Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Kewirausahaan Berbasis Agroindustri dan Lingkungan


“Etika dan Tanggung Jawab dalam Berbisnis”

Dosen Pengampu:

Dr. Sofwan, S.Pd., M.Pd.


Muhammad Sholeh, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 5 (R001)

Kesintia Dwinda Tasya (A1D122020)


Lusha Natasya (A1D122022)
Novia Mahera Shafitri (A1D122014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul
“Etika dan Tanggung Jawab dalam Berbisnis”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Kewirausahaan


Berbasis Agroindustri dan Lingkungan, serta bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Etika dan Tanggung Jawab dalam Berbisnis, baik bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Dalam proses pengerjaan Makalah ini, tentunya
tidak terlepas atas bimbingan, arahan serta saran, untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Sofwan, S.Pd., M.Pd. dan
bapak Muhammad Sholeh, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen pengampu Mata Kuliah
Kewirausahaan Berbasis Agroindustri dan Lingkungan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih


melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat berguna bagi penulis maupun orang yang membacanya.

Muara Bulian, 9 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2

2.1 Pengertian Profesi .................................................................................. 2

2.2 Bisnis Sebagai Profesi ............................................................................ 3

2.3 Pengertian Etika Bisnis .......................................................................... 4

2.4 Prinsip – Prinsip Etika Bisnis................................................................ 4

2.5 Pentingnya Etika Bisnis ......................................................................... 5

2.6 Etika Lingkungan Hidup ....................................................................... 6

2.7 Kode Etik di Tempat Kerja ................................................................. 11

2.8 Perbandingan kode etik ....................................................................... 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 13

3.2 Saran ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bisnis adalah suatu kegiatan untuk melakukan usaha/ melakukan kegiatan
entrpreneurship yang bertujuan agar mendapatkan keuntungan. Istilah
kewirausahaan pada dasarnya merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari
tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi
tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin
dihadapinya.
Salah satu aspek yang sangat popular dan perlu mendapat perhatian dalam
dunia bisnis ini adalah norma dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat menjamin
kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan
juga sangat menentukan maju atau mundurnya perusahaan.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loalitas pemilik
kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan.
Karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau kelompok
yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaiman Konsep Pendidikan jasmani?
2. Bagaimana Konsep Olahraga?
3. Apa Perbedaan dan Persamaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Pendidikan jasmani
2. Untuk mengetahui Konsep Olahraga
3. Untuk mengetahui Perbedaan dan Persamaan Pendidikan Jasmani dan
Olahraga

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Profesi


Istilah profesi sering kita dengar, bahkan di masyarakat sering kita
mendengarkan percakapan yang bertanya, "Apa profesinya?" Ada yang menjawab
dokter, pengacara, hakim, guru, dan sebagainya. Akan tetapi ada juga yang
mengatakan profesi saya adalah tukang becak, penjual koran, pedagang, kuli
bangunan, dan sebagainya.
Apabila kita melihat secara mendalam pada hakikatnya profesi
mempunyai persyaratan yang khusus. Profesi adalah bidang pekerjaan. Jadi semua
profesi adalah bidang pekerjaan akan tetapi tidak semua bidang pekerjaan bisa
disebut sebagai profesi. Untuk itu perlu pemahaman konsep tentang profesi agar
tidak terjadi kerancuan.
Di samping itu agar tidak terjadi kesimpangsiuran tentang konsep profesi
perlu dibatasi pengertian profesi, profesional, dan profesionalisme.
Kamus besar Bahasa Indonesia menjelaskan sebagai berikut:
1. Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu.
2. Profesional bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus
untuk menjalankannya, dan mengharuskan adanya pembayaran untuk
melakukannya.
3. Profesionalisme merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.
Profesi menurut para ahli
• Hidayat Nur Wahid
Profesi adalah sebuah pilihan sadar yang dilakukan oleh seseorang, sebuah
pekerjaan yang secara khusus dipilih, dilakukan dengan konsisten. Sedangkan
profesionalisme adalah semangat, paradigma, spirit, tingkah laku, ideologi,
pemikiran, secara intelek meningkatkan kualitas profesi mereka.
• Menurut Kanter

