Anda di halaman 1dari 27

Analisis

Laba Kotor
KELOMPOK 10:
ALFIRA ISNAINI RAHMATULLAH (22809334073)
MELIA NUR ISNAENI (22809334083)
ANGGUN NUR BUDIWHANTY (22809334084)
AGNES NATALIA DAMAYANTI (22809334091)
Pengertian Analisis Laba Kotor

Dalam praktiknya, laba yang diperoleh perusahaan terdiri dari dua macam,
yaitu:
1. laba kotor (gross profit); dan
2. laba bersih (net profit).

Laba kotor artinya laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya


yang menjadi beban perusahaan. Artinya laba keseluruhan yang pertama
sekali perusahaan peroleh. Sementara itu, laba bersih merupakan laba
yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan
dalam suatu periode tertentu, termasuk pajak.
Analisis Laba Kotor

Pengertian analisis laba kotor adalah analisis yang digunakan untuk


mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu periode, serta sebab-
sebab berubahnya laba kotor tersebut antara dua atau lebih periode.
Selanjutnya dengan diketahui penyebabnya, dapat digunakan untuk
memutuskan kebijakan ke depan yang berkaitan dengan laba tersebut.

Untuk melakukan analisis laba kotor, diperlukan berbagai data


perusahaan. Adapun data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis laba
kotor adalah:
1. target yang telah ditetapkan;
2. pencapaian hasil laba pada periode tersebut;
3. laba pada beberapa periode sebelumnya.
Faktor
mempengaruhi laba
kotor
1. Berubahnya Harga Jual
Artinya, berubahnya harga jual yang dianggarkan dengan
harga jual pada periode sebelumnya. Misalnya harga jual
yang ditetapkan sebelumnya Rp100,00 per unit dinaikkan
menjadi Rp110,00 per unit atau sebaliknya karena
berbagai sebab harga jual justru diturunkan. Perubahan
ini jelas akan berdampak serhadap perolehan dari nilai
jual tersebut.
2. Berubahnya Jumlah Kuantitas (Volume) Barang yang Dijual

Artinya, perubahan jumlah barang yang dijual dari jumlah yang


dianggarkan dengan jumlah periode sebelum. Sama seperti harga
jual perubahan jumlah barang yang dijual, misalnya dari jumlah
yang ditargetkan terjual 1.000, unit, namun hanya terjual 900 unit
atau sebaliknya naik menjadi 1.100 unit jelas akan mengakibatkan
perubahan peroleh dari nilai jual tersebut
3. Berubahnya Harga Pokok Penjualan

Maksudnya perubahan harga pokok penjualan dari yang


dianggarkan dengan harga pokok penjualan pada periode
sebelum. Perubahan ini mungkin disebabkan karena adanya
kenaikan harga pokok penjualan dari sumber utamanya, misalnya
kenaikan atau penurunan harga bahan baku atau akibat kenaikan
dari biaya- biaya yang dibebankan dari sebelumnya.
Manfaat Analisis laba
Kotor
Untuk Mengetahui Penyebab Turunnya Harga Jual
Dengan diketahuinya penyebab naik turunnya harga, pihak
manajemen dapat memprediksi berbagai hal, terutama berkaitan
dengan penentuan harga jual ke depan dan target harga jual yang
lebih realistis.

Untuk Mengetahui Penyebab Naiknya Harga Jual


Kenaikan harga jual perlu dicermati penyebabnya, sebab naiknya
harga jual ini sangat memengaruhi perolehan laba kotor perusahaan.
Faktor penyebab naiknya harga jual dapat berasal dari dalam
perusahaan, misalnya kenaikan biaya-biaya
Untuk Mengetahui Penyebab Turunnya Harga Pokok Penjualan
Penyebab menurunnya harga jual tidak jauh berbeda dengan kenaikan
harga pokok penjualan. Hanya saja penurunan harga pokok penjualan
akan membuat perusahaan berusaha keras untuk bekerja lebih efisien
dibandingkan dengan pesaing.

Untuk Mengetahui Penyebab Naiknya Harga Pokok Penjualan


Penyebab naiknya harga pokok penjualan juga sangat penting untuk
diketahui oleh perusahaan karena dengan diketahuinya penyebab
naiknya harga pokok penjualan. perusahaan pada akhirnya mampu
menyesuaikan dengan harga jual dan biaya- biaya lainnya.
Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Bagian Penjualan
Analisis laba kotor juga memberikan manfaat sebagai bentuk
pertanggungjawaban bagian penjualan akibat naik harga jual. Artinya
ada pihak-pihak yang memang seharusnya bertanggung jawab apabila
terjadi kenaikan atau penurunan harga jual

Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Bagian Produksi


Analisis laba kotor juga memberikan manfaat sebagai bentuk
pertanggungjawaban bagian produksi akibat turunnya harga pokok
penjualan. Artinya untuk urusan harga pokok penjualan, pihak bagian
produksilah yang bertanggung jawab.
Sebagai Salah Satu Alat Ukur untuk Menilai Kinerja Manajemen
Sudah pasti analisis laba kotor ini pada akhirnya akan memberikan manfaat
untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode. Artinya hasil yang
diperoleh dari analisis laba kotor akan menentukan kinerja manajemen ke
depan.

