Herdaswita C1C017078
Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula “Enron Online”
(EOL) pada bulan Oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara
online memasarkan produk energi secara elektronik lewat website. Dalam sekejap,
EOL berhasil melaksanakan transaksi senilai $335 milyar pada tahun 2000. Pada
Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana besar yang amat ambisius untuk
membangun jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed
broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth untuk melakukan
penjualan gas serta listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan
program ini. Walaupun keuntungannya belum nampak, namun harga saham Enron di
Wall Street melonjak menjadi $40, bahkan meningkat menjadi $90,56, sehingga
Enron dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai “one of the most
admired and innovative companies in the world” (Djohan: 2008).
KAP Arthur Andersen didirikan pada tahun 1913 oleh Arthur Andersen dan
Clarence Delany sebagai Anderse Delany & Co. Perusahaan tersebut berubah nama
menjadi Arthur Andersen & Co. pada tahun 1918. Arthur Andersen adalah aktivis
pembentukan standar dalam industri akuntansi. Ketika munculnya opsi saham dalam
bentuk kompensasi, Arthur Andersen adalah KAP pertama yang mengusulkan ke
FASB bahwa opsi saham harus disertakan pada laporan biaya sehingga berdampak
pada laba bersih seperti kompensasi dalam bentuk tunai. Setelah konsultasi IT
ditetapkan pada tahun 1980, Arthun Andersen pun mengembangkan praktek
konsultasi di bidang IT tersebut, sementara KAP lain masih berfokus pada konsultasi
jasa audit. KAP Arthur Andersen berjuang untuk menyeimbangkan antara
“faithfulness to accouting standards” dengan “its clients’ desire to maximize profits”
(Kurnia: 2014).
Begitu kompleksnya model usaha yang dimiliki oleh Enron, yang terdiri dari
beragam produk, termasuk aset tetap dan perdagangan yang melampaui skala
nasional telah menyebabkan adanya keterbatasan akuntansi. Enron mengambil
keuntungan penuh dari keterbatasan akuntansi tersebut untuk menyusun dan memoles
laporan keuangan perusahaan. Dua hal utama yang mendasari permasalahan pada
laporan keuangan Enron adalah perdagangan yang meliputi kontrak jangka panjang
yang kompleks dan struktur transaksi finansial perusahaan yang berupa konsolidasi
entitas bertujuan khusus (special purpose entities) (Kurnia: 2014).
Menurut Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntansi Indonesia yang dilanggar oleh
Enrondan KAP Arthur Andersen, sebagai berikut :
1. Prinsip Integritas
Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan
profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya. Integritas
adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional dan yang menjadi dasar kepercayaan publik. KAP Andersen
dianggap melanggar prinsip integritas dikarenakan tidak dapat memelihara
dan meningkatkan kepentingan public sebagai KAP yang termasuk kategori
The Big Five seperti yang terungkap pada kasus Enron bahwa KAP Andersen
telah memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran dokumen atas
kebangkrutan Enron.
2. Prinsip Objektivitas
Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-
pihak lain memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan
bisnisnya. Didalam kasus ini, KAP Arthur Andersen diniliai telah tidak
objektif, karena justru cenderung berpihak pada Enron dengan melakukan
manipulasi laporan keuangannya, dan menghambat proses penyelidikan
dengan memusnahkan dokumen-dokumen terkait.
3. Prinsip Perilaku Profesional
Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
KAP Andersen dikatakan tidak berperilaku profesional serta
konsisten dengan reputasi profesi dalam mengaudit laporan keuangan
dengan melakukan penyamaran data, karena kerugian perusahaan sebesar
$644juta yang disebabkan hutang perusahaan yang tidak dilaporkan.
4. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
profesional(professional competence and due care)
Setiap Praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian
profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara
berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa
profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan
terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan
pekerjaan. Setiap Praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai
dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam
memberikan jasa profesionalnya. Dalam hal ini, KAP Andersen juga
melanggar prinsip standar teknis karena tidak melaksanakan juga
profesionlanya sesuai dengan standar teknis dan standard profesional yang
relevan