Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….... 2
2.1........................................................................................................................ Pengertian
Etika dan Tanggung Jawab Sosial................................................................. 2
2.2........................................................................................................................ Kriteria
Tanggung Jawab Sosial................................................................................. 4
2.3........................................................................................................................ Mengelola
Etika dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan............................................. 5
2.4........................................................................................................................ Studi Kasus
PT.Megasari Makmur dengan Produknya HIT............................................. 6
Bab III. Penutup.................................................................................................. 9
3.1. Kesimpulan.................................................................................................. 9
Daftar Pustaka..................................................................................................... 10
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2.3. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Etika dan Tanggung Jawab Sosial
2. Mengetahui Kriteria Tanggung Jawab Sosial
3. Mengetahui Mengelola Etika dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
4. Mengetahui Etika dan Tanggung Jawab Sosial Masa Kini
1
BAB II
PEMBAHASAN
Etika adalah aturan mengenai prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral yang mengatur
perilaku seseorang atau kelompok mengenai apa yang benar dan yang salah. Etika menyusun
standar mengenai apa yang baik atau buruk dalam melaksanakan dan membuat keputusan.
Etika berhubungan dengan nilai-nilai internal yang merupakan bagian dari budaya
perusahaan dan membentuk keputusan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial
sehubung dengan lingkungan eksternal. Suatu masalah etika ada dalam situasi ketika tindakan
seseorang atau organisasi dapat merugikan atau menguntungkan orang lain.
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral
dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan
perusahaan atau berusaha. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas
stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan. Sistem bisnis beroperasi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis,
tanggungjawab social, peraturan pemerintah dan perundangan saling berkaitan satu sama lain.
Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni
suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat
keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang
timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih
panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi
dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya.
2
Stakeholder Etika dalam bisnis diantaranya sebagai berikut:
a) Konsumen; konsumen berkepentingan terhadap perilaku etis perusahaan berhubungan
dengan produk.
b) Karyawan; merupakan sumber ekonomi perusahaan yang penting.
c) Investor penanam modal ; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang
dinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan
d) Pemilik dan manajemen; berkepentingan menjalankan kegiatan manfaat kepada
pemilik , manajemen serta stakeholder.
e) Pemasokbahan-bahan; pemasok berkepentingan terhadap perilaku etis berbubungan
dengan kemampuan perusahaan dalam memberikan kelancaran hubungan dengan pemasok.
f) Organisasi pekerja; berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan untuk menjamin
atau memenuhi kewajiban untuk kehidupan para karyawan.
g) Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha; pemerintah dalam mengatur
kelancaran usaha melalui berbagai kebijakan.
h) Bank penyandang dana perusahaan atau kreditur; bank maupun kreditur merupakan
sumberdana bagi kelancaran usaha perusahaan.\
i) Investor penanam modal; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang
didinvestasikan dalam kegiatan perusahaan
j) Masyarakat; merupakan pihak yang mengamati kehidupan perusahaan dan adakalanya
memperngaruhi bisnis.
k) Kelompok khusus atau mitra usaha; merupakan relasi usaha yang dapat bekerjasama
dalam kegiatan operasional perusahaan.
Salah satu paham mengenai bisnis umum adalah kontradiksi antara etika, tanggungjawab
social dan laba. Seperti yang dikatakan pendiri bisnis , “sangat mungkin untuk menjadikan
hidup layak tanpa membahayakan integritas perusahaan, perseorangan dan lingkungan.”
( Hodgeett & Kuratko, 1991). Manfaat perusahaan berprilaku etis adalah:
1) Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan
reputasi.
2) Kerangka kerja yang kokoh memandu para manajer dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja perusahaan yang
semakin komplek.
3) Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat
dari stakeholder.
3
4) Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab sosial dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.
Tanggung jawab sosial dapat dibagi ke dalam beberapa kriteria, yaitu tanggung jawab
ekonomi, tanggung jawab hukum, tanggung jawab etika, dan tanggung jawab diskresioner.
Kriteria pertama dalam tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab ekonomi.
Institusi bisnis, diatas segalanya, adalah unit ekonomi dasar. Tanggung jawabnya adalah
menghasilkan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dan memaksimalkan laba bagi
pemiliknya serta pemegang saham. Tanggung jawab ekonomi, sampai batas ekstrim, disebut
pandangan memaksimalkan laba.
Tanggung jawab legal mendefinisikan apa yang dianggap penting oleh masyarakat
sehubung dengan perilaku perusahaan yang layak. Bisnis diharapkan untuk memenuhi tujuan
ekonomi mereka dengan kerangka kerja yang legal. Persyaratan legal ditentukan oleh dewan-
dewan kota setempat, pembuat undang-undang negara bagian, dan agen peraturan federal.