Sebagai Bahan untuk Menentukan Kebijakan Manajemen ke Depan


Analisis laba kotor digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan
manajemen ke depan dengan mencermati kegagalan atau kesuksesan
pencapaian laba kotor sebelumnya. Jika berhasil, manajemen mungkin sekarang
akan dipertahankan atau bahkan ada yang dipromosikan ke jabatan yang lebih
tinggi
Contoh Analisis Laba Kotor
Kasus 1
PT Yumiko Maharani Tbk memiliki laporan laba rugi tahun 2006 dan 2007 dan harga jual persatuan, harga
pokok persatuan serta jumlah barang yang dijual dari kedua periode tersebut yaitu sebagai berikut.
Contoh Analisis Laba Kotor
Dari data di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Terjadi peningkatan penjualan sebanyak Rp65.000 dari tahun sebelumnya, yaitu penjualan pada tahun
2006 sebesar Rp100.000 menjadi Rp 165.000 pada tahun 2007.
2. Harga pokok penjualan juga meningkat sebesar Rp35.000 yaitu dari tahun 2006 sebesar Rp75.000 menjadi
Rp 110.000 pada tahun 2007.
3. Laba kotor juga meningkat sebesar 100% atau sebesar Rp25.000 dari pada tahun 2006 menjad Rp
50.000 pada tahun 2007
4. Jumlah barang yang dijual meningkat sebesar 100 unit atau 10%, yakni dari 1.000 unit pada tahun 2006
menjadi 1.100 unit pada tahun 2007.
5. Harga persatuan meningkat sebesar Rp 50 dari Rp100 pada tahun 2006 menjadi Rp150 pada tahun
2007
6. Harga pokok persatuan meningkat sebesar Rp25 yakni dari Rp75 pada tahun 2006 menjadi Rp100
pada tahun 2007.
Untuk menganalisis perubahan laba rugi di atas, diperlukan tahap-tahap analisis. Tujuannya adalah di
samping memudahkan kita melakukan analisis, juga mempermudah dalam memahaminya. Adapun tahap-
tahap analisis yang harus dilakukan adalah sebagai di slide berikutnya.

2007.
Contoh Analisis Laba Kotor
Langkah Pertama : Membuat Tabel Perubahan
Contoh Analisis Laba Kotor
Langkah Kedua : Menganalisis Sebab-Sebab
Perubahan Analisis pertama adalah perubahan laba kotor yang diakibatkan penjualan yaitu
jumlah (kuantitas) penjualan dengan harga jual.

Rumus yang dapat digunakan adalah :


Qt2 (Pr2 Pr1)

Di mana:
Qt1= jumlah atau volume produk sebelumnya atau yang dianggarkan
Qt2=jumlah atau volume produk yang dijual sesungguhnya
Prl =harga pertama (harga tahun sebelumnya atau yang dianggarkan)
Pr2 = harga kedua (harga yang sesungguhnya)
Dibuku pada Hal 315 dan 316
Dibuku pada Hal 317
Contoh Analisis Laba Kotor
Langkah Ketiga : Membuat laporan Perubahan laba Rugi
Perencanaan Laba
Kotor
Perencanaan Laba Kotor
Membuat rencana laba suatu perusahaan merupakan
kewajiban yang harus dilakukan oleh suatu usaha sebelum
suatu kegiatan dijalankan. Dalam membuat rencana laba,
perlu terlebih dahulu ditentukan atau dianggarkan target
laba yang ingin dicapai dan juga perlu ditentukan volume
penjualan. Penyusunan rencana anggaran atau bujet yang
akan dijalankan oleh suatu perusahaan harus
mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi pencapaian target tersebut.
Faktor Faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan Laba Kotor
Volume penjualan tahun sebelumnya
Harga jual periode sebelumnya
Kecenderungan permintaan terhadap produk yang ditawarkan dari
tahun ke tahun
Kondisi persaingan baik lokal maupun internasional
Kecenderungan inflasi secara umum
kondisi perekonomian pemerintah dan masyarakat
kecenderungan perubahan selera masyarakat
bujet promosi yang harus dianggarkan
pertimbangan lainnya.
Contoh Perencanaan
Laba Kotor
Pertimbangan dalam penyusunan bujet laba tersebut
kondisi keuangan perusahaan saat ini dan ke depan serta peluang memperoleh sumber dana
tambahan bila dibutuhkan;
kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan untuk mengelola kegiatan
perusahaan, baik kuantitas maupun kualitasnya;
kondisi persaingan untuk usaha atau produk yang sejenis, baik kondisi lokal maupun
internasional, baik yang berkaitan dengan harga jual maupun kualitas barang yang dijual;
prospek usaha yang akan dijalankan ke depan dengan melihat potensi pasar yang dimiliki,
baik daya beli masyarakat maupun selera masyarakat;
pencapaian laba tahun tahun sebelumnya, sebagai ukuran untuk menentukan target laba ke
depan;
kondisi ekonomi secara umum, terutama yang berkaitan dengan ketersediaan bahan baku,
inflasi, dan kebijakan pemerintah lainnya;
kondisi keamanan secara umum sehingga masyarakat tetap aman menjalankan aktivitas
kesehariannya tanpa adanya rasa takut atau gangguan yang tidak perlu; dan
pertimbangan lainnya.
Dengan kata lain, perusahaan tidak mampu
mencapai target laba yang diinginkan. Hal ini
disebabkan oleh:
1. adanya kenaikan harga pokok penjualan;
2. kenaikan harga jual untuk;
3. tidak tercapainya jumlah penjualan.
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai