Anda di halaman 1dari 13

Bahan Konduktor

BAB I
PENDAHULUAN

Bahan listrik dalam sistem tanaga listrik merupakan salah satu elemen penting yang
akan menentukan kualitas penyaluran energi listrik itu sendiri . Bahan listrik yang sangat populer
selama ini meliputi konduktor, semikonduktor, dan isolator . Satu lagi yang dikenal dengan
super konduktor , namun masih dalam penelitian intensif para ahli . Ketiga bahan tadi secar
integratif dalam sistem kelistrikan dimanfaatkan secara optimal. Seperti konduktor adalah salah
satu material paling besar yang dipakai dalam penyaluran tenaga listrik baik alumunium maupun
tembaga atau campuran dengan bahan lain.
Suatu bahan dapat berbentuk padat , cair atau gas. Wujud bahan tertentu juga bisa
berubah karena pengaruh suhu. Selain pengelompokkan besdasarkan wujud tersebut dalam
teknik listik bahan-bahan juga dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Bahan penghantar ( Kondukor )
2. Bahan penyekat ( Isolator )
3. Bahan setengah penghantar ( Semi konduktor )
4. Bahan magnetis
5. Bahan Super konduktor
6. Bahan nuklir
7. Bahan khusus ( bahan untuk pembuat kontak-kontak , untuk sekering, dsb )

Penghantar dalam teknik adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik , baik berupa
zat padat , cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka di sebut konduktor . Konduktor
yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat
konduktif. Emas , perak , tembaga , alumunium , zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis
semakin besar . jadi sebagai penghantar emas adalah sangat baik , tetapi sangat mahal harganya ,
maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak digunakan .

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Penghantar ( Konduktor )
Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang baik . Bahan ini mempunyai daya
hantar listrik ( Electrical Conductivity ) yang besar dan tahanan listrik ( Electrical resistance
) yang kecil. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Perhatikan
fungsi kabel , kumparan/ lilitan yang ada pada alat listrik yang anda jumpai . Juga pada saluran
transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik , bahan penghantar yang sering di jumpai adalah
tembaga dan alumunium .

B. Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut.
1. Konduktifitasnya cukup baik.
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:
1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang diberi
campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya untuk menaikkan kekuatan
mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan cara
kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).
C. Klasifisikasi konduktor menurut konstuksinya :
1. kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2. kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang dililit menjadi satu,
biasanya berlapis dan konsentris.
3. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat untuk mendapatkan
garis tengah luar yang besar.

D. Karakteristik konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor , yaitu :
1. karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang menyatakan
kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-8:1981, untuk konduktor 70
mm berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30 C, maka kemampuan maksimal dari
konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
2. karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus listrik yang
melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada
suhu sekitar 30o C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah
275 A).




E. Kriteria Bahan Konduktor
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur unsur pemadu, impurity
atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya banyak berperan dalam proses
pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri. Unsur unsur pemandu selain mempengaruhi
konduktivitas listrik, akan mempengaruhi sifat sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni
memiliki konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya. Akan
tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga membutuhkan sifat
mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan penggunaan penghantar itu sendiri.
Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata juga sangat ditentukan
oleh nilai ekonomis logam tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi antara nilai teknis
dan ekonomi logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai kompromi termurahlah
yang akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada saat ini, logam Tembaga dan
Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam penghantar lainnya yang memenuhi
nilai kompromi teknis ekonomis termurah.

Dari jenisjenis logam penghantar pada tabel 1. diatas, tembaga merupakan penghantar yang
paling lama digunakan dalam bidang kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh International
Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan suatu standar yang menunjukkan daya hantar kawat
tembaga yang kemudian dikenal sebagai International Annealed Copper Standard (IACS).
Standar tersebut menyebutkan bahwa untuk kawat tembaga yang telah dilunakkan dengan proses
anil (annealing), mempunyai panjang 1m dan luas penampang 1mm2, serta mempunyai tahanan
listrik (resistance) tidak lebih dari 0.017241 ohm pada suhu 20
o
C, dinyatakan mempunyai
konduktivitas listrik 100% IACS.

Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang dicapai dewasa ini,
dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar jauh lebih tinggi jika dibandingkan
pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik kawat tembaga sekarang ini bisa mencapai diatas
100% IACS.

Untuk kawat Aluminium, konduktivitas listriknya biasa dibandingkan terhadap standar kawat
tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat aluminium dari jenis EC grade atau seri
AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara 61.0 61.8% IACS, tergantung pada
kondisi kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat penghantar dari paduan aluminium seri
AA 6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan konduktivitas listriknya tidak boleh kurang
dari 52.5% IACS. Kawat penghantar 6201 ini biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis
All Aluminium Alloy Conductor (AAAC).

Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas, kriteria mutu lainnya yang
juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian dari sifat sifat atau kondisi berikut ini,
yaitu:

a.komposisi kimia.
b.sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik (elongation).
c. sifat bending
d. diameter dan variasi yang diijinkan.
e. kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.

F. Sifat-Sifat Bahan Konduktor :
Bahan-bahan listrik mempunyai sifat-sifat penting ,seperti :
a. Daya hantar listrik
b. Koefisian suhu tahanan
c. Daya hantar panas
d. Kekuatan tegangan tarik , dan
e. Timbulnya daya eletro-motoris termo

a) Daya Hantar Listrik
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari penghantar
itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya
dengan luas penampang 1mm2 pada temperatur20
0
C dinamakan hambatan jenis. Besarnya
hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

R= l/A
dimana :
R : Hambatan dalam penghantar, satuanya ohm ()
: hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm2/m
l : panjang penghantar, satuannya meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, satuanya mm
2

b) Koefisien Temperatur Hambatan
Telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan mengalami perubahan volume bila
terjadi perubahan temperatur. Bahan akan memuai jika temperatur suhu naik dan akan menyusut
jika temperatur suhu turun. Besarnya perubahan hambatan akibat perubahan suhu dapat diketahui
dengan persamaan ;

R = R
0
{ 1 + (t t
0
)},
dimana :
R : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu
R0 : besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu
T : temperatur suhu akhir, dalam
0
C
t
0
: temperatur suhu awal, dalam
0
C
: koefisien temperatur tahanan
nilai tahanan jenis , berat jenis dan titik cair dari bermacam-macam bahan dapat dilihat pada
tabel 6.1

Nama bahan

Tahanan Jenis Berat Jenis Titik Cair
Perak 0,016 10,5 960
Tembaga
Cobalt
Emas
Alumunium
Molibdin
Wolfram
Seng
Kuningan
Nikel
Platina
Nikeline
Timah putih
Baja
Vanadium
Bismuth
Mangan
Timbel
Duralumunium
Manganin
Konstanta
Air raksa
0,0175
0,022
0,022
0,03
0,05
0,05
0,06
0,07
0,079
0,1
0,12
0,12
0,13
0,13
0,2
0,21
0,22
0,48
0,48
0,5
0,958
8,9
8,42
19,3
2,56
10,2
19,1
7,1
8,7
8,9
21,5
-
7,3
7,8
5,5
9,85
7,4
11,35
2,8
-
8,9
13,56

1083
1480
1063
660
2620
3400
420
1000
1455
1774
-
232
1535
1720
271
1260
330
-
-
-
-38,9


Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga , karena tenbaga merupakan
bahan penghantar yang paling baik setelah perak dan harganya pun murah karena banyak
terdapat dimana-mana . Akhir-akhir ini banyak digunakan alumunium dan baja sebagai
penghantar walaupun tahanan jenisnya cukup besar , hal ini dengan pertimbangan sangat
berlimpah dan harganya menjadi lebih murah .

c) Daya Hantar Panas
Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan bahan tiap satuan
waktu. Diperhitungkan dalam satuan Kkal/jam
0
C. Terutama diperhitungkan dalam pemakaian
mesin listrik beserta perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya hantar panas yang
tinggi sedangkan bahan-bahan bukan logam rendah.

d) Daya Tegangan Tarik
Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran diatas tanah. Oleh sebab itu,
bahan yang dipakai untuk keperluan tersebut harus diketahui kekuatanya. Terutama menyangkut
penggunaan dalam pendistribusian tegangan tinggi. Penghantar listrik dapat berbentuk padat ,
cair , atau gas . yang berbentuk padat umumnya logam , elektrolit dan logam cair (air raksa)
merupakan penghantar cair , dan udara yang diionisasikan dan gas-gas mulia (neon) ,kripton
,dsb) sebagai penghantar bentuk gas .

e) Timbulnya daya Elektro-motoris Termo

Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan logam
yang berlainan jenis, karena dalam suatu rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektro-
motoris termo tersendiri bila terjadi perubahan temperatur suhu.

Daya elektro-motoris termo dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam pengaturan arus dan
tegangan dapat menyimpang meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang
dibangkitkan tergantung pada sifat-sifat kedua bahan yang digunakan dan sebanding dengan
perbedaan temperaturnya. Daya elektro-motoris yang dibangkitkan oleh perbedaan temperatur
disebut dengan daya elektro-motoris termo.

G. Macam-macam Bahan Konduktor
Fungsi penghantar pada teknik lisrik adalah untuk menyalurkan energi listrik adalah
untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik lain . Penghantar yang lazim digunakan
antara lain :
Tembaga dan Alumunium. Beberapa bahan penghantar yang masih ada dan relevasinya ,antara
lain :
a. Alumunium
b. Tembaga
c. Baja
d. Wolfram
e. Molibdenum
f. Platina
g. Air raksa
h. Bahan-bahan resistivitas tinggi
i. Timah hitam


a. Alumunium
Alumunium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm
3
, titik leleh 658 0C dan tidak
korosif .Daya hantar alumunium sebesar 35 m/ohm.mm2 atau kira- kira 61,4 % daya hantar
tembaga .alumunium mempunyai bentuk yang lunak , kekuatan tariknya hanya 9 km/mm2.
Untuk itu jika alumunium digunakan sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu
diperkuat dengan baja atau paduan Alumunium. Penggunaan yang demikian misalnya pada :
ACSR (Alumunium Conductor Steel Reinforced ). Kontuksi penghantar dari alumunium dan
baja dapat dilihat pada gambar 6.1


Penggunaan alumunium yang lain adalah untuk bustar , dan karena alasan tertentu misalnya
ekonomi, maka dibuat penghantar alumu nium yang berisolasi , seperti : ACSR OW . Menurut
ASA (american Standart Association ), paduan alumunium diberi tanda seperti pada tabel berikut
:


Tabel 6.1 penandaan Paduan Alumunium

Nama Bahan Penaan daan

Alumunium (kemurnian minimum 99%)
Paduan yang mayoritas terdiri dari :
Tembaga
Mangan
Silikon
Magnesium
1xxx

2xxx
3xxx
4xxx
5xxx
Magnesium dan silikon
Seng
Lain-lain
Seri-seri yang tidak digunakan
6xxx
7xxx
8xxx
9xxx



b. Tembaga
Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 mm
2
/m pada suhu 20
o
C. Koefisien
suhu tembaga 0,004 per
o
C . Kurva resistivitas tembaga terhadap suhu tidak linier seperti
ditunjuksan pada gambar 6.2

Gambar 6.2 Kurva resistivitas tembaga sebagai fungsi dari suhu
Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting adalah sebagai penghantar,
misalnya : kawat berisolasi (NYA, NYAF), kabel (NYM, NYY, NYFGbY), busbar,
lamel mesin dc, cincin seret pada mesin ac, dan lain-lain. Tembaga mempunyai
ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa jenis tembaga murni pada suhu 20
0
C adalah
8,96 g/cm3, titik beku 1083
0
C. Kekuatan tarik tembaga tidak tinggi berkisar antara 20
hingga 40 kg/mm2, kekuatan tarik batang tembaga akan naik setelah batang tembaga
diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat berisolasi atau kabel. Cara memperkecil
penampang batang tembaga menjadi kawat dengan menggunakan penarik
tembaga seperti gambar 6.3.

Gambar 6.3 Penarikan batang tembaga menjadi kawat
Untuk memperkecil penampang batang tembaga digunakan batu tarik (die) yang besarnya
beragam, makin ke ujung makin kecil penampang rautannya. Makin kecilpenampang kawat
diperlukan, makin banyak tahapan batu tarik yang digunakan. Bahan batu tarik untuk pembuatan
kawat yang cukup besar diameternya adalah wolframkarbida,sedangkan untuk pembuatan kawat
yang diameternya kecil adalah intan.Selama penarikan akan terjadi penambahan panjang. Untuk
itu roda tarik yang dipasangdi belakang batu tarik putarannya atau diameternya dibuat lebih
besar. Sesudahdiadakan penarikan terhadap batang tembaga menjadi kawat, tembaga akan lebih
lenting. Keadaan ini kurang baik digunakan sebagai kawat berisolasi atau kabel. Agar tembaga
menjadi lunak kembali perlu diadakan pemanasan. Namun harus diusahakanselama proses
penarikan tidak terjadi oksidasi. Setelah proses pemanasan selesai, maka proses pembuatan
kawat berisolasi atau kabel dapat dimulai. Untuk penghantar yang penampangnya lebih kecil dari
16 mm2 digunakan penghantar pejal, sedangkan untuk penghantar yang penampangnya > 16
mm2 digunakan penghantar serabut yang dipilin.Pemberian isolasi pada kawat berisolasi seperti
ditunjukkan pada gambar 6.4.
Gambar 6.4 Pemberian isolasi untuk kawat



Kawat dari gulungan A ditarik melalui alat ekstrusi B . selanjutnya pvc yang keluar dari C
didinginkan pada bak pendingin D. Keluar dari D kawat yang sudah terisolasi diuji dengan
pengujian cetusan (spark testing) E, ditarik dengan penarik F dan selanjutnya digulung dengan
penggulung G.
c. Baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon. Berdasarkan campuran
karbonnya, baja dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu : baja dengan kadar karbon rendah ( 0
25 %), baja dengan kadar karbon menengah (0,25 0,55 %), dan baja dengan kadar karbon
tinggi ( di atas 0,55 %). Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu :
tetapi digunakan pada penghantar transmisi yaitu ACSR, dimana fungsi baja dalam hal ini
adalah untuk memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalvanis dengan seng.
Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian aluminium. Berdasarkan
pertimbangan di atas, maka dibuat penghantar bimetal (berbeda dengan termal bimetal pada
pengaman) seperti gambar 6.5.

Gambar 6.5 Penampang kawat bimetal


Keuntungan dari penghantar dengan menggunakan bimetal, antara lain :
a. Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar konduktor (efek kulit)
b. Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat penghantar terhindar
dari korosi. Pemakaian penghantar bimetal selain untuk kawat penghantar adalah untuk busbar,
pisau hubung, dan lain-lain.
d. Wolfram
Logam ini berwarna abu-abu keputih -putihan, mempunyai massa jenis 20 g/cm3, titik
leleh 3410
0
C, titik didih 5900
0
C, ? =4,4.10 6 per
0
C, tahanan jenis 0,055? .mm2/m. Wolfram
diperoleh dari tambang yang pemisahannya dengan menggunakan magnetik atau proses kimia.
Dengan reaksi reduksi asam wolfram (H2WO4) dengan suhu 700
0
C diperoleh bubuk wolfram.
Bubuk wolfram kemudian dibentuk menjadi batangan dengan suatu proses yang disebut
metalurgi bubuk yang menggunakan tekanan dan suhu tinggi (2000 atm, 1600
0
C) tanpa terjadi
oksidasi. Dengan menggunakan mesin penarik, batang wolfram diameternya dapat diperkecil
menjadi 0,01 mm (penarikan dilakukan pada keadaan panas). Penggunaan walfram pada teknik
listrik antara lain untuk : filamen (lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda), elektroda, tabung
elektronik, dan lain-lain.

