Anda di halaman 1dari 32

AUDIT SIKLUS PENDAPATAN DAN

PENGELUARAN

DOSEN PENGAMPU
MEYTA LONGKUTOY, S.E, S.Th, MSA.Ak

DISUSUN OLEH :

MERCY KADANG BOMBING (174022313)

EDWIN CHRISTIAN WIBISONO (174022338)

NURUL AZINTHA ABBAS (174022340)

UNIVERSITAS BALIKPAPAN
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
2020
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI.............................................................................................................i

PEMBAHASAN......................................................................................................1

1.1 Sifat Siklus Pendapatan.....................................................................................1

1.2 Tujuan Audit.....................................................................................................2

1.3 Penggunaan Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien untuk

Mengembangkan Strategi Audit.......................................................................4

1.4 Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal....................................6

1.5 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penjualan Kredit......................................8

1.6 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penerimaan Kas.......................................8

1.7 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penyesuaian Penjualan..........................10

1.8 Sifat Siklus Pengeluaran.................................................................................11

1.9 Tujuan Audit...................................................................................................11

1.10 Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk

Mengembangkan strategi Audit.....................................................................13

1.11 Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Intern..................................16

1.12 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Pembelian............................................18

1.13 Sistem Ilustratif untuk Transaksi Pembelian................................................23

1.14 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Pengeluaran Kas..................................24

1.15 Sistem Ilustratif untuk Transaksi Pengeluaran Kas......................................29

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
PEMBAHASAN

1.1 Sifat Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan suatu perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan

dengan pertukaran barang atau jasa antara perusahaan tersebut dengan pelangga.

Perusahaan memberikan barang atau jasa kepada pelanggan, dan memperoleh

pendapatan sebagai imbalan atas pemberian tersebut. Pendapatan tersebut dapat

berupa sejumlah uang yang diterima bersamaan dengan saat pemberian barang

atau jasa, maupun piutang dagang yang baru akan dilunasi selang beberapa waktu

kemudian. 

Ada berbagai macam perusahaan seperti perusahaan dagang, jasa,

manufaktur, bank, dan sebagainya. Perusahaan dagang memperoleh pendapatan

dari penjualan barang dagangan. Perusahaan perbankan memperoleh penghasilan

berupa pendapatan bunga dari kredit yang diberikan, fee dari layanan jasa seperti

kartu kredit, pembayaran rekening air minum, listrik, telepon, nasabah bank, dan

sebagainya. Suatu kantor akuntan publik memperoleh penghasilan yang berupa

fee atas jasa audit yang diberikan kepada klien. Jenis perusahaan yang berbeda,

mempunyai sumber pendapatan yang berbeda pula.

Siklus pendapatan perusahaan dagang meliputi kelas transaksi sebagai

berikut:

1. Penjualan kredit

2. Penerimaan kas

1
3. Penyesuaian penjualan (potongan penjualan, retur penjualan dan pengurangan

harga serta piutang tak tertagih)

Transaksi-transaksi diatas mempengaruhi akun-akun yang diuraikan pada tabel di

bawah ini :

Tabel 1.1 Siklus Pendapatan


Transaksi Pendapatan Debit Kredit
Penjualan Kredit Piutang Usaha Penjualan
Harga Pokok Penjualan Persediaan
Penerimaan Kas Kas Piutang Usaha
Diskon Penjualan
Retur Penjualan dan Retur Penjualan dan Piutang Usaha
Pengurangan Harga Pengurangan Harga

Penyisihan Piutang Tak Beban Piutang Tak Penyisihan untuk Piutang


Tertagih Tertagih Tak Tertagih

Penghapusan Piutang Penyisihan untuk Piutang Piutang Usaha


Tak Tertagih Tak Tertagih

1.2 Tujuan Audit

Tujuan audit siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten

yang mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan

menyangkut saldo dan transaksi siklus pendapatan. Asersi tersebut menunjukkan

derajat asersi manajemen terhadap informasi keuangan yang secara eksplisit

dinyatakan dalam laporan keuangan. Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik

seperti yang diuraikan di Tabel 1.2 auditor dapat menggunakan bebagai bagian

dari perencanaan audit dan metodologi pengujian audit.

