PENDAHULUAN
1
telekomunikasi, kami mengambil salah satu bidang yang berhubungan dengan
telekomunikasi, yaitu tentang migrasi pelanggan dari yang awalnya
menggunakan kabel tembaga menjadi kabel fiber optic.
Dari beberapa pertimbangan diatas maka kami memutuskan untuk
melaksanakan praktek kerja lapangan di PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk tepatnya di kantor daerah telekomunikasi (kandatel) Blitar.
2
2. Tempat Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di :
1.5 Tujuan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini kami laksanakan dengan tujuan
supaya bermanfaat bagi semua pihak.
1.5.1 Bagi Mahasiswa
1. Menguji kemampuan pribadi dalam berkreasi dalam bidang ilmu yang
telah dimiliki dan mempelajari tata cara yang berhubungan dengan
masyarakat di lingkungan kerja.
2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang dimiliki pada suatu kegiatan
secara nyata, dan diharapkan dapat membandingkan pengetahuan yang
diterima di bangku kuliah dengan kenyataan yang dilapangan.
3. Meningkatkan ketrampilan serta kreaktifitas diri pribadi dalam lingkungan
kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki.
4. Dapat mempersiapkan langkah – langkah yang diperluhkan untuk diri
sendiri di lingkungan kerja dimasa mendatang.
5. Untuk mendapatkan wawasan, pengetahuan dan pengalaman selaku
generasi terdidik yang siap terjun di masyarakat khususnya di lingkungan
kerja.
1.5.2 Bagi Perguruan Tinggi
1. Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana
kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja
yang trampil di bidangnya.
3
2. Sebagai pengenalan industri pendidikan pada badan usaha atau perusahaan
yang menbutuhkan lulusan (tenaga kerja) oleh politeknik khususnya
jurusan Teknik Elektro program studi Teknik Telekomunikasi.
1.5.3 Bagi Perusahaan
1. Merupakan sarana untuk mengevaluasi kembali tingkat teknologi yang
ada di Perguruan Tinggi.
2. Sebagai sarana untuk memberikan penilaian kriteria tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
1.6 Metodologi
Tahapan kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang akan dilakukan terdiri atas:
1. Sosialisasi
2. Pengarahan dari pembimbing perusahaan
3. Terjun langsung ke proses
4. Pemberian tugas oleh pembimbing perusahaan
5. Diskusi
6. Evaluasi hasil PKL
Secara garis besar penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini terdiri
dari 4 (empat) bab dan beberapa lampiran. Adapun setiap bab terdiri dari sub –
sub bab, sistematika penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah :
BAGAIAN AWAL
Bagian awal ini berisikan halaman judul, kata pengantar, halaman persetujuan
laporan praktek kerja lapangan, dan daftar isi.
4
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang Sejarah Singkat Perusahaan, Bidang Usaha Perusahaan,
Struktur Organisasi Perusahaan, Visi Misi Perusahaan, dan Filosofi Perusahaan.
Bab ini berisikan tentang intalasi jaringan Fiber Optic untuk sampai ke rumah
pelanggan baik itu pasang baru maupun migrasi dari jaringan kabel tembaga ke
jaringan fiber optic.
BAB V. PENUTUP
Bab ini diuraikan kesimpulan dan saran dari Pembuatan Laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
5
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
c. Perumtel
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya menjadi Perusahaan
Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa
6
telekomunikasi nasional maupun internasional. Tahun 1980 seluruh saham PT
Indonesian Satellite Corporation Tbk. diambil alih oleh pemerintah RI
menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa
telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989,
ditetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi,
yang juga mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
d. PT Telekomunikasi (Persero)
Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 25 Tahun 1991.
7
(Diperdagangkan pada tanggal 14 Juli2003) dan Bursa Efek London (LSE).
Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan di Bursa Saham Tokyo.
Jumlah saham yang dilepas saat itu adalah 933 juta lembar saham. Sejak 16
Mei2014, saham Telkom tidak lagi diperdagangkan di Bursa Efek Tokyo
(TSE) dan pada 5 Juni2014 di Bursa Efek London (LSE).Tahun 1999
ditetapkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
Sejak tahun 1989, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor
telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian,
Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia.
8
Pada 23 Oktober2009, Telkom meluncurkan "New Telkom" ("Telkom
baru") yang ditandai dengan penggantian identitas perusahaan.Saat pergantian
logo juga bertepatan dengan ulang tahun PT. Telkom Indonesia, Tbk yang ke
153 tahun. Perubahan logo ini juga ditandakan untuk suatu perubahan
landscape bisnis dari bisnis Informasi dan Komunikasi menjadi
Telecommunication Information, Media and Education (TIME). Hal ini
dikukuhkan dengan poisoning Telkom yang baru yaitu life confident dengan
tagline-nya The Wold In your Hand.
9
jaringan terbesar di Indonesia.TELKOM menyediakan layanan InfoComm,
telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline) dan telepon tidak bergerak nirkabel
(fixed wireless), layanan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan
interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan seperti halnya
telkomsel dan telkom metra dan lain sebagainya.
10
2. Misi PT. Telkom Indonesia, Tbk
Telkom mempunyai misi memberikan layanan
“One Stop InfoComm Service with Excellent Quality and Comporative Price
and to be The Role Model as the Best Managed Indonesian Comporation.”
Dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik berupa
kemudahan, produk dan jaringan berkualitas dengan harga kompetitif.
Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek – praktek terbaik dengan
mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan
teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling
menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.
11
Mencerminkan spirit Telkom untuk selalu optimis dan berani dalam
menghadapi tantangan.
2. Putih yang artinya suci, damai, cahaya, bersatu.
Mencerminkan spirit telkom untu memberikan yang terbaik bagi bangsa.
3. Hitam, warna dasar
Melambangkan kemauan keras.
4. Abu – abu, merupakan warna transisi.
Melambangkan teknilogi.
12
BAB III
TINJAUAN TEORI
13
media akses maupun adanya tambahan perangkat lain yang bertujuan untuk
meningkatkan unjuk kerjanya.
Secara umum sistem jaringan telekomunikasi terdiri dari jaringan
konvensional yang di tarik mulai dari sentral, MDF, melalui kabel primer sampai
dirumah kabel (RK) yang dilanjutkan dengan kabel sekunder sampai di
distribution point (DP) dan dilanjutkan dengan kabel penanggal (droop wire)
sampai di kotak terminal batas (KTB) dan dilanjutkan dengan instalasi kabel
rumah (IKR) sampai ke roset dan pesawat telepon. Gambar struktur jaringan lokal
akses tembaga ditunjukkan pada Gambar 3.1
14
Gambar 3.2Sentral Telepon Otomatis
2. Kabel Primer
Jaringan kabel primer dengan kapasitas besar (maksimum 2400 pasang
dan minimum 200 pasang) dipasang dari terminal RPU (Rangka Pembagi
Utama) sampai ke terminal pada RK.
Kabel primer yang ada mempunyai kapasitas maksimum 2400 pasang
dengan diameter 0,4 mm (Foam Skin Cable). Untuk STO kapasitas besar
kapasitas primer ditanam langsung atau dipasang menggunakan polongan
(system duct). Kabel primer dapat dilihat pada Gambar 3.3
15
Gambar 3.3 Kabel Primer
3. RK (Rumah Kabel)
Rumah Kabel (Kabinet) biasanya terletak dipinggir jalan yang
merupakan pertemuan antara kabel primer dengan kabel sekunder dapat
dilihat pada Gambar 3.4. RK mempunyai fungsi sebagai tempat
penyambungan antara kabel primer dengan kabel sekunder, tempat
melaksanakan pengetesan untuk melokalisir gangguan, dan tempat
melaksanakan penjumperan antara terminal blok disisi primer dengan
terminal blok disisi sekunder.
16
Cakupan rumah kabel atau Cross Connect Cabinet (CCC) ditentukan
oleh batas- batas geografi seperti sungai, jalan besar dan lain- lain. Tempat
jika tidak spesifik, maka disesuaikan dengan batas kapasitas RK
tersebut.Umumnya satu RK digunakan untuk maksimum 900 pelanggan.
Kapasitas maksimum kabel primer dan sekunder dalam RK ditunjukkan pada
Tabel 3.1
4. Kabel Sekunder
Jaringan kabel sekunder berkapasitas lebih kecil dari kabel primer
(maksimum 200 pasang dan minimum 10 pasang) dipasang dari terminal RK
sampai ke KP atau terminal Titik Pembagi Atas Tanah (TPAT) atau Titik
Pembagi Bawah Tanah (TPBT).
Kapasitas maksimum 200 pasang, dengan diameter urat bervariasi
sampai dengan 0.8 mm. Kabel sekunder dipasang dengan cara tanam
langsung atau atas tanah (kabel udara). Kapasitas sekunder biasanya
bervariasi 1.1 sampai dengan 1.5 dari kapasitas kabel primer.
17
sebagai tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan kabel distribusi,
dan sebagai tempat pengetesan untuk melokalisir gangguan.DP dapat dilihat
pada Gambar 3.5.
18
2. Titik tambat awal dari jaringan distribusi.
19
Gambar 3.7 KTB
20
c. Pesawat telepon
Merupakan media untuk berkomunikasi sebagai akhir dari jaringan
kabel akses tembaga
21
Pemakaian jaringan catu tak langsung ini juga dipakai pada
kota-kota sedang dan besar yang digunakan untuk mencatu daerah
yang pelanggannya tersebar dan jauh .Jaringan catu tak langsung juga
digunakan di STO Simpanglima yaitu di daerah sekitar Simpanglima
yang merupakan kawasan perkantoran.
22
penguat. Fiber optik merupakan media transmisi yang ideal dengan sedikit
transmisi loss, gangguan rendah dan potensi bandwidth yang tinggi.
Fungsi jaringan kabel fiber optik adalah untuk melindungi jaringan biasa
seperti LAN (Local Area Network), WAN (Wide Area Network), atau MAN.
Karena dibuat dari serat kaca dan dilindungi dengan lapisan kuat agar tidak
mudah rusak, kabel fiber optik sangat baik untuk menjaga stabilitas jaringan di
instansi atau perusahaan dengan gedung bertingkat, bahkan sudah banyak
digunakan sebagai kabel jaringan bawah laut yang menjamin hubungan antara
satu negara dengan negara lain.
23
berdiameter antara 2µm - 125µm, dalam hal ini tergantung dari jenis serat
optiknya.
2. Cladding
Cladding berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar dapat
merambat ke ujung lainnya.Dengan adanya cladding ini cahaya dapat
merambat dalam core serat optik. Cladding terbuat dari bahan gelas
dengan indeks bias yang lebih kecil dari core. Cladding merupakan
selubung dari core. Diameter cladding antara 5µm - 250µm, hubungan
indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi perambatan
cahaya pada core yaitu mempengaruhi besarnya sudut kritis.
3. Jaket (Coating)
Coating berfungsi sebagai pelindung mekanis pada serat optik dan
identitas kode warna terbuat dari bahan plastik.Berfungsi untuk
melindungi serat optik dari kerusakan.
24
Gambar 3.9 Perambatan Gelombang pada Single-Mode Fibers
25
Gambar 3.11 Perambatan Gelombang pada Multi-Mode Graded Index
Fibers
Pada multi-mode graded index ini, cahaya merambat karena difraksi yang
terjadi pada core sehingga rambatan cahaya sejajar dengan sumbu serat.
Dispersi minimum sehingga baik jika digunakan untuk jarak
menengah.Memiliki ukuran diameter core antara 30 - 60 µm, lebih kecil
dari multi-mode step index. Dan dibuat dari bahan silica glass dengan
harga yang lebih mahal dari serat optik multi-mode step index karena
proses pembuatannya lebih sulit.
26
dinding pembungkus atau cladding) yang tetap. Prinsip ini disebut total
pantulan internal, karena cladding tidak menyerap cahaya dari inti maka
cahaya dapat melintasi jarak yang cukup jauh. Walaupun begitu ada
beberapa cahaya yang mengalami kerugian (loss) ketika merambat dalam
serat.Hal itu disebabkan karena pengotoran atau ketidakmurnian
kaca.Besarnya kerugian cahaya tergantung kemurnian kaca dan panjang
gelombang cahaya yang ditransmisikan.
3. Indeks Bias
Ketika cahaya merambat di dalam suatu bahan yang jernih,
kecepatannya akan turun sebesar suatu faktor yang ditentukan oleh
karakteristik bahan yang dinamakan indeks bias. Dengan kata lain indeks
bias adalah perbandingan antara kecepatan cahaya di ruang hampa dengan
kecepatan cahaya di dalam bahan. Sebagian besar bahan yang digunakan
untuk membuat serat optik memiliki nilai indeks bias sekitar 1,5.
Karena indeks bias sebenarnya merupakan nilai perbandingan (rasio)
antara kecepatan cahaya di dalam ruang hampa terhadap kecepatan cahaya
27
didalam bahan, maka besaran indeks bias tidak memiliki satuan. Dengan
indeks bias berperan sebagai faktor pembagi dalam menentukan kecepatan
cahaya didalam suatu bahan, hal ini berarti bahwa semakin rendah nilai
indeks bias maka semakin tinggi kecepatan cahaya di dalam bahan terkait.
Hal ini ditunjukkan pada Persamaan dibawah ini.
4. Hukum Snellius
Sudut satu arah perambatan sinar cahaya diukur dengan mengacu ke
garis normal bidang perbatasan antara kedua bahan.Garis normal adalah
sebuah garis yang mengarah tegak lurus terhadap permukaan bidang
perbatasan. Sudut yang dibentuk oleh arah sinar datang ke bidang
perbatasan (terhadap garis normal) dan sudut yang dibentuk oleh arah
sinar meninggalkan bidang perbatasan (terhadap garis normal) secara
berturut-turut disebut sebagai sudut datang dan sudut bias sinar cahaya.
Pemantulan cahaya menurut Hukum Snellius akandiperlihatkan dalam
Gambar 3.12.
Perhatikan bahwa sudut bias akan lebih besar dari sudut datang ketika
cahaya merambat dari bahan yang berindeks bias besar ke bahan lainnya
yang berindeks bias lebih kecil. Hukum Snellius ditunjukkan oleh
Persamaan dibawah ini
28
Gambar 3.12 Pemantulan Cahaya Menurut Hukum Snellius
5. Sudut Kritis
Sudut perambatan sinar cahaya akan bertambah jika sinar memasuki
sebuah bahan dengan indeks bias yang lebih kecil. Jika sudut datang sinar
(didalam bahan pertama) menuju bidang perbatasan terus diperbesar, akan
tercapai suatu titik dimana sudut bias menjadi bernilai 900 dan sinar akan
merambat sejajar dengan bidang perbatasan di dalam bahan kedua. Sudut
datang yang menyebabkan terjadinya hal ini disebut sebagai sudut
kritis.Dapat dihitung nilai sudut kritis dengan mengambil nilai sudut bias
sebesar 900. Hukum Snellius adalah terdapat pada Persamaan dibawah ini
Karena nilai sin 900 adalah 1, maka dapat disusun kembali persamaan di
29
atas untuk mendapatkan sin θ1 dan kemudian nilai sudut θ1 yang dalam
kasus ini
adalah sudut kritis seperti pada Persamaan dibawah ini
30
dimana :
n = indeks bias
Sebuah benda yang berada dalam air terlihat dari udara sepertinya
berada pada kedalaman yang lebih dangkal dari kedalaman benda yang
sebenarnya.Radiasi sinar tampak, atau cahaya, dari matahari sangat penting
terhadap sistem kehidupan di lautan.Cahaya ini menyediakan energi yang
dibutuhkan oleh arus laut dan angin untuk bersikulasi. Konversi energi
cahaya tersebut menjadi energi panas membantu pembentukan lapisan tipis
air hangat di dekat permukaan laut global, yang mendukung sebagian besar
kehidupan laut. Lebih signifikan lagi, transmisi cahaya di air laut sangatlah
penting untuk produktivitas di lautan.
31
Dimana v1 dan v2 adalah kecepatan gelombang pada media tertentu,
sedangkan n1 dan n2 merupakan indeks bias refraksi.Indeks bias tidak
pernah lebih kecil dari 1.
7. Difraksi Cahaya
Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit ( lebarnya
lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan mengalami
lenturan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang
melebar dibelakang celah tersebut. Peristiwa ini dikenal dengan
difraksi.Pada Gambar 3.13 terlihat bahwa difraksi merupakan pembelokan
cahaya di sekitar suatu penghalang/ suatu celah.
8. Dispersi Cahaya
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik (putih)
menjadi cahaya-cahaya monokromatik ( me, ji, ku, hi, bi, ni, u ) pada
prisma lewat pembiasan atau pembelokan ditunjukkan pada Gambar 3.14.
Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai
cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang.
Deretan warna yang tampak pada layar disebut spektrum warna.
Dispersi cahaya terjadi karena setiap warna cahaya mempunyai indeks
32
bias yang berbeda beda. Cahaya merah mempunyai indeks bias terkecil
sedangkan cahaya ungu mempunyai indeks bias terbesar sehingga cahaya
merah mengalamai deviasi (penyimpangan) terkecil sedangkan warna
ungu mengalami deviasi terbesar.
33
digunakan sebagai sumber cahaya transmitter adalah Light Emitting
Diode (LED) dan Laser Diode (LD).
2. Konektor
Konektor adalah peralatan mekanik yang ditempatkan di ujung
akhir kabel serat optik, sumber cahaya, receiver, atau kerangka
mesin.Pada transmitter menyediakan informasi cahaya penjuru (bearing
light) dari kabel serat optik melalui konektor.Konektor harus
mengarahkan dan mengumpulkan cahaya.Konektor juga harus dapat
dipasang dan dilepas dengan mudah dari peralatan.Halini merupakan
titik kunci.Konektor dapat dibongkar-pasang.Dengan fitur ini konektor
menjadi berbeda dengan sambungan (splice).
Untuk memastikan didapatkannya rugi yang rendah, konektor
harus menghilangkan efek-efek pergeseran sudut dan lateral dan juga
menjaga bahwa kedua ujung fiber akan saling menutup dengan
sempurna. Bermacam-macam rancangan telah digunakan untuk
membuat konektor-konektor semacam ini, dimana sebagian adalah lebih
berhasil dari pada yang lain. Konektor optik merupakan salah satu
perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung
serat.
Konektor ini mirip dengan konektor listrik dalam hal fungsi
dan tampilan luar tetapi konektor pada serat optik memiliki ketelitian
yang lebih tinggi.Konektor menandai sebuah tempat dalam sambungan
data serat optik setempat dimana daya sinyal dapat hilang dan BER atau
keandalan dapat dipengaruhi oleh koneksi mekanik.
3. Receiver
Optical receiver (penerima optik) seperti pelaut di dek kapal
penerima sinyal.Receiver optik berfungsi mengambil sinyal cahaya
digital yang masuk, menguraikannya dan mengirim sinyal listrik ke
34
komputer lain, TV atau telepon.Receiver menggunakan fotosel
fotodioda untuk mendeteksi cahaya.Pada dasarnya receiver optik
mengubah modulasi cahaya yang datang dari serat optik kembali ke
bentuk asalnya.
Karena jumlah cahaya pada serat optik sangat kecil, receiver
optik biasanya menggunakan penguat internal yang tinggi.Oleh karena
itu receiveroptik dapat dengan mudah diisi kembali.Untuk alasan ini
maka penting dilakukan untuk hanya menggunakan ukuran serat yang
sesuai dengan sistem yang diberikan.
Sebagai contoh, pasangan transmitter/receiver didesain untuk
penggunaan single-mode fibers, tetapi digunakan dengan multi-mode
fibers sehingga sejumlah besar cahaya pada keluaran serat akan
memenuhi receiver dan kemudian menyebabkan beberapa distorsi sinyal
keluaran (kelebihan sumber cahaya).
Begitu juga jika pasangan transmitter / receiver yang didesain untuk
multimode fibers digunakan pada single-mode fibers maka tidak cukup
cahaya yang dapat mencapai receiver. Hasil keluaran terlalu banyak atau
tidak ada sinyal sama sekali. ‘’Ketidaksesuaian’’ receiver baru
dipertimbangkan jika ada cukup banyak kehilangan dalam serat dengan
tambahan 5 - 10 dB pasangan cahaya ke dalam serat multi-mode hanya
digunakan untuk memberikan kesempatan untuk mencapai operasi yang
pantas.Meskipun begitu, ini merupakan kasus yang ekstrim dan tidak
normal.
35
jendela biasa. Kaca jendela yang bening, dapat melewatkan cahaya
dengan bebas, memiliki ketebalan 0,25 sampai 0,5 cm, bagian tembus
pandang. Dalam kasus ini, cahaya yang melewati pinggiran dan masuk
ke kaca, melewati beberapa centimeter.Jadi hanya sedikit cahaya yang
mampu melewati puluhan kilometer kaca jendela.
Kerugian merupakan hasil utama dari perambatan acak dan
penyerapan ketidakmurnian kaca. Sumber kerugian yang lain dalam
serat disebabkan karena bengkok yang berlebihan yang mana
menyebabkan cahaya meninggalkan area inti serat. Semakin kecil radius
pembengkokan, semakin kecil kerugian.Oleh karena itu pembengkokan
di sepanjang kabel serat optik harus memiliki radius sekecil mungkin.
36
1. Pengertian OTDR
Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) adalah suatu instrument
optoelektronika yang digunakan untuk mengkarakterisasi serat optik.
Suatu OTDR menginjeksikan sejumlah pulsa optis ke dalam serat optik
yang diuji. Dari ujung yang sama, cahaya dihamburkan dan dipantulkan
kembali dari titik pada serat optik dimana indeks bias berubah.
37
Gambar 3.16 Bagan pengukuran fiber optic dengan OTDR
2. Prinsip kerja OTDR
Prinsip kerja OTDR adalah menghitung perbedaan waktu
antara sinyal cahaya yang dikirim dengan waktu sinyal yang
dipantulkan (refleksi), dan kemudian dikonversi kedalam satuan meter
atau kilo meter. Dimana menggunakan asumsi bahwa kecepatan
cahaya adalah 3x 108 mtr/det, rumus umum adalah sebagai berikut :
Jarak kejadian (event) = ( 3 x 108 mtr/det x waktu detik) / ( 2 x indeks bias core)
38
a. Dead Zone, yaitu are kabel fiber optik yang tidak dapat dianalisa
karena jarak antara OTDR dengan patccord terlalu pendek,
sehingga cahaya pantulan masih mempunyai daya yang besar.
b. Fusion Splice Loss, yaitu terjadinya loss dikarenakan sambungan
splicer
c. Connector Loss, yaitu terjadinya loss akibat adanya konektor
d. Bending Loss, yaitu terjadinya loss akibat macro maupun micr
bending
e. Mechanical Splice Loss yaitu loss yang diakibatkan adanya
penyambngan secara mekanik.
f. End Fiber Loss, yaitu ujung akhir kabel, dan merupakan loss
total dari kabel Fiber Optik.
3. Prosedur Penggunaan OTDR
1) Pastikan bahwa Baterai dalam keaadaan penuh, jika tidak
gunakan daya PLN selama pengukuran.
2) Pasang Patccord penghubung dari adapter OTDR dengan adapter
pada kabel Fiber Optik yang akan digunakan.
3) Harap diperhatikan sebelum pemasangan bersihkan ferule
konektor dan adapter dengan connector cleaner.
4) Hidupkan power ON sampai layar display menyala.
5) Ada 5 parameter yang perlu dilakukan set-up sebelum
pengukuran, yaitu:
a. Panjang gelombang atau wave length
b. Indeks Bias Core / IO
c. Pulse width
d. Perkiraan Jarak Kabel / San Range
e. Avarage Time.
6) Lakukan pengukuran Ada dua tipe pengukuran yaitu:
39
a. Simple, maka semua paramater oleh OTDR akan dilakukan
setting secara otomatis. Keuntungannya lebih cepat,
kelemahannya kurang akurat dalam menganalisa
b. Detail, maka perlu dilakukan set up parameter diatas,
keuntungannya lebih akurat dalam menganalisa,
kekuranganya lambat karena perlu waktu set up.
7) Tekan tombol pengirim sinar LASER dan tunggu sampai display
menampilan grafis hasil pengukuran.
8) Geser marker atau kursor pada even yang dikehendaki, maka
akan tampil hasil pengukuran
9) Ada dua hasil perhitungan loss pada OTDR, yaitu:
a. TPA atau Two Point Avarages / 2 point Loss, yaitu loss rata
rata dalam satu section
40
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan OTDR adalah
sebagai berikut:
1. Jangan melihat laser secara langsung karena berbahaya bagi mata
41
BAB IV
PELAKSANAAN PKL
1. Pemasaran Produk
PT. Telkom Indonesia, Tbk khususnya dalam produk indihome
memiliki dua metode dalam memasarkan produk, yaitu:
A. Door to Door
Metode ini dilakukan dengan cara memasarkan produk langsung
kepemungkiman warga. Metode ini hampir sama dengan metode
seles,namun cara pemasarannya lebih ke memberitahukan
perkembangan dari teknologi yang digagas telkom dari yang
sebelumnya menggunakan speedy yang menggunakan kabel tembaga
yang tentu saja memiliki banyak kekurangan dibandingkan jaringan
fiber optic.
42
B. Open Table
Metode ini dilakukan dengan cara buka stand di plaza telkom. Jadi
untuk pelanggan yang ingin memasang produk indihome bisa
langsung mendatangi stand tersebut kemudian penjaga stand akan
menjelaskan produk indihome. Selain itu, calon pelanggan juga bebas
menanyakan tentang produk indihome apabila ada yang kurang
paham.
2. Proses Administrasi
43
Gambar 4.3 Form Administrasi Pelanggan Indihome
3. Survey
Survey lokasi ini biasanya dilakukan oleh tim survey yang nantinya mereka
melakukan kunjungan ke rumah calon pelanggan sesuai dengan denah yang diberikan
oleh calon peanggan pada saat proses administrasi. Survey ini dilakukan guna
memastikan ada atau tidaknya jaringan Telkom di lokasi calon pelanggan
tersebut.Selain itu survey ini juga untuk memastikan siap atau belumnya jaringan
Telkom di lokasi tersebutdan juga untuk mengetahui support atau tidaknya jaringan
Telkom yang nantinya untuk menentukan jarak rumah pelanggan dengan ODP
terdekat.
44
Gambar 4.4 Survei ODP
4. Penarikan
Proses penarikan ini dilakukan apabila survey sudah selesai dan sesuai dengan
spek Telkom, maka selanjutnya akan dilakukan proses instalasi jaringan aau
penarikan dropcore yang secara teknisnya maksimal 250 meter pada keadaan
kondisional. Setelah itu nantinya akan ditentukan penempatan titik akhir kabel
dropcore tersebut sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Apabila penentuan titik akhir
kabel sudah dilakukan, selanjutnya menentukan port ODP dan terminasi / splacing /
penyambungan dropcore dengan pigtail connector.
5. Instalasi
45
setting wifi, yaitu penyettingan SSID dan password sesuai dengan permintaan
pelanggan. Apabila proses setting berhasil dilanjutkan dengan pengetesan koneksi
dengan perangkat pelanggan yang kemudian dilanjutkan lagi dengan proses
configurasi UseeTV di TV pelanggan.
4.2 Migrasi
Migrasi disini adalah pengalihan jaringan telkom dari kabel tembaga ke kabel
fiber optic yang bertujuan untuk peremajaan jaringan dan penigkatan pelayanan
Telkom ke pelanggan. Proses awal dari migrasi ini sama halnya dengan proses pasang
baru menggunakan kabel tebaga, yaitu dari survey hingga instalasi perangkat aktif.
Setelah proses migrasi selesai, selanjutnya adalah pengetesan jaringan optic atau
gpon. Apabila pengetesan sudah selesai dan jaringa sudah dinyatakan bagus,
dilanjutkan dengan melepaskan jaringan tembaga dan pencabutan modem speedy.
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah kami lakukan selama Praktek Kerja Lapangan
dapat kami simpulkan bahwa :
1. PT. Telkom merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang
telekomunikasi yang meliputi survei, instalasi jaringan fiber optik, dan
migrasi jaringan dari kabel tembaga ke kabel fiber optic
2. Pemasangan jaringan baru pada produk indihome dimulai dari pemasaran
produk, proses administrasi, survei lokasi, penarikan kabel dan instalasi
perangkat ONT (Optical Network Terminal)
3. Migrasi jaringan kabel tembaga ke jaringan kabel fiber optic yang dilakukan
oleh PT. Telkom bertujuan untuk memberi pelayanan yang terbaik kepada
pelanggan. Karena dengan jaringan fiber optic memiliki nilai redaman yang
kecil sehingga kecepatan transfer data lebih cepat daripada menggunakan
kabel tembaga.
5.2 Saran
1. Saat melakukan praktek kerja lapangan diharapkan mematuhi peraturan yang
berlaku di perusahaan tempat praktek kerja demi menjaga kedisiplinan dan
nama baik almamater
2. Patuhi standart operasi dan keselamatan kerja yang diterapkan oleh
perusahaan selama di lapangan dengan petunjuk dari pembimbing
3. Aktif bertanya kepada pembimbing apabila ada hal yang tidak dimengerti
yang dipelajari dalam praktek kerja industri
4. Diharapkan untuk kedepannya masa praktek kerja lapangan di tambah sekitar
3 bulan Karena berdasarkan pengalaman pribadi waktu satu bulan tidaklah
cukup untuk mempelajari hal-hal baru di tempat praktek kerja lapangan
47
5. Untuk Politeknik Negeri Malang khususnya pada Program Studi teknik
telekomunikasi diharapkan menambah materi jaringan telekomunikasi yang
sesuai dengan perkembangan telekomunikasi di masyarakat
48
DAFTAR PUSTAKA
Jaringan akses tembaga dan serat optic.pdf (diakses pada tanggal 30 Agustus 2016)
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Telkom_Indonesia/20/08/2016/10:10
http://www.telkom.co.id/visi-misi-dan-tujuan.html/20/08/2016/10:15
http://www.telkom.co.id/tentang-telkom/20/08/2016/10:18
49