OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
BAUBAU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan karunianya serta kemudahan yang diberikannya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “LIKUIDASI
DAN REORGANISASI KORPORASI”.
Syukria Hasdillah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Likuidasi
a. Sebab – sebab Terjadinya Likuidasi
b. Tujuan Likuidasi
c. Tahap – tahap Likuidasi
B. Reorganisasi
a. Pembedaan Reorganisasi Perusahaan
b. Pengolongan Reorganisasi
c. Ciri-Ciri Proses Reorganisasi
d. Standar Dalam Reorganisasi
e. Langkah-Langkah Yang Ditempuh Dalam Reorganisasi Finansial
f. Konsolidasi Dalam Reorganisasi
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. LIKUIDASI
b. Tujuan Likuidasi
1. Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan kerugian
minimum dari realisasi aktiva.
2. Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan.
3. Untuk membagikan uang tunai dan tunai dan aktiva lain yang tidak
dapat dicairkan kepada masing-masing sekutu dengan cara yang adil.
Tujuan fungsi akuntansi yang terkait dengan likuidasi adalah
untuk menyajikan informasi yang memadai agar aktiva dapat
dibagikan secara adil kepada kreditor dan sekutu dengan
memperhatikan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian
terjadi pergeseran dari pengukuran rugi laba periodik menjadi
penentuan realisasi keuntungan dan kerugian.
Proses likuidasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Melalui penyerahan (proses likuidasi yang tidak melalui
pengadilan). Likuidasi penyerahan adalah prosedur informal
untuk melikuidir hutang, bagi kreditur cara ini lebih
menguntungkan dibanding kepailitan formal karena mereka
menerima lebih banyak. Dilakukan transfer kepemilikan aktiva
kepada pihak ketiga yang disebut assignee atau trustee. Assignee
diinstruksikan untuk menjual aktiva itu baik di bawah tangan atau
melalui lelang umum dan hasilnya dibagikan kepada kreditur
secara pro-rata.
b. Melalui kepailitan formal (berdasarkan yuridiksi suatu pengadilan
khusus). Ada dua alasan secara teoritis yang mendorong
perusahaan menggunakan jalur formal, yaitu permasalahan
Common Pool, dan Hold Out.
1. Common Pool. Misalkan suatu perusahaan mempunyai nilai
hutang nominal sebesar total Rp 20 milyar, yang berasal dari
10 kreditor dengan besar masing-masing adalah sama (Rp
2milyar). Nilai pasar perusahaan tersebut jika bertahan adalah
Rp 15milyar. Jika dilikuidasi, asset perusahaan bisa dijual
menghasilkan kas sebesar Rp 10milyar. Misalkan kondisi
perusahaan memburuk sehingga tidak bisa membayar salah
satu hutangnya, maka kreditor tersebut bisa menuntut agar
perusahaan dibangkrutkan.
2. Hold-Out. Misalkan pada contoh di atas perusahaan berhasil
meyakinkan kreditor agar dilakukan restrukturisasi. Hutang
yang lama (yang besarnya Rp 2 milyar untuk setiap kreditor),
diganti dengan hutang baru yang nilainya lebih rendah,
missal Rp 1,4 milyar untuk setiap kreditor. Jika kreditor
menyetujui usulan tersebut, total hutang menjadi Rp
14milyar. Karena nilai perusahaan jika jalan terus adalah Rp
15 milyar, maka pemegang saham memperoleh sisa sebesar
Rp 1 milyar. Perusahaan dengan demikian tidak perlu
dilikuidasi, tetapi masih bisa berjalan terus. Kreditor secara
keseluruhan juga diuntungkan (dibandingkan jika bangkrut),
karena nilai Rp 14milyar lebih besar dibandingkan dengan
Rp 10milyar (jika dibangkrutkan dan dilikuidasi.
b. Pengolongan Reorganisasi
1. Reorganisasi Yuridis, yaitu perubahan mengenai bentuk hukum dari
suatu perusahaan atau badan usaha.
2. Reorganisasi Intern, yaitu perubahan mengenai bentuk atau struktur
organisasi (organisasi intern) dari suatu perusahaan atau badan
usaha.
3. Reorganisasi Finansial, ialah perubahan menyeluruh dari
keseluruhan struktur modal dalam perusahaan. Hal ini umumnya
ditekankan pada adanya efisiensi biaya ( khususnya biaya tetap )
yang ada pada struktur biaya perusahaan.
Reorganisasi dalam aspek finansial dilakukan untuk memperkecil
beban finansial yang tetap sifatnya, dengan asumsi bahwa
perusahaan masih mempunyai kemampuan operasional yang baik.
4. Reorganisasi operasional adalah reorganisasi yang dilakukan dalam
rangka untuk mengganti mesin-mesin maupun peralatan-peralatan
yang penggunaan jauh lebih efisien, mengurangi tenaga kerja dan
melakukan pemangkasan biaya-biaya yang semestinya tidak perlu
terjadi.
2. Standar Kelayakan.
Pengujian utama dari kelayakan adalah apakah beban tetap untuk
memperoleh pendapatan setelah reorganisasi dapat ditutup oleh
labanya atau, jika perusahaan terpaksa harus dijual, apakahb
kemampuan perusahaan memperoleh laba bisa tercermin dalam
niolai jualnya. Untuk dapat mneutup beban dari suatu perusahaan
yang ingin terus peroperasi memerlukan peningkatan laba,
penguragan beban tetap atau kedua-duanya. Bebrapa tindakan yang
diperlukan untuk meningkatkan daya penghasilan laba perusahaan
adalah sebagai berikut:
a. Memperpanjang jatuh tempo kewajiban hutang dan mengurangi
atau mengubah bebrapa klaim menjadi saham biasa.
b. Membawa bakat dan kemampuan baru kedalam perusahaan
dimana manajemnnya tidak efisien dan tidak memadai untuk
penyelesaian itu
c. Melepaskan persediaan yang usang dan melancarkan operasi
perusahaan
d. Memodernisasi pabrik dan peralatan perusahaan untuk
beroperasi dan bersaing secara berhasil atas dasar biaya
e. Meningkatkan produksi pemasaran, iklan dan fungsi-fungsi lain
melalui reorganisasi guna memungkinkan perusahaan bersaing
seecara berhasil
f. Mengembangkan produk baru seehingga perusahaan dapat
beralih dari bidang-bidang di mana kecendrungan ekonominya
tidak diinginkan kebidang di mana potensi pertumbuhan dan
stabilitas lebih besar
g. Menggabungkan perusahan ke perusahaan lain sebagai suatu
cara yang mungkin untuk mencapai langkah-langkah
sebelumnya.
PENUTUP
A. KESIMPULAN