Anda di halaman 1dari 17

Dikumpul: 25 Mei 2022

ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Tema: Konsep Dasar Profesi dan Kode Etik Profesi

Oleh Kelompok 7

1. Ninda Luqyana Hasna Siregar (2125310368)

2. Syifa Nurul Arifah (2125310384)

Program Studi Manajemen


Fakultas Sosial Sains
Universitas Pembangunan Panca Budi
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul
“Konsep Dasar Profesi dan Kode Etik Profesi“ dengan tepat waktu. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
pengampu ibu Dr Mesra B, S.E.,M.M. pada mata kuliah Manajemen Pariwisata.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagi
para pembaca dan si penulis.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Dr Mesra B,


S.E.,M.M selaku dosen pengampu pada mata kuliah Etika Bisnis dan Tanggung
Jawab Sosial yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang yang saya kami tekuni. Dan
kami juga banyak mengucapkan terimakasih kepada semua pembaca. Tak lupa
pula kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan , 25 Mei 2022

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Profesi ........................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Profesi ...................................................................... 3
2.1.2 Profesionalisme Profesi .............................................................. 3
2.1.3 Karakteristik Profesi ................................................................... 5
2.1.4 Ciri – Ciri Profesi ....................................................................... 6
2.1.5 Syarat- Syarat Profesi ................................................................. 6
2.2 Kode Etik Profesi ................................................................................. 7
2.2.1 Pengertian Kode Etik Profesi ...................................................... 7
2.2.2 Fungsi Kode Etik ......................................................................... 8
2.2.3 Tujuan Penerapan Kode Etik Profesi .......................................... 8
2.2.4 Arti Penting Kode Etik Bagi Profesi ........................................... 9
2.2.5 Faktor dan Sanksi Pelanggaran Kode Etik .................................. 9
2.2.6 Studi Kasus Kode Etik Profesi dan Pelanggarannya ................. 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 13
3.2 Saran ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profesi menunjuk kepada suatu pekerjaan oleh pelaku agar dasar suatu
janji publik dan sumpah bahwa mereka akan menjalankan tugas sebagaimana
mestinya. Seseorang dikatakan profesional jika orang tersebut dapat mengerjakan
suatu pekerjaan dengan baik dan dapat memuaskan orang lain, melakukan sesuatu
sebagai pekerjaan pokok bukan sekedar mengisi waktu luang dan pekerjaan
tersebut menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran dan kecakapan.

Suatu pekerjaan dikatakan sebagai profesi jika ia lakukan full time,


didasarkan panggilan hidup, terikat norma dan aturan memiliki derajat otonomi
tinggi, melakukan pengembangan diri secara terus menerus, dan memiliki kode
etik profesi. Perbedaan profesi dan pekerjaan terletak dimana profesi merupakan
bidang pekerjaan yang membutuhkan keahlian tersendiri, sedangkan pekerjaan
tidak memerlukan keahlian ataupun keterampilan khusus untuk dapat
memulainya.contoh beberapa profesi yang bisa kita temui di kehidupan sehari-
hari.

Dalam menjalankan profesi dibutuhkan kode etik profesi sebagai norma


yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi, yang mengarahkan atau
memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan
sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat. Prinsip-prinsip
umum yang dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda-beda satu sama lain.
Sebagai sarana kontrol sosial, pencegah campur tangan pihak lain, pencegah
kesalahpahaman dan konflik, sebagai kontrol apakah anggota kelompok profesi
telah memenuhi kewajiban. Dalam penerapannya terkadang mengalami hambatan
dalam pelaksanaan kode etik profesi di Indonesia.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar profesi?
2. Apa itu kode etik profesi?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai arti dari konsep dasar profesi.
2. Untuk mengetahui arti sebuah kode etik profesi.