e. Molibdenum
Sifat logam ini mirip dengan wolfram, begitu pula cara mendapatkannya. Molibdenum
mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh 2620
0
C, titik didih 3700
0
C, ? = 53. 10 7 per
0
C,
resistivitasnya 0,048 ? .mm2/m, koefisien suhu 0,0047 per
0
C. Penggunaan Molibdenum, antara
lain : tabung sinar X, tabung hampa udara, karena molibdenum dapat membentuk lapisan yang
kuat dengan gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang keras, tahan
korosi, dan bagian-bagian yang digunakan pada suhu tinggi.
f. Platina
Platina merupakan logam yang berat, berwarna putih keabu-abuan, tidak korosif, sulit
terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia. Massa jenisnya 21,4 g/cm3,
titik leleh 1775
0
C, titik didih 4530
0
C, ? = 9. 10 6 per
0
C, resistivitasnya 0,1 ? .mm2/m,
koefisien suhu 0,00307 per
0
C. Platina dapat dibentuk menjadi filament yang tipis dan batang
yang tipis-tipis.
Penggunaan platina pada teknik listrik antara lain untuk elemen pemanas pada
laboratorium tentang oven atau tungku pembakar yang memerlukan suhu tinggi yaitu di atas
1300
0
C, untuk termokopel platina-rhodium (bekerja di atas 1600
0
C), platina dengan diameter + 1
mikron digunakan untuk menggantung bagian gerak pada meter listrik dan instrumen sensitif
lainnya, dan untuk bahan potensiometer. Berikut adalah tabel konstanta untuk bahan penghantar.
g. Air Raksa
Air raksa adalah satu-satunya logam berbentuk cair pada suhu kamar.Resistivitasnya 0,95 ?
.mm2/m, koefisien suhu 0,00027 per
0
C. Pada pemanasan diudara air raksa sangat mudah terjadi
oksidasi. Air raksa dan campurannya khusus uap air raksa adalah beracun. Penggunaan air raksa
antara lain : gas pengisi tabung elektronik, penghubung pada sakelar air raksa, cairan pada
pompa diffusi, elektroda pada instrumen untuk mengukur sifat elektris bahan dielektrik padat.
Logan lain yang juga banyak digunakan pada teknik listrik, antara lain : tantalum dan niobium.
Tantalum dan niobium yang dipadukan dengan aluminium banyak digunakan sebagai kapasitor
elektrolitik.
h. Bahan-Bahan resistivitas Tinggi
Bahan resistivitas tinggi yang digunakan untuk peralatan yang memerlukan resistansi yang
besar agar bila dialiri arus listrik akan terjadi penurunan tegangan yang besar. Contoh
penggunaan bahan resistivitas tinggi antara lain : pada pemanas listrik, rheostat dan resistor.
Bahan -bahan ini harus mempunyai koefisien suhu yang rendah. Untuk elemen pemanas, pada
suhu tinggi untuk waktu yang lama tidak boleh terjadi oksidasi dan meleleh.
Bahan-bahan yang resistivitasnya tinggi antara lain : konstantan, manganin, nikron dan
fechral yang komposisinya ditunjukkan pada tabel 6.3.
Tabel 6.3 Bahan Resistivitas Tinggi

Nama Paduan


Komposisi
(%)

Massa
jenis

Resistivitas
? .mm2/m

Koefisien suhu
10 5 per
0
C

Konstantan
Kromel

Manganin
Nikrom

Fechral

Nikelin

60 Cu, 40 Ni
0,7 Mn, 0,6 Ni, 23-27 Cr,
4,5-6,5 Al + Fe
86 Cu, 12 Mn, 2 Ni
1,5 Mn, 75-78 Ni, 20-23
Cr, sisanya Fe
0,7 Mn, 0,6 Ni, 12-15 Cr,
3,5-5 Al, sisanya Fe
54 Cu, 26 Ni, 20 Zn

8,9
6,9 7,3

8,4
8,4 8,5

7,1 7,5



0,48 0,52
1,3 1,5

0,42 0,48
1 1,1

1,2 1,35

0,4 0,47

5,25
6,5

5,3
10 20

10 12

23


i. Timah Hitam
Timah hitam mempunyai massa jenis 11,4 g/cm3, agak lunak, meleleh pada suhu 327
0
C,
titik didih 1560
0
C, warna abu-abu dan sangat mudah dibentuk, yang merupakan bahan yang
tahan korosi dan mempunyai konduktivitas 4,5 m/? .mm2. Pemakaian timah hitam pada teknik
listrik antara lain : sel akumulator, selubung kabel tanah, disamping digunakan sebagai pelindung
pada industri nuklir. Timah hitam tidak tahan terhadap pengaruh getaran dan mudah mengikat
sisa asam. Untuk pemakaian sebagai pelindung kabel tanah jika ditanam pada tempat tersebut
diperlukan pelindungan tambahan. Kapur basah, air laut, dan semen baah dapat bereaksi dengan
timah hitam. Itulah sebabnya disamping timah hitam sebagai pelidung kabel tanah, juga
digunakan paduan dari timah hitam yang mempunyai struktur kristal yang lebih halus, lebih kuat,
dan lebih tahan getaran. Tetapi bahan ini adalah lebih mudah korosi dan mengandung racun.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN :

Penghantar dalam teknik adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat ,
cair atau gas . Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor.
Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang baik . bahan ini mempunyai daya hantar
listrik ( Elecrical Conductivity ) yang besar dan tahanan listrik ( Electrikal Resistance ) kecil.
Pada saat ini, logam tembaga dan Alumunium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam
penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Untuk mengenal bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor kita harus mengetahui jenis bahan
konduktor , kriterias konduktor dan sifat-sifat bahan konduktor . agar dalam penggunaannya
tepat sehingga tidak menimbulkan kerugian atau bahaya dalam penggunaannya.

Anda mungkin juga menyukai