Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Bisnis

Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021


ISSN 2338-0411

PENGARUH BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA BERSIH


(Studi Kasus pada Perum Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta
Periode 2012-2019)

Fera Rahmawati¹, Yuliana Kurmiati Eka Sari², Dede Sopian³


¹Program Studi S1 Akuntansi STIEB Perdana Mandiri
rahmafera12@gmail.com
²Program Studi S1 Akuntansi STIEB Perdana Mandiri
yuliana113390@gmail.com
³Program Studi S1 Akuntansi STIEB Perdana Mandiri
sopian0561@gmail.com

Abstrak
Setiap perusahaan baik perusahaan jasa atau manufaktur memiliki tujuan utama yaitu memperoleh
laba yang maksimal, dan setiap kegiatan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan
membutuhkan biaya, diantaranya biaya operasional. Apabila perusahaan dapat menekan biaya
operasional, maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba bersih, demikian sebaliknya bila
terjadi pemborosan biaya akan mngakibatkan menurunnya laba. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh biaya operasional terhadap laba bersih pada Perum Jasa Tirta II Jatiluhur
Purwakarta periode 2012-2019.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan menggunakan
sumber data sekunder berupa laporan keuangan periode 2012 sampai dengan 2019, dengan teknik
penarikan sampel menggunakan teknik Nonprobability Sampling. Analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi linear sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya operasional mempengaruhi laba bersih pada
Perum Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta hal ini terlihat dari hasil nilai koefisien determinasi yaitu
sebesar 0,557 atau sebesar 55,7%. Berdasarkan hasil perhitungan uji signifikan (uji t) diperoleh
bahwa nilai Sig. 0,033 < 0,05 yang artinya bahwa biaya operasional berpengaruh terhadap laba
bersih pada Perum Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta periode 2012 sampai dengan 2019.

Keywords: Biaya Operasional, Laba Bersih

I. PENDAHULUAN untuk menilai prestasi kinerja perusahaan.


Latar Belakang Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk
Pada era globalisasi sekarang ini tingkat laba adalah pendapatan dan biaya. Jika tidak
persaingan dalam dunia usaha semakin tinggi mendapatkan laba perusahaan tidak dapat
dan hanya perusahaan yang memiliki kinerja memenuhi tujuan yang lain, misalnya
atau performa yang baik yang akan bertahan. pertumbuhan yang terus menerus atau
Dalam persaingan usaha yang semakin perkembangan perusahaan atau yang biasa
kompetitif perusahaan dituntut untuk semakin disebut dengan going concern serta
efisien dalam menjalankan aktivitasnya serta bertanggung jawab sosial atau corporate
harus mengoptimalkan sumber daya yang social responsibility. Dengan laba ini
dimiliki. membuat perusahaan tumbuh dan berkembang,
Setiap perusahaan memiliki tujuan bisa menggunakan kemampuan yang lebih
utama yaitu mencapai laba bersih yang besar, bisa memberikan tingkat kepuasan lebih
maksimal. Laba atau rugi biasanya digunakan besar pada konsumen, dan perusahaan bisa

75
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411

memperkuat kondisi perekonomian secara operasional suatu perusahaan baik itu


keseluruhan. perusahaan jasa ataupun perusahaan
Laba merupakan faktor penunjang manufaktur ialah biaya operasional.
kelangsungan hidup perusahaan, dimana setiap Biaya operasional mempunyai pengaruh
aktivitas perusahaan yang berupa transaksi yang sangat besar terhadap laba, yang
dalam rangka menghasilkan laba dicatat, menyatakan apabila semakin tinggi biaya
diklasifikasikan, dan disajikan dalam laporan operasional yang ada di perusahaan maka laba
keuangan, yang digunakan untuk mengukur bersih akan mengalami penurunan. Dan
hasil operasional perusahaan pada suatu apabila biaya operasional yang dikeluarkan
periode tertentu. lebih kecil maka akan terjadi kenaikan
Semua perusahaan baik perusahaan terhadap laba bersih yang akan didapatkan.
besar ataupun kecil biasanya selalu berusaha Agar perusahaan memperoleh laba, maka
meningkatkan laba yang diperolehnya. Banyak perusahaan harus dapat menekan biaya
cara yang akan ditempuh untuk mendapatkan operasional, dan demikian jelas terlihat bahwa
laba yang lebih besar. Salah satu cara yang salah satu faktor yang mempengaruhi laba rugi
dapat digunakan untuk memperoleh laba yang suatu perusahaan adalah biaya operasional.
optimal adalah dengan menekan biaya
operasional yang akan dikeluarkan perusahaan. Rumusan Masalah
Sesuai dengan pendapat Jopie Jusuf (2008:35) Berdasarkan latar belakang penelitian
bahwa, “Bila perusahaan dapat menekan biaya mengenai pengaruh biaya operasional terhadap
operasional, maka perusahaan akan dapat laba bersih pada Perum Jasa Tirta II, maka
meningkatkan laba bersih, demikian juga penulis dapat merumuskan masalah penelitian
sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya akan ini sebagai berikut :
mengakibatkan menurunnya laba”. 1. Bagaimana gambaran biaya operasional
Pada umumnya perolehan laba bersih pada Perum Jasa Tirta II Jatiluhur
sangat ditentukan oleh besar kecilnya biaya Kabupaten Purwakarta?
yang digunakan oleh perusahaan dalam 2. Bagaimana gambaran laba bersih pada
menjalankan kegiatannya. Semakin biaya itu Perum Jasa Tirta II Jatiluhur Kabupaten
bisa ditekan mestinya akan sangat berpengaruh Purwakarta?
terhadap peningkatan laba bersih perusahaan. 3. Bagaimana pengaruh biaya operasional
Biaya merupakan salah satu faktor penting terhadap laba bersih pada Perum Jasa
dalam setiap perusahaan, baik itu perusahaan Tirta II Jatiluhur Kabupaten Purwakarta?
yang bergerak di bidang jasa maupun
perusahaan manufaktur. Semua perusahaan Kajian Pustaka
tidak akan mampu menjalankan usaha nya Definisi Biaya
tanpa adanya biaya yang digunakan dalam Menurut Rudiyanto (2012:27)
menjalankan kegiatan ataupun dalam pengertian biaya (cost) adalah “Pengorbanan
mengoperasikan semua kegiatan perusahaan, ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa,
melalui biaya inilah sebuah perusahaan dapat dimana manfaat dari barang atau jasa tersebut
menghasilkan produk yang bernilai guna bagi dinikmati dalam jangka waktu lebih dari satu
masyarakat, dengan demikian perusahaan tahun (jangka panjang)”.
dapat memperoleh keuntungan atau laba dari Menurut Haryono Yusuf (2011:24)
produk yang dihasilkan tersebut. Biaya yang bahwa “Biaya adalah harga pokok barang yang
sangat berpengaruh dalam kegiatan

