuk mem batasi kerusakan peralatan
tersebut.
Semua generator sinkron pada pusat pembang kit listrik menyalurkan tenaga listrik ke
busbar sumber listrik. Demikian juga semua jalur tenaga listrik yang masuk maupun yang
keluar dihubungkan ke busbar.
B. Material Busbar
Busbar termasuk ko mponen jenis konduktor yang berarti bahan penghantar listrik ya ng
baik, sehingga dalam memilihnya harus disesuaikan dengan aturan yang berlaku. Sebagai
pengha ntar listrik maka busbar harus memil iki sifat dasar penghantar listrik ya ng d ijabarkan
sebagai berikut.
1. Sifat Dasar Penghantar
Beberapa sifat pe nting yang harus dimili ki penghantar
a. Daya hantar listrikArus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami
hambatan dari penghantar tersebut. Besar hambatan tersebut bergantung dari bahannya.
Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1 mm2 pada temperatur 20°
(disebut hambatan jenis). Besarnya hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan
menggu nakan persa maan berikut ini.
R = L/Ap atau = R A/lp
Keterangan:
R = besar ta hanan dalam satuan ohm
I = panjang kawat dalam satuan meter
Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga karena termasuk
bahan pengha ntar yang pa ling ba ik setelah perak dan harganya murah serta
jumlahnya banyak. Akhir-akhir ini banyak digunakan aluminium dan baja sebagai
penghantar wa laupun taha nan jenisnya agak besar, hal ini dengan perti mbangan
keberadaan sangat berlimpah dan harganya menjadi lebih murah.
c. Daya hantar pa nas
Daya ha ntar pa nas ini menunju kkan jumlah pa nas ya ng melalui Iapisan bahan tiap
satuan waktu dalam satuan kkal/jam·c. Daya ha ntar panas teruta ma
diperhitungkan dalam pemakaian mesin listrik beserta perlengkapanya. Pada
umumnya logam mempunyai daya hantar pa nas yang tinggi sedangkan pada bahan-
bahan bukan logam mempunyai daya hantar panas yang rendah.
A luminium murni mempu nyai massa jenis 2,7 g/cm3 =1 ,4 x 1 0a5, titik leleh 6580c,
dan tidak korosif. Daya hantar aluminium sebesar 35 m/ohm mm2 atau kira-kira 61 ,4%
daya hantar tembaga. Aluminium murni mudah dibentuk karena lunak namun kekuatan
b. Tembaga
Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, yaitu 57 Ohm.mm 2/m pada
suhu 2o·c. Koefisien suhu tembaga 0,004 pera·c. Karakteristik resistisivita stembaga
terhadap suhu tidak linier. Tembaga pada tekn ik listrik digunakan sebagai
penghantar, misa lnya kawat berisolasi (NYA, NYAF), kabel (NYM, NYY, NYFGbY),
busbar, lamel mesin DC, cincin seret pada mesin AC, dan lain-lain. Tembaga
mempunyai ketahanan terhadap korosi dan oksidasi. Massa jenis tembaga murni
pada suhu 1 .92o·c sekitar 8,96 g/cm3 dengan titik ca ir 1 .083·c.
Kekuatan tarik tembaga tidak tinggi berkisa r antara 20 hingga 40 kg/mm 2• Kekuatan
tarik batang tembaga akan naik setelah batang tembaga diperkecil pena mpangnya
untuk dijadikan kawat berisolasi ata u kabel.
3. Bentuk Kawat Penghantar Jaringan
Ditinjau dari bentu knya, kawat penghantar da pat diklasifikasikan menjadi tiga macam,
ya itu kawat padat (solid wire), kawat berl ilit (stranded wire), dan kawat berongga
(hollow wire).
a. Kawat padat
Kawat padat merupakan kawat tunggal yang berpenampang bulat dan banyak dibuat
dalam ukuran yang kecil karena kawat padat yang berpenampang besar akan kaku dan
kokoh sehingga sukar dibengkokkan dan tidak fleksibel. Oleh karena itu, banyak sekali
kerugia n-kerugian ya ng dimiliki jika kawat padat tersebut digunakan, teruta ma jika
terjadi kawat putus maupun jika terjadi proses korosi pada kawat dan kawat padat ini
mempunyai kekuatan tarik ya ng rendah, sehingga penggunaan nya tidak ekonomis.
