Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL SKRIPSI

TEMA: LABA BERSIH PERUSAHAAN

DISUSUN OLEH :

Shinta Ayu Dewanti (1212017123)

Program Studi : Akuntansi

DOSEN:

Dr. Sovi Ismawati Rahayu, SE. M.AK. AK. CA

UNIVERSITAS YARSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laba atau keuntungan merupakan salah satu tujuan utama perusahaan dalam
menjalankan aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan akan digunakan untuk
berbagai kepentingan, laba akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
perusahaan tersebut atas jasa yang diperolehnya. Atau dengan kata lain laba adalah
sejauh mana suatu perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan
sebagi selisih dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang
dikeluarkan untuk proses penjualan selama periode tertentu.

Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai kinerja
perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan
dan biaya. Biaya merupakan penurunan dalam modal yang disebabkan oleh operasi
produksi pendapatan bisnis. Dalam jumlah, biaya adalah setara terhadap nilai barang
dan jasa yang digunakan atau dikonsumsi dalam memperoleh pendapatan. Biaya
merupakan salah satu sumber informasi yang penting dalam analisis strategik
perusahaan.

Laba atau rugi terjadi karena adanya kegiatan jual-beli. Penjualan dapat
dipengaruhi oleh harga barang, promosi, dan harga bersaing. Harga jual dipengaruhi
oleh biaya produksi, biaya administrasi dan umum, biaya penjualan, dan tingkat laba
yang diinginkan. Biaya produksi dipengaruhi oleh biaya tenaga kerja, biaya material,
dan biaya persediaan. Biaya administrasi dan umum dipengaruhi oleh biaya
administrasi, biaya utilitas, dan biaya pengembangan. Sedangkan biaya penjualan
dipengaruhi oleh promosi, insentif agen, dan biaya penjualan lainnya. Biaya produksi
merupakan biaya yang terjadi untuk mengelola bahan baku menjadi barang jadi yang
siap untuk dijual. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik. Menekan biaya produksi merupakan suatu pengendalian
biaya yang penting untuk dilakukan agar tidak terjadi pemborosan, dengan tetap
harus memperhatikan kualitas produk. Sehingga perlu adanya pencegahan, deteksi,
dan aktivitas yang lain berkaitan dengan produk cacat, biaya tersebut sering disebut
biaya kualitas. Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau
telah terdapat produk yang kualitasnya buruk. Dengan meningkatkan kualitas dapat
memperbaiki keuangan perusahaan dan posisi persaingan. Saat ini persaingan antara
perusahaan untuk memperkenalkan produk-produk mereka sangatlah penting untuk
para produsen. Keputusan yang selalu diharapkan oleh produsen adalah apakah pesan
yang disampaikan lewat promosinya telah dapat menjangkau pasar yang telah
direncanakan atau belum. Maka diperlukan biaya-biaya promosi untuk mencapai
tujuan setiap perusahaan dengan melakukan kegiatan promosi yang tepat. Biaya
promosi adalah nilai yang dikorbankan atau dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk
kepentingan promosi dalam kaitannya dengan pemasaran produk yang dihasilkan
oleh perusahaan tersebut.

