Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi saat ini kemajuan teknologi dan komunikasi yang
canggih semakin memudahkan kehidupan manusia. Hal ini dipengaruhi oleh
dampak positif dari globalisasi, globalisasi membawa kemajuan dibidang
komunikasi dan teknologi yang baik di Indonesia. Dahulu, komunikasi di
Indonesia masih sangat tradisional jadi untuk menyampaikan pesan dari satu
tempat ke tempat lain membutuhkan waktu berhari-hari sebelum adanya fasilitas
internet dan telepon.Fasilitas telepon dan internet sekarang ini telah menjadi
kebutuhan utama masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ini,
diperluhkan suatu perusahaan yang menangani dan bergerak dibidang jasa
telekomunikasi salah satunya adalah PT. Telkom Indonesia,Tbk. PT Telkom
Indonesia, Tbk menyediakan layanan telpon kabel, selain itu PT. Telkom
Indonesia, Tbk juga menyediakan layanan internet yang cukup handal dengan
jaringan kabel Fiber Optic yang mempunyai tingkat redaman yang cukup rendah
sehingga transfer data menjadi lebih cepat.
Sistem perkuliahan di Politeknik Negeri Malang mewajibkan
mahasiswanya khususnya program studi Teknik Telekomunikasi untuk
melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan).Dengan adanya kegiatan tersebut
maka setiap mahasiswa dituntut untuk mampu mengembangkan ilmu yang telah
dipelajari disemester sebelumnya juga belajar untuk menjadi tenaga kerja
sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang dunia industri
yang sebenarnya dan bisa menerapkan praktek yang telah diperoleh dibangku
kuliah.
Sesuai dengan bidang kuliah kami, yaitu Jurusan Teknik Elektro program
studi Teknik Telekomunikasi, maka kami memilih PT Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk sebagai tempat Pratek Kerja Lapangan. PT Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa

1
telekomunikasi, kami mengambil salah satu bidang yang berhubungan dengan
telekomunikasi, yaitu tentang migrasi pelanggan dari yang awalnya
menggunakan kabel tembaga menjadi kabel fiber optic.
Dari beberapa pertimbangan diatas maka kami memutuskan untuk
melaksanakan praktek kerja lapangan di PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk tepatnya di kantor daerah telekomunikasi (kandatel) Blitar.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam laporan ini akan memaparkan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana instalasi jaringan fiber optic untuk pelangan baru indihome PT.
Telkom Indonesia, Tbk?
2. Bagaimana migrasi pelanggan PT. Telkom Indonesia, Tbkdari jaringan kabel
tembaga ke jaringan fiber optic?

1.3 Batasan Masalah


Dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini kami
membatasi pembahasan materi mengenai instalasi jaringan fiber optic secara
global atau umum di PT. Telkom Indonesia, Tbk Kadantel Blitar.

1.4 Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan


1. Waktu Praktek Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 1 bulan :

Tanggal Pelaksanaan : 01 Agustus 2016 s/d 01 September 2016

Waktu Pelaksanaan : - Senin s/d Kamis : 07.30 – 16.00 WIB

- Jum’at : 07.30 – 17.00 WIB

2
2. Tempat Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di :

Institusi : Kandatel Blitar PT. Telkom Indonesia, Tbk

Departemen : Komunikasi dan Informasi


Devisi : Regional 5
Alamat : jln. Ahmad Yani No. Kota Blitar

1.5 Tujuan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini kami laksanakan dengan tujuan
supaya bermanfaat bagi semua pihak.
1.5.1 Bagi Mahasiswa
1. Menguji kemampuan pribadi dalam berkreasi dalam bidang ilmu yang
telah dimiliki dan mempelajari tata cara yang berhubungan dengan
masyarakat di lingkungan kerja.
2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang dimiliki pada suatu kegiatan
secara nyata, dan diharapkan dapat membandingkan pengetahuan yang
diterima di bangku kuliah dengan kenyataan yang dilapangan.
3. Meningkatkan ketrampilan serta kreaktifitas diri pribadi dalam lingkungan
kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki.
4. Dapat mempersiapkan langkah – langkah yang diperluhkan untuk diri
sendiri di lingkungan kerja dimasa mendatang.
5. Untuk mendapatkan wawasan, pengetahuan dan pengalaman selaku
generasi terdidik yang siap terjun di masyarakat khususnya di lingkungan
kerja.
1.5.2 Bagi Perguruan Tinggi
1. Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana
kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja
yang trampil di bidangnya.

3
2. Sebagai pengenalan industri pendidikan pada badan usaha atau perusahaan
yang menbutuhkan lulusan (tenaga kerja) oleh politeknik khususnya
jurusan Teknik Elektro program studi Teknik Telekomunikasi.
1.5.3 Bagi Perusahaan
1. Merupakan sarana untuk mengevaluasi kembali tingkat teknologi yang
ada di Perguruan Tinggi.
2. Sebagai sarana untuk memberikan penilaian kriteria tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

1.6 Metodologi
Tahapan kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang akan dilakukan terdiri atas:
1. Sosialisasi
2. Pengarahan dari pembimbing perusahaan
3. Terjun langsung ke proses
4. Pemberian tugas oleh pembimbing perusahaan
5. Diskusi
6. Evaluasi hasil PKL

Untuk pelaksanaan tahapan – tahapan diatas disesuaikan dengan kondisi


perusahaan yang bersangkutan.

1.7 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini terdiri
dari 4 (empat) bab dan beberapa lampiran. Adapun setiap bab terdiri dari sub –
sub bab, sistematika penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah :

BAGAIAN AWAL

Bagian awal ini berisikan halaman judul, kata pengantar, halaman persetujuan
laporan praktek kerja lapangan, dan daftar isi.

4
BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan secara ringkas pembahasan tentang Latar


Belakang,Tujuan, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Manfaat, Waktu dan
Tempat Pelaksanaan, Metodologi, Sistematika Penulisan.

BAB II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisikan tentang Sejarah Singkat Perusahaan, Bidang Usaha Perusahaan,
Struktur Organisasi Perusahaan, Visi Misi Perusahaan, dan Filosofi Perusahaan.

BAB III. TIJAUAN TEORI

Bab ini berisikan materi tentangPengertian Migrasi Jaringan, Jaringan Lokal


Akses Tembaga, dan Jaringan Fiber Optik.

BAB IV. KEGIATAN PKL

Bab ini berisikan tentang intalasi jaringan Fiber Optic untuk sampai ke rumah
pelanggan baik itu pasang baru maupun migrasi dari jaringan kabel tembaga ke
jaringan fiber optic.

BAB V. PENUTUP

Bab ini diuraikan kesimpulan dan saran dari Pembuatan Laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL).

5
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Telkom Indonesia, Tbk.


Secara umum, sejarah berdirinya PT. Telkom dapat dibedakan menjadi 2 fase,
yaitu fase sebelum Kemerdekaan dan sesudah Kemerdekaan Republik Indonesia.
Berikut ini adalah sejarah perkembangan PT. Tekom Indonesia, Tbk :
a. Era Kolonial
Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos
dan telegraf. Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan oleh
Pemerintah Hindia Belanda ke dalam jawatan Post Telegraaf Telefoon (PTT).
Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober1856, dimulai pengoperasian layanan
jasa telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia)
dengan Bogor (Buitenzorg).
b. Perusahaan negara
Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965, PN Postel dipecah
menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan
Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).

Gambar 2.1 logo PN Postel

c. Perumtel
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya menjadi Perusahaan
Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa

6
telekomunikasi nasional maupun internasional. Tahun 1980 seluruh saham PT
Indonesian Satellite Corporation Tbk. diambil alih oleh pemerintah RI
menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa
telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989,
ditetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi,
yang juga mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.

Gambar 2.2 logo Perumtel

d. PT Telekomunikasi (Persero)
Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 25 Tahun 1991.

Gambar 2.3 logo PT Telekomunikasi (Persero)

e. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk


Pada tanggal 14 November1995 dilakukan Penawaran Umum Perdana saham
Telkom. Sejak itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek
Jakarta (BEJ/JSX) dan Bursa Efek Surabaya (BES/SSX) (keduanya sekarang
bernama Bursa Efek Indonesia (BEI/IDX), Bursa Efek New York (NYSE)

7
(Diperdagangkan pada tanggal 14 Juli2003) dan Bursa Efek London (LSE).
Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan di Bursa Saham Tokyo.
Jumlah saham yang dilepas saat itu adalah 933 juta lembar saham. Sejak 16
Mei2014, saham Telkom tidak lagi diperdagangkan di Bursa Efek Tokyo
(TSE) dan pada 5 Juni2014 di Bursa Efek London (LSE).Tahun 1999
ditetapkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
Sejak tahun 1989, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor
telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian,
Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia.

Gambar 2.4 logo PT. Telkom Indonesia, Tbk

Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat


sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi
di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan
kepemilikan silang antara Telkom dengan Indosat. Dengan transaksi ini,
Telkom menguasai 72,72% saham telkomsel. Telkom membeli 90,32% saham
Daya mitra dan mengkonsisikan laporan keuangan Daya mitra ke dalam
laporan keuangan Telkom. Pada tahun 2002 Telkom membeli seluruh saham
Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya
perjanjian jual – beli pada tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30
September 2003 dan sisanya 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. PT.
Telkom menjual saham 12,72% Telkomsel kepada Singapore Telecom dan
dengan demikian Telkom memiliki 60% saham Telkomsel. Sejak bulan
Agustus2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.

8
Pada 23 Oktober2009, Telkom meluncurkan "New Telkom" ("Telkom
baru") yang ditandai dengan penggantian identitas perusahaan.Saat pergantian
logo juga bertepatan dengan ulang tahun PT. Telkom Indonesia, Tbk yang ke
153 tahun. Perubahan logo ini juga ditandakan untuk suatu perubahan
landscape bisnis dari bisnis Informasi dan Komunikasi menjadi
Telecommunication Information, Media and Education (TIME). Hal ini
dikukuhkan dengan poisoning Telkom yang baru yaitu life confident dengan
tagline-nya The Wold In your Hand.

Gambar 2.5 Logo baru PT. Telkom Indonesia, Tbk

Bertepatan dengan peringatan HUT RI yang ke-68, PT. Telkom Indonesia,


Tbk. Mendeklarasikan logo barunya, penyesuaian warna disamakan dengan bendera
Indonesia yaitu merah putih dengan kombinasi warna hitam dan abu- abu.

Gambar 2.6 logo PT. Telkom Indonesia, Tbk Sekarang

2.2 Bidang Usaha

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalahBadan Usaha Milik Negara


(BUMN) yang bergerak di bidang telekomunikasi yang selama lebih dari 3 dasawarsa
berperan sebagai pemasok utama pembangunan jaringan telepon nasional.Selain itu,
Telkom Indonesia jugajuga merupakan penyedia layanan telekomunikasi dan

9
jaringan terbesar di Indonesia.TELKOM menyediakan layanan InfoComm,
telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline) dan telepon tidak bergerak nirkabel
(fixed wireless), layanan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan
interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan seperti halnya
telkomsel dan telkom metra dan lain sebagainya.

2.3 Struktur Organisasi

Gambar 2.7 Struktur Organisasi

2.4 Visi dan Misi PT. TELKOM


Untuk menghadapi tantangan yang semakin meningkatnya kebutuhan
pelanggan, Telkom memberikan kualitas, kecepatan, kehandalan dan layanan
pelanggan yang lebih baik. Hal ini didukung dengan adanya visi dan misi dari
PT. Telkom Indonesia, Tbk berikut:
1. Visi PT. Telkom Indonesia, Tbk.
Adapun visi dari PT. Telkom Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut :
To become a leading InfoComm player in the regional.
Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoComm
terkemuka dikawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut kekawasan Asia
Pasifik.

10
2. Misi PT. Telkom Indonesia, Tbk
Telkom mempunyai misi memberikan layanan
“One Stop InfoComm Service with Excellent Quality and Comporative Price
and to be The Role Model as the Best Managed Indonesian Comporation.”
Dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik berupa
kemudahan, produk dan jaringan berkualitas dengan harga kompetitif.
Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek – praktek terbaik dengan
mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan
teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling
menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

2.5 Filosofi Logo

Gambar 2.8logo PT. Telkom Indonesia, Tbk


Arti dari logo perusahaan PT. Telkom Indonesia, Tbk adalah
1. Lingakaran melambangkan simbol dari produk dan layanan dalam portopolio
bisnis baru Telkom yaitu Telecommunication Information,Media and
education, Expertise.
2. Tangan yang meraih keluar mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi keluar.
3. Jemari tangan memaknai sebuah kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan
hubungan yang erat.
4. Kombinasi tangan dan linkaran melambangkan matahari terbit yang artinya
adalah perubahan dan awal yang baru.
5. Telapak tangan mencerminkan kehidupan untuk menggapai masa depan.

Warna – warna yang digunakan :

1. Merah yang artinya berani, cinta, energi, ulet.

11
Mencerminkan spirit Telkom untuk selalu optimis dan berani dalam
menghadapi tantangan.
2. Putih yang artinya suci, damai, cahaya, bersatu.
Mencerminkan spirit telkom untu memberikan yang terbaik bagi bangsa.
3. Hitam, warna dasar
Melambangkan kemauan keras.
4. Abu – abu, merupakan warna transisi.
Melambangkan teknilogi.

12
BAB III

TINJAUAN TEORI

3.1 Migrasi Jaringan


Untuk mengirimkan layanan ke pelanggan diperlukan jaringan akses.Jika
menggunakan kabel tembaga kecepatan akses yang didapat hanya mampu
menyalurkan maksimal hingga 4 Mbps, sementara kebutuhan pelanggan terhadap
layanan mengalami peningkatan dan bandwidth kabel tembaga tidak mampu
menyalurkannya.Dengan serat optik mampu menyalurkan bandwidth hingga 100
Mbps dengan teknologi berbasis multi-service access node (MSAN) dan mampu
memenuhi kebutuhan pelanggan.Oleh karena itu dilakukan modernisasi jaringan
akses tembaga dengan fiber optik.Setelah modernisasi jaringan akses tembaga
menjadi fiber optik, fiber optik dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
kualitas layanan meningkat.Setelah dimodernisasi bandwidth nya lebih besar dan
kecepatannya tinggi dari 4 Mbps menjadi 100 Mbps. Aplikasi yang diperoleh
pelanggan juga bervariasi.Instalasi fiber optik lebih mudah, pada serat optik
kebutuhan alat ukur menggunakan 2 jenis alat ukur saja.Dengan serat optik biaya
lebih murah daripada kabel tembaga dan kapasitas serat optik juga besar.
Kemudian sistem menjadi lebih sederhana, penempatan kabel optik lebih kecil
akan kelihatan lebih mudah dan lebih rapi, tidak membutuhkan dimensi dan lahan
yang luas

3.2 Jaringan Lokal Akses Tembaga


Jaringan lokal akses tembaga adalah suatu jaringan kabel telepon dari bahan
tembaga yang dipasang/ditarik dan dipergunakan untuk menghubungkan pesawat-
pesawat pelanggan dengan sentral lokal yang bersangkutan. JARLOKAT
(Jaringan Lokal Akses Tembaga) merupakan bentuk jaringan akses yang
konfigurasinya dimulai dari terminal blok vertikal pada rangka pembagi utama
Main Distribution Frame (MDF), baik yang hanya menggunakan tembaga sebagai

13
media akses maupun adanya tambahan perangkat lain yang bertujuan untuk
meningkatkan unjuk kerjanya.
Secara umum sistem jaringan telekomunikasi terdiri dari jaringan
konvensional yang di tarik mulai dari sentral, MDF, melalui kabel primer sampai
dirumah kabel (RK) yang dilanjutkan dengan kabel sekunder sampai di
distribution point (DP) dan dilanjutkan dengan kabel penanggal (droop wire)
sampai di kotak terminal batas (KTB) dan dilanjutkan dengan instalasi kabel
rumah (IKR) sampai ke roset dan pesawat telepon. Gambar struktur jaringan lokal
akses tembaga ditunjukkan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Struktur Jaringan Lokal Akses Tembaga

A. Struktur jaringan lokal akses tembaga adalah sebagai berikut :


1. STO (Sentral Telepon Otomatis)
STO atau sering disebut MDF adalah susunan rangka dari plat logam
yang digunakan sebagai tempat menginstalasi terminal-terminal sebagai titik
sambung ujung kabel kearah jaringan dan kearah sentral dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
MDF merupakan tahapan perantara (interface) antara ujung-ujung
saluran langganan dan peralatan penyambung dari sentralnya.

14
Gambar 3.2Sentral Telepon Otomatis

2. Kabel Primer
Jaringan kabel primer dengan kapasitas besar (maksimum 2400 pasang
dan minimum 200 pasang) dipasang dari terminal RPU (Rangka Pembagi
Utama) sampai ke terminal pada RK.
Kabel primer yang ada mempunyai kapasitas maksimum 2400 pasang
dengan diameter 0,4 mm (Foam Skin Cable). Untuk STO kapasitas besar
kapasitas primer ditanam langsung atau dipasang menggunakan polongan
(system duct). Kabel primer dapat dilihat pada Gambar 3.3

15
Gambar 3.3 Kabel Primer

3. RK (Rumah Kabel)
Rumah Kabel (Kabinet) biasanya terletak dipinggir jalan yang
merupakan pertemuan antara kabel primer dengan kabel sekunder dapat
dilihat pada Gambar 3.4. RK mempunyai fungsi sebagai tempat
penyambungan antara kabel primer dengan kabel sekunder, tempat
melaksanakan pengetesan untuk melokalisir gangguan, dan tempat
melaksanakan penjumperan antara terminal blok disisi primer dengan
terminal blok disisi sekunder.

Gambar 3.4 RK (Rumah Kabel)

16
Cakupan rumah kabel atau Cross Connect Cabinet (CCC) ditentukan
oleh batas- batas geografi seperti sungai, jalan besar dan lain- lain. Tempat
jika tidak spesifik, maka disesuaikan dengan batas kapasitas RK
tersebut.Umumnya satu RK digunakan untuk maksimum 900 pelanggan.
Kapasitas maksimum kabel primer dan sekunder dalam RK ditunjukkan pada
Tabel 3.1

Tabel 3.1 Kapasitas Maksimum Kabel Primer dan Sekunder Dalam RK

4. Kabel Sekunder
Jaringan kabel sekunder berkapasitas lebih kecil dari kabel primer
(maksimum 200 pasang dan minimum 10 pasang) dipasang dari terminal RK
sampai ke KP atau terminal Titik Pembagi Atas Tanah (TPAT) atau Titik
Pembagi Bawah Tanah (TPBT).
Kapasitas maksimum 200 pasang, dengan diameter urat bervariasi
sampai dengan 0.8 mm. Kabel sekunder dipasang dengan cara tanam
langsung atau atas tanah (kabel udara). Kapasitas sekunder biasanya
bervariasi 1.1 sampai dengan 1.5 dari kapasitas kabel primer.

5. Kotak pembagi atau DP (Distribution Point)


DP merupakan unit terminal kabel tempat penyambungan antara kabel
sekunder dengan kabel distribusi (penanggal) yang mempunyai fungsi

17
sebagai tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan kabel distribusi,
dan sebagai tempat pengetesan untuk melokalisir gangguan.DP dapat dilihat
pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Kotak Pembagi atau DP

DP adalah tempat catuan (terminal kabel dropwire) dari rumah


pelanggan.Daerah cakupan DP ditetapkan sedemikian rupa sehingga kabel
dropwire dapat menjangkau rumah pelanggan.Kapasitas DP umumnya
terdiri dari 10 dan 20 pair, namun dalam beberapa aplikasi terdapat
kapasitas 49, 60 dan 100 pair.Kapasitas 10 pair biasa digunakan di daerah
residensial, sedangkan 20 pair di daerah bisnis.Peletakannya ada di tiang
atau di dinding.Dari kapasitas yang tersedia disisakan 1 atau 2 line sebagai
cadangan.Untuk daerah dengan kebutuhan kecil dapat ditambahkan
penggunaan tiang untuk menyokong dropwire.

Di dalam DP inilah kabel DW yang berasal dari KTB dihubungkan


dengan kabel sekunder yang berasal dari kabinet. DP berfungsi sebagai
berikut :

1. Titik tumpu akhir dari jaringan kabel sekunder.

18
2. Titik tambat awal dari jaringan distribusi.

3. Titik temu atau titik peralihan antara kabel sekunder dengan


penanggal.

6. Kabel penanggal (Drop Wire)


Kabel penanggal adalah kabel yang dipasang dari terminal kotak
pembagi sebagai saluran penanggal yang menghubungkan sampai ke kotak
terminal batas.Kabel penanggal untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar
3.6.

Gambar 3.6 Kabel Penanggal

7. KTB (Kotak Terminal Batas )


KTB adalah tempat pertemuan antara kabel DW atau penanggal dari
luar rumah dengan kabel PVC (Permanent Virtual Cicuit) di dalam rumah
(indoor cable).KTB ini berada pada rumah pelanggan.Untuk lebih jelas KTB
dapat dilihat pada Gambar 3.7.Di dalam KTB terdiri dari 4 kabel yang
berwarna merah, hijau, kuning dan hitam.

19
Gambar 3.7 KTB

Kuning dan hitam akan dihubungkan ke DP yang terdapat pada tiang


telepon melalui kabel DW, sedangkan kabel warna merah dan hijau akan
dihubungkan ke kabel warna merah dan hijau yang terdapat pada roset
melalui kabel PVC.

8. IKR ( Instalasi Kabel Rumah )


Instalasi kabel rumah atau indoor cable menggunakan kabel jenis
PVC.Kabel PVC merupakan kabel penghubung antara roset dengan
KTB.Roset merupakan kotak ujung sambungan yang menghubungkan
langsung ke pesawat telepon.Kabel warna hitam dan kuning yang terdapat
pada roset digunakan untuk PABX.
Instalasi kabel rumah atau indoor cable menggunakan kabel jenis PVC
meliputi kabel indoor, soket, dan pesawat telepon.
a. Kabel Indoor
Kabel berisolasi dan berselubung PVC dengan warna abu-abu atau
hitam yang berfungsi untuk menghubungkan antara KTB dengan
roset pesawat telepon.
b. Soket
Merupakan terminal penyambungan antara instalasi kabel dalam
rumah (indoor cable) dengan perangkat terminal (misal pesawat
telepon) sehingga memudahkan menyambung dan memutuskan
hubungan antara terminal ke instalasi kabel rumah.

20
c. Pesawat telepon
Merupakan media untuk berkomunikasi sebagai akhir dari jaringan
kabel akses tembaga

B. Cara Pencatuan Saluran


Berdasarkan cara pencatuan saluran dari sentral ke pesawat pelanggan,
jaringan kabel lokal dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Jaringan catu langsung
Pada jaringan catu langsung ini, pesawat pelanggan dicatu dari
KP terdekat yang langsung dihubungkan dengan RPU tanpa melalui
RK.  Jadi, pada jaringan ini, semua pasangan urat kabel dari KP
tersambung secara tetap (permanen) ke RPU. Jaringan model ini,
biasanya dipakai untuk wilayah :
 Kota kecil yang masih menggunakan sentral manual dengan
jumlah pelanggan telepon sedikit .
 Pada kota besar, sistem ini untuk mencatu daerah sekitar
sentral telepon  ( radius sampai dengan 500 meter).
 Pada kota besar, sistem ini untuk mencatu daerah sekitar
sentral telepon  (radiu sampai dengan 500 meter).
 Untuk daerah terkonsentrasi yang mempunyai kebutuhan
telepon cukup tinggi dan       komplek yang tidak
memungkinkan dipasang RK.

2. Jaringan catu tak langsung


Jaringan catu tak langsung adalah jaringan kabel lokal dimana
pesawat pelanggan dicatu dari KP terdekat yang dihubungkan terlebih
dahulu ke RK, baru kemudian dihubungkan ke RPU.Dalam hal ini,
RK berfungsi sebagai titik sambung antara kabel primer dan kabel
sekunder. Pemakaian jaringan catu tak langsung seperti terdapat pada
Gambar di bawah ini.

21
Pemakaian jaringan catu tak langsung ini juga dipakai pada
kota-kota sedang dan besar yang digunakan untuk mencatu daerah
yang pelanggannya tersebar dan jauh .Jaringan catu tak langsung juga
digunakan di STO Simpanglima yaitu di daerah sekitar Simpanglima
yang merupakan kawasan perkantoran.

3. Jaringan Catu Kombinasi


Jaringan catu kombinasi adalah jaringan lokal di mana pesawat
pelanggan dicatu melalui dua cara, yakni sebagian dengan catu
langsung, dan sebagian lagi dengan catu tak langsung. Pemakaian
jaringan catu kombinasi digunakan hampir pada semua kota sedang
dan besar, karena letak sentral telepon biasanya di pusat kota atau
pusat kepadatan penduduk, sedang lokasi pelanggan menyebar mulai
dari yang dekat dengan sentral telepon, dan banyak juga yang berada
jauh dari letak sentral tersebut. Pemakaian jaringan catu kombinasi.

3.3 Jaringan Fiber Optik


Fiber optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta berdiameter
sebesar rambut manusia.Kabel Fiber optic terdiri dariseikat benang kaca, yang
masing-masing mampu mentransmisikan pesan modulasi ke gelombang cahaya.
Serat  kaca  biasanya memiliki diameter sekitar 120 mikrometer dan digunakan
untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain hingga
jarak 50km tanpa menggunakan repeater. Sinyal-sinyal gelombang dapat berupa
pengkodean komunikasi suara atau data computer.
Komunikasi Fiber optic tergantung pada prinsip cahaya pada medium kaca
yang dapat membawa informasi lebih banyak dan jarak yang jauh dibanding
sinyal listrik yang dibawa oleh mediatembaga atau koaksial. Kemurnian serat
kaca digabungkan  dengan sistem elektronik yang maju memungkinkan serat
terlebih mengirimkan sinyal cahaya digital  melampaui jarak 100 km tanpa alat

22
penguat. Fiber optik merupakan media transmisi yang ideal dengan sedikit
transmisi loss, gangguan rendah dan potensi bandwidth yang tinggi.
Fungsi jaringan kabel fiber optik adalah untuk melindungi jaringan biasa
seperti LAN (Local Area Network), WAN (Wide Area Network), atau MAN.
Karena dibuat dari serat kaca dan dilindungi dengan lapisan kuat agar tidak
mudah rusak, kabel fiber optik sangat baik untuk menjaga stabilitas jaringan di
instansi atau perusahaan dengan gedung bertingkat, bahkan sudah banyak
digunakan sebagai kabel jaringan bawah laut yang menjamin hubungan antara
satu negara dengan negara lain.

A. Struktur Dasar Kabel Serat Optik


Serat optik terbuat dari bahan dielektrik yang berbentuk seperti kaca (glass).
Di dalam serat inilah energi listrik diubah menjadi cahaya yang akan
ditransmisikan sehingga dapat diterima diujung penerima (receiver) melalui
transducer. Struktur dasar serat optik ditunjukkan pada Gambar 3.8

Gambar 3.8 Struktur Dasar Serat Optik

Struktur serat optik terdiri dari :


1. Inti (core)
Bagian yang paling utama dinamakan bagian inti (core), dimana
gelombang cahaya yang dikirimkan akan merambat dan mempunyai
indeks bias lebih besar dari lapisan kedua. Terbuat dari kaca (glass) yang

23
berdiameter antara 2µm - 125µm, dalam hal ini tergantung dari jenis serat
optiknya.

2. Cladding
Cladding berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar dapat
merambat ke ujung lainnya.Dengan adanya cladding ini cahaya dapat
merambat dalam core serat optik. Cladding terbuat dari bahan gelas
dengan indeks bias yang lebih kecil dari core. Cladding merupakan
selubung dari core. Diameter cladding antara 5µm - 250µm, hubungan
indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi perambatan
cahaya pada core yaitu mempengaruhi besarnya sudut kritis.

3. Jaket (Coating)
Coating berfungsi sebagai pelindung mekanis pada serat optik dan
identitas kode warna terbuat dari bahan plastik.Berfungsi untuk
melindungi serat optik dari kerusakan.

B. Jenis- Jenis Serat Optik


Berdasarkan keperluan yang berbeda- beda, maka serat optik dibuat dalam
dua jenis utama yang berbeda, yaitu single mode fibers dan multi mode fibers.
1. Single- Mode Fibers
Single mode fibers mempunyai inti sangat kecil (yang memiliki diameter
sekitar 9x10-6 meter atau 9 mikro meter), perambatan gelombang pada
sistem single-mode fibers ini akan terlihat pada Gambar 3.9. Cahaya yang
merambat secara paralel di tengah membuat terjadinya sedikit dispersi
pulsa.Single-modefibers mentransmisikan cahaya laser inframerah
(panjang gelombang 1300 – 1550 nm).Jenis serat ini digunakan untuk
mentransmisikan satu sinyal dalam setiap serat. Serat ini sering dipakai
dalam pesawat telepon dan TV kabel

24
Gambar 3.9 Perambatan Gelombang pada Single-Mode Fibers

2. Multi Mode Fibers


Multi-mode fibers mempunyai ukuran inti lebih besar ( berdiameter
sekitar 6,35x10-5meter atau 63,5 mikro meter) dan mentransmisikan
cahaya inframerah (panjang gelombang 850 – 1300 nm) dari lampu light-
emitting diodes (LED) dan perambatan gelombang yang terjadi pada
sistem multi-mode fibers ini akan terlihat seperti pada Gambar 3.10. Serat
ini digunakan untuk mentransmisikan banyak sinyal dalam setiap serat dan
sering digunakan pada jaringan komputer dan Local Area Networks
(LAN).

Gambar 3.10 Perambatan Gelombang pada Multi-Mode Fibers

3. Multi-Mode Graded Index


Pada jenis serat optik ini, core multi-mode graded index terdiri dari
sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks
bias tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun sampai
ke batas core-cladding. Akibatnya dispersi waktu berbagai mode cahaya
yang merambat berkurang sehingga cahaya akan tiba pada waktu yang
bersamaan. Perambatan gelombang yang terjadi pada sistem multi-mode
graded index fibers ini akan terlihat seperti pada Gambar 3.11.

25
Gambar 3.11 Perambatan Gelombang pada Multi-Mode Graded Index
Fibers

Pada multi-mode graded index ini, cahaya merambat karena difraksi yang
terjadi pada core sehingga rambatan cahaya sejajar dengan sumbu serat.
Dispersi minimum sehingga baik jika digunakan untuk jarak
menengah.Memiliki ukuran diameter core antara 30 - 60 µm, lebih kecil
dari multi-mode step index. Dan dibuat dari bahan silica glass dengan
harga yang lebih mahal dari serat optik multi-mode step index karena
proses pembuatannya lebih sulit.

C. Cara Kerja Transmisi Serat Optik


Ada beberapa cara kerja sistem transmisi serat optik yang akan dijelaskan,
diantaranya pengiriman data dengan media cahaya, sistem relay, konsep
kerugian, dan lebar jalur pada serat optic
1. Transmisi Cahaya pada Serat Optik
Jika cahaya hendak dipancarkan ke sasaran yang lurus, hal itu dapat
dilakukan dengan menyorotkan cahaya ke sasaran yang dituju karena
cahaya merambat lurus.Tetapi bagaimana jika cahaya hendak dipancarkan
melalui daerah yang berbelok-belok ataupun berupa lintasan yang rumit,
seperti dibawah tanah atau lubang yang kecil.Untuk mengatasi hal ini
maka diperlukan suatu sistem yang bekerja seperti cermin tetapi memiliki
efisiensi tinggi.Sistem pemantulan inilah yang merupakan prinsip dasar
serat optik.
Serat optik akan mengirimkan data dengan media cahaya dalam serat
optik yang merambat melewati inti dengan pemantulan (memantul dari

26
dinding pembungkus atau cladding) yang tetap. Prinsip ini disebut total
pantulan internal, karena cladding tidak menyerap cahaya dari inti maka
cahaya dapat melintasi jarak yang cukup jauh. Walaupun begitu ada
beberapa cahaya yang mengalami kerugian (loss) ketika merambat dalam
serat.Hal itu disebabkan karena pengotoran atau ketidakmurnian
kaca.Besarnya kerugian cahaya tergantung kemurnian kaca dan panjang
gelombang cahaya yang ditransmisikan.

2. Perambatan Cahaya dalam Serat Optik


Pada dasarnya cahaya dapat merambat lurus atau memantul di dalam
core serat optik, pemantulan cahaya terjadi karena indeks bias core lebih
besar dibandingkan indeks bias cladding. Pola perambatan cahaya dalam
serat optik sebagai berikut sinar merambat lurus sepanjang sumbu serat
tanpa mengalami refleksi atau refraksi. Sinar datang mengalami refleksi
total karena memiliki sudut datang yang lebih besar dari sudut kritis dan
akan merambat sepanjang seratmelalui pantulan-pantulan. Refraksi
(pembiasan cahaya) adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan
cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Sinar akan mengalami refraksi dan tidak akan dirambatkan sepanjang serat
karena memiliki sudut datang yang lebih kecil dari sudut kritis.

3. Indeks Bias
Ketika cahaya merambat di dalam suatu bahan yang jernih,
kecepatannya akan turun sebesar suatu faktor yang ditentukan oleh
karakteristik bahan yang dinamakan indeks bias. Dengan kata lain indeks
bias adalah perbandingan antara kecepatan cahaya di ruang hampa dengan
kecepatan cahaya di dalam bahan. Sebagian besar bahan yang digunakan
untuk membuat serat optik memiliki nilai indeks bias sekitar 1,5.
Karena indeks bias sebenarnya merupakan nilai perbandingan (rasio)
antara kecepatan cahaya di dalam ruang hampa terhadap kecepatan cahaya

27
didalam bahan, maka besaran indeks bias tidak memiliki satuan. Dengan
indeks bias berperan sebagai faktor pembagi dalam menentukan kecepatan
cahaya didalam suatu bahan, hal ini berarti bahwa semakin rendah nilai
indeks bias maka semakin tinggi kecepatan cahaya di dalam bahan terkait.
Hal ini ditunjukkan pada Persamaan dibawah ini.

Indeks bias rendah = kecepatan cahaya tinggi

4. Hukum Snellius
Sudut satu arah perambatan sinar cahaya diukur dengan mengacu ke
garis normal bidang perbatasan antara kedua bahan.Garis normal adalah
sebuah garis yang mengarah tegak lurus terhadap permukaan bidang
perbatasan. Sudut yang dibentuk oleh arah sinar datang ke bidang
perbatasan (terhadap garis normal) dan sudut yang dibentuk oleh arah
sinar meninggalkan bidang perbatasan (terhadap garis normal) secara
berturut-turut disebut sebagai sudut datang dan sudut bias sinar cahaya.
Pemantulan cahaya menurut Hukum Snellius akandiperlihatkan dalam
Gambar 3.12.
Perhatikan bahwa sudut bias akan lebih besar dari sudut datang ketika
cahaya merambat dari bahan yang berindeks bias besar ke bahan lainnya
yang berindeks bias lebih kecil. Hukum Snellius ditunjukkan oleh
Persamaan dibawah ini

28
Gambar 3.12 Pemantulan Cahaya Menurut Hukum Snellius

Dimana n1 dan n2 secara berturut-turut adalah nilai indeks bias bahan


pertama dan bahan kedua, sedangkan θ1 dan θ2 secara berturut- turut
adalah sudut datang dan sudut bias. Dengan demikian, besarnya
pembiasan (pembelokan arah cahaya) yang terjadi dapat dihitung dengan
menggunakan Hukum Snellius.

5. Sudut Kritis
Sudut perambatan sinar cahaya akan bertambah jika sinar memasuki
sebuah bahan dengan indeks bias yang lebih kecil. Jika sudut datang sinar
(didalam bahan pertama) menuju bidang perbatasan terus diperbesar, akan
tercapai suatu titik dimana sudut bias menjadi bernilai 900 dan sinar akan
merambat sejajar dengan bidang perbatasan di dalam bahan kedua. Sudut
datang yang menyebabkan terjadinya hal ini disebut sebagai sudut
kritis.Dapat dihitung nilai sudut kritis dengan mengambil nilai sudut bias
sebesar 900. Hukum Snellius adalah terdapat pada Persamaan dibawah ini

Karena nilai sin 900 adalah 1, maka dapat disusun kembali persamaan di

29
atas untuk mendapatkan sin θ1 dan kemudian nilai sudut θ1 yang dalam
kasus ini
adalah sudut kritis seperti pada Persamaan dibawah ini

6. Refraksi ( Pembiasan ) Cahaya


Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan
cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Mendekati garis normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat
dari medium optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat,
contohnya cahaya merambat dari udara ke dalam air.
b. Menjauhi garis normal
Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat
dari medium optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat,
contohnya cahaya merambat dari dalam air ke udara. Syarat- syarat
terjadinya pembiasan adalah sebagai berikut :
1) Cahaya harus melalui dua medium yang berbeda kerapatan
optiknya.
2) Cahaya datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas
( sudut datang lebih kecil dari 900).

Pembiasan cahaya dapat terjadi dikarenakan perbedaan laju cahaya


pada kedua medium.Laju cahaya pada medium yang rapat lebih
kecil dibandingkan dengan laju cahaya pada medium yang kurang
rapat. Menurut Christian Huygens (1629-1695) : “ Perbandingan
laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu
zat dinamakan indeks bias. “ Secara matematis dapat dirumuskan
seperti pada Persamaan dibawah ini.

30
dimana :

n = indeks bias

c = laju cahaya dalam ruang hampa (3x108 m/s)

v = laju cahaya dalam zat

Sebuah benda yang berada dalam air terlihat dari udara sepertinya
berada pada kedalaman yang lebih dangkal dari kedalaman benda yang
sebenarnya.Radiasi sinar tampak, atau cahaya, dari matahari sangat penting
terhadap sistem kehidupan di lautan.Cahaya ini menyediakan energi yang
dibutuhkan oleh arus laut dan angin untuk bersikulasi. Konversi energi
cahaya tersebut menjadi energi panas membantu pembentukan lapisan tipis
air hangat di dekat permukaan laut global, yang mendukung sebagian besar
kehidupan laut. Lebih signifikan lagi, transmisi cahaya di air laut sangatlah
penting untuk produktivitas di lautan.

Sejumlah cahaya yang masuk ke atmosfer, akan direfleksikan ketika


menyentuh permukaan laut. Hal ini tergantung dari kondisi air itu sendiri.
Jika air laut tenang dan tidak banyak gelombang atau riak, maka akan lebih
sedikit cahaya yang direfleksikan. Jika kondisi air bergolak dengan banyak
gelombang, maka akan lebih banyak cahaya yang direfleksikan.

Cahaya yang berpenetrasi di permukaan akan direfraksikan


karena perbedaan kecepatan akibat perbedaan kerapatan media antara udara
dengan air. Cahaya merambat lebih cepat di media air dibandingkan dengan
media udara. Refraksi ini dijelaskan oleh Hukum Snellius yang
menyebutkan bahwa hubungan antara sudut datang θ1 dan θ2 seperti pada
Persamaan dibawah ini.

31
Dimana v1 dan v2 adalah kecepatan gelombang pada media tertentu,
sedangkan n1 dan n2 merupakan indeks bias refraksi.Indeks bias tidak
pernah lebih kecil dari 1.

7. Difraksi Cahaya
Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit ( lebarnya
lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan mengalami
lenturan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang
melebar dibelakang celah tersebut. Peristiwa ini dikenal dengan
difraksi.Pada Gambar 3.13 terlihat bahwa difraksi merupakan pembelokan
cahaya di sekitar suatu penghalang/ suatu celah.

Gambar 3.13 Difraksi Cahaya pada Celah Tunggal

8. Dispersi Cahaya
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik (putih)
menjadi cahaya-cahaya monokromatik ( me, ji, ku, hi, bi, ni, u ) pada
prisma lewat pembiasan atau pembelokan ditunjukkan pada Gambar 3.14.
Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai
cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang.
Deretan warna yang tampak pada layar disebut spektrum warna.
Dispersi cahaya terjadi karena setiap warna cahaya mempunyai indeks

32
bias yang berbeda beda. Cahaya merah mempunyai indeks bias terkecil
sedangkan cahaya ungu mempunyai indeks bias terbesar sehingga cahaya
merah mengalamai deviasi (penyimpangan) terkecil sedangkan warna
ungu mengalami deviasi terbesar.

Gambar 3.14 Dispersi Cahaya

D. Sistem Relay Serat Optik


Sistem relay serat optik terdiri dari transmitter (membuat dan menulis dalam
sandi sinyal cahaya), serat optik (menghubungkan sinyal cahaya), regenerator
optik (diperlukan untuk menaikkan sinyal jika serat digunakan pada jarak
yang jauh) dan receiver optik (menerima dan menguraikan sandi sinyal
cahaya).
1. Transmitter
Transmitter berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya
melalui peralatan optikal kemudian dirubah ke dalam rangkaian yang
benar.Secara fisik transmitter mirip dengan serat optik dan biasanya
mempunyai lensa untuk memfokuskan cahaya ke dalam serat.
Pada dasarnya transmitter mengubah input sinyal listrik ke dalam
modulasi cahaya untuk transmisi serat optik. Bergantung pada
kealamian sinyal, hasil cahaya termodulasi mungkin akan berjalan on-
off atau linier dengan intensitas bervariasi. Peralatan yang paling sering

33
digunakan sebagai sumber cahaya transmitter adalah Light Emitting
Diode (LED) dan Laser Diode (LD).

2. Konektor
Konektor adalah peralatan mekanik yang ditempatkan di ujung
akhir kabel serat optik, sumber cahaya, receiver, atau kerangka
mesin.Pada transmitter menyediakan informasi cahaya penjuru (bearing
light) dari kabel serat optik melalui konektor.Konektor harus
mengarahkan dan mengumpulkan cahaya.Konektor juga harus dapat
dipasang dan dilepas dengan mudah dari peralatan.Halini merupakan
titik kunci.Konektor dapat dibongkar-pasang.Dengan fitur ini konektor
menjadi berbeda dengan sambungan (splice).
Untuk memastikan didapatkannya rugi yang rendah, konektor
harus menghilangkan efek-efek pergeseran sudut dan lateral dan juga
menjaga bahwa kedua ujung fiber akan saling menutup dengan
sempurna. Bermacam-macam rancangan telah digunakan untuk
membuat konektor-konektor semacam ini, dimana sebagian adalah lebih
berhasil dari pada yang lain. Konektor optik merupakan salah satu
perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung
serat.
Konektor ini mirip dengan konektor listrik dalam hal fungsi
dan tampilan luar tetapi konektor pada serat optik memiliki ketelitian
yang lebih tinggi.Konektor menandai sebuah tempat dalam sambungan
data serat optik setempat dimana daya sinyal dapat hilang dan BER atau
keandalan dapat dipengaruhi oleh koneksi mekanik.

3. Receiver
Optical receiver (penerima optik) seperti pelaut di dek kapal
penerima sinyal.Receiver optik berfungsi mengambil sinyal cahaya
digital yang masuk, menguraikannya dan mengirim sinyal listrik ke

34
komputer lain, TV atau telepon.Receiver menggunakan fotosel
fotodioda untuk mendeteksi cahaya.Pada dasarnya receiver optik
mengubah modulasi cahaya yang datang dari serat optik kembali ke
bentuk asalnya.
Karena jumlah cahaya pada serat optik sangat kecil, receiver
optik biasanya menggunakan penguat internal yang tinggi.Oleh karena
itu receiveroptik dapat dengan mudah diisi kembali.Untuk alasan ini
maka penting dilakukan untuk hanya menggunakan ukuran serat yang
sesuai dengan sistem yang diberikan.
Sebagai contoh, pasangan transmitter/receiver didesain untuk
penggunaan single-mode fibers, tetapi digunakan dengan multi-mode
fibers sehingga sejumlah besar cahaya pada keluaran serat akan
memenuhi receiver dan kemudian menyebabkan beberapa distorsi sinyal
keluaran (kelebihan sumber cahaya).
Begitu juga jika pasangan transmitter / receiver yang didesain untuk
multimode fibers digunakan pada single-mode fibers maka tidak cukup
cahaya yang dapat mencapai receiver. Hasil keluaran terlalu banyak atau
tidak ada sinyal sama sekali. ‘’Ketidaksesuaian’’ receiver baru
dipertimbangkan jika ada cukup banyak kehilangan dalam serat dengan
tambahan 5 - 10 dB pasangan cahaya ke dalam serat multi-mode hanya
digunakan untuk memberikan kesempatan untuk mencapai operasi yang
pantas.Meskipun begitu, ini merupakan kasus yang ekstrim dan tidak
normal.

4. Konsep Kerugian dalam Serat Optik


Kerugian di sini terjadi karena cahaya berjalan melewati
serat.Mengingat cahaya menempuh jarak puluhan kilometer atau lebih,
maka kemurnian kaca pada inti serat harus sangat tinggi.Inti serat optik
terbuat dari kaca sangat murni yang memiliki sedikit kerugian.Untuk
menilai kemurnian kaca digunakan sistem perbandingan dengan kaca

35
jendela biasa. Kaca jendela yang bening, dapat melewatkan cahaya
dengan bebas, memiliki ketebalan 0,25 sampai 0,5 cm, bagian tembus
pandang. Dalam kasus ini, cahaya yang melewati pinggiran dan masuk
ke kaca, melewati beberapa centimeter.Jadi hanya sedikit cahaya yang
mampu melewati puluhan kilometer kaca jendela.
Kerugian merupakan hasil utama dari perambatan acak dan
penyerapan ketidakmurnian kaca. Sumber kerugian yang lain dalam
serat disebabkan karena bengkok yang berlebihan yang mana
menyebabkan cahaya meninggalkan area inti serat. Semakin kecil radius
pembengkokan, semakin kecil kerugian.Oleh karena itu pembengkokan
di sepanjang kabel serat optik harus memiliki radius sekecil mungkin.

5. Lebar Jalur Serat Optik


Jenis lebar jalur untuk serat optik yang umum memiliki
jangkauan sedikit MHz per km untuk inti serat yang sangat besar.
Standart multi-mode fibers adalah ratusan MHz per km, sedangkan
untuk single-mode fibers adalah ribuan MHz per km. Dengan
bertambahnya panjang serat maka lebar jalurnya akan berkurang secara
proporsional. Sebagai contoh, kabel serat yang dapat mendukung lebar
jalur 500 MHz pada jarak 1 km hanya mampu mendukung 250 MHz
pada jarak 2 km dan 100 MHz pada jarak 5 km.
Karena single-mode fibers sebagai lebar jalur tinggi, faktor
pengurangan lebar jalur sebagai fungsi panjang ini tidak menjadi
masalah utama ketika menggunakan serat jenis ini.Meskipun demikian,
harus diperhatikan ketika menggunakan multi-mode fibers, apakah
digunakan sebagai lebar jalur maksimum atau digunakan dalam
jangkauan sinyal sistem transmisi titik ke titik.

3.4 Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)

36
1. Pengertian OTDR
Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) adalah suatu instrument
optoelektronika yang digunakan untuk mengkarakterisasi serat optik.
Suatu OTDR menginjeksikan sejumlah pulsa optis ke dalam serat optik
yang diuji. Dari ujung yang sama, cahaya dihamburkan dan dipantulkan
kembali dari titik pada serat optik dimana indeks bias berubah.

Gambar 3.15 Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)


Hal ini ekuivalen dengan tahap dimana time domain reflectometer
mengukur pantulan yang disebabkan oleh perubahan impedansi dari
serat optik yang dites. Kekuatan dari pulsa yang kembali diukur dan
diintegrasikan sebagai fungsi waktu dan diplot sebagai fungsi panjang.
OTDR dapat digunakan untuk memperkirakan panjang serat optik dan
total atenuasi, termasuk rugi daya akibat penyambungan (splice losses)
dan matedconnector losses. OTDR juga dapat digunakan untuk
melokalisasi kesalahan, seperti retakan dan untuk mengukur optical
return loss.

37
Gambar 3.16 Bagan pengukuran fiber optic dengan OTDR
2. Prinsip kerja OTDR
Prinsip kerja OTDR adalah menghitung perbedaan waktu
antara sinyal cahaya yang dikirim dengan waktu sinyal yang
dipantulkan (refleksi), dan kemudian dikonversi kedalam satuan meter
atau kilo meter. Dimana menggunakan asumsi bahwa kecepatan
cahaya adalah 3x 108 mtr/det, rumus umum adalah sebagai berikut :
 
Jarak kejadian (event) = ( 3 x 108 mtr/det x waktu detik) / ( 2 x indeks bias core)

Gambar 3.17 Bagan prisip kerja OTDR


Hasil dari pengukuran akan ditampilkan secara grafis pada layar /
display OTDR seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.18 keterangan grafik OTDR


Jenis kejadian yaitu :

38
a. Dead Zone, yaitu are kabel fiber optik yang tidak dapat dianalisa
karena jarak antara OTDR dengan patccord terlalu pendek,
sehingga cahaya pantulan masih mempunyai daya yang besar.
b. Fusion Splice Loss, yaitu terjadinya loss dikarenakan sambungan
splicer
c. Connector Loss, yaitu terjadinya loss akibat adanya konektor
d. Bending Loss, yaitu terjadinya loss akibat macro maupun micr
bending
e. Mechanical Splice Loss yaitu loss yang diakibatkan adanya
penyambngan secara mekanik.
f. End Fiber Loss, yaitu ujung akhir kabel, dan merupakan loss
total dari kabel Fiber Optik.
3. Prosedur Penggunaan OTDR
1) Pastikan bahwa Baterai dalam keaadaan penuh, jika tidak
gunakan daya PLN selama pengukuran.
2) Pasang Patccord penghubung dari adapter OTDR dengan adapter
pada kabel Fiber Optik yang akan digunakan.
3) Harap diperhatikan sebelum pemasangan bersihkan ferule
konektor dan adapter dengan connector cleaner.
4) Hidupkan power ON sampai layar display menyala.
5) Ada 5 parameter yang perlu dilakukan set-up sebelum
pengukuran, yaitu:
a. Panjang gelombang atau wave length 
b. Indeks Bias Core / IO
c. Pulse width
d. Perkiraan Jarak Kabel / San Range
e. Avarage Time.
6) Lakukan pengukuran Ada dua tipe pengukuran yaitu:

39
a. Simple, maka semua paramater oleh OTDR akan dilakukan
setting secara otomatis. Keuntungannya lebih cepat,
kelemahannya kurang akurat dalam menganalisa
b. Detail, maka perlu dilakukan set up parameter diatas,
keuntungannya lebih akurat dalam menganalisa,
kekuranganya lambat karena perlu waktu set up.
7) Tekan tombol pengirim sinar LASER dan tunggu sampai display
menampilan grafis hasil pengukuran.
8) Geser marker atau kursor pada even yang dikehendaki, maka
akan tampil hasil pengukuran
9) Ada dua hasil perhitungan loss pada OTDR, yaitu:
a. TPA atau Two Point Avarages / 2 point Loss, yaitu loss rata
rata dalam satu section

Gambar 3.19 Two Point Avarages


b. LSA atau Least Squares Avareges yaitu loss rata dalam 1
event.

Gambar 3.20 Least Squares Avareges

40
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan OTDR adalah
sebagai berikut:
1. Jangan melihat laser secara langsung karena berbahaya bagi mata

2. Konektor yang akan dimasukan ke terminal di OTDR harus bersih


agar didapatkan hasil yang akurat

3. Gunakan tegangan catuan yang diijinkan oleh alat tersebut (110 V/


220 V)

4. Penanganan kabel konektor harus sesuai dengan standar, biasanya


menggunakan pig tail konektor sesuai standar

5. Kondisi lingkungan alat harus bersih, kering, tidak terkena sinar


matahari langsung karena mengganggu laser pengukur

6. Harus mensetting alat agar dapat bekerja sesuai dengan tujuan


serta mempertimbangkan spesifikasi alat sehingga tidak terlalu
membebani alat ukur.

41
BAB IV
PELAKSANAAN PKL

4.1 Pasang Baru

1. Pemasaran Produk
PT. Telkom Indonesia, Tbk khususnya dalam produk indihome
memiliki dua metode dalam memasarkan produk, yaitu:
A. Door to Door
Metode ini dilakukan dengan cara memasarkan produk langsung
kepemungkiman warga. Metode ini hampir sama dengan metode
seles,namun cara pemasarannya lebih ke memberitahukan
perkembangan dari teknologi yang digagas telkom dari yang
sebelumnya menggunakan speedy yang menggunakan kabel tembaga
yang tentu saja memiliki banyak kekurangan dibandingkan jaringan
fiber optic.

Gambar 4.1 Kegiatan door to door

42
B. Open Table
Metode ini dilakukan dengan cara buka stand di plaza telkom. Jadi
untuk pelanggan yang ingin memasang produk indihome bisa
langsung mendatangi stand tersebut kemudian penjaga stand akan
menjelaskan produk indihome. Selain itu, calon pelanggan juga bebas
menanyakan tentang produk indihome apabila ada yang kurang
paham.

Gambar 4.2 Kegiatan Open Table

2. Proses Administrasi

Proses administrasi dimulai pada saat calon pelanggan mengisi


formulir pendaftaran yang disertai dengan identitas diri calon pelanggan (foto
copy KTP / SIM), denah lokasi calon pelanggan, pemilihan paket indihome
dan juga tanda tangan pelanggan di atas materai 6000 yang juga disertai
contack person calon pelanggan tersebut.

43
Gambar 4.3 Form Administrasi Pelanggan Indihome

3. Survey

Survey lokasi ini biasanya dilakukan oleh tim survey yang nantinya mereka
melakukan kunjungan ke rumah calon pelanggan sesuai dengan denah yang diberikan
oleh calon peanggan pada saat proses administrasi. Survey ini dilakukan guna
memastikan ada atau tidaknya jaringan Telkom di lokasi calon pelanggan
tersebut.Selain itu survey ini juga untuk memastikan siap atau belumnya jaringan
Telkom di lokasi tersebutdan juga untuk mengetahui support atau tidaknya jaringan
Telkom yang nantinya untuk menentukan jarak rumah pelanggan dengan ODP
terdekat.

44
Gambar 4.4 Survei ODP

4. Penarikan

Proses penarikan ini dilakukan apabila survey sudah selesai dan sesuai dengan
spek Telkom, maka selanjutnya akan dilakukan proses instalasi jaringan aau
penarikan dropcore yang secara teknisnya maksimal 250 meter pada keadaan
kondisional. Setelah itu nantinya akan ditentukan penempatan titik akhir kabel
dropcore tersebut sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Apabila penentuan titik akhir
kabel sudah dilakukan, selanjutnya menentukan port ODP dan terminasi / splacing /
penyambungan dropcore dengan pigtail connector.

5. Instalasi

Setelah penarikan selesai (proses instalasi) maka akan dilakukan instalasi


perangkat aktif, dimana prosesnya dilanjutkan dengan mengukur redaman jarigan
optic dengan menggunakan optic power meter (OPM) dengan standart redaman
maksimal -24 dbm. Jika proses pengukuran redaman selesai, maka akan dilanjutkan
dengan pemasangan ONT dan configurasi ONT dari central dengan melampirkan SN
ONT. Setelah pemasangan dan configurasi ONT selesai dilanjutkan dengan proses

45
setting wifi, yaitu penyettingan SSID dan password sesuai dengan permintaan
pelanggan. Apabila proses setting berhasil dilanjutkan dengan pengetesan koneksi
dengan perangkat pelanggan yang kemudian dilanjutkan lagi dengan proses
configurasi UseeTV di TV pelanggan.

4.2 Migrasi

Migrasi disini adalah pengalihan jaringan telkom dari kabel tembaga ke kabel
fiber optic yang bertujuan untuk peremajaan jaringan dan penigkatan pelayanan
Telkom ke pelanggan. Proses awal dari migrasi ini sama halnya dengan proses pasang
baru menggunakan kabel tebaga, yaitu dari survey hingga instalasi perangkat aktif.
Setelah proses migrasi selesai, selanjutnya adalah pengetesan jaringan optic atau
gpon. Apabila pengetesan sudah selesai dan jaringa sudah dinyatakan bagus,
dilanjutkan dengan melepaskan jaringan tembaga dan pencabutan modem speedy.

46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah kami lakukan selama Praktek Kerja Lapangan
dapat kami simpulkan bahwa :
1. PT. Telkom merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang
telekomunikasi yang meliputi survei, instalasi jaringan fiber optik, dan
migrasi jaringan dari kabel tembaga ke kabel fiber optic
2. Pemasangan jaringan baru pada produk indihome dimulai dari pemasaran
produk, proses administrasi, survei lokasi, penarikan kabel dan instalasi
perangkat ONT (Optical Network Terminal)
3. Migrasi jaringan kabel tembaga ke jaringan kabel fiber optic yang dilakukan
oleh PT. Telkom bertujuan untuk memberi pelayanan yang terbaik kepada
pelanggan. Karena dengan jaringan fiber optic memiliki nilai redaman yang
kecil sehingga kecepatan transfer data lebih cepat daripada menggunakan
kabel tembaga.

5.2 Saran
1. Saat melakukan praktek kerja lapangan diharapkan mematuhi peraturan yang
berlaku di perusahaan tempat praktek kerja demi menjaga kedisiplinan dan
nama baik almamater
2. Patuhi standart operasi dan keselamatan kerja yang diterapkan oleh
perusahaan selama di lapangan dengan petunjuk dari pembimbing
3. Aktif bertanya kepada pembimbing apabila ada hal yang tidak dimengerti
yang dipelajari dalam praktek kerja industri
4. Diharapkan untuk kedepannya masa praktek kerja lapangan di tambah sekitar
3 bulan Karena berdasarkan pengalaman pribadi waktu satu bulan tidaklah
cukup untuk mempelajari hal-hal baru di tempat praktek kerja lapangan

47
5. Untuk Politeknik Negeri Malang khususnya pada Program Studi teknik
telekomunikasi diharapkan menambah materi jaringan telekomunikasi yang
sesuai dengan perkembangan telekomunikasi di masyarakat

48
DAFTAR PUSTAKA

Buku Modul Pelatihan Teknisi Indihome 3P.2015

Jaringan akses tembaga dan serat optic.pdf (diakses pada tanggal 30 Agustus 2016)

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Telkom_Indonesia/20/08/2016/10:10

http://www.telkom.co.id/visi-misi-dan-tujuan.html/20/08/2016/10:15

http://www.telkom.co.id/tentang-telkom/20/08/2016/10:18

49

Anda mungkin juga menyukai