Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH EKSTENSIFIKASI PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB

PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN


PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur)

SKRIPSI

OLEH :

NI WAYAN WINDARIYANTI
NPM : 15.02.02.1413

FAKULTAS EKONOMI, BISNIS DAN PARIWISATA


UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
DENPASAR
2020
PENGARUH EKSTENSIFIKASI PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB
PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN
PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur)

SKRIPSI

OLEH :

NI WAYAN WINDARIYANTI
NPM : 15.02.02.1413

i
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
Universitas Hindu Indonesia
Denpasar
2020
HALAMAN PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji
pada tanggal :
Tim Penguji : Tanda Tangan
1. Ketua : .......................................... .........................
2. Sekretaris : .......................................... .........................
3. Anggota : 1. ......................................... .........................
2. ........................................ .........................
3. ........................................ .........................
Mengetahui,
Pembimbing I, Pembimbing II,

S.A.P Arie Indraswarawati,SE.M.Si.Ak.CA A.A Ketut Agus Suardika,SE.M.Si


NIK : 11.85.0.052 NIK : 16.90.1.077

Dekan, Ketua Prodi Akuntansi,

Dr. Dra I Gusti Ayu Wimba,MM S.A.P. Arie Indraswarawati,SE.M.Si.Ak.CA


NIK : 196009171987032002 NIK : 11.85.0.051

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,


di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Denpasar, Juli 2020


Mahasiswa

Ni Wayan Windariyanti
NPM : 15.02.02.1413

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, skripsi yang berjudul
“Pengaruh Ekstensifikasi Pajak Dan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Studi Kasus
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur) ”, dapat diselesaikan
sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Drh I Made Damriyasa, Ms., selaku Rektor Universitas Hindu
Indonesia.
2. Dr. Dra. I Gusti Ayu Wimba, MM.,selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Bisnis
dan Pariwisata Universitas Hindu Indonesia.
3. I Wayan Sudiana, SE. M.Si.Ak.CA, selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi,
Bisnis dan Pariwisata Universitas Hindu Indonesia.
4. S.A.P Arie Indraswarawati,SE.M.Si.Ak,CA, sebagai Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata Universitas Hindu
Indonesia, serta selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga peneliti dapat merampungkan
skripsi ini.
5. Ni Komang Sumadi,SE.M.Si.Ak, Sebagi Sekretaris Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata Universitas Hindu Indonesia.
6. Anak Agung Ketut Agus Suardika,SE.M.Si., sebagai Dosen Pembimbing II
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi serta petunjuk
dalam penyusunan skripsi ini..
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata Universitas
Hindu Indonesia yang telah memberikan bantuan moral dan ilmu
pengetahuan selama peneliti menuntut ilmu di bangku kuliah.
8. Karyawan Bagian Ekstensifikasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Denpasar

iv
9. Keluarga tercinta Bapak, Ibu, adik, teman dekat, serta sahabat-sahabat
terdekat atas dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama
menempuh studi di Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata Universitas
Hindu Indonesia.
10. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi
dukungan dan motivasi.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, peneliti tetap
bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Peneliti menyadari akan
kekurangan dan keterbatasan yang ada sehingga skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dengan demikian pada kesempatan ini peneliti berharap mendapat
masukan dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sehingga skripsi
ini dapat lebih bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Denpasar, Juli 2020


Peneliti

v
Judul : “Pengaruh Ekstensifikasi Pajak Dan Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi (Studi Kasus Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur) ”
Nama : Ni Wayan Windariyanti
NIM : 15.02.02.1413

ABSTRAK

Kata kunci : Ekstensifikasi Pajak Dan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Orang
Pribadi

vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN SKRIPSI ...................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

vii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel 3.1 ..............................................................................................................

viii
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman


Gambar 3.1. ............................................................................................................

ix
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 3 Uji Validitas & Reliabilitas
Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik
Lampiran 5 Analisis Regresi Linier Berganda

x
1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Pajak sangat memiliki peranan penting baik bagi sumber pembiayaan
pembangunan maupun sebagai alat untuk menciptakan pembangunan yang sehat
bagi suatu negara. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang sehingga dapat dipaksakan, dengan tiada mendapat balas jasa
secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum
untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai
kesejahteraan umum.
Tujuan yang dapat di capai dari berlakimya pajak adalah untuk mencapai
kondisi meningkatnya ekonomi suatu daerah bahkan suatu negara yaitu untuk
membatasi konsumsi dan dengan demikian mentransfer sumber dari konsumsi ke
investasi, untuk mendorong tabungan dan menanam modal, untuk mentransfer
sumber dari tangan masyarakat ke tangan pemerintah sehingga memungkinkan
adanya investasi pemerintah, untuk memodifikasi pola investasi, untuk
mengurangi ketimpangan ekonomi dan untuk mobilisasi surplusek. Dengan
demikian dapat di ketahui bahwa pada dasamya pajak diorientasikan kepada
pelaksanaan yang tidak memberatkan bagi masyarakat dan kepastian umum
sehingga hal tersebut tidak menjadikan masyarakat secara sadar dan sukarela
untuk membayar jumlah pajak yang terhutang. Dalam pembuatan peraturan pajak
daerah, harus di dasarkan pada pemungutan pajak secara umum demi
meningkatkan kesejahteraan umum.
Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang di bebankan pada penghasilan
perseorangan, perusahaan atau badan hukum lainya. Pajak penghasilan bisa
diberlakukan perorangan, perusahaan atau badan hukum lainya. Pajak penghasilan
bisa di berlakukan progresif, proporsional, alau regresif Adapun berbagai macam
pajak penghasilan ini diantaranya PPh 21. PPh 21 adalah pasal yang mengatur
pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang di terima dan pekerjaan / jasa
baik dalam hubungan kerja maupun dari pekerjaan bebas oleh Wajib Pajak
perorangan dalam negeri. Penerimaan pajak berasal dari pemungutan yang

1
dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah dengan pengenaan terhadap
objek pajak. Pemerintah berusaha meningkatkan penerimaan pajak salah satunya
dengan upaya ekstensifikasi pajak. Hal ini dilakukan agar tercapainya target
penerimaan pajak yang juga terus meningkat setiap tahunnya.
Peraturan Diretur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 yang dimaksud
dengan: Ekstensifikasi adalah upaya pro aktif yang dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pajak dalam rangka pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak :
a. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
b. Pengusaha Kena Pajak selanjutnya disebut PKP adalah Pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan
Nilai 1984 dan perubahannya.
c. Pemberi Kerja adalah perusahaan yang membayar atau terutang gaji, upah,
tunjangan, honorarium, dan pembayaran lain dengan nama apapun sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan
oleh Pegawai, termasuk Pengurus, Komisaris, dan Pemegang Saham/
Pemilik.
d. Bendaharawan Pemerintah adalah Bendaharawan pada Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Instansi atau Lembaga Pemerintah, Lembaga Negara
lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Luar Negeri yang
membayar gaji, upah, tunjangan, honorarium dan pembayaran lain dengan
nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan.
e. Formulir Pendaftaran dan/ atau Formulir Pengukuhan adalah Formulir
Pendaftaran Wajib Pajak dan/ atau Formulir Pengukuhan PKP
sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak
mengatur tata cara pendaftaran Wajib Pajak dan/ atau pengukuhan PKP.

2
f. Nomor Pokok Wajib Pajak, selanjutnya disebut NPWP adalah nomor yang
diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
g. Daftar Sasaran Ekstensifikasi adalah daftar Wajib Pajak yang telah
memenuhi syarat subjektif dan objektif dan belum mendaftarkan diri untuk
diberikan NPWP dan/ atau dikukuhkan sebagai PKP yang disusun dari
hasil analisis data dan informasi yang dimiliki dan/ atau diperoleh KPP.

Bagian Ekstensifikasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar


Timur mengatakan bahwa di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur
saat ini sedang berupaya melakukan kegiatan Ekstensifikasi Pajak dengan
langsung mendatangi para pemberi kerja (Perusahaan). pada perusahaan tersebut
karyawan-karyawannya di data secara rinci untuk yang belum mempunyai Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang penghasilannya di atas Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) langsung di daftarkan secara lokasi dan secara kolektif di report
data. Untuk karyawan-karyawan yang sudah mempunyai NPWP di data ulang
karena di database sebelumnya belum ada Nomor Induk Kependudukan yang
tujuannya untuk mempermudah mengakses link dari wajib pajak bersangkutan.
Bagian Ekstensifikasi di KPP Pratama Denpasar Timur terbagi menjadi dua
bagian yaitu bagian Ekstensifikasi dan Intensifikasi yang mana Ekstensifikasi itu
adalah kegiatan yang tujuannya untuk mencari wajib pajak dari luar sedangkan
Intensifikasi itu memperbaiki wajib pajak yang sudah ada. Contohnya berdasarkan
PER-35/PJ/2013 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Ekstensifikasi Pajak itu
mencari NPWP wajib pajak baru, sedangkan Intensifikasinya memperbaiki data
yang sudah ada. Kegiatan Ekstensifikasi Pajak juga meliputi sosialisasi yaitu
membimbing wajib pajak yang belum melakukan Surat Pemberitahuan (SPT)
tahunan serta memberi pengetahuan wajib pajak atau penyuluhan secara langsung
ke lokasi pemberi kerja.
Vergina (2011) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor
SE.06/PJ.9/2001) tentang pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi

3
pajak. Ekstensifikasi wajib pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan
penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam
administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Dari penelitian awal, ada beberapa
perusahaan yang terjaring ekstensifikasi. Melalui AR (Account Representative),
perusahaan tersebut diminta data karyawan yang penghasilannya di atas PTKP.
Dari data tersebut kemudian, karyawan dibuatkan kartu tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak. Wajib Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) diharapkan dapat memenuhi kewajibannya sebagai penerima penghasilan.
Indonesia menganut self assessment system atau sistem pemungutan pajak yang
memberi kewenangan Wajib Pajak untuk melakukan sendiri penghitungan,
penyetoran. dan pelaporan terhadap pajak terutang sesuai ketentuan peraturan
perpajakan yang berlaku. Penentuan besarnya pajak temtang dipercayakan kepada
Wajib Pajak melalui Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan. Tingkat
Penerimaan pajak adalah ukuran seberapa besar pajak yang diterima oleh negara
dari pembayaran pajak yang dilakukan Wajib Pajak terdaftar. Namun kepatuhan
Wajib Pajak sehubungan dengan pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
tergolong masih rendah. Masih ada penduduk yang telah memenuhi kriteria
sebagai Wajib Pajak dan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP akan
tetapi belum melaksanakan kewajibannya untuk mendaftarkan diri. Berdasarkan
uraian diatas penulis tertarik untuk menulis mengenai bagaimana ekstensifikasi
pajak dan kepatuhan wajib pajak dapat memungkinkan penambahan penerimaan
pajak di KPP Pratama Denpasar dengan judul: “Pengaruh Ekstensifikasi Pajak
Dan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Tingkat Penerimaan
Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Denpasar Timur”.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat
di kemukakan dalam penelitian ini adalah :

4
1. Bagaimanakah pengaruh ekstensifikasi pajak terhadap tingkat penerimaan
pajak penghasilan orang pribadi?
2. Bagaimanakah pengaruh kepatuhan wajib pajak orang pribadi terhadap
tingkat penerimaan pajak penghasilan orang pribadi ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh ekstensifikasi pajak terhadap
tingkat penerimaan pajak penghasilan orang pribadi.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh kepatuhan wajib pajak orang
pribadi terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan orang pribadi.

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan di atas, maka penelitian ini diharapkan akan memberikan
manfaat bagi semua pihak yang terkait didalam penelitian ini diantaranya:
1. Bagi Penulis
Sebagai bukti empiris yang ada tentang pengaruh ekstensifikasi pajak dan
kepatuhan wajib pajak orang pribadi terhadap tingkat penerimaan pajak
penghasilan pada kantor pelayanan pajak pratama Denpasar Timur
2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuab pemikiran yang
mungkin akan berguna untuk meningkatkan hasil penerimaan pajak pada
kantor pelayanan pajak pratama Denpasar Timur khusunya dan menjadi
pemikiran KPP Pratama di seluruh Indonesia.

2. Kajian Pustaka

2.1 Landasan Teori dan Penelitian Sebelumnya


1. Teori Kepatuhan
Teori ini berkeyakinan bahwa tidak ada individu yang bersedia membayar
pajak sukarela. Teori Sandmo dalam Dudy (2016) mengamsusikan bahwa tingkat
ketidakpatuhan dari sisi ekonomi, perilaku wajib pajak didasarkan pada keinginan

5
memaksimalkan kegunaan yang diharapkan. Secara mendasar diyakini bahwa
penghindaran pajak berbanding kebalik pada kemungkinan terkena ukuran sanksi
yang dikenakan. Oleh karena itu individu akan selalu menantang untuk membayar
pajak secara benar, dengan demikian teori ini semata-mata meletakkan kepatuhan
pajak pada pundak wajib pajak, sementara perilaku aparat pajak (fiskus) diabaikan
sama sekali

2. Pengertian Pajak
Siti Resmi (2009:1) Definisi Pajak di kemukakan oleh Prof. Dr.Rohmat
Soemitro Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat di tunjukan, dan di gunakan untuk
membayar pengeluaran umum. Kerry Purwono (2010:7) sesuai pasal 1 angka 1
Undang - undang nomor 28 tahun 2007 , Pajak adalah kontribusi wajib pajak
kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang - undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan di gunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besamya
kemakmuran rakyat. Beberapa pendapat tentang definisi di atas maka dapat di
ambil. kesimpulan bahwa Pajak adalah Iuran wajib yang berdasarkan Undang-
undang dan bersifat memaksa dari rakyat kepada kas negara untuk di gunakan
oleh negara bagi kepentingan dan kemakmuran rakyat.

3. Pajak Penghasilan (PPh)


Resmi (2009:80), pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan
terhadap Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam
suatu tahun pajak. Adapun macam- macam dari pajak penghasilan :
a. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21
Supramono dan Damayanti (2010:34), pajak penghasilan pasal 21 adalah pajak
atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain
dengan nama apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi

6
dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa dan kegiatan.
Mardiasmo (2011:171)
b. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 Supramono dan Damayanti (2010:99),
PPh pasal 25 merupakan angsuran PPh yang harus dibayar sendiri oleh wajib
pajak untuk setiap bulan dalam tahun berjalan. Pembayaran ini dimaksudkan
untuk meringankan beban wajib pajak dalam membayar pajak terutang.

4. Ekstensifikasi Pajak Wajib Pajak


Ekstensifikasi Wajib Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan
penambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan perluasan Objek Pajak dalam
administrasi Direktorat Jendral Pajak (DJP).
Vergina (2011), didalam penelitiannya ekstensifikasi seharusnya sama
sekali tidak membebani Wajib Pajak dengan jumlah pajak yang lebih besar dari
yang seharusnya terutang berdasarkan peraturan, melainkan upaya untuk
menumbuhkan kesadaran berpajak bagi mereka yang telah menerima penghasilan
diatas PTKP dengan mendaftarkan diri dan memperoleh NPWP serta membayar
dan melaporkan secara jujur berapa besamya pajak temtangnya. Dengan adanya
upaya ini, diharapkan timbul kesadaran dari masyarakat untuk mendaffarkan diri
sebagai Wajib Pajak.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak: PER 35/PJ/20I3 Tentang Tata Cara
Ekstensifikasi Direktorat Jenderal Pajak Menimbang: bahwa dalam rangka
melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
73/PMK.03/2012 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan
Usaha, Tata Cara Pendaftaran, Pemberian, dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,
perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara
Ekstensifikasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5268); Peraturan Menteri Keuangan Republik

7
Indonesia Nomor 73/PMK.03/2012 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan
Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran, dan Penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak.

5. Kepatuhan Wajib Pajak


Kepatuhan dalam bahasa inggris adalah (compliance) yang berarti
mengikuti suatu spesifikasi, standar, atau hukum yang telah di atur dengan jelas
yang biasanaya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang daiam
suatu bidang tertentu kaitanya dengan kepatuhan wajib pajak adalah kewajiban
wajib pajak untuk mengikuti hukum yang telah di atur dengan jelas dalam hal ini
di bidang pajak. Nurohman (2012), kepatuhan Wajib Pajak dapat definisikan
sebagai berikut: "Kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan sebagai suatu
keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan
melaksanakan hak perpajakannya

6. Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan


Vergina (2011) Tingkat Penerimaan Pajak adalah ukuran seberapa besar
pajak yang diterima oleh pemerintah yang disetorkan Wajib Pajak melalui KPP
setempat atau tempat pembayaran pajak lainnya. Dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Perubahan (APBN-P) tahun 2012, target penerimaan pajak
dalam negeri tahun ini mencapai Rp.963,793 triliun. Tahun depan, target setoran
pajak akan melebihi Rp. 1.000 triliun. Lainutu (2011) Penerimaan negara
Indonesia sebagian besar dari pajak, tetapi upaya mengumpulkan dana dari pajak
bukan berarti semaksimal mungkin. Hal ini bertentangan dengan hak warga
negara Indonesia untuk tetap dapat menjalankan hidupnya yang layak. Tetapi
pengumpulan dana dari pajak diharapkan adalah seoptimal mungkin karena
memasukan dana secara optimal bukan berarti memasukan dana secara maksimal,
atau sebesar-besamya, tetapi usaha memasukan dana jangan sampai terlewatkan,
baik subjek pajak maupun objek pajak.

8
7. Penelitian Sebelumnya

a. Penelitian oleh Selviani Siahaan (2013) dalam jurnal yang berjudul “Analisis
Kegiatan Intensifikasi Dan Hubungannya Dengan Peningkatan Penerimaan
Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Pasar Rebo Jakarta” Hasil
penelitian menunjukan bahwa penerimaan PPh pasal 21 sebelum dan setelah
kegiatan intensifikasi pajak di KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo menunjukkan
kondisi, sebelum adanya kegiatan intensifikasi pajak tahun 2007, penerimaan
pajak PPh pasal 21 mengalami peningkatan, dan setelah adanya kegiatan
intensifikasi pajak antara tahun 2008 – 2010 tingkat penerimaan pajak PPh
Pasal 21 di KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo mengalami peningkatan yang
tajam dari sebelum adanya intensifikasi pajak.
b. Penelitian oleh Dewi Rina Komarawati dan Mukhtaruddin (2012) dalam
jurnal yang berjudul “Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Di Kabupaten Lahat. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Penerapan kebijakan pemerintah melalui Direktur
Jenderal Pajak dalam hal pemberian NPWP bagi wajib pajak yang telah
memenuhi persyaratan subjektif dan objektif berorientasi pada usaha
peningkatan jumlah wajib pajak yang memiliki NPWP berhasil tapi usaha
Dirjen untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak penghasilan orang
pribadi tidak berhasil.
c. Penelitian oleh Ega Skriptian Kurnia, Srikandi Kumadji, Devi Farah Azizah
(2015) dalam jurnal yang berjudul “Efektivitas Kegiatan Ekstensifikasi
Perpajakan Dalam Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan
Orang Pribadi (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan)
Hasil penelitian menunjukan bahwa Pertumbuhan realisasi penerimaan PPh
OP Baru tertinggi pada tahun 2014, sedangkan pertumbuhan realisasi
penerimaan PPh OP Baru terendah terjadi pada tahun 2012. Rendahnya
pertumbuhan realisasi penerimaan PPh OP Baru dikarenakan setiap tahun
potensi wajib pajak orang pribadi baru yang terjaring kegiatan ekstensifikasi
memiliki tingkat kemampuan ekonomi yang berbeda. Penurunan ini

9
disebabkan karena berlakunya PP Nomor 46 tahun 2013 mengakibatkan
realisasi penerimaan PPh OP dialihkan ke penerimaan PPh bersifat final.
d. Penelitian oleh Ridho Oktri Yanda (2016) dalam jurnal yang berjudul
“Kontribusi Penambahan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Baru Hasil
Kegiatan Ekstensifikasi Pada Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kepanjen). Hasil penelitian
menunjukan bahwa setiap tahunnya jumlah WP OP terdaftar di KPP Pratama
Kepanjen selalu meningkat akibat penambahan WP OP baru yang terjadi.
Namun besaran kontribusi dari PPh OP Baru yang telah diberikan sudah
cukup berarti menciptakan tambahan penerimaan dalam mencapai efektivitas
penerimaan PPh OP secara keseluruhan.

2.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiris
(Sugiyono, 2014:93). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Hubungan antara ekstensifikasi pajak terhadap tingkat penerimaan
pajak penghasilan orang pribadi.
Menurut Oktaviani (2010:2) dalam Wella (2013), ekstensifikasi seharusnya sama
sekali tidak membebani Wajib Pajak dengan jumlah pajak yang lebih besar dari
yang seharusnya terutang berdasarkan peraturan, melainkan upaya untuk
menumbuhkan kesadaran berpajak bagi mereka yang telah menerima penghasilan
diatas PTKP dengan mendaftarkan diri dan memperoleh NPWP serta membayar
dan melaporkan secara jujur berapa besarnya pajak terutangnya. Menurut Wella
(2013), ekstensifikasi pajak dapat berpengaruh terhadap penerimaan pajak
penghasilan orang pribadi jika dilakukan dengan efisien,optimal, dan tepat
sasaran. Jumlah wajib pajak baru yang terus meningkat secara logika akan

10
menambah jumlah penerimaan pajak penghasilan. Menurut Widdyah,dkk (2013),
dengan keefektifan ekstensifikasi yang dilakukan akan berdampak positif terhadap
penerimaan pajak penghasilan. Penelitian sebelumnya yang menyatakan
ekstensifikasi pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan orang
pribadi adalahVergina dan Juwita (2013).
H1: Ekstensifikasi pajak berpengaruh terhadap tingkat penerimaan pajak
penghasilan orang pribadi

2. Hubungan antara kepatuhan wajib pajak orang pribadi terhadap


tingkat penerimaan pajak penghasilan orang pribadi.
Ekstensifikasi dan upaya lain yang dilakukan pemerintah akan percuma jika tidak
ada kepatuhan dari sisi wajib pajaknya. Menurut Divianto (2013), kepatuhan
wajib pajak secara signifikan mempengaruhi tingkat penerimaan pajak
penghasilan. Seorang ahli ekonomi (Sarker: 2003) mengatakan bahwa kepatuhan
wajib pajak dapa diartikan sebagai derajat wajib pajak untuk melaksanakan aturan
perpajakan dengan baik dan benar (atau tidak benar). Sehingga semakin tingginya
tingkat kepatuhan maka peraturan perpajakan akan dijalankan dengan semakin
baik dan benar, begitu juga sebaliknya apabila tingkat kepatuhan rendah. Dalam
penggunaan informasi akuntansi dibutuhkan suatu pemahaman terkait akuntansi
tersebut. Karena akuntansi merupakan suatu ilmu yang mengharuskan
penggunanya mengerti dan memahami bagaimana akuntansi tersebut dibuat dan
digunakan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak
berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan orang pribadi yaitu Divianto
(2013).
H2: Kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap tingkat penerimaan pajak
penghasilan orang pribadi

3. Metodelogi Penelitian
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal yang bertujuan untuk menguji apakah
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2011:

11
37). Penelitian ini menguji apakah ekstensifikasi pajak dan kepatuhan wajib pajak
orang pribadi memiliki pengaruh dalam meningkatkan penerimaan pajak
penghasilan orang pribadi. Untuk pengembangan hipotesis, kerangka pemikiran
teoritis dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Ekstensifikasi pajak
(X1)

Tingkat Penerimaan pajak


penghasilan orang pribadi
(Y)
Kepatuhan wajib pajak
orang pribadi
(X2)

Gambar 3

3.2 Variabel Penelitian


Variabel independen dalam penelitian ini adalah ekstensifikasi pajak dan
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Adapun masing-masing variabel independen
adalah sebagai berikut:
1. Ekstensifikasi pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan
jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi
Direktur Jendral Pajak (DJP). Adapun indikator untuk mengukur rasio
ektentifikasi wajib pajak orang pribadi berdasarkan SE-18/PJ.22/2006 :
Key Performance Indicator yaitu:

= jumlah WP OP terdaftar x 100%


Perkiraan Jumlah Keluarga Tidak Miskin

12
2. Kepatuhan wajib pajak orang pribadi adalah orang pribadi yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan perpajakan. Adapun indikator untuk
mengukur rasio kepatuhan wajib pajak orang pribadi berdasarkan SE-
18/PJ.22/2006 : Key Performance Indicator yaitu:

= SPT tahunan PPH OP x 100%


WP OP Terdaftar

Variabel dependen yang akan diteliti adalah tingkat penerimaan pajak penghasilan
orang pribadi.
3. Tingkat Penerimaan pajak penghasilan orang pribadi adalah tingkat
penerimaan pajak penghasilan adalah ukuran pajak yang diterima oleh
pemerintah atau fiskus yang disetorkan oleh Wajib Pajak kepada
pemerintah yang dibayarkan ke KPP yang sesuai dengan daerah tempat
Wajib Pajak berada. Adapun indikator untuk mengukur rasio tingkat
penerimaan pajak yaitu :

= Realisasi PPH x 100%


Rencana PPH

3.3 Populasi dan Sampel


Pengertian populasi Menurut Sugiyono (2014:115), diartikan sebagai
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan
Penerimaan Pajak, Laporan SPT Tahunan, dan Laporan Hasil Ekstensifikasi pada
KPP Pratama Denpasar tahun 2015 - 2019.

13
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2013:116) adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.
Dari uraian di atas maka sampel pada penelitian ini adalah Laporan
Penerimaan Pajak, Laporan SPT Tahunan, dan Laporan Hasil Ekstensifikasi
selama lima tahun terakhir dari 2015-2019.
Dalam mengambil sampel, penulis menggunakan metode sampling
jenuh. Sugiyono (2013: 122) menjelaskan bahwa: “Sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah prosedur yang
sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian kualitatif,
teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui setting dari berbagai sumber
dan cara. Metode pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan masalah
penelitian yang ingin dipecahkan. Untuk memperoleh data dan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik dan alat pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan ( Library Research )
Dalam penelitan ini studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari sejumlah buku, literatur, jurnal ilmiah, website internet untuk
mendapatkan kerangka yang menjadi landasan dalam penelitian ini. Selain itu
peneliti juga mempelajari ketentuan-ketentuan perpajakan yang terkait dengan
objek penelitian untuk memahami konteks permasalahan secara mendalam
(Sepyarini, 2010).
2. Penelitian Arsip
Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan penelitian arsip
(Archival Research), merupakan penelitian terhadap fakta tertulis (dokumen) atau
berupa arsip data (Indrianto dan Supomo, 2002). Dokumen atau arsip yang diteliti

14
berdasarkan sumbernya dapat berasal dari internal seperti dokumen, arsip dan
catatan orisinil dari suatu organisasi dan juga bisa berasal dari data eksternal
seperti naskah yang telah proses pengumpulannya dikerjakan sendiri maupun
oleh orang lain (Indrianto dan Supomo, 2002).
3. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan
tanya jawab secara langsung terhadap responden untuk memperoleh keterangan
mengenai gambaran umum lokasi penelitian serta keterangan mengenai data
perpajakan atau dokumen yang dibuat atau diterbitkan oleh Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Denpasar Timur
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengumpulan dokumen-dokumen yang terkait dengan kebutuhan penelitian,
seperti data mengenai tingkat penerimaan pajak, kepatuhan wajib pajak orang
pribadi, serta jumlah SKPKB dan SKPKBT yang diterbitkan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Denpasar Timur
5. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca,
menyalin, dan mengolah dokumen atau catatan tertulis yang ada, seperti tingkat
penerimaan pajak penghasilan, kepatuhan wajib pajak, serta pemeriksaan pajak,
yaitu pencatatan jumlah SKPKB dan SKPKBT yang diterbitkan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Denpasar Timur

3.5 Teknik Analisis Data


Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan
data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan interprestasikan.

Analisis Regresi Linier Berganda


Tehnik analisis ini untuk mengetahui ketergantungan variabel terikat dengan
variabel bebas. (Nata Wirawan, 2016:257) Persamaan untuk menguji hipotesis
secara keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

15
Y = α+ b1X1 + b2X2+e
Keterangan:
Y = Tingkat penerimaan pajak penghasilan orang pribadi
α = Konstanta
b1/b2 = Koefisien regresi
X1 = Ekstensifikasi pajak
X2 = Kepatuhan wajib pajak orang pribadi
eror = Error
Analisis Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui perubahan atau variasi variabel terikat
yang disebabkan oleh variabel bebas
Uji F (F-test)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas (independen)
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama
terhadap variabel terikat (dependen)(Kuncoro,2001:98). Bila nilai F hitung lebih
besar daripada F tabel, maka dapat dikatakan bahwa semua variabel independen
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Iman Ghozali,2006).
Uji t (t-test)
Analisa ini digunakan untuk melakukan pengujian terhadap koefisien regresi
secara parsial untuk mengetahui antara variable bebas terhadap variabel terikat
dengan mengasumsikan variabel bebas lain dianggap sebagai kostanta
(Sugiyono,2014:250).

16

Anda mungkin juga menyukai