MAKALAH
PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDITING 2
Disusun oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
i
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
ini dengan judul “Pemeriksaan Atas Perkiraan Laba Rugi”. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Auditing 2.
Dalam makalah ini mengulas tentang definisi dan contoh pemeriksaan atas perkiraan
laba rugi, tujuan pemeriksaaan atas perkiraan laba rugi serta audit prosedur yang disarankan.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Demikian, apabila ada kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga makalah ini bermanfaat. Terima Kasih.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Kesimpulan............................................................................................................23
Daftar Pustaka....................................................................................................................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkiran Laba Rugi (Profit and Lass Accounts) terdiri atas perkiraan pendapatan
operasi, harga pokok penjualan, beban operasi, pendapatan, beban di luar opera dan pos luar
biasa.
Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang
diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon
penjualan dan potongan volume.
Jika hasil kontrak construksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus
mengakui pendapatan contrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak.
konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan dengan tingkat
penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan (sering kali dimaksudkan sebagai
metode persentase penyelesaian).
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suat aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomik yang timbul dan aktivitas
mal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pendapatan diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau dapat diterima.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah adalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perkiran Laba Rugi (Pofit and Lass Accounts) terdiri atas perkiraan pendapatan
operas, harga pokok penjualan, belan operasi, pendapatan, beban di luar opera dan pos luar
biasa.
Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang
diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon
penjualan dan potongan volume.
Entitas harus mergakui pendapatan dari suatu penjualan barang jika semua kondisi
berikut terpenuhi.
a. Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang
kepada pembeli.
d. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir masuk ke dalam entitas.
e. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara
andal
Jika hasil kontrak construksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus
mengakui pendapatan contrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak.
2
konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan dengan tingkat
penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan (sering kali dimaksudkan sebagai
metode persentase penyelesaian). Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika
memenuhi semua kondisi berikut.
c. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara
andal
d. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur
secara andal.
Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus
mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan dengan tingkat
penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode palaporan (sering kali dimaksudkan sebagai
metode persentase penyelesaian). Estimasi hasil yang andal membutuhkan estimasi tingkat
penyelesaian, biaya masa depan, dan kolektibilitas tagihan yang andal.
Entitas harus menentukan tingkat penyelesaian dari suatu transaksi atau kontrak
dengan menggunakan metode yang dapat mengukur dengan anda sebagian besar pekerjaan
yang dilaksanakan. Metode yang mungkin meliputi berikut ini.
a. Proporsi biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai
sekarang dibandingkan dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari
pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang tidak termasuk biaya yang
berhubungan dengan aktivitas masa depan, seperti bahan baku atau pembayaran di
muka.
3
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 121)
Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset olch entitas
yang lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen atas dasar yang ditetapkan ketika:
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir kepada entitas; dan
b. Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi
dari perjanjian yang relevan; dan
c. Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
telah terjadi.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suat aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomik yang timbul dan aktivitas
mal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pendapatan diukur dengan nilai wajar
4
imbalan yang diterima atau dapa diterima. Pendapatan dari penjualan barang diakui jika
seluruh kondisi berikut dipenuhi.
a. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan
kepada pembeli.
b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan
atas barang maupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual
d. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas; dan
e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut
dapat diukur secara andal.
Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal,
maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi
secara andal jika seluruh kondis. berikut dipenuhi.
c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara andal; dan
d. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur secara andal.
5
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui dengan dasar yang dijelaskan, jika:
d. Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana yang dijelaskan
di PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
e. Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan
dan
Jika bunga yang belum dibayar telah diakru sebelum pembelian investasi yang berbunga,
maka penerimaan bunga kemudian dialokasikan antara periode sebelum pembelian dan
sesudah pembelian; hanya bagian setelah perolehan yang diakui sebagai pendapatan.
