MAKALAH
Disusun Oleh:
Kelas C
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSIITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusunan makalah “Arsitektur Manajemen
Resiko Berdasarkan Iso 31000” telah dapat diselesaikan dengan waktu yang telah
ditentukan. Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang
bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan......................................................................................................1
Bab II Pembahasan.....................................................................................................4
2.1. Kesimpulan..............................................................................................12
Daftar Pustaka...........................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Semua jenis dan ukuran organisasi menghadapi faktor dan pengaruh internal
dan eksternal yang membuat organisasi tidakpasti apakah dan kapan mereka akan
mencapai tujuannya. Efek ketidakpastian ini pada sasaran organisasi adalah "risiko".
Ketika semua organisasi mengelola risiko pada tingkatan tertentu, Standar ini
menetapkan sejumlah prinsip yang harus dipenuhi untuk membuat manajemen
risiko menjadi efektif. Standar ini merekomendasikan suatu organisasi
mengembangkan, mengimplementasikan, dan meningkatkan secara terus-menerus
suatu kerangka kerja yang bertujuan untuk mengintegrasikan suatu proses untuk
pengelolaan risiko dalam keseluruhan tata kelola, stategi dan perencanaan,
manajemen, proses pelaporan, kebijakan, nilai-nilai serta budaya organisasi.
1
risiko secara sistematis, transparan dan kredibel serta didalam setiap ruang lingkup
dan konteks.
2
Standar ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan
secara luas, termasuk:
Praktik dan proses manajemen dari banyak organisasi saat ini mencakupi
komponen manajemen risiko, dan banyak organisasi telah mengadopsi suatu proses
manajemen risiko formal untuk jenis tertentu dari risiko atau keadaan. Dalam kasus
tersebut, suatu organisasi dapat memutuskan untuk melakukan suatu tinjauan
kritis terhadap praktik dan proses organisasi tersebut saat ini berlandaskan Standar
ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kerangka kerja ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan sebuah sistem
manajemen, namun lebih untuk membantu organisasi untuk mengintegrasikan
manajemen risiko ke dalam keseluruhan sistem manajemen. Oleh karena itu,
organisasi sebaiknya mengadaptasi komponen-komponen dari kerangka kerja sesuai
kebutuhan spesifik organisasi.
Jika di dalam praktik dan proses manajemen organisasi yang sudah ada
melibatkan komponen-komponen dari manajemen risiko atau jika organisasi telah
mengadopsi suatu proses manajemen risiko formal pada beberapa jenis risiko
atau situasi, maka hal ini sebaiknya dinilai dan ditinjau secara kritis terhadap
Standar ini, termasuk atribut-atribut yang terdapat dalam Lampiran A, dalam rangka
menentukan efektivitas dan kecukupanya.
5
2.3. Rancangan kerangka kerja untuk pengelolaan risiko
6
Alasan organisasi untuk mengelola risiko;
Keterkaitan antara sasaran dan kebijakan organisasi dengan kebijakan
manajemen risiko;
Akuntabilitas dan tanggung jawab untuk pengelolaan risiko;
Bagaimana cara menangani kepentingan yang bertentangan;
Komitmen untuk menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk
membantu mereka yang akuntabel dan bertanggung jawab untuk pengelolaan
risiko;
Bagaimana cara kinerja manajemen risiko akan diukur dan dilaporkan; serta
Komitmen untuk meninjau dan meningkatkan kerangka kerja dan
kebijakan manajemen risiko secara berkala dan dalam merespon
suatu peristiwa atau perubahan situasi.
2.3.3. Akuntabilitas
7
khusus, manajemen risiko sebaiknya menyatu dalam pengembangan kebijakan,
perencanaan dan tinjauan bisnis dan strategis, serta proses manajemen perubahan.
8
2.3.7. Penetapan mekanisme komunikasi dan pelaporan eksternal
9
2.4.2. Pengimplementasian suatu proses manajemen risiko
Dalam rangka memastikan bahwa manajemen risiko berjalan efektif dan terus
mendukung kinerja organisasi, organisasi tersebut sebaiknya:
10
pada strategi organisasi. Level kelompok mencakup pekerjaan penyelesaian
permasalahan pada skala yang lebih luas. Sedangkan pada level individu, perbaikan
berupa pekerjaaan rutin sehari-hari. Setiap pimpinan perlu mengevaluasi
organisasinya dengan membuat program monitoring dan evaluasi. Berbagai teknik
perbaikan (problem-solving tools) banyak dikembangkan seperti six sigma, lean
manufacturing, work process, penyederhanaan pekerjaan, dan monitoring kinerja.
Akhir kata, perbaikan sebaiknya dilakukan dari hal-hal yang kecil secara
bertahap, dimulai dari setiap individu yang dilakukan konsisten. Ada pepatah
mengatakan “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan besok harus lebih baik
dari hari ini”. Itulah perbaikan yang berkesinambungan!. Organisasi berusaha
menjadi lebih baik dan lebih baik ke depannya sehingga mampu meraih keunggulan
bersaing.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
13