2
Profesi adalah pekerjaan dari suatu kelompok terbatas orang – orang yang
memiliki keahlian khusus yang diperolehnya melalui training atau pengalaman
lain.
• Menurut Sonny Keraf
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan
mengandalkan keahlian dan keterampilan tinggi yang melibatkan komitmen
pribadi (moral) yang mendalam
• Menurut Brooks
Profesi adalah suatu kombinasi fitur, kewajiban dan hak yang kesemuanya
dibingkai dalam seperangkat nilai – nilai yang menentukan bagaimana
keputusan dibuat dan bagaimana tindakan dilaksanakan.

2.2 Bisnis Sebagai Profesi


Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris, yaitu business, sedangkan
kata business itu sendiri berasal dari pengembangan kata busy yang berarti sibuk.
“Sibuk” yang dimaksud dalam hal ini bisa terjadi pada individu, komunitas, atau
masyarakat. Bisnis jika diartikan dalam konteks yang sederhana dapat diartikan
sebagai suatu kesibukan dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan yang
dapat memberikan keuntungan kepada seseorang.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bisnis adalah usaha
komersial dalam dunia perdagangan atau bidang usaha atau usaha dagang. Dalam
membangun sebuah usaha, pemilik usaha pasti akan berusaha untuk mendapatkan
keuntungan yang cukup melimpah karena dengan keuntungan itu suatu usaha
dapat dikembangkan menjadi usaha yang lebih besar.
Singkatnya, bisnis adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
secara perseorangan atau badan usaha dengan tujuan mendapatkan keuntungan
dengan cara melakukan berbagai macam hal, seperti pembuatan, penyaluran,
penjualan, dan pembelian. Oleh sebab itu, tak sedikit orang yang mengatakan
bahwa bisnis berkaitan dengan kegiatan ekonomi dan dapat membangun
pertumbuhan ekonomi.

3
Bisnis sebagai profesi dapat diartikan sebagai suatu lembaga atau wadah
dimana di dalamnya berkumpul banyak orang dari berbagai latar belakang
pendidikan dan keahlian untuk bekerja sama dalam menjalankan aktivitas
produktif dalam rangka memberikan manfaat ekonomi bagi semua pelaku bisnis
yang berkepentingan (stakeholders).

2.3 Pengertian Etika Bisnis


Bertens (2000:5) berpendapat bahwa etika bisnis adalah pemikiran atau
refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik
atau buruk, terpuji atau tercela dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari
perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia
dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting.
Bisnis yang baik (good business) bukan saja bisnis yang menguntungkan. Bisnis
yang baik adalah bisnis yang juga baik secara moral.
Etika Bisnis merupakan cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan
juga masyarakat. Pengertian tersebut mencakup bagaimana menjalankan bisnis
secara adil, dengan mengubah pandangan dunia tentang etika bisnis agar tatanan
ekonomi dunia semakin membaik. Bisnis tanpa etika menyebabkan para penguasa
dan pebisnis akan menjadi tidak terkendali dan menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuannya.
Faktor-faktor yang Mendorong Timbulnya Masalah Etika Bisnis:
1. Mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi
2. Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan
3. Pertentangan antara nilai-nilai perusahaan dengan perorangan.

2.4 Prinsip – Prinsip Etika Bisnis


Prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak
bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia. Prinsip-prinsip ini sangat
erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat.
1. Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Caux Round Table (1994) adalah:

4
a. tanggung jawab bisnis dari stakeholder ke stakeholder
b. dampak ekonomis dan sosial bisnis: menuju inovasi, keadilan dan
komunitas dunia
c. perilaku bisnis dari hukum yang tersurat ke semangat saling percaya
d. sikap menghormati aturan
e. dukungan bagi perdagangan multilateral
f. sikap hormat bagi lingkungan alam
g. menghindari operasi-operasi yang tidak etis
2. Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Sony Keraf (1998).
a. Prinsip otonomi (prinsip yang menunjukan sikap kemandirian, kebebasan,
dan tanggung jawab).
b. Prinsip kejujuran (prinsip yang menanamkan sikap bahwa apa yang
dipikirkan adalah yang dikatakan dan yang dikatakan adalah yang
dikerjakan).
c. Prinsip keadilan (prinsip yang menanamkan sikap untuk memperlakukan
semua pihak secara adil).
d. Prinsip saling menguntungkan (prinsip yang menanamkan kesadaran
bahwa dalam berbisnis perlu ditanamkan prinsip win – win solution yang
artinya dalam setiap keputusan dan tindakan bisnis harus diusahakan agar
semua pihak merasa diuntungkan).
e. Prinsip integritas moral (prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam
segala keputusan dan tindakan bisnis yang diambil)

2.5 Pentingnya Etika Bisnis


Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder
dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan perusahaan sangat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder adalah semua
individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusan-
keputusan perusahaan. Siapa saja stakeholder perusahaan:
1. Para pengusaha dan mitra usaha

5
2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku
3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
5. Bank penyandang dana perusahaan
6. Investor penanam modal
7. Masyarakat umum yang dilayani
8. Pelanggan yang membeli produk

2.6 Etika Lingkungan Hidup


Etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul
dengan lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang
menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan
lingkungan tetap terjaga.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan
etika lingkungan sebagai berikut:
a. Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehngga
perlu menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.
b. Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk
emnjaga terhadap pelestarian, keseimbangan dan keindahan alam.
c. Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan
energy.
d. Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk
makhluk hidup yang lain.

Di samping itu, etika Lingkungan tidak hanya berbicara mengenai perilaku


manusia terhadap alam, namun juga mengenai relasi di antara semua kehidupan
alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak
pada alam dan antara manusia dengan makhluk hidup lain atau dengan alam
secara keseluruhan.

Jenis-jenis Etika Lingkungan

6
Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya
dibedakan menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal.
Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan etika
pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada
mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika
pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan
untuk kepentingan semua makhluk.

a. Etika Ekologi Dangkal


Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang
menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia,
yang bersifat antroposentris. Etika ekologi dangkal ini biasanya diterapkan
pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik
yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan. Kebanyakan
para ahli lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Secara umum, Etika ekologi dangkal ini
menekankan hal-hal berikut ini:
1. Manusia terpisah dari alam.
2. Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan
tanggung jawab manusia.
3. Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
4. Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
5. Norma utama adalah untung rugi.
6. Mengutamakan rencana jangka pendek.
7. Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk
khususnya dinegara miskin.
8. Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.

b. Etika Ekologi Dalam


Etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat
pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling
menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama.

7
Etika Ekologi ini memiliki prinsip yaitu bahwa semua bentuk kehidupan
memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut
penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang.
Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus melampaui spesies manusia
dengan memasukkan komunitas yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas
disini maksudnya adalah komunitas yang menyertakan binatang dan tumbuhan
serta alam. Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut:
1. Manusia adalah bagian dari alam.
2. Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh
manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang.
3. Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan
sewenang- wenang.
4. Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.
5. Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.
6. Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.
7. Menghargai dan memelihara tata alam.
8. Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.
9. Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif
yaitu sistem mengambil sambil memelihara.

Demikian pembagian etika lingkungan, Keduanya memiliki beberapa


perbedaan- perbedaan seperti diatas. Tetapi bukan berarti munculnya etika
lingkungan ini memberi jawab langsung atas pertanyaan mengapa terjadi
kerusakan lingkungan. Namun paling tidak dengan adanya gambaran etika
lingkungan ini dapat sedikit menguraikan norma-norma mana yang dipakai oleh
manusia dalam melakukan pendekatan terhadap alam ini. Dengan demikian etika
lingkungan berusaha memberi sumbangan dengan beberapa norma yang
ditawarkan untuk mengungkap dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

Teori Etika Lingkungan

1. Antroposentrisme

8
Teori lingkungan ini memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam
semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan
dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan
dengan alam, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Nilai
tertinggi adalah manusia dan kepentingannya, yaitu : nilai dan prinsip moral
hanya berlaku bagi manusia dan etika hanya berlaku bagi
manusia.Antroposentrisme selain bersifat antroposentris, juga sangat
instrumentalistik. Artinya pola hubungan manusia dan alam di lihat hanya
dalam relasi instrumental.Alam ini sebagai alat bagi kepentingan manusia,
sehingga apabila alam atau komponennya dinilai tidak berguna bagi manusia
maka alam akan diabaikan (bersifat egois).Karena bersifat instrumentalik dan
egois maka teori ini dianggap sebagai sebuah etika lingkungan yang dangkal
dan sempit (Shallow environmental ethics). Teori ini dianggap sebagai salah
satu penyebab, bahkan penyebab utama, dari krisis lingkungan yang terjadi.
Teori ini menyebabkan manusia mengeksploitasi dan menguras alam semesta
demi memenuhi kepentingan dan kebutuhan hidupnya dan tidak peduli
terhadap alam.
2. Biosentrisme
Teori lingkungan ini memandang setiap kehidupan dan makhluk hidup
mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Tidak hanya manusia
yang mempunyai nilai, alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas
dari kepentingan manusia. Biosentrisme menolak argumen antroposentrisme,
karena yang menjadi pusat perhatian dan yang dibela oleh teori ini adalah
kehidupan, secara moral berlaku prinsip bahwa setiap kehidupan di muka
bumi ini mempunyai nilai moral yang sama sehingga harus dilindungi dan
diselamatkan.Konsekuensinya alam semesta adalah sebuah komunitas moral
baik pada manusia maupun pada makhluk hidup lainnya. Manusia maupun
bukan manusia sama-sama memiliki nilai moral, dan kehidupan makhluk
hidup apapun pantas dipertimbangkan secara serius dalam setiap keputusan
dan tindakan moral, bahkan lepas dari perhitungan untungrugi bagi
kepentingan manusia.

9
3. Ekosentrisme
Teori ini secara ekologis memandang makhluk hidup (biotik) dan makhluk
tak hidup (abiotik) lainnya saling terkait satu sama lainnya. Etika diperluas
untuk mencakup komunitas ekologis seluruhnya, baik yang hidup maupun
tidak. Kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada
makhluk hidup.Deep Ecology(DE)menuntut suatu etika baru yang tidak
berpusat pada manusia, tetapi berpusat pada makhluk hidup seluruhnya dalam
kaitannya dengan upaya mengatasi persoalan lingkungan hidup.
4. Zoosentrisme
Etika lingkungan Zoosentrisme adalah etika yang menekankan perjuangan
hak-hak binatang, karenanya etika ini juga disebut etika pembebasan binatang.
Tokoh bidang etika ini adalah Charles Brich. Menurut etika ini, binatang
mempunyai hak untuk menikmati kesenangan karena mereka dapat merasa
senang dan harus dicegah dari penderitaan. Sehingga bagi para penganut etika
ini, rasa senang dan penderitaan binatang dijadikan salah satu standar moral.
Menurut The Society for the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan
senang dan menderita mewajibkan manusia secara moral memperlakukan
binatang dengan penuh belas kasih.
5. Hak Asasi Alam
Makhluk hidup selain manusia tidak memiliki hak pribadi, namun
makhluk hidup membutuhkan ekosistem atau habitat untuk hidup dan
berkembang.Makhluk hidup seperti binatang dan tumbuhan juga mempunyai
hak, meskipun mereka tidak dapat bertindak yang berlandaskan kewajiban.
Mereka ada dan tercipta untuk kelestarian alam ini. Maka mereka juga
mempunyai hak untuk hidup. Hak itu harus dihormati berdasar prinsip nilai
intrinsik yang menyatakan bahwa setiap entitas sebagai anggota komunitas
bumi bernilai. Dengan demikian, pembabatan hutan secara tidak proporsional
dan penggunaan binatang sebagai obyek eksperimen tidak dapat dibenarkan.

Dasar-dasar pemikiran/pendekatan etika lingkungan:

1. Dasar pendekatan ekologis

10
Mengenalkan suatu pemahaman adanya keterkaitan yang luas atas
kehidupan yang luas atas kehidupan dimana tindakan manusia pada masa lalu,
sekarang dan yang akan datang yang akan memberi dampak yang tak dapat
diperkirakan. Kita tidak bisa melakukan hanya satu hal atas alam, kita tidak
juga bisa sepenuhnya memahami bagaimana alam bekerja, pun kita tidak akan
pernah bisa mengelak bahwa apa yang kita lakukan pasti memberi dampak
pada organisme lain, sekarang atau akan datang.
2. Dasar pendekatan humanisme
Setara dengan pendekatan ekologis, dasar pendekatan ini menekankan
pada pentingnya tanggung jawab kita untuk hak dan kesejahteraan manusia
lain atas sumber daya alam.
3. Dasar pendekatan teologis
Merupakan dasar dari kedua pendekatan sebelumnya, bersumber pada
agama yang nilai-nilai luhur dan mula ajarannya menunjukkan bagaiman alam
sebenarnya diciptakan dan bagaimana kedudukan dan fungsi manusia serta
interaksi yang selayaknya terjalin antara alam dan manusia.

2.7 Kode Etik di Tempat Kerja


Dalam setiap organisasi bisnis terdapat lebih dari satu orang pelaku bisnis
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bisnis. Dilihat dari tingkatan atau
jengjang bisnis misalnya bisnis yang berbentuk perseroan terbatas
memberlakukan kode etik yang umum dalam setiap fungsi dan jenjang jabatan,
tetap saja dalam masing masing fungsi dan jabatan tersebut berlaku isu isu yang
spesifik.
Bila organisasi bisnis ini dikelompokan menurut fungsi pemasaran, maka
pada umumnya dalam setiap organisasi bisnis akan ada fungsi pemasaran,fungsi
produksi,fungsi pembelian,fungsi keuangan dan fungsi akuntansi serta fungsin
sumber daya manusia.oleh karena itu,walaupun ada kode etik yang berlaku umum
dalam setiap fungsi dan jenjang tertentu tetap saja dalam masing-masing
fungsi/jabatan tersebut berlaku isu-isu etika yang spesifik.

11
2.8 Perbandingan kode etik
Kode etik dalam setiap bidang organisasi,maupun negara dapat berbeda-
beda,namun tujuannya tetaplah sama,yaitu memberikan dampak serta pandangan
positif bagi semua aspek dalam bidang,organisasi,negara,dan juga bagi engginer
itu sendiri.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perbedaan kode etik engginer
berdasarkan bidang, organisasi, dan negara adalah semakin besar lingkup
engginer, maka semakin besar dan semakin banyak pula kode etik yang harus
dipahami dan diterapkan dalam kehidupannya,agar dapat menghasilkan dampak
positif serta kemajuan yang lebih luas dan baik pula bagi profesi, bidang,
oraganisasi, negara dan kehidupan engginer itu sendiri.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika bisnis adalah kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai- nilai
moral dan norma yang di jadikan tuntutan dan pedoman berprilaku dalam
menjalankan kegiatan usaha
Tanggung jawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai
integral guna kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggung jawab
sosial Hodgetts & kuratro (1990) secara lebih spesifik memasukkan tanggung
jawab terhadap lingkungan, energi, praktik bisnis yang baik, tanggung jawab
terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat membantu seseorang dalam mengawali
kegiatan berbisnis yang sesuai dengan etika berusaha dan bertanggung jawab
sosial, sehingga bisnisnya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Berprilaku lah
jujur dalam segala hal guna menunjang kesuksesan kita dalam berbisnis.

13
DAFTAR PUSTAKA

Suryana, C. (2016). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Etika


Bisnis Serta Implikasinya Pada Kinerja Karyawan. Jurnal Ekonomi, Bisnis
& Entrepreneurship (e-Journal), 10(2).
Kasriani dkk. 2019. Etika Bisnis dalam Kewirausahaan. Makalah.
Soeriaatmadja, R.E. 2003. Ilmu Lingkungan. Bandung: ITB.

14

Anda mungkin juga menyukai