76
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411

dijual untuk jasa-jasa yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Selain itu,
menghasilkan pendapatan”. dengan adanya laba atau keuntungan,
Menurut Supriyono (2014:16) perusahaan mampu memprediksi
pengertian biaya adalah “Harga perolehan keberlanjutan perusahaannya selama beberapa
yang dikorbankan atau digunakan dalam tahun ke depan dengan memperhitungkan
rangka memperoleh penghasilan dan akan manajemen investasi dan manajemen resiko.
dipakai sebagai pengurang penghasilan”. Menurut Harahap (2015:245) pengertian
laba adalah “Naiknya nilai ekuitas dari
Biaya Operasional transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan
Menurut Werner Murhadi (2013:37) kegiatan utama entitas dan dari transaksi
“Biaya operasi (operating expense) kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas
merupakan biaya yang terkait dengan selama satu periode terentu, kecuali yang
operasional perusahaan yang meliputi biaya berasal dari hasil investasi pemilik”.
penjualan dan administrasi (selling and
administrative expense), biaya iklan Laba Bersih
(advertising expense), biaya penyusutan, Menurut Islahulzaman (2012:238)
serta perbaikan dan pemeliharaan” “Laba bersih adalah laba setelah dikurangi
Menurut Jopie Yusuf (2009:38) “Biaya pajak penghasilan”. Menurut Martani et al
operasional adalah biaya-biaya yang tidak (2014:245) “Laba bersih adalah merupakan
berhubungan langsung dengan produk laba sebelum pajak dikurangi beban pajak akan
perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas menghasilkan laba bersih setalah pajak.
operasional perusahaan sehari-hari”. Sedangkan menurut Hanafi dan Halim
Sedangkan menurut Margaretha (2012:16) “Laba bersih merupakan selisih atau
(2011:24) “Biaya Operasional adalah total pedapatan dikurangi dengan total biaya”.
keseluruhan biaya sehubungan dengan Menurut Henry Simamora (2013:46)
operasional perusahaan di luar kegiatan laba bersih dapat dihitung dengan rumus
proses produksi termasuk di dalamnya adalah sebagai berikut:
biaya penjualan dan biaaya administrasi dan
umum”. Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Pajak
Penghasilan
Biaya operasional sebuah perusahaan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Kerangka Pemikiran
Biaya Operasional = Biaya Produksi + Laba merupakan salah satu indikasi
Pengeluaran Operasional keberhasilan suatu badan usaha atau
perusahaan. Keinginan untuk memperoleh laba
Laba semaksimal adalah salah satu tujuan utama
Laba merupakan salah satu indikasi suatu perusahaan, setiap kegiatan usaha yang
keberhasilan suatu badan usaha atau dilakukan oleh suatu perusahaan
perusahaan. Keinginan untuk memperoleh laba membutuhkan biaya, diantaranya biaya
semaksimal mungkin adalah salah satu tujuan operasional. Apabila perusahaan dapat
utama suatu perusahaan. Suatu perusahaan menekan biaya operasional, maka perusahaan
harus berusaha keras menghasilkan laba untuk akan dapat meningkatkan laba bersih,
meningkatkan kualitas perusahaan dan demikian sebaliknya bila terjadi pemborosan

77
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411

biaya akan mngakibatkan menurunnya laba. adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti. Jika berbicara tentang subjek
Biaya Laba Bersih penelitian, sebetulnya berbicara tentang unit
Operasional (Variabel Y) analisis yaitu subjek yang menjadi pusat
(Variabel X)
perhatian atau sasaran peneliti”
Dalam penelitian ini yang menjadi
subjek penelitian yaitu Perum Jasa Tirta II
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Jatiluhur Dengan menggunakan laporan
Hipotesis keuangan tahun 2012 sampai dengan tahun
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas 2019.
maka hipotesis yang dikemukakan dalam
penelitian ini bahwa biaya operasional
berpengaruh terhadap laba bersih pada Perum Populasi dan Sampel
jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta. Menurut Arikunto (2014:173) “Populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian”.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
II. METODE PENELITIAN adalah Laporan Keuangan pada Perum Jasa
Metode Penelitian Tirta II Jatiluhur Kabupaten Purwakarta.
Berdasarkan pendapat Sugiyono Sugiyono (2016:81) mengatakan bahwa,
(2016:8) metode kuantitatif adalah “Metode “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
penelitian yang yang berlandaskan pada karakteristik yang dimiliki oleh populasi
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti tersebut”. Sampel yang diambil untuk
pada populasi suatu sampel tertentu, teknik memperoleh data dalam penelitian ini adalah
pengambilan sampel pada umumnya random, laporan laba rugi Perum Jasa Tirta II Jatiluhur
pengumpulan data menggunakan instrumen Purwakarta pada tahun 2012 sampai dengan
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau tahun 2019.
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan”. Teknik Penarikan Sampel
Terdapat dua teknik penarikan sampel
Probability Sampling dan Nonprobability
Objek dan Subjek Penelitian
Sampling. Teknik pengambilan sampel yang
Objek penelitian menurut Sugiyono
digunakan pada penelitian ini adalah teknik
(2016 : 38) adalah “Suatu atribut atau sifat nilai
Nonprobability Sampling (purposive
dari orang, objek atau kegiatan yang
sampling). Menurut Sugiyono (2016:84)
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
“Nonprobability sampling adalah teknik
oleh penelti untuk dipelajari dan kemudian
pengambilan sampel yang tidak memberi
ditarik kesimpulan”.
peluang kesempatan sama bagi setiap unsur
Dalam penelitian ini terdapat dua
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
variabel yang menjadi objek penelitian yaitu
sampel”.
variabel bebas (x) dan variabel terikat (y)
dimana yang menjadi variabel bebas adalah
Teknik Pengumpulan Data
biaya operasional dan variabel terikat adalah
Teknik pengumpulan data dalam
laba bersih.
penelitian ini menggunakan teknik
Menurut Arikunto (2014:188)
mengemukakan bahwa “Subjek penelitian