2
Tabel 1.2 Tujuan Audit Spesifikasi Untuk Siklus Pendapatan

Tujuan Audit Siklus Pendapatan


Occurrence a.      Memverifikasi bahwa saldo akun piutang usaha
(Keterjadian) mewakili jumlah yang benar-benar dipinjam
perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan
terkait.
b.     Memastikan bahwa pendapatan dari berbagai transaksi
penjualan mewakili barang yang dikirim dan jasa yang
diberikan selama periode yang termasuk dalam laporan
keuangan.
Completeness a.      Menentukan bahwa semua jumlah yang dipinjam
(Kelengkapan) perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan telah
tercermin dalam piutang usaha.
b.     Memverifikasi bahwa semua penjualan barang yang
dikirim, semua jasa yang diberikan, dan semua retur
dan kompensasi untuk periode terkait, telah tercermin
dalam laporan keuangan.
Accuracy a.      Memverifikasi bahwa transaksi pendapatan dihitung
(Akurasi) secara akurat dan didasarkan pada harga terkini dengan
jumlah yang benar.
b.     Memastikan bahwa buku pembantu piutang
usaha, file Faktur Penjualan, dan file Pemberitahuan
Pengiriman Uang secara matematis benar dan sesuai
dengan akun terkait pada buku besar.
Rights and Menentukan bahwa perusahaan memiliki hak legal untuk
Obligations mencatat piutang usaha yang dicatatnya. Akun pelanggan
(Hak dan yang telah dijual atau telah dipindahtangankan memang
Kewajiban) telah dikeluarkan dari saldo piutang usaha.

3
Valuation and a. Menentukan bahwa saldo piutang usaha menyatakan
Allocation nilai bersih yang dapat direalisasikan.
(Penilaian dan b. Memastikan bahwa alokasi atas akun piutang tak
alokasi) tertagih telah tepat.

Presentation Memverifikasi piutang usaha dan pendapatan yang


and Disclosure dilaporkan untuk periode terkait, telah dijelaskan dengan
(Penyajian dan benar dan dimasukkan dalam laporan keuangan.
Pengungkapan)

1.3 Penggunaan Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien untuk

Mengembangkan Strategi Audit

Pemahaman Bisnis dan Industri Klien

Langkah pertama yang dilakukan adalah memperoleh pemahaman bisnis dan

industri klien dalam kaitannya dengan strategi audit, sehingga  akan membantu

auditor dalam mengembangkan ekspektasi tentang:

 Total pendapatan: memahami kapasitas klien, pasar dan pelanggan klien.

 Marjin kotor dengan memahami pangsa pasar (market share) dan keunggulan

kompetitif klien di pasar.

 Piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata2 untuk klien dan industri.

Disamping itu, proses menghasilkan pendapatan ini juga memerlukan

beberapa beban (seperti, harga pokok penjualan atau beban penjualan), sehingga

pemahaman mengenai mengenai siklus pendapatan dapat membantu

mengembangkan ekspektasi pengeluaran perusahaan yang berkaitan denagan

4
siklus transaksi lainya dan menilai resiko bahwa laba yang mengandung salah saji

yang material belum diaudit.

  a.        Materialitas

Total pendapatan dijadikan ukuran yang materialitas karena dapat

menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi.

Piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hampir

selalu bersifat material terhadap neraca.

   b.      Risiko Inheren

Dalam menilai risiko inheren pada asaesi siklus pendapatan, auditor

harus mempertimbangkan faktor pervasive yang mempengaruhi asersi

dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan.

Faktor-faktor yang mendorong manajemen untuk mensalah sajikan

asaersi siklus pendapatan yaitu menyatakan pendapatan yang tertalu

tinggi  dan menyatakan tertalu tinggi kas atau piutang kotor atau tertalu

rendah penyisihan piutang tak tertagih. Faktor-faktor lain yang dapat

menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pendapatan:

 Volume penjualan, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan yang

tinggi.

 Penentuan waktu dan jumlah pendapatan seringkali bertentangan,

seperti dengan standar akuntansi.

 Mengklasifikasikan piutang sebagai hutang lancar atau tidak lancar

karena sifat penagihannya.

5
 Transakjsi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentan

terhadap misapropriasi.

 Transaksi penerimaan penjualan digunakan untuk menyembunyikan

penerimaan kas.

  c.       Risiko Prosedur Analitis

Risiko ini merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis

akan gagal mendeteksi salah saji yang material yang merupakan cara yang

efektif untuk pemahaman bisnis dan usaha klien. Langkah-langkah yang

ditempuh yaitu:

 Memperoleh pemahaman tentang kapasitas klien.

 Memahami pangsa pasar klien

 Mengevaluasi hari perputaran piutang usaha.

1.4 Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal

Dalam bagian ini, dipertimbangkan penerapan empat dari lima komponen

Struktur Pengendalian Intern (Lingkungan Pengendalian, Penaksiran Risiko,

Informasi dan Komunikasi, dan Pemantauan).

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian terdiri dari beberapa faktor yang dapat mengurangi

beberapa resiko inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan. Disamping itu,

factor-faktor ini juga dapat meningkatkan atau mengurangi keefektifan komponen

pengendalian internal lainnya dalam mengendalikan resiko salah saji pada asersi

siklus pendapatan. Faktor lingkungan pengendalian yang penting untuk

6
mengurangi resiko pencurangan pelaporan keuangan dengan menyajikan terlalu

tinggi pendapatan dan piutang, misalnya, adopsi manajemen serta ketaatan

terhadapan standar integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi.

2. Penilaian Resiko

Penilaian resiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah sama

dengan penilaian inheren oleh auditor eksternal. Upaya yang cermat oleh sebagian

manajemen untuk mengidentifikasi jenis-jenis resiko yang bekaitan dengan saldo

dan transaksi siklus pendapatan.

3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

Pemahaman atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan

tentang bagaimana (1) penjualan diawali, (2) barang dan jasa diberikan, (3)

piutang dicatat, (4) kas diterima, dan (5) penyesuaian penjualan dilakukan,

termasuk metode pemrosesan data serta dokumen penting dan catatan yang

digunakan.

4.    Pemantauan (Monitoring)

Komponen ini harus memberikan menajemen umpan balik tentang apakah

pengendalian internal yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus

pendapatan telah beroperasi seperti yang diharapkan. Auditor harus memproses

pemahaman tentang umpan balik ini dan apakah manajemen telah mengawali

setiap tindakan korektif berdasarkan informasi yang diterima dari aktivitas

pemantauan.

7
1.5 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penjualan Kredit

Dokumen dan catatan umum, yang digunakan yaitu pesanan pelanggan,

pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang

diotorisasi, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, file induk pelenggan dan

piutang usaha.

Fungsi-fungsi pendapatan:

 Memprakarsai penjualan (penerimaan pesanan & persetujuan kredit)

 Pengiriman barang dan jasa (pemenuhan & pengiriman pesanan penjualan)

 Pencatatan penjualan (penagihan pelanggan & pencatatan penjualan)

Untuk merencanakan audit maka auditor harus memperoleh pemahaman

terhadap siklus pendapatan agar dapat (1) mengidentifikasi jenis salah saji yang

potensia, (2) mempetimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi salah saji yang

material, dan (3) merancang pengujian subtansif.

1.6 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penerimaan Kas

Penerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Sebagai contoh, kas

diterima dari transaksi pendapatan, pinjaman janka pendek dan pinjaman jangka

panjang, serta aktiva lainnya. Lingkup bagian ini dibatasi pada penerimaan kas

dari penjualan tunai dan penagihan dari pelanggan atas penjualan kredit.

Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemerosesan penerimaan

kas adalah sebagai berikut:

 Bukti penerimaan uang (remittance advice). Dokumen yang dikirim

kepelanggan bersama dengan faktur penjualan yang kemudian akan

8
dikembalikan bersama pembayaran yang menunjukan nama pelanggan serta

nomor akun, nomor faktur, dan jumlah yang dibayar (misalnya, bagian tagihan

telepon yang dikembalikan bersama dengan pembayaran)

 Pendaftaran. Daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos.

 Lembar perhitungan kas. Daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini

digunakan dalam merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak

oleh register kas

 Ikhtisar kas harian. Laporan yang menunjukan total penerimaan melalui kasir

(over-the-counter) atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran

 Slip deposit yang disahkan. Daftar yang dibuat oleh penyetor dan distempel

oleh bank yang menunjukan tanggal serta total setoran yang diterima bank dan

rincian penerimaan dalan setoran tersebut

 File transaksi penerimaan kas. File komputer atas transaksi penerimaan kas

yang telah disahkan yang diterima untuk pemerosesan, file ini digunakan untuk

meperbaharui file induk piutamh usaha.

 Jurnal penerimaan kas. Jurnal yang berisi daftar penerimaan kas dari penjualan

tunai dan penagihan piutang usaha.

Fungsi penerimaan kas, yang meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan

tunai dan kredit, termasuk subfungsi berikut:

 Menerima penerimaan kas

 Menyetorkan kas ke bank

 Mencatat penerimaan kas.

9
1.7 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penyesuaian Penjualan

Transaksi penyesuaian penjualan meliputi pemberian potongan tunai,

pemberian retur penjualan & pengurangan harga serta penentuan piutang tak

tertagih. Untuk pengendalian aktivitas pengendaliannya maka diperlukan otorisasi

terhadap transaksi penyesuaian penjualan, penghitungan independen atas barang-

barang, penggunaan dokumen dan catatan yang tepat serta pemisahan tugas

otorisasi.

Dalam banyak perusahaan, jumlah dan nilai unag dari nilai transaksi ini

tidaklah material. Namun, bagi beberapa perusahaan, potensi salah saji yang

diakibatkan oleh kesalahan dan penyelewengan dalam pemrosesan transaksi ini

perlu dipertimbangkan. Perhatian utamanya tertuju pada kemungkinan pencatatan

transaksi penyesuaian penjualan fiktif untuk menyembunyikan penyelewengan

dalam proses penerimaan kas. Misalnya, seorang karyawan dapat menggelapkan

kas yang diterima dari pelanggan dan menutupi penyelewengan yang

dilakukannya dengan menghapus akun pelanggan terhadap penyisihan piutang tak

tertagih.

Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti tentang

keefektifan perencanaan dan operasi sistem pengendalian internal perusahaan.

Resiko inheren yang berkaitan dengan transaksi penerimaan kas adalah tinggi

akibat kemungkinan penipuan oleh kayawan melalui pengalihan penerimaan

kas. Jika prosedur analitis menunjukan kenaikan jumlah hari piutang beredar,

maka hal ini mungkin dapat menjelaskan pengalihan penerimaanh kas itu. Akibat

resiko inheren atas penggelapan kas, dan dampak transaksi penerimaan kas

10
terhadap piutang, auditor seringkali akan menguji prosedur pengendalian yang

berkaitan dengan penerimaan kas. Jika tujuan pengendalian telah dicapai melalui

prosedur pengendalian terprogram, maka auditor akan merencanakan lingkup

pengujian yang meliputi pengujian atas.

1.     Pengendalian umum dengan komputer

2.     Pengendalian aplikasi komputer 

3.     Keefektifan prosedur tindak lanjut manual

1.8 Sifat Siklus Pengeluaran

Siklus pengeluaran terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan

akuisisi dan pembayaran barang serta jasa. Aktiva utama dari siklus pengeluaran

adalah (1) membeli barang dan jasa-transaksi pembelian, dan (2) melakukan

pembayaran-transaksi pengeluaran kas.

1.9 Tujuan Audit

Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi

dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi

ini dapat mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit yang terlihat

pada tabel 1.1 dibawah. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup

tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua

situasi yang dihadapi klien.

Kategori Asersi Kelompok Transaksi Tujuan Audit Spesifik


atau Saldo
Eksistensi Transaksi Mencatat pembelian barang, jasa,

11
atau dan aktiva produktif yang
Keterjadian diterima selama periode berjalan
(EO1).
Mencatat transaksi pengeluaran
kass yang dilakukan selama
periode berjalan kepada pemasok
dan kreditor (EO2)
Saldo Mencatat hutang usaha yang
mencerminkan jumlah hutang
perusahaan per tanggal neraca
(EO3)
Kelengkapan Transaksi Semua pembelian (C1) dan
pengeluaran kas (C2) yang
dilakukan selama periode berjalan
telah dicatat.
Saldo Hutang Usaha meliputi semua
jumlah yang terutang kepada
pemasok barang dan jasa per
tanggal neraca (C3)
Hak Transaksi Perusahaan bertanggung jawab
dan atas hutang yang berasal dari
Kewajiban pencatatan transakasi pembelian
(R1)
Saldo Hutang usaha merupakan
kewajiban perusahaan per tanggal
neraca (R2)
Penilaian Transaksi Semua transaksi pembelian
atau (VA1) dan pengeluaran kas
Alokasi (VA2) telah dinilai dengan
menggunakan GAAP dan
dijurnal, diikhtisarkan, serta
diposting dengan benar.
Saldo Hutang usaha dinyatakan dalam
jumlah benar (VA3) .
Saldo beban yang berkaitan telah
sesuai GAAP (VA 4)
Penyajian Transaksi Rincian pembelian (PD1) dan
dan pengeluaran kas (PD2)
Pengungkapan mendukung penyajiannya dalam
laporan keuangan termasuk

12
klasifikasi dan pengungkapannya
yang berkaitan.
Saldo Hutang usaha (PD3) dan beban
terkait (PD4) telah diidentifkasi
dengan benar dalam laporan
keuangan.
Pengungkapan yang memadai
yang telah dibuat berkaitan
dengan komitmen, kewajiban
kontijen, dan penjamin serta
hutang pihak yang mempunyai
hubungan yang istimewa (PD5)

1.10 Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk

Mengembangkan strategi Audit

a. Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien

Pemahaman atas pemicu ekonomi dalam siklus pengeluaran biasanya sangat

penting untuk mengaudit perusahaan manufaktur, pedagang besar, dan perusahaan

eceran. Bagi beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri jasa, hutang

usaha mungkin tidak memiliki peran yang signifikan dan resiko terjadinya salah

saji yang material tidaklah besar.

Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam

memahami resiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu

auditor dalam membuat pertimbangan tentang :

 Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan

 Resiko inheren dalam siklus pengeluaran

13
 Pengendalian internal kunci dimana auditor berharap dapat menentukan

resiko pengendalian bisnis

 Pemberian jasa bernilai tambah

b. Materialitas

Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan

mencerminkan jumlah seta volume transaksi dalam siklus ini dimana resiko

terjadinya salah saji yang material adalah tinggi.

Pengalokasian materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi

dalam siklus ini akan bervariasi sesuai dengan pertimbangannya. Pentingnya

siklus pengeluaran ini juga bisa bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan.

Satu industri dapat memproses transaksi  bernilai millyaran dollar selama suatu

siklus operasi, sementara yang lainnya mungkin lebih kecil.

Sistem akuntansi yang terkomputerisasi harus mampu memilah pengeluaran

menurut kelompok beban dan besarnya transaksi, serta memudahkan perhitungan

observasi, jumlah total dan rata – ratanya.

c. Resiko Inheren

Dalam menilai resiko inherenuntuk aseri – asersi siklus pengeluara, auditor

harus mempertimbangkan faktor – faktor yang penting yang bisa mempengaruhi

asersi – asersi diseluruh laporan keuanga, serta faktor – faktor yang hanya

berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor-faktor penting

yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalasajikan asersi-asersi siklus

pengeluaran meliputi:

14
 Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan

yang memenuhi target profitabilitas atau norma industri yang telah

ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor ekonomi

global, nasional, atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak

perkembangan teknologi terhadap produktivitas perusahaan, atau manajemen

yang tidak baik.

 Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan

yang menunjukkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat

perusahaan sedang mengalami masalah likuiditas atau keraguan tentang

kelangsungan usahanya.

Kedua faktor diatas cenderung menyebabkan tingginya risiko kurang saji

daripada lebih saji pengeluaran dan hutang.

Siklus pengeluaran cenderung menanggung resiko kecurangan yang

dilakukan karyawan melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi.  Faktor –

faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dala asersi siklus pengeluaran

mencangkup berikut ini :

 Volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi.

 Pembelian dan pengeluaran kas biasa dilakukan tanpa otorisasi

 Pembelian aktiva dapat diselewengkan

 Pembayaran atas faktur penjual mungkin dilakukan dua kali

 Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan dengan hal-

hal seperti apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi.

15
d. Resiko Prosedur Analitis

Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun-

akun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Resiko prosedur analitis

merupakan unsur siklus deteksi bahwa prosedur analitis tersebut akan gagal

mendeteksi kekeliruan yang material.

Prosedur analitis yang hanya berfokus pada pembelian dan hutang usaha akan

memberikan informasi yang sangat dapat diandalkan. Apabila perusahaan sedang

berkembang, maka merupakan hal yang biasa untuk memperkirakan pembelian,

persediaan dan hutang tumbuh pada tingkat yang konsisten.

1.11 Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Intern

a. Lingkungan pengendalian

Faktor lingkungan pengendalian seperti integritas dan nilai etis menjadi

sangat penting dalam siklus pengeluaran. Agen pembelian mungkin mendapat

tekanan dari penjual yang ingin, termasuk menawarkan “ pembayaran kembali”

melakukan transaksi bisnis yang lebih besar dengan pemasok tersebut.

Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggung jawab atas

penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untu

menentukan :

 Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi kinerja riview

perusahaan

 Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen di riview

 Keputusan yang didasarkan atas lapotan itu

16
 Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti  masalah yang berasal dari

laporan utama

b. Penilaian Resiko Manajemen

Penilaian resiko manajmen yang berkaitan dengan aktivitas siklus

pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal – hal berikut :

 kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi

pembelian

 kontijensi yang berkaitan dengan komitmen pembelian

 terus terjadinya pelengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang

penting

 pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan

 atensi perusahaan terhadap resiko terjadinya pembayaran berganda

 atensi perusahaan terhadap resiko kecurangan yang dilakukan leh pegawai.

c. Informasi Dan Komunikasi ( Sistem Akuntansi)

Pemahaman atas sitem akuntansi memrlukan pengetahuan tenta ng metode

pemprosesan data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam

peprosesan transaksi siklus pengeluaran. Informasi penting yang harus dipahami

auditor meliputi :

 bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali

 bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa

diterima atau barang dikembalikan

 catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan

dalam akuntansi untuk beerbagai tahapan dari setiap siklus pembelian

17
 proses yang mengawali terjadinyapembayran atas barang dan jasa

d. Pemantauan

Beberapa jenis aktiva pemantauan secara terus – menerus atau periodik dalam

komponen ini apat memberikan manajemen informasi tentang keefektifan

komponen pengendalian internal lainnya dala mengurangi resiko salah saji yang

berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pengeluaran.

Aktivitas pemantauna yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan,

apabila berlaku, mencangkup : (1) umpan balik yang terus menerus dari pesok

perusahaan menyangkut setiap masalah pembayaran atau masalah pengiriman

dimasa depan, (2) komunikasi auditor eksternal tentang kondis yang dapat

dilaporkan atau kelemahan yang material atas pengendalian internal yang relevan,

yang ditemukan selama audit sebelumya, dan (3) penilaian periodik oleh auditor

internal tentang kebiajakan serta prosedur pengendalian yang berhubungan

dengan siklus pengeluran.

1.12 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Pembelian

Aktivitas pengendalian dari suatu perusahaan yang relevan dengan tujuan

audit spesifik untuk transaksi pembelian, dengan mengidentifikasi beberapa

dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi

pembelian secara kredit.

Dokumen dan Catatan yang Umum

Sejumlah dokumen dan catatan unum yang tercakup dalam siklus pengeluaran

akan dibahas secara singkat berikut ini.

18
 Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang

diajukan oleh orang atau departemen yang berwenang kepada departemen

pembelian.

 Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada

penjual atau pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis

dalam pesanan tersebut.

 Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang

menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.

 Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang

yang dikirim atau jasa yang diberikan, jumlah yang harus dibayar, termin

pembayaran, serta tanggal tagihan tersebut.

 Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok,

jumlah yang harus dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang

telah diterima. Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan

pembayaran kewajiban. Banyak sistem pembelian memerlukan paket

voucher yang lengkap sebelum menyetujui pembayaran. Paket voucher ini

biasanya berisi salinan permintaan pembelian, pesanan pembelianan,

laporan penerimaan, faktur penjualan, dan voucher yang sesuai-semua

dokumentasi yang mendukung transaksi pembelian.

 Laporan pengecualian. Laporan yang berisi transaksi-transaksi yang

diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjutdengan pengendalian aplikasi

komputer.

19
 Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses

dalam suatu batch atau selama sehari.

 Register voucher. Catatan akuntasi formal yang mencatat kewajiban yang

telah mendapat persetujuan untuk dibayar.

 File induk pemasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi

informasi tentang penjual dan pemasok yang telah disetujuiuntuk

memberikan jasa dari serta melakukan pembayaran dkepadanya.

 File pesanan pembelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian

yang telah dikirim ke para pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima.

 File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas

persediaan yang diterima dari pemasok.

 File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai

voucher yang telah disetujui atas pembelian yang telah diterima. File ini

digunakan untuk mencetak register voucher dan memuktahirkan file utang

usaha, persediaan serta buku besar.

 File induk utang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher

yang belum dibayar yang telah disetujui. File ini dapat disusun oleh

pemasok. File ini harus ditambahkan ke saldo dalam akun pengendali

hutang usaha.

 File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksi-

transaksi yang belum diproses karena ditolak oleh program aplikasi

komputer.

20
Fungsi-Fungsi, Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi

pembelian berikut:

 Pengajuan pembelian.

Permitaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengan

perusahaan lain, yang meliputi:

(1) Pencantuman nama pemasok yang telah disetujui.

Proses menyetujui pemasok yang akan mengirimkan barang dan jasa yang

dibutuhkan perusahaan merupakan pengendalian yang penting, terutama

dalam sistem akuntansi yang mengandalkan pada pengendalian komputer.

(2) Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa.

Permintaan pembelian merupakan awal dari jejak transaksi yang

mendokumentasikan bukti dalam mendukung asersi manajemen seperti

eksistensi atau kejadian transaksi pembelian. Permintaan pembelian

menyediakan bukti tentang tujuan audit yang spesifik. Pengendalian penting

yang harus dipertimbangkan perusahaan adalah bahwa seluruh permintaan

memenuhi kebijakan otorisasi yang ditetapkan oleh perusahaan.

(3) Pembuatan besarnya pesanan pembelian.

Departemen pembelian mempunyai kewenangan untuk menerbitkan pesanan

pembelian hanya setelah menerima permintan pembelian yang disetujui

dengan benar. Pembuatan pesanan pembelian merupakan kelanjutan dari

proses pemrakarsaan transaksi. Peran pembelian adalah untuk memastikan

sumber pasokan terbaik dan untuk baran-barang yang penting, mendapatkan

harga penawaran yang paling kompetitif.

21
 Penerimaan barang dan jasa.

Penerimaan barang dan jasa atau pengiriman fisik barang atau jasa, yang

mencakup:

(1) Penerimaan barang

(2) Penyimpanan barang yang diterima untuk perusahaan.

(3) Pengembalian barang ke pemasok.

 Pencatatan kewajiban.

Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum, yang meliputi:

(1) Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban.

(2) Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat

22
1.13 Sistem Ilustratif untuk Transaksi Pembelian

Dokumentasi Program dan File


Laporan Kunci
Jejak Audit Komputer
Daftar
pemasok
Permintaan
yg
Pembelian
diotorisasi

File
Pengajuan PROGRAM PESANAN pesanan
pembelian Melaksanakan pengujian terbuka
Pemaukan
terbatas, mengecek otoritas;
data
mencetak pesanan
pembelian

Pesanan
Persediaan
pembelian
PROGRAM PENERIMAAN perpetual
Menerima pesanan
terbuka:
Menambah data
Meminta otorisasi penerimaan; transfer ke file
untuk menerima pegiriman; mencetak
pengiriman dan dokumen pengiriman
pemasukan data File
tentang barang yang penerimaan
diterima Selisih kuantitas
yg dipesan dan yg
Mengirim barang diterima
dan jasa

Pesanan
pembelian yg
beredar
Faktur pemassok

PROGRAM
PEMUTAKHIRAN FILE
Pemasukan INDUK File transaksi
data Memutakhirkan file induk; pembelian
mencetak jurnal penjualan;
G/L dan laporan bulanan

voucher

Laporan
pengecualian PROGRAM A/P
File induk
Menerima pesanan
buku
terbuka, mencocokkan
besar
faktur penjual;
melaksanakan edit
Register voucher pengecekan; memasukkan
data dalam file transaksi
pembelian

Buku besar File induk


hutang
usaha
Laporan
pengecualian

Laporan
pembelian
mingguan

23
1.14 Aktivitas Pengendalian – Transaksi Pengeluaran Kas

Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi

pengeluaran kas meliputi hal-hal berikut:

a. Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang

ditunjukkan pada perintah tersebut kepada payee.

b. Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari

bersangkutan.

c. File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek

kepada pemasok dan pihak lainnya. File ini digunakan untuk memposting ke

file induk hutang usaha dan buku besar.

d. Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal mengenai

cek yang diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya.

Fungsi-Fungsi

Fungsi pengeluaran kas adalah memproses di mana perusahaan akan memberikan

pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kasa biasanya

meliputi pembayaran kewajiban secara simultan dan pencatatan pengeluaran kas.

Fungsi-fungsi aktivitas pengendalian yang berlaku, dan asersi yang relevan/

tujuan audit spesifik akan dijelaskan dalam bagian berikut. Contoh prosedur

pengendalian diikhtisarkan dalam gambar berikut:

Fungsi Salah saji yang Pengendalian komputer, Tujuan audit

24
potensial pengendalian manual atas saldo akun

(cetak miring)
Pengeluaran Cek mungkin Komputer C2  D

kas belum dicatat. memperhitungan

serangkaian cek bernomor

urut. C2  P

Komputer

membandingkan total cek

yang telah jatuh tempo C2  P

etapi belum dibayar.