Royalti diakru sesuai dengan syarat perjanjian yang relevan dan biasanya diakui dengan
dasar tersebut kecuali, dengan memperhatikan substansi perjanjian, akan lebih sesuai untuk
mengakui pendapatan atas dasar sistematis dan rasional lain.
Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. Namun, jika ketidakpastian timbul dari
kolektibilitas jumlah tertentu yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak dapat
ditagih, atau jumlah yang kemungkinan pemulihannya tidak besar lagi, maka jumlah tersebut
diakui sebagai beban, bukan penyesuaian terhadap jumlah pendapatan yang diakui semula
Pengungkapan
6
a. Kebijakan akuntansi yang diterapkan sebagai dasar pengakuan pendapatan, termasuk
melibatkan penyediaan jasa; setiap kategori pendapatan yang diakui selama periode,
termasuk pendapatan
b. Jumlah setiap kategori pendapatan yang diakui selama periode, termasuk pendapatan
yang timbul dari penjualan barang, penyediaan jasa, bunga, royalti, dividen, jenis
a. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan dalam periode pelaporan;
b. Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui dalam
periode pelaporan:
c. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian kontrak yang sedang
berjalan.
a. Jumlah bruto kontrak pekerjaan yang sudah menjadi hak sebagai suatu aset: dan
b. Jumlah bruto kontrak kerja yang terutang kepada pelanggan sebagai suatu kewajiban.
Entitas mengungkapkan:
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut,
termasuk pendapatan yang berasal dari penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalti,
dividen; dan
7
c. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercap dalam
Menurut Penulis
Keuntungan (gain) bisa berasal dari penjualan aset tetap (gain on sale of fixed asets)
tukar tambah aset tetap tidak sejenis (gain on trade-in), keuntungan selisih kurs (foreign
exchange gain).
Pos luar biasa maksudnya kerugian yang timbul dari kejadian atau transaksi yang
bersifat tidak normal dan tidak sering terjadi. Misalnya kerugian sebagai akibat gempa
bumi, kebakaran atau banjir. Kerugian tersebut setelah dikurangi dengan klaim asuransi,
jika ada, disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi.
Harga pokok penjualan adalah jumlah yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh barang yang terjual (cost of merchandise sold) atau untuk memproduksi
barang yang terjual (cost of goods sold). Cost of merchandise sold di suatu perusahaan
Cost of goods sold di suatu perusahaan industri dapat dihitung sebagai berikut
(perusahaan menggunakan physical system):
8
Bahan baku yang tersediauntuk dipakai Rp.xxx
Beban operasi (operating expenses) terdiri dari beban penjualan (selling expenses)
dan beban umum dan administrasi (general and administrative expenses).
Contoh selling expenses antara lain: gaji bagian penjualan, komisi salesman, biaya
iklan, promosi, entertainment, transportasi, dan lain-lain.
Contoh general and administrative expenses antara lain: gaji bagian akuntansi dan
keuangan, personalia dan umum, biaya sewa, listrik, air, telepon, entertainment, perjalanan
dinas, penyusutan inventaris kantor dan lain-lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan atas perkiraan laba rugi
adalah sebagai berikut.
a. Beban yang belum pasti terjadi tetapi diperkirakan akan menjadi beban
perusahaan pada periode yang diperiksa, jumlahnya bisa diestimasi dan cukup
material, harus dicatat sebagai beban. Misalnya garansi untuk penjualan produk
9
perusahaan (barang-barang elektronik) harus di-accrued per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca).
b. Pendapatan yang belum pasti terjadi, belum boleh dicatat sebagai pendapatan
perusahaan.
