Bersih
(Studi Kasus Pada Perusahaan Dagang Sub Sektor Perdagangan
Eceran yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
USULAN PENELITIAN
Diajukan sebagai persiapan penelitian dalam rangka penulisan skripsi pada
Program Studi Administrasi Bisnis
Oleh
……………………
…………
1
2
kerusakan barang yang tidak terjual ataupun yang masih dalam persediaan.
Dibawah ini terdapat tabel yang berisi tentang data penjualan, harga pokok
penjualan, dan laba bersih pada perusahaan perdagangan.
Tabel 1.1
Data Penjualan, Harga Pokok Penjualan, dan Laba Bersih pada Perusahaan
Perdagangan Eceran Periode 2016-2018.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat penjualan, harga pokok
penjualan, dan laba bersih mengalami peningkatan, pada tahun 2016 penjualan
meningkat sebesar Rp. 2,664,415,987 dan harga pokok penjualan meningkat
sebesar Rp. 2,296,384,823. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya laba
bersih mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2018 yaitu
sebesar Rp. 3,976,450,780. Permasalahan tersebut diduga dalam melakukan
pembelian barang dagangan perusahaan harus memperhitungkan biaya
transportasi yang dikeluarkan, agar perusahaan bisa menata ulang perencanaan
pengeluaran terkait pembelian barang dagangan dan biaya transportasi. Penyebab
lainnya yaitu kurangnya promosi dalam melakukan penjualan mengakibatkan
penjualan perusahaan berkurang, sehingga bisa menghambat perusahaan dalam
menghasilkan laba.
Dengan mempertimbangkan berbagai hal dari uraian diatas, maka
perusahaan harus bisa meningkatkan proses penjualan dan meminimalkan harga
pokok perusahaan untuk meningkatkan profit atau laba yang diterima oleh
perusahaan setiap tahunnya. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul penelitian “Analisis Harga Pokok
Penjualan
5
Dan Penjualan Terhadap Laba Bersih (Studi Kasus Pada Perusahaan Dagang
Sub Sektor Perdagangan Eceran yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).”
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini yaitu :
7
8
dahulu perhitungan secara fisik. Dengan kata lain, dengan sistem ini,
pencatatan hanya dilakukan pada saat pembelian (awal) dan pada saat
pekaporan (akhir).
Adapun Unsur-Unsur Harga Pokok Penjualan, yaitu:
1. Persediaan barang dagang awal
Persediaan barang dagang awal adalah salah satu persediaan pada awal
periode tahun buku berjalan sudah tersedia. Saldo persediaan barang
dagang awal bisa dilihat pada neraca saldo periode berjalan atau pada
neraca perusahaan atau neraca tahun sebelumnya.
2. Pembelian barang dagang
Mencatat harga beli barang dagangan yang dibeli selama satu periode
(sama dengan harga bersih). Akun persediaan digunakan hanya untuk
mencatat pembelian persediaan barang dagangan, yaitu barang yang dibeli
sebuah perusahaan dagang untuk dijual kembali kepada para konsumen.
3. Beban angkut pembelian
Dalam transaksi perdagngan barang, pengangkutan barang dari tempat
penjual ke tempat pembeli kerap kali harus dilakukan dengan alat
transportasi tertentu. Bermacam-macam alat transportasi tersedia untuk di
sewa. Siapa yang berkewajiban menanggung biaya transportasi, tergantung
dengan kesepakatan di antara penjuala dan pembeli yang biasanya
dituangkan dalam suatu perjanjian penjualan. Pihak pengangkut akan
mengajukan tagihan biaya angkut kepada penjual atau pembeli pembeli
tergantung pada isi perjanjian tersebut. Ketentuan pengangkutan bisa
berupa FUB shipping point atau FOB Destination. FOB adalah singkatan
dari free ono board. Syarat FOB shipping point adalah bahwa penjual
menanggung pengangkutan dan menyerahkan barang kepada pihak
pengangkut dan pembeli dibebaskan dari beban yang timbul hingga tempat
pihak pengangkut. Selanjutnya beban angkutan daritempat pengangkut ke
tempat pembeli menjadi tanggungan pembeli. Sebaliknya dalam syarat
FOB destination, penjual mengantarkan barang ke tempat pembeli dengan
biaya transportasi yang sepenuhnya menjadi tangggungan penjual.