Pada dasarnya masalah yang sering timbul dalam perusahaan adalah


perencanaan biaya yang kurang sesuai dengan apa yang terjadi sesungguhnya
(realisasi biaya). Oleh karena itu untuk dapat mencapai produksi yang efisien, maka
diperlukan pengendalian biaya produksi yang akan dikeluarkan agar tidak terjadi
pemborosan, dengan tetap harus memperhatikan kualitas produk. Banyaknya produk-
produk yang tidak berkualitas merupakan suatu masalah yang dihadapi beberapa
perusahaan. Maka manajemen kualitas menekankan perhatiannya pada bagaimana
menghasilkan produk yang tepat waktu, tepat tempat, tepat barang, tepat layanan dan
tepat harga untuk mengurangi terjadinya produk rusak, sehingga akan meningkatkan
kepuasan pelanggan, meningkatkan harga jual dan pada akhirnya meningkatkan
penjualan yang dapat mempertahankan pangsa pasar dalam jangka panjang.
Persoalan yang sering dihadapkan oleh para pengusaha sekarang ini tidak hanya
bagaimana usahanya untuk meningkatkan hasil produksinya, tapi yang lebih penting
adalah bagaimana cara menjual barang yang diproduksinya tersebut. Apabila suatu
perusahaan memproduksi barang dengan kualitas yang baik, harga relatif murah
dibandingkan pesaing, dan tersebar ke berbagai tempat tetapi apabila calon pembeli
tidak diberi tahu adanya produk tersebut, diingatkan atau dibujuk untuk membelinya,
maka produk tersebut tidak akan bisa laku dan segala sesuatu yang dilakukan akan
sia-sia. Maka bagian pemasaran perusahaan harus melakukan strategi pemasaran
yang tepat untuk dapat mempengaruhi volume penjualan. Dengan meningkatnya
penjualan, maka laba yang diperoleh meningkat juga.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan membuat penelitian
tentang Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Kualitas, Biaya Operasional dan
Perputaran Persediaan Terhadap Laba Bersih dengan Volume Penjualan
sebagai Variabel Moderisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh biaya produksi terhadap laba bersih?
2. Bagaimana pengaruh biaya kualitas terhadap laba bersih?
3. Bagaimana pengaruh biaya operasional terhadap laba bersih?
4. Apakah volume penjualan memoderasi pengaruh biaya produksi terhadap laba
bersih?
5. Apakah volume penjualan memoderasi pengaruh biaya kualitas terhadap laba
bersih?
6. Apakah volume penjualan memoderasi pengaruh biaya operasional terhadap laba
bersih?
7. Bagaimana pengaruh biaya produksi, biaya kualitas, dan biaya operasional terhadap
laba bersih menurut sudut pandang islam?

