ETIKA BISNIS
Disusun Oleh :
1. Anika Nur Azizah (2120001)
2. Khaneishia Azzahra (2120010)
3. Asri Nurul Aeni (2120022)
4. Alifian Nur Azizah (2120038)
KELAS D
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta inayah-
Nya sehingga kami dapat mennyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul “Etika Bisnis”
yang menjadi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan dengan baik dan lancar.
Sholawat serta salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang mana telah menghantarkan kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh
dengan nuril islami ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati perkenankanlah kami
menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Asep Suraya Maulana selaku dosen pengampu mata kuliah
Kewirausahaan
2. Teman-teman yang membantu dan mendorong serta memberikan informasi yang
sangat diperlukan dalam penyusunan makalah ini
Kami sebagai penyusun makalah menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih
jauh dari taraf sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkah saran dan kritik yang
sifatnya membangun dari semua pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
` Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................................16
B. Saran ..............................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika bisnis merupakan bagian dari filsafat. Secara garis besar pengertian filsafat,
etika dan etika bisnis berhubungan erat satu sama lain. Filsafat memiliki arti luas yatu suatu
usaha sistematis untuk memahami pengalaman manusia secara pribadi maupun kelompok.
Dalam masyarakat, manusia menjalin hubungan baik dengan agama, keluarga,
politik, berbisnis, dan sebagainya. Hubungan antara manusia itu sangat dipengaruhi oleh
emosi yang tidak rasional. Manusia selalu berusaha agar tercapainya kerukunan dalam suatu
tatanan masyarakat. Kebanyakan setiap orang tidak sadar akan pentingnya fungsi etika.
Sejatinya etika merpakan bagian dari pribadi seseorang sehingga tidak dipersoalkan ole yang
bersangkutan. Artinya seseorang jarang sekali memikirkan etika yang dimilikinya, kecuali
bila ia merasa bahwa dalam hubungannya dengan orang lain etika tersebut mendapat
tantangan.
Sasaran etika adalah moralitas (etika merupakan filsafat tentang moral). Moral adalah
istilah yang dipakai untuk mencakup praktek dan kegiatan yang membedakan apa yang baik
dan apa yang buruk, aturan-aturan yang mengendalikan kegiatan itu dan nilai-nilai yang
termasuk didalamnya yang dipelihara atau dijadikan sasaran oleh kegiatan praktek tersebut.
Maka dengan adanya hubungan manusia diperlukan etika, makalah ini akan
membahas mengenai hakikat etika dalam berbisnis, etika pemasaran, prinsip-prinsip etika
bisnis, masalah yang dihadapi dalam etika bisnis, hak dan kewajiban konsumen, hak dan
kewajiban produsen, tindakan bisnis menuju pemasaran tanggung jawab sosial, dan tanggung
jawab sosial dalam perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya maka tersusun
beberapa rumusan masalah diantaranya:
1. Apa hakikat etika bisnis?
2. Bagaimana etika pemasaran?
3. Bagaimana prinsip-prinsip etika bisnis?
4. Bagaimana masalah yang dihadapi dalam etika bisnis?
5. Bagaimana hak dan kewajiban konsumen?
6. Bagaimana hak dan kewajiban produsen?
7. Bagaimana tindakan bisnis menuju pemasaran yang bertanggung jawab secara sosial?
8. Bagaimana etika dan tanggung jawab sosial perusahaan?
4
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan diatas, maka makalah ini bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hakikat etika bisnis
2. Untuk mengetahui etika pemasaran
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etika bisnis
4. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam etika bisnis
5. Untuk mengetahui hak dan kewajiban konsumen
6. Untuk mengetahui hak dan kewajiban produsen
7. Untuk mengetahui tindakan bisnis menuju pemasaran yang bertanggung jawab secara
sosial?
8. Untuk mengetahui etika dan tanggung jawab sosial perusahaan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Etika Bisnis
Menurut kamus, istilah etika memiliki beragam makna yang berbeda. Salah satu
maknanya adalah: “prinsip tingkah laku yang mengatur individu atau kelompok. Kadang
kita menggunakan istilah etika personal, misalnya, ketika mengacu pada aturan – aturan
dalam lingkup dimana orang per orang menjalani kehidupan pribadinya. Kita menggunakan
istilah etika akuntansi ketika mengacu pada seperangkat aturan yang mengatur tindakan
professional akuntan.
