Anda di halaman 1dari 8

 

Materi Kuliah 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 

 
 

Pertemuan ke-10 
CP-MK: 
1. Menjelaskan pengertian laba kotor
2. Menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi laba kotor
3. Menjelaskan manfaat analisis laba kotor
4. Membuat skema perencanaan laba kotor

 

 

Analisis Laba Kotor 

Laba atau keuntungan merupakan salah satu tujuan utama perusahaan dalam menjalankan
aktivitasnya. Pihak manajemen selalu merencanakan besar perolehan laba setiap periode, yang
ditentukan melalui target yang harus dicapai. Penentuan target besarnya laba ini penting guna
mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Di samping itu, dengan adanya target yang harus dicapai, pihak manajemen termotivasi
untuk bekerja secara optimal. Hal ini penting, karena pencapaian target ini merupakan salah satu
ukuran keberhasilan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, sekaligus ukuran kinerja pihak
manajemen ke depan. Kemudian, bagi pihak manajemen, perolehan laba perusahaan tidak hanya
sekedar laba saja, tetapi harus memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya, ada jumlah angka
(baik unit maupun rupiah) laba yang harus dicapai oleh manajemen suatu perusahaan setiap
periodenya.

Pengertian Laba Kotor

Dalam praktiknya, laba yang diperoleh perusahaan terdiri dari dua macam, yaitu:

1. Laba kotor, artinya laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya yang menjadi
beban perusahaan, atau dengan kata lain, laba keseluruhan yang pertama sekali
perusahaan peroleh.
2. Laba bersih, yaitu laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban
perusahaan dalam suatu periode tertentu, termasuk pajak.

Penyebab besar kecilnya perolehan laba kotor yang didapat setiap periode perlu dilakukan
analisis lebih lanjut. Analisis ini penting guna mengetahui dan memahami penyebab terjadinya

 

 
perolehan laba kotor tersebut, kemudian guna memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan ke
depan. Analisis ini dikenal dengan nama analisis laba kotor.

Secara umum, pengertian analisis laba kotor adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu periode, serta sebab-sebab berubahnya laba
kotor tersebut antara dua atau lebih periode. Selanjutnya, dengan diketahui penyebabnya, dapat
digunakan untuk memutuskan kebijakan ke depan yang berkaitan dengan laba tersebut. Adapun
data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis laba kotor adalah:

1. Target yang telah ditetapkan, yaitu jumlah angka atau persentase laba yang sebelumnya
telah ditetapkan oleh manajemen. Target ini ditentukan sebelum perusahaan menjalankan
aktivitasnya.
2. Pencapaian hasil laba pada periode tersebut, dengan kata lain, laba aktual yang diperoleh
pada periode ini. Dengan demikian, laba periode ini, diketahui apakah sama dengan
angka yang telah ditargetkan sebelumnya.
3. Laba pada beberapa periode sebelumnya, merupakan perolehan laba beberapa periode
yang lalu, lebih dari satu periode ke belakang. Kegunaannya adalah untuk melihat trend
perjalanan laba perusahaan dari periode ke periode.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Kotor

Perubahan laba kotor disebabkan tiga faktor berikut ini:

1. Berubahnya harga jual, artinya berubahnya harga jual yang dianggarkan dengan harga
jual pada periode sebelumnya.
2. Berubahnya jumlah kuantitas (volume) barang yang dijual, artinya perubahan jumlah
barang yang dijual dari jumlah yang dianggarkan dengan jumlah periode sebelumnya.
3. Berubahnya harga pokok penjualan, maksudnya perubahan harga pokok penjualan dari
yang dianggarkan dengan harga pokok penjualan pada periode sebelumnya.

Sebagai contoh, perubahan harga jual yang tinggi akan mengakibatkan kemungkinan turunnya
jumlah barang yang dijual, atau sebaliknya. Hal ini disebabkan kemungkinan konsumen akan

 

 
berpindah ke produk yang harganya relatif lebih murah. Kemungkinan juga konsumen akan
menunda atau mengurangi jumlah pembelian dari sebelumnya. Demikian pula jika terjadi
penurunan harga, belum tentu mampu untuk meningkatkan porsi penjualan. Namun, dalam
praktiknya penurunan harga jual mampu meningkatkan jumlah atau volume penjualan.
Sementara itu, pendapatan dari hasil penjualan sudah pasti akan lebih rendah jika tidak
diimbangi dengan peningkatan harga jualnya dan volume penjualan. Harga pokok penjualan
suatu produk banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain:

1. harga bahan baku;


2. upah tenaga kerja;
3. serta kenaikan harga secara umum.

Peningkatan biaya di atas akan dapat meningkatkan harga pokok penjualan. Akibatnya tentu
akan mempengaruhi harga jual persatuan dan jika harga jual tidak dinaikkan, persentase
keuntungan semakin mengecil. Artinya, laba kotor juga akan ikut turun.

Faktor lainnya yang perlu dicermati adalah adanya ketidakefisienan dalam memproduksi
barang atau jasa, atau menjual barang yang berakibat terjadinya pemborosan. Misalnya,
pengiriman pesanan yang tidak tetap waktu akan mempengaruhi penjualan. Begitu pula dengan
pemakaian bahan yang terjadi pemborosan, sehingga ada biaya-biaya yang tidak perlu keluar,
justru menjadi beban. Dan yang paling fatal adalah adanya unsur kecurangan dari pihak
manajemen perusahaan yang “bermain” dengan pihak lain. Demikian pula apabila kecurangan
terjadi yang diakibatkan oleh pihak ketiga, hal ini sudah pasti sangat mempengaruhi keduanya.

Manfaat Analisis Laba Kotor

Analisis laba kotor merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi manajemen
guna mengambil keputusan untuk masa sekarang dan yang akan datang. Artinya, analisis laba
kotor akan banyak membantu manajemen dalam melakukan tindakan apa yang akan diambil ke
depan dengan kondisi yang terjadi sekarang atau untuk mengevaluasi apa penyebab turun atau

 

 
naiknya laba kotor tersebut, sehingga target tidak tercapai. Dengan demikian, analisis laba kotor
memberikan manfaat yang cukup banyak bagi pihak manajemen.

Secara umum, manfaat yang dapat diperoleh dari analisis laba kotor adalah:
1. untuk mengetahui penyebab turunnya harga jual;
2. untuk mengetahui penyebab naiknya harga jual;
3. untuk mengetahui penyebab turunnya harga pokok penjualan;
4. untuk mengetahui penyebab naiknya harga pokok penjualan;
5. sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian penjualan akibat naik turunnya harga jual;
6. sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian produksi akibat naik turunnya harga pokok;
7. sebagai salah satu alat ukur untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode;
8. sebagai bahan untuk menentukan kebijakan manajemen ke depan dengan mencermati
kegagalan atau kesuksesan pencapaian laba kotor sebelumnya.

Skema Perencanaan Laba Kotor

Dalam membuat rencana laba, perlu terlebih dulu ditentukan atau dianggarkan target laba
yang ingin dicapai, baru kemudian disusun harga jual yang harus dipasang. Penyusunan rencana
anggaran yang akan dijalankan oleh suatu perusahaan haruslah mempertimbangkan berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian target tersebut, antara lain:

1. volume penjualan tahun sebelumnya;


2. harga jual periode sebelumnya;
3. kecenderungan permintaan terhadap produk yang ditawarkan dari tahun ke tahun;
4. kondisi persaingan, baik lokal maupun internasional;
5. kecenderungan inflasi secara umum;
6. kondisi perekonomian pemerintah dan masyarakat;
7. kecenderungan perubahan selera masyarakat;
8. budget p​ romosi yang harus dianggarkan.

Khususnya dalam menyusun anggaran laba kotor harus dipertimbangkan pula


ketersediaan bahan baku dan prediksi kenaikan harga pokok penjualan dari tahun ke tahun

 

 
sebelumnya. Ketersediaan bahan baku penting mengingat apabila terjadi kelangkaan atau
keterlambatan, akan berakibat pada harga jual dan jumlah barang yang dijual. Demikian pula
dengan kenaikan harga pokok penjualan.

Berikut ini contoh anggaran laba kotor PT. Akase untuk beberapa produk per unit:

Jenis Produk Harga Jual Unit Harga Pokok Unit Laba Kotor Unit

Mawar Rp 120 Rp 80 Rp 40

Melati Rp 140 Rp 90 Rp 50

Kamboja Rp 170 Rp 100 Rp 70

Berikut ini anggaran laba kotor PT. Akase untuk beberapa produk secara total:

Jenis Produk Jumlah Unit yang Laba Kotor Unit Laba Kotor
Dijual Keseluruhan

Mawar 10.000 Rp 40 Rp 400.000

Melati 10.000 Rp 50 Rp 500.000

Kamboja 10.000 Rp 70 Rp 700.000

Penjualan dan harga pokok penjualan secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut:

Jenis Produk Total Penjualan Harga Pokok Laba Kotor


Penjualan Keseluruhan

Mawar Rp 1.200.000 Rp 800.000 Rp 400.000

Melati Rp 1.400.000 Rp 900.000 Rp 500.000

Kamboja Rp 1.700.000 Rp 1.000.000 Rp 700.000

Jumlah Rp 4.300.000 Rp 2.700.000 Rp 1.600.000

Anggaran yang telah disusun di atas kemudian dibandingkan hasil yang sesungguhnya yang telah
dicapai dalam periode tersebut.

 

 
Berikut adalah realisasi harga jual, harga pokok penjualan, dan laba kotor per unit untuk
masing-masing produk:

Jenis Produk Harga Jual Unit Harga Pokok Unit Laba Kotor Unit

Mawar Rp 120 Rp 90 Rp 30

Melati Rp 150 Rp 90 Rp 60

Kamboja Rp 180 Rp 105 Rp 75

Berikut ini realisasi laba kotor untuk beberapa produk secara total:

Jenis Produk Jumlah Unit yang Laba Kotor Unit Laba Kotor
Dijual Keseluruhan

Mawar 9.000 Rp 30 Rp 270.000

Melati 10.000 Rp 60 Rp 600.000

Kamboja 8.000 Rp 75 Rp 600.000

Penjualan dan harga pokok penjualan secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut:

Jenis Produk Total Penjualan Harga Pokok Laba Kotor


Penjualan Keseluruhan

Mawar Rp 1.080.000 Rp 810.000 Rp 270.000

Melati Rp 1.500.000 Rp 900.000 Rp 600.000

Kamboja Rp 1.440.000 Rp 840.000 Rp 600.000

Jumlah Rp 4.020.000 Rp 2.550.000 Rp 1.470.000

 

 

Dari hasil realisasi penjualan ini dapat dilihat perbedaan dengan anggaran yang telah ditetapkan,
yaitu sebagai berikut:

Penjualan HPP Laba Kotor

Target Rp 4.300.000 Rp 2.700.000 Rp 1.600.000

Realisasi Rp 4.020.000 Rp 2.550.00 Rp 1.470.000

Penurunan Rp 280.000 Rp 150.000 Rp 130.000

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perusahaan tidak mampu mencapai target laba yang
diinginkan. Hal ini disebabkan oleh:
1. adanya kenaikan harga pokok penjualan;
2. kenaikan harga jual unit;
3. tidak tercapainya jumlah penjualan.

DAFTAR PUSTAKA

Utama:

Kasmir. 2010. ​Analisa Laporan Keuangan​. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai