SKRIPSI
OLEH :
NI WAYAN WINDARIYANTI
NPM : 15.02.02.1413
SKRIPSI
OLEH :
NI WAYAN WINDARIYANTI
NPM : 15.02.02.1413
i
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
Universitas Hindu Indonesia
Denpasar
2020
HALAMAN PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN SKRIPSI
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji
pada tanggal :
Tim Penguji : Tanda Tangan
1. Ketua : .......................................... .........................
2. Sekretaris : .......................................... .........................
3. Anggota : 1. ......................................... .........................
2. ........................................ .........................
3. ........................................ .........................
Mengetahui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Ni Wayan Windariyanti
NPM : 15.02.02.1413
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, skripsi yang berjudul
“Pengaruh Ekstensifikasi Pajak Dan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Studi Kasus
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur) ”, dapat diselesaikan
sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Drh I Made Damriyasa, Ms., selaku Rektor Universitas Hindu
Indonesia.
2. Dr. Dra. I Gusti Ayu Wimba, MM.,selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Bisnis
dan Pariwisata Universitas Hindu Indonesia.
3. I Wayan Sudiana, SE. M.Si.Ak.CA, selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi,
Bisnis dan Pariwisata Universitas Hindu Indonesia.
4. S.A.P Arie Indraswarawati,SE.M.Si.Ak,CA, sebagai Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata Universitas Hindu
Indonesia, serta selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga peneliti dapat merampungkan
skripsi ini.
5. Ni Komang Sumadi,SE.M.Si.Ak, Sebagi Sekretaris Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata Universitas Hindu Indonesia.
6. Anak Agung Ketut Agus Suardika,SE.M.Si., sebagai Dosen Pembimbing II
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi serta petunjuk
dalam penyusunan skripsi ini..
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata Universitas
Hindu Indonesia yang telah memberikan bantuan moral dan ilmu
pengetahuan selama peneliti menuntut ilmu di bangku kuliah.
8. Karyawan Bagian Ekstensifikasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Denpasar
iv
9. Keluarga tercinta Bapak, Ibu, adik, teman dekat, serta sahabat-sahabat
terdekat atas dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama
menempuh studi di Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata Universitas
Hindu Indonesia.
10. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi
dukungan dan motivasi.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, peneliti tetap
bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Peneliti menyadari akan
kekurangan dan keterbatasan yang ada sehingga skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dengan demikian pada kesempatan ini peneliti berharap mendapat
masukan dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sehingga skripsi
ini dapat lebih bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
v
Judul : “Pengaruh Ekstensifikasi Pajak Dan Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi (Studi Kasus Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur) ”
Nama : Ni Wayan Windariyanti
NIM : 15.02.02.1413
ABSTRAK
Kata kunci : Ekstensifikasi Pajak Dan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Orang
Pribadi
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN SKRIPSI ...................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
vii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel 3.1 ..............................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 3 Uji Validitas & Reliabilitas
Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik
Lampiran 5 Analisis Regresi Linier Berganda
x
1. Pendahuluan
1
dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah dengan pengenaan terhadap
objek pajak. Pemerintah berusaha meningkatkan penerimaan pajak salah satunya
dengan upaya ekstensifikasi pajak. Hal ini dilakukan agar tercapainya target
penerimaan pajak yang juga terus meningkat setiap tahunnya.
Peraturan Diretur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 yang dimaksud
dengan: Ekstensifikasi adalah upaya pro aktif yang dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pajak dalam rangka pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak :
a. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
b. Pengusaha Kena Pajak selanjutnya disebut PKP adalah Pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan
Nilai 1984 dan perubahannya.
c. Pemberi Kerja adalah perusahaan yang membayar atau terutang gaji, upah,
tunjangan, honorarium, dan pembayaran lain dengan nama apapun sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan
oleh Pegawai, termasuk Pengurus, Komisaris, dan Pemegang Saham/
Pemilik.
d. Bendaharawan Pemerintah adalah Bendaharawan pada Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Instansi atau Lembaga Pemerintah, Lembaga Negara
lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Luar Negeri yang
membayar gaji, upah, tunjangan, honorarium dan pembayaran lain dengan
nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan.
e. Formulir Pendaftaran dan/ atau Formulir Pengukuhan adalah Formulir
Pendaftaran Wajib Pajak dan/ atau Formulir Pengukuhan PKP
sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak
mengatur tata cara pendaftaran Wajib Pajak dan/ atau pengukuhan PKP.
2
f. Nomor Pokok Wajib Pajak, selanjutnya disebut NPWP adalah nomor yang
diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
g. Daftar Sasaran Ekstensifikasi adalah daftar Wajib Pajak yang telah
memenuhi syarat subjektif dan objektif dan belum mendaftarkan diri untuk
diberikan NPWP dan/ atau dikukuhkan sebagai PKP yang disusun dari
hasil analisis data dan informasi yang dimiliki dan/ atau diperoleh KPP.
3
pajak. Ekstensifikasi wajib pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan
penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam
administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Dari penelitian awal, ada beberapa
perusahaan yang terjaring ekstensifikasi. Melalui AR (Account Representative),
perusahaan tersebut diminta data karyawan yang penghasilannya di atas PTKP.
Dari data tersebut kemudian, karyawan dibuatkan kartu tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak. Wajib Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) diharapkan dapat memenuhi kewajibannya sebagai penerima penghasilan.
Indonesia menganut self assessment system atau sistem pemungutan pajak yang
memberi kewenangan Wajib Pajak untuk melakukan sendiri penghitungan,
penyetoran. dan pelaporan terhadap pajak terutang sesuai ketentuan peraturan
perpajakan yang berlaku. Penentuan besarnya pajak temtang dipercayakan kepada
Wajib Pajak melalui Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan. Tingkat
Penerimaan pajak adalah ukuran seberapa besar pajak yang diterima oleh negara
dari pembayaran pajak yang dilakukan Wajib Pajak terdaftar. Namun kepatuhan
Wajib Pajak sehubungan dengan pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
tergolong masih rendah. Masih ada penduduk yang telah memenuhi kriteria
sebagai Wajib Pajak dan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP akan
tetapi belum melaksanakan kewajibannya untuk mendaftarkan diri. Berdasarkan
uraian diatas penulis tertarik untuk menulis mengenai bagaimana ekstensifikasi
pajak dan kepatuhan wajib pajak dapat memungkinkan penambahan penerimaan
pajak di KPP Pratama Denpasar dengan judul: “Pengaruh Ekstensifikasi Pajak
Dan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Tingkat Penerimaan
Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Denpasar Timur”.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat
di kemukakan dalam penelitian ini adalah :
4
1. Bagaimanakah pengaruh ekstensifikasi pajak terhadap tingkat penerimaan
pajak penghasilan orang pribadi?
2. Bagaimanakah pengaruh kepatuhan wajib pajak orang pribadi terhadap
tingkat penerimaan pajak penghasilan orang pribadi ?
2. Kajian Pustaka
5
memaksimalkan kegunaan yang diharapkan. Secara mendasar diyakini bahwa
penghindaran pajak berbanding kebalik pada kemungkinan terkena ukuran sanksi
yang dikenakan. Oleh karena itu individu akan selalu menantang untuk membayar
pajak secara benar, dengan demikian teori ini semata-mata meletakkan kepatuhan
pajak pada pundak wajib pajak, sementara perilaku aparat pajak (fiskus) diabaikan
sama sekali
2. Pengertian Pajak
Siti Resmi (2009:1) Definisi Pajak di kemukakan oleh Prof. Dr.Rohmat
Soemitro Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat di tunjukan, dan di gunakan untuk
membayar pengeluaran umum. Kerry Purwono (2010:7) sesuai pasal 1 angka 1
Undang - undang nomor 28 tahun 2007 , Pajak adalah kontribusi wajib pajak
kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang - undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan di gunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besamya
kemakmuran rakyat. Beberapa pendapat tentang definisi di atas maka dapat di
ambil. kesimpulan bahwa Pajak adalah Iuran wajib yang berdasarkan Undang-
undang dan bersifat memaksa dari rakyat kepada kas negara untuk di gunakan
oleh negara bagi kepentingan dan kemakmuran rakyat.
6
dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa dan kegiatan.
Mardiasmo (2011:171)
b. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 Supramono dan Damayanti (2010:99),
PPh pasal 25 merupakan angsuran PPh yang harus dibayar sendiri oleh wajib
pajak untuk setiap bulan dalam tahun berjalan. Pembayaran ini dimaksudkan
untuk meringankan beban wajib pajak dalam membayar pajak terutang.
7
Indonesia Nomor 73/PMK.03/2012 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan
Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran, dan Penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak.
8
7. Penelitian Sebelumnya
a. Penelitian oleh Selviani Siahaan (2013) dalam jurnal yang berjudul “Analisis
Kegiatan Intensifikasi Dan Hubungannya Dengan Peningkatan Penerimaan
Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Pasar Rebo Jakarta” Hasil
penelitian menunjukan bahwa penerimaan PPh pasal 21 sebelum dan setelah
kegiatan intensifikasi pajak di KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo menunjukkan
kondisi, sebelum adanya kegiatan intensifikasi pajak tahun 2007, penerimaan
pajak PPh pasal 21 mengalami peningkatan, dan setelah adanya kegiatan
intensifikasi pajak antara tahun 2008 – 2010 tingkat penerimaan pajak PPh
Pasal 21 di KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo mengalami peningkatan yang
tajam dari sebelum adanya intensifikasi pajak.
b. Penelitian oleh Dewi Rina Komarawati dan Mukhtaruddin (2012) dalam
jurnal yang berjudul “Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Di Kabupaten Lahat. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Penerapan kebijakan pemerintah melalui Direktur
Jenderal Pajak dalam hal pemberian NPWP bagi wajib pajak yang telah
memenuhi persyaratan subjektif dan objektif berorientasi pada usaha
peningkatan jumlah wajib pajak yang memiliki NPWP berhasil tapi usaha
Dirjen untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak penghasilan orang
pribadi tidak berhasil.
c. Penelitian oleh Ega Skriptian Kurnia, Srikandi Kumadji, Devi Farah Azizah
(2015) dalam jurnal yang berjudul “Efektivitas Kegiatan Ekstensifikasi
Perpajakan Dalam Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan
Orang Pribadi (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan)
Hasil penelitian menunjukan bahwa Pertumbuhan realisasi penerimaan PPh
OP Baru tertinggi pada tahun 2014, sedangkan pertumbuhan realisasi
penerimaan PPh OP Baru terendah terjadi pada tahun 2012. Rendahnya
pertumbuhan realisasi penerimaan PPh OP Baru dikarenakan setiap tahun
potensi wajib pajak orang pribadi baru yang terjaring kegiatan ekstensifikasi
memiliki tingkat kemampuan ekonomi yang berbeda. Penurunan ini
9
disebabkan karena berlakunya PP Nomor 46 tahun 2013 mengakibatkan
realisasi penerimaan PPh OP dialihkan ke penerimaan PPh bersifat final.
d. Penelitian oleh Ridho Oktri Yanda (2016) dalam jurnal yang berjudul
“Kontribusi Penambahan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Baru Hasil
Kegiatan Ekstensifikasi Pada Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kepanjen). Hasil penelitian
menunjukan bahwa setiap tahunnya jumlah WP OP terdaftar di KPP Pratama
Kepanjen selalu meningkat akibat penambahan WP OP baru yang terjadi.
Namun besaran kontribusi dari PPh OP Baru yang telah diberikan sudah
cukup berarti menciptakan tambahan penerimaan dalam mencapai efektivitas
penerimaan PPh OP secara keseluruhan.
2.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiris
(Sugiyono, 2014:93). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Hubungan antara ekstensifikasi pajak terhadap tingkat penerimaan
pajak penghasilan orang pribadi.
Menurut Oktaviani (2010:2) dalam Wella (2013), ekstensifikasi seharusnya sama
sekali tidak membebani Wajib Pajak dengan jumlah pajak yang lebih besar dari
yang seharusnya terutang berdasarkan peraturan, melainkan upaya untuk
menumbuhkan kesadaran berpajak bagi mereka yang telah menerima penghasilan
diatas PTKP dengan mendaftarkan diri dan memperoleh NPWP serta membayar
dan melaporkan secara jujur berapa besarnya pajak terutangnya. Menurut Wella
(2013), ekstensifikasi pajak dapat berpengaruh terhadap penerimaan pajak
penghasilan orang pribadi jika dilakukan dengan efisien,optimal, dan tepat
sasaran. Jumlah wajib pajak baru yang terus meningkat secara logika akan
10
menambah jumlah penerimaan pajak penghasilan. Menurut Widdyah,dkk (2013),
dengan keefektifan ekstensifikasi yang dilakukan akan berdampak positif terhadap
penerimaan pajak penghasilan. Penelitian sebelumnya yang menyatakan
ekstensifikasi pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan orang
pribadi adalahVergina dan Juwita (2013).
H1: Ekstensifikasi pajak berpengaruh terhadap tingkat penerimaan pajak
penghasilan orang pribadi
3. Metodelogi Penelitian
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal yang bertujuan untuk menguji apakah
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2011:
11
37). Penelitian ini menguji apakah ekstensifikasi pajak dan kepatuhan wajib pajak
orang pribadi memiliki pengaruh dalam meningkatkan penerimaan pajak
penghasilan orang pribadi. Untuk pengembangan hipotesis, kerangka pemikiran
teoritis dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Ekstensifikasi pajak
(X1)
Gambar 3
12
2. Kepatuhan wajib pajak orang pribadi adalah orang pribadi yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan perpajakan. Adapun indikator untuk
mengukur rasio kepatuhan wajib pajak orang pribadi berdasarkan SE-
18/PJ.22/2006 : Key Performance Indicator yaitu:
Variabel dependen yang akan diteliti adalah tingkat penerimaan pajak penghasilan
orang pribadi.
3. Tingkat Penerimaan pajak penghasilan orang pribadi adalah tingkat
penerimaan pajak penghasilan adalah ukuran pajak yang diterima oleh
pemerintah atau fiskus yang disetorkan oleh Wajib Pajak kepada
pemerintah yang dibayarkan ke KPP yang sesuai dengan daerah tempat
Wajib Pajak berada. Adapun indikator untuk mengukur rasio tingkat
penerimaan pajak yaitu :
13
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2013:116) adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.
Dari uraian di atas maka sampel pada penelitian ini adalah Laporan
Penerimaan Pajak, Laporan SPT Tahunan, dan Laporan Hasil Ekstensifikasi
selama lima tahun terakhir dari 2015-2019.
Dalam mengambil sampel, penulis menggunakan metode sampling
jenuh. Sugiyono (2013: 122) menjelaskan bahwa: “Sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.
14
berdasarkan sumbernya dapat berasal dari internal seperti dokumen, arsip dan
catatan orisinil dari suatu organisasi dan juga bisa berasal dari data eksternal
seperti naskah yang telah proses pengumpulannya dikerjakan sendiri maupun
oleh orang lain (Indrianto dan Supomo, 2002).
3. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan
tanya jawab secara langsung terhadap responden untuk memperoleh keterangan
mengenai gambaran umum lokasi penelitian serta keterangan mengenai data
perpajakan atau dokumen yang dibuat atau diterbitkan oleh Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Denpasar Timur
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengumpulan dokumen-dokumen yang terkait dengan kebutuhan penelitian,
seperti data mengenai tingkat penerimaan pajak, kepatuhan wajib pajak orang
pribadi, serta jumlah SKPKB dan SKPKBT yang diterbitkan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Denpasar Timur
5. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca,
menyalin, dan mengolah dokumen atau catatan tertulis yang ada, seperti tingkat
penerimaan pajak penghasilan, kepatuhan wajib pajak, serta pemeriksaan pajak,
yaitu pencatatan jumlah SKPKB dan SKPKBT yang diterbitkan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Denpasar Timur
15
Y = α+ b1X1 + b2X2+e
Keterangan:
Y = Tingkat penerimaan pajak penghasilan orang pribadi
α = Konstanta
b1/b2 = Koefisien regresi
X1 = Ekstensifikasi pajak
X2 = Kepatuhan wajib pajak orang pribadi
eror = Error
Analisis Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui perubahan atau variasi variabel terikat
yang disebabkan oleh variabel bebas
Uji F (F-test)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas (independen)
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama
terhadap variabel terikat (dependen)(Kuncoro,2001:98). Bila nilai F hitung lebih
besar daripada F tabel, maka dapat dikatakan bahwa semua variabel independen
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Iman Ghozali,2006).
Uji t (t-test)
Analisa ini digunakan untuk melakukan pengujian terhadap koefisien regresi
secara parsial untuk mengetahui antara variable bebas terhadap variabel terikat
dengan mengasumsikan variabel bebas lain dianggap sebagai kostanta
(Sugiyono,2014:250).
16