Abstrak
Setiap perusahaan baik perusahaan jasa atau manufaktur memiliki tujuan utama yaitu memperoleh
laba yang maksimal, dan setiap kegiatan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan
membutuhkan biaya, diantaranya biaya operasional. Apabila perusahaan dapat menekan biaya
operasional, maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba bersih, demikian sebaliknya bila
terjadi pemborosan biaya akan mngakibatkan menurunnya laba. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh biaya operasional terhadap laba bersih pada Perum Jasa Tirta II Jatiluhur
Purwakarta periode 2012-2019.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan menggunakan
sumber data sekunder berupa laporan keuangan periode 2012 sampai dengan 2019, dengan teknik
penarikan sampel menggunakan teknik Nonprobability Sampling. Analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi linear sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya operasional mempengaruhi laba bersih pada
Perum Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta hal ini terlihat dari hasil nilai koefisien determinasi yaitu
sebesar 0,557 atau sebesar 55,7%. Berdasarkan hasil perhitungan uji signifikan (uji t) diperoleh
bahwa nilai Sig. 0,033 < 0,05 yang artinya bahwa biaya operasional berpengaruh terhadap laba
bersih pada Perum Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta periode 2012 sampai dengan 2019.
75
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411
76
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411
dijual untuk jasa-jasa yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Selain itu,
menghasilkan pendapatan”. dengan adanya laba atau keuntungan,
Menurut Supriyono (2014:16) perusahaan mampu memprediksi
pengertian biaya adalah “Harga perolehan keberlanjutan perusahaannya selama beberapa
yang dikorbankan atau digunakan dalam tahun ke depan dengan memperhitungkan
rangka memperoleh penghasilan dan akan manajemen investasi dan manajemen resiko.
dipakai sebagai pengurang penghasilan”. Menurut Harahap (2015:245) pengertian
laba adalah “Naiknya nilai ekuitas dari
Biaya Operasional transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan
Menurut Werner Murhadi (2013:37) kegiatan utama entitas dan dari transaksi
“Biaya operasi (operating expense) kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas
merupakan biaya yang terkait dengan selama satu periode terentu, kecuali yang
operasional perusahaan yang meliputi biaya berasal dari hasil investasi pemilik”.
penjualan dan administrasi (selling and
administrative expense), biaya iklan Laba Bersih
(advertising expense), biaya penyusutan, Menurut Islahulzaman (2012:238)
serta perbaikan dan pemeliharaan” “Laba bersih adalah laba setelah dikurangi
Menurut Jopie Yusuf (2009:38) “Biaya pajak penghasilan”. Menurut Martani et al
operasional adalah biaya-biaya yang tidak (2014:245) “Laba bersih adalah merupakan
berhubungan langsung dengan produk laba sebelum pajak dikurangi beban pajak akan
perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas menghasilkan laba bersih setalah pajak.
operasional perusahaan sehari-hari”. Sedangkan menurut Hanafi dan Halim
Sedangkan menurut Margaretha (2012:16) “Laba bersih merupakan selisih atau
(2011:24) “Biaya Operasional adalah total pedapatan dikurangi dengan total biaya”.
keseluruhan biaya sehubungan dengan Menurut Henry Simamora (2013:46)
operasional perusahaan di luar kegiatan laba bersih dapat dihitung dengan rumus
proses produksi termasuk di dalamnya adalah sebagai berikut:
biaya penjualan dan biaaya administrasi dan
umum”. Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Pajak
Penghasilan
Biaya operasional sebuah perusahaan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Kerangka Pemikiran
Biaya Operasional = Biaya Produksi + Laba merupakan salah satu indikasi
Pengeluaran Operasional keberhasilan suatu badan usaha atau
perusahaan. Keinginan untuk memperoleh laba
Laba semaksimal adalah salah satu tujuan utama
Laba merupakan salah satu indikasi suatu perusahaan, setiap kegiatan usaha yang
keberhasilan suatu badan usaha atau dilakukan oleh suatu perusahaan
perusahaan. Keinginan untuk memperoleh laba membutuhkan biaya, diantaranya biaya
semaksimal mungkin adalah salah satu tujuan operasional. Apabila perusahaan dapat
utama suatu perusahaan. Suatu perusahaan menekan biaya operasional, maka perusahaan
harus berusaha keras menghasilkan laba untuk akan dapat meningkatkan laba bersih,
meningkatkan kualitas perusahaan dan demikian sebaliknya bila terjadi pemborosan
77
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411
biaya akan mngakibatkan menurunnya laba. adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti. Jika berbicara tentang subjek
Biaya Laba Bersih penelitian, sebetulnya berbicara tentang unit
Operasional (Variabel Y) analisis yaitu subjek yang menjadi pusat
(Variabel X)
perhatian atau sasaran peneliti”
Dalam penelitian ini yang menjadi
subjek penelitian yaitu Perum Jasa Tirta II
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Jatiluhur Dengan menggunakan laporan
Hipotesis keuangan tahun 2012 sampai dengan tahun
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas 2019.
maka hipotesis yang dikemukakan dalam
penelitian ini bahwa biaya operasional
berpengaruh terhadap laba bersih pada Perum Populasi dan Sampel
jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta. Menurut Arikunto (2014:173) “Populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian”.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
II. METODE PENELITIAN adalah Laporan Keuangan pada Perum Jasa
Metode Penelitian Tirta II Jatiluhur Kabupaten Purwakarta.
Berdasarkan pendapat Sugiyono Sugiyono (2016:81) mengatakan bahwa,
(2016:8) metode kuantitatif adalah “Metode “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
penelitian yang yang berlandaskan pada karakteristik yang dimiliki oleh populasi
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti tersebut”. Sampel yang diambil untuk
pada populasi suatu sampel tertentu, teknik memperoleh data dalam penelitian ini adalah
pengambilan sampel pada umumnya random, laporan laba rugi Perum Jasa Tirta II Jatiluhur
pengumpulan data menggunakan instrumen Purwakarta pada tahun 2012 sampai dengan
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau tahun 2019.
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan”. Teknik Penarikan Sampel
Terdapat dua teknik penarikan sampel
Probability Sampling dan Nonprobability
Objek dan Subjek Penelitian
Sampling. Teknik pengambilan sampel yang
Objek penelitian menurut Sugiyono
digunakan pada penelitian ini adalah teknik
(2016 : 38) adalah “Suatu atribut atau sifat nilai
Nonprobability Sampling (purposive
dari orang, objek atau kegiatan yang
sampling). Menurut Sugiyono (2016:84)
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
“Nonprobability sampling adalah teknik
oleh penelti untuk dipelajari dan kemudian
pengambilan sampel yang tidak memberi
ditarik kesimpulan”.
peluang kesempatan sama bagi setiap unsur
Dalam penelitian ini terdapat dua
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
variabel yang menjadi objek penelitian yaitu
sampel”.
variabel bebas (x) dan variabel terikat (y)
dimana yang menjadi variabel bebas adalah
Teknik Pengumpulan Data
biaya operasional dan variabel terikat adalah
Teknik pengumpulan data dalam
laba bersih.
penelitian ini menggunakan teknik
Menurut Arikunto (2014:188)
mengemukakan bahwa “Subjek penelitian
78
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411
79
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411
Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi terhadap laba bersih pada Perum Jasa Tirta II
Jatiluhur Purwakarta
Tingkat
Interval Koefisien Hɑ = Biaya operasional berpengaruh
Hubungan
terhadap laba bersih pada Perum Jasa Tirta II
0,00 - 0,199 Sangat Rendah Jatiluhur Purwakarta.
0,20 - 0,399 Rendah Tarif signifikan 5% atau 0,05 dengan derajat
0,40 - 0,599 Sedang kebebasan (dk) = n – 2. Dengan kriteria
0,60 - 0,799 Kuat pengujian sebagai berikut :
0,80 - 1,000 Sangat Kuat Jika thitung < ttabel maka H₀ diterima dan Hɑ
Sumber : Sugiyono (2016:184) ditolak
Jika thitung > ttabel maka H₀ ditolak dan Hɑ
5. Analisis regresi linear sederhana diterima
Merupakan suatu teknik untuk
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
membangun persamaan dan menggunakan
Tabel 2. Biaya Operasional dan Laba Bersih
persamaan tersebut untuk membuat perkiraan
Perum Jsa Tirta II Jatiluhur Purwakarta
(Kurniawan, 2014:178)
Biaya
Laba Bersih
6. Uji koefisien determinasi Tahun Operasional
(Rp)
Adalah harga kuadrat dari koefisien korelasi, (Rp)
hal ini untuk mengukur derajat hubungan 2012 72,833,822 52,009,410
variabel X dengan variabel Y (Kasmadi,
2013 82,302,458 77,829,301
2014:147)
2014 101,482,686 86,961,598
7. Uji signifikan 2015 121,069,771 54,602,907
Menurut Ghozali (2016:97) “Uji statistik t 2016 122,986,290 170,645,633
pada dasarnya menunjukkan seberapa
2017 146,298,457 174,551,972
pengaruh satu variabel penjelas independen
2018 145,306,747 166,595,711
secara individual dalam menerangkan variasi
2019 182,223,444 153,809,057
variabel dependen”. Uji statistik menggunakan
Sumber: data diolah penulis (2020)
hipotesis sebagai berikut:
H₀ = Biaya operasional tidak berpengaruh
Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil perhitungan di atas tahun mempunyai nilai minimum sebesar Rp.
dapat dilihat bahwa biaya operasional yang 72.833.822, nilai maksimum sebesar Rp.
dikeluarkan oleh Perum Jasa Tirta II selama 8 182.223.444, nilai rata-rata (mean) sebesar Rp.
80
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411
121.812.959,00, dan nilai standar deviasi Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
sebesar Rp. 36.206.173,525. distribusi data dalam variabel yang akan
Adapun hasil laba bersih yang digunakan dalam penelitian berdistribusi
dihasilkan oleh Perum Jasa Tirta II selama 8 normal atau data tersebut layak digunakan
tahun berdasarkan tabel di atas yaitu, laba dalam penelitian. Normalitas data dapat dilihat
bersih mempunyai nilai minimum sebesar Rp. degan menggunakan uji normal Kolmogorov-
52.009.409, nilai maksimum sebesar Rp. Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov adalah
174.551.972, nilai rata-rata (mean) sebesar Rp. metode yang umum digunakan untuk menguji
117.125.698,25, dan nilai standar deviasi normalitas data. Kemudian dalam analisis
sebesar Rp. 54.193.333,304. normalitas ini yang perlu diperhatikan adalah
nilai Asymp. Sig (2-tailed), merupakan nilai p
Uji Normalitas yang dihasilkan dari uji hipotetis nol.
Berdasarkan hasil di atas, dapat diketahui Hal ini terlihat dari nilai asymp. Sig. (2-tailed)
bahwa nilai signifikan untuk biaya operasional dari biaya operasional dan laba bersih lebih dari
sebesar 1,000 dan nilai signifikan untuk laba 0,05.
bersih sebesar 0,696. Jadi dapat disimpulkan
bahwa nilai asymp. Sig. (2-tailed) untuk biaya
operasional dan laba bersih berdistribusi normal. Uji Linearitas
81
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411
Berdasarkan perhitungan tabel di atas, nilai signifikan kurang dari 0,05 atau 0,033 <
dalam kolom Sig. dapat diketahui nilai 0,05.
signifikan sebesar 0,033. Hal ini menunjukkan
Uji Korelasi
bahwa variabel biaya operasional dengan laba
bersih memiliki hubungan yang linear karena
Berdasarkan hasil perhitungan di atas operasional dengan laba bersih termasuk dalam
dapat dilihat bahwa biaya operasional dengan kategori kuat nilai r sebesar 0,746 berada pada
laba bersih dapat dikatakan hubungan yang rentan 0,60 – 0,799. Sehingga dapat dikatakan
searah karena memiliki nilai positif. Nilai antara biaya operasional dengan laba bersih
korelasi antara biaya operasional dengan laba adalah hubungan yang kuat dan searah karena r
bersih di ambil dari nilai pearson correlation. yang bernilai positif dilihat dari hasil korelasi
Dari hasil tersebut nilai pearson correlation tersebut.
biaya operasional sebesar 0,746.
Berdasarkan tabel interpretasi koefisien Analisis Regresi Linear Sederhana
korelasi, keeratan hubungan antara biaya
Berdasarkan perhitungan SPSS versi 20.0 1. Nilai (a) atau konstansta negatif yaitu
mengenai analisis regresi linear sederhana di sebesar -18.926.767,244 kondisi ini
atas, diperoleh nilai a = -18.926.767,244 dan b menunjukkan bahwa, jika variabel
= 1,117 maka dapat diperoleh persamaan independen atau biaya operasional (X)
regresi Y = -18.926.767,244 + 1,117 X nilainya 0, maka nilai variabel dependen
Dari persamaan regresi di atas dapat diartikan atau laba bersih (Y) adalah -
sebagai berikut: 18.926.767,244.
82
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411
2. Nilai (b) atau koefisien positif sebesar menunjukkan bahwa variabel bebas atau biaya
1,117 kondisi ini menunjukkan indikasi operasional (X) berpengaruh secara signifikan
adanya hubungan yang searah. Artinya terhadap variabel terikat atau laba bersih (Y)
jika nilai variabel independen atau biaya karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 atau
operasional (X) naik Rp. 1,- akan diikuti 0,033 < 0,05.
oleh kenaikan variabel dependen atau laba
bersih (Y) sebesar 1,117 kali dengan
Analisis Koefisien Determinasi
asumsi variabel independen lainnya tetap.