Biasa nya kawat padat ini digunakan untukjaringan distribusi sekunder atau jaringan
pelayanan (service) ke konsumen, serta untukjaringan telepon maupun instalasi rumah
dan gedung- gedung. Penggunaan kawat padat ini sudah mulai dihindari pemakaia
nnya, selain tidak ekonomis juga pendistribusian tenaga listrik akan menga lami ham
batan-hambatan jika terjadi kawat putus dan gejala-gejala listrik lainnya.
b. Kawat berlilit
Kawat berlilit merupakan seju mlah kawat padat yang dipilin secara berlapis- lapis
konsentris membentuk lingkaran dalam suatu lilitan dengan penampang yang sama.
Salah satu kawat yang yang ada di tengah sebagai pusat kawat tidak ikut dipilin. Oleh
karena itu, kawat berl ilit akan memiliki ukuran ya ng besar, lebih kaku, dan mem pu
nyai kekuatan mekanis yang tinggi serta mudah lentur. Jenis kawat ya ng dipilin ini
biasanya tidak hanya terd iri dari satu jenis kawat. Untuk meningkatkan sifat-sifat kawat
berlilit ini dig una kan kawat yang terdiri dari beberapa macam kawat. Kombinasi dari
beberapa kawat pengha ntar ini disesuaikan dengan penggunaan untuk jaringan tenaga
listrik pada tegangan ya ng dipakai. Semakin tinggi tegangan suatu sistem, semakin
disesuaikan kombinasi kawat logam tersebut tanpa meninggalkan sifat logam itu
sebagai kawat pengha ntar. Kawat berlilit yang dikombinasikan ini umumnya digu nakan
hanya untuk saluran transmisi tegangan tinggi maupun untuk saluran tega ngan ekstra
tinggi (extra high voltage) dan sa luran tegangan ultra tinggi (ultra high
voltage) untuk gawang-gawang yang leba r.
Pada jaringan distribusi ya ng banya k digunakan adalah kawat aluminium berlilit atau
kawat aluminium ca mpuran berlil it. Perba ikan mutu kawat aluminium akan
menghasilkan kawat tarikan keras (hard drawn), kekuatan mekanis tinggi dan
beratnya lebih ringan, walaupun kundu ktivitasnya agak rendah dari kawat tembaga.
c. Kawat berongga
Kawat berongga merupakan kawat yang dipilin membentuk suatu lingkaran dengan
bagian tengah kawat ini tidak ditempat kan satu kawat pun, sehingga mencipta kan
rongga yang ke mudian ditunjang oleh sebuah batang "I" (I beam) atau sebuah
segmen berbentuk cinci n. Kawat berongga ini jarang sekali digunakan untuk jaringan
distribusi, selain harganya mahal juga sangat berat.
Biasanya digunakan pada gardu induk sebagai rei penghubung. Karen a kuat dan
berukuran besar, kawat ini mempunyai kekuatan mekanis ya ng sangat besar. Bentu k
kawat berongga ini direncanakan untuk menghinda rkan terjadinya pangaruh kulit
(skin effect) pada kawat pengha ntar.
4. Rugi Tegangan/Drop Voltage
Kerugian tegangan ata u susut tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berba
nding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding terba lik dengan penampang
saluran. Kerugian ini dalam persen ditentukan dalam batas-batas tertentu. Pada
instalasi bangu nan, rugi tegangan di hitung dari alat pengontrol adalah maksimum 2%
untuk instalasi penerangan dan maksimum 5% untuk instalasi tenaga listrik seperti motor.