1
4. Potongan pembelian
Potongan pembelian adalah suatu potongan yang ditawarkan sebuah
perusahaan kepada konsumennya jika pembayaran dilakukan lebih cepat.
5. Retur pembelian dan pengurangan harga
Perusahaan pemasok pada umumnya memberi kesempatan pembeli untuk
mengembalikan barang yang telah dibelinya karena barang rusak. Hal
seperti itu disebut retur pembelian. Dalam hal tertentu, pemasok
menawarkan kepada pembeli untuk tidak mengembalikan barang yang
tidak sesuai dengan pesanaan tersebut, tetapi pemasok memberi
pengurangan harga dari jumlah yang tercantum dalam faktur. Hal semacam
itu disebut pengurangan harga pembelian. Bila situasi di atas terjadi, maka
pembeli akan mencatat kedua hal tersebut yang akan mengurangi biaya
perolehan perusahaan dalam pembukuan si pembeli.
6. Persediaan akhir
Persediaan akhir barang dagang adalah suatu persediaan pada tahun buku
berjalan yang tersedia di akhir periode. Saldo persediaan ini dapat diketahui
pada data penyesuaian perusahaan pada akhir periode Harga pokok
penjualan berisi tiga tipe beban yaitu:
a. Biaya produksi atau pembelian barang dagangan dalam suatu periode
tertentu.
b. Kerugian dalam persediaan barang dagangan.
c. Penurunan nilai harga atau barang.
lain. Biasanya masalah ini ditangani sendiri oleh pemimpin dan tidak
diberikan kepada orang lain.
5. Faktor Lain
Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian
hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun, untuk melaksanakannya,
diperlukan dana yang tidak sedikit. Bagi peruusahaan besar, kegiatan ini
secara rutin dapat dilakukan. Sedangkan, bagi perusahaan kecil kegiatan
ini jarang dilakukan.
2. Laba Bersih
Reeve dkk (2013:23) menyatakan bahwa laba bersih adalah “jika pendapatan
lebih besar daripada beban, selisihnya disebut laba bersih (net income atau net
profit). Jika beban melebihi pendapatan, selisihnya disebut rugi bersih (net loss).”
Laba bersih merupakan hasil operasi bisnis perusahaan selama periode waktu
tertentu. Laba bersih adalah jumlah uang yang tersisa setelah harga pokok
penjualan dan beban dikurangkan dari penjualan bersih. Penjualan bersih dan laba
bersih sama. Banyak perusahaan yang memiliki penjualan yang nilainya besar
tetapi tidak mendapatkan laba bahkan mungkin merugi.
Laba bersih dapat diartikan sebelum pajak dan sesudah pajak. Dalam menghitung
rasio laba bersih atas penjualan, banyak yang menggunakan laba bersih sebelum
pajak. Perhitungan ini berdasarkan pemikiran bahwa pemakian laba bersih
sebelum pajak akan akan lebih objektif dalam menilai kinerja manajemen karena
besarnya pajak akan sangat bergantung pada kebijakan pemerintah.
Alasan lain mengapa laba bersih diperhitungkan sebelum pajak adalah karena
dapat saja terjadi bahwa laba bersih yang relatif besar yang diperhitugnkan
sesudah pajak sebenarnya merupakan hasil dari kemampuan perusahaan dari hasil
memanipulasi pajak. Jika demikian, mungkin saja laba sebelum pajak yang lebih
besar menghasilkan laba bersih yang lebih kecil jika dihitung sebagai laba sesudah
pajak. Dalam kasus ini, penilaian kemampulabaan antarperiode akan sulit
diberikan. Prestasi dalam menekan beban pajak seperti yang dimaksud di atas,
sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan produksi dan kinerja
penjualan yang mempengaruhi hubungan antara laba dan pendapatan.
