Anda di halaman 1dari 29

Tugas Kelompok

MAKALAH
PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI

AUDITING 2

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Auditing 2


Yang diampu oleh Bapak Dr. Laode Anto, SE., M.Si., Ak., CA

Disusun oleh :

KELOMPOK 5 - JAMIA NUGRAH (B1C119115)


KADEK SITI RATMINI (B1C119119)
LIN WISLY JIPU (B1C119121)
MOH. IKSAN (B1C119128)
MUH. ZAMIL HAMID (B1C119132)
MUHAMAD ALFARIK (B1C119135)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO


KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

i
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
ini dengan judul “Pemeriksaan Atas Perkiraan Laba Rugi”. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Auditing 2.

Dalam makalah ini mengulas tentang definisi dan contoh pemeriksaan atas perkiraan
laba rugi, tujuan pemeriksaaan atas perkiraan laba rugi serta audit prosedur yang disarankan.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Demikian, apabila ada kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga makalah ini bermanfaat. Terima Kasih.

Kendari, Oktober 2021

Kelompok 5

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Sifat Dan Contoh......................................................................................................2

B. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objektives) Perkiraan Laba Rugi..............................15

C. Audit Prosedur Yang Disarankan..........................................................................17

BAB III PENUTUP...........................................................................................................23

A. Kesimpulan............................................................................................................23

Daftar Pustaka....................................................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkiran Laba Rugi (Profit and Lass Accounts) terdiri atas perkiraan pendapatan
operasi, harga pokok penjualan, beban operasi, pendapatan, beban di luar opera dan pos luar
biasa.
Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang
diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon
penjualan dan potongan volume.
Jika hasil kontrak construksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus
mengakui pendapatan contrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak.
konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan dengan tingkat
penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan (sering kali dimaksudkan sebagai
metode persentase penyelesaian).
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suat aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomik yang timbul dan aktivitas
mal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pendapatan diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau dapat diterima.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah adalah

“bagaiamana pemeriksaan atas perkiraan laba rugi?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. SIFAT DAN CONTOH

Perkiran Laba Rugi (Pofit and Lass Accounts) terdiri atas perkiraan pendapatan
operas, harga pokok penjualan, belan operasi, pendapatan, beban di luar opera dan pos luar
biasa.

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 114)

Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang
diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon
penjualan dan potongan volume.

Entitas harus mergakui pendapatan dari suatu penjualan barang jika semua kondisi
berikut terpenuhi.

a. Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang
kepada pembeli.

b. Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan manajerial sampai


kepada tingkat biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun kontrol efektif
atas barang yang terjual.

c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

d. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir masuk ke dalam entitas.

e. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara
andal

Jika hasil kontrak construksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus
mengakui pendapatan contrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak.

2
konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan dengan tingkat
penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan (sering kali dimaksudkan sebagai
metode persentase penyelesaian). Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika
memenuhi semua kondisi berikut.

a. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

b. Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan


transaksi akan mengalir kepada entitas.

c. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara
andal

d. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur
secara andal.

Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus
mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan dengan tingkat
penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode palaporan (sering kali dimaksudkan sebagai
metode persentase penyelesaian). Estimasi hasil yang andal membutuhkan estimasi tingkat
penyelesaian, biaya masa depan, dan kolektibilitas tagihan yang andal.

Entitas harus menentukan tingkat penyelesaian dari suatu transaksi atau kontrak
dengan menggunakan metode yang dapat mengukur dengan anda sebagian besar pekerjaan
yang dilaksanakan. Metode yang mungkin meliputi berikut ini.

a. Proporsi biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai
sekarang dibandingkan dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari
pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang tidak termasuk biaya yang
berhubungan dengan aktivitas masa depan, seperti bahan baku atau pembayaran di
muka.

b. Survei atas pekerjaan yang telah diselesaikan.

c. Penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak kerja.

3
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 121)

Bunga, Royalti, dan Dividen

Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset olch entitas
yang lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen atas dasar yang ditetapkan ketika:

a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir kepada entitas; dan

b. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal

Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar:

a. Bunga harus diakui secara akrual;

b. Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi
dari perjanjian yang relevan; dan

c. Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
telah terjadi.

Menurut PSAK No. 23 (Revisi 2015) 23.1 & 23.2

Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan


Keuangan sebagai kenaikan manfaat ekonomis selama satu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan meliputi
pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari
pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti
penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti, dan sewa.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suat aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomik yang timbul dan aktivitas
mal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pendapatan diukur dengan nilai wajar

4
imbalan yang diterima atau dapa diterima. Pendapatan dari penjualan barang diakui jika
seluruh kondisi berikut dipenuhi.

a. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan
kepada pembeli.

b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan
atas barang maupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual

c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

d. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas; dan

e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut
dapat diukur secara andal.

Penjualan Jasa

Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal,
maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi
secara andal jika seluruh kondis. berikut dipenuhi.

a. Jumlah pendapatan dapat diukur seacara andal.

b. Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut akan


mengalir ke entitas

c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara andal; dan

d. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur secara andal.

Menurut PSAK No. 23 (Revisi 2010) 23.11

Bunga, Royalti, dan Dividen

5
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui dengan dasar yang dijelaskan, jika:

a. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan


mengalir ke entitas; dan

b. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

c. Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut.

d. Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana yang dijelaskan
di PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

e. Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan
dan

f. Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran

Jika bunga yang belum dibayar telah diakru sebelum pembelian investasi yang berbunga,
maka penerimaan bunga kemudian dialokasikan antara periode sebelum pembelian dan
sesudah pembelian; hanya bagian setelah perolehan yang diakui sebagai pendapatan.

Royalti diakru sesuai dengan syarat perjanjian yang relevan dan biasanya diakui dengan
dasar tersebut kecuali, dengan memperhatikan substansi perjanjian, akan lebih sesuai untuk
mengakui pendapatan atas dasar sistematis dan rasional lain.

Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. Namun, jika ketidakpastian timbul dari
kolektibilitas jumlah tertentu yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak dapat
ditagih, atau jumlah yang kemungkinan pemulihannya tidak besar lagi, maka jumlah tersebut
diakui sebagai beban, bukan penyesuaian terhadap jumlah pendapatan yang diakui semula

Pengungkapan

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 122)

Entitas harus mengungkapkan:

6
a. Kebijakan akuntansi yang diterapkan sebagai dasar pengakuan pendapatan, termasuk

metode yang diterapkan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi yang

melibatkan penyediaan jasa; setiap kategori pendapatan yang diakui selama periode,

termasuk pendapatan

b. Jumlah setiap kategori pendapatan yang diakui selama periode, termasuk pendapatan

yang timbul dari penjualan barang, penyediaan jasa, bunga, royalti, dividen, jenis

pendapatan signifikan lainnya.

Entitas harus mengungkapkan:

a. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan dalam periode pelaporan;

b. Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui dalam

periode pelaporan:

c. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian kontrak yang sedang

berjalan.

Entitas harus menyajikan:

a. Jumlah bruto kontrak pekerjaan yang sudah menjadi hak sebagai suatu aset: dan

b. Jumlah bruto kontrak kerja yang terutang kepada pelanggan sebagai suatu kewajiban.

Menurut PSAK No. 23 (Revisi 2010) 23.12

Entitas mengungkapkan:

a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode

yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan jasa.

b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut,

termasuk pendapatan yang berasal dari penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalti,

dividen; dan

7
c. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercap dalam

setiap kategori siginifikan dari pendapatan.

Menurut Penulis

Keuntungan (gain) bisa berasal dari penjualan aset tetap (gain on sale of fixed asets)

tukar tambah aset tetap tidak sejenis (gain on trade-in), keuntungan selisih kurs (foreign

exchange gain).

Pos luar biasa maksudnya kerugian yang timbul dari kejadian atau transaksi yang

bersifat tidak normal dan tidak sering terjadi. Misalnya kerugian sebagai akibat gempa

bumi, kebakaran atau banjir. Kerugian tersebut setelah dikurangi dengan klaim asuransi,

jika ada, disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi.

Harga pokok penjualan adalah jumlah yang harus dikeluarkan perusahaan untuk

memperoleh barang yang terjual (cost of merchandise sold) atau untuk memproduksi

barang yang terjual (cost of goods sold). Cost of merchandise sold di suatu perusahaan

dagang dapat dihitung sebagai berikut (perusahaan menggunakan physical system ).

Persediaan awal barang dagangan Rp.xxx

+/+ pembelian neto Rp.xxx

Barang dangangan yang tersedia untuk dijual Rp.xxx

-/- persediaan akhir barang dagangan Rp.xxx

Harga pokok penjualan

(cost of merchandise sold) Rp.xxx

Cost of goods sold di suatu perusahaan industri dapat dihitung sebagai berikut
(perusahaan menggunakan physical system):

Persediaan awal bahan baku Rp.xxx

+/+ pembelian bersih Rp.xxx

8
Bahan baku yang tersediauntuk dipakai Rp.xxx

-/- persediaan akhir bahan baku Rp.xxx

Pemakaian bahan baku Rp.xxx

Upah langsung Rp.xxx

Overhead pabrik Rp.xxx

Biaya produksi (cost of production) Rp. xxx

+/+ persediaan awal barang dalam proses Rp. xxx

-/- persediaan akhir barang dalam proses Rp. xxx

Biaya pabrikasi (cost of goods manufactured) Rp. xxx

+/+ persediaan awal barang jadi Rp. xxx

-/- persediaan akhir barang jadi Rp. xxx

Harga pokok penjualan

(cost of good sold) Rp. xxx

Beban operasi (operating expenses) terdiri dari beban penjualan (selling expenses)
dan beban umum dan administrasi (general and administrative expenses).

Contoh selling expenses antara lain: gaji bagian penjualan, komisi salesman, biaya
iklan, promosi, entertainment, transportasi, dan lain-lain.

Contoh general and administrative expenses antara lain: gaji bagian akuntansi dan
keuangan, personalia dan umum, biaya sewa, listrik, air, telepon, entertainment, perjalanan
dinas, penyusutan inventaris kantor dan lain-lain.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan atas perkiraan laba rugi
adalah sebagai berikut.

1. Prinsip conservatism dalam pengakuan pendapatan dan beban.

a. Beban yang belum pasti terjadi tetapi diperkirakan akan menjadi beban
perusahaan pada periode yang diperiksa, jumlahnya bisa diestimasi dan cukup
material, harus dicatat sebagai beban. Misalnya garansi untuk penjualan produk

9
perusahaan (barang-barang elektronik) harus di-accrued per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca).

b. Pendapatan yang belum pasti terjadi, belum boleh dicatat sebagai pendapatan
perusahaan.

Pendapatan pada umumnya diakui pada saat penyerahan barang (untuk perusahaan
dagang dan industri), pada saat penyerahan jasa atau pada saat bisa dibuatkan faktur (untuk
perusahaan jasa). Pengecualiannya, antara lain:

a. Diakui pada saat penerimaan uang, misalnya untuk penjualan tunai dan penjualan
cicilan;

b. Untuk perusahaan kontraktor ada dua pilihan pengakuan pendapatan yaitu metode
kontrak selesai (completed contract method) dan metode persentase penyelesaian
(percentage of completion method)

c. Untuk jenis barang tertentu yang harga jualnya sudah pasti, barangnya pasti terjual
atau cepat rusak, pendapatan bisa diakui pada saat selesainya produksi. Misalnya,
untuk logam mulia dan hasil pertanian.

10
2. Konsep Matching Cost Against Revenue

Dalam laporan laba rugi harus dibandingkan pendapatan yang menjadi hak
perusahaan dalam periode yang diperiksa dengan biaya yang menjadi beban perusahaan
untuk periode yang sama, tanpa memperhatikan apakah uangnya sudah diterima (untuk
pendapatan) dan dibayarkan (untuk biaya) atau belum. Dalam hal ini, menurut
ETAP/PSAK/IFRS. pendapatan dan beban harus dicatat dengan dasar akrual (accrual basis)
bukan dasar kas (cash basis).
Dalam memeriksa pendapatan dan biaya, auditor harus memperhatikan jangan sampai
ada pergeseran waktu dalam pengakuan pendapatan dan beban. Misalkan auditor memeriksa
laba rugi untuk tahun 2015, yang dilaporkan perusahaan sebagai pendapatan tahun 2015
haruslah pendapatan yang betul-betul menjadi hak perusahaan dalam tahun 2015. Begitu juga
yang dilaporkan sebagai beban tahun 2015 haruslah yang betul-betul merupakan beban
perusahaan dalam tahun 2015

 Pendapatan 2015, uangnya diterima di 2015


 Pendapatan 2015, uangnya diterima di 2016
(accrued income)
 Pendapatan 2015, uangnya diterima di 2014
(unearned revenue)

’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’ ’’’’’’’’’’’’’’’’’’’

’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’Pendapatan’’’’’’’’’’’’’’’’’’’

----------------------Beban------------------------

1/1/15 31/12/15

 Beban 2015, uangnya dibayar di 2015

11
3. Waktu yang digunakan untuk memeriksa akun pendapatan dan beban (pos-pos laba
rugi) tidak sebanyak waktu yang digunakan untuk memeriksa pos-pos laporan posisi
keuangan (neraca), karena beberapa alasan sebagai berikut.
a. Pada waktu memeriksa pos laporan posisi keuangan (neraca), sekaligus sudah
diperiksa (dikaitkan dengan) pos laba rugi yang bersangkutan, misalnya:

Pos Laporan Posis Keuangan Pos Laba Rugi


(neraca)
Kas Selisih Kas, Selisih Kurs
Bank Selisih Kurs, Biaya Bank, Jasa Giro
Piutang Selisih Kurs, Bad Debt Expenses
Persediaan Selisih Stock Opname, Harga Pokok
Penjualan
Prepayment Rent Expenses, Insurance Expenses
Marketable securities Interest Income, Dividend Income, Laba
Rugi Penjualan Surat Berharga
Fixed asets Biaya Penyusutan, Gain or Loss on
Disposal Of Fixed Assets
Intangible assets Biaya Amortisasi
Accrued expenses Macam-macam Biaya
Short term loan Biaya Bunga, Selisih Kurs
Long term loan Biaya Bunga, Selisih Kurs

Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia, transaksi yang terjadi dalam mata
uang asing harus dicatat dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya
transaksi; aset dan kewajiban moneter yang tercantum dalam mata uang asing pada tanggal
laporan posisi keuangan (neraca), harus dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan
kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca); selisih kurs yang
terjadi dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.

Kurs tengah maksudnya kurs beli ditambah kurs jual lalu dibagi dua. Yang dimaksud
aset moneter adalah kas, bank, piutang, sedangkan liabilitas moneter adalah liabilitas jangka
pendek dan liabilitas jangka panjang.

Misalkan PT Irana mempunyai saldo piutang dari PT Dirgantara per 31 Desember


2015 sebesar US$100.000 yang berasal dari penjualan barang dagangan tanggal 17 Oktober
2015.

Kurs: US$ tanggal 7 Oktober 2015 misalnya Rp13.000 sehingga saldo per 31
Desember 2015 tercatat Rp1.300.000.000. Misalkan kurs Bank Indonesia per 31 Desember

12
2015 adalah kurs beli 1 US$= Rp13.100 dan kurs jual i US$= Rp13.500, berarti kurs tengah 1
US$ = Rp13.400.

Pada tanggal 31 Desember 2015 harus dibuat jurnal koreksi untuk penyesuaian selisih kurs
sebagai berikut.

Di PT Irana:

DR. Piutang Rp 40.000.000

CR. Laba Rugi Selisih Kurs Rp 40.000.000

Di PT Dirgantara:

DR. Laba Rugi Selisih Kurs Rp 40.000.000

CR. Utang Rp 40.000.000

b. Pada waktu melakukan test transaksi (test of recorded transactions) sekalig


diperiksa pos-pos laba rugi.

Jenis tes transaksi Pos laba rugi


a. Cash Disbursements Macam-macam biaya dan pembelian tunai
Test
b. Cash Recaipts Test Macam-macam pendapatan dan penjualan
tunai
c. Sales Test Penjualan dan harga pokok penjualan
d. Purchases Test Pembelian
e. Payroll Test Biaya gaji dan upah
f. Junal Voucher Test Biaya penyusutan dan amortisasi, Selisih
kurs,Gain on Sales of Fixed Assets

c. Audit prosedur atas perkiraan laba rugi yang biasa dijalankan adalah:
 Analytical review procedures (prosedur penelaahan analitis).

Maksudnya harus dibuat perbandingan antara laba rugi periode yang


diperiksa dengan periode sebelumnya, dihitung kenaikan dan penurunan baik
dalam rupiah maupun persentase beserta alasan-alasar kenaikan dan
penurunan. Selain itu harus dibuat perbandingan antara laba rugi periode yang
diperiksa dengan anggarannya, lalu dibuat analisis variance-nya.

13
Dalam analytical review procedures juga harus dibuat analisis rasio untuk
mengukur likuiditas, rentabilitas, leverages, dan lain-lain untuk dibandingkan
dengan rasio industri.

 Menganalisis beberapa perkiraan laba rugi yang penting atau yang ada
kaitannya dengan perhitungan pajak (untuk koreksi fiskal), misalnya:
other income (expense), miscellaneous expenses, entertainment expenses,
travelling expenses, legal fees (ada kaitannya dengan contingent liability),
professional fees, repair & maintenance (ada kaitannya dengan capital dan
revenue expenditures)

 Melakukan pemeriksaan atas subsequent payment (pembayaran sesudah


tanggal laporan posisi keuangan (neraca)) dan subsequent collection
(penagihan sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)).

Arens (2014:460)

Menggambarkan perkiraan-perkiraan dalam siklus penjualan dan penagihan piutang


seperti yang terlihat di Gambar berikut.

Selain itu Arens juga menjelaskan tentang perkiraan-perkiraan account account),


fungsi bisnis, dokumen-dokumen, dan catatan akuntansi dari transaksi penjualan, penerimaan
kas, penjualan retur, penghapusan piutang tak tertagil, dan biaya penghapusan piutang seperti
terlihat di tabel berikut:

14
Transaksi Penjualan

Account Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan


Penjualan Pemprosesan pesanan Pesanan pelanggan
pelanggan
Persetujuan kredit Pesanan penjualan
Pengiriman barang Pesanan pelanggan atau pesanan
penjualan

Piutang Penagihan ke pelanggan Dokumen pengiriman


dan pencatatan penjualan
Invoice penjualan
File transaksi penjualan
Jurnal penjualan atau listing
Master file piutang
Rincian piutang
Laporan bulanan

Transaksi Penerimaan Kas

Account Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan


Kas dan bank (debit Pemprosesan dan pencatatan Bukti transfer bank
dan penerimaan kas)
Penerimaan kas Prelisting dari penerimaan kas
Piutang File transaksi penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas atau
listing

Transaksi Penjualan Retur

Account Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan


Retur penjualan Pemprosesan dan pencatatan retur Memo kredit
piutang penjualan Jurnal
Retur penjualan

Transaksi Penghapusan Piutang Tak Tertagih

Account Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan


Piutang Penghapusan piutang tak tertagih Formulir otorisasi

Penyisihan piutang tak Piutang tak tertagih


tertagih Jurnal umum

Transaksi Biaya Penghapusan Piutang

Account Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan


Biaya penghapusan piutang penyisihan piutang tak tertagih Jurnal umum

15
Penyisihan piutang tak
tertagih

B. TUJUAN PEMERIKSAAN AUDIT (AUDIT OBJECTIVES) PERKIRAAN


LABA RUGI

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas pendapatan dan
beban. Jika internal control atas pendapatan cukup kuat berarti seluruh pendapatan
yang menjadi hak perusahaan dalam suatu periode telah/akan diterima dan dicatat
oleh perusahaan. lika internal control atas beban cukup kuat berarti seluruh
pendapatan biaya yang menjadi beban perusahaan dalam suatu periode telah/akan
dibayar dan dicatat seluruhnya oleh perusahaan, selain itu diharapkan efisiensi
bisa ditingkatkan. Beberapa ciri internal control yang baik atas pendapatan dan
behan

a. Digunakannya formulir-formulir yang prenumbered. seperti purchase


requisition, purchase order, receiving report, official receipt, sales order,
delivery ander, sales invnice, dan lain-lain.

b. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawah antara fungsi-fongsa di dalam


perusahaan (adequate segregation of duties)

c. Digunakannya anggaran pendapatan dan biaya (budget) dan setiap akhir bulan
dibuat perbandingan antara budget dengan realisasinya dan kemudian
dianalisis variance yang terjadi.

d. Adanya sistem otorisasi yang dipegang oleh beberapa orang berdasarkan


jenjang jabatannya, baik untuk persetujuan kredit, pengiriman barang maupun
harga dan diskon.

e. Digunakannya program komputer untuk menghitung gaji dan PPh 21.

f. Digunakannya time card untuk mengontrol jumlah jam kerja dari masing-
masing pegawai.

16
g. Adanya personal file untuk masing-masing i yang antara lain memuat surat
pengangkatan sebagai pegawai, kenaikan gaji, jenjang jabatan, status keluarga
dan data penting lainnya untuk masing-masing pegawai

h. Adanya bagian internal audit yang berfungsi antara lain untuk mencheck
keandalan dan keakuratan data akuntansi.

2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak perusahaan telah
dicatat dengan menggunakan cut-off yang tepat.

Maksudnya auditor harus yakin bahwa: semua pendapatan, dari kegiatan


operasi maupun di luar kegiatan operasi (misalnya pendapatan bunga, penjualan
barang-barang scrap), seluruhnya sudah dicatat dalam buku perusahaan dan
uangnya telah/akan diterima oleh perusahaan. Jangan sampai ada pendapatan yang
masuk ke kantong karyawan, direksi atau pemegang saham yang merupakan
pemilik perusahaan.

Semua pendapatan dicatat dalam periode yang tepat, yaitu periode terjadinya,
dan tidak terjadi pergeseran waktu pencatatan untuk tujuan window dressing.
tidak ada pendapatan yang bukan menjadi hak perusahaan, misalnya pendapatan
dari bisnis pribadi pemegang saham/pemilik, dicatat sebagai pendapatan
perusahaan, untuk tujuan window dressing.

3. Untuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban perusahaan telah
dicatat dengan menggunakan cut-off yang tepat.

Maksudnya auditor harus yakin bahwa:

a. Semua biaya, dari kegiatan operasi maupun di luar kegiatan operasi


(misalnya biaya bunga, kerugian penarikan aset tetap), seluruhnya sudah
dicatat dalam buku perusahaan, baik yang uangnya sudah dibayarkan
maupun baru akan dibayarkan dalam periode berikutnya:

17
b. Semua biaya dicatat dalam periode yang tepat, yaitu periode terjadinya, dan
tidak terjadi pergeseran waktu pencatatan untuk tujuan window dressing:

c. Tidak ada biaya yang bukan menjadi beban perusahaan, misalnya biaya
pribadi pemegang saham/pemilik, dicatat sebagai biaya perusahaan.

4. Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam perkiraan


pendapatan dan beban jika dibandingkan bulan per bulan atau jika dibandingkan
dengan anggaran pendapatan dan beban.

Jika terlihat ada fluktuasi yang besar, auditor harus memeriksa alasan dari
kenaikan atau penurunan yang besar tersebut, apakah masuk akal atau tidak. Ada
kemungkinan klien melakukan kesalahan pencatatan, misalnya seharusnya masuk
ke biaya penjualan cetapi dicatat sebagai biaya umum dan administrasi.
Kemungkinan lain ada pergeseran waktu pencatatan, misalnya penjualan tahun
2016 dicatat sebagai penjualan tahun 2015.

Bisa juga klien sengaja melakukan pergeseran mata anggaran karena anggaran
tertentu sudah habis dipakai sedangkan mata anggaran lainnya masih banyak yang
belum terpakai.

5. Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

a. Dalam catatan atas laporan keuangan harus dijelaskan beberapa kebijakan


akuntansi yang penting, misalnya:

b. Apakah perusahaan menggunakan metode akrual dalam pencatatan beban dan


pendapatan

c. Bagaimana metode pengakuan pendapatan yang digunakan

d. Pemeliharaan, reparasi-perbaikan repairs), dan penyempurnaan-penambahan


(improvement)

e. Laba-rugi penjualan aset tetap.

18
C. AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN

Audit prosedur yang disarankan adalah sebagai berikut.

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya. (Gunakan internal
control questionnaires, flow chart, atau narrative memo).
2. Minta rincian laporan laba rugi untuk periode yang diperiksa dengan angka
perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review procedures.
Buat analisis rasio dan hitung juga RC (Return on Investment) dan ROE (Return on
Equity). Rasio yang dihitung untuk tahun yang diperiksa dibandingkan dengan rasio
tahun lalu dan rasio industri. Analytical review procedures disebut juga auditing by
comparison karena selalu menggunakan perbandingan.
3. Minta rincian laba rugi untuk periode yang diperiksa, yang dibandingkan dengan
budget untuk periode yang sama. Hitung variance yang terjadi dalam rupiah maupun
persen. Variance yang jumlahnya material harus diselidiki sebab-sebabnya. Dari
analisis variance tersebut kemungkinan bisa diketahui seandainya perusahaan
melaporkan angka yang tidak sebenarnya dengan tujuan agar tidak terjadi
penyimpangan yang besar dari budget yang sudah ditetapkan. Misalnya window
dressing penjualan, pergeseran mata anggaran atau pergeseran waktu pencatatan.
4. Minta rincian penjualan menurut jenis barangnya atau menurut area penjualannya
yang mencantumkan kuantitas barang yang dijual maupun nilai uangnya selama
setahun (dibuat per bulan). Kemudian bandingkan kuantitas yang dijual, secara tes
basis, dengan pengeluaran barang yang tercatat pada kartu persediaan.
5. Periksa cut-off penjualan, untuk mengetahui ada atau tidaknya pergeseran waktu
pencatatan penjualan. Periksa juga cut-off pembelian, untuk mengetahui adanya
pergeseran waktu pencatatan pembelian.
6. Periksa subsequent payment untuk mengetahui kemungkinan adanya unrecorded
liabilities. Periksa juga subsequent collection untuk mengetahui kemungkinan adanya
unrecorded receivables.
7. Buat analisis terhadap beberapa perkiraan biaya atau pendapatan yang kemungkinan
bisa ditanyakan oleh pihak pajak atau diperlukan dalam pengisian SPT untuk
membuat koreksi fiskal, atau yang memungkinkan timbulnya contingent liability.
Misalnya: biaya komisi penjualan, biaya entertainment, biaya sumbangan, biaya
perjalanan, professional fees, laba rugi penjualan aset tetap, pendapatan dan biaya
bunga, pendapatan dan biaya lain-lain, dan sebagainya.
19
8. Untuk biaya-biaya dan pendapatan yang ada kaitannya dengan pajak harus diperiksa
apakah peraturan perpajakan yang berlaku telah ditaati.
9. Khusus untuk biaya gaji:
a. Periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan, kemudian tes perhitungan
PPh 21 untuk mengetahui apakah perhitungannya sudah sesuai dengan
peraturan yang berlaku
b. Bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan laba rugi
dengan SPT PPh 21, perhatikan apakah PPh 21 ditanggung karyawan atau
perusahaan;

c. Secara tes basis bandingkan data yang ada dalam daftar gaji dengan personnel
file untuk mengetahui apakah jumlah gaji, status keluarga sama atau tidak;
d. Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji (biasanya dilakukan pada
perusahaan yang pegawainya sangat banyak), untuk mengetahui apakah ada
pegawai yang fiktif.
10. Periksa apakah penyajian pos-pos laba rugi sudah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan ETAP/PSAK/IFRS, begitu juga kecukupan pengungkapan (disclosure)
dalam catatan atas laporan keuangan.

Penjelasan Audit Procedures

a. Pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya.


Internal control questionnaires dan flow chart untuk siklus Penjualan, Piutang
Penerimaan Kas dan siklus Pembelian. Kewajiban, Pengeluaran Kas sudah dibahas
secara rinci di Buku 1, sehingga tidak lagi dibahas di Buku 2 ini. Namun demikian,
khusus untuk prosedur penggajian, internal control questionnaires-nya disajikan di
Exhibit 19-12, penjelasan narrative di Exhibit 19-13 dan flow chart-nya di Exhibit 19-
14
b. Minta rincian laporan laba rugi untuk periode yang diperiksa dengan angka
perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review
procedures.
Analytical review procedures (prosedur penelaahan analitis) dimaksudkan
untuk mendapatkan gambaran mengenai kinerja perusahaan, apakah menjadi lebih
baik atau lebih buruk dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan apakah

20
dibandingkan dengan ratio rata-rata di perusahaan sejenis (rasio industri). kinerja
perusahaan cukup baik atau tidak.
Analisis rasio dilakukan secara horizontal (tahun berjalan dibandingkan
dengan tahun lalu) dan secara vertikal (satu pos di tahun tertentu dibandingkan
dengan pos tertentu di tahun yang sama). Bisa juga dilakukan analisis tren, misalnya
penjualan atau laba dilihat trennya (perkembangannya) dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2015 di mana tahun 2011 dianggap sebagai tahun dasar (diberi bobot
100%) tahun berikutnya diberi bobot di atas atau di bawah 100%. Rasio-rasio yang
digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan laporan laba
rugi, antara lain: ratio gross profit margin, return on investment, return on equity, net
profit to sales, dan lain-lain. Contoh analisis rasio bisa dilihat di Exhibit 19-15.

c. Prosedur 3 dan 4 sudah cukup jelas.

d. Prosedur 5 dan 6 akan dibahas di Bab 20 (di bagian pemeriksaan subsequent


events).

e. Buat analisis terhadap beberapa perkiraan biaya atau pendapatan yang


kemungkinan bisa ditanyakan oleh pihak pajak atau diperlukan dalam
pengisian SPT untuk membuat koreksi fiskal, atau yang memungkinkan
timbulnya contingent liability.

Dalam menganalisis perkiraan biaya, auditor harus bisa mengetahui apa isi
dari biaya tersebut dengan memecahkan jumlah perkiraan tersebut menjadi bagian
bagian yang lebih kecil lalu memeriksa (secara sampling) buku-buku pendukungnya
18 Exhibit 19-16, 19-17, dan 19-18 disajikan contoh analisis biaya professional fees,
mayd sumbangan dan biaya entertainment.

Perlu diketahui bahwa biaya sumbangan yang diberikan kepada siapa pun
dalam bentuk apa pun, tidak diakui sebagai biaya oleh fiskus sehingga harus
dilakukan Riaya entertainment yang diakui sebagai biaya oleh fiskus adalal
entertainment yang dilakukan dalam kaitannya dengan bisnis perusahaan, jelas siapa
penerimanya dan harus dibuatkan daftar nominatif. Tanpa daftar nominatif harus
dilakukan koreksi fiskal positif atas biaya entertainment tersebut.

21
Dalam daftar nominatif harus diperlihatkan tanggal terjadinya entertainment,
bentuknya, jumlahnya, siapa yang dihibur, dan sebagainya. Contoh daftar nominatif
bisa dilihat di Exhibit 19-19.

Koreksi fiskal positif adalah koreksi yang harus dilakukan dalam membuat
rekonsiliasi laba komersial dan laba fiskal yang mengakibatkan bertambahnya laba
fiskal. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pengakuan biaya menurut Standar
Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS dan undang-undang atau peraturan
perpajakan yang berlaku. Misalnya biaya sumbangan, diakui sebagai biaya oleh
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS namun tidak diakui sebagai biaya
oleh undang-undang pajak.

Contoh lain: biaya penyusutan barang mewah (mobil mewah, vila milik
perusahaan) diakui sebagai biaya oleh Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS, tetapi tidak diakui sebagai biaya oleh undang-undang pajak.
Koreksi fiskal negatif adalah koreksi yang terjadi karena adanya perbedaan perlakuan
terhadap biaya atau pendapatan antara Standar Akuntansi Keuangan
FTAP/PSAK/IFRS dan undang-undang pajak, sehingga laba fiskal menjadi
berkurang. Misalnya penyusutan tahun pertama dari kendaraan, perusahaan
menggunakan straight line method dengan persentase penyusutan 25% setahun,
sedangkan undang-undang pajak menggunakan double declining method dengan
persentase penyusutan 50% setahun.

Laba Komersial adalah laba yang dihitung berdasarkan Standar Akuntansi


Keuangan ETAP/PSAK/IFRS, sedangkan laba fiskal adalah laba yang dihitung
berdasarkan undang undang pajak yang berlaku. Untuk menghitung berapa pajak
penghasilan badan yang terutang harus dibuat rekonsiliasi laba komersial dan laba
fiskal, rekonsiliasi ini akan lebih baik jika dijelaskan dalam catatan atas laporan
keuangan, supaya menjadi lebih informatif. Contoh rekonsiliasi laba komersial dan
laba fiskal bisa dilihat di Exhibit 19-20.

f. Prosedur 8 sekaligus sudah dijelaskan di penjelasan prosedur 7.

g. Pemeriksaan gaji

22
Auditor harus memeriksa keakuratan perhitungan dalam daftar gaji dan
memperhatikan kemungkinan adanya pegawai fiktif dalam daftar gaji tersebut, atau
pegawai yang sudah berhenti tetapi masih tercantum dalam daftar gaji.

 Auditor harus mengetes perhitungan PPh 21.

Perlu diingat bahwa atas gaji karyawan bisa dikurangi: biaya jabatan sebesar 5%
dengan jumlah maksimum Rp500,000 perbulan atau Rp6.000 000 setahun.

PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) sebesar

Rp54.000.000 setahun untuk wajib pajak orang pribadi. Rp4.500.000 tambahan


untuk wajib pajak yang kawin. Rp54.000.000 setahun tambahan untuk istri yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami. Rp4.500.000 setahun
tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam
garis keturunan lurus serta anak angkat. yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.

Tarif pemotongan atas penghasilan dikenakan tarif pajak Pasal 17 ayat (1)
berdasarkan UU Nomor 38 Tahun 2008, yaitu: 5%x di atas Rp50.000.000, 15 %x
Rp50.000.000-250.000.000, 25%x Rp250.000.000 - 500.000.000, 30% x di atas
Rp500.000.000.

Berdasarkan UU PPh No. 38 Tahun 2008 Pasal 21 ayat (5a), besarnya pungutan
dibedakan antara WP yang memiliki NPWP dengan WP yang tidak memiliki
NPWP. Tarif WP yang tidak memiliki NPWP lebih tinggi 20% daripada tarif
yang diterapkan terhadap WP yang dapat menunjukkan NPWP.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang
diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon
penjualan dan potongan volume.

Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan


Keuangan sebagai kenaikan manfaat ekonomis selama satu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan meliputi
pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari
pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti
penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti, dan sewa.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suat aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomik yang timbul dan aktivitas
mal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

24
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. (2017). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Oleh Akuntan Publik. Edisi 5-Buku 2.
Jakarta: SALEMBA EMPAT

25

Anda mungkin juga menyukai