Adapun jika dilihat dari nilai Sig. dapat
diketahui nilai signifikansi sebesar 0,033. Hal ini
Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh bahwa sedangkan sisanya sebesar 44,3% dipengaruhi
nilai koefisien determinasi Kd atau R-Square oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
adalah sebesar 0,557 atau sebesar 55,7%. Hal ini penelitian ini.
menunjukkan bahwa biaya operasional
Uji Signifikan (Uji t)
mempengaruhi laba bersih sebesar 55,7%,
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, 2,746 > 2,44691 dengan nilai signifikansi 0,033
t
nilai hitung sebesar 2,746 dengan nilai Sig. < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa biaya
0,033 dan nilai ttabel sebesar 2,44691. Nilai operasional terhadap laba bersih berpengaruh,
ttabel diperoleh dari tabel distribusi t dengan karena nilai thitung lebih besar dari ttabel.
tingkat kesalahan 5% uji dua sisi dan df = 8 -2, Dengan ini keputusan yang dapat diambil dari uji
maka diperoleh nilai ttabel sebesar 2,44691. t berdasarkan hipotesis di atas maka Hɑ diterima
Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti dan H₀ ditolak, artinya biaya operasional
berpengaruh terhadap laba bersih.
menyimpulkan bahwa thitung > ttabel atau
83
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411
Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Laba sedangkan sisanya sebesar 44,3% dipengaruhi
Bersih oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
Untuk mengetahui dari pengaruh biaya penelitian ini. Diantaranya yang dikemukakan
operasional terhadap laba bersih penulis oleh Mulyadi (2014:225) “Faktor-faktor yang
menggunakan analisis data dan pengujian dapat mempengaruhi laba bersih diantaranya
hipotesis yang dihitung menggunakan program adalah biaya, harga jual, volume penjualan dan
SPSS versi 20.0. produksi”.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui
korelasi, bahwa antara biaya operasional dengan bahwa secara parsial biaya operasional memiliki
laba bersih dapat dikatakan hubungan yang pengaruh terhadap laba bersih dengan nilai
searah karena memiliki nilai positif. Dan thitung > ttabel atau 2,746 > 2,44691 dengan
keeratan hubungan antara biaya operasional nilai signifikansi 0,033 < 0,05. Hal ini
dengan laba bersih termasuk dalam kategori menunjukkan bahwa biaya operasional terhadap
kuat, karena r sebesar 0,746 berada pada rentan laba bersih berpengaruh, karena nilai thitung
0,60 – 0,799. Sehingga dapat dikatakan antara lebih besar dari ttabel. Maka dapat dikatakan
biaya operasional dengan laba bersih adalah
bahwa Hɑ diterima dan H₀ ditolak, artinya biaya
hubungan yang kuat dan searah karena r yang
operasional berpengaruh terhadap laba bersih .
bernilai positif dilihat dari hasil korelasi tersebut.
Berdasarkan penelitian yang penulis
Berdasarkan hasil analisis regresi linear
lakukan pada Perum Jasa Tirta II Jatiluhur
sederhana diperoleh persamaan
Purwakarta, alasan yang cukup mendasar bahwa
Y = -18.926.767,244 + 1,117 X. biaya operasional berpengaruh terhadap laba
bersih adalah dengan jumlah biaya operasional
Dari persamaan regresi tersebut dapat diartikan Perum Jasa Tirta II dalam periode 2012 sampai
sebagai berikut: dengan periode 2019 yang cenderung
1. Nilai (a) atau konstansta negatif yaitu mengalami kenaikan dan itu disebabkan karena
sebesar -18.926.767,244 kondisi ini jumlah biaya administrasi dan umum yang
menunjukkan bahwa, jika variabel dikeluarkan setiap tahun nya mengalami
independen atau biaya operasional (X) peningkatan dan biaya promosi dan pemasaran
nilainya 0, maka nilai variabel dependen beberapa periode pengalami penurunan yang
atau laba bersih (Y) adalah - bisa menyebabkan penjualan dan laba bersih
18.926.767,244. juga mengalami penurunan. Berdasarkan hasil
2. Nilai (b) atau koefisien positif sebesar penelitian yang dilakukan oleh, maka penulis
1,117 kondisi ini menunjukkan indikasi menyatakan bahwa biaya operasional
adanya hubungan yang searah. Artinya berpengaruh terhadap laba bersih pada Perum
jika nilai variabel independen atau biaya Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta periode 2012-
operasional (X) naik Rp. 1,- akan diikuti 2019.
oleh kenaikan variabel dependen atau laba
bersih (Y) sebesar 1,117 kali dengan IV. KESIMPULAN
asumsi variabel independen lainnya tetap. Berdasarkan hasil penelitian dan
Dari hasil perhitungan koefisien pembahasan yang penulis kemukakan pada bab-
determinasi diperoleh nilai Kd atau R-Square bab sebelumnya mengenai pengaruh biaya
adalah sebesar 0,557 atau sebesar 55,7%. Hal ini operasional terhadap laba bersih pada Perum
menunjukkan bahwa biaya operasional Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta tahun 2012
mempengaruhi laba bersih sebesar 55,7% ,
84
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411
85