Anda di halaman 1dari 79

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG,

PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN TOTAL ASSET DAN


PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) TAHUN 2017-2019

Oleh:

NAMA : NI LUH PUTU SUKARNIASIH


NIM : 1702622010457

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya akan berorientasi untuk

mendapatkan laba (profit), dimana dalam upayanya untuk mendapatkan laba yang

maksimal perusahaan akan berupaya menekan biaya seefisien mungkin. Laba yang

diperoleh perusahaan akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going

concern) artinya adalah perusahaan mampu merefleksikan nilai perusahaan untuk

menentukan eksistensi dan masa depannya sehingga tetap dapat beroperasi di masa

yang akan datang (Kartadinata, 2015:140).

Menurut penelitian Sartono (2014:122) Profitabilitas adalah kemampuan

suatu perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total

aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas merupakan keuntungan yang dimiliki

perusahaan dari kegiatan operasionalnya yang tidak lepas dari kebijakan yang

dimiliki oleh manajer. Keuntungan atau laba perusahaan selalu menjadi perhatian

utama para calon investor dalam menilai kinerja suatu perusahaan. Keuntungan

atau laba itulah yang digunakan untuk memastikan apakah investasi pada suatu

perusahaan akan memberikan keuntungan atau tingkat pengembalian yang di

harapkan.

Ada beberapa alat ukur yang dapat digunakan dalam mengukur

profitabilitas, salah satunya adalah Return On Asset (ROA). Menurut Kasmir

(2014:202) Return On Asset (ROA) merupakan kemapuan perusahaan secara

keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva

1
yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan mengetahui ROA, maka dapat menilai

apakah perusahaan telah

2
2

efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasional untuk

menghasilkan keuntungan.

Selain itu, profitabilitas mempunyai peran penting dalam perusahaan

sebagai cerminan masa depan apakah perusahaan mempunyai prospek yang baik di

masa mendatang. Bagi perusahaan masalah profitabilitas sangatlah penting. Bagi

pemimpin perusahaan profitabilitas digunakan untuk melihat seberapa besar

kemajuan atau berhasil tidaknya perusahaan yang dipimpinnya. Sedangkan bagi

karyawan perusahaan apabila semakin tinggi keuntungan yang diperoleh

perusahaan tempat kerjanya, maka adanya kesepakatan baginya untuk dapat

kenaikan gaji.

Profitabilitas yang tinggi akan dapat mendukung kegiatan operasional

perusahaan secara maksimal. Tinggi atau rendahnya profitabilitas yang dimiliki

perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti modal kerja. Dalam melakukan

kegiatan usahanya setiap perusahaan akan membutuhkan sumber daya salah

satunya adalah modal kerja seperti: kas, piutang, persediaan dan modal seperti

aktiva tetap. Modal merupakan masalah utama yang akan mendukung berjalannya

kegiatan operasional perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya (Febrianti,

2016).

Perputaran kas (cash turnover) adalah kemampuan kas dalam menghasilkan

pendapatan sehingga dapat dilihat beberapa kali uang kas berputar dalam satu

periode (Surya dkk, 2017). Perputaran kas yang semakin tinggi tinggi akan semakin

baik, karena ini menunjukan semakin efisiensi didalam penggunaan kas, akan tetapi

perputaran kas yang berlebih-lebihan dengan modal kerja yang tersedia terlalu kecil

akan mengakibatkan kurang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Demikian


3

sebaliknya, semakin rendahnya perputaran kas akan mengakibatkan banyaknya

uang kas yang tidak produktif sehingga akan mengurangi profitabilitas perusahaan

dalam memperoleh keuntungan (Diana dan Santoso, 2016).

Perputaran piutang adalah kemampuan dana yang tertanam dalam

perputaran piutang beberapa kali dalam satu periode tertentu melalui penjualan.

Pengelolaan piutang harus secara tepat dan efisiensi, dengan mempertimbangkan

biaya-biaya yang ditimbulkan karena adanya piutang. Perputaran piutang yang

tinggi serta lancar mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola

piutangnya dengan baik. Piutang yang dikelola dengan baik akan menyebabkan

resiko piutang tidak tertagih menjadi kecil, hal ini akan meningkatkan profitabilitas

seiring lancarnya jumlah penjualan dan perputaran piutangnya (Ruhmana dan

Ardini, 2017).

Perputaran persediaan menunjukan beberapa kali kemampuan dana yang

tertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi

tingkat perputaran persediaan maka jumlah dana yang tertanam dalam persediaan

akan semakin besar (Diana dan Santoso, 2016). Perputaran persediaan merupakan

salah satu hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam operasi perusahaan

itu sendiri. Persediaan harus dikelola dengan baik karena persediaan yang optimal

dapat meningkatkan efektiftas perusahaan sehingga meningkatkan keuntungan yang

diperoleh perusahaan, dan untuk mempertahankan penjualan, perusahaan harus

menjamin tersedianya persediaan (Sundjaja, 2014).

Perputaran Total Aset atau Total asset turnover merupakan rasio untuk

mengukur kemampuan aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, semakin

cepat aset perusahaan berputar maka semakin besar pendapatan perusahaan


4

tersebut. Menurut Hery (2018:187) perputaran aset merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam

menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah

penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total

aset.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, rasio perputaran total aset ini

digunakan untuk seberapa efisiennya sebuah perusahaan menggunakan asetnya

untuk menghasilkan penjualan. Ini artinya, semakin tinggi rasionya semakin

efisien perusahaan tersebut menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan.

Sebaliknya Rasio perputaran total aset yang rendah menandakan kurang

efisiennya manajemen dalam menggunakan asetnya dan kemungkinan besar

adanya masalah manajemen ataupun produksinya.

Pertumbuhan penjualan tinggi akan mencerminkan pendapatan perusahaan

yang juga meningkat. Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan

dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu (Kusuma, 2017). Laju pertumbuhan

suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan

dalam menandai kesempatan-kesempatan yang akan datang. Pertumbuhan

penjualan dapat lihat dari perubahan penjualan tahun sebelum dan tahun periode

selanjutnya. Suatu perusahaan dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ke arah

yang lebih baik jika terdapat peningkatan yang konsisten dalam aktivitas utama

operasinya. Perhitungan tingkat penjualan perusahaan dibandingkan pada akhir

periode dengan penjualan yang dijadikan periode dasar. Apabila nilai

perbandingannya semakin besar maka dapat dikatakan bahwa tingkat

pertumbuhan penjualan semakin tinggi. Penjualan memiliki pengaruh yang


5

strategis bagi sebuah perusahaan, karena penjualan yang dilakukan harus

didukung dengan harta atau aktiva dan bila penjualan ditingkatkan maka aktiva

pun harus ditambah (Sasongko, 2013).