Tanggung jawab etika meliputi perilaku yang tidak perlu disusun dalam undang-
undang dan boleh tidak melayani kepentingan ekonomi langsung perusahaan. Para pembuat
keputusan organisasi harus bertindak atas dasar kesetaraan, keadilan, dan tidak memihak,
menghormati hak-hak individu, dan memberikan perlakuan yang berbeda hanya jika relevan
dengan tujuan dan tugas organisasi. Perilaku yang tidak etis timbul ketika keputusan
memungkinkan individu atau perusahaan mendapat keuntungan dengan mengorbankan
masyarakat.
4
d. Tanggung jawab diskresioner
Tanggung jawab diskresioner adalah murni suka rela dan dituntun oleh keinginan
sebuah perusahaan untuk memberi kontribusi sosial yang tidak diperintahkan oleh ekonomi,
undang-undang, atau etika. Aktivitasnya meliputi kontribsi amal yang murah hati yang tidak
mendapat balasan bagi perusahaan dan memang tidak diharapkan. Tanggung jawab
diskresioner adalah kriteria tertinggi dari tanggung jawab sosial, karena berada di atas
harapan sosial untuk memberi kontribusi bagi kesejahteraan komunitas.
Dalam sebuah studi kebijakan dan praktik etika di perusahaan-perusahaan yang sukses
dan etis seperti Boeing, Xerox, tidak ada yang lebih jelas daripada peranan penting para
manajer puncak. Para pemimpin menyusun etika organisasi melalui tindakan mereka sendiri.
Para pemimpin membuat komitmen pada nilai-nilai etika dan membantu orang lain di seluruh
organisasi untuk mewujudkan dan mencerminkan nilai-nilai itu.
b. Kode etik
Kode etik adalah suatu pernyataan resmi yang memuat nilai-nilai perusahaan
mengenai etika dan isu-isu sosial; serta mengkomunikasikan prinsip-prinsip perusahaan
kepada karyawan. Kode etik cenderung muncul dalam dua jenis: pernyataan yang
berdasarkan prinsip dan pernyataan yang berdasarkan kebijakan. Pernyataan yang
berdasarkan prinsip dirancang untuk mempengarauhi budaya perusahaan; mereka
mendefinisikan nilai-nilai fundamental dan mengandung bahasa yang umum mengenai
tanggung jawab perusahaan, kualitas produk dan perilaku terhadap karyawan. Pernyataan
yang berdasarkan kebijakan umumnya memberi garis besar prosedur yang akan digunakan
dalam situasi etika tertentu. Situasi-situasi ini dapat mencakup praktik pemasaran, konflik
kepentingan, pengamatan undang-undang, informasi hak milik, pemberian politik, dan
kesempatan yang sama.
5
c. Stuktur etika
Struktur etika mengambarkan sistem, posisi dan program yang beragam yang dapat
diambil sebuah perusahaan untuk mengimplementasikan perilaku yang etis. Komite etika
adalah sebuah kelompok eksekutif yang ditunjuk untuk mengawasi etika perusahaan. Komite
itu memberikan keputusan atas masalah etika yang dipertanyakan. Ombudsman etika adalah
seseorang petugas yang diberikan tanggung jawab untuk menyelidiki keluhan-keluhan
pelangaran etika dan juga member tahu manjemen puncak mengenai potensi-potensi
pelangaran etika.
d. Pengungkapan penyimpangan
Penyikapan oleh seorang karyawan mengenai praktik ilegal, tak bermoral, atau tidak
sah yang dilakukan oleh organisasi disebut pengungkapan penyimpangan. Sampai derajat
tertentu, usaha untuk membuat sebuah perusahaan bertanggung jawab tergantung pada
individu-individu yang bersedia untuk mengungkapkan jika mereka mendeteksi adanya
aktivitas yang ilegal, berbahaya, atau tidak etis. Para pengungkap sering melaporkan tindakan
tercela kepada orang luar, seperti agen peraturan, senator, atau reporter suratkabar. Namun
untuk menjadi pengawal etika yang efektif, perusahaan harus memandang pengungkapan
sebagai manfaat bagi perusahaan dan membuat usaha-usaha yang berdedikasi untuk
melindungi para pengungkap.
B. Analisis permasalahan
Dalam perusahaan modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering
didistribusikan kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan perusahaan biasanya
terdiri atas tindakan atau kelalaian orang-orang berbeda yang bekerja sama sehingga
tindakan atau kelalaian mereka bersama-sama menghasilkan tindakan perusahaan. Jadi,
siapakah yang bertanggung jawab atas tindakan yang dihasilkan bersama-sama itu?.
Pandangan tradisional berpendapat bahwa mereka yang melakukan secara sadar dan bebas
apa yang diperlukan perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung jawab Lain
halnya pendapat para kritikus pada pandangan tradisional, yang menyatakan bahwa ketika
sebuah kelompok terorganisasi seperti perusahaan bertindak bersama- sama, tindakan
perusahaan mereka dapat dideskripsikan sebagai tindakan kelompok, dan konsekuensinya
tindakan kelompoklah, bukan tindakan individu, yang mengharuskan kelompok
bertanggung jawab atas tindakan tersebut.
Kaum tradisional membantah bahwa, meskipun kita kadang membebankan tindakan
kepada kelompok perusahaan, fakta legal tersebut tidak mengubah realitas moral dibalik
semua tindakan perusahaan itu. Individu manapun yang bergabung secara sukarela dan
bebas dalam tindakan bersama dengan orang lain, yang bermaksud menghasilkan tindakan
perusahaan, secara moral akan bertanggung jawab atas tindakan itu. Namun demikian,
karyawan perusahaan besar tidak dapat dikatakan “dengan sengaja dan dengan bebas turut
dalam tindakan bersama itu” untuk menghasilkan tindakan perusahaan atau untuk mengejar
tujuan perusahaan. Seseorang yang bekerja dalam struktur birokrasi organisasi besar tidak
harus bertanggung jawab secara moral atas setiap tindakan perusahaan yang turut dia bantu,
seperti seorang sekretaris, juru tulis, atau tukang bersih-bersih di sebuah perusahaan. Faktor
ketidaktahuan dan ketidakmampuan yang meringankan dalam organisasi perusahaan
birokrasi berskala besar, sepenuhnya akan menghilangkan tanggung jawab moral orang itu.
7
Kita mengetahui bahwa Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai
moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi
standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang
digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa
dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.
Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis
terhadap prinsip kejujuran perusahaan besarpun berani untuk mmengambil tindakan
kecurangan untuk menekan biaya produksi produk. Mereka hanya untuk mendapatkan laba
yang besar dan ongkos produksi yang minimal. Mengenyampingkan aspek kesehatan
konsumen dan membiarkan penggunaan zat berbahaya dalam produknya . dalam kasus HIT
sengaja menambahkan zat diklorvos untuk membunuh serangga padahal bila dilihat dari
segi kesehatan manusia, zat tersebut bila dihisap oleh saluran pernafasan dapat
menimbulkan kanker hati dan lambung.
Dan walaupun perusahaan sudah meminta maaf dan juga mengganti barang dengan
memproduksi barang baru yang tidak mengandung zat berbahaya tapi seharusnya
perusahaan jugamemikirkan efek buruk apa saja yang akan konsumen rasakan bila dalam
penggunaan jangka panjang. Sebagai produsen memberikan kualitas produk yang baik dan
aman bagi kesehatan konsumen selain memberikan harga yang murah yang dapat bersaing
dengan produk sejenis lainnya.
HIT yang telah dipasarkan dan mengajukan izin baru untuk memproduksi produk
HIT Aerosol Baru dengan formula yang telah disempurnakan, bebas dari bahan kimia
berbahaya. HIT Aerosol Baru telah lolos uji dan mendapatkan izin dari Pemerintah. Pada
tanggal 08 September 2006 Departemen Pertanian dengan menyatakan produk HIT
Aerosol Baru dapat diproduksi dan digunakan untuk rumah tangga (N0. RI. 2543/9-
2006/S).Sementara itu pada tanggal 22 September 2006 Departemen Kesehatan juga
mengeluarkan izin yang menyetujui pendistribusiannya dan penjualannya di seluruh
Indonesia.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Etika adalah aturan mengenai prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral yang mengatur
perilaku seseorang atau kelompok mengenai apa yang benar dan yang salah. Etika menyusun
standar mengenai apa yang baik atau buruk dalam melaksanakan dan membuat keputusan.
Etika berhubungan dengan nilai-nilai internal yang merupakan bagian dari budaya
perusahaan dan membentuk keputusan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial
sehubung dengan lingkungan eksternal
Tanggung jawab sosial dapat dibagi ke dalam beberapa kriteria, yaitu tanggung jawab
ekonomi, tanggung jawab hukum, tanggung jawab etika, dan tanggung jawab diskresione
9
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P and Mary Coulter. 1999. Manajemen Edisi Keenam. PT. Prenhallindo.
Jakarta.
Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
10