1.3 Tujuan Penelitian


Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh biaya produksi terhadap laba bersih.
2. Untuk mengetahui pengaruh biaya kualitas terhadap laba bersih.
3. Untuk mengetahui pengaruh biaya promosi terhadap laba bersih.
4. Untuk mengetahui volume penjualan memoderasi pengaruh biaya produksi terhadap
laba bersih.
5. Untuk mengetahui volume penjualan memoderasi pengaruh biaya kualitas terhadap
laba bersih.
6. Untuk mengetahui volume penjualan memoderasi pengaruh biaya promosi terhadap
laba bersih.
7. Untuk mengetahui pengaruh biaya produksi, biaya kualitas, dan biaya promosi
terhadap laba bersih menurut sudut pandang islam.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan untuk penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Investor
Penelitian ini dapat digunakan oleh investor untuk menilai mengenai baik dan
buruknya kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Dengan adanya penelitian
ini, mempermudah investor untuk mengambil keputusan investasi untuk masa
yang akan datang.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja
keuangan serta membantu manajemen dan pemilik perusahaan untuk mengambil
keputusan dan merencanakan strategi untuk perusahaan dimasa yang akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Laba Bersih
2.1.1.1 Definisi Laba Bersih
Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba
diharapkan cukup kaya untuk menunjukkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang
atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam
dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. Laba suatu perusahaan merupakan gambaran
perusahaan mengenai kinerja yang dicapai dari proses transaksi umum yang dilakukan
perusahaan selama periode tertentu, dan laba dapat dijadikan suatu indikator bagi para
pemangku kepentingan untuk menilai sejauh mana kinerja manajemen dalam mengelola
suatu perusahaan.
Kasmir (2012) menyatakan bahwa: “Laba Bersih (Net Profit) merupakan laba yang
telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode tertentu
termasuk pajak”.
Menurut kuswadi (2005:135), menyatakan bahwa “perhitungan laba diperoleh dari
pendapatan dikurangi semua biaya”. Sedangkan Standar Akuntansi keuangan (SAK,2007)
mendefinisikan: “Laba bersih adalah sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran
yang lain imbal hasil investasi (return on investmen) atau laba persaham (earnings per share).
Berdasarkan hasil pengertian 14 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laba merupaka
seluruh total pendapatan yang dikurangi dengan total biaya-biaya.
2.1.1.2 Faktor Penyebab Laba Bersih
Besarnya laba yang diperoleh perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
sebagai berikut (Halim dan Supomo, 2009:49)
1. Biaya Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa
akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan. 18
2. Harga Jual Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume
penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.
3. Volume Penjualan dan Produksi Besarnya volume penjualan berpengaruh
terhadap volume produksi produk atau jaa tersebut, selanjutnya volume produksi
akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.
2.1.1.3 Pengukuran Laba Bersih
Untuk mendapatkan laba bersih menggunakan metode sebagai berikut:
Penjualan Rp xxx
Hpp Rp xxx
Laba Kotor Rp xxx
Biaya Biaya Rp xxx
Bunga Rp xxx
Laba Bersih Rp xxx
2.1.2 Biaya Produksi
2.1.2.1 Definisi Biaya Produksi
Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam
proses produksi. Produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang.
Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional
barang/pabrik, dan lain sebagainya.
Menurut Mulyadi (2005:11) “biaya produksi yaitu suatu sumber ekonomi yang
dikorbankan untuk menghasilkan keluaran, nilai keluaran diharapkan lebih besar daripada
masukan yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran tersebut sehingga kegiatan
organisasi dapat menghasilkan laba atau sisa hasil usaha”.
Menurut Carter William (2008:129) menyatakan bahwa: “Tingkat laba yang diperoleh
perusahaan dapat ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan, semakin banyak volume
produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula biaya produksi. Semakin banyak volume
produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biayabiaya yang
digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lain.
2.1.2.2 Faktor Penyebab Biaya Produksi
2.1.2.3 Pengukuran Biaya Produksi
2.1.3 Biaya Kualitas
2.1.3.1 Definisi Biaya Kualitas
Menurut Hansen, Mowen biaya kualitas (cost of quality) yaitu biaya-biaya yang
timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk. Blocher
berpendapat bahwa biaya kualitas adalah biaya dari aktivitas yang berkaitan dengan
pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk yang berkualitas rendah
dan dengan opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat
rendahnya kualitas. Sedangkan biaya kualitas menurut Yamit adalah biaya yang terjadi atau
yang mungkin akan terjadi karena produk cacat atau kualitas jelek.
Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas adalah biaya
yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya kualitas produk atau jasa yang tidak sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan ataupun biaya-biaya yang timbul sebagai akibat dari
produk atau jasa yang sudah terlanjur diproduksi namun tidak sesuai dengan spesifiksainya.
2.1.3.2 Faktor Penyebab Biaya Kualitas
Beberapa perusahaan menggunakan ukuran biaya kualitas sebagai indikator
keberhasilan perbaikan kualitas, yang dapat dihubungkan dengan ukuran lain yaitu:
1. Biaya kualitas dibandingkan dengan nilai penjualan (presentase biaya kualitas total
terhadap penjualan). Semakin rendah nilai biaya kualitas pada penjualan menunjukkan
program perbaikan kualitas semakin sukses.
2. Biaya kualitas dibandingkan terhadap keuntungan (presentase biaya kualitas total
terhadap nilai keuntungan) semakin rendah nilai ini, menunjukkan program perbaikan
kualitas semakin sukses.
3. Biaya kualitas dibandingkan dengan harga pokok penjualan (cost of goods sold),
diukur berdasarkan presentase biaya kualitas terhadap nilai harga pokok penjualan, dimana
semakin rendahnya nilai ini menunjukkan semakin suksesnya program perbaikan kualitas.
2.1.3.3 Pengukuran Biaya Kualitas
Pengukuran biaya kualitas merupakan langkah awal yang harus dilakukan
sehubungan dengan tugas departemen akuntansi untuk menyajikan laporan biaya kualitas
yang komprehensif dan tepat. Pengendalian biaya kualitas sangat penting, maka dari itu perlu
dilakukan pengukuran terhadap biaya kualitas yang dikeluarkan oleh perusahaan. Langkah
