Anda di halaman 1dari 20

ETIKA KERJA BAGIAN OPERASIONAL

MAKALAH HUKUM DAN ETIKA BANK

Disusun Oleh :
1. Amalia Rizka Nadila (17661002)
2. Baiq Siti Ainun Mardiah (17661009)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Bank merupakan salah satu lembaga yang mempunyai kewenangan untuk menyimpan
dan memberikan dana kepada masyarakat sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan oleh bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia. Selain menghimpun dana
masyarakat, bank juga mempunyai banyak produk jasa lain yang memberikan
kemudahan bagi para nasabah untuk memanfaatkan jasa perbankan.
Makalah ini merupakan hasil pengumpulan data mengenai “ETIKA KERJA
BAGIAN OPRASIONAL” sebagaimana yang akan menjadi acuan pembelajaran dalam
mata kuliah Hukum dan Etika Bank. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Etika Kerja................................................................................................3
2.2 Fungsi Etika Kerja.......................................................................................................3
2.3 Indikator Etika Kerja...................................................................................................4
2.4 Etika Bankir................................................................................................................4
2.5 Jenis-Jenis Etika Perbankan........................................................................................5
2.6 Prinsip Etika Perbankan..............................................................................................7
2.7 Bagian Operasional Bank............................................................................................8
2.7.1 Deskripsi Pekerjaan..............................................................................................8
2.7.2 Kemampuan & Kompetensi.................................................................................8
2.7.3 Monthly Range Salary..........................................................................................9
BAB III PENUANGAN KASUS
3.1 Kronologi Kasus........................................................................................................10
3.2 Penyelesaian Kasus...................................................................................................11
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika kerja adalah aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral
yang merupakan pedoman bagi karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya
dalam perusahaan. Agar penerapan etika kerja sesuai dengan yang diingikan dan dapat
dilakukan secara lancar maka perusahaan harus membuat pedoman etika kerja
karyawan yang wajib dipahami dan dilaksanakan oleh setiap karyawan. Etika kerja
terkait dengan apa yang seharusnya dilakukan karyawan atau manajer. Untuk itu etika
kerja setiap karyawan didasari prinsip-prinsip yaitu melaksanakan tugas sesuai dengan
visi, misi dan tujuan perusahaan,selalu berorientasi pada budaya peningkatan mutu
kinerja, saling menghormati sesama karyawan, membangun kerjasama dalam
melaksanakan tugas-tugas perusahaan,memegang amanah atau tanggung jawab, dan
kejujuran, mananamkan kedisiplinan bagi diri sendiri dan perusahaan.

Etika kerja karyawan diturunkan dari etika bisnis. Etika bisnis juga terdapat di
dalam perbankan yang terkait dengan moralitas, perbuatan moral yang diartikan sebagai
perbuatan baik dan perbuatan buruk dalam kegiatan bisnis/perbankan. Dalam hubungan
itu etika menyentuh aspek individu dan peraturan sosial. Dalam dunia perbankan etika
bisnis menjadi dasar utama yang sangat berperan penting dan tidak boleh diabaikan.
Karena bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Oleh karenanya faktor kepercayaan dari pihak lain dan nasabah merupakan
penunjang utama bagi kelancaran sistem operasional perbankan. Dalam mengelola
kepercayaan tersebut, bankir harus memiliki ahlak, moral dan keahlian di bidang
perbankan, sebab seorang bankir mempunyai misi untuk memberikan nasehat yang
objektif bagi nasabahnya dan juga harus mampu mendidik nasabah dalam arti dapat
memberi penjelasan dalam bidang administrasi, pembukuan, pemasaran dan bidang-
bidang yang lain. Setiap bankir di Indonesia wajib mengelola bank secara sehat dan
menghormati norma-norma perbankan yang berlaku, menaati semua tata nilai sebagai
pedoman dasar dalam menentukan sikap dan tindakannya.
2

Dalam prakteknya penerapan etika kerja dan etika perbankan dalam dunia
perbankan di kalangan pegawai bank tidaklah mudah. Tidak jarang bukan saja di
pegawai bank tetapi juga di kalangan pejabat-pejabat bank banyak yang kurang
memahami makna etika kerja dan etika perbankan. Kalau ini dibiarkan maka lambat
laun akan menggangu proses pekerjaan dan mutu kinerja secara keseluruhan. Karena
itu inilah yang akan menjadi landasan penelaahan lebih lanjut mengenai etika kerja dan
etika perbankan di Indonesia.

1.2 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui Etika Kerja Bagian Oprasional Bank serta contoh kasus yang terjadi
di Bagian Oprasional Bank.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Etika Kerja

Webster (2017:45), etika didefinisikan sebagai keyakinan yang berfungsi


sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok, atau institusi. Jadi, etos
kerja dapat diartikan sebagai doktrin tentang kerja yang diyakini oleh seseorang atau
sekelompok orang sebagai baik dan benar yang mewujud nyata secara khas dalam
perilaku kerja mereka.
Harsono dan Santoso (2016:35) yang menyatakan etika kerja sebagai semangat
kerja yang didasari oleh nilai-nilai atau norma-norma tertentu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sukriyanto (2010:29) yang menyatakan bahwa etika kerja adalah suatu
semangat kerja yang dimiliki oleh masyarakat untuk mampu bekerja lebih baik guna
memperoleh nilai hidup mereka. etika kerja menentukan penilaian manusia yang
diwujudkan dalam suatu pekerjaan.
Etika kerja merupakan sikap, pandangan, kebiasaan, ciri-ciri atau sifat
mengenai cara bekerja yang dimiliki seseorang, suatu golongan atau suatu bangsa
(Tasmara, 2010:14).

2.2 Fungsi Etika Kerja

Secara umum etika kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan
kegiatan individu. Menurut Ernawan (2017:14) fungsi etika kerja adalah:
1. Pendorong Timbulnya Perbuatan
Etika kerja dapat menjadi pendorong timbulnya perbuatan, dimana etika kerja
dapat membuat individu atau dalam kelompok dapat melakukan suatu perbuatan
agar dapat mencapai hal yang diinginkan.
2. Penggairah dalam Aktivitas
Dalam melakukan sebuah aktivitas sehari-hari baik itu secara individu atau
dalam kelompok, etika kerja dapat menjadikannya lebih bersemangat dalam
menjalankan aktivitas tersebut. Sehingga dapat dicapai hasil yang diinginkan.
3. Penggerak
4

Seperti mesin bagi mobil besar, Etika kerja dapat menggerakkan individu atau
sekelompok orang agar mau melakukan sesuatu untuk mencapai hal yang
diinginkan, sehingga terciptalah kesepakatan dalam pencapaian target tersebut.

2.3 Indikator Etika Kerja

Dalam penelitian ini, indikator pengukuran yang digunakan untuk variabel etika
kerja berdasarkan indikator yang digunakan oleh Miftahul Fauzi (2011:23) yang
sebagai berikut:
1. Kerja Keras
Tata cara penyelesaian tugas yang dilakukan oleh karyawan beserta hasil tugas yang
diberikan.
2. Gaya Bicara
Sopan Santun dan keramahan karyawan antar rekan kerja, atasan, maupun customer.
3. Nilai Kerja
Menghargai hasil pekerjaan dan ide atau gagasan dari rekan kerja lain, selalu
memberikan kontribusi berupa ide atau gagasan kepada perusahaan atau rekan kerja.
4. Kreatifitas Kerja
Selalu memiliki inisiatif di saat bekerja baik inisiatif dalam menyelesaikan tugas,
membantu rekan kerja, atau membantu permasalahan perusahaan, selain itu juga
karyawan memiliki berbagai inovasi dalam mengembangkan hasil kerja.

2.4 Etika Bankir

Bankir yang professional adalah bankir yang memiliki integritas pribadi,


keahlian dan tanggungjawab social yang tinggi serta wawasan yang luas agar mampu
melaksanakan pla manajemen bank yang professional pula. Bankir yang professional
memang dituntut melaksanakan 2 hal penting yaitu, dapat menciptakan laba dan
menciptakan iklim bisnis perbankan yang sehat. Namun dalam penciptaan laba
tersebut, bankir harus tetap terkendali ( prudent ).

Menjadi bankir yang professional memerlukan beberapa persyaratan, diantaranya


adalah :

1. Memiliki skill (keterampilan) dan knowledge (pengetahuan)


2. Mampu menerima tekanan dari pihak manapun tanpa mengurangi kinerjanya
5

3. Memiliki inisiatif dan aktif dalam pencapaian tujuan serta tidak bersikap menunggu
4. Memilik job motivation yang tinggi
5. Memiliki jiwa kepemimpinan (leadership ability)
6. Mempunyai sales ability
7. Memiliki kemampuan untuk : menyusun rencana, mengorganisasikan, menetapkan
prosedur kerja dan mengendalikan tugas pekerjaan agar menuju kea rah pencapaian
tujuan bank

Setiap bankir di Indonesia wajib mengelola bank secara sehat dan menghormati
norma-norma perbankan yang berlaku, menaati semua tata nilai sebagai pedoman dasar
dalam menentukan sikap dan tindakannya. Norma-norma perbankan yang diakui,
diterima dan ditaati tersebut tertuang dalam Kode Etik Bankir di Indonesia yang isinya
sebagai berikut :

1. Seorang bankir patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan dan peraturan
yang berlaku.
2. Melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang bertalian dengan
kegiatan banknya.
3. Menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat.
4. Tidak menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi.
5. Menghindarkan diri dari keterlibatan pengambilan keputusan dalam hal terdapat
pertentangan kepentingan.
6. Menjaga kerahasian nasabah dan banknya.
7. Dapat memperhitungkan dampak yang merugikandari setiap kebijakan yang
ditetapkan banknya terhadap ekonomi, social dan lingkungannya.
8. Tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri pribadi maupun
keluarga.
9. Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya.

2.5 Jenis-Jenis Etika Perbankan

Jenis-jenis etika perbankan yaitu sebagai berikut :

1. Etika perbankan di bidang kesetabilan nilai rupiah


Bank Indonesia sebagai bank sentral membantu pemerintah dalam mengatur,
menjaga, dan memelihara kestabilan rupiah. Ukuran nilai rupiah dianggap setabil,
6

jika kenaikan harga umum berkisar antara 0% sampai 15% dalam jangka satu
tahun. Seandainya jumlah uang yang beredar menjadi inflasi terbuka, maka
golongan yang berpendapatan tetap dan rakyat banyak yang dirugikan. Hal yang
demikian tidaklah etis dan tidak sesuai dengan ajaran pancasila.

2. Etika kewajiban Bank Sentral


Bank Sentral berkewajiban mengatur dan mengawasi perbankan, dari sudut
ekonomi perusahaan terutama dengan jalan menjaga da mengatur likuiditas dan
solvabilitas perbankan. Dengan pengawasan ini, para kreditur bank terlindung
adalah etis setiap bank yang mendapat kepercayaan dari nasabah untuk menyimpan
atau menitipkan uang, tidak akan mengalami kekurangan nilai nominal terhadap
uang simpanan tersebut.

3. Etika memperlancar produksi serta memperluas kesempatan kerja

Bank Sentral memberikan kredit likuiditas kepada perbankan untuk medorong


kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja, sesuai
dengan program pemerintah.

4. Etika Perbankan di bidang Kepercayan Masyarakat.

Dalam undang-undang mengartikan bank sebagai lembaga keuangan yang


usaha pokoknya memberi kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas penyebaran dan
peredaran. Sesuai pengertian bank oleh undang-undang tersebut, tugas
bank/komersil ialah:
a) Operasi perkreditan aktif,
b) Operasi perkreditan yang pasif,
c) Usaha bank sebagai perantara di bidang perkreditan dan memberi jasa-jasa
perbankan.

5. Etika Mencari Laba

Bagi bank mencari laba secara etis penting sekali, karena:


a) Menambah kepercayaan para pemilik untuk menginvestasikan modalnya
dengan membeli saham-saham yang dikeluarkan oleh bank.
b) Bank yang terus-menerus merugi tidak mungkin melanjutkan usahanya.
7

c) Tidak seluruhnya laba dibagikan kepada pemilik saham, sebagian disisihkan


dalam bentuk cadangan modal.
d) Laba merupakan penilaian keterampilan pimpinan bank.
e) Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
f) Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

6. Akhlak serta moral yang baik

Dalam rangka melaksanakan kepercayaan masyarakat, dengan sendirinya bankir


Indonesia harus dipenuhi berbagai syarat. Dalam Undang-Undang pokok
perbankan 1967 ditegaskan dalam pasal 6 ayat 4 yaitu anggota direksi bank harus
memiliki keahlian dan akhlak serta moral yang baik.

2.6 Prinsip Etika Perbankan

Prinsip etika perbankan sendiri ada 8 yaitu :

1. Prinsip Kepatuhan
Pada prinsipnya semua orang dimanapun mempunyai peraturan yang harus mereka
patuhi, begitu juga para bankir yang diharuskan mematuhi peraturan perbankan,
undang-undang, kebijakan pemerintah, peraturan ketenaga kerjaan yang
menyangkut masyarakat, nasabah, pemerintah, pemilik dan karyawan.
2. Prinsip Kerahasiaan
Para bankir dituntut agar dapat menjaga kerahasiaan terutama dengan nasabah serta
kerahasiaan kejabatannya.
3. Prinsip Kebenaran Pencatatan
Setiap bankir wajib memelihara arsip atau dokumen dan mencatat semua transaksi
dengan benar serta menjaga kerahasiaannya.
4. Prinsip Kesehatan Bersaing
Persaingan ini dapat bersifat intern yaitu, antar bagian dalam bank itu sendiri dan
bersifat ekstern yaitu persaingan antar sesama bank. Dalam hal lebih kepada untuk
memberikan pelayanan serta promosi atas jasa-jasa apa saja yang diberikan oleh
bank tersebut, tapi setiap bank harus tetap menjaga agar tercipta iklim persaingan
yang sehat.
8

5. Prinsip Kejujuran Wewenang


Kepercayaan dan wewenang yang telah diberikan oleh para pihak terkait dalam hal
ini pemerintah, nasabah, pemilik, masyarakat dam karyawan hendaknya tetap
dinomor satukan dan tidak disalahgunakan untuk kepentingan di luar etika yang
telah disepakati bersama.
6. Prinsip Keterbatasan Keterangan
Meskipun petugas bank dan bankir diminta untuk bersikap informative terhadap
pihak luar, namun sifatnya terbatas.
7. Prinsip Kehormatan Profesi
Setiap petugas bank ataupun bankir diharuskan taat manjaga kehormatan profesi
dengan cara menghindarkan diri dari hal-hal semacam kolusi, pemberian hadiah,
upeti, dan fasilitas dari pihak lain yang menginginkan kemudahan dalam hal
prosedur bank.
8. Prinsip Pertanggungjawaban Sosial
Pertanggungjawaban ini lebih di arahkan pada pemerintah, nasabah, pemilik
ataupun masyarakat dalam hal melaksanakan operasional perbankan.

2.7 Bagian Operasional Bank

Operasional sebuah bank secara general meliputi settlement dan kliring.


Pekerjaannya bertanggung jawab terhadap keluar dan masuknya pengiriman uang,
penyelesaian transaksi, obligasi, dan surat berharga. Beberapa posisi dalam bagian
operasional diantaranya Financing Support, Collection/Debt Recovery Officer, dan
Clearing Officer.

2.7.1 Deskripsi Pekerjaan

a) Financing support bertugas:


 memastikan kegiatan finance support telah sesuai dengan standar kebijakan dan
prosedur yang berlaku.
 melakukan pengawasan dokumentasi dan kualitas pembiayaan yang dilakukan
bank tersebut.
b) Collection/debt recovery officer bertugas:
 melakukan review atas prosedur penagihan dan memastikan pengembalian
pinjaman atas kredit.
9

 menganalisa profil debitur dan mengusulkan usulan atas penanganan debitur.


 melakukan restrukturisasi dan negosiasi pembayaran.
 mengetahui dan paham masalah hukum dan dokumentasi.
 memantau fungsi penagihan kepada debitur.
c) Clearing Officer bertugas:
 mencatat setiap transaksi nasabah yang berlangsung, baik itu pemindahbukuan
antar rekening dalam bank tersebut maupun antarbank.

2.7.2 Kemampuan & Kompetensi

a) Berasal dari bidang studi akuntansi, perbankan, finance, manajemen.


b) Memiliki sertifikat brevet A dan B.
c) Memiliki pengetahuan tentang prinsip akuntansi, prosedur, teknik, evaluasi,
operasi perusahaan.
d) Memiliki keahlian perencanaan, pengaturan, review, penelitian analisa, dan
interpretasi prosedur akuntansi.

2.7.3 Monthly Range Salary

Bagian operasional biasanya tidak membuka lowongan untuk fresh graduate,


karena divisi ini diibaratkan sebagai back office sebuah perusahaan sehingga
membutuhkan SDM dengan jurusan tertentu. Dengan gelar minimal S1 pengalaman 2
sampai 3 tahun, divisi operasional menawarkan gaji sebesar Rp. 4.000.000,00 – Rp.
7.000.000,00.
BAB III
PENUANGAN KASUS

3.1 Kronologi Kasus

Direktur Ekonomi dan Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigjen Pol Vicktor
Simandjuntak menjelaskan kronologis kasus SCPN, mantan pegawai Bank Permata
yang dibekuk Subdit Perbankan Bareskrim mirip dengan modus Malinda Dee saat
membobol dana nasabah Citibank. "Dia menawarkan deposito kepada nasabah Bank
Permata dengan bunga 10 persen sehingga terjaring 17 nasabah dengan total nominal
anggaran atau uang yang berhasil dikumpulkan Rp 29 miliar," kata Vicktor di Mabes
Polri, Jakarta, Selasa (30/6).

Tapi, saat nasabah tersebut hendak mencairkan dananya sekitar tanggal 12 Mei
lalu, Vicktor melanjutkan, ternyata depositonya tidak terdaftar. "Oleh karena itu, Bank
Permata mencari siapa yang melakukan atau mendaftarkan itu. Diperoleh data
tersangka SCPN ini. Bank melaporkan pada kita Minggu lalu dan segera kita cari orang
ini setelah ada nasabah merasa ditipu, tapi dia menghilang," lanjutnya.

Tersangka ternyata sudah pergi ke Kalimantan, Sulawesi, dan lainnya hingga


kemudian dibekuk Sabtu (27/6) lalu. Posisi pelaku adalah Relation Manager. "Peristiwa
ini mulai ada akhir tahun 2014 hingga Oktober. Ini Bank Permata tidak tahu. Tapi ini
untuk sebagai info dan data awal untuk perbaikan sistem," sambungnya. Ia
menambahkan, peristiwa ini terjadi di Bank Permata belakang Sarinah, Thamrin.

Dikatakan, uang hasil penggelapan itu telah dibelanjakan termasuk membeli dua
mobil yaitu Alphard dan Vios yang telah disita. Tersangka dikenakan tindak pidana
perbankan. Seperti diberitakan SCPN ditangkap karena menipu dan menggondol uang
nasabah sebesar Rp 29 miliar. Audit internal menemukan ketidakberesan transaksi
penempatan dana pihak ketiga dan melaporkan ke Bareskrim. Kasus ini disebut mirip
dengan kasus Melinda Dee yang merupakan terpidana kasus penggelapan dan
pencucian dana nasabah Citibank sebesar Rp 16 miliar.
11

3.2 Penyelesaian Kasus


Pada pertengahan bulan Desember 2014, kuasa hukum Bank Permata secara
lisan menjanjikan untuk mengganti 100% dana yang hilang, tetapi baru bisa
direalisasikan pada awal tahun 2015. Kuasa hukum bank Permata juga meminta kuasa
hukum saya agar jangan melapor ke polisi terlebih dahulu. Patut diketahui, sebelum
adanya somasi kuasa hukum, Bank Permata tidak pernah menawarkan ganti rugi ini.

Setelah menunggu selama satu bulan, Pihak Bank Permata mengirimkan surat
penawaran penggantian dana tetapi mengubah nilai penggantian menjadi 50%
berdasarkan surat kuasa hukum Radjiman Billitea & Partners pada hari Jumat tanggal
16 Januari 2015. Oleh karena itu, saya melaporkan kasus ini pada hari Senin tanggal 19
Januari 2015 kepada Polda Metro Jaya Nomor: LP/216/I/2015/PMJ/Dit.Reskrimsus
dengan harapan kasus ini bisa terungkap sejelas-jelasnya.

Belakangan terungkap fakta di persidangan, satu hari sebelum surat penawaran


ganti rugi dikeluarkan, pihak Bank Permata membuat laporan polisi Nomor:
LP/163/I/2015/PMJ/Dit Reskrimsus tertanggal 15 Januari 2015. Yang sangat miris
adalah alat bukti yang diserahkan Bank Permata kepada Polda Metro Jaya yang
kemudian disita oleh Jaksa Penuntut Umum:

a. 1 (satu) bendel copy Dokumen Surat Kuasa Sdr. Tjho Winarto kepada Rizal Amir,
tertanggal 28 Agustus 2014: Surat Kuasa palsu ini sebenarnya diberikan Grapari
Telkomsel kepada saya dan saya serahkan kepada Bank Permata untuk
ditindaklanjuti.
b. 1 (satu) bendel Dokumen Log Telepon Call Centre Permata Bank 63399, tanggal
29 Agustus 2014; Isinya adalah permintaan blokir rekening saya ke call center
Permata Tel dengan menggunakan telpon satelit kantor di Kampung Saga, Sorong
Selatan pada tanggal 29 Agustus jam 18:00 WIT.
c. 1 (satu) bendel Dokumen Log PermataNet (Sistem Internet Banking Bank
Permata);
d. 1 (satu) bendel Print Screen Halaman Web, halaman lupa pasword, halaman lupa
user id dan halaman Diclaimer PermataNet:
e. 1 (satu) bendel SKU Layanan PermataNet:
f. 1 (satu) bendel Panduan Pengguna/Registrasi PermataNet:
12

[sumber: salinan resmi putusan perkara pidana PN Jakpus No.


1681/Pid.B/2015/PN.JKT.PST tertanggal 23 Februari 2016] Dengan demikian, Bank
Permata bukanlah berusaha membantu menyelesaikan masalah ini. Sebaliknya, Bank
Permata mencoba melepaskan tanggung jawabnya terhadap saya. Pada kenyataannya,
Bank Permata sebenarnya memiliki banyak alat bukti yang dapat membongkar kasus
ini. Contohnya adalah surat pemberitahuan kepada Bank Danamon, Bank Rakyat
Indonesia dan Bank Tabungan Negara tanggal 1 dan 2 September 2014 perihal
Rekening Indikasi Penipuan, yang intinya meminta pengembalian dana. Dalam surat
balasan Bank Danamon dengan No.Ref.: B.00660-0AC tertanggal 23 September 2014,
Bank Danamon telah memberitahukan kepada Bank Permata bahwa data nasabah
penerima (Thomas Yudia Pratina) adalah fiktif. [sumber: salinan resmi putusan perkara
pidana PN Jaksel tertanggal 16 Januari 2016] Berbeda dengan materi surat menyurat
ini, Bank Permata menyampaikan informasi yang tidak benar kepada saya bahwa
transaksi valid dan otentik, baik di setiap pertemuan maupun surat tanggapan.

Pada tanggal 20 Januari 2015, Juru Bicara Bank Indonesia, Bapak Peter Jacob,
mengatakan Bank Indonesia akan memberikan sanksi kepada Bank Permata jika ada
masalah sistem yang mengakibatkan raibnya tabungan nasabah. sanksinya bisa dalam
bentuk teguran tertulis atau pencabutan izin [sumber: tempo.com].

Sementara itu, pada tanggal 27 Februari 2015, Deputi Komisioner Bidang


Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ibu Sri Rahayu
Widodo mengatakan salah tidaknya Bank Pertama dalam kasus bobolnya rekening
nasabah hingga mengalami kerugian sebesar Rp 245 juta tergantung pada hasil
penyidikan. Ibu Rahayu lebih lanjut mengatakan, paska kejadian tersebut saat ini sistem
internet banking di Bank Permata sudah diperbaiki [sumber: kompas.com].
Selanjutnya, pada tanggal 6 Maret 2015, Deputi Komisioner Bidang Pengawasan
Perbankan OJK, Bapak Irwan Lubis sudah minta fasilitas Bank Permata diperbaiki
sekuritisasinya atau keamanannya [sumber: CNN indonesia.com]

Menurut saksi ahli sidang yang hadir tanggal 12 Oktober 2015 dalam sidang
perkara No. 92/Pdt.G/2015/PN. Jkt. Sel. antara Tjho Winarto (Penggugat) dan Bank
Permata dkk (Tergugat), Bapak Adi Sudaryatmo, salah seorang pengurus Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), mengatakan kegiatan perbankan merupakan
sektor jasa. Relasi antara nasabah dan perbankan dapat diaplikasikan pada Undang-
13

undang No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dalam Pasal 19 ayat 1, pelaku


usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerugian konsumen akibat
mengkonsumsi jasa yang dihasilkan. Namun, lanjutnya berdasarkan Pasal 19 ayat 5,
ketentuan tersebut tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa
kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen. Beban pembuktian dilimpahkan
kepada pelaku usaha. Dalam perkara ini, pihak perbankan harus membuktikan adanya
transaksi yang mencurigakan. Jika kesalahan terjadi akibat kelemahan sistemnya, maka
bank harus bertanggung jawab. Atas pendapat saksi ahli dari YLKI ini, Bank Permata
mempertanyakan kapasitas dan independensi ahli. [sumber: kliping Bisnis Indonesia,
tanggal 13 Oktober 2015]

Terhitung mulai bulan November 2015, aparat Subdit Cyber Crime


Ditreskrimsus telah menangkap 4 orang di 3 lokasi berbeda terkait kasus tersebut.
Keempat tersangka yakni Vicky Rahmad Hidayat (26) dan Rizal Amir (21) yang
ditangkap di Kabupaten Nagan Raya, Aceh; Zaenuddin (26) ditangkap di Cinere,
Depok dan Saiduddin alias Saiful (22) ditangkap di halaman Rutan Salemba, Jakarta
Pusat [sumber: tribunnews.com dan detik.com]

Pada tanggal 18 Januari 2016, Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes
Mujiyono menegaskan para tersangka membayar Rp15 juta untuk memperoleh data
nasabah antara lain foto copy data pribadi, foto copy ATM nasabah dan informasi
penting lainnya. Hal ini sangat saya sayangkan karena seharusnya hanya bank dan
nasabah yang mempunyai informasi ATM, apalagi fotocopynya. Polisi masih memburu
penjual data nasabah sampai dengan hari ini. Saya khawatir penjual data ini telah
memiliki data nasabah Bank Permata lainnya.Sudah seharusnya Bank Permata
mempunyai perhatian yang sangat besar dalam mengungkap penjualan data nasabah
bank ini. Lebih lanjut, Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Mujiyono
menjelaskan modus operandi yang dilakukan komplotan ini awalnya tersangka Vicky
dan Rizal mendatangi Grapari Telkomsel Wisma Alia dengan membawa surat kuasa
palsu. Dengan alasan kartu simcard hilang, Vicky dan Rizal meminta penggantian sim
card nomor handphone saya. Setelah mendapatkan kartu sim card baru, tersangka
Zaenuddin melalui telepon menghubungi call center Bank Permata dan mengaku
sebagai saya. Dalam percakapan dengan call center Bank Permata, Zaenuddin meminta
pengubahan user ID, menanyakan alamat email dan sekaligus meminta reset password
internet banking [sumber: detik.com]
14

Berdasarkan hasil putusan sidang perkara pidana PN Jakpus tanggal 23 Februari


2016, majelis hakim yang diketuai oleh Bapak Didiek Riyono Putro, S.H., M.Hum,
menyatakan Vicky Rahmad Hidayat dan Rizal Amir bersalah dan menjatuhkan pidana
penjara masing-masing selama 3 (Tiga) tahun. [sumber: salinan resmi putusan perkara
pidana PN Jakpus tertanggal 23 Februari 2016] Sementara itu, sidang perkara pidana
Zaenuddin dan Saiduddin alias Saiful akan dilaksanakan dalam beberapa minggu ke
depan di PN Jakpus. Zaenuddin dkk dijerat dengan pasal 30 UU ITE, pasal 263 Kuhp
dan pasal 3, 4, 5 UU TPPU dengan ancaman pidana 15 tahun penjara [sumber:
detik.com]

Dalam berkas salinan putusan resmi perkara pidana PN Jakpus ini, tercatat
bahwa Zaenuddin menawarkan pekerjaan kepada Vicky Rahmad Hidayat untuk
mencari data nasabah Bank Permata untuk dibobol rekeningnya dengan cara internet
banking dan Vicky Rahmad Hidayat pun menyanggupinya. Artinya, Zaenuddin
sebenarnya dapat membobol banyak nasabah internet banking Bank Permata, bukan
hanya saya sendiri, tetapi juga nasabah Bank Permata lainnya.

Dalam berkas salinan putusan yang sama, tercatat bahwa Zaenuddin


memperoleh alamat e-mail saya dengan cara menelpon Bank Permata di 500111.
Dengan tambahan informasi ini, dapat saya simpulkan bahwa pihak call center Bank
Permata memberikan alamat e-mail saya sekaligus melakukan reset password internet
banking saya kepada Zaenuddin dalam percakapan telpon pada tanggal 28 Agustus
2014 pukul 17.09 WIB, 17.12 WIB, 17.15 WIB, 23.40 WIB dan pada tanggal 29
Agustus 2014 pada pukul 1.17 WIB. Bank Permata tidak melakukan langkah preventif
dengan melakukan pemblokiran sementara setelah terjadi empat kali kegagalan
permohonan reset password internet banking dari Zaenuddin. Ini membuktikan Bank
Permata tidak melakukan prinsip kehati-hatian dalam perbankan. Sampai dengan hari
ini, saya masih belum memperoleh akses rekaman percakapan antara Zaenuddin dan
Bank Permata. Yang membingungkan adalah Polda Metro Jaya dan Kejaksaan juga
tidak diberikan akses rekaman percakapan ini. Keanehan lainnya adalah semua petugas
yang mengurus permintaan Zaenuddin lewat telpon ini ternyata sudah tidak bekerja di
Bank Permata. Artinya, Polda Metro Jaya kesulitan dalam menyidik para petugas ini.

Bersamaan dengan sidang perkara pidana, sidang perkara perdata juga berjalan
secara paralel di PN Jaksel. Pada tanggal 26 Januari 2016, majelis hakim yang diketuai
15

oleh Bapak Zuhairi, S.H., M.H. menggunakan dasar pertimbangan bahwa handphone
saya tertinggal, sehingga sangat mudah bagi orang lain untuk melakukan kejahatan
karena dari HP tersebut, orang dapat mengetahui kalau ada transaksi sebelumnya yang
belum terhapus atau dengan kemampuan teknologi, sehingga dapat menemukan
transaksi sebelumnya dan dari transaksi tersebut akan dapat diketahui kerahasiaan
antara lain nomor rekening dan PIN, sehingga orang tersebut dapat melakukan
transaksi, khususnya transaksi SMS banking. Dengan dasar pertimbangan diatas,
gugatan perdata saya ditolak. [sumber: kliping Bisnis Indonesia, tanggal 27 Januari
2016 dan salinan putusan resmi perkara perdata PN Jaksel tanggal 26 Januari 2016].
Hal ini bertolak belakang dengan kenyataan yang sebenarnya, yaitu handphone saya
tidak pernah hilang dan saya tidak mempunyai fasilitas SMS banking Bank Permata.
Selama ini, saya hanya menggunakan laptop dalam melakukan transaksi internet
banking Bank Permata. Atas dasar pertimbangan yang kurang tepat, saya telah
mengajukan upaya banding pada tanggal 5 Februari 2016.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Etika kerja adalah suatu semangat kerja yang dimiliki oleh masyarakat untuk
mampu bekerja lebih baik guna memperoleh nilai hidup mereka. etika kerja
menentukan penilaian manusia yang diwujudkan dalam suatu pekerjaan. (Sukriyanto
(2010:29). Fungsi etika kerja yaitu sebagai pendorong timbulnya perbuatan, penggairah
dalam aktivitas, dan penggerak.
Etika Perbankan ialah suatu kesepakatan para bankir yang merupakan suatu
norma sopan santun dalam menjalankan usahanya, dan merupakan prinsip-prinsip
moral atau nilai-nilai (Values) mengenai hal-hal yang dianggap baik, serta  tugas dan
tanggung jawab unsur-unsur untuk mewujudkan hal yang baik dan mencegah hal yang
tidak baik.
Operasional sebuah bank secara general meliputi settlement dan kliring.
Pekerjaannya bertanggung jawab terhadap keluar dan masuknya pengiriman uang,
penyelesaian transaksi, obligasi, dan surat berharga. Beberapa posisi dalam bagian
operasional diantaranya Financing Support, Collection/Debt Recovery Officer, dan
Clearing Officer.
Kasus nyata yang terjadi sebagai bentuk penyimpangan etika kerja di bagian
oprasional perbankan adalah kasus pembobolan dana nasabah Bank Permata yang
dilakukan oleh SCPN yang merupakan Relationship Manager di Bank Permata
melakukan pembobolan dana nasabah disebabkan karena kurangnya pengawasan yang
dilakukan oleh pimpinan bank itu sendiri baik oleh Direktur, Komisaris maupun
pimpinan yang lain. Malinda melakukan pembobolan dana nasabah dengan cara
menawarkan deposito kepada nasabah Bank Permata dengan bunga 10 persen sehingga
terjaring 17 nasabah dengan total nominal anggaran atau uang yang berhasil
dikumpulkan Rp 29 miliar.
DAFTAR PUSTAKA

Ilhami, Yatmizia. 2014. “Etika Profesi Bankir”. Tersedia dari


https://www.google.com/amp/s/yatmiziailhami.wordpress.com/2014/01/15/
etika-pr ofesi-bankir/amp/?espv=1, (di akses tanggal 14 Januari 2014).

Maria, Anna. 2013. “Etika Dalam Perbankan”. Tersedia dari


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://annamariabrg
ita.blogspot.com/2013/01/etika-dalamperbankan.html%3Fm%3D1&ved=2ahU
KEwihloygxZjpAhXHfX0KHcNMACkQFjALegQIAxAB&usg=AOvVaw32e
mvOOW cuWdI1AFQqijs3, (di akses tanggal 15 Januari 2013).

Winarto, Tjho. 2016. “12 Fakta Tersembunyi Bobolnya Dana Nasabah Bank Permata”.
Tersedia dari https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://www.kompasiana.com/amp/winarto.tan/12-fakta-tersembunyi-bobolnya-
dana-nasabahbankpermata56ede2514f7a61120d651019&ved=2ahUKEwibism
mxJjpAhXYZCsKHdYKC1MQFjAGegQICRAB&usg=AOvVaw1A4WcwrdW
nauk7rI7MErk&ampcf=1, (di akses tanggal 20 Maret 2016 pukul 06:36 WIB).

Arnaz, Farouk. 2015. “Kronologis Pembobolan Dana Nasabah Bank Permata”.


Tersedia dari https://www.beritasatu.com/nasional/287094-ini-kronologis-
pembobolan-dana-nasabah-bank-permata, (di akses 30 Juni 2015 pukul 15:44
WIB).

Anda mungkin juga menyukai