Makna kedua -dan lebih penting- mengenai etika menurut kamus adalah: Etika adalah
“kajian moralitas”. Para ahli etika menggunakan istilah etika untuk mengacu terutama pada
pengkajian moralitas, sama seperti ahli kimia menggunakan istilah kimia untuk mengacu
pada pengkajian unsur-unsur subtansi kimiawi. Meskipun etika berkaitan dengan moralitas,
namun tidak sama persis dengan moralitas. Etika adalah semacam penelaahan-baik aktivitas
penelaahan maupun hasil-hasil penelaahan itu sendiri-sedangkan moralitas merupakan
subjek.
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan
salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis. Institusi yang paling berpengaruh di dalam masyarakat
sekarang ini adalah institusi ekonomi. Institusi ini didesain. Etika bisnis merupakan studi
yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Institusi yang paling berpengaruh di dalam masyarakat sekarang ini adalah institusi
ekonomi. Institusi ini didesain untuk mencapai dua tujuan: (a) produksi barang dan jasa yang
diinginkan dan dibutuhkan masyarakat, dan (b) distribusi barang dan jasa ke beragam
anggota masyarakat. Perusahaan bisnis merupakan institusi ekonomi yang utama yang
digunakan orang dalam masyarakat modern untuk melaksanakan tugas memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa. Perusahaan merupakan struktur fundamental yang di
dalamnya anggota masyarakat mengombinasikan sumber daya langkah tanah, tenaga kerja,
modal dan teknologi menjadi barang yang berguna dan perusahaan menyediakan saluran-
saluran untuk mendistribusikan barang-barang dalam produk consumer, gaji karyawan,
pengembalian investor dan pajak pemerintah. Pertambangan dan pemanufakturan, eceran,
6
perbankan, pemasaran, pengiriman, asuransi, konstruksi dan iklan semua merupakan bagian
yang berbeda dari proses produktif dan distributive institusi bisnis modern.1
B. Etika Pemasaran
Etika pemasaran adalah perilaku atau aturan penjual dalam menawarkan barang harus
mengatakan yang sejujurnya mana yang baik dan mana yang buruk. Etika menyangkut tata
nilai yang dianut, ditaati dan dijunjung tinggi oleh sekelompok masyarakat tertentu. Tata nilai
atau aturan yang berlaku umumnya tidak tertulis, dan jika terjadi penyimpangan atau
pelanggaran maka sangsi yang diberikan adalah sangsi moral dan sosial .
Etika dapat diidentifikasi sebagai jawaban atas pertanyaan "Apa yang baik?". Di
bidang perilaku konsumen hal ini dapat dinyatakan seperti perilaku apa yang dapat diterima
oleh konsumen. Perilaku tersebut yang dapat diterima berdasarkan budaya, sementara
perilaku orang-orang dapat disosialisasikan oleh lingkungan budaya mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa budaya dapat memainkan peran penting dalam menentukan standar
etika. Keanekaragaman budaya pada umumnya digunakan dalam konteks internasional,
tetapi semakin pentingnya kelompok etnis membuat hal ini relevan untuk berbicara tentang
varians budaya dalam lingkungan multicultural.
Pemasaran secara etimologi adalah proses, cara, perbuatan memasarkan suatu barang
dagangannya. Sedangkan menurut terminologi pemasaran adalah kebutuhan, keinginan dan
permintaan (need, wants and demans), produk, nilai, kepuasan dan mutu (product, value,
satisfaction and quality), pertukaran, transaksi dan hubungan (exchange, transaction and
realationship) dan pasar (market). Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang
dilakukan oleh para pedagang dalam usahanya mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya. Berhasil tidaknya pemasaran dalam mencapai tujuan bisnis tergantung pada
keahlian mereka dibidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lainnya. Seperti
yang dirumuskan para ahli pemasaran sebagai berikut, pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan
baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi
dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai
kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
1
Nihayatul Masykuroh, Etika Bisnis Islam, (Banten: Media Karya Publishing, 2020), hlm. 39-42.
7
menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.
Pemasaran menurut para ahli dari America marketing memberikan definisi bahwa
pemasaran adalah sebagai fungsi organisasi dan sekumpulan proses menciptakan,
mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai kepada konsumen dan mengelola hubungan
yang bermanfaat bagi organisasi dan pemegang kepentingan. 2
C. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
Prinsip-prinsip etika bisnis diantaranya:
1. Prinsip otonomi, adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan. Untuk bertindak secara otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik itu. Kebebasan
adalah unsur hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika, Kebebasan adalah prasyarat
utama untuk bertindak secara etis, karena tindakan etis adalah tindakan yang bersumber
dari kemauan baik serta kesadaran pribadi. Hanya karena seseorang mempunyai
kebebasan, ia bisa di tuntut untuk bertindak secara etis.Dengan otonomi, pelaku bisnis
dan karyawan dalam perusahaan manapun tidak lagi diperlakukan sebagai sekadar
tenaga yang dieksploitasi sesuai kebutuhan bisnis dan demi kepentingan bisnis. Dengan
kata lain, dengan otonomi para pelaku bisnis benar – benar menjadi subyek moral yang
bertindak secara bebas dan bertanggung jawab atas tindakannya. Ini berarti sebagai
subyek moral tidak lagi sekedar bertindak dan berbisnis seenaknya dengan merugikan
hak dan kepentingan pihak lain. Otonomi juga memungkinkan inovasi, mendorong
kreativitas, meningkatkan produktivitas, yang semuanya akan sangat berguna bagi bisnis
modern yang terus berubah dalam persaingan yang ketat. Dengan prinsip otonomi,
tanggung jawab moral juga tertuju kepada semua pihak terkait yang berkepentingan.