awal perusahaan yang paling mendasar dari sistem pengukuran biaya kualitas yaitu
penetapan biaya kualitas aktual. Menurut Kaplan dan Atkinson pengukuran biaya kualitas
dapat dilakukan secara dua tahap yaitu:
a. Financial Measure Dengan cara menghitung semua biaya kualitas yang telah
dikeluarkan untuk mencegah poduk/jasa yang berkualitas rendah.
b. Non Financial Measure Proses pengukuran terhadap kinerja pemasok, pabrik, dan
konsumen. Kinerja pemasok yang dipilih harus memenuhi persyaratan perusahaan yaitu,
yang dapat mengirim barang tepat waktu sesuai dengan kuantitas dan kualitasi yang telah
disyaratkani juga dengan harga yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk kinerja pabrik
dapat dilihat dari jumlah kerusakan, pengerjaan kembali, kerusakan mesin kecelakaan kerja
dan pengiriman barang yang tepat waktu. Untuk kinerja konsumen dapat diamatii dengan
jumlah komplain yang terjadi.
Biaya kualitas juga dapat diklasifikasikan menjadi biaya yang terlihat dan biaya
tersembunyi. Hansen dan Mowen “Biaya kualitas yang terlihat adalah biaya-biaya yang
tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Sedangkan biaya kualitas
tidak terlihat adalah kesempatan atau opportunities yang terjadi karena kualitas yang buruk
biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi”. Pengukuran kualitas dapat dilakukan
melalui perhitungan biaya kualitas dan melalui penelitian pasar mengenai persepsi konsumen
terhadap kualitas produk. Pengukuran kualitas melalui penelitian pasar tersebut dapat
menggunakan berbagai cara seperti : menemui konsumen, survey, sistem pengaduan dan
panel konsumen. Menurut Gasperz, perusahaan kelas dunia menggunakan ukuran biaya
kualitas sebagai indikator keberhasilan program perbaikan kualitas, yang dapat dihubungkan
dengan ukuran-ukuran lain seperti :
a. Biaya kualitas dibandingkan dengan nilai penjualan (persentase biaya
kualitas total terhadap nilai penjualan), semakin rendah nilai ini program perbaikan
kualitas semakin sukses.
b. Biaya kualitas dibandingkan dengan keuntungan (presentase biaya kualitas
total terhadap nilai keuntungan), semakin rendah nilai ini menunjukkan semakin
suksesnya program perbaikan kualitas.
c. Biaya kualitas dibandingkan terhadap harga pokok penjualan (presentase
biaya kualitas total terhadap harga pokok penjualan), dimana semakin rendah nilai ini
menunjukkan semakin sukses program perbaikan kualitas.
Dari beberapa teori ditas dapat disimpulkan bahwa bagi pihak intern kualitas produk
atau jasa sesuai spesifikasinya dan bagi pihak ekstern hal-hal yang berkaitan mengenai
produk dan jasa tersebut tidak mengecewakan pelanggan baik pihak konsumen maupun yang
lainnya. Nantinya pengukuran biaya kualitas tersebut tersebut sebgai indikator keberhasilan
dalam program perbaikan kualitas.
2.1.4 Biaya Operasional
2.1.4.1 Definisi Biaya Operasional
Biaya menurut Nafarin (2007:55), biaya atau cost adalah kas atau nilai setara kas
yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini
atau dimasa mendatang. Sedangkan operasional secara umum diartikan sebagai suatu usaha,
kegiatan atau proses mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output).
Biaya operasional (operating expenses) adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan, sehubungan dengan operasi atau kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
Pengertian umum biaya operasional menurut Kamus Istilah Akuntansi (2002:104), “Biaya
operasional (operating cost) adalah biaya produksi atau harga pokok pabrik ditambah biaya
penjualan, biaya administrasi dan biaya umum.” Sedangkan menurut Jopie Jusuf (2006:33),
“Biaya operasi atau biaya operasional adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung
dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan sehari-hari.”
Biaya operasional merupakan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan
produk, sebab biaya operasional berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan dan dapat
dibebankan secara langsung maupun secara tidak langsung.
2.1.4.2 Faktor Penyebab Operasional
Menurut Jopie Yusuf (2008:33) biaya operasional digolongkan dalam dua golongan
besar, yaitu biaya penjualan dan biaya umum. Adapun jenis-jenis dari masing-masing biaya
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Biaya Penjualan Termasuk dalam kelompok biaya penjualan adalah:
1) Gaji karyawan penjualan
2) Biaya pemeliharaan bagian penjualan
3) Biaya perbaikan biaya penjualan
4) Biaya penyusutan peralatan bagian penjualan
5) Biaya penyusutan gedung bagian penjualan
6) Biaya listrik bagian penjualan
7) Biaya telepon bagian penjualan
8) Biaya asuransi bagian penjualan
9) Biaya perlengkapan bagian penjualan
10) Biaya iklan
11) Biaya lain-lain
b. Biaya administrasi dan umum Termasuk dalam kelompok biaya administrasi dan
umum adalah:
1) Gaji karyawan kantor
2) Biaya pemeliharaan kantor
3) Biaya perbaikan kantor
4) Biaya penyusutan peralatan kantor
5) Biaya penyusutan gedung kantor
6) Biaya listrik kantor
7) Biaya telepon kantor
8) Biaya asuransi kantor
9) Biaya perlengkapan kantor
10) Biaya lain-lain
2.1.4.3 Pengukuran Biaya Operasional
Untuk mendapatkan biaya operasional, harus menggunakan metode sebagai berikut :
TC = FC + VC atau VC = TC - FC
Keterangan:
TC = Biaya Keseluruhan
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variabel
2.1.5 Perputaran Persediaan
2.1.5.1 Definisi Perputaran Persediaan
Menurut Schroeder (2000:4), menyatakan bahwa persediaan (inventory) adalah stock
bahan yang digunakan untuk memudahkan produksi atau untuk memuaskan permintaan
pelanggan.
Menurut Kasmir (2008:180), perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur berapa kali dana yang ditahan dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam
satu periode.
Menurut Jumingan (2006:128), perputaran persediaan (inventory turnover)
menunjukkan berapa kali barang yang dijual dan diadakan kembali selama satu periode
akuntansi.
Perputaran persediaan yang rendah menunjukkan penjualan yang lemah dan
persediaan yang berlebihan. Perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan penjualan yang
kuat. Tingkat penjualan persediaan yang kuat atau cepat sangat penting dalam mengukur
performa suatu perusahaan, namun hal tersebut juga harus diimbangi dengan laba yang
seimbang.
Menurut Munawir (2006:121), menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran
persediaan akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan
harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos
penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
Perusahaan yang baik adalah apabila persediaan barang yang dijual atau diproduksi
cepat berganti sehingga biaya penyimpanan serta tingkat kerusakan barang semakin rendah
sehingga dapat menaikkan laba perusahaan.

