Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PASAR MODAL
“Peranan Reksadana Dalam Pasar Modal di Indonesia”

Disusun Oleh:

Hanila (1894041040)
Adam Malik (1894041049)
Nur Ainun Syafri (1894042014)
Aulia Fahira Agra (1894042016)
Muh Revaldi Reza (1994041020)
Mitha Nur Febrianty (1894041038)
M. Fikri Nur Fuad (1994041012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Peranan reksadana dalam
pasar modal di Indonesia” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
terhadap semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
membantu pembuatan makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendukung dan
membangun dari pembaca demi penyempurnaan lebih lanjut.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih

Makassar , 24-Februari-2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………………....…….. 1
B. Rumusan masalah ...……………………………………………………. 2
C. Tujuan….……………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Reksadana……….……...…………………………………... 3
B. Manfaat Reksadana ……………………...……………………………... 3
C. Sifat Reksadana ………………………..………………………………. 6
D. Jenis-jenis Reksadana …………….…………...…………………...…... 7
E. Peranan Manajer Investasi ...………...…………………….…………... 13
F. Perangkat Hukum ……………….…………...…………………....…... 14
G. Prospek Reksadana di Indonesia …………………………………....…. 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………............................................................................. 17
B. Saran…………….…………………………………………………….. 17
DAFTAR PUSTAKAAN …………………………………………………... 18
EVALUASI ……………….………………………………………………... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi di pasar modal yang
popularitasnya semakin meningkat setiap tahunnya. Yang menarik dari investasi
reksa dana adalah bahwa instrumen ini bisa dimiliki oleh pemodal yang hanya
memiliki sedikit dana. Reksadana juga merupakan produk investasi pasar modal
yang dianggap ideal oleh para investor (Domestic) mengingat tingkat keuntungan
yang ditawarkan relatif cukup tinggi. Reksadana dirancang sebagai sarana bagi
para calon investor yang memiliki keinginan untuk berinvestasi, akan tetapi
memiliki waktu dan pengetahuan terbatas (Ratnawati dan Khairani, 2012: 96).
Di Indonesia, reksa dana mulai dikenal sejak dikeluarkannya UU No. 8 tahun
1995 tentang Pasar Modal. Sejak saat itu reksa dana terus mendapat perhatian di
kalangan masyarakat dan menjadi salah satu pilihan dalam berinvestasi. Instrumen
investasi pada reksadana dapat menjangkau kalangan pemodal kecil dengan dana
terbatas dan tidak memiliki banyak waktu serta keahlian maupun pengetahuan
yang cukup untuk menghitung risiko atas investasinya. Ada banyak jenis reksa
dana di Indonesia, salah satunya adalah reksa dana saham .
Saat ini, tidak sedikit investor yang tertarik melakukan kegiatan investasinya
dengan melakukan investasi tidak langsung. Dalam kegiatan investasi ini, saham
atau surat - surat berharga dibeli melalui perusahaan investasi. Perusahaan investasi
adalah sebuah perusahaan, dimana perusahaan ini menyediakan jasa keuangan
dengan menjual saham yang dimiliki ke pada publik atau calon investor, dengan
memakai dana yang di peroleh dari investor dan menginvestasikannya dalam
portofolio. Hal ini disebabkan karena investor yang bermodal kecil pun dapat
memperoleh keuntungan dari portofolio tersebut. Apabila ia harus membentuk
portofolio sendiri, maka investor tersebut harus membeli saham dalam jumlah yang
tidak sedikit. Bagi investor yang mempunyai dana sedikit namun ingin membentuk
portofolio, maka ia dapat membeli portofolio reksadana saham pada perusahaan
investasi yang menawarkan investasi tersebut (Hartono, 2010: 11).

1
Sejak diperkenalkan di Indonesia, reksadana mengalami pertumbuhan yang
cukup baik, walaupun pernah mengalami kemerosotan ketika adanya krisis
ekonomi. Untuk klasifikasi kinerja, reksa dana dalam penelitian ini menggunakan
reksa dana saham atau reksa dana ekuitas yang berisikan paling tidak 80% aktiva
saham dan sisanya dapat berupa aktiva lain. Berikut data Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam- LK) yang menunjukkan sumbangan
dana kelolaan reksa dana saham terhadap total nilai aktiva bersih reksa dana
periode 2008 – 2012.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian reksadana?
2. Apa manfaat dari reksadana?
3. Bagaimana sifat reksadana?
4. Apa jenis-jenis reksadana?
5. Bagaimana peranan manajer investasi?
6. Bagaimana perangkat hukum?
7. Bagaimana prospek reksadana di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yaitu diantaranya:
1. Untuk mengetahui pengertian reksadana
2. Untuk mengetahui manfaat reksadana
3. Untuk mengetahui sifat reksadana
4. Untuk mengetahui jenis-jenis reksadana
5. Untuk mengetahui peranan manajer investasi
6. Untuk mengetahui perangkat hukum
7. Untuk mengetahui prospek reksadana di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reksadana
Reksadana pada dasarnya diciptakan untuk mempermudah pengelolaan
investasi, khususnya bagi investor individu. Kita tidak berinvestasi di
reksadana, melainkan kita berinvestasi melalui reksadana supaya modal yang
kita miliki dapat dialokasikan ke instrumen-instrumen investasi yang kita kenal
atau yang sulit kita lakukan sendiri. Reksadana (Asril, 2002) adalah salah satu
bentuk investasi yang dalam bahasa asalnya disebut mutual funds, dimana para
investor secara bersamasama melakukan investasi mereka dalam suatu
himpunan dana dan kemudian himpunan dana ini dinvestasikan dalam berbagai
bentuk investasi seperti saham, obligasi, ataupun melalui tabungan atau
sertifikat deposito di bank-bank.
Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksadana (disebut manajer
investasi), untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar modal (Jakarta
Stock Exchange).
Reksa Dana (mutual funds) menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan kembali dalam
portofolio Efek oleh manajer investasi. Dari sisi peraturan BAPEPAM,
Reksadana Indonesia dibagi dalam 4 (empat) jenis kategori (Pratomo dan
Nugraha, 2009: 68-75), yaitu:
1. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) didefinisikan sebagai reksa dana yang
melakukan investasi 100% pada Efek pasar uang.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) Reksa dana pendapatan tetap adalah
reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
portofolio yang dikelolanya ke dalam Efek bersifat hutang.

3
3. Reksa Dana Saham (RDS) adalah reksa dana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam Efek
bersifat ekuitas (saham).
4. Reksa Dana Campuran (RDC) dapat melakukan investasinya baik pada efek
hutang maupun ekuitas dan porsi alokasi yang lebih fleksibel.
Reksa dana dikelola oleh 2 pihak (Pratomo dan Nugraha, 2009: 43-45), yaitu:
1. Manajer Investasi; bertanggung jawab atas kegiatan investasi, yang meliputi
analisa dan pemilihan jenis investasi, mengambil keputusan-keputusan
investasi, memonitor pasar investasi dan melakukan tindakan-tindakan yang
dibutuhkan untuk kepentingan investor. Manajer investasi adalah
perusahaan, bukan perorangan, yang kegiatan usahanya mengelola
portofolio efek milik nasabah. Untuk dapat melakukan kegiatan usahanya,
perusahaan manajer investasi harus memperoleh izin dari BAPEPAM untuk
melakukan kegiatan sebagai manajer investasi.
2. Bank Kustodian; bertindak sebagai penyimpan kekayaan (safe keeper) serta
administrator reksa dana. Reksa dana yang terkumpul dari sekian banyak
investor melalui reksa dana bukan merupakan bagian dari kekayaanmanajer
investasi dan bank kustodian, sehingga tidak termasuk dalam neraca
keuangan, baik manajer investasi maupun bank kustodian. Dana dan
kekayaan (surat-surat berharga) yang dimiliki oleh reksa dana adalah milik
para investor dan disimpan atas nama reksa dana di Bank kustodian. Sama
halnya seperti manajer investasi, Bank yang akan melakukan kegiatan ini
harus memperoleh izin terlebih dahulu dari lembaga BAPEPAM.
B. Manfaat Reksadana
Produk investasi reksadana sangat menarik karena memiliki banyak
kelebihan dan sangat cocok untuk investor kecil dan pemula, bahkan investor
yang tidak memiliki waktu dan pengetahuan investasi sekalipun, dapat
melakukan investasi pada produk reksadana. Adapun keuntungan malakukan
investasi pada produk reksadana diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, dikelola oleh manajemen professional. Pengelolaan portofolio
suatu Reksadana dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang memang

4
mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran Manajer
Investasi sangat penting mengingat pemodal individu pada umumnya
mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara
langsung dalam menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke pasar
modal.
Kedua, diversifikasi investasi. Diversifikasi atau penyebaran investasi yang
terwujud dalam portofolio akan mengurangi risiko (tetapi tidak dapat
menghilangkan), karena dana atau kekayaan Reksadana diinvestasikan pada
berbagai jenis efek, sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain,
risikonya tidak sebesar risiko bila seseorang membeli satu atau dua jenis saham
atau efek secara individu.
Ketiga, transparansi informasi. Reksadana wajib memberikan informasi
atas perkembangan portofolionya dan biayanya secara kontinyu sehingga
pemegang Unit Penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko
setiap saat. Pengelola Reksadana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih
(NAB) nya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah
tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur, sehingga Investor dapat
memonitor perkembangan investasinya secara rutin.
Keempat, likuiditas yang tinggi. Agar investasi yang dilakukan berhasil,
setiap instrumen investasi harus mempunyai tingkat likuiditas yang
cukuptinggi. Dengan demikian, Pemodal dapat mencairkan kembali Unit
Penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing
Reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana
terbuka wajib membeli kembali Unit Penyertaannya sehingga sifatnya sangat
likuid.
Kelima, Biaya Rendah. Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari
banyak pemodal dan kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan
dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan
menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksi akan menjadi lebih
rendah dibandingkan apabila Investor individu melakukan transaksi sendiri di
bursa.

5
Keenam, Terdapat banyak pilihan jenis investasi. Reksadana memiliki
banyak klasifikasi produk, ada reksadana saham, reksadana pendapatan tetap,
reksadana pasar uang, dan reksadana campuran, dan lain-lain. Dari
masingmasing klasifikasi tersebut memiliki karakteristik, tingkat return dan
tingkat risiko yang berbeda. Selain itu, setiap investor juga dapat melakukan
switching atau mengganti kepemilikan reksadananya dari satu jenis ke jenis
lainnya.
C. Sifat Reksadana
Berdasarkan sifat karakteristiknya, reksadana dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Reksadana Terbuka (Open-End Fund)
Reksadana terbuka yaitu reksadana yang menawarkan dan membeli
kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal yang sudah
dikeluarkan. Pemegang saham atau unit reksadana yang bersifat terbuka ini
dapat menjual kembali sahamatau unit penyertaannya setiap saat apabila
diinginkan. Manajer investasi reksadana, melalui bank kustodian, wajib
membelinya sesuai dengan NAB per saham/unit pada saat tersebut.
Keuntungan yang diharapkan oleh pemegang saham reksadana terbuka
terdiri dari dividen income, capital gain distribution, dan net change NAV.
Dividen income adalah dividen per saham yang diberikan kepada pemegang
saham (jika ada). Capital gain distribution adalah capital gain hasil
transaksi efek yang dibayarkan kepada pemegang saham reksadana,
sedangkan net charge NAV adalah perubahan bersih NAV yang terjadi
sampai hari itu. Risiko bagi pemegang saham ini adalah selain kemungkinan
tidak ada dividen income dan capital gain adalah turunnya net change NAV.
2. Reksadana Tertutup (Close-End Fund)
Reksadana tertutup adalah reksadana yang tidak dapat membeli
kembali saham-saham yang telah dijual kepada pemodal. Dengan katalain,
pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer
investasi. Apabila pemilik saham hendak menjual saham tersebut harus
dilakukan melalui bursa efek tempat saham reksadana tersebut dicatatkan
layaknya saham perusahaan publik lain. Harga pasar tidak selalu sama

6
dengan NAB per unit penyertaannya, karena ada kalanya lebih besar (>) dari
NAB per unit penyertaannya atau at premium, ataupun lebih kecil (<) dari
NAB per unit penyertaan atau at discount.
D. Jenis-jenis Reksadana
Memahami jenis-jenis reksadana merupakan hal yang sangat penting bagi
calon investor, karena setiap jenis reksadana memiliki karakteristik, tingkat
return dan tingkat risiko yang berbeda. Hal tersebut perlu dipahami agar
investor dapat menyesuaikan pilihan investasinya dengan tujuan yang
diinginkan, dapat pula menentukan batas toleransi tingkat risiko yang
akandihadapi serta dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan yang
dimiliki. Berikut ini adalah jenis-jenis reksa dana dimaksud:
1. Reksadana Konvensional
a. Reksadana Saham.
Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam
efek bersifat ekuitas (saham). Efek saham umumnya memberikan
potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui
pertumbuhan hargaharga saham dan deviden. Reksadana saham
memberikan potensi pertumbuhan nilai investasi yang paling besar
demikian juga dengan risikonya.
b. Reksadana Pendapatan Tetap.
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya
ke dalam efek bersifat hutang, seperti obligasi. Risiko investasi yang
lebih tinggi dari reksadana pasar uang membuat nilai return bagi
reksadana jenis ini juga lebih tinggi, tapi tetap lebih rendah daripada
reksadana campuran atau saham.
c. Reksadana Pasar Uang.
Reksadana pasar uang adalah reksadana yang melakukan investasi
100% pada efek pasar uang yaitu efek hutang yang berjangka kurang
dari satu tahun. Reksadana pasar uang merupakan reksadana yang

7
memiliki risiko terendah namun juga memberikan return yang
terbatas. Keempat, Reksadana Campuran. Reksadana campuran
adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan
efek hutang yang perbandingannya tidak termasuk dalam kategori
reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham. Potensi hasil dan
risiko reksadana campuran secara teoritis dapat lebih besar dari
reksadana pendapatan tetap namun lebih kecil dari reksadana saham.
Klasifikas Reksa dana Reksa Reksa dana Reksa dana
i Pasar dana Saham Campuran
Uang Pendapata
n
Tetap
Tingkat Terendah Rendah Tinggi Moderat
Risiko
Tujuan Likuiditas- Pendapata Pertumbuhan Pertumbuha
Investasi Mempertahanka n harga n
n yang stabil saham/menin harga dan
Modal g pendapatan
kat utk
jangka
panjang

2. Reksadana Terstruktur
a. Reksa Dana Terproteksi.
Reksadana terproteksi adalah reksadana yang memberikan jaminan
kepada para investor bahwa dana yang diinvestasikannya pada
produk reksadana terproteksi diharapkan sekurangkurangnya tetap
sama dengan jumlah investasi awal. Alokasi dana pada reksadana
terproteksi ini diwajibkan pada efek utang dan obligasi. Bagi
investor reksadana terproteksi tidak dapat melakukan

8
redemtion/penebusan atas unit penyertaannya sebelum jatuh tempo.
Jenis reksadana ini belum dikeluarkan di Indonesia.

b. Reksadana Penjaminan.
Reksadana penjaminan adalah reksadana yang memberikan jaminan
atas nilai investasi awal pada saat jatuh tempo. Namun penjaminan
bukan dilakukan oleh manager investasi, tetapi melalui penjaminan
oleh pihak ketiga seperti asuransi. Alokasi dana untuk reksadana
penjaminan ini adalah pada efek utang. Jenis reksadana ini belum
dikeluarkan di Indonesia.
c. Reksadana Indeks.
Reksadana Indeks adalah reksadana yang alokasi dananya
ditempatkan pada efek yang menjadi bagian dari suatu indeks yang
menjadi acuannya. Misalnya saham yang masuk dalam indeks LQ-
45, indeks kompas 100, dan indeks-indeks yang lainnya.
3. Reksa Dana Exchange Trade Fund (ETF)
Reksadana ETF adalah suatu bentuk reksadana dimana aset
portofolionya didasarkan pada suatu indeks tertentu, misalnya JII, LQ
45, indeks standart and poor 500, dan lain sebagainya, kemudian unit
penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa efek Indonesia
dengan menggunakan jasa broker seperti halnya saham yang
diperdagangkan di Bursa Efek.
4. Reksadana Real Estate
Reksadana Real estate adalah suatu jenis reksadana dimana manajer
investasi membeli dan mengelola gedung, misalnya gedung apartemen
atau gedung perkantoran. Selanjutnya para investor akan menerima
secara periodik pendapatan uang sewa gedung tersebut setelah dikurangi
biaya pengelolaan gedung. Jenis reksadana ini belum pernah
dikeluarkan di Indonesia. Perbedaan Karakteristik masing-masing
reksadana dapat dilihat pada tabel berikut:

9
Karakteristik Reksadana ETF Reksadana Reksadana
Terstruktur Terbuka
konvensional
Pencatatan dan Dicatat dan Tidak Tidak
transaksi diperdagangkan
Perdagangan di
Bursa Efek
Penentuan unit Ditentukan Ditentukan Ditentukan naik
pembayaran kekuatan kinerja turunnya NAB
permintaan dan indeks yang reksadana
penawaran menjadi acuan
(supply
and demand)

Pengumuman Perubahan harga Perubahan Perubahan


harga dapat terjadi harga harga
setiap hanya diumumkan
saat diumumkan hanya satu kali
satu kali berdasarkan
berdasarkan harga
penutupan penutupan
indeks masing-masing
efek yang
menjadi
underlying asset
reksadana
Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
Portofolio Pengelolaan Pengelolaan pengelolaan
asset relatif pasif, relatif aktif
hanya pasif, hanya
mengikuti mengikuti
performa performa
indeks yang indeks
menjadi yang menjadi
acuan acuan

Biaya Biaya Biaya Biaya


pengelolaan keseluruhan keseluruhan
dan lain-lain paling rendah relatif tinggi
relatif diantara jenis dibandingkan

10
rendah lainnya reksadana
lainnya
Komisi Broker Biaya komisi Biaya komisi Biaya komisi
broker broker tidak broker relatif
relatif rendah ada tinggi kecuali
untuk reksadana
pasar uang
maka
tidak dikenakan
Jaminan Jaminan Likuiditas Likuiditas
likuiditas likuiditas dijamin dijamin, kecuali
kurang karena karena adanya reksadana
penekanan kewajiban proteksi,
didasarkan pada manajer redemtion
kekuatan pasar investasi wajib hanya
membeli setiap pada saat jatuh
saat apabila ada tempo
redemtion

5. Reksadana Syariah
Menurut fatwa No.20/DSN-MUI/VI/2001, yang dimaksud
Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsipprinsip syariat Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal
sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan manajer
investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer investasi
sebagai shahib al-mal dengan pengguna investasi.
Reksadana syariah merupakan produk keuangan yang mengacu
pada sistem keuangan syariah dengan berpedoman pada kaidah-kaidah
Islam. Misalnya tidak diinvestasikan pada saham-saham atau obligasi
dari perusahaan yang produknya bertentangan dengan syariah Islam,
seperti pabrik makanan/minuman yang mengandung alkohol, daging
babi, rokok, perhotelan, dan jasa keuangan konvensional seperti
perbankan konvensional yang menggunakan bunga sebagai imbal
hasilnya, serta bisnis hiburan yang berbau maksiat. Dalam aplikasinya,
reksadana syariah ini harus melalui ijin dan fatwa dari Dewan Syariah

11
Nasional dibawah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dewan Syariah
Nasional nasional telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) dan
Jakarta Islamic Indeks (JII) yang dapat dijadikan sebagai acuan pada
transaksitransaksi syariah. Keberadaan saham-saham syariah tersebut
akan dievaluasi setiap enam bulan sekali.
Dewan Syariah nasional juga bertugas memberikan arahan kepada
manajer investasi yang mengelola reksadana syariah agar kegiatan
investasinya tetap berada pada koridor yang ditentukan, menghindari
gharar (risiko yang tidak wajar) dan maysir (tindakan spekulasi atau
judi) bahkan mengarahkan agar manajer investasi juga memberikan
zakat atau shodaqoh dari hasil investasi yang disisihkan.
Pada dasarnya reksadana syariah dan reksadana konvensional
memiliki persamaan baik dalam bentuk sifat dan karakteristiknya. Yang
membedakan hanya pada prinsip operasional dan pengelolaan
portofolio investasinya yang menerapkan prinsip syariah Islam.
Secara Operasional terdapat perbedaan mendasar antara reksadana
syariah dan konvensional; langkah pertama, dalam reksadana syariah
dikenal proses screening dan cleansing. Proses screening adalah proses
penempatan dana masyarakat di dalam portofolio harus dikategorikan
halal. Langkah ini merupakan filterisasi pertama dalam pembentukan
portofolio yang memenuhi semua prinsip Islam. Langkah kedua adalah
cleansing yaitu membebaskan semua sarana investasi dari unsur-unsur
yang diharamkan.
Perbedaan lainnya dapat dilihat dari beberapa hal berikut ini:
Pertama, Kelembagaan. Lembaga keputusan tertinggi syariah dalam
hal keabsahan produk adalah Dewan Pengawas syariah (DPS) yang
beranggotakan beberapa alim ulama dan ahli ekonomi syariah yang
direkomendasikan oleh Dewan Pengawas Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI). Proses kinerja dan transaksinya akan
terus diikuti perkembangannya agar tidak keluar dari jalur syariah yang
menjadi prinsip investasinya.

12
Kedua, Hubungan investor dengan perusahaan. Dalam sistem bagi
hasil mengenai keuntungan dan kerugian, maka hubungan investor
dengan perusahaan yang dimaksudkan di sini adalah adanya
kesepakatan antara kedua belah pihak dengan sistem mudharabah.
Secara teknis, mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh (100%) modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Seandainya kerugian
terjadi karena kecurangan atau kelalaian pengelola, maka pengelola
harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut. Dalam hal ini transaksi
jual beli, saham-saham dalam reksadana syariah dapat diperjualbelikan.
Sahamsaham dalam reksadana syariah merupakan harta (mal) yang
dibolehkan untuk diperjualbelikan dalam syariah, karena nilai saham
tersebut jelas tidak adanya unsur penipuan (gharar) dalam transaksi.
Ketiga, Kegiatan investasi reksadana syariah. Berinvestasi dengan
reksadana syariah dapat dilakukan kapan saja sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah, yang ditentukan oleh Dewan
Pengawas Syariah. Dalam kaitannya dengan saham-saham yang
diperjualbelikan dibursa saham, BEI sudah mengeluarkan daftar
perusahaan yang tercantum dalam bursa yang sesuai dengan syariah
Islam atau saham-saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII).
Bertransaksi dengan reksadana syariah tidak diperbolehkan melakukan
tindakan spekulasi, yang didalamnya mengandung gharar seperti
penawaran palsu dan tindakan spekulasi lainnya.
Keempat, Adanya Akad. Dalam investasi reksadana syariah terdapat
akad antara pemodal (investor) dengan Manajer Investasi yang
dilakukan dengan sistem wakalah, sedangkan antara Manajer Investasi
dengan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah.
E. Peranan Manajer Investasi
Manajer investasi memiliki peranan pada aktivitas reksa dana dalam jasa
pengelolaan portofolio yang akan memberikan dampak terhadap kinerja
portofolio tersebut. Kemampuan memilih saham (stock selection ability) dan

13
market timing adalah hal yang harus dimiliki oleh manajer investasi.
Kemampuan memilih saham adalah keahlian yang patut dimilki manajer dalam
pengelolaan portofolio serta membentuk portofolio yang efisien dan optimal
dalam memberikan return yang diharapkan. Realisasi atas kinerja portofolio
yang akan datang, bagaimana manajer investasi menjual dan membeli
portofolio pada saat yang tepat dikenal dengan market timing ability. Deden
Mulyana (2006) dalam penelitiannya memperolehkesimpulan yaitu pemilihan
saham yang dilakukan oleh manajer investasi memiliki pengaruh positif pada
kinerja reksa dana.
Jadi, Peran manajer investasi sangat penting mengingat pemodal individual
pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak dapat
melakukan riset secara langsung dalam menganalisis harga efek serta
mengakses informasi di pasar modal.
F. Perangkat Hukum
Bentuk hukum reksadana menurut pasal 18 Ayat 1 Undangundang pasar modal,
bentuk hukum reksadana terdiri dari:
1) Reksadana berbentuk Perseroan: “Emiten yang kegiatan usahanya
menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari
hasil penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek
yang diperdagangkan di Pasar Modal dan Pasar Uang” (penjelasan pasal
18 ayat 1 huruf a),
2) Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK). KIK adalah:
“Kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian yang
mengikat Pemegang Unit Penyertaan dimana Manajer Investasi diberi
wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank
Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif’
(penjelasan pasal 18 ayat 1 huruf b).
Pada umumnya bentuk Reksadana di Indonesia adalah berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif dengan kategori Reksadana Terbuka. Pihak-pihak yang
terkait dengan pengelolaan Reksadana yaitu:

14
a. Pertama, Manajer Investasi. Berdasarkan undang-undang pasar modal,
manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola
portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi
kolektif untuk sekelompok nasabah. Adapun tugas Manajer Investasi yaitu;
mengelola portofolio efek atas kepentingan nasabah, mengelola reksadana,
mengadakan riset atas efek, menganalisa kelayakan investasi.
b. Kedua, Bank Kustodian. Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa
penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lainnya,
termasuk penerimaan deviden, bunga, dan hak-hak lainnya dalam
penyelesaian transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang
menjadi nasabahnya.
c. Ketiga, Agen Penjual Efek Reksadana. Agen Penjual Efek Reksadana
(APERD) adalah pihak yang melakukan penjualan efek reksadana
berdasarkan kontrak kerjasama dengan manajer investasi pengelola
reksadana.
d. Keempat, Wakil Agen Penjual Efek Reksadana. Berdasarkan keputusan
ketua Bapepam No.Kep-110/PM/1996 bahwa Wakil Penjual Efek
Reksadana (Waperd) adalah pihak yang bersifat perorangan yang
memperoleh ijin dari Bapepam untuk bertindak sebagai wakil dari suatu
perusahaan efek, perusahaan perbankan atau lembaga yang diperkenankan
melakukan penjualan efek reksadana.
G. Prospek Reksadana di Indonesia
Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan perekonomian
suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara. Selain
menggerakkan perekonomian suatu negara, pasar modal memiliki peran
penting bagi masyarakat khususnya emiten dan investor. Bagi emiten pasar
modal merupakan sarana untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan.
Sedangkan bagi investor sebagai sarana untuk menginvestasikan uangnya. Jika
pasar modal itu berjalan dengan baik, jujur, pertumbuhannya stabil, dan
harganya tidak terlalu bergejolak maka sarana itu akan mendatangkan
kemakmuran bagi masyarakat (Samsul, 2006 : 43).

15
Pasar modal memiliki berbagai jenis instrumen investasi, salah satu
jenis instrumen tersebut adalah reksa dana. Reksa dana memiliki berbagai
macam turunan salah satunya reksa dana saham yang kemudian dibagi menjadi
reksa dana saham syariah dan reksa dana saham konvensional. Perbedaan reksa
dana saham syariah dan reksa dana saham konvensional hanya terletak pada
pemilihan instrumen investasi dan mekanisme operasional pada reksa dana
saham syariah yang harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Ada beberapa alasan mengapa investor ingin membeli reksa dana yaitu
memanfaatkan reksa dana untuk terlibat dalam bursa saham dimana investor
tersebut tidak mengetahui cara kerjanya, investor tidak mempunyai waktu atau
keahlian dan pengalaman untuk investasi secara langsung ke bursa saham, dan
dana yang dimiliki untuk berinvestasi terbatas jumlahnya (Manurung, 2001:11).
Berdasarkan data yang diperoleh di website OJK (Otoritas Jasa
Keuangan) selama kurun waktu 5 tahun terakhir, reksa dana di Indonesia
mengalami perumbuhan yang cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat pada
pertumbuhan APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana) sebesar 54.18%, jumlah
reksa dana saham yang beredar sebesar 74.18%, dan NAB (Nilai Aktiva Bersih)
sebesar 25.31%.
Adanya peningkatan tersebut, menunjukkan bahwa peluang untuk
berinvestasi di reksa dana saham cukup baik dimasa mendatang. Bahkan
pemerintah telah memberikan dukungan positif dengan memberikan izin
kepada perusahaan-perusahaan tertentu agar masyarakat bisa memiliki reksa
dana khususnya reksa dana saham secara online, salah satu contohnya yaitu
www.bareksa.com.
Pada dasarnya setiap individu yang berinvestasi selalu ingin
mendapatkan keuntungan dalam investasinya. Berbagai jenis resiko yang
mungkin terjadi pada investasi tersebut sering hanya dijelaskan sebagai
pelengkap informasi dari proses penjualan produk investasi sehingga hanya
diprioritaskan informasi atas keuntungan dan manfaat dari investasi tersebut
dibanding faktor resiko yang bisa timbul (Rahardjo, 2004 : 21).

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reksadana pada dasarnya diciptakan untuk mempermudah pengelolaan investasi,
khususnya bagi investor individu. Kita tidak berinvestasi di reksadana, melainkan
kita berinvestasi melalui reksadana supaya modal yang kita miliki dapat
dialokasikan ke instrumen-instrumen investasi yang kita kenal atau yang sulit kita
lakukan sendiri. Reksa Dana (mutual funds) menurut Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan
kembali dalam portofolio Efek oleh manajer investasi. 4. Reksa Dana Campuran
(RDC) dapat melakukan investasinya baik pada efek hutang maupun ekuitas dan
porsi alokasi yang lebih fleksibel.
B. Saran
Perlu adanya kesadaran akan fungsi dan Proses Investasi Reksadana di Indonesia.Serta
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal mengenai UJI KEPATUHAN
REKSADANA yang berlaku harus benar-benar berjalan baik. Agar warga Indonesia
memiliki kepercayaan akan Reksadana yang dimiliki oleh investor.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nini, Atiliya. 2014. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reksadana


Saham di Indonesia Tahun 2011-2013”. Semarang.
Masruroh, Aini. 2014. “Konsep Dasar Investasi Reksadana”. Jurnal Filsafat dan
Budaya Hukum.
Sudirman. 2015. “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”. Gorontalo: Sultan
Amai Press.
Taufiq, M. Eka, Erlin. 2020. “Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Syariah dan
Reksa Dana Saham Konvensional Sebagai Model Penentuan Peringkat Reksa
Dana Saham Di Indonesia (Studi Kasus Pada PT Bareksa Portal Investasi)”.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis: Vol. 1, No. 3.
Dwi, JR. I, Wayan. 2014. “Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Di Indonesia”.
E-Jurnal Akuntasi Universitas Udayana: Vol. 7, No. 1, Hal: 250-265.

18
EVALUASI

1. Sebutkan jenis-jenis reksadana!


2. Reksa dana dikelola oleh 2 (dua) pihak (Pratomo dan Nugraha, 2009: 43-
45), yaitu ?
3. Apa saja manfaat reksadana ?
4. Sebutkan dan jelaskan pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan
reksadana !
5. Sebutkan dan jelaskan sifat reksadana !

19

Anda mungkin juga menyukai