Pendapatan pada umumnya diakui pada saat penyerahan barang (untuk perusahaan
dagang dan industri), pada saat penyerahan jasa atau pada saat bisa dibuatkan faktur (untuk
perusahaan jasa). Pengecualiannya, antara lain:
a. Diakui pada saat penerimaan uang, misalnya untuk penjualan tunai dan penjualan
cicilan;
b. Untuk perusahaan kontraktor ada dua pilihan pengakuan pendapatan yaitu metode
kontrak selesai (completed contract method) dan metode persentase penyelesaian
(percentage of completion method)
c. Untuk jenis barang tertentu yang harga jualnya sudah pasti, barangnya pasti terjual
atau cepat rusak, pendapatan bisa diakui pada saat selesainya produksi. Misalnya,
untuk logam mulia dan hasil pertanian.
10
2. Konsep Matching Cost Against Revenue
Dalam laporan laba rugi harus dibandingkan pendapatan yang menjadi hak
perusahaan dalam periode yang diperiksa dengan biaya yang menjadi beban perusahaan
untuk periode yang sama, tanpa memperhatikan apakah uangnya sudah diterima (untuk
pendapatan) dan dibayarkan (untuk biaya) atau belum. Dalam hal ini, menurut
ETAP/PSAK/IFRS. pendapatan dan beban harus dicatat dengan dasar akrual (accrual basis)
bukan dasar kas (cash basis).
Dalam memeriksa pendapatan dan biaya, auditor harus memperhatikan jangan sampai
ada pergeseran waktu dalam pengakuan pendapatan dan beban. Misalkan auditor memeriksa
laba rugi untuk tahun 2015, yang dilaporkan perusahaan sebagai pendapatan tahun 2015
haruslah pendapatan yang betul-betul menjadi hak perusahaan dalam tahun 2015. Begitu juga
yang dilaporkan sebagai beban tahun 2015 haruslah yang betul-betul merupakan beban
perusahaan dalam tahun 2015
’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’ ’’’’’’’’’’’’’’’’’’’
’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’Pendapatan’’’’’’’’’’’’’’’’’’’
’
----------------------Beban------------------------
1/1/15 31/12/15
11
3. Waktu yang digunakan untuk memeriksa akun pendapatan dan beban (pos-pos laba
rugi) tidak sebanyak waktu yang digunakan untuk memeriksa pos-pos laporan posisi
keuangan (neraca), karena beberapa alasan sebagai berikut.
a. Pada waktu memeriksa pos laporan posisi keuangan (neraca), sekaligus sudah
diperiksa (dikaitkan dengan) pos laba rugi yang bersangkutan, misalnya:
Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia, transaksi yang terjadi dalam mata
uang asing harus dicatat dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya
transaksi; aset dan kewajiban moneter yang tercantum dalam mata uang asing pada tanggal
laporan posisi keuangan (neraca), harus dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan
kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca); selisih kurs yang
terjadi dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
Kurs tengah maksudnya kurs beli ditambah kurs jual lalu dibagi dua. Yang dimaksud
aset moneter adalah kas, bank, piutang, sedangkan liabilitas moneter adalah liabilitas jangka
pendek dan liabilitas jangka panjang.
Kurs: US$ tanggal 7 Oktober 2015 misalnya Rp13.000 sehingga saldo per 31
Desember 2015 tercatat Rp1.300.000.000. Misalkan kurs Bank Indonesia per 31 Desember
12
2015 adalah kurs beli 1 US$= Rp13.100 dan kurs jual i US$= Rp13.500, berarti kurs tengah 1
US$ = Rp13.400.
Pada tanggal 31 Desember 2015 harus dibuat jurnal koreksi untuk penyesuaian selisih kurs
sebagai berikut.
Di PT Irana:
Di PT Dirgantara:
c. Audit prosedur atas perkiraan laba rugi yang biasa dijalankan adalah:
Analytical review procedures (prosedur penelaahan analitis).
13
Dalam analytical review procedures juga harus dibuat analisis rasio untuk
mengukur likuiditas, rentabilitas, leverages, dan lain-lain untuk dibandingkan
dengan rasio industri.
Menganalisis beberapa perkiraan laba rugi yang penting atau yang ada
kaitannya dengan perhitungan pajak (untuk koreksi fiskal), misalnya:
other income (expense), miscellaneous expenses, entertainment expenses,
travelling expenses, legal fees (ada kaitannya dengan contingent liability),
professional fees, repair & maintenance (ada kaitannya dengan capital dan
revenue expenditures)
Arens (2014:460)
14
Transaksi Penjualan
15
Penyisihan piutang tak
tertagih
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas pendapatan dan
beban. Jika internal control atas pendapatan cukup kuat berarti seluruh pendapatan
yang menjadi hak perusahaan dalam suatu periode telah/akan diterima dan dicatat
oleh perusahaan. lika internal control atas beban cukup kuat berarti seluruh
pendapatan biaya yang menjadi beban perusahaan dalam suatu periode telah/akan
dibayar dan dicatat seluruhnya oleh perusahaan, selain itu diharapkan efisiensi
bisa ditingkatkan. Beberapa ciri internal control yang baik atas pendapatan dan
behan
c. Digunakannya anggaran pendapatan dan biaya (budget) dan setiap akhir bulan
dibuat perbandingan antara budget dengan realisasinya dan kemudian
dianalisis variance yang terjadi.
f. Digunakannya time card untuk mengontrol jumlah jam kerja dari masing-
masing pegawai.
16
g. Adanya personal file untuk masing-masing i yang antara lain memuat surat
pengangkatan sebagai pegawai, kenaikan gaji, jenjang jabatan, status keluarga
dan data penting lainnya untuk masing-masing pegawai
h. Adanya bagian internal audit yang berfungsi antara lain untuk mencheck
keandalan dan keakuratan data akuntansi.
2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak perusahaan telah
dicatat dengan menggunakan cut-off yang tepat.
Semua pendapatan dicatat dalam periode yang tepat, yaitu periode terjadinya,
dan tidak terjadi pergeseran waktu pencatatan untuk tujuan window dressing.
tidak ada pendapatan yang bukan menjadi hak perusahaan, misalnya pendapatan
dari bisnis pribadi pemegang saham/pemilik, dicatat sebagai pendapatan
perusahaan, untuk tujuan window dressing.
3. Untuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban perusahaan telah
dicatat dengan menggunakan cut-off yang tepat.
17
b. Semua biaya dicatat dalam periode yang tepat, yaitu periode terjadinya, dan
tidak terjadi pergeseran waktu pencatatan untuk tujuan window dressing:
c. Tidak ada biaya yang bukan menjadi beban perusahaan, misalnya biaya
pribadi pemegang saham/pemilik, dicatat sebagai biaya perusahaan.
Jika terlihat ada fluktuasi yang besar, auditor harus memeriksa alasan dari
kenaikan atau penurunan yang besar tersebut, apakah masuk akal atau tidak. Ada
kemungkinan klien melakukan kesalahan pencatatan, misalnya seharusnya masuk
ke biaya penjualan cetapi dicatat sebagai biaya umum dan administrasi.
Kemungkinan lain ada pergeseran waktu pencatatan, misalnya penjualan tahun
2016 dicatat sebagai penjualan tahun 2015.
Bisa juga klien sengaja melakukan pergeseran mata anggaran karena anggaran
tertentu sudah habis dipakai sedangkan mata anggaran lainnya masih banyak yang
belum terpakai.
5. Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
18
C. AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya. (Gunakan internal
control questionnaires, flow chart, atau narrative memo).
2. Minta rincian laporan laba rugi untuk periode yang diperiksa dengan angka
perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review procedures.
Buat analisis rasio dan hitung juga RC (Return on Investment) dan ROE (Return on
Equity). Rasio yang dihitung untuk tahun yang diperiksa dibandingkan dengan rasio
tahun lalu dan rasio industri. Analytical review procedures disebut juga auditing by
comparison karena selalu menggunakan perbandingan.
3. Minta rincian laba rugi untuk periode yang diperiksa, yang dibandingkan dengan
budget untuk periode yang sama. Hitung variance yang terjadi dalam rupiah maupun
persen. Variance yang jumlahnya material harus diselidiki sebab-sebabnya. Dari
analisis variance tersebut kemungkinan bisa diketahui seandainya perusahaan
melaporkan angka yang tidak sebenarnya dengan tujuan agar tidak terjadi
penyimpangan yang besar dari budget yang sudah ditetapkan. Misalnya window
dressing penjualan, pergeseran mata anggaran atau pergeseran waktu pencatatan.
4. Minta rincian penjualan menurut jenis barangnya atau menurut area penjualannya
yang mencantumkan kuantitas barang yang dijual maupun nilai uangnya selama
setahun (dibuat per bulan). Kemudian bandingkan kuantitas yang dijual, secara tes
basis, dengan pengeluaran barang yang tercatat pada kartu persediaan.
5. Periksa cut-off penjualan, untuk mengetahui ada atau tidaknya pergeseran waktu
pencatatan penjualan. Periksa juga cut-off pembelian, untuk mengetahui adanya
pergeseran waktu pencatatan pembelian.
6. Periksa subsequent payment untuk mengetahui kemungkinan adanya unrecorded
liabilities. Periksa juga subsequent collection untuk mengetahui kemungkinan adanya
unrecorded receivables.
7. Buat analisis terhadap beberapa perkiraan biaya atau pendapatan yang kemungkinan
bisa ditanyakan oleh pihak pajak atau diperlukan dalam pengisian SPT untuk
membuat koreksi fiskal, atau yang memungkinkan timbulnya contingent liability.
Misalnya: biaya komisi penjualan, biaya entertainment, biaya sumbangan, biaya
perjalanan, professional fees, laba rugi penjualan aset tetap, pendapatan dan biaya
bunga, pendapatan dan biaya lain-lain, dan sebagainya.
19
8. Untuk biaya-biaya dan pendapatan yang ada kaitannya dengan pajak harus diperiksa
apakah peraturan perpajakan yang berlaku telah ditaati.
9. Khusus untuk biaya gaji:
a. Periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan, kemudian tes perhitungan
PPh 21 untuk mengetahui apakah perhitungannya sudah sesuai dengan
peraturan yang berlaku
b. Bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan laba rugi
dengan SPT PPh 21, perhatikan apakah PPh 21 ditanggung karyawan atau
perusahaan;
c. Secara tes basis bandingkan data yang ada dalam daftar gaji dengan personnel
file untuk mengetahui apakah jumlah gaji, status keluarga sama atau tidak;
d. Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji (biasanya dilakukan pada
perusahaan yang pegawainya sangat banyak), untuk mengetahui apakah ada
pegawai yang fiktif.
10. Periksa apakah penyajian pos-pos laba rugi sudah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan ETAP/PSAK/IFRS, begitu juga kecukupan pengungkapan (disclosure)
dalam catatan atas laporan keuangan.
20
dibandingkan dengan ratio rata-rata di perusahaan sejenis (rasio industri). kinerja
perusahaan cukup baik atau tidak.
Analisis rasio dilakukan secara horizontal (tahun berjalan dibandingkan
dengan tahun lalu) dan secara vertikal (satu pos di tahun tertentu dibandingkan
dengan pos tertentu di tahun yang sama). Bisa juga dilakukan analisis tren, misalnya
penjualan atau laba dilihat trennya (perkembangannya) dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2015 di mana tahun 2011 dianggap sebagai tahun dasar (diberi bobot
100%) tahun berikutnya diberi bobot di atas atau di bawah 100%. Rasio-rasio yang
digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan laporan laba
rugi, antara lain: ratio gross profit margin, return on investment, return on equity, net
profit to sales, dan lain-lain. Contoh analisis rasio bisa dilihat di Exhibit 19-15.
Dalam menganalisis perkiraan biaya, auditor harus bisa mengetahui apa isi
dari biaya tersebut dengan memecahkan jumlah perkiraan tersebut menjadi bagian
bagian yang lebih kecil lalu memeriksa (secara sampling) buku-buku pendukungnya
18 Exhibit 19-16, 19-17, dan 19-18 disajikan contoh analisis biaya professional fees,
mayd sumbangan dan biaya entertainment.
Perlu diketahui bahwa biaya sumbangan yang diberikan kepada siapa pun
dalam bentuk apa pun, tidak diakui sebagai biaya oleh fiskus sehingga harus
dilakukan Riaya entertainment yang diakui sebagai biaya oleh fiskus adalal
entertainment yang dilakukan dalam kaitannya dengan bisnis perusahaan, jelas siapa
penerimanya dan harus dibuatkan daftar nominatif. Tanpa daftar nominatif harus
dilakukan koreksi fiskal positif atas biaya entertainment tersebut.
21
Dalam daftar nominatif harus diperlihatkan tanggal terjadinya entertainment,
bentuknya, jumlahnya, siapa yang dihibur, dan sebagainya. Contoh daftar nominatif
bisa dilihat di Exhibit 19-19.
Koreksi fiskal positif adalah koreksi yang harus dilakukan dalam membuat
rekonsiliasi laba komersial dan laba fiskal yang mengakibatkan bertambahnya laba
fiskal. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pengakuan biaya menurut Standar
Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS dan undang-undang atau peraturan
perpajakan yang berlaku. Misalnya biaya sumbangan, diakui sebagai biaya oleh
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS namun tidak diakui sebagai biaya
oleh undang-undang pajak.
Contoh lain: biaya penyusutan barang mewah (mobil mewah, vila milik
perusahaan) diakui sebagai biaya oleh Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS, tetapi tidak diakui sebagai biaya oleh undang-undang pajak.
Koreksi fiskal negatif adalah koreksi yang terjadi karena adanya perbedaan perlakuan
terhadap biaya atau pendapatan antara Standar Akuntansi Keuangan
FTAP/PSAK/IFRS dan undang-undang pajak, sehingga laba fiskal menjadi
berkurang. Misalnya penyusutan tahun pertama dari kendaraan, perusahaan
menggunakan straight line method dengan persentase penyusutan 25% setahun,
sedangkan undang-undang pajak menggunakan double declining method dengan
persentase penyusutan 50% setahun.
g. Pemeriksaan gaji
22
Auditor harus memeriksa keakuratan perhitungan dalam daftar gaji dan
memperhatikan kemungkinan adanya pegawai fiktif dalam daftar gaji tersebut, atau
pegawai yang sudah berhenti tetapi masih tercantum dalam daftar gaji.
Perlu diingat bahwa atas gaji karyawan bisa dikurangi: biaya jabatan sebesar 5%
dengan jumlah maksimum Rp500,000 perbulan atau Rp6.000 000 setahun.
Tarif pemotongan atas penghasilan dikenakan tarif pajak Pasal 17 ayat (1)
berdasarkan UU Nomor 38 Tahun 2008, yaitu: 5%x di atas Rp50.000.000, 15 %x
Rp50.000.000-250.000.000, 25%x Rp250.000.000 - 500.000.000, 30% x di atas
Rp500.000.000.
Berdasarkan UU PPh No. 38 Tahun 2008 Pasal 21 ayat (5a), besarnya pungutan
dibedakan antara WP yang memiliki NPWP dengan WP yang tidak memiliki
NPWP. Tarif WP yang tidak memiliki NPWP lebih tinggi 20% daripada tarif
yang diterapkan terhadap WP yang dapat menunjukkan NPWP.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang
diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon
penjualan dan potongan volume.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suat aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomik yang timbul dan aktivitas
mal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
24
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. (2017). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Oleh Akuntan Publik. Edisi 5-Buku 2.
Jakarta: SALEMBA EMPAT
25