78
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411

dokumetasi, wawancara, dan studi 20.0. Analisis data dilakukan dengan


kepustakaan. melakukan pengujian sebagai berikut
1. Statistik deskriptif,
Operasional Variabel Digunakan untuk menjelaskan mengenai
Variabel yang digunakan dalam jumlah data yang terkumpul, nilai rata-rata
penelitian ini yaitu: dari data, nilai minimum, nilai maksimum
1. Variabel Independen atau Bebas (X) serta standar deviasi dari variabel-variabel
Menurut Sugiyono (2016:39) yang akan diteliti .
mengemukakan bahwa “Variabel bebas atau 2. Uji normalitas
veriabel independen merupakan variabel yang Bertujuan untuk menguji apakah dalam model
mempengaruhi atau yang menjadi sebab regresi, variabel pengganggu atau residual
perubahannya atau timbulnya variabel memiliki distribusi normal (Ghozali,
dependen atau terikat". Variabel ini sering 2016:154). Data dikatakan normal jika nilai
disebut sebagai variabel stimulus, predictor, Asymp. Sig (2-tailed) lebih dari 0,05.
dan antecedent. 3. Uji linearitas.
Dalam penelitian ini yang menjadi Menurut Ghozali (2016:159) menyatakan
variabel independen atau bebas (X) adalah bahwa “Uji linearitas digunakan untuk melihat
Biaya Operasional pada Perum Jasa Tirta II apakah spesifikasi model yang digunakan
Jatiluhur Purwakarta. sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang
Biaya operasional sebuah perusahaan digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berbentuk linear, kuadrat, atau kubik. Data
sebagai berikut: yang seharusnya memiliki hubungan linear
atara variabel dependen dan variabel
Biaya Operasional = Biaya Produksi independen”.
+ Pengeluaran Operasional
Uji linearitas bertujuan untuk
mengetahui apakah dua variabel mempunyai
2. Variabel Dependen atau Terikat (Y) hubungan yang linear atau tidak. mengacu
Menurut Sugiyono (2016:39) pada prinsip parsiomary dikatakan linear jika
mengemukakan bahwa “Variabel dependen tingkat signifikan kurang dari 0,05 (p < 0,05).
atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya 4. Analisis korelasi sederhana
variabel bebas”. Dalam penelitian ini yang Bertujuan untuk mengukur kekuatan
menjadi variabel dependen atau terikat (Y) hubungan linear antara dua variabel
adalah Laba Bersih pada Perum Jasa Tirta II (Sugiyono, 2016:153). Dalam penelitian ini,
Jatiluhur Purwakarta. penulis menggunakan analisis korelasi
Menurut Henry Simamora (2013:46) Pearson Product Moment yaitu untuk menguji
laba bersih dapat dihitung dengan rumus hipotesis hubungan antara satu variabel
sebagai berikut: independen dengan satu variabel dependen.
Untuk mengetahui tingkat hubungan koefisien
Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Pajak korelasi digunakan pedoman untuk
Penghasilan
Teknik Analisis Data memberikan interpretasi koefisien korelasi,
yaitu sebagai berikut:
Teknik analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan bantuan software SPSS versi