Akses ke blangko cek dan

cap tandatangan harus

diawasi
Cek mungkin Komputer mencetak C2  D

tidak dicatata laporan cek yang telah

dengan tepat jatuh tempoh tetapi belum

dibayar. C2  D

Total run-to-run

membandingkan saldo

awal kas dikurangi

pengeluaran kas, dengan

saldo akhir kas serta saldo

awal hutang usaha

dikurangi pengeluaran

25
dengan saldo akhir hutang

usaha.
Cek mungkin Komputer EO2D;

diterbitkan membandingkan informasi EO2D.

untuk pembelian dalam cek dengan pesanan

yang tidak pembelian dan informasi

diotorisasi penerimaan dan otorisasi

lainnya. EO2P

Komputer melakukan

pengujian yang terbatas

atas pengeluaran yang

besar dan cek harus

ditandatangani secara

manual.
Voucher Komputer mempunyai EO2D

mungkin sebuah field yang

dibayar dua kali mengidentfikasi bahwa

voucher telah dibayar dan

nomor voucher tidak dapat

digunakan lagi
Cek mungkin Komputer VA2D

diterbitkan membandingkan jumlah

dengan jumlah cek dengan jumlah

yang salah voucher yang

bersangkutan

26
Cek mungkin Pengendalian manual VA2P

diubah setelah mengharuskan bahwa

ditandatangani penandatanganan cek

mengirimkan cek

Rekonsiliasi bank secara VA2D

independen
Kekeliruan Komputer EO2D;

dapat terjadi membandingkan informasi VA2D;

dalam dalam ikhtisar cek dengan PD2 D

pencatatan cek. informasi dalam voucher

yang bersangkutan

EO2D;

Rekonsiliasi bank secara C2D;

independen. VA2D;

PD2 D.
Pengendalian

Pengeluaran kas manajemen EO2D;

mungkin Tingkat manajemen yang VA2D;

dilakukan untuk tepat memonitor kas

pembelian yang secara harian, termasuk

tidak diotorisasi jumlah cek yang ditulis

atau dilakukan setiap hari, kewajaran

dengan jumlah jumlahnya, dan jumlah

yang salah. yang didebetkan ke hutang

27
usaha setiap hari.

Ket:

P = Pengendalian yang potensial untuk mencegah salah saji atau

penggunaan sumber daya yang tidak diotorisasi.

D = Pengendalian yang potensial untuk mencegah salah saji atau

penggunaan sumber daya yang tidak diotorisasi.

28
1.15 Sistem Ilustratif untuk Transaksi Pengeluaran Kas

Fungsi Dokumentasi Program dan File


Laporan Kunci
Jejak Audit Komputer

File induk
Pengeluaran hutang
Voucher yg jatuh
Kas usaha
tempo

PROGRAMPENGELUARAN
KAS
Membuat daftar voucher yang File induk
Saldo kas
jatuh tempo; membandingkan kas awa;
pengeluaran dengan data per G/L
yang mendasari dan edit cek;
mencetak cek < $25.000

Pemasukan
voucher yg
akan dibayar File
transaksi
pengeluar
an kas
cek File
suspensi

Laporan
pengecualian

PROGRAM
PEMUTAKHIRAN FILE
Jurnal
INDUK:
pengeluaran kas
Memutakhiran file induk;
mencetak jurnal penjualan, File induk
G/L, dan laporan bulanan buku
besar
Buku besar

Laporan
pengecualian
File induk
hutang
usaha

Perubahan file
induk A, P

Ikhtisar cek Harian

29
DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern
Auditing. Jakarta: Erlangga.

Halim, Abdul, dan Totok Budisantoso. 2014. Auditing 2 : Dasar-dasar Prosedur


Pengauditan Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ratna Novita. 2011. Audit Atas Siklus Pendapatan. (Online)


(http://ratnanovita114.blogspot.com/2011/09/audit-atas-siklus
pendapatan.html. Diakses pada tanggal 19 Maret 2020)

Ni Made Suartini. 2013. Audit Atas Siklus Pendapatan. (Online)


(http://dexsuar.blogspot.com/2013/07/audit-siklus-pendapatan.html. Diakses
pada tanggal 19 Maret 2020)

30

Anda mungkin juga menyukai