2. Prinsip kejujuran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara
jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas
kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Kejujuran ini sangat penting artinya bagi masing – masing pihak dan sangat menentukan
relasi dan kelangsungan bisnis masing-masing pihak selanjutnya. Karena seandainya
salah satu pihak berlaku curang dalam memenuhi syarat-syarat perjanjian tersebut,
2
Syaifuddin, Menyoal Etika Pemasaran dan Tanggung Jawab Sosial, Jurnal Akademika 14 (1), 2016, hlm. 55
8
selanjutnya tidak mungkin lagi pihak yang dicurangi itu mau menjalin relasi bisnis
dengan pihak yang curang tadi.Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa
dengan mutu danharga yang sebanding. Dalam pasar yang terbuka dengan barang dan
jasa yang beragam dan berlimpah ditawarkan kedalam pasar, dengan mudah konsumen
berpaling dari satu produk ke produk yang lain. Maka cara-cara bombastis, tipu menipu,
bukan lagi cara bisnis yang baik dan berhasil. Kejujuran adalah prinsip yang justru sangat
penting dan relevan untuk kegiatan bisnis yang baik dan tahan lama. Ketiga, jujur dalam
hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan. Kejujuran dalam perusahaan adalah inti
dan kekuatan perusahaan itu. Perusahaan itu akan hancur kalau suaana kerja penuh
dengan akal-akalan dan tipu-menipu. Kalau karyawan diperlakukan secara baik dan
manusiawi, diperlakukan sebagai manusia yang punya hak-hak tertentu, kalau sudah
terbina sikap saling menghargai sebagai manusia antara satu dan yang lainnya, ini pada
gilirannya akan terungkap keluar dalam relasi dengan perusahaan lain atau relasi dengan
konsumen. Selama kejujuran tidak terbina dalam perusahaan, relasi keluar pun sulit
dijalin atas dasar kejujuran.
3. Prinsip keadilan. Menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil, serta dapat dipertanggung jawabkan. Keadilan menuntut agar setiap
orang dalam kegiatan bisnis perlu di perlakukan sesuai dengan haknya masing-masing
dan agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.
4. Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle). Menuntut agar bisnis
dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Kalau prinsip
keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya,
prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua
pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini terutama
mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis. Karena anda ingin untung dan saya pun ingin
untung, maka sebaliknya kita menjalankan bisnis dengan saling menguntungkan. Maka,
dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah
melahirkan win-win situation.
5. Prinsip integritas moral. Dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan
atau orang-orangnya maupun perusahaannya. Dengan kata lain prinsip ini merupakan
tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik
9
dan dibanggakan. Dan itu tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja,
baik keluar maupun kedalam perusahaan.
Menurut Michael Josepshon (1998) yang dikutip oleh Zimmerer, secara universal ada
sepuluh prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu sebagai berikut.
10
9. Mengejar keunggulan (Pursuit of Excellence), yaitu mengejar keunggulan dalam segala
hal, baik dalam pertemuan personal maupun pertanggungjawaban profesional, tekun,
dapat dipercaya/diandalkan, rajin, getol, dan penuh komitmen, melakukan semua tugas
dengan yang terbaik berdasarkan kemampuan, mengembangkan dan mempertahankan
tingkat kompetensi yang tinggi.
10. Dapat dipertanggungjawabkan (Accountability), yaitu memiliki tanggung jawab
menerima tanggungjawab atas keputusan dan konsekuensinya, dan selalu memberi
contoh yang terbaik.
3
Kurnia Ekasari, Etika Bisnis, (Publisher: Polinema Press, 2019), hlm. 5.
11
E. Hak dan Kewajiban Konsumen
Yang merupakan hak konsumen yaitu :
1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang atau jasa
2. Hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang atau jasa tersebut sesuai
nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan
3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang atau
jasa
4. Hak untuk di dengar pendapat dan keluhannya atas barang atau jasa yang digunakan
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan penggantian jika barang atau jasa
yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan tidak sebagaimana mestinya
1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan
barang atau jasa demi keamanan dan keselamatan
4
Rintan Saragih, Berwirausaha Cerdas, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm.51-52.
12
memperoleh kepercayaan dari konsumen sehingga produk maupun jasa yang perusahaan
tawarkan dan diperdagangkan dapat dipercaya. Kemudian jika perlakuan etis terjaga maka
kemajuan juga akan terjadi. Hal ini disertai dengan peningkatan keuntungan perusahaan.
Hal lainnya yang Anda peroleh adalah terjadinya kesinambungan, dimana bisnis Anda akan
terjaga eksistensinya dan kesinambungannya. Berikut yang merupakan hak produsen atau
wirausaha yaitu:
1. Hak menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai
tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak
baik.
3. Hak utnuk pembelaan diri di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen.
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian
konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kewajiban produsen atau wirausaha yaitu:
1. Beritikad baik dalam kegiatan usahanya
2. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/ atau jasa serta memberikan penjelasan atas penggunaan, perbaikan, dan
pemeliharaan.
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan satndar mutu dan/atau jasa yang berlaku.
5. Memeberi kesempatan kepada konsumen utnuk menguji dan/atau mencoba barang
dan/atau jasa yang dibuat dan/atau yang dipergunakan.
6. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,
pemakaian, dan pemanfatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
7. Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian jika barang dan/atau jasa yang
diterima tidak sesuai dengan perjanjian konsumen.
13
G. Tindakan Bisnis Menuju Pemasaran yang Bertanggung Jawab Sosial
Terdapat beberapa cara dalam menciptakan nilai pelanggan yang lebih besar dan
memperkuat hubungan pelanggan. Filosofi pemasaran yang tercerahkan menungkapkan
bahwa pemasaran harus memberikan dorongan kinerja jangka panjang dengan sistem
pemasaran yang terbaik. Pemasaran tercerahkan terdiri dari lima prinsip, yaitu:
14
jawab dari setiap perusahaan terhadap lingkunagn terutama terhadap kemungkinan kerusakan pada
lingkungan.
Tanggung jawab sosial perusahaan oleh sebagian pelaku usaha seringkali dihubungkan
dengan philantrophy. Menurut Echols dan Shadily (2002), philantrophy adalah hal cinta sesama
manusia, atau kedermawanan. Sedangkan tanggung jawab sosial memiliki arti yang lebih luas yaitu
kewajiban yang mencakup seluruh komunitas setempat dan masyarakat yang terkait pada umumnya.
Pelanggaran etika akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
1. Masalah citra public
2. Tuntutan hukum yang mahal
3. Tingginya tingkat pencurian oleh karyawan5
5
Rintan Saragih, Berwirausaha Cerdas, (Yogakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 52.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa etika bisnis merupakan
studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Etika pemasaran adalah perilaku atau aturan penjual dalam menawarkan barang harus
mengatakan yang sejujurnya mana yang baik dan mana yang buruk. Prinsip-prinsip etika
bisnis diantaranya: a) prinsip otonomi, b) prinsip kejujuran, c) prinsip keadilan, d) prinsip
saling menguntungkan dan e) prinsip integritas moral.
Masalah yang dihadapi dalam etika bisnis diantaranya: a) sistematik, b) etika
perusahaan dan c) etika individual. Hak konsumen yaitu apapun barangnyanya mendapat
kejaminan dalam menggunakan produknya. Sedangkan kewajiban konsumen yaitu beritikad
baik dalam menggunakan produk. Hak produsen yaitu peningkatan keuntungan perusahaan.
Sedangkan kewajiban produsen yaitu menjamin mutu barang atau jasa yang diproduksi.
Etika berarti bagaimana suatu perusahaan mampu membangun kepercayaan antara
anggota masyarakat dengan perusahaan atau pengusaha. Di mana setiap pengusaha memiliki
tanggung jawab social terhadap lingkungan disekitar.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah tentang “Etika Bisnis”, juga korelasinya ini tentu masih
belum sempurna. Penyusun mengharapkan bahwa etika dalam bisnis senantiasa menyangkut
tata nilai yang dianut, ditaati dan dijunjung tinggi oleh sekelompok masyarakat tertentu.
Tata nilai atau aturan yang berlaku umumnya tidak tertulis, dan jika terjadi penyimpangan
atau pelanggaran maka sangsi yang diberikan adalah sangsi moral dan sosial .
16
DAFTAR PUSTAKA
17