79
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411

Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi terhadap laba bersih pada Perum Jasa Tirta II
Jatiluhur Purwakarta
Tingkat
Interval Koefisien Hɑ = Biaya operasional berpengaruh
Hubungan
terhadap laba bersih pada Perum Jasa Tirta II
0,00 - 0,199 Sangat Rendah Jatiluhur Purwakarta.
0,20 - 0,399 Rendah Tarif signifikan 5% atau 0,05 dengan derajat
0,40 - 0,599 Sedang kebebasan (dk) = n – 2. Dengan kriteria
0,60 - 0,799 Kuat pengujian sebagai berikut :
0,80 - 1,000 Sangat Kuat Jika thitung < ttabel maka H₀ diterima dan Hɑ
Sumber : Sugiyono (2016:184) ditolak
Jika thitung > ttabel maka H₀ ditolak dan Hɑ
5. Analisis regresi linear sederhana diterima
Merupakan suatu teknik untuk
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
membangun persamaan dan menggunakan
Tabel 2. Biaya Operasional dan Laba Bersih
persamaan tersebut untuk membuat perkiraan
Perum Jsa Tirta II Jatiluhur Purwakarta
(Kurniawan, 2014:178)
Biaya
Laba Bersih
6. Uji koefisien determinasi Tahun Operasional
(Rp)
Adalah harga kuadrat dari koefisien korelasi, (Rp)
hal ini untuk mengukur derajat hubungan 2012 72,833,822 52,009,410
variabel X dengan variabel Y (Kasmadi,
2013 82,302,458 77,829,301
2014:147)
2014 101,482,686 86,961,598
7. Uji signifikan 2015 121,069,771 54,602,907
Menurut Ghozali (2016:97) “Uji statistik t 2016 122,986,290 170,645,633
pada dasarnya menunjukkan seberapa
2017 146,298,457 174,551,972
pengaruh satu variabel penjelas independen
2018 145,306,747 166,595,711
secara individual dalam menerangkan variasi
2019 182,223,444 153,809,057
variabel dependen”. Uji statistik menggunakan
Sumber: data diolah penulis (2020)
hipotesis sebagai berikut:
H₀ = Biaya operasional tidak berpengaruh

Statistik Deskriptif

Tabel 3. Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BIAYA OPERASIONAL 8 72833822 182223444 121812959.00 36206173.525
LABA BERSIH 8 52009409 174551972 117125698.25 54193333.304
Valid N (listwise) 8
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 20.0 (2020)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas tahun mempunyai nilai minimum sebesar Rp.
dapat dilihat bahwa biaya operasional yang 72.833.822, nilai maksimum sebesar Rp.
dikeluarkan oleh Perum Jasa Tirta II selama 8 182.223.444, nilai rata-rata (mean) sebesar Rp.

80
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411

121.812.959,00, dan nilai standar deviasi Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
sebesar Rp. 36.206.173,525. distribusi data dalam variabel yang akan
Adapun hasil laba bersih yang digunakan dalam penelitian berdistribusi
dihasilkan oleh Perum Jasa Tirta II selama 8 normal atau data tersebut layak digunakan
tahun berdasarkan tabel di atas yaitu, laba dalam penelitian. Normalitas data dapat dilihat
bersih mempunyai nilai minimum sebesar Rp. degan menggunakan uji normal Kolmogorov-
52.009.409, nilai maksimum sebesar Rp. Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov adalah
174.551.972, nilai rata-rata (mean) sebesar Rp. metode yang umum digunakan untuk menguji
117.125.698,25, dan nilai standar deviasi normalitas data. Kemudian dalam analisis
sebesar Rp. 54.193.333,304. normalitas ini yang perlu diperhatikan adalah
nilai Asymp. Sig (2-tailed), merupakan nilai p
Uji Normalitas yang dihasilkan dari uji hipotetis nol.

Tabel 4. Uji Normalitas


BIAYA
LABA BERSIH
OPERASIONAL
N 8 8
Mean 121812959.00 117125698.25
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 36206173.525 54193333.304
Absolute .124 .251
Most Extreme Differences Positive .124 .211
Negative -.117 -.251
Kolmogorov-Smirnov Z .352 .709
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 .696
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 20.0 (2020)

Berdasarkan hasil di atas, dapat diketahui Hal ini terlihat dari nilai asymp. Sig. (2-tailed)
bahwa nilai signifikan untuk biaya operasional dari biaya operasional dan laba bersih lebih dari
sebesar 1,000 dan nilai signifikan untuk laba 0,05.
bersih sebesar 0,696. Jadi dapat disimpulkan
bahwa nilai asymp. Sig. (2-tailed) untuk biaya
operasional dan laba bersih berdistribusi normal. Uji Linearitas

Tabel 5. Uji Linearitas


ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 11446933079211180.000 1 11446933079211180.000 7.538 .033b
Residual 9111488542973464.000 6 1518581423828910.800
Total 20558421622184644.000 7
a. Dependent Variable: LABA BERSIH
b. Predictors: (Constant), BIAYA OPERASIONAL

81
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411

Berdasarkan perhitungan tabel di atas, nilai signifikan kurang dari 0,05 atau 0,033 <
dalam kolom Sig. dapat diketahui nilai 0,05.
signifikan sebesar 0,033. Hal ini menunjukkan
Uji Korelasi
bahwa variabel biaya operasional dengan laba
bersih memiliki hubungan yang linear karena

Tabel 6. Uji Korelasi


BIAYA OPERASIONAL LABA BERSIH
Pearson Correlation 1 .746*
BIAYA
Sig. (2-tailed) .033
OPERASIONAL
N 8 8
Pearson Correlation .746* 1
LABA BERSIH Sig. (2-tailed) .033
N 8 8
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 20.0 (2020)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas operasional dengan laba bersih termasuk dalam
dapat dilihat bahwa biaya operasional dengan kategori kuat nilai r sebesar 0,746 berada pada
laba bersih dapat dikatakan hubungan yang rentan 0,60 – 0,799. Sehingga dapat dikatakan
searah karena memiliki nilai positif. Nilai antara biaya operasional dengan laba bersih
korelasi antara biaya operasional dengan laba adalah hubungan yang kuat dan searah karena r
bersih di ambil dari nilai pearson correlation. yang bernilai positif dilihat dari hasil korelasi
Dari hasil tersebut nilai pearson correlation tersebut.
biaya operasional sebesar 0,746.
Berdasarkan tabel interpretasi koefisien Analisis Regresi Linear Sederhana
korelasi, keeratan hubungan antara biaya

Tabel 7. Analisis Regresi Linear Sederhana


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -18926767.244 51433900.559 -.368 .726
1 BIAYA
1.117 .407 .746 2.746 .033
OPERASIONAL
a. Dependent Variable: LABA BERSIH

Berdasarkan perhitungan SPSS versi 20.0 1. Nilai (a) atau konstansta negatif yaitu
mengenai analisis regresi linear sederhana di sebesar -18.926.767,244 kondisi ini
atas, diperoleh nilai a = -18.926.767,244 dan b menunjukkan bahwa, jika variabel
= 1,117 maka dapat diperoleh persamaan independen atau biaya operasional (X)
regresi Y = -18.926.767,244 + 1,117 X nilainya 0, maka nilai variabel dependen
Dari persamaan regresi di atas dapat diartikan atau laba bersih (Y) adalah -
sebagai berikut: 18.926.767,244.

82
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411

2. Nilai (b) atau koefisien positif sebesar menunjukkan bahwa variabel bebas atau biaya
1,117 kondisi ini menunjukkan indikasi operasional (X) berpengaruh secara signifikan
adanya hubungan yang searah. Artinya terhadap variabel terikat atau laba bersih (Y)
jika nilai variabel independen atau biaya karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 atau
operasional (X) naik Rp. 1,- akan diikuti 0,033 < 0,05.
oleh kenaikan variabel dependen atau laba
bersih (Y) sebesar 1,117 kali dengan
Analisis Koefisien Determinasi
asumsi variabel independen lainnya tetap.
Adapun jika dilihat dari nilai Sig. dapat
diketahui nilai signifikansi sebesar 0,033. Hal ini

Tabel 8. Koefisien Determinasi


Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .746 .557 .483 38968980.277
a. Predictors: (Constant), BIAYA OPERASIONAL
b. Dependent Variable: LABA BERSIH
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 20.0 (2020)

Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh bahwa sedangkan sisanya sebesar 44,3% dipengaruhi
nilai koefisien determinasi Kd atau R-Square oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
adalah sebesar 0,557 atau sebesar 55,7%. Hal ini penelitian ini.
menunjukkan bahwa biaya operasional
Uji Signifikan (Uji t)
mempengaruhi laba bersih sebesar 55,7%,

Tabel 9. Uji Signifikan

Unstandardized Coefficients Standardized


Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -18926767.244 51433900.559 -.368 .726
1 BIAYA
1.117 .407 .746 2.746 .033
OPERASIONAL
a. Dependent Variable: LABA BERSIH
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 20.0 (2020)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, 2,746 > 2,44691 dengan nilai signifikansi 0,033
t
nilai hitung sebesar 2,746 dengan nilai Sig. < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa biaya
0,033 dan nilai ttabel sebesar 2,44691. Nilai operasional terhadap laba bersih berpengaruh,
ttabel diperoleh dari tabel distribusi t dengan karena nilai thitung lebih besar dari ttabel.
tingkat kesalahan 5% uji dua sisi dan df = 8 -2, Dengan ini keputusan yang dapat diambil dari uji
maka diperoleh nilai ttabel sebesar 2,44691. t berdasarkan hipotesis di atas maka Hɑ diterima
Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti dan H₀ ditolak, artinya biaya operasional
berpengaruh terhadap laba bersih.
menyimpulkan bahwa thitung > ttabel atau

83
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Laba sedangkan sisanya sebesar 44,3% dipengaruhi
Bersih oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
Untuk mengetahui dari pengaruh biaya penelitian ini. Diantaranya yang dikemukakan
operasional terhadap laba bersih penulis oleh Mulyadi (2014:225) “Faktor-faktor yang
menggunakan analisis data dan pengujian dapat mempengaruhi laba bersih diantaranya
hipotesis yang dihitung menggunakan program adalah biaya, harga jual, volume penjualan dan
SPSS versi 20.0. produksi”.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui
korelasi, bahwa antara biaya operasional dengan bahwa secara parsial biaya operasional memiliki
laba bersih dapat dikatakan hubungan yang pengaruh terhadap laba bersih dengan nilai
searah karena memiliki nilai positif. Dan thitung > ttabel atau 2,746 > 2,44691 dengan
keeratan hubungan antara biaya operasional nilai signifikansi 0,033 < 0,05. Hal ini
dengan laba bersih termasuk dalam kategori menunjukkan bahwa biaya operasional terhadap
kuat, karena r sebesar 0,746 berada pada rentan laba bersih berpengaruh, karena nilai thitung
0,60 – 0,799. Sehingga dapat dikatakan antara lebih besar dari ttabel. Maka dapat dikatakan
biaya operasional dengan laba bersih adalah
bahwa Hɑ diterima dan H₀ ditolak, artinya biaya
hubungan yang kuat dan searah karena r yang
operasional berpengaruh terhadap laba bersih .
bernilai positif dilihat dari hasil korelasi tersebut.
Berdasarkan penelitian yang penulis
Berdasarkan hasil analisis regresi linear
lakukan pada Perum Jasa Tirta II Jatiluhur
sederhana diperoleh persamaan
Purwakarta, alasan yang cukup mendasar bahwa
Y = -18.926.767,244 + 1,117 X. biaya operasional berpengaruh terhadap laba
bersih adalah dengan jumlah biaya operasional
Dari persamaan regresi tersebut dapat diartikan Perum Jasa Tirta II dalam periode 2012 sampai
sebagai berikut: dengan periode 2019 yang cenderung
1. Nilai (a) atau konstansta negatif yaitu mengalami kenaikan dan itu disebabkan karena
sebesar -18.926.767,244 kondisi ini jumlah biaya administrasi dan umum yang
menunjukkan bahwa, jika variabel dikeluarkan setiap tahun nya mengalami
independen atau biaya operasional (X) peningkatan dan biaya promosi dan pemasaran
nilainya 0, maka nilai variabel dependen beberapa periode pengalami penurunan yang
atau laba bersih (Y) adalah - bisa menyebabkan penjualan dan laba bersih
18.926.767,244. juga mengalami penurunan. Berdasarkan hasil
2. Nilai (b) atau koefisien positif sebesar penelitian yang dilakukan oleh, maka penulis
1,117 kondisi ini menunjukkan indikasi menyatakan bahwa biaya operasional
adanya hubungan yang searah. Artinya berpengaruh terhadap laba bersih pada Perum
jika nilai variabel independen atau biaya Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta periode 2012-
operasional (X) naik Rp. 1,- akan diikuti 2019.
oleh kenaikan variabel dependen atau laba
bersih (Y) sebesar 1,117 kali dengan IV. KESIMPULAN
asumsi variabel independen lainnya tetap. Berdasarkan hasil penelitian dan
Dari hasil perhitungan koefisien pembahasan yang penulis kemukakan pada bab-
determinasi diperoleh nilai Kd atau R-Square bab sebelumnya mengenai pengaruh biaya
adalah sebesar 0,557 atau sebesar 55,7%. Hal ini operasional terhadap laba bersih pada Perum
menunjukkan bahwa biaya operasional Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta tahun 2012
mempengaruhi laba bersih sebesar 55,7% ,

84
Jurnal Bisnis
Volume 9 No. 1 Juni Tahun 2021
ISSN 2338-0411

sampai dengan tahun 2019, maka dapat ditarik V. REFERENSI


kesimpulan sebagai berikut: Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur
1. Perkembangan biaya operasional pada Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Perum Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta Jakarta: PT Rineka Cipta
mengalami fluktuasi, artinya ada Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis
peningkatan dan penurunan. Pada tahun Multivariete IBM SPSS 23. Semarang:
2012 sampai dengan tahun 2017 Universitas Dipenogoro.
mengalami kenaikan, sedangkan pada Hanafi, Mahduh dan Abdul Halim. (2012).
tahun 2018 biaya operasional mengalami Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:
penurunan. Pengeluaran biaya STIM YKPn
operasional terkecil yaitu pada tahun 2012 Harahap, Sofyan, Syafri. (2015). Teori
sebesar Rp. 72.833.821.927, sedangkan Akuntansi, Edisi Revisi. Jakarta:Rajawali
pengeluaran terbesar biaya operasional Pers.
yaitu pada tahun 2019 sebesar Rp. Islahulzzaman. (2012) . Istilah Akuntansi dan
182.223.444.415. Auditing. Jakarta:Bumi Aksara
2. Perkembangan laba bersih pada Perum Jusup, Al. Haryono. (2011). Dasar-dasar
Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta Akuntansi (Jilid 2 Edisi 7).
mengalami fluktuasi, artinya ada Yogyakarta:STIE YKPN
peningkatan dan penurunan. Pada tahun Kasmadi dan Nia Siti Sunariah (2014). Panduan
2012 sampai dengan tahun 2014 Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung:
mengalami kenaikan, sedangkan pada Alfabeta
tahun 2015 mengalami penurunan. Kurniawan, Albert. (2014). Metode Riset Untuk
Perolehan laba bersih terkecil yaitu pada Ekonomi Dan Bisnis: Teori, konsep dan
tahun 2012 sebesar Rp. 52.009.409.907, praktek penelitian bisnis. Bandung:
sedangkan perolehan laba bersih terbesar Alfabeta
yaitu pada tahun 2017 sebesar Rp. Margaretha, Farah (2011). Manajemen
174.551.972.018. Keuangan untuk Manajer Nonkeuangan.
3. Berdasarkan hasil penelitian dan Jakarta:Erlangga
perhitungan pada uji signifikan (uji t) Martani. Et al. (2015). Akuntansi Keuangan
bahwa secara parsial biaya operasional Menengah. (Buku 2). Jakarta: Salemba
berpengaruh terhadap laba bersih pada Empat.
Perum Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta Murhadi, Werner R. (2013). Analisis Laporan
selama periode 2012 sampai dengan 2019 Keuangan Proyeksi dan Valuasi. Saham.
dengan nilai thitung > ttabel atau 2,746 > Jakarta: Salemba Empat.
2,44691 dengan nilai signifikansi 0,033 < Rudiyanto. (2012). Akuntansi manajemen:
0,05. Nilai kontribusi biaya operasional Anggaran dan Biaya produksi,
terhadap laba bersih juga cukup tinggi Jakarta:Penerbit Grasindo.
yaitu sebesar 0,557 atau 55,7%, hal ini R.A, Supriyono. (2014). Akuntansi Biaya 1-
menunjukkan bahwa sebesar 44,3% laba Pengumpulan Biaya dan Penentuan
bersih dipengaruhi oleh faktor lain yang Harga Pokok. (Edisi Kedua).
tidak diteliti dalam penelitian ini Yogyakarta:BPFE
diantaranya oleh harga jual, dan volume Sugiyono. (2016). Metode Penelitian,
penjualan dan produksi. Kuantitatif dan R&D. Bandung: AlfabeT

85

Anda mungkin juga menyukai