2.1.5.2 Faktor Penyebab Perputaran Persediaan


2.1.5.3 Pengukuran Perputaran Persediaan
Adapun rumus untuk menghitung perputaran persediaan ialah :
Perputaran Persediaan = Penjualan / Rata-rata
2.1.5 Penjualan Persediaan

2.1.5.1 Definisi Volume Penjualan


Volume penjualan merupakan hasil akhir yang dicapai perusahaan dari hasil
penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Menurut Marbun (2003:225)
volume penjualan adalah total barang yang terjual oleh perusahaan dalam jangka waktu
tertentu. Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan perusahaan, semakin besar
kemungkinan laba yang akan dihasilkan perusahaan. Sedangkan menurut Rangkuti (2009)
dalam Prihantara et al (2015) volume penjualan adalah pencapaian yang dinyatakan secara
kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk. Volume penjualan merupakan
jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan penjualan barang.
Bagi perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan dalam penjualan (Swasta,
2005:15), yaitu: (1) Mencapai volume penjualan tertentu; (2) Mendapat laba tertentu; (3)
Menunjang pertumbuhan perusahaan. Usaha-usaha untuk mencapai ketiga tujuan tersebut
tidak sepenuhnya, hanya dilakukan oleh pelaksana penjualan atau para penjual. Dalam hal ini
perlu adanya kerjasama yang rapi diantara fungsionalis dalam perusahaan (seperti bagian
produksi yang membuat produknya, bagian keuangan yang menyediakan dananya, bagian
personalia yang menyediakan tenaganya, bagian promosi dan sebagainya) maupun dengan
para penyalur.

2.1.5.2 Faktor Penyebab Penjualan


2.1.5.3 Pengukuran Penjualan
2.2 Penelitian Terdahulu

Nama Variabel
Peneliti Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian
Biaya produksi berpengaruh
Variabel signifikan positif terhadap
Djamalu Independen: laba bersih

(2013) Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Biaya Produksi


Laba Bersih pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Variabel
Efek Indonesia Periode 2010-2012 Dependen:

Laba Bersih

Variabel
Yuliati Independen: Secara Parsial:
(2017) Biaya Produksi, a. Biaya Produksi tidak
Pengaruh Biaya Produksi, Biaya berpengaruh terhadap laba
Biaya Operasional, Pendapatan Operasional, bersih.
Usaha dan Perputaran Total Pendapatan Usaha
Aktiva Terhadap Laba Bersih dan Total Aktiva b. Biaya Operasional
pada Perusahaan Manufaktur berpengaruh terhadap laba
yang Terdaftar di Bursa Efek Variabel bersih.
Indonesia Periode 2011-2014 Dependen:
c. Pendapatan usaha
Laba Bersih berpengaruh terhadap laba
bersih
d. Perputaran total aktiva
tidak berpengaruh terhadap
laba bersih.
Secara Simultan:
e. Biaya produksi, biaya
operasional, pendapatan
usaha dan perputaran total
aktiva berpengaruh
terhadap laba bersih.

Iswandi Pengaruh Pendapatan Usaha Secara Parsial:


dan Biaya Produksi Terhadap Variabel
(2015) Laba Bersih pada Perusahaan Independen: a. Pendapatan Usaha
Industri Logam yang Terdaftar berpengaruh signifikan
Pendapatan Usaha positif terhadap laba
di Bursa Efek Indonesia
dan Biaya bersih.
Periode 2010-2013
Produksi
Variabel
Dependen:
Laba Bersih Secara Simultan:
c. Pendapatan usaha dan
biaya produksi berpengaruh
signifikan terhadap laba
bersih.

Widnyana,
Nuridja, Variabel Secara Parsial:
Dunia Independen:
a. Biaya promosi
Biaya Promosi berpengaruh signifikan
dan Biaya positif terhadap laba
(2014) Pengaruh Biaya Promosi dan Distribusi perusahaan.
Biaya Distribusi Terhadap Laba
UD Surya Logam Desa Variabel b. Biaya distribusi
Temukus Tahun 2010-2012 Dependen: berpengaruh signifikan
positif terhadap laba
Laba perusahaan.
Secara Simultan:
c. Biaya Promosi dan biaya
distribusi berpengaruh
signifikan positif terhadap
laba perusahaan.

Komara, Variabel Biaya kualitas


Djuhara, Pengaruh Biaya Kualitas Independen: berpengaruh signifikan
Sonia Terhadap Laba Bersih positif terhadap laba
(2012) Perusahaan PT Pindad Persero Biaya Kualitas bersih perusahaan
Variabel
Dependen:
Laba Bersih

2.3 Kerangka Konseptual

Biaya Produksi (X1)


H

H4
Penjualan (X4)

H2
Biaya Kualitas (X2) Laba Bersih (Y)
H5

H3
Penjualan (X4)

H6
Penjualan (X4)

Biaya Promosi (X3)

2.4 Hipotesis
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Sekaran, Una dan Roger Bougie. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis Edisi 6 Buku 1,
Salemba Empat, Jakarta.
Widyastuti Tri, Akuntansi Biaya (Pendekatan Activity Based Costing), Expert.

Jurnal :
Felicia dan Robinhot Gultom. 2018. “Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Kualitas dan Biaya
Promosi terhadap Laba Bersih pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2015”, Jurnal Ilmu Manajemen Methonomix, Vol 1 No
1.
Darusalam, Muhamad. Ahmad Burhanudin Taufiq., dan Amelia Rahmi. “Pengaruh Biaya
Kualitas Terhadap Volume Penjualan pada PT Suryaraya Rubberindo Industries
Periode 2015-2016”, Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Akuntansi, Vol 5, No
5.
Laki, Melisa Feronica. Grace B.Nangoi., dan Heince R.N Wokas. “Pengaruh Promosi dan
Biaya Distribusi terhadap Laba pada PT Megamitra Makmur Sentosa Manado”,
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 14(1), 2019, 45-53.
Mulyana, Asep. “Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Promosi terhadap Laba Usaha
Samsung Co Tahun 2009-2015”, Jurnal Manajemen Indonesia, Vol 17, No 3.

Skripsi :
Khairunnisa Maulidina A.Q. “Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Penjualan dan Tinjauannya
dari Sudut Pandang Islam (Studi Kasus PT Mustika Ratu Tbk Periode Tahun 2013-
2015” Skripsi, Jakarta, Universitas Yarsi.
Haris, Firdha Permata. “Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Promosi terhadap Laba Bersih
serta Tinjauannya dari Sudut Pandang Islam pada Perusahaan Manufaktur Sub-sektor
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2014-
2017” Skripsi, Jakarta, Universitas Yarsi.
Sabila, Fitra. “Pengaruh Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya
Overhead Pabrik terhadap Efesiensi Biaya Produksi Serta Tinjauannya dari Sudut
Pandang Islam pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2017” Skripsi, Jakarta, Universitas Yarsi.

Website :

Satyagraha. 2020. BNI Syariah Catatkan Laba Bersih Rp603,15 miliar pada 2019 .
https://m.antaranews.com [on line]. Diakses pada 23 Februari 2020 dari
https://m.antaranews.com/berita/1283590/bni-syariah-catatkan-laba-bersih-rp60315-miliar-
pada-2019
Fahreza, Dimas. 2017. Ratio Keuangan – Arti, Jenis dan Rumusnya.
https://zahiraccounting.com [on line]. Diakses pada 23 Februari 2020 dari
https://zahiraccounting.com/id/blog/ratio-keuangan-arti-jenis-dan-rumusnya/

Anda mungkin juga menyukai