Anda di halaman 1dari 22

1

ETIKA KERJA DAN ETIKA PERBANKAN

MAKALAH DISKUSI

Oleh :

1. Khairun Nisa (17661027)


2. Hany Rahel Sirait (17661028)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN AKUNTANSI
PRROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

2020

1
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 6 April 2020

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan........................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................................4

2
2.1 Pengertian Etika ........................................................................................................4
2.2 Teori-teori Etika ........................................................................................................4
2.3 Pengertian Etika Kerja..............................................................................................5
2.3.1 Fungsi Etika Kerja..........................................................................................5
2.3.2 Indikator Etika Kerja.....................................................................................5
2.4 Pengertian Etika Perbankan.....................................................................................6
2.4.1 Dasar-dasar Etika Perbankan.......................................................................7
2.4.2 Etika Bankir....................................................................................................8
2.4.3 Jenis-jenis Etika Perbankan..........................................................................9
2.4.4 Prinsip Dasar Etika Perbankan ..................................................................11
2.4.5 Prinsip Etika Perbankan ............................................................................12
BAB III PENUANGAN KASUS......................................................................................13
3
3.1 Kronolagi Kasus .......................................................................................................13
3.2 Penyelesaian Kasus ..................................................................................................16
BAB IV PENUTUP............................................................................................................18
4
4.1 Simpulan....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika kerja adalah aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral
yang merupakan pedoman bagi karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dalam
perusahaan. Etika kerja pada perusahaan sangat berperan penting dalam menjalankan arus
kerja karyawan di dalam kantor. Etika kerja ini bermaksud agar para karyawan
menjalankan pekerjaannya secara baik dan etis menunjang keberhasilan bisnis dalam
jangka panjang, karena penilaian masyarakat terhadap perusahaan tersebut adalah dari
nama baik perusahaan tersebut yaitu dari intern dan ekstern perusahaan.
Agregasi dari perilaku karyawan yang beretika kerja merupakan gambaran etika
kerja karyawan dalam perusahaan. Etika kerja tidak diterapkan atau ditujukan untuk para
karyawan saja. Artinya kebijakan manajemen yang menyangkut karyawan seharusnya pula
beretika, misalnya keadilan dan keterbukaan dalam hal kompensasi, karir, dan evaluasi
kinerja karyawan. Jadi setiap keputusan etika dalam perusahaan tidak saja dikaitkan
dengan kepentingan manajemen tetapi juga karyawan.
Agar penerapan etika kerja sesuai dengan yang diingikan dan dapat dilakukan
secara lancar maka perusahaan harus membuat pedoman etika kerja karyawan yang wajib
dipahami dan dilaksanakan oleh setiap karyawan. Etika kerja terkait dengan apa yang
seharusnya dilakukan karyawan atau manajer. Untuk itu etika kerja setiap karyawan
didasari prinsip-prinsip:
· Melaksanakan tugas sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan,
· Selalu berorientasi pada budaya peningkatan mutu kinerja,
· Saling menghormati sesama karyawan,
· Membangun kerjasama dalam melaksanakan tugas-tugas perusahaan,
· Memegang amanah atau tanggung jawab, dan kejujuran,
· Mananamkan kedisiplinan bagi diri sendiri dan perusahaan.
Etika kerja karyawan diturunkan dari etika bisnis. Etika bisnis juga terdapat di
dalam perbankan yang terkait dengan moralitas, perbuatan moral yang diartikan sebagai
perbuatan baik dan perbuatan buruk dalam kegiatan bisnis/perbankan. Dalam hubungan itu
etika menyentuh aspek individu dan peraturan social. Dalam hubungan itulah timbul
peraturan-peraturan yang kita sebut dengan norma atau kaidah yang dapat menumbuhkan

1
2

adanya suatu jaringan peraturan-peraturan, norma atau kaidah yang sangat erat bahkan
saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Dalam dunia perbankan etika bisnis menjadi dasar utama yang sangat berperan
penting dan tidak boleh diabaikan. Karena bank merupakan badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup orang banyak.
Tugas bank disamping memobilisasi dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan,
deposito, rekening giro, bank juga melaksanakan penyaluran kredit serta memberikan jasa-
jasa bank lainnya seperti kliring, inkaso, transfer dan lain-lain. Oleh karenanya faktor
kepercayaan dari pihak lain dan nasabah merupakan penunjang utama bagi kelancaran
sistem operasional perbankan.
Faktor kepercayaan ini pulalah yang merupakan etika perbankan dalam
hubungannya dengan bank lain. Dalam mengelola kepercayaan tersebut, bankir harus
memiliki ahlak, moral dan keahlian di bidang perbankan, sebab seorang bankir mempunyai
misi untuk memberikan nasehat yang objektif bagi nasabahnya dan juga harus mampu
mendidik nasabah dalam arti dapat memberi penjelasan dalam bidang administrasi,
pembukuan, pemasaran dan bidang-bidang yang lain. Nasehat objektif yang dimaksud
adalah seorang bankir harus dapat bersifat objektif, tidak memihak, jujur terhadap nasabah,
dan dapat memilihkan produk atau jasa yang paling tepat bagi nasabahnya, bankir tidak
memaksakan nasabah untuk membeli apa saja yang ditawarkan bankir tanpa
mempertimbangkan kondisi dan status nasabah.
Setiap bankir di Indonesia wajib mengelola bank secara sehat dan menghormati
norma-norma perbankan yang berlaku, menaati semua tata nilai sebagai pedoman dasar
dalam menentukan sikap dan tindakannya.
Norma-norma perbankan yang diakui, diterima dan ditaati tersebut tertuang dalam Kode
Etik Bankir di Indonesia yang isinya sebagai berikut :
1.Seorang bankir patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku.
2.Seorang bankir melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang
bertalian dengan kegiatan banknya.
3.Seorang bankir menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat.
4.Seorang bankir tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan pribadi.
5.Seorang bankir menghindarkan diri dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan

2
3

dalam hal terdapat pertentangan kepentingan.


6.Seorang bankir menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya.
7.Seorang bankir memperhitungkan dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang
ditetapkan banknya terhadap keadaan ekonomi, social dan lingkungan.
8.Seorang bankir tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri pribadi
maupun keluarganya.
9.Seorang bankir tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra
profesinya.
Sebagai individu seorang bankir harus memiliki dan memelihara :
1.Sikap sopan santun.
2.Kejujuran dalam tugas.
3.Sikap lebih menguntungkan tugas daripada kepentingan pribadi / menghindari
pertentangan kepentingan (conflict of interest).
4.Sikap menjaga kerahasiaan.
5.Sifat profesional dalam pencatatan dalam pelaporan.
6.Sikap taat pada peraturan.
7.Sikap loyal terhadap profesi dan banknya.
8.Sikap menciptakan dan menjaga lingkungan fisik kerja.
9.Sikap ingin maju dan mengembangkan diri.
Dalam prakteknya penerapan etika kerja dan etika perbankan dalam dunia
perbankan di kalangan pegawai bank tidaklah mudah. Tidak jarang bukan saja di pegawai
bank tetapi juga di kalangan pejabat-pejabat bank banyak yang kurang memahami makna
etika kerja dan etika perbankan. Kalau ini dibiarkan maka lambat laun akan menggangu
proses pekerjaan dan mutu kinerja secara keseluruhan. Karena itu inilah yang akan
menjadi landasan penelaahan lebih lanjut mengenai etika kerja dan etika perbankan di
Indonesia.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Etika Kerja dan Etika Perbankan serta kasus yang terjadi.

3
4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Etika


Menurut Ernawan (2017:2) etika merupakan cabang dari filsafat mencari buruknya
tingkah laku manusia. Etika mencari tindakan manusia yang manakah yang baik. Etika
berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia dan
masyarakat seperti, antropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik, dan ilmu
hukum.
Secara etimologis, etika adalah ajaran atau ilmu tentang adat kebiasaan yang
berkenaan dengan kebiasaan baik atau buruk yang diterima umum mengenai sikap,
perbuaatan, kewajiban, dan sebagainya. Pada hakikatnya moral menunjuk pada ukuran-
ukuran yang telah diterima oleh suatu komunitas, sementara etika umumnya lebih
dikaitkan dengan prinsip prinsip yang dikembangkan diberbagai wacana etika atau aturan-
aturan yang diberlakukan sebagai suatu profesi.
Menurut Johson dalam Ernawan (2017:2) etika merupakan suatu cabang ilmu
filsafat, tujuannya adalah mempelajari perilaku, baik moral maupun immoral dengan
tujuan membuat pertimbangan yang cukup beralasan dan akhirnya sampai pada
rekomendasi yang memadai tentunya dapat diterima oleh suatu golongan tertentu atau
individu.
Menurut Wiley dalam Ernawan (2017:3) bahwa etika berpengaruh terhadap
kewajiban moral, tanggung jawab, dan keadilan sosial. Etika secara lebih kontemporer
mencerminkan karakter perusahaan, yang merupakan kumpulan individu-individu.
Menurut Simorangkir (2013:3) etika merupakan suatu usaha yang sistematis
dengan menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individu dan sosial
sehingga dapat menetapkan antara untuk mengendalikan perilaku manusia serta nilai nilai
yang berbobot untuk dijadikan sasaran dalam hidup.

2.2 Teori – Teori Etika


Menurut Keraf (2009: 22), menyatakan bahwa:
1. Etika Deontologi
Adalah suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau
tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada

4
5

dirinya sendiri. Dengan kata lain, tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu
dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.
2. Etika Teleologi:
Adalah suatu tindakan itu diukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang
mau dicapai dengan tindakan itu. Suatu tindakan dinilai baik, kalau bertujuan mencapai
suatu yang baik atau kalau akibat yang ditimbulkan baik dan berguna.

2.3 Pengertian Etika Kerja


Webster (2017:45), etika didefinisikan sebagai keyakinan yang berfungsi sebagai
panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok, atau institusi. Jadi, etos kerja dapat
diartikan sebagai doktrin tentang kerja yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok
orang sebagai baik dan benar yang mewujud nyata secara khas dalam perilaku kerja
mereka.
Harsono dan Santoso (2016:35) yang menyatakan etika kerja sebagai semangat
kerja yang didasari oleh nilai-nilai atau norma-norma tertentu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sukriyanto (2010:29) yang menyatakan bahwa etika kerja adalah suatu semangat
kerja yang dimiliki oleh masyarakat untuk mampu bekerja lebih baik guna memperoleh
nilai hidup mereka. etika kerja menentukan penilaian manusia yang
diwujudkan dalam suatu pekerjaan.
Etika kerja merupakan sikap, pandangan, kebiasaan, ciri-ciri atau sifat
mengenai cara bekerja yang dimiliki seseorang, suatu golongan atau
suatu bangsa (Tasmara, 2010:14).

2.3.1 Fungsi Etika Kerja


Secara umum etika kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan
individu. Menurut Ernawan (2017:14) fungsi etika kerja adalah:
1) Pendorong Timbulnya Perbuatan
Etika kerja dapat menjadi pendorong timbulnya perbuatan, dimana etika kerja dapat
membuat individu atau dalam kelompok dapat melakukan suatu perbuatan agar dapat
mencapai hal yang diinginkan.
2) Penggairah dalam Aktivitas
Dalam melakukan sebuah aktivitas sehari-hari baik itu secara individu atau dalam
kelompok, etika kerja dapat menjadikannya lebih bersemangat dalam menjalankan
aktivitas tersebut. Sehingga dapat dicapai hasil yang diinginkan.

5
6

3) Penggerak
Seperti mesin bagi mobil besar, Etika kerja dapat menggerakkan individu atau sekelompok
orang agar mau melakukan sesuatu untuk mencapai hal yang diinginkan, sehingga
terciptalah kesepakatan dalam pencapaian target tersebut

2.3.2 Indikator Etika Kerja


Dalam penelitian ini, indikator pengukuran yang digunakan untuk variabel etika kerja
berdasarkan indikator yang digunakan oleh Miftahul Fauzi (2011:23) yang sebagai berikut:
1) Kerja Keras
Tata cara penyelesaian tugas yang dilakukan oleh karyawan beserta hasil tugas yang
diberikan.
2) Gaya Bicara
Sopan Santun dan keramahan karyawan antar rekan kerja, atasan, maupun customer.
3) Nilai Kerja
Menghargai hasil pekerjaan dan ide atau gagasan dari rekan kerja lain, selalu memberikan
kontribusi berupa ide atau gagasan kepada perusahaan atau rekan kerja.
4) Kreatifitas Kerja
Selalu memiliki inisiatif di saat bekerja baik inisiatif dalam menyelesaikan tugas,
membantu rekan kerja, atau membantu permasalahan perusahaan, selain itu juga karyawan
memiliki berbagai inovasi dalam mengembangkan hasil kerja

2.4 Pengertian Etika Perbankan


Etika Perbankan ialah suatu kesepakatan para bankir yang merupakan suatu norma
sopan santun dalam menjalankan usahanya, dan merupakan prinsip-prinsip moral atau
nilai-nilai (Values) mengenai hal-hal yang dianggap baik, serta  tugas dan tanggung jawab
unsur-unsur untuk mewujudkan hal yang baik dan mencegah hal yang tidak baik.

Etika dalam bisnis dan perbankan ini terkait dengan moralitas, perbuatan moral
yang diartikan sebagagi perbuatan baik dan perbuatan buruk dalam kegiatan
bisnis/perbankan. Dalam hubungan itu etika menyentuh aspek individu dan perturan
social.

6
7

2.4.1 Dasar-dasar Etika Perbankan


Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa, bank merupakan lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan kredit jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran. Lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya menarik uang dari
masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat.
Jadi tugas utama bank sebagai lembaga keuangan ialah, operasi perkreditan aktif
( penciptaan atau pemberian kredit yang dilakukan oleh bank ) dan pasif ( menerima
simpanan berbentuk giro, deposit, tabungan ataupun bentuk titipan lainnya yang
dipercayakan oleh masyarakat ) serta sebagai perantara dibidang perkreditan, contohnya
memberikan jasa-jasa yang lainnya misalnya, inkaso, transfer, informasi dan lain-lain.
Bankir juga harus menjaga agar mekanisme arus surat-surat berharga ( flow of
documents ) dapat berjalan lancar dan menindak jika,terjadi permainan yang curang dalam
pengelolaan arus dokumen berharga tersebut di dalam bank.
Etika dan kewajibannya sehubungan dengan tugas di lingkungan perbankan untuk setiap
petugas bank, bankir maupun pimpinan sebagai berikut :
 Bank wajib memberikan laporan pada Bank Indonesia untuk mengetahui posisi
perbankan dan moneter serta kegiatan perekonomian dan pemerintah dapat
menentukan kebijakn ekonomi dan moneter.
 Setiap bank wajib mengumumkan Neraca dan Laporan rugi-laba yang sebenarnya
tiap tahun dengan diterbitkan pada surat kabar, agar masyarakat dapat
mengetahuinya.
 Bank wajib menjaga kerahasian keuangan para nasabah dari siapapun, kecuali jika
ada syrat resmi dari Mentri Keuangan secara tertulis untuk keperluan perpajakan
dan peradilan.
 Petugas bank mempunyai kewajiban untuk tidak membicarakan tentang keuangan
nasabahnya di luar kepentingan dinas dan berkewajiban untuk menjaga dan
memelihara arsi atau surat-surat antara bank dengan nasabahnya.
 Dalam hal pembayaran pajak, para bankir harus melaksanakan pemotongan pajak
pendapatan atas gaji, upah atau honorarium para karyawannya dan berkewajiban
membayar pajak perusahaan.
 Bank harus mengupayakan untuk selalu dapat memenuhi janji atau persetujuan
yang telah disepakati dengan para nasabahnya.
 Bank juga harus memberikan nasihat yang obyektif, tidak memihak dan tidak
mengikat bagi para nasabahnya. Sebab, nasabah yang dating ke bank adakalanya

7
8

penuh suasana serba tidak pasti, jenis jasa apa yang sebaiknya akan dipilihnya.
Oleh karenanya, bank harus dapat menampilkan beberapa pilihan produk / jasa
bank bagi para nasabahnya.
 Salah satu hal yang harus dihindari antara bankir dan nasabah adalah menghindari
adanya hubungan pribadi sehingga dapat menjurus ke arah hubungan hubungan
yang kurang sehat misalkan, bankir memberikan kemudahan-kemudahan bagi
seseorang nasabah dikarenakan adanya upeti atau gift dan sejenisnya. Karena hal
ini akan merugikan nasabah lain yang berperilaku wajar dalam hubungan kerjanya
dengan bank.

2.4.2 Etika Bankir


Bankir yang professional adalah bankir yang memiliki integritas pribadi, keahlian
dan tanggung jawab social yang tinggi serta wawasan yang luas agar mampu
melaksanakan pula manajemen bank yang professional pula. Bankir yang professional
memang dituntut melaksanakan 2 hal penting yaitu, dapat menciptakan laba dan
menciptakan iklim bisnis perbankan yang sehat. Namun dalam penciptaan laba tersebut,
bankir harus tetap terkendali ( prudent ).
Menjadi bankir yang professional memerlukan beberapa persyaratan, diantaranya
adalah :
 Memiliki skill (keterampilan) dan knowledge (pengetahuan)
 Mampu menerima tekanan dari pihak manapun tanpa mengurangi kinerjanya
 Memiliki inisiatif dan aktif dalam pencapaian tujuan serta tidak bersikap menunggu
 Memilik job motivation yang tinggi
 Memiliki jiwa kepemimpinan (leadership ability)
 Mempunyai sales ability
 Memiliki kemampuan untuk : menyusun rencana, mengorganisasikan, menetapkan
prosedur kerja dan mengendalikan tugas pekerjaan agar menuju kea rah pencapaian
tujuan bank

8
9

2.4.3 Jenis-jenis Etika Perbankan


1. Etika perbankan di bidang kesetabilan nilai rupiah
Bank Indonesia sebagai bank sentral membantu pemerintah dalam mengatur,
menjaga, dan memelihara kestabilan rupiah. Ukuran nilai rupiah dianggap setabil, jika
kenaikan harga umum berkisar antara 0% sampai 15% dalam jangka satu tahun.
Seandainya jumlah uang yang beredar menjadi inflasi terbuka, maka golongan yang
berpendapatan tetap dan rakyat banyak yang dirugikan. Hal yang demikian tidaklah etis
dan tidak sesuai dengan ajaran pancasila. Bank Indonesia yang diberikan wewenang oleh
pemerintah akan melakukan kebijakan moneter untuk mengurangi uang yang beredar,
sehingga kestabilan nilai rupiah terkendalikan.
Pemberian kredit dalam rekening Koran kepada pemerintah oleh bank sentral haya
dilakukan dalam batas-batas angaran yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dengan jaminan kertas perbendaharaan. Hal ini berhubungan juga dengan kesetabilan nilai
rupiah. Seandainya kepada pemerintahan diberikan kredit melampaui batas anggaran yang
disetujui oleh DPR, akan menimbulkan bertambahnya uang yang beredar, sehingga
mengakibatkan inflasi yang dapat merusak struktur perekonomian dan merugikan
masyarakat banyak.
Dalam menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah dalam valuta asing, maka
bank sentral menyusun rencana devisa dalam rangka pemeliharaan ekonomi nasional dan
meperlancar usaha-usaha pembangunan. Seandainya tidak terpelihara nilai kestabilan
rupiah terhadap valuta asing, akan terjadi setiap saat kenaikan atau turunnya harga barang
inpor dan ekspor yang kemudian akan mempengaruhi harga umum. Berbagai golongan
masrakat akan dirugikan dan juga masarakat tidak akan tenang dan berbagai golongan
masarakat berhasrat berspekulasi. Keadan yang demikian tidak etis.
Dalam rangka menyusuna devisa, bank sentral memperhatikan likuiditas dan solvabilitas
internasional. Dengan demikian kepercayaan masarakat internasional terhadap perbankan
Indonesia tetap terpelihara baik (Undang-Undang Dasar 1945 pasal 30 Ayat 1).
2. Etika kewajiban bank sentral
Bank sentral berkewajiban mengatur dan mengawasi perbankan, dari sudut
ekonomi perusahaan terutama dengan jalan menjaga da mengatur likuiditas dan
solvabilitas perbankan. Dengan pengawasan ini, para kreditur bank terlindung. Adalah etis
setiap bank yang mendapat kepercayaan dari nasabah untuk menyimpan atau menitipkan
uang, tidak akan mengalami kekurangan nilai nominal terhadap uang simpanan tersebut.

9
10

3. Etika memperlancar produksi serta memperluas kesempatan kerja


Bank Indonesia sebagai bank sentral, membantu pemerintah mendorong kelancaran
produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja, guna meningkatkan tarap
hidup rakyat.
Perbankan pada umumnya wajib mengikuti batas-batas yang telah ditetapkan
dalam rencana kredit. Rencana kredit disusun oleh bank sntral untuk diajukan kepada
pemerintah melalui dewan moneter dalam rangka penyusunan rencana moneter.
Bank sentral memberikan kredit likuiditas gadai ulang kepada perbankan untuk
medorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja,
sesuai dengan program pemerintah.
4. Etika Perbankan Di Bidang Kepercayan Masarakat
Undang-undang mengartikan bank sebagai lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberi kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas penyebaran dan peredaran.
Lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya di bidang
keuangan menarik uang dari masyarakat dan menyalurkannya / menjualnya kepada
masyarakat. Sesuai pengertian bank oleh undang-undang tersebut, tugas bank/komersil
ialah:
a) Operasi perkreditan aktif, ialah penciptaan atau pemberian kredit yang dilakukan oleh
bank. pemberian kredit yang didasarkan kepercayaan dan saling menguntungkan. Dalam
pelaksanaan permohonan kredit secara umum didasarkan pada 4C yaitu:
1.      Character, berhubungan erat dengan kemauan menepati kewajiban tehadap bank,
khususnya untuk membayar kembali suatu utang barsama bunganya tepat pada waktunya.
2.      Capacity, berhubungan erat dengan kemampuan debitur mengelola pinjaman yang
dibrikan oleh bank.
3.      Capital, berhubungan erat dengan soal keuangan dan permodalan peminjam.
4.      Collateral, menyangkut jaminan yang merupakan pengamanan terakhir dari kredit
yang diberikan.
b) Operasi perkreditan yang pasif ialah menerima simpanan berbentuk giro ,deposito,
tabungan ataupun titipan lainnya yang di percayakan oleh para nasabah.
c) Usaha bank sebagai perantara di bidang perkreditan dan memberi jasa-jasa perbankan.
5. Etika mencari laba
Yang dimaksud dengan mencari laba adalah kemampuan dari suatu perusahaan
perbankan memperoleh laba. Bagi bank mencari laba secara etis penting sekali, karena :

10
11

a. Menambah kepercayaan para pemilik untuk menginvestasikan modalnya dengan


membeli saham-saham yang dikeluarkan oleh bank.
b. Bank yang terus-menerus merugi tidak mungkin melanjutkan usahanya.
c. Tidak seluruhnya laba dibagikan kepada pemilik saham, sebagian disisihkan
dalam bentuk cadangan modal.
d. Laba merupakan penilaian keterampilan pimpinan bank.
e. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
f. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
6. Akhlak serta moral yang baik.
Dalam rangka melaksanakan kepercayaan masyarakat, dengan sendirinya bankir
Indonesia harus dipenuhi berbagai syarat. Dalam Undang-Undang pokok perbankan 1967
ditegaskan dalam pasal 6 ayat 4 : anggota direksi bank harus memiliki keahlian dan akhlak
serta moral yang baik. Penjelasan pasal 6 ayat 4 disebut, untuk dapat diangkat menjadi
anggota direksi harus dipenuhi syarat-syarat tersebut dibawah ini :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Setia kepada pancasila
c. Berwibawa
d. Jujur
e. Adil

2.4.4 Prinsip Dasar Etika Perbankan


Para bankir dalam prinsip pengelolaan bank harus mengupayakan terselenggaranya
iklim usaha perbankan yang sehat yaitu dengan menjaga :
1. Likuiditas Bank atau kelancaran operasional bank
2. Solvabilitas Bank atau terpeliharanya kekayaan bank agar kokoh dan mampu memenuhi
seluruh kewajiban finansialnya:
3. Rentabilitas atau tingkat keuntungan yang dapat dicapai bank dan
4. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank (bonafiditas)
Sedangkan kewajiban bank terhadap beberapa pihak (Stakeholders) adalah
pertanggung jawaban bank terhadap pihak-pihak :
1. Masyarakat
Mereka menghendaki adanya pelayanan yang baik, perlakuan yang sama.

11
12

2. Nasabah
Berkepentingan atas dalam hal keamanan uang mereka yang mereka simpan di bank,
layanan yang baik seta bunga yang wajar.
3. Pemerintah
Berharap bahwa bank dapat memberikan lapangan kerja serta penigkatan taraf hidup yang
layak dan dapat menjaga stabilitas ekonomi dan politik.
4. Pemilik atau Investor
Menghendaki adanya kepastian hukum dalam perbankan dan memperoleh keuntungan
yang wajar.
5. Karyawan
Bertindak sebagai pelaku dan penggerak organisasi bank yang mengharapkan jaminan
materi dan non materi seperti, kesinambungan bekerja, keadilan, jaminan pension dan
sebagainya.

2.4.5 Prinsip Etika Perbankan


Prinsip etika perbankan sendiri ada 8 yaitu :
1. Prinsip kepatuhan
Pada prinsipnya semua orang dimanapun mempunyai peraturan yang harus mereka
patuhi, begitu juga para bankir yang diharuskan mematuhi peraturan perbankan, undang-
undang, kebijakan pemerintah, peraturan ketenaga kerjaan yang menyangkut masyarakat,
nasabah, pemerintah, pemilik dan karyawan.
2. Prinsip Kerahasiaan
Para bankir dituntut agar dapat menjaga kerahasiaan terutama dengan nasabah serta
kerahasiaan kejabatannya.
3. Prinsip Kebenaran Pencatatan
Setiap petugas bank wajib memelihara arsip atau dokumen dan mencatat semua
transaksi dengan benar serta menjaga kerahasiaannya
4. Prinsip Kesehatan bersaing
Persaingan ini dapat bersifat intern yaitu, antar bagian dalam bank itu sendiri dan
bersifat ekstern yaitu persaingan antar sesama bank. Dalam hal lebih kepada untuk
memberikan pelayanan serta promosi atas jasa-jasa apa saja yang diberikan oleh bank
tersebut, tapi setiap bank harus tetap menjaga agar tercipta iklim persaingan yang sehat.

12
13

5. Prinsip Kejujuran Wewenang


Kepercayaan dan wewenang yang telah diberikan oleh para pihak terkait dalam hal
ini pemerintah, nasabah, pemilik, masyarakat dam karyawan hendaknya tetap dinomor
satukan dan tidak disalahgunakan untuk kepentingan di luar etika yang telah disepakati
bersama.
6. Prinsip Keterbatasan Keterangan
Meskipun petugas bank dan bankir diminta untuk bersikap informatif terhadap
pihak luar, namun sifatnya terbatas.
7. Prinsip Kehormatan Profesi
Setiap petugas bank ataupun bankir diharuskan taat manjaga kehormatan profesi
dengan cara menghindarkan diri dari hal-hal semacam kolusi, pemberian hadiah, upeti, dan
fasilitas dari pihak lain yang menginginkan kemudahan dalam hal prosedur bank.
8. Prinsip Pertanggungjawaban Sosial
Pertanggungjawaban ini lebih di arahkan pada pemerintah, nasabah, pemilik
ataupun masyarakat dalam hal melaksanakan operasional perbankan.

13
14

BAB III

PENUANGAN KASUS

3.1 Kronologi Kasus


Kasus pembobolan dana nasbah Citibank senilai Rp40 miliar oleh Inong Malinda
alias Malinda Dee yang menjabat Relationship Manager Citigold di bank tersebut
merupakan salah satu kasus hukum paling banyak menyita perhatian masyarakat di tahun
2011. Gaya hidup mewah Melinda menjadi faktor dilakukannya pembobolan dana nasabah
koleksi mobil mewahnya seperti Hummer, Mercedes Benz dan Ferrari yang harganya di
atas Rp1 miliar.
Pembobolan simpanan nasabah kakap oleh Malinda selama kurang lebih empat
tahun berakhir 23 Maret 2011 setelah delapan penyidik dari Direktorat Ekonomi dan
Khusus Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri menangkap Malinda di apartemennya
di kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Tim dari Mabes Polri bergerak setelah mendapat
laporan pihak Citibank pada bulan Januari.
Surjati T Budiman merasa ada transaksi ilegal dalam rekeningnya di Citibank,
cabang Landmark, Jakarta Selatan. Nasabah Citigold ini menemukan ada kejanggalan
transaksi sebesar Rp 90.900.000 pada 10 Maret 2010, dan Rp 105 juta pada 24 Maret
2010. Ia pun melaporkan kasusnya ini kepada pihak bank.
Mendapatkan laporan itu, Citibank menggelar audit internal untuk menelusuri
kejanggalan dalam rekening nasabah tajir tersebut. Hasilnya diketahui, Inong Malinda Dee
yang kala itu menjabat Senior Relation Manager Citigold Citibank telah melakukan
pemindahbukuan dan pentransferan dana tanpa ada perintah atau permintaan dari sang
pemilik rekening.
Dalam keterangan saksi di pengadilan terlihat modus yang digunakan Malinda,
yakni dengan menyalahgunakan kepercayaan para nasabah kakap terhadap dirinya. Oleh
Malinda, nasabah-nasabah kaya dan sibuk itu disodori blanko kosong untuk ditandatangani
agar memudahkan transaksi. Namun ternyata Malinda mencuri uang tersebut sedikit-demi
sedikit tanpa disadari pemilik rekening melalui persekongkolan jahat dengan bawahannya,
Dwi Herawati, Novianty Iriane dan Betharia Panjaitan selaku Head Teller Citibank.
Polisi juga memeriksa rekan kerja Malinda yakni Reniwati Hamid, RJ selaku Cash
Official Manajer atau atasan teller, dan SW selaku Cash Supervisor Manager. Mereka
menyusul Dwi Herawati binti Harno Wijoyo, Novianty Iriane binti Emon, dan Betharia

14
15

Panjaitan yang lebih dahulu ditetapkan sebagai tersangka dan tengah menjalani
persidangan dengan tuduhan turut membantu perbuatan Malinda.
Malinda melakukan pembobolan dana nasabah dalam kurun waktu 22 Januari 2007
hingga 7 Februari 2011 melalui 117 transaksi, dimana 64 transaksi di antaranya dalam
bentuk pecahan rupiah senilai Rp27,36 miliar dan 53 transaksi senilai 2,08 juta dolar AS.
Malinda memang dikenal dekat dengan para nasabah Citigold. Untuk mendapatkan
kepercayaan mereka, Malinda memberikan pelayanan istimewa kepada nasabah. Mereka
diperlakukan sangat baik di ruangan khusus di kantor Citibank. Perlakuan ini tidak hanya
diberikannya dalam waktu singkat, tetapi hingga puluhan tahun sampai nasabah sangat
percaya. Rohly Pateni, salah satu nasabah yang menjadi korban Malinda. Dia mengaku
sangat percaya kepada Malinda karena sudah 18 tahun menjadi nasabah Citibank dan
ditangani Malinda. Dia jarang mengecek rekeningnya karena sibuk bekerja.
Malinda secara cermat menelisik pola transaksi nasabah yang bersangkutan,
kemudian mengajukan blanko kosong untuk ditanda tangani. Blanko inilah yang dia
gunakanan untuk menarik dana dengan memerintahkan Dwi mentransfer uang ke beberapa
perusahaan miliknya. Malinda juga menggunakan surat kuasa dari nasabah, sehingga
nasabah seolah-olah datang ke bank untuk melakukan transaksi.
Tak hanya itu, dia juga mengisi formulir dengan data-data tak sah alias palsu. Data
itu terdiri dari nama nasabah pengirim, penerima, nominal uang hingga isi pesan. Semua
diisi oleh Malinda sehingga seakan nasabah itu yang melakukan transkasi.
Untuk mengaburkan bukti kejahatan, Malinda membuat perusahaan pribadinya
yang dialiri dana nasabah Citibank atas nama orang lain. Pada akhirnya, duit inilah yang
digunakannya, antara lain untuk menyicil angsuran mobil super mewah seperti Ferrari.
Berdasarkan kesaksian mantan Citigold Executive Head di Citibank Landmark,
Reniwati Hamid, Malinda mengalirkan dana nasabah ke empat perusahaan miliknya yaitu,
PT Sarwahita Global Manajemen, PT Porta Axell Amitee, PT Qadeera Agilo Resources,
dan PT Axcomm Infoteco Centro. Reniwati sendiri menjabat sebagai Direktur Utama di
empat perusahaan yang didirikannya bersama Malinda, Roy Sanggilawang, dan Gesang
Timora tersebut.
Dari keempat perusahaan ini, Malinda kembali menarik uang untuk kepentingan
pribadinya, Andhika maupun adiknya, Visca Lovitasari serta suami Visca, Ismail bin
Janim. Andhika menampung uang curian itu dengan membuka banyak rekening dengan
identitas berbeda karena menggunakan KTP palsu.

15
16

Dalam proses persidangan terkuak bahwa Malinda Dee beberapa kali memberi
uang kepada bagian teller Citibank. Hal itu terungkap saat mantan teller Citigold, Dwi
Herawati memberi kesaksian di persidangan. Uang itu, diberikan oleh Malinda dalam
bentuk uang maupun voucher. Namun dia tak tahu apakah teller Citibank lainnya juga
mendapatkan bonus dari Malinda atau tidak.
Malinda disebut telah melakukan 117 transaksi ilegal terkait pemindahan isi
rekening nasabah. Transaksi itu terdiri dari 64 transaksi dalam rupiah dengan nilai Rp
27.369.065.650 dan 53 transaksi dalam dolar AS senilai US$ 2.082.427. Jika ditotal, uang
sebanyak Rp 46,1 miliar telah dikeruk Malinda dari puluhan nasabahnya.
Selain itu, tercatat ada 37 nasabah Citigold Citibank yang rekeningnya dibobol
Malinda. Nasabah bernama Rohli bin Pateni paling banyak dan sering dibobol Malinda,
yakni sebanyak 24 kali dengan total Rp 9.065.281.000 dan US$ 550.700.
Kemudian nasabah N Susetyo Sutadji berhasil dibobol Malinda sebanyak 9 kali
dengan jumlah total Rp 4.961.000.000 dan US$ 10.100. Lalu nasabah Gaby M Bakrie
berhasil dibobol sebanyak 8 kali dengan jumlah total Rp 460 juta dan US$ 197.500.
Nasabah Sukardi berhasil dibobol sebanyak 7 kali dengan jumlah total Rp
789.100.000 dan US$ 180.500. Selanjutnya, nasabah Surjati T Budiman Rp 611.200.000
dan US$ 120 ribu. Terakhir, nasabah Mirtati Kartohadiprodjo berhasil dibobol Malinda
sebanyak 5 kali dengan jumlah total Rp 1.179.000.000 dan US$ 10 ribu.
Namun, dari 37 nasabah yang dikeruk rekeningnya oleh Malinda tersebut, hanya 3
nasabah yakni Rohli bin Pateni, N Susetyo Sutadji dan Surjati T Budiman yang melapor ke
Kepolisian.

3.2 Penyelesaian Kasus


Bank Indonesia (BI) menyatakan telah menghentikan untuk sementara (suspend)
penghimpunan nasabah baru di segmen prioritas Citibank Indonesia (Citi Indonesia), yaitu
Citigold Wealth Management Banking (Citigold). Hal itu dilakukan sebagai sanksi
administratif atas kasus pembobolan dana nasabah oleh seorang relationship manager
(RM) bernama Melinda Dee (MD) alias Inong Malinda.
BI juga telah memanggil Chief Country Officer Citibank Indonesia Shariq Mukhtar
dan pejabat-pejabat terkait. Selain itu, surat pembinaan atau teguran juga telah diberikan
agar tidak kembali merugikan nasabah. Dalam surat itu, BI juga meminta Citi Indonesia
melakukan perbaikan internal control, sekaligus meminta penghentian penghimpunan
nasabah prioritas baru.

16
17

Jaksa menjerat Malinda dengan pasal berlapis, yaitu pasal dalam Undang-Undang
Perbankan dan pasal Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang. Pertama, dia dijerat
Pasal 49 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan juncto Pasal 55 ayat 1 dan
pasal 65 KUHP.
Kedua, Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang No 25 Tahun 2003 tentang Pidana Pencucian Uang juncto Pasal
65 KUHP. Ketiga, Pasal 3 Undang-Undang No 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 65 ayat 1 KUHP.
Ancamannya adalah 15 tahun penjara.
Namun vonis hakim jauh lebih ringan dari tuntutan Jaksa. Dalam sidang vonis,
Majelis Hakim menghukumnya dengan delapan tahun penjara.Ketua majelis hukum
Gusrizal di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menyatakan terdakwa Inong Malinda Dee
bersalah dan menghukum dengan penjara delapan tahun serta denda Rp 10 miliar atau
diganti dengan kurungan tiga bulan. Majelis juga memerintahkan penyitaan sejumlah aset
Malinda, termasuk mobil-mobil mewah Malinda, untuk dikembalikan pada Citibank
cabang Landmark, Jakarta Selatan.
Terkait permasalahan pembobolan dana nasabah yang dilakukan oleh Malinda Dee
atau dikenal juga dengan sebutan Inong Malinda pada bank Citibank disebabkan karena
kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan bank itu sendiri baik oleh Direktur,
Komisaris maupun pimpinan yang lain. Karena Melinda Dee menjabat sebagai
Relationship Manager Citigold di bank tersebut, sehingga dia dengan dapat mudahnya
melakukan yang demikian dengan memanfaatkan kekuasaan jabatannya. Sebab dia
melakukan hal tersebut tidak sendiri, namun dibantu atau bersengkokol dengan
bawahannya yaitu selaku teller yang melakukan transaksi ke perusahaan miliknya.

BAB IV

17
18

PENUTUP
4.1 Simpulan
Etika kerja adalah suatu semangat kerja yang dimiliki oleh masyarakat untuk
mampu bekerja lebih baik guna memperoleh nilai hidup mereka. etika kerja menentukan
penilaian manusia yang diwujudkan dalam suatu pekerjaan. (Sukriyanto (2010:29). Fungsi
etika kerja yaitu sebagai pendorong timbulnya perbuatan, penggairah dalam aktivitas, dan
penggerak.
Etika Perbankan ialah suatu kesepakatan para bankir yang merupakan suatu norma
sopan santun dalam menjalankan usahanya, dan merupakan prinsip-prinsip moral atau
nilai-nilai (Values) mengenai hal-hal yang dianggap baik, serta  tugas dan tanggung jawab
unsur-unsur untuk mewujudkan hal yang baik dan mencegah hal yang tidak baik.
Kasus nyata yang terjadi sebagai bentuk penyimpangan etika perbankan adalah
kasus Malinda Dee. Malinda Dee yang merupakan Relationship Manager Citigold di bank
Citibank melakukan pembobolan dana nasabah disebabkan karena kurangnya pengawasan
yang dilakukan oleh pimpinan bank itu sendiri baik oleh Direktur, Komisaris maupun
pimpinan yang lain. Malinda melakukan pembobolan dana nasabah dalam kurun waktu 22
Januari 2007 hingga 7 Februari 2011 melalui 117 transaksi, dimana 64 transaksi di
antaranya dalam bentuk pecahan rupiah senilai Rp27,36 miliar dan 53 transaksi senilai
2,08 juta dolar AS.

DAFTAR PUSTAKA

18
19

Faisal, Arif . 2011 Etika Dalam Perbankan Diambil dari :


http://etikaperbankan.blogspot.com/ ( 27 Maret 2020)

Reni . 2019 Makalah Etika Perbankan Diambil dari :


https://www.scribd.com/document/428929148/MAKALAH-ETIKA-
PERBANKAN ( 27 Maret 2020)

Indriana, Rinda . 2020 Makalah Etika Bank Diambil dari :


https://www.academia.edu/37727966/Makalah_Etika_Bank ( 27 Maret 2020)

Fuji, Indah . 2015 Etika Dalam Perbankan Diambil dari :


https://www.academia.edu/13197496/etika_dalam_perbankan ( 27 Maret 2020)

Al, Farisi . 2015 Bab III Landasan Teori Diambil dari :


http://repository.uin-suska.ac.id/6575/4/BAB%20III.pdf ( 27 Maret 2020)

Anonim Bab II Landasan Teori Duambul dari :


https://pustaka.pancabudi.ac.id/dl_file/penelitian/45585_BABII.pdf ( 27 Maret
2020)

Ali , Muhammad . 2019 Cerita Malinda Dee, Si Seksi Pembobol Nasabah Citibank 8
Tahun lalu Diambil dari : https://www.liputan6.com/news/read/3929889/cerita-
malinda-dee-si-seksi-pembobol-nasabah-citibank-8-tahun-lalu (29 Maret 2020)

Tarigan, Albert . 2012 Analisis Kasus Melinda Dee Diambil dari :


https://diptyaaris.wordpress.com/2012/12/20/analisis-kasus-melinda-dee/ (29
Maret 2020)

Fadillah, Amin . 2014 Resume Kasus Pembobolan Dana Nasabah Diambil dari :
https://afadillah12.blogspot.com/2014/04/resume-kasus-pembobolan-dana-
nasabah.html (29 Maret

19

Anda mungkin juga menyukai