Perusahaan dapat memaksimalkan labanya apabila manajer keuangan

mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap profitabilitas

perusahaan. Dengan mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor terhadap

profitabilitas, perusahaan dapat menentukan langkah untuk mengatasi masalah-

masalah dan meminimalisir dampak negatif yang akan timbul. Semua faktor yang

terdapat dalam sebuah perusahaan memiliki pengaruh terhadap kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan laba. Untuk memaksimalkan masing-masing faktor,

diperlukan adanya manajemen aset, manajemen biaya dan manajemen hutang.

Semua itu terangkum dalam Du Point System. Aktivitas aset yang terjadi dalam

sebuah perusahaan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menentukan

seberapa besar laba yang akan di peroleh perusahaan. Semakin lama waktu yang

dibutuhkan perusahaan untuk melakukan produksi, maka semakin besar biaya yang

harus dikeluarkan oleh perusahaan baik untuk pemeliharaan ataupun biaya

produksi. Lamanya periode perputaran dari beberapa faktor yang ada, akan

berpengaruh terhadap biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Salah satu jenis perusahaan yang melakukan proses produksi adalah

perusahaan manufaktur. Menurut (Agustina, 2013) perusahaan manufaktur

merupakan perusahaan yang menjual produknya mulai dari proses produksi yaitu

dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan baku hingga menjadi barang

jadi. Perusahaan industri manufaktur terbagi lagi dalam tiga sektor yang masing-

masing memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.


6

Ketiga sektor tersebut adalah industri barang dan konsumsi, aneka industri dan

industri dasar dan kimia. Salah satu yang paling menonjol dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 adalah sektor industri barang dan

konsumsi. Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 56% (Kompas.com, 2017).

Dalam perusahaan manufaktur industri barang konsumsi khususnya sub sektor

makanan dan minuman yang merupakan penopang perekonomian nasional ditengah

ketidakpastian perekonomian dunia karena sektor ini memberikan kontribuasi yang

cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia (www.bps.go.id).

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan, maka penulis mengangkat

penelitian dengan judul “Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran

Persediaan, Perputaran Total Aset dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap

Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019”

1.2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas rumusan permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Apakah perputaran kas berpengaruh terhadap Profitabilitas pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Tahun 2017-2019?

2) Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap terhadap

Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?


7

3) Apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap Profitabilitas

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Tahun 2017-2019?

4) Apakah perputaran total asset berpengaruh terhadap Profitabilitas pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Tahun 2017-2019?

5) Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap Profitabilitas

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Tahun 2017-2019?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas tujuan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui pengaruh perputaran kas terhadap Profitabilitas

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Tahun 2017-2019?

2) Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap

Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?

3) Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan terhadap

Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?


8

4) Untuk mengetahui pengaruh perputaran total aset terhadap

Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?

5) Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap

Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan mafaat bagi semuan pihak,

baik manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis. Adapun manfaat dari

penelitian ini sebagai berikut:

a) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta

informasi mengenai variabel perputaran kas, perputaran piutang,

perputaran persediaan, perputaran total aset dan pertumbuhan penjualan

dan profitabilitas serta dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

b) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan khususnya

bagi perusahaan manufaktur mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi profitabilitas
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Agensi

Dalam memahami konsep profitabilitas, maka digunakanlah dasar

perspektif hubungan keagenan. Menurut R.A Supriyono (2018:63), teori

agensi menjelaskan tentang hubungan antara dua pihak dimana salah satu

pihak menjadi agen dan pihak yang lain bertindak sebagai prinsipal.

Hubungan prinsipal dan agen sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal

ini memacu agen untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut

dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya.

Salah satu tindakan agen tersebut adalah income smoothing atau perataan

laba (Suryandari, 2012). Sebagai makhluk ekonomi, manusia mempunyai

sifat dasar mementingkan kepentingan diri sendiri sehingga dalam

hubungan keagenan ini terkadang menyebabkan terjadinya konflik.

Pemegang saham dan manajer masing-masing memiliki tujuan yang

berbeda dan menginginkan tercapainya tujuan tersebut. Atas investasi

yang ditanamkan, para pemegang saham menginginkan pengembalian

lebih besar dan secepatnya. Sedangkan manajer menginginkan akomodasi

untuk kepentingannya dengan kompensi atau insentif yang sebesar-

besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan. Demi

tercapainya pemenuhan kepentingan para pemegang saham maupun

manajer, maka para manajer harus berusaha untuk meningkatkan tingkat

profitabilitas perusahaan.

9
10
10

2.1.2. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba

dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Profitbilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam

persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu

menghasilkan laba pada tingkat yang diterima. Profitabilitas suatu

perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan

asset atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan yang lain.

Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para

investor atas investasi yang akan dilakukan. Kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba dapat menarik para investor untuk menanamkan

dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang

rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Dengan

demikian bagi para investor jangka panjang akan sangat berkepentingan

dengan analisa profitabilitas ini. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri

profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan

badan usaha tersebut. Dengan demikian setiap perusahaan akan selalu

berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat

profitabilitasnya maka kelangsungan kegiatan usaha perusahaan tersebut

akan terus terjamin.

Profitabilitas dinilai sangat penting karena untuk melangsungkan

hidup suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan

atau profitable. Tanpa keuntungan maka sulit bagi perushaan untuk

menarik modal dari luar. Berikut beberapa pengertian profitabilitas yaitu:


11

Menurut Agus Sartono (2010:122) dinyatakan bahwa profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya

dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas suatu

perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau

modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas

menurut Bambang Riyanto (2013) adalah kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu.

Menurut (Kasmir, 2016) menyatakan bahwa rasio profitabilitas

merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan dalam memberikan ukuran tangka efektivitas manajemen

perusahaan, hal ini ditunjukkan dari laba yang diperoleh dan pendapatan

investasi. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan

menghasilkan laba dari proses kegiatan bisnis perusahaan melalui berbagai

keputusan dan kebijakan manajemen. Perusahaan akan mengalami

kesulitan menarik modal dari luar jika dalam kondisi menguntungkan.

Rasio profitabilitas ini akan memberikan gambaran tentang tingkat

efektifitas pengelolaan perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas berarti

semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan

semakin tingginya profitabilitas. Ada bermacam cara untuk mengukur

profitabilitas, yaitu:

1) Gross Profit Margin (GPM). Rasio gross profit margin atau margin

keuntungan kotor berguna untuk mengetahui keuntungan kotor

perusahaan dari setiap barang yang dijual.


12

2) Net Profit Margin (NPM), menggambarkan besarnya laba bersih

yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan.

Dengan kata lain rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak

terhadap penjualan.

3) Return On Asset (ROA) atau Return On Investment menunjukkan

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang

dipergunakan.

4) Return On Equity (ROE) atau Return On Net Worth mengukur

kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi

pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya

kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah

modal dari pemilik.

Menurut Bambang Riyanto, 2013 kelebihan Return On Asset

(ROA) diantaranya sebagai berikut:

1) ROA mudah dihitung dan di pahami.

2) Merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitif

terhadap setiap pengaruh keadaan keuangan perusahaan.

3) Manajemen menitikberatkan perhatiannya pada perolehan laba

yang maksimal.

4) Sebagai tolak ukur prestasi manajemen dalam memanfaatkan asset

yang dimiliki perusahaan untuk memperoleh laba.

5) Mendorong tercapainya tujuan perusahaan.

6) Sebagai alat mengevaluasi atas penerapan kebijak-kebijakan

manajemen.
13

2.1.3. Perputaran Kas

Kas merupakan aset lancar yang paling likuid yang berarti dapat

digunakan secara langsung untuk keperluan perusahaan. Kas terdiri dari

uang tunai dan saldo rekening koran perusahaan di bank (Thomas

Sumarsan 2013:1). Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2013) kas

merupakan aktiva paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal

kerja yang paling tinggi likuiditasnya (yang paling mudah diubah menjadi

uang dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan), yang berarti

bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki suatu perusahaan maka

semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan

mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewjiban

finansialnya. Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus

mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besar

kas akan menyebabkan banyaknya uang menganggur sehingga akan

memperkecil keuntungannya. Tetapi suatu perusahaan yang hanya

mengejar keuntungan tanpa memperhatikan likuiditasnya, maka

perusahaan tersebut akan dalam keadaan likuid jika sewaktu-waktu ada

tagihan.

Menurut Rudianto (2012:195) kas merupakan alat pembayaran

yang dimiliki perusahaan yang siap digunakan untuk investasi maupun

menjalankan operasi perusahaan setiap saat dibutuhkan. Karena kas itu

mencakup semua alat pembayaran yang dimiliki perusahaan yang

disimpan di dalam perusahaan maupun di bank dan siap dipergunakan.

Sedangkan menurut Komaruddin (2015:61) kas adalah nilai uang kontan


14

yang ada dalam perusahaan berserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu

dekat dapat digunakan sebagai alat pembayaran kebutuhan keuangan yang

mempunyai sifat yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Untuk itu dalam

menjalankan usahanya setiap perusahaan membutuhkan uang tunai atau

kas yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari

walaupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Jadi kas

harus siap tersedia untuk digunakan membiayai operasi dan membayar

kewajiban lancar perusahaan dan harus bebas dari setiap ikatan koseptual

yang membatasi penggunaannya.

Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya

dapat berasal:

a) Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang

berwujud maupun yang tidak berwujud, atau adanya penurunan

aktiva tidak lancer yang diimbangi dengan penambahan kas.

b) Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan

modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

c) Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wesel)

maupun hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik

atau hutang jangka yang lain) serta bertambahnya hutang yang

diimbangi dengan penerimaan kas.

d) Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang

diimbangin dengan adanya penerimaan kas, misalnya ada

penurunan piutang karena adanya penerimaan pembayaran,


15

berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya

penjualan secara tunai.

e) Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari

investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya

pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode–periode

sebelumnya.

Perputaran kas (cash turnover) adalah perbandingan antara Sales

dengan jumlah kas rata-rata (Riyanto 2011:95). Tingkat perputaran kas

merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh

perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus

kas kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja.

Kas diperlukan perusahaan baik untuk membiayai operasi

perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam

aktiva tetap. Dalam mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya

kas telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas

operasional perusahaan. Oleh karena itu, sumber kas dalam penelitian ini

adalah berasal dari aktivitas penjualan unit pertokoan atau pemberian

kredit pada unit simpan pinjam. Makin tinggi tingkat perputaran kas

berarti makin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan

demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan

operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.

2.1.4. Aliran Kas Dalam Perusahaan


16

Dalam setiap entitas usaha, kas merupakan komponen utama aktiva

lancar. Kas digunkan untuk membiayai pembelanjaan kontinui maupun

incidental serta investasi pada aktiva tetap. Aliran kas masuk dan kas

keluar akan mempengarui besar kecilnya kas yang tersedia pada entitas

tersebut.

Apabila aliran kas masuk lebih besar dari pada kas keluar maka kas

yang tersedia pada perusahaan akan menjadi besar (Overinvestment dalam

kas). Besarnya kas ini akan menaikan likuiditas pada perusahaan.

Meskipun demikian, perusahaan akan mengalami kerugian karena makin

besarnya kas berarti makin besarnya uang yang menganggur dalam

perusahaan tingkat profitabilitas perusahaan akan menurun. Demikian pula

sebaliknya apabila kas masuk lebih kecil dari pada aliran kas keluar yang

disebabkan oleh perusahaan yang hanya mengejar profitabilitas saja, maka

kas yang tersedia dalam perusahaan akan menjadi kecil atau terjadi

underinvestment pada kas. Tindakan demikian ini akan menempatkan

perusahaan dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu terjadi tagihan

utang.

2.1.5. Perputaran Piutang

Menurut Warren, dkk (2014:449) definisi piutang adalah kebiasaan

bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan

pada wktu melakukan penjulan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan

biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut

membayar kemuadian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.


17

Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai

akibat dari dilaksanakannya politik penjual kredit (Gitosudarmo 2014:83).

Investasi koperasi dalam bentuk piutang dagang adalah sulit untuk

dihindari, disatu pihak penjualan kredit uang sekarang adalah merupakan

bagian dari strategi pemasaran sehingga koperasi berlomba-lomba

melakukannya, dilain pihak perjualan kredit memberikan keuntungan

berupa pengurangan biaya penagihan, menstabilkan volume penjualan dari

meningkatkan volume penjualan.

Dalam keadaan yang normal dan dimana penjualan pada umumnya

dilakukan secara kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih

tinggi daripada persediaan. Karena perpuataran piutang ke kas

membutuhkan satu langkah saja yaitu penagihan. Penentuan besar kecilnya

jumlah piutang serta kebijakan penjualan secara kredit merupakan hal

yang sangat penting dalam merencanakan dan mengendalikan jumlah

piutang.

Menurut Riyanto (2011:85) besar kecilnya piutang dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu:

a) Volume penjualan kredit. Makin besar jumlah penjualan kredit dari

keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah piutang dan

sebaliknya makin kecil jumlah penjualan kredit dari keseluruhan

piutang akan memperkecil jumlah piutang.

b) Syarat pembayaran bagi penjualan kredit. Semakin panjang batas

waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnya


18

dan sebaiknya semakin pendek batas waktu pembayaran kredit

berarti semakin kecil besarnya jumlah piutang.

c) Ketentuan tentang batas penjualan kredit. Apabila batas maksimal

volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relative

besar maka besarnya jumlah piutang juga semakin besar.

d) Kebiasaan membayar para pelanggan kredit. Apabila kebiasaan

membayar para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu

yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang relatif besar.

e) Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan. Apabila

kegiatan penagihan piutang dari perusahaan bersifat aktif dan

pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil,

tetapi apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif maka

besarnya jumlah piutang relatif besar.

Piutang sebagai bagian dari komponen modal kerja yang selalu

dalam keadaan berputar. Periode perputaran piutang dipengaruhi oleh

panjang pendeknya ketentuan waktu yang disyaratkan dalam syarat

pembayaran. Semakin lama syarat pembayaran kredit, berarti semakin

lama terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang dan menandakan

semakin kecil tingkat perputaran piutng dalam satu periode (Riyanto,

2011:90). Tingkat perputaran piutang yang tinggi menunjukkan cepatnya

dan terikat dalam piutang atau dengan kata lain cepatnya piutang dilunasi

oleh debitur. Makin tinggi tingkat perputaran piutang maka makin cepat

pula menjadi kas. Selain itu cepatnya piutang menjadi kas berarti kas dapat

dipergunakan kembali serta resiko kerugian piutang dapat diminimalkan.


19

Tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat diketahui dengan

membagi jumlah credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-

rata piutang (average receivable).

Dengan diketahuinya tingkat perputaran piutang maka akan

diketahui pula hari rata-rata pengembalian piutang yaitu dengan membagi

hari dalam satu tahun dengan perputaran piutangnya. Hari rata-rata

dpengembalian piutang digunakan untuk menilai efisien pengumpulan

piutang. Untuk menilai efisiensinya, maka perlu dibandingkan dengan

syarat pembayarannya. Pengumpulan piutang belum efisien apabila hari

rata-rata pengembalian piutang tersebut lebih besar daripada syarat

pembayarannya.

2.1.6. Perputaran Persediaan

Secara umum persediaan barang dipakai untuk menunjukkan

barang-barang yang dimiliki untuk tujuan dijual kembali atau digunakan

untuk memproduksi barang yang akan dijual (Zaki Baridwan 2015:149).

Menurut Wibowo dan Abubakar Arif (2013:144) definisi persediaan

adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada

masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan

bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi.

Nugroho dan Rini (2012) mendefinisikan bahwa persediaan adalah nama

yang diberikan untuk barang-barang baik yang dibuat atau dibeli untuk

dijual kembali dalam bisnis normal. Jadi persediaan merupakan sejumlah


20

barang yang disediakan perusahaan dan bahan-bahan yang terdapat di

perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang atau produk jadi

yang disebabkan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau

langganan setiap waktu.

Persediaan merupakan salah satu unsur penting dalam perusahaan

karena jumlah persediaan akan menentukan atau mempengaruhi

kelancaran produksi serta efektifitas dan efisiensi perusahaan. Persediaan

barang yang terdapat di dalam perusahaan dapat dibedakan menurut jenis

dan posisi barang tersebut dalam urutan pengerjaan produk. Persediaan

merupakan salah satu bagian dari modal kerja (Subramarnyam dan Wild,

2010:202). Seringkali persediaan merupakan bagian dari asset lancar yang

memiliki kuantitas yang cukup besar bagi perusahaan. Sebagian besar

perusahaan mempertahankan tingkat persediaan pada tingkat tertentu.

Manajemen mengelola persediaan perushaan dengan sebaik-baiknya

sehingga kegiatan penjualan perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Zuki Baridwam (2015:162) mengemukakan bahwa “Persediaan

(atau persediaan barang dagang) secara umum ditujukan untuk barang-

barang yang dimiliki perusahaan dagang, baik berupa usaha grosir maupun

ritel, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap untuk

dijual. Kata bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in

process) dan barang jadi (finished good) untuk dijual ditujukan untuk

persediaan di perusahaan manufaktur”. Persediaan dapat diklasifikasikan

dalam beberapa bagian, tergantung dari jenis kegiatan perusahaan itu

sendiri. Klasifikasi persediaan terdiri dari persediaan perusahaan dagang


21

dan perusahaan manufaktur. Persediaan barang dagang adalah persediaan

yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali. Sedangkan pada

perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan bahan baku dan

bahan penolong, peralatan pabrik, barang dalam proses dan produk selesai.

Dalam suatu perusahaan, persediaan adalah salah satu unsur yang paling

aktif dalam perusahaan.

Freddy Rangkuti (2004:15) menguraikan jenis-jenis persediaan

sebagai berikut:

a) Bacth Stock, persediaan yang diadakan karena membeli, membuat

bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar

dari jumlah yang dibutuhkan saat itu. Fluctuation Stock, untuk

menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat

diramalkan.

b) Anticipation Stock, untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang

dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam

satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan atau

permintaan yang meningkat.

2.1.7. Perputaran Total Aset

Perputaran Total Aset atau Total asset turnover merupakan rasio

untuk mengukur kemampuan aset perusahaan untuk memperoleh

pendapatan, semakin cepat aset perusahaan berputar maka semakin besar

pendapatan perusahaan tersebut. Menurut Hery (2018:187) perputaran aset

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan total aset


22

yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau dengan kata

lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari

setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, rasio perputaran total aset ini

digunakan untuk seberapa efisiennya sebuah perusahaan menggunakan

asetnya untuk menghasilkan penjualan. Ini artinya, semakin tinggi rasionya

semakin efisien perusahaan tersebut menggunakan asetnya untuk

menghasilkan penjualan. Sebaliknya Rasio perputaran total aset yang rendah

menandakan kurang efisiennya manajemen dalam menggunakan asetnya

dan kemungkinan besar adanya masalah manajemen ataupun produksinya.

Menurut Sartono (2010:120) dalam bukunya mengatakan perputaran

total aset atau total asset turnover menunjukkan bagaimana efektivitas

perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan

dan mendapatkan laba. Sedangkan menurut Muthmaimah (2015) perputaran

total aset merupakan rasio yang dipilih untuk mewakili rasio aktivitas untuk

mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam

menghasilkan penjualan.

2.1.8. Tujuan dan Manfaat Perputaran Total Aset

Perputaran Total Aset memiliki tujuan dan manfaat bagi

perusahaan terutama pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan.

Perputaran total aset merupakan salah satu jenis rasio aktivitas.

Tujuan dan manfaat dari perputaran total aset menurut Hery

(2018:187) sebagai berikut:


23

a) Untuk mengukur semua aktiva

b) Untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari

tiap rupiah aktiva

c) Untuk melihat sejauh mana keseluruhan aset yang dimiliki oleh

perusahaan terjadi perputaran secara efektif

d) Untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan

dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset

e) Untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan

f) Digunakan untuk membandingkan pada industry yang bergerak di

bidang yang sama

2.1.9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perputaran Total Aset

Perputaran total aset adalah bagian dari resiko dari rasio aktivitas

yang mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas seluruh aktiva yang

digunakan perusahaan dalam meningkatkan penjualan yang diperoleh dari

tiap rupiah aktiva dengan membandingkan penjualan dengan total aset.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perputaran total aset menurut

Muthmainnah (2015) antara lain:

a) Penjualan, yang meliputi kondisi kemampuan penjual, kondisi

pasar modal, dan kondisi organisasi penjualan.

b) Total aktiva yang terdiri dari Current asset dan fixed asset

2.1.10. Pertumbuhan Penjualan


24

Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi

periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa

yang akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan

dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Menurut Kesuma (2017)

juga menyatakan bahwa sales growth adalah kenaikan jumlah penjualan dari

tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penjualan tinggi

maka akan mencerminkan pendapatan perusahaan yang juga meningkat.

Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan

mempertahankan keuntungan dalam menandai kesempatan-kesempatan

yang akan datang. Pertumbuhan penjualan dapat lihat dari perubahan

penjualan tahun sebelum dan tahun periode selanjutnya. Suatu perusahaan

dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ke arah yang lebih baik jika

terdapat peningkatan yang konsisten dalam aktivitas utama operasinya.

Perhitungan tingkat penjualan perusahaan dibandingkan pada akhir periode

dengan penjualan yang dijadikan periode dasar. Apabila nilai

perbandingannya semakin besar maka dapat dikatakan bahwa tingkat

pertumbuhan penjualan semakin tinggi. Penjualan memiliki pengaruh yang

strategis bagi sebuah perusahaan, karena penjualan yang dilakukan harus

didukung dengan harta atau aktiva dan bila penjualan ditingkatkan maka

aktiva pun harus ditambah (Sasongko, 2013). Dengan mengetahui penjualan

dari tahun sebelumnya, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber-sumber

daya yang ada.

Pertumbuhan penjualan (sales growth) memiliki peranan yang

penting dalam manajemen modal kerja. Dengan mengetahui seberapa besar


25

pertumbuhan penjualan, perusahaan dapat memprediksi seberapa besar

profit yang akan didapatkan.

2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya

1) Rahayu dan Susilowibowo (2012) dengan judul “Pengaruh

Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan

Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia”. Memperoleh hasil bahwa perputaran kas,

perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif

terhadap profitabilitas.

2) Sufiana dan Purnawati (2010) dengan judul “Pengaruh Perputaran

Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap

Profitabilitas Perusahaan Manufaktur khususnya Perusahaan Food

and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Memperoleh hasil bahwa Perputaran kas bepengaruh negatif

terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran piutang dan

perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Diantara ketiga variabel bebas tersebut yang dominan berpengaruh

positif terhadap profitabilitas adalah perputaran piutang.

3) Suarnami, dkk (2012) dengan judul “Pengaruh Perputaran Piutang

dan Periode Pengumpulan Piutang Terhadap Profitabilitas pada

perusahaan pembiayaan (Studi Kasus pada Perusahaan Pembiayaan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ). Tahun 2008-

2012”. Memperoleh hasil bahwa perputaran piutang secara

langsung berpengaruh positif terhadap profitabilitas.


26

4) Sasongko (2013) dengan judul “Analisis Pengaruh Risiko Kredit,

Perputaran Kas, Likuiditas, Tingkat Kecukupan Modal, dan

Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan

Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Memperoleh

hasil bahwa variabel perputaran kas (Cash Turnover) memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Return On Asset

(ROA).

5) Julita (2011) dengan judul “Pengaruh Perputaran Piutang dan

Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan

Garmen dan Tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

Memperoleh hasil bahwa perputaran piutang dan perputaran

persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

6) Fitri (2011) dengan judul “Pengaruh Perputaran Piutang Uasaha

dan Perputaraan persediaan terhadap Tingkat Profitabilitas

Perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Memperoleh hasil bahwa perputaran piutang

usaha dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

7) Rini (2012) dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja,

Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan

Terhadap Profitbilitas pada Industri Barang Konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Memperoleh hasil bahwa

perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan

positif terhadap profitabilitas.


27

8) Muflihati (2012) dengan judul “Pengaruh Perputaran Kas,

Perputaran piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap

Profitabilitas Perusahaan Industri Pakan Ternak”. Memperoleh

hasil bahwa perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran

persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan

industry pakan ternak yang seluruhnya terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

9) Febrianti (2016) dengan judul Pengaruh Peputaran Kas, Perputaran

Piutang, Perputaran dan Perputaran Persediaan Terhadap

Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI)”. Memperoleh hasil bahwa perputaran kas,

perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif

terhadap profitabilitas.

10) Arya (2012) dengan judul “Pengaruh Current Ratio, Debt To

Equity, Total Asset Turnover, dan Profit Margin Terhadap

Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia”. Memperoleh hasil bahwa Total Asset

Turnover berpengaruh terhadap profitabilitas.

11) Soraya (2019) dengan judul “Pengaruh Aktivitas Terhadap

Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.

Memperoleh hasil bahwa Total Asset Turnover berpengaruh

terhadap profitabilitas.

12) Nugroho (2011) dengan judul “Analisis pengaruh Likuiditas,

Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Moda Kerja, Ukuran


28

Perusahaan, dan Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan

(Studi pada Perushaan Manufaktur yang Terdaftar pada BEI tahun

2005-2009)”. Memperoleh hasil bahwa pertumbuhan penjualan

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

13) Hastuti (2010) dengan judul “Analisis Pengaruh Periode

Perputaran Persediaan, Periode Perputaran Hutang Dagang, Rasio

Lancar Leverage, Pertumbuhan Penjualan Dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Profitabilitas Perusahaan”. Memperoleh hasil bahwa

periode perputaran persediaan dan pertumbuhan penjualan

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

14) Purwitasari (2013) dengan judul “Analisis Pengaruh Struktur

Modal Terhadap Profitabilitas”. Memperoleh hasil bahwa

pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap profitabilitas.

15) Hansen, dkk (2014) dengan judul “Pengaruh Family Control Size,

Sales Growth dan Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan

pada Sektor Perdagangan Jasa dan Investasi” Memperoleh hasil

bahwa Sales Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas.
29
BAB III
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Berpikir

Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para

investor atas investasi yang akan dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya

guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah

akan menyebabkan para investor menarik dananya. Dengan demikian bagi

para investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa

profitabilitas ini. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat

digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha

tersebut. Dengan demikian setiap perusahaan akan selalu berusaha

meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat

profitabilitasnya maka kelangsungan kegiatan usaha perusahaan tersebut

akan terus terjamin.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba

dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Profitbilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam

persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu

menghasilkan laba pada tingkat yang diterima. Profitabilitas suatu

perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan

asset atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan yang lain.

Perputaran kas (cash turnover) adalah kemampuan kas dalam

menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat beberapa kali uang kas

29
berputar dalam satu periode (Surya dkk, 2017). Perputaran kas yang semakin

tinggi tinggi akan semakin baik, karena ini menunjukan semakin efisiensi

30
30

didalam penggunaan kas, akan tetapi perputaran kas yang berlebih-lebihan

dengan modal kerja yang tersedia terlalu kecil akan mengakibatkan kurang

dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Demikian sebaliknya, semakin

rendahnya perputaran kas akan mengakibatkan banyaknya uang kas yang

tidak produktif sehingga akan mengurangi profitabilitas perusahaan dalam

memperoleh keuntungan (Diana dan Santoso, 2016).

Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul

sebagai akibat dari dilaksanakannya politik penjualan kredit (Gitosudarmo

2014:83). Periode perputaran piutang tergantung dari jangka pendeknya

ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit,

sehingga semakin lama syarat pembayaran kredit berarti semakin lama

terikatnya modal dalam piutang dan berarti makin rendah tingkat perputaran

piutang dan sebaliknya semakin pendek syarat pembayaran kredit berarti

semakin pendek tingkat terikatnya modal dalam piutang, sehingga tingkat

perputaran piutang dalam satu periode semakin tinggi.

Persediaan merupakan aktiva yang pada setiap mengalami perubahan

(Gitosudarma 2014:97). Tingkat perputaran persediaan menunjukkan

kecepatan kembalinya dana yang tertanam pada pesediaan. Pada tingkat

perputaran persedian yang tinggi berarti terjadi tingkat penjualan barang

dagangan adalah tinggi. Dengan demikian resiko serta beberapa biaya yang

berkenaan dengan persediaan akan dapat diminimalkan, misalnya biaya

penyimpanan, biaya pemeliharaan serta resiko susut atau kerusakan. Makin

tinggi tingkat perputaran persediaan maka makin cepat kembalinya dana

yang tertanam pada persediaan tersebut.


31

Perputaran total asset merupakan tingkat efisiensi penggunaan

keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan penjualan/pendapatan

tertentu. Semakin tinggi perputaran total asset berarti semakin efisiensi

penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan pendapatan.

(Menurut Muthmainnah 2015) Perputaran Total Aset yang rendah berarti

perusahaan memiliki kelebihan total aset, dimana total aset yang ada belum

dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan penjualan. Perputaran

total asset berfungsi untuk mengukur perusahaan menggunakan total

aktivanya dalam penjualan bersih (Kasmir, 2013:187). Semakin besar

perputaran total asset menunjukkan semakin efisien penggunaan seluruh

aktiva perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan. Hal ini

emnunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik sehingga dapat

meningkatkan laba perusahan.

Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi

periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa

yang akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indicator permintaan

dan daya saing perusahaan dalam suatu industry. Menurut Kesuma (2017)

juga menyatakan bahwa sales growth adalah kenaikan jumlah penjualan dari

tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penjualan tinggi,

maka akan mencerminkan pendapatan perusahaan yang juga meningkat.

Pertumbuhan penjualan tinggi maka mencerminkan pendapatan meningkat

sehingga beban pajak meningkat. Pertumbuhan penjualan dapat lihat dari

perubahan penjualan tahun sebelum dan tahun periode selanjutnya. Suatu

perusahaan dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ke arah yang lebih


32

baik jika terdapat peningkatan yang konsisten dalam aktivitas utama

operasinya. Perhitungan tingkat penjualan perusahaan dibandingkan pada

akhir periode dengan penjualan yang dijadikan periode dasar. Apabila nilai

perbandingannya semakin besar maka dapat dikatakan bahwa tingkat

pertumbuhan penjualan semakin tinggi.

Perusahaan dapat memaksimalkan labanya apabila manajer keuangan

mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap

profitabilitas perusahaan. Dengan mengetahui pengaruh dari masing-masing

faktor terhadap profitabilitas, perusahaan dapat menentukan langkah untuk

mengatasi masalah-masalah dan meminimalisir dampak negatif yang akan

timbul. Semua faktor yang terdapat dalam sebuah perusahaan memiliki

pengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba. Untuk

memaksimalkan masing-masing faktor, diperlukan adanya manajemen aset,

manajemen biaya dan manajemen hutang. Semua itu terangkum dalam Du

Point System. Aktivitas aset yang terjadi dalam sebuah perusahaan memiliki

pengaruh yang cukup besar dalam menentukan seberapa besar laba yang akan

di peroleh perusahaan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan perusahaan

untuk melakukan produksi, maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan

oleh perusahaan baik untuk pemeliharaan ataupun biaya produksi. Lamanya

periode perputaran dari beberapa faktor yang ada, akan berpengaruh terhadap

biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Salah satu jenis perusahaan yang melakukan proses produksi adalah

perusahaan manufaktur. Menurut (Agustina, 2013) perusahaan manufaktur

merupakan perusahaan yang menjual produknya mulai dari proses produksi


33

yaitu dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan baku hingga

menjadi barang jadi. Perusahaan industri manufaktur terbagi lagi dalam tiga

sektor yang masing-masing memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia. Ketiga sektor tersebut adalah industri barang dan

konsumsi, aneka industri dan industri dasar dan kimia. Salah satu yang paling

menonjol dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun

2017 adalah sektor industri barang dan konsumsi. Sektor ini memberikan

kontribusi sebesar 56% (Kompas.com, 2017). Dalam perusahaan manufaktur

industri barang konsumsi khususnya sub sektor makanan dan minuman yang

merupakan penopang perekonomian nasional ditengah ketidakpastian

perekonomian dunia karena sektor ini memberikan kontribuasi yang cukup

signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia (www.bps.go.id).

Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan kerangka berpikir

seperti pada Gambar 3.1 dan 3.2 sebagai berikut :


34

Gambar 3.1.
Kerangka Berpikir Penelitian

Kajian Penelitian
Fenomena Sebelumnya:
1. Rahayu dan
Susilowibowo
(2012)
2. Sufiana dan
Apakah Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Purnawati (2010)
Perputaran Persediaan, Perputaran Total Aset dan 3. Suarnami, dkk
Pertumbuhan Penjualan berpengaruh terhadap (2012)
Profitabilitas? 4. Sasongko
(2013)
5. Julita (2011)
6. Fitri (2011)
H1 : Perputaran kas berpengaruh positif terhadap 7. Rini (2012)
profitabilitas 8. Muflihati (2012)
H2 : Perputaran piutang berpengaruh positif terhadap 9. Febrianti (2016)
profitabilitas 10. Arya (2012)
Teori Keagenan 11. Soraya (2019)
H3 : Perputaran persediaan berpengaruh positif
(Agency Theory) 12. Nugroho
terhadap profitabilitas
(2011)
H4 Perputaran total asset berpengaruh positif terhadap 13. Hastuti (2010)
profitabilitas 14. Purwitasari
H5 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif (2013)
terhadap profitabilitas 15. Hansen, dkk
(2014)

Teknis Analisis Regresi Linier Berganda

Pembahasan

Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran


Sumber: Hasil Pemikiran Peneliti Tahun 2020
35

Gambar 3.2
Model Penelitian

Perputaran Kas

Perputaran Piutang

Perputaran Persediaan Profitabilitas

Perputaran Total Aset

Pertumbuhan Penjualan

Sumber: Hasil Pemikiran Peneliti Tahun 2020

3.2 Rumusan Hipotesis

3.2.1. Pengaruh Tingkat Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas Pada

Perusahan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019.

Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan

dengan jumlah kas rata-rata. Perputaran kas menunjukkan

kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat

dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu.

Semakin tinggi perputaran kas ini akan semakin baik. Karena ini
36

berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan

yang diperoleh semakin besar pula (Kasmir, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Susilowibowo

(2011) menyatakan bahwa perputran kas berpengaruh secara

simultan terhadap profitabilitas. Berdasarkan teori dan hasil

penelitian sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 = Perputaran kas berpengaruh secara simultan terhadap

profitabilitas.

3.2.2. Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019.

Piutang muncul karena perusahaan melakukan penjualan

secara kredit untuk meningkatkan volume usahanya. Riyanto

(2011:90) menyatakan perputaran piutang menunjukkan periode

terkaitnya modal kerja dalam piutang dimana semakin cepat periode

berputarnya menunjukkan semakin cepat perusahaan mendapatkan

keuntungan dari penjualan kredit tersebut, sehingga profitabilitas

perusahaan juga ikut meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Julita (2011) menyatakan

bahwa perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap profitabilitas. Berdasarkan teori dan hasil penelitian

sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 = Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas.
37

3.2.3. Pengaruh Tingkat Perputaran Persediaan Terhadap

Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019.

Untuk mengukur efisiensi persediaan maka perlu diketahui

perputaran persediaan (inventory turnover) yang terjadi dengan

membandingkan antara harga pokok penjualan dengan nilai rata-rata

persediaan yang dimiliki (Munawir, 2014:78). Perputaran persediaan

menunjukkan beberapa kali dana yang tertanam dalam persediaan

berputar dalam suatu periode. Semakin tinggi perputaran persediaan

akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena

penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, di

samping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan

pemeliharaan terhadap persediaan tersebut. Ini berarti semakin tinggi

perputaran persediaan maka semakin besar pula keuntungan yang

diperoleh.

Penelitian yang dilakukan oleh Sufiana dan Purnawati (2010)

menyatan perputaran persedian berpengaruh secara simultan

terhadap profitabilitas. Berdasarkan teori dan hasil penelitian

sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 = Perputaran persedian berpengaruh secara simultan

terhadap profitabilitas.
38

3.2.4. Pengaruh Tingkat Perputaran Total Asset Terhadap

Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019.

Menurut Cahyaningrum (2012) perputaran total asset

merupakan salah satu rasio aktivitas. Perputaran total asset

menunjukan efisiensi penggunaan seluruh aktiva (total asset)

perusahaan menunjang (sales).

Menurut Nugroho (2012) rasio ini dapat mengukur seberapa

optimal kemampuan perusaan menghasilkan penjualan berdasarkan

seluruh aktiva yang dimilikinya atau perputan aktiva-aktiva tersebut.

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penggunaan aktiva

tersebut. Jika perusahaan dapat menggunakan aktivanya secara

optimal, maka penjualan perusahaan meningkat.

Penelitian yang dilakukan Esti Rahayu (2014) yang

menyatakan bahwa perputaran total aset menunjukkan nilai

signifikan sebesar 0,191 > 0,05 yang berarti berpengaruh positif

terhadap profitabilitas. Berdasarkan teori dan hasil penelitian

sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 = Perputaran total asset berpengaruh positif terhadap

profitabilitas.
39

3.2.5. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan Terhadap

Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019.

Perusahaan manufaktur tidak akan berjalan tanpa adanya

sistem penjualan yang baik. Penjualan merupakan ujung tombak dari

sebuah perusahaan. Ramalan penjualan yang tepat sangatlah

diperlukan, agar perusahaan dapat mempersiapkan segala sesuatu

yang diperlukan untuk proses produksi. Dengan menggunakan rasio

pertumbuhan penjualan, perusahaan dapat mengetahui trend

penjualan dari produknya dari tahun ke tahun. Semakin tinggi

pertumbuhan penjualan pada perusahaan maka perusahaan akan

semakin banyak mengandalkan modal. Pertumbuhan penjualan yang

tinggi menunjukkan peningkatan pendapatan yang diperoleh

perusahaan dari penjualan produk dalam kegiatan operasional

perusahaan. Pertumbuhan penjualan dari tahun sebelumnya secara

berkala dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan

pada tahun yang akan datang. Penelitian Hastuti (2010), Hasen dan

Juniarti (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan

berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Berdasarkan teori dan

hasil penelitian sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H5 = Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap

Profitabilitas.
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengakses www.idx.co.id.

4.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

profitabilitas, perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan,

perputaran total asset dan pertumbuhan penjualan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun

2017-2019.

4.3 Indentifikasi Variabel

Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018:58). Variabel – variabel

yang di analisis adalah sebagai berikut:

1) Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang

dapat mempengaruhi variabel terikat, adapun yang menjadi variabel

bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perputaran Kas (PK)

b. Perputaran Piutang (PPg)

c. Perputaran Persediaan (PPs)

d. Perputaran Total Aset (PTA)

e. Pertumbuhan Penjualan (PPj)

40
41

2) Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi

oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah profitabilitas diproksikan dengan ROA (Return On

Asset).

4.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel bebas (independen) merupakan tipe variabel yan

menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain (indrianto dan Bambang,

2012) variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran total

aset dan pertumbuhan penjualan. Dalam penelitian ini variabel-variabel

yang akan dianalisis didefinisikan sebagai berikut:

1) Perputaran Kas (PK)

Menurut Riyanto (2011:95) perputaran kas merupakan aktiva

yang paling liquid, merupakan media perputaran standar akuntansi

dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos - pos lainnya.

Pada umumnya kas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Kas terdiri

dari uang logam, uang kertas dan dana yang tersedia pada deposito di

bank, rumus untuk mengukur perputaran kas adalah sebagai berikut:

Penjualan Bersih
Perputaran Kas x 100 %........................................
Rata−Rata Kas

(1)
42

2) Perputaran Piutang (PPg)

Perputaran piutang merupakan usaha untuk mengukur seberapa

sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Menurut

Deni (2011) perputaran piutang dihitung dengan menggunakan rumus:

Penjualan Bersih
Perputaran Piutang= x 100 %…...……...........
Rata−Rata Piutang

(2)

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa rasio perputaran

piutang yang tinggi mencermikan kualitas piutang yang semakin baik.

Tinggi rendahnya perputaran piutang berate semakin cepat modal

kembali. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat

menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan

dalam piutang, sehingga semakin tinggi perputaran piutang berarti

semakin efisien modal yang digunakan.

3) Perputaran Persediaan (PPs)

Perputaran persediaan merupakan usaha untuk mengetahui

efektivitas pengelolaan persediaan dapat dilihat dari perhitungan

tingkat persediaan akan menunjukkan semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam persediaan sehingga untuk memenuhi volume

penjualan tertentu dalam naiknya perputaran persediaan maka

dibutuhkan jumlah modal kerja yang lebih keci. Menurut Deni (2011)

perputaran persediaan dihitung dengan menggunakan rumus:


43

H . P . Penjualan
Perputaran Persediaan= x 100 %………..
Rata−Rata Persediaan

(3)

4) Perputaran Total Aset (PTA)

Perputaran total asset merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur beberapa jumlah penjualan yang diperoleh dan tiap rupiah

aktiva. Rasio aktiva ini yang menjadi focus dalam penelitian ini

adalah perputaran total asset atau total asset turnover. Total asset

turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa

kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu

periode. Menurut Arya (2016) peputaran total asset dihitung dengan

menggunakan rumus:

Penjualan Bersih
Perputarantotal asset= x 100 %.....................(4)
Total Aktiva

5) Pertumbuhan Penjualan (PPj)

Purwitasari (2013) menyatakan perusahaan dengan penjualan

yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak

pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perushaan yang penjualannya tidak stabil.

Pertumbuhan penjualan merupakan ukuran mengenai besarnya

pendapatan per saham perusahaan yang diperbesar oleh utang. Suatu

perusahaan yang berada dalam industry yang mempunyai laju


44

pertumbuhan yang tinggi, harus menyediakan modal yang cukup

untuk perusahaan. Perusahaan yang tumbuh pesat cenderung lebih

banyak menggunakan utang untuk membiayai kegiatan usahanya

daripada perusahaan yang tumbuh secara lambat. Hal ini dapat dilihat

dari pernyataan purwitasari (2013). Untuk mengukur pertumbuhan

penjualan, digunakan rumus:

Salest −Salest−1
Pertumbuhan penjualan = x 100 %...............
Salest−1

....(4)

Dimana penjualan adalah jumlah penjualan tahun t (sekarang) dan

penjualan t-1 adalah jumlah penjualan tahun t-1 (tahun sebelumnya).

Variabel terikat (Dependen) merupakan tipe variabel yang

dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Menurut penelitian

Indriantoro dan Bambang, (2012:63) profitabilitas merupakan kemampuan

suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu

periode tertentu. Pengukuran profitabilitas dalam penelitian ini

menggunakan ROA (Return On Asset). Menurut menurut Kasmir,

2016:201 Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen perusahaan untuk memperoleh

keuntungan (profitabilitas) secara keseluruhan. Dimana profitabilitas dapat

diukur dengan rumus sebagai berikut:


45

laba bersih setelah pajak


ROA= x 100 %.........................................
total asset

(6)

4.5 Jenis dan Sumber Data

4.5.1 Jenis Data

1) Data Kuantitatif

Data Kuantitatif adalah data yang berupa bilangan,

nilainya biasa berubah-ubah atau bersifat variatif (Sugiyono,

2018:12). Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa laporan

keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2017-2019.

2) Data Kualitatif

Data Kualitatif adalah data yang bukan merupakan

bilangan, tetapi berapa ciri-ciri, sifat-sifat, keadaan, atau

gambaran dari kualitas objek yang diteliti (Sugiyono,

2018:13). Data kualitatif dalam penelitian ini berupa sejarah

berdirinya Bursa Efek Indonesia dan penelitian sebelumnya.

4.5.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari responden

dengan berdasarkan informasi yang tersedia (Sugiyono, 2018:193).

Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis

yang tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan laoporan


46

keuangan tahunan (annual report) melalui website www.idx.co.id.

Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini antara lain:

1) Jenis perusahaan yang termasuk ke dalam perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2) Laporan keuangan masing-masing perusahaan yang

menurut informasi tentang Perputaran Kas, Perputaran

Piutang, Perputaran Persediaan dan Perputaran Total Asset,

Pertumbuhan Penjualan dan Profitabilitas atau Return On

Asset.

4.6 Populasi dan Sampel

4.6.1 Populasi

Menurut (Sugiyono, 2018:119), populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) untuk tahu 2017-2019.

4.6.2 Sampel

Menurut (Sugiyono, 2018:120), merupakan bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik

Sampling merupakan Teknik pengambilan sampel. Dalam penelitian

ini Teknik yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan

metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan Teknik


47

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Beberapa

pertimbangan atau ketiteria yang digunakan untuk memilih sampel

adalah sebagai berikut:

1) Perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

berturut-turut selama tahun 2017-2019.

2) Perusahaan tersebut masih terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama tahun 2017-2019.

3) Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan

tahunan (annual report) selama tahun 2017-2019.

4) Laporan keuangan dalam mata uang rupiah selama tahun

2017-2019.

5) Perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian selama

tahun 2017-2019.

Tabel 4.1
Pengambilan Sampel Berdasarkan Purposive Sampling

No Kriteria Sampel Jumlah


Perusahaan
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 138
berturut-turut selama tahun 2017-2019
2 Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar di (28)
BEI selama tahun 2017-2019
3 Perusahaan manufaktur yang laporan (21)
keuangannya tidak lengkap selama tahun 2017-
2019
4 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan (23)
laporan keuangan dalam mata uang rupiah.
5 Perusahaan manufaktur yang mengalami (30)
kerugian selama tahun 2017-2019
Jumlah Sampel 36
Jumlah sampel amatan selama 3 tahun 108
Hasil Pemikiran Peneliti Tahun 2020
48

4.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

1) Metode studi pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai literatur

pustaka seperti jurnal, makalah, dan sumber-sumber lainnya yang

berkaitan dengan penelitian.

2) Metode dokumentasi yaitu dengan cara mencatat atau

mendokumentasikan data yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

dan Annual Report (AR).

4.8 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2018:206) yang dimaksud dengan analisis data

adalah kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisis data yang akan

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.8.1 Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2018:206) yan dimaksud statistic

deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagai mana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.


49

Dalam analisis ini akan dilakukan pembahasan tentang

perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan,

perputaran total aset dan profitabilitas. Analisis deskriptif yang

digunakan adalah nilai maksimum, nilai minimum dan mean (rata-

rata).

4.8.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan

pengujian asumsi klasik apakah model regresi memenuhi kriteria

BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), sehingga layak dipakai

untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS uji

asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan pengujian terhadap

kenormalan distribusi data. Pengujian ini dilakukan dengan

analisis statistic parametrik, dengan asumsi bahwa data

terdistribusi secara normal. Penelitian ini menggunkan

pengujian data dengan data analisis statistic menggunakan

analisis Kolmogorov-smirnov. Jika nilai Kolmogorov-smirnov

> 0,05 berarti data terdistribusi normal, jika nilai signifikan uji

Kolmogorov-smirnof < 0,05 maka data dinyatakan tidak

terdistribusi secara normal (Gozhali, 2012:160)

2) Uji Multikoliniaritas
50

Uji multikolinearitas merupakan pengujian yang

bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang

tinggi antara variabel-variabel bebas dalam model yang

digunakan. Apabila terdapat korelasi yang tinggi sesama

variabel bebas tersebut, maka salah satunya dieliminir

(dikeluarkan) dari model regresi berganda atau menambah

variabel bebasnya. Korelasi antara variabel independen dapat

di deteksi dengan menggunakan Variance Inflation Faktor

(VIF) dengan kriteria menurut (Ghozali, 2012:105) yaitu:

a. Jika angka tolerance di atas 0,1 dan VIF di bawