Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BANGUNAN PINTAR DENGAN SMART WINDOWS

Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bangunan Pintar

Disusun Oleh :

Kelompok 10

Abiano Al-Affan 151734001

Rizky Adi Firdaus 151734028

Tika Faradita Anggraeni 151734032

D IV TEKNIK KONSERVASI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONSERVASI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
SMART WINDOWS
I. Pendahuluan
Guna meningkatkan kenyamaan lingkungan pada suatu bangunan dengan
meningkatkan efisiensi energi dari bangunan tersebut, untuk mencapai carbon
neutral dan zero energy buildings (ZEB), adalah dengan melakukan tinjauan secara
menyeluruh terhadap karakteristik bangunan dan kebutuhan energi yang
diperlukan. Solusi terbaik untuk mencapai target tersebut adalah dengan
menggunakan teknologi yang dapat memberikan kenyamanan seiring dengan
kondisi iklim dan paparan sinar matahari yang berbeda-beda.
Jendela dalam sebuah bangunan memiliki peran yang sangat penting dalam
menentukan penggunaan energi dari sebuah bangunan, yang secara signifikan
mempengaruhi tingkat kenyamanan lingkungan dalam suatu ruangan. Jendela
dalam bangunan pintar, merupakan suatu sistem kompleks yang tak hanya berguna
sebagai penghalang tetapi juga sebagai filter lingkungan. Serta berpotensi sebagai
pengatur panas, radiasi matahari, udara, dan uap, dan kini jendela juga bisa
digunakan untuk mengubah radiasi matahari menjadi energi (panas dan listrik) yang
bisa dimanfaatkan oleh penghuninya.
Dalam konteks ini, lapisan tipis dan transparan diantara jendela bangunan
yang memiliki peran-peran penting tersebut, yang bisa memfilter iklim dari
lingkungan luar namun akan membuat lingkungan di dalamnya tetap nyaman.
Selain itu, mampu juga menyeimbangkan kenyamanan visual dengan kelembaban
dalam suatu ruangan, serta dapat mengurangi penggunaan AC dan konsumsi energi
pencahayaan. Lapisan tersebut harus memiliki desain yang akurat dan berintegrasi
dengan peralatan mekanik juga target kinerja. Jika tidak maka akan membuat
lingkungan tidak nyaman dan terjadi disipasi energi pada bangunan.
Menurut Departement of Energy of the United States, sebanyak 25% - 35%
energi pada suatu bangunan terbuang begitu saja karena penggunaan jendela yang
tidak efisien. The California Energy Commission memperkirakan bahwa sekitar
40% dari cooling demand pada bangunan digunakan untuk menurunkan temperatur
dari sinar matahari yang masuk melalui jendela. Solusi untuk mengurangi
penggunaan tersebut dapat menggunakan smart windows, yang dapat
memungkinkan penghematan energi, transmisi cahaya dalam sebuah ruangan,
kenyamanan termal, dan visual berkaitan dengan kondisi lingkungan luar dan
kebutuhan penggunanya. Sistem smart windows ini akan berkaitan dengan kontrol
sistem pencahayaan dan sistem kontrol pendingin udara. Beberapa proyek
percontohan yang sudah diterapkan pengggunaan smart windows, telah
menunjukan penghematan penggunaan energi hingga 60% untuk penerangan,
pengurangan beban pendinginan hingga 20%, dan mengurangi beban puncak
hingga 26%.

II. Smart windows

Smart windows adalah salah satu topik yang sangat menarik untuk dibahas
mengingat meningkatnya penggunaan jendela yang semakin canggih. Berdasarkan
mode operasinya, smart windows dibedakan dalam dua kategori utama, yaitu
dengan kontrol pasif (passive system) atau self-regulating dan kontrol aktif (active
system), disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

II.1 Passive Dynamical System

Passive dynamic system tidak memerlukan aliran listrik dalam sistem


operasinya. Sistem ini merespon secara langsung terhadap stimulus alamiah seperti
cahaya (photochromic glass) atau panas (thermochromic and thermotropic
glazing). Dibandingkan dengan active system, sistem ini lebih mudah dipasang dan
lebih andal untuk dikendalikan oleh pengguna berdasarkan permintaan. Passive
dynamical system terdiri dari dua jenis, yaitu:
1) Photochromic Glazing

Gambar 1 Photochromic glazing


Photochromic glass dapat mengubah sifat transparansi secara otomatis
sehubungan dengan intensitas cahaya matahari. Kemampuan ini dikarenakan
terdapat senyawa organik atau anorganik di dalam kaca yang bertindak sebagai
optical sensitizer (cairan yang bersifat peka cahaya), seperti logam halida (klorida
dan perak bromida) yang sangat reaktif terhadap cahaya ultraviolet, dapat menyerap
energi matahari sesuai dengan variasi spektrum warna matahari. Ketika
photocromic glass terkena paparan radiasi matahari secara langsung, perbedaan
dalam penyerapan spektral antara energy layers of glass dan substansi tambahan
akan membuat proses pembentukan warna yang intens.
Kecepatan respon terhadap perubahan lingkungan memerlukan waktu dua kali
lebih lama, untuk mengubah dari kondisi sebelumnya ke kondisi yang baru.
Lamanya waktu respon ini akan menyebabkan masalah jika terjadi perubahan
cahaya matahari secara tiba-tiba, kasus ini sering terjadi sehingga menyebabkan
area cahaya dan bayangan pada jendela tidak memiliki spektrum warna yang sama
atau tidak merata sehingga tidak sedap dipandang oleh mata. Berdasarkan
chromatic transition, kaca jenis ini menjadi lebih mudah untuk melakukan
penyerapan sinar matahari daripada merefleksikannya sehingga memungkinkan
terjadinya fenomena overheating yang dapat menyebabkan thermal shock jika
radiasi mataharinya terlalu kuat.
2) Thermochromic Glazing

Gambar 2 Thermochromic glazing

Thermochromic glazing mampu memodifikasi sifat optiknya sesuai dengan


suhu permukaan luar, yang menentukan reaksi kimia atau transisi fase antara dua
keadaan yang berbeda. Kaca tetap transparan ketika suhu lebih rendah dari
lingkungan, sedangkan kaca akan menjadi buram ketika suhu lebih tinggi dari
lingkungan. Interval suhunya antara 10oC (transparasi maksimum) sampai 65oC
(transparansi minimum). Thermochromic glass dapat diamati dalam berbagai
senyawa organik dan anorganik serta dalam metal film oxides, seperti vanadium
oksida.
Untuk saat ini, bahan themrochromic glazing yang paling bisa diandalkan
adalah polyvinyl butyral (PVB) dengan ketebalan 1,2 mm, sejak diperkenalkan
pertama kalinya di pasaran pada akhir tahun 2010, hal ini dikarenakan PVB adalah
salah satu produk yang paling sering digunakan karena memiliki integrasi yang
terbaik dalam proses pembuatannya dan memungkinkan untuk memiliki biaya
produksi yang rendah dan lebih berkualitas. Waktu operasi dari penggunaan kaca
ini minimal 20 tahun dan biaya pemasangan yang lebih murah dari active system.
Kelemahannya, tidak adanya kontrol pengguna dan tidak dicapai suhu yang
dibutuhkan, bahkan tidak dapat menghilangkan silau bagi pengguna. Durasi dari
penggunaan kaca ini sekitar 20 tahun dan lebih murah dari kaca dengan teknologi
active control dynamical.

II.2 Active Dynamical Systems

Active dynamical system dapat dikontrol secara langsung atau terhubung ke


sistem manajemen bangunan ynag sudah terkomputerisasi untuk merespon
perubahan kondisi luar lingkungan (suhu dan radiasi matahari) atau juga kondisi
lingkungan pada ruangan (suhu, tingkat pencahayaan alami dan buatan, panas yang
masuk, jumlah penghuni ruangan) atau bisa juga disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna. Penggunaan sistem ini secara signifikan bisa mengurangi konsumsi
energi untuk AC dan penerangan, dengan perkiraan penghematan lebih dari 20%.
Teknologi paling canggih dari sistem ini adalah dengan mengintergrasikannya
dengan sistem photovoltaic, untuk memenuhi kebutuhan listrik total.
Active dynamical system memerlukan sistem operasi dalam
pengendaliannya, bagian dari sistem ini yang dapat dikendalikan secara elektrik
adalah electrochromic glass, liquid crystal devices, dan teknologi terbaru yang
masih dalam tahap eksperimen adalah micro blind atau pelapisan dengan
nanoteknologi. Masing-masing teknologi ini memiliki karakteristik, kinerja, dan
biaya pemasangan yang berbeda, sehingga harus disesuaikan dengan syarat-syarat
yang ditentukan seperti privasi, kecepatan switching, pengurangan cahaya matahari,
dan lain-lain.
Electrochromic windows merupakan generasi terbaru dari teknologi
switchable glazing atau smart windows yang dapat mengubah transmisi cahaya,
transparansi cahaya, atau shading dari jendela sebagai respon terhadap lingkungan.
Bahan elektrochromic merupakan bahan yang sangat tepat digunakan saat ini tak
hanya cocok diterapkan pada bangunan, melainkan bisa digunakan pada kendaraan,
pesawat terbang, pesawat luar angkasa, dan marine glazing. Beberapa tahun
belakangan ini, minat dalam penggunaan electrochromic windows semakin
meningkat dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan hingga abad
mendatang.
Salah satu isu dalam penggunaan smart windows yang menggunakan
pelapis kaca dengan switch listrik (electrical switchable glazing) adalah biaya
perangkat yang mahal serta harus mempertimbangkan apakah dengan biaya yang
mahal tersebut dapat menghasilkan manfaat dalam penggunaan energi dan masa
pakainya. Biaya pemasangan electrochromic windows berkisar antara $100 – 1000
per m2, atau berkisar antara Rp1.412.500 – 14.125.000 per m2 (mengikuti kurs
rupiah terhadap dollar saat ini). Beberapa perusahaan yang telah menerapkan
penggunaan electrochromic windows ini menghabiskan biaya $100 – 250 per m2.
Meskipun begitu, penggunaan smart windows menggunakan bahan electrochromic
masih terus dikembangkan supaya memiliki masa pakai yang lama seperti pelapis
jendela biasa, serta biaya pemasangan yang murah.
Cara Kerja Electrochromic Windows

Gambar 3 Lapisan pada electrochromis windows dan cara kerjanya

Electrochromic windows tersusun dari beberapa bahan lapisan material


yang terdiri dari transparent conductor (TC), electrochromic coating (EC), ionic
conductor (IC), dan counter electrode (CE) yang terletak diantara dua lapisan kaca.
CE juga dapat memiliki sifat electrochromic, yaitu dapat meningkatkan perubahan
warna pada jendela. Fungsi dari CE adalah untuk membawa ion hidrogen atau
lithium dari lapisan penghasil ion, untuk kemudian menginjeksikannya ke dalam
lapisan electrochromic. Lapisan electrochromic biasanya menggunakan bahan
tungsten oksida (WO3), sehingga ketika buram warna jendela akan berubah menjadi
hijau atau biru. Kehadiran ion pada lapisan electrochromic dapat mengubah sifat
optiknya, yang menyebabkan lapisan tersebut menyerap cahaya yang tampak
sehingga jendela akan menjadi gelap.
Gambar 4 Lapisan pada electrochromis windows dan cara kerjanya

Electrocromic windows dibuat dengan mengapit beberapa lapisan bahan


diantara dua lapisan kaca. Berikut ini merupakan susunan material yang terdapat
pada electrochromic windows :
1. Kaca
2. Conducting oxide
3. Electrochromic (WO3)
4. Ion conductor atau electrolite
5. Ion storage
6. A second layer of conducting oxide
7. Lapisan kaca yang kedua

Gambar 5 Susunan lapisan electrochromic windows

Ion di dalam lapisan electrochromic yang memungkinkan untuk terjadinya


perubahan pada jendela dari buram menjadi transparan atau dari transparan menjadi
buram. Ion-ion ini yang memungkinkan untuk menyerap cahaya dari matahari yang
masuk dan mengarah ke jendela. Berdasarkan gambar 3, sumber daya
disambungkan ke dua lapisan konduktor oksida transparan, sehingga ketika lapisan
tersebut dialiri listrik akan membuat ion pada lapisan ion storage terdorong ke
lapisan ion conductor/electrolyte hingga ke lapisan electrochromic. Ion-ion
tersebut yang akan membuat kaca menjadi buram ketika tersinari cahaya matahari
yang terik. Jika lapisan tidak dialiri listrik, maka ion-ion akan terdorong kembali
dari lapisan electrochromic ke lapisan ion conductor hingga akhirnya kembali lagi
ke lapisan ion storage. Ketika ion-ion tersebut meninggalkan lapisan
electrochromic, maka jendela akan berubah kembali menjadi transparan. Ion-ion
yang bergerak tersebut adalah anion lithium.

Gambar 6 Struktur skematik electrochromic device

Perangkat akan menunjukan modulasi cahaya dengan menerapkan DC


potensial diantara dua lapisan ITO. Pewarnaan/buramnya jendela akan dicapai bila
diberikan tegangan sebesar 1,5 Volt ke ITO di sisi NiO. Jika tegangan yang
diberikan -1,5 Volt maka jendela akan menjadi transparan kembali. Ketika
tegangan diberikan, di kedua ITO terjadi perpindahan elektron ke WO3. Secara
bersamaan, sebuah kation M+ diinjeksikan dari elektrolit. Sehingga WO3
merupakan bahan elektrolit katodik. Akibatnya pengurangan WO3 terjadi
perubahan warna dari transparan menjadi buram atau biasanya berwarna biru tua,
dapat dilihat dengan persamaan berikut
WO3 (clear) + xe- + xM- → MxWO3 (deep blue) (M=H1L1)
Disisi lain, elektroda NiO dioksidasi karena adanya penyisipan OH- ke ITO
untuk mengkompensasi elektron yang diinjeksikan ke WO3. Sehingga NiO
merupakan bahan electrochromic anodik, perubahannya dapt digambarkan
menggunakan persamaan berikut
NiO (clear) + xOH- →NiO(OH)x (gray) + xe-
Jika perangkat berfungsi dengan baik, maka perubahan sifat lapisan kaca
akan memiliki spektrum warna yang sempurna di seluruh permukaan. Penggelapan
terjadi dari tepi kaca, beberapa detik/menit kemudian perlahan-lahan bergerak ke
tengah kaca tergantung dari ukuran/luas kaca. Proses tersebut membutuhkan waktu
5 – 10 menit pada kaca berukuran 90 x 150 cm pada iklim hangat, sehingga proses
penggelapan tercapai hingga 90%. Jika dalam kondisi suhu rendah, waktu yang
diperlukan akan sedikit lebih cepat. Perubahan warna yang lambat tersebut akan
menguntungkan penghuni supaya bisa beradaptasi secara alami terhadap perubahan
tingkat cahaya tanpa gangguan. Electrochromic windows memberikan visibilitas
yang memadai walau dalam kondisi gelap, sehingga penghuni di dalam ruangan
tetap bisa melihat dengan jelas ke lingkungan luar.
Adapun keunggulan dari penggunaan electrochromic windows adalah dapat
beralih dari kondisi buram ke transparan dengan tegangan 1 – 5 Volt, suhu operasi
permukaan kaca berkisar antara -20oC hingga 80oC. Dapat digunakan pada area
yang luas, daya tahan penggunaan 20 – 30 tahun, dan kecepatan switching warna
dari buram ke transparan membutuhkan beberapa menit. Kecepatan switching
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan luas area kaca, kecepatan switching
berkurang dengan meningkatnya luas area kaca sebagai fungsi dari resistansi total
jendela dan jarak antara bus bar. Beberapa penilitan juga menunjukan bahwa
kecepatan switching juga dipengaruhi oleh temperatur kerja bahan yang digunakan.
Sebagai contoh, bahan WO3 akan melambat jika kondisi lingkungan dibawah suhu
kamar, sedangkan bahan iridium oksida akan merespon cepat jika temperatur
lingkungannya -10oC.

Anda mungkin juga menyukai