5. Kemampuan Hantar Arus (KHA)
Kemampuan hantar arus dipengaruhi oleh suhu penghantar yang diizinkan dan kondisi
sekitar sejauh panas yang dipindahkan. Berarti kemampuan hantar arus untuk masing-
masing penghantar berbeda ukuran dan spesifikasinya. KHA (Kekuatan Hantar Arus) dapat
dilihat pada jenis isolasi dan cara pemasangannya, susut tegangan maksimum sesuai
impedansi kabel dan karakteristik beban, kinerja pada hubungan pendek dari arus
gangguan yang mungkin terjadi, dan karakteristik gawai proteksi; kekuatan mekanik dan
pertimbangan fisik lainnya.
Seperti yang disebutkan dalam PUlL 2000 pasal 5.5.3.1 "Penghantar sirkit akhir yang
menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari
125% arus pengenal beban penuh. Disampingitu, untuk jarak jauh
perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak
terjadi susut tegangan yang berlebihan. Penghantar sirkit akhir untuk
motor dengan berbagai daur kerja dapat menyimpang dari ketentuan
diatas asalkan jenis dan penampang penghantar serta pemasangan
nya disesuaikan dengan daur kerja tersebut:
Faktor-faktor yang memengaruhi nilai.arus (KHA) sebagai berikut:
a. arus desain yaitu kabel harus membawa arus penuh;
b. tipe kabel seperti PVC yaitu konduktor tembaga atau alumunium;
c. kondisi instalasi atau penempatan kabel tersebut;
d. suhu lingkungan; dan
e. tipe perlindungan, artinya berapa lama kabel harus membawa arus be sar.
Material busbar yang berfungsi sebagai konduktor listrik memiliki peranan penting agar
biaya yang di keluarkan sebanding dengan ketahanan pa nel listrik.
a. busbar berbahan tembaga; dan
b. busbar berbahan aluminium.
Busbar dari tembaga lebih ba ik dibandingkan busbar berbahan aluminum jika dilihat dari
konduktivitas dan kekuatan. Namun tembaga memiliki berat lebih besar dibandingkan
aluminum. Tembaga memil iki tingkat kekerasan yang lebih tinggi sehi ngga
memberikan resistensi yang lebih besar daripada aluminum sehingga busbar yang
terbuat dari tembaga lebih tahan terhadap kerusakan.
Busbar beserta panel ya ng berada di lokasi dan kondisi li ngkungan ya ng ekstrem
maupun di tempat yang memil iki suhu lingkungan yang tinggi seperti di atas laut, pinggir
pantai, dan di dalam pabrik kimia perl u diberi perl indungan lebih ya ng berupa insulation
agar lebih tahan lama.
Gambar di atas adalah susunan rei yang paling sederhana dan paling mu rah.
Keandalan serta fleksibilitas operasinya sangat terbatas. Jika terdapat kerusakan direl,
seluruh pusat listrik harus dipadamkan untuk dapat melakukan
perbaikan. Oleh sebab itu, rel tunggal sebaiknya hanya digunakan pada pusat
listrik yang tidak begitu penting peranannya dalam sistem untuk menaikkan
keandalan rei tunggal. Seksi PMS dapat dipasang dengan membagi rel dalam dua
kelompok, yaitu kelompok kiri dan kelompok kanan dari rel Unit pembangkit dan beban
sebagian dihubungkan ke kelompok kiri dan sebagian lagi dihubungkan ke kelompok
kanan dari rei. Jika terdapat kerusakan pada rei ya ng pcrbaikannya memcrlukan
pemadaman, seksi rei ya ng mcmcrlukan perba ikan dapat dipadamkan dengan
membuka seksi PMS ini sehingga seksi rei yang lain tetap dapat dioperasikan/dinya
lakan.
1). Keuntungan
a) susunan ini murah instalasinya;
b) pemeliharaan kurang; dan
c) operasionalnya sederhana.
2). Kekurangan
Jika terdapat gangguan pada busbar, semua elemen yang terhubung juga akan
padam/terlepas, demikian juga saat pemeliharaan sehingga kurang fleksibel dan
andal.
b. Rei ganda dengan satu PMT
Gambar 4.6 Rei ganda dengan satu PMT.
Sumber: lrawan Hartanto
Pada dasarnya rei dengan PMT satu setengah adalah rei ganda dengan tiga buah PMT
di antara dua rei tersebut. Jika rei-rei ini diberi identifikasi sebagai PMT A 1 , PMT A2,
dan PMT seterusnya. Sementara ya ng dekat rei 8 diberi identifikasi sebagai PMT
81 , PMT 82, dan seterusnya. PMT yang di tengah disebut PMT dia meter dan diberi
identifikasi sebagai PMT A81 , PMT A82, dan seterusnya.
Bagian-bagian dari instalasi dihubungkan pada titik-titik yang lctaknya antara
PMT A dengan PMT A8 dan pada titik-titik ya ng letaknya anta ra PMT 8 dengan PMT
A8 seperti terlihat pada gam ba r di atas. Dibanding dengan rei-rei pada butir a, b, dan
c tersebut, rei dengan PMT satu setengah ini mempu nyai keandalan pa li ng tinggi.
Hal ini dapat dilihat sebagai berikut
1). Apabila rel A menga lami gangguan
Diperbaiki dengan membuka semua PMT bernomor A beserta PMS-nya,
daya tetap dapat disalu rka n secara penuh.
2). Apabila rel B mengalami gangguan
Diperbaiki dengan membuka semua PMT bernomor B beserta PMS-nya,
daya tetap dapat disalu rkan secara penuh.
3). Apabila rei A dan rei B menga lami gangguan
Diperbaiki dengan membuka semua PMT bernomor A dan PMT bernomor B
beserta PMS-nya. Dalam hal ini daya tetap dapat disalurkan walaupun
dengan fleksibilitas pembebanan yang berkurang.
Pembebasan tegangan sebuah (bagian) insta lasi yang terhubung ke rei
dengan PMT satu setengah mengharuskan pembukaan dua buah PMT
beserta PMS-nya, yaitu PMTrei dan PMT diameternya. Misalnya untuk unit
pembangkit nomor 1 yang terhubung ke rei B melalui PMT 81 maka untuk
pembebasan tegangannya yang harus dibuka adalah PMT 81 dan PMT AB 1
beserta PMS-PMS-nya.
a) Keuntungan
A. pengoperasian yang lebih fleksibel;
B. keandalan tinggi; dan
C. saat busbar terganggu tidak semua rangkaian harus padam.
b) Kekurangan
(1) harga mahal; dan
(2) pengaturan relay proteksi kompleks karena PMT yang di tengah harus
menangani dua rangkaian dalam dua arah aliran dan harus beroperasi
normal.
Rangkuman:
Busbar adalah batang berbahan metal yang digunakan di dalam panel listrik untuk
mendistribusikan tenaga Hstrik. Rangkaian busbar banyakdigunakan di dalam gardu
induk dan industri dengan daya listrik besar. Busbar termasuk komponen jenis
konduktor, yaitu bahan penghantar listrik yang baik, sehingga dalam memil ihnya
harus menyesuaikan dengan aturan yang berlaku. Sebagai penghantar listrik, busbar
harus memiliki sifat dasar penghanta r listrik. Busbar merupakan titi k hubungan
trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT, dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan
menyalurkan tenaga listrik.
Busbar juga didefinisikan sebagai lokasi jalur transmisi, sumber, dan beban
distribusi bertemu. Karcna pertemuan ini, sirkuit pPnciek yang terletak di dekat
busbar cenderung memiliki arus besar yang sangat tinggi. Karena arus sangat
besar maka jika terdapat kesalahan memerlukan kecepatan tinggi dalam operasi
perlindungan busbar untuk membatasi kerusakan peralatan tersebut