Dapat disimpulkan dari kedua faktor diatas yaitu penjualan dan harga
pokok penjualan sangat mempengaruhi laba satu sama lainnya, dan juga bahwa
laba bisa mengalami kenaikan maupun penurunan bisa dilihat dari kedua faktor
tersebut.
Untuk mempermudah dalam memahami kerangka pemikiran, maka akan
digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
Applied Theory
Harga Pokok Penjualan (X1)
Penjualan (X2)
Laba Bersih (Y)
Ongkos Angkut
Return Pembelian
Laba Perusahaan
Potongan Pembelian
Return Penjualan
Potongan Penjualan
Gambar 2.2
Paradigma Penelitian
2.4 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2017: 63) Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Menurut Sugiyono (2017: 69) Hipotesis assosiatif merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah assosiatif, yaitu menanyakan hubungan
antara dua variabel atau lebih, maka penulis menentukan hipotesis sebagai
berikut:
2
25
2
Penjualan (X2)
analisis harga pokok penjualan dan penjualan terhadap laba bersih di bursa efek
indonesia. Berikut merupakan daftar operasionalisasi variabel yang digunakan
pada penelitian ini.
Uji validitas adalah uji yang mengukur ketepatan suatu alat ukur dalam
menjalankan fungsi ukurannya. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan
kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisoner
tersebut. Teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas
adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson).
Standar keputusan validitas yang disampaikan oleh (Sugiyono, 2017) yaitu :
“Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor
faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan
besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat.
Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen
tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik”.
𝑟𝑥𝑦 𝑛 (∑𝑋𝑌)−(∑𝑋)(∑𝑌)
= √𝑛(∑𝑋2 )−(∑𝑋)2√𝑛(∑𝑌)2− (∑𝑌)2
Keterangan :
Y = Nilai total
2
𝑛
𝑟11 = ( ) (1 − ∑𝑏 )
𝑛−1 𝑡
�
Keterangan :
n = banyaknya pertanyaan
𝜎2 = variable total
�
1. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian.
3
2. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu mempelajari, meneliti, mengkaji, serta menelaah
bacaan-bacaan, jurnal dan lainnya yang ada kaitannya dengan masalah
yang diteliti. Kegunaan studi pustaka adalah untuk memperoleh
sebanyak mungkin dasar-dasar teori yang diharapkan akan menunjang
pengolahan data.
persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias,
dna konsisten. Terdapat beberapa uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu
uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, uji autokolerasi dan
uji linearitas. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas.
R2
K
F (1 R 2 )
nk1
Keterangan:
R = Nilai koefisien korelasi ganda
K = Jumlah variabel bebas (independent variable)
N = Jumlah sampel
R2 = Koefisien korelasi ganda yang telah ditentukan
F = Fhitung yang selanjutnya akan dibandingkan dengan Ftabel dengan signifikasi
0,05
(Riduwan, 2018) menyatakan bahwa cara untuk mencari nilai Ftabel dapat
mengunakan tabel dengan taraf signifikan a = 0,05, dan F dengan rumus:
Keterangan:
f ftabel f(1a){( dbk ),(dbnk 1)
= ftabel
a = Taraf signifikasi sebesar 0,05
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah Sampel
1.
Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
2.
Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
r yx2 1yx2 r 2 2 r rr
yx1yx2x1x2
R yx1x2
1 r x21x2
Dimana :
. = Korelasi antara variabel XI dengan X2 secara bersama-sama
dengan variabel Y
ry = Korelasi product moment antara XI dengan Y
3
∑ 𝑥𝑦
ryx = √(∑ 𝑥2)(∑ 𝑦2)
Dimana :
ryx = banyaknya pasangan data X dan Y
∑ 𝑥𝑦 = hasil perkalian dari total jumlah variabel X dan variabel Y
∑ 𝑥2 = kuadrat dari total jumlah variabel X
∑ 𝑦2 = kuadrat dari total jumlah variabel Y
3
t = 𝑟√𝑛−2
√1−𝑟2
Dimana :
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah sampel
t = t hitung yang selanjutnya akan dibandingkan dengan t tabel
3