1.4 Manfaat Penelitian


Untuk mengetahui lebih dalam tentang konsep dasar profesi dan kode etik
profesi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Profesi

2.1.1 Pengertian Profesi

Secara harfiah, kata profesi merupakan terjemahan istilah bahasa Inggris


profession, yang artinya adalah pekerjaan. Menurut Kunandar (2007), profesi
adalah suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang.
Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang
mensyaratkan pengetahhuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari
pendidikan akademis yang intensif. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang
mensyaratkan kompetensi intelektual, perilaku ilmiah berbasis ilmu pengetahuan
dan keterampilan tertentu, memiliki etika tertentu, memiliki kesesuaian dengan
kebutuhan dan permintaan pasar tenaga kerja, dan diperoleh seseorang melalui
proses pendidikan dan pelatihan akademik di perguruan tinggi.

Perbedaan profesi dan pekerjaan yang pertama adalah mengenai


penguasaan keterampilan tertentu atau keahlian. Profesi merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan atas dasar keterampilan dan juga pengetahuan dengan cara
menempuh pendidikan ataupun pelatihan pelatihan tertentu untuk memenuhi
kualifikasi yang diperlukan, contoh profesi adalah programer, arsitek, dokter,
apoteker, akuntan. sedangkan pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang dapat
dilakukan tanpa perlu mempunyai suatu keahlian ataupun keterampilan khusus.
Contoh pekerjaan adalah petani, operator, nelayan, penjual yang ada di toko.

2.1.2 Profesionalisme Profesi

Pengertian profesionalisme secara umum dan hubungannya dengan profesi


diketengahkan agar diperoleh pemahaman yang komprehensif. profesionalisme
didefinisikan sebagai mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu
profesi atau ciri seorang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri

3
berarti, bersifat profesi, memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan
dan latihan, serta beroleh bayaran karena keahliannya itu. Hubungan antara
profesionalisme dan profesi. Profesionalisme itu paham profesi. Apabila suatu
profesi ingin dipandang sebagai profesi yang profesional, maka jelas profesi
tersebut harus melalui prinsip well educated, well trained, dan well paid.

Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam


bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan
dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Seseorang yang memiliki jiwa
profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja
yang profesional. Kualitas profesionalisme didorong oleh ciri-ciri sebagai berikut:

1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai


ideal. Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu
berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan.
Ia akan mengidentifikasi dirinya kepada seseorang yang dipandang
memiliki kepiawaian tersebut. Maksud “piawai ideal” ialah suatu
perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan dijadikan sebagai
rujukan.
2. Meningkatkan dan memelihara citra profesi. Profesionalisme yang tinggi
ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan dan
memelihara citra profesi melalui perwujudan perilaku profesional.
Perwujudannya dilakukan melalui berbagai cara misalnya penampilan,
cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap dan bahasa tubuh, perilaku
sehari-hari, dan bagaimana memelihara hubungan dengan individu
lainnya.
3. Keinginan untuk senantiasa mengejar peluang dan kesempatan
pengembangan karier yang dapat meningkatkan memperbaiki kualitas
pengetahuan dan keterampilannya.
4. Mengejar kualitas dan cita-cita keprofesian.
5. Profesionalisme ditandai dengan kualitas dan rasa bangga akan profesi
yang disandangnya. Dalam hal ini dihaarapkan agar seseorang itu
memiliki rasa bangga dan percaya diri akan profesinya.

4
2.1.3 Karakteristik Profesi

Suatu pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi bila pekerjaan atau jabatan
itu dilakukan dengan :

1. Melayani masyarakat merupakan merupakan karier yang akan


dilaksanakan sepanjang hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan).
2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan
khalayak ramai (tidak setiap orang melakukannya).
3. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori praktik (teori baru
dikembangkandari hasil penelitian).
4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
5. Terkendali berdasarkan lisensi baku dan mempunyai persyaratan masuk
(untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada
persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya).
6. Otonomi dalam mebuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu
(tidak diatur oleh orang lain).
7. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan tampilan
untuk kerjanya berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung
bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya,tidak dipindahkan
keatasan instansi yang lebih tinggi). Mempunyai sekumpulan unjuk kerja
yang baku.
8. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan
terhadap layanan yang akan diberikan.
9. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesi relatif bebas dari
supervise dalam jabatan (misalnya dokter memakai tenaga administrasi
untuk mendata klien,sementara tidak ada supervise dari luar terhadap
pekerjaan dokter sendiri).

5
2.1.4 Ciri – Ciri Profesi

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi,
yaitu:
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-
tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya
setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi
harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan
selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai
kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan
sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu
ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi. Dengan
melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku
yang berada di atas rata-rata.

2.1.5 Syarat – Syarat Profesi


Berikut syarat – syarat profesi, meliputi:
1. Melibatkan kegiatan intelektual.
2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3. Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
6. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

6
2.2 Kode Etik Profesi

2.2.1 Pengertian Kode Etik Profesi

Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma
sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka
masuk dalam kategori norma hukum. Menurut UU No. 8 Tahun 1974 (tentang
pokok – pokok kepegawaian), kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah
laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

Kode etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda,
pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik
merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode
etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.

Kode etik dijadikan standart aktvitas anggota profesi, kode etik tersebut
sekaligus sebagai pedoman (guidelines). Masyarakat pun menjadikan sebagai
perdoman dengan tujuan mengantisipasi terjadinya bias interaksi antara anggota
profesi. Bias interaksi merupakan monopoli profesi, yaitu memanfaatkan
kekuasan dan hak-hak istimewa yang melindungi kepentingan pribadi yang
betentangan dengan masyarakat. Kode etik sebagai pedoman yang memaksa
perilaku etis anggota profesi.

Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh
kelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya
bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di
mata masyarakat. Prinsip-prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi
akan berbeda-beda satu sama lain.

7
2.2.2 Fungsi Kode Etik

Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah:


1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah
dibutuhkan dalam berbagai bidang.

2.2.3 Tujuan Penerapan Kode Etik Profesi

Menurut Hermawan (1979),tujuan umum kode etik profesi adalah:

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi. Diharapkan kode etik dapat


menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau masyarakat,agar
mereka tidak memandang rendah atau remeh profesi yang bersangkutan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.
Kesejahteraan yang dimaksud meliputi kesejahteraan lahir (material)
maupaun kesejahteraan bathin (spiritual/mental).
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.Hal ini berkaitan
dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi, sehingga anggota profesi
dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi. Untuk itulah kode etik memuat norma-
norma atau anjuran agar anggota profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Setiap anggota profesi
diwajibkan secara aktif berpartisifasi dalam membina organisasi profesi
dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh organisasi.

8
2.2.4 Arti Penting Kode Etik Bagi Profesi

Arti penting kode etik bagi sebuah profesi antar lain:

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi


tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan.
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

2.2.5 Faktor dan Sanksi Pelanggaran Kode Etik

Faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Kode Etik Profesi.

Berikut ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran kode


etik, terdiri atas:

1. Alasan ekonomi kebutuhan individu, misalnya : korupsi.


2. Tidak ada pedoman Area “abu-abu”, sehingga tak ada panduan.
3. Perilaku dan kebiasaan individu (kebiasaan yang terakumulasi tak
dikoreksi).
4. lingkungan tidak etis (pengaruh komunitas).
5. Perilaku orang yang ditiru (efek primodialisme yang kebablasan).
6. Sanksi Pelanggaran Etika.
7. Sanksi social skala relative kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat
“dimaafkan”.
8. Sanksi hukum skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum pidana
menempati prioritas utama dan diikuti hukum perdata.

9
Sanksi Pelanggaran Kode Etik Profesi.

Berikut adalah kemungkinan sanksi yang akan dijatuhkan kepada pelaku


pelanggaran kode etik :

1. Sanksi Moral
Merupakan hukuman psikis yang diberikan kepada pegawai yang
melakukan pelanggaran sebagai hukuman tambahan dari sanksi tindakan
administratif pegawai, berupa celaan dari rekan dan teguran.
2. Sanksi Dikeluarkan dari Organisasi
Dimana seorang pegawai diberhentikan dengan tidak terhormat akibat dari
kasus dimana dia terlibat dan membawa dampak negatif kepada organisasi
yang ia ikuti, dan merupakan sanksi yang dianggap terberat.

Bagaimana jika ketika kode etik profesi tersebut di langgar oleh sebuah profesi.
Jika sebuah kode etika profesi dilanggar akan menyebabkan, apa yang
semula dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh menurun
menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak
diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan
tidak- adanya lagi respek maupun kepercayaan. Disamping itu pihak organisasi
atau perusahaan yang menawungi profesi tersebut akan mendapat cap citra yang
buruk di masyarakat karena masalah tersebut menjadi sorotan dan menimpa
profesi tersebut.

2.2.6 Berikut Studi Kasus Kode Etik Profesi dan Pelanggarannya.


Berikut ini studi kasus dari kode etika profesi yang umumnya dimiliki oleh
beberapa profesi mulai dari:
1. Dokter
Sebagaimana kita tahu bila Dokter terikat dengan kode etik yang mereka
miliki atau lembaga kedokteran keluarkan. Adapun contoh bentuk dari kode etik
dokter seperti,
1. Seorang Dokter menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan
sumpah atau janji dokternya

10
2. Dalam pengambilan keputusan seorang dokter tidak boleh dipengaruhi
oleh sesuatu yang mengekang kebebasan atau kemandirian profesinya
3. Seorang dokter wajib hanya memberikan surat keterangan dan pendapat
yang telah diperiksa sendiri kebenarannya

2. Penasihat keuangan (Akuntan)


Penasihat keuangan terikat secara hukum pada kode etik yang dikenal
sebagai kewajiban fidusia. Kode etik profesi ini mewajibkan mereka bertindak
demi kepentingan terbaik klien. Beberapa kode etik yang harus dimiliki oleh
penasihat keuangan seperti objektivitas, integritas dan kejujuran, kompeten,
menjaga kerahasiaan dan independen.
3. Pelaku bisnis
Tak hanya dua profesi di atas saja yang memiliki etika profesi, pelaku bisnis
juga memiliki beberapa bentuk kode etik misalnya,
1. Menjaga kerahasian dan privasi informasi tentang klien atau saat mereka
menangani data dari perusahaan sendiri
2. Kebijakan kepedulian dan pertimbangan, di sini perusahaan dapat
menetapkan kebijakan yang mewajibkan karyawan untuk berperilaku
dengan penuh perhatian.
3. Mematuhi hukum. Maksudnya adalah perusahaan menetapkan pedoman
bagi karyawan untuk mematuhi hukum tatkala karyawan mungkin
menyimpang dari aturan perusahaan.

Berikut Studi Kasus Pelanggaran Kode Etik Profesi.


Berikut ini studi kasus dari pelanggaran kode etika profesi yang umumnya
dimiliki oleh beberapa profesi :
1. Kasus KAP Andersen dan Enron Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan.

Kasus KAP Andersen dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan


kebangkrutannya ke pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu
terungkap, terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan
nilai investasi dan laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum
kebangkrutan Enron terungkap, KAP Andersen mempertahankan Enron sebagai
klien perusahaan, dengan memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran
dokumen atas kebangkrutan Enron, dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa
pada periode pelaporan keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan
mendapatkan laba bersih sebesar $ 393, padahal pada periode tersebut perusahaan
mengalami kerugian sebesar $ 644 juta yang disebabkan oleh transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron. Contoh kasus
yang terjadi pada KAP Andersen dan Enron adalah sebuah pelanggaran etika

11
profesi akuntansi dan prinsip etika profesi, yaitu berupa pelanggaran tanggung
jawab –yang salah satunya adalah memelihara kepercayaan masyarakat terhadap
jasa profesional seorang akuntan. Pelanggaran prinsip kedua yaitu kepentingan
publik,pada kasus KAP Andersen dan Enron tersebut kurang dipegang teguhnya
kepercayaan masyarakat, dan tanggung jawab yang tidak semata-mata hanya
untuk kepentingan kliennya tetapi juga menitikberatkan pada kepentingan public.
Jadi seharusnya KAP Andersen dalam melakukan tugasnya sebagai akuntan harus
melakukan tindakan berdasarkan etika profesi akuntansi dan prinsip etika profesi.

2. Kevin Samuel Dokter Muda Pelanggaran Kode Etik Profesi Dokter

Kevin Samuel, dokter muda menjadi viral usai mengunggah video soal
persalinan yang dinilai tidak senonoh di aplikasi TikTok, dikenai sanksi kode etik.
Sanksi ini diharapkan akan mengembalikan kepercayaan publik pada tenaga
medis. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Pusat Ikatan Dokter Indonesia
(MKEK IDI) hari Kamis (22/4) menjatuhkan sanksi terhadap Kevin Samuel,
dokter muda yang dinilai telah melakukan pelanggaran etika profesi kedokteran
kategori sedang, setelah mengunggah video reka adegan persalinan dan vaginal
touche di akun TikTok miliknya. Sontak video itu menimbulkan kemarahan
banyak orang, terutama kaum perempuan. Mereka menilai dokter yang memiliki
sekitar 110 ribu follower di Instagram itu telah melanggar privasi dan melecehkan
perempuan. Kevin Samuel dikenai sanksi kategori satu, antara lain membuat
refleksi diri secara tertulis, mengikuti workshop etika yang ditentukan MKEK,
dan juga mengikuti modul etik yang sedang berjalan di Fakultas Kedokteran yang
ditunjuk oleh MKEK. Ia juga diharuskan mengikuti program magang bersama
panutan selama tiga bulan dan kerja sosial pengabdian profesi di institusi
kesehatan yang ditunjuk MKEK tidak lebih dari tiga bulan.Sedangkan sanksi
kategori dua yang juga dijatuhkan terhadapnya adalah rekomendasi
pemberhentian jabatan tertentu, pemberhentian di jabatan, organisasi, dan
pelarangan menjabat di IDI untuk satu periode kepengurusan. Lalu, kerja sosial
pengabdian yang ditunjuk MKEK dalam kurun waktu 6-12 bulan, dan mengikuti
program magang bersama panutan selama 6 sampai 12 bulan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk menunjukkan
tentang pekerjaan seseorang. Seseorang yang bekerja sebagai dokter, bisa
dikatakan profesinya sebagai dokter dan orang yang pekerjaannya mengajar di
sekolah dikatakan profesinya sebagai Guru. Dari sinilah istilah profesi dalam
konteks ini, sama artinya dengan pekerjaan atau tugas yang dilakukan seseorang
dalam kehidupannya sehari-hari, yang menjadi pembedanya adalah keahliannya.
perbedaan profesi dan pekerjaan yang pertama adalah mengenai penguasaan
keterampilan tertentu atau keahlian. Profesi merupakan bidang pekerjaan yang
membutuhkan keahlian tersendiri, sedangkan pekerjaan tidak memerlukan
keahlian ataupun keterampilan khusus untuk dapat memulainya.

Dalam proesi juga dituntut untuk mematuhi kode etik beberapa profesi
lainnya untuk memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan dan mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Agar setiap
profesi dapat berjalan secara profesional dan bermartabat sesuai dengan
profesinya masing- masing.

3.2 Saran

Diharapkan agar konsep dasar profesi dan kode etik profesi dapat berjalan
sejalan dengan visi misi berbagai profesi dengan terjalinnya dengan prinsip
profesionalitas dan dapat berhubungan harmonis antar berbagai profesi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abintoro Prakoso. (2015). Etika Profesi hukum. Surabaya: LaksBang Yustisia.

Hardiman, Unang T. (2017). Pentingnya Kode Etik Profesi Dan Mengatasi


Konflik Kepentingan Dalam Profesi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hermawan, S.R. (1979). Etika Keguruan: Suatu Pendekatan terhadap Kode Etik

Guru Indonesia. Jakarta: PT Margi Wahyu.

Kartajaya, Hermawan. (2007). Positioning Diferensiasi dan Brand. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Kunandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers.


Undang - Undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok – Pokok Kepegawaian.

Sulaeman Rahman Nidar, Etika Bisnis : Tinjauan Pada Etika Profesi Penilai,
Prosiding Call for Paper & Seminar Nasional, UPI, Bandung, 2012.

Sumber Online :

https://datakata.wordpress.com/2015/01/16/konsep-dasar-profesi/. (Diakses 21
April 2022).

http://www.fmiindo.com/index.php/id/corporate/index/slug/kode. (Diakses 21
April. 2022)

https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_etik_profesi. (Diakses 21 April 2022).

14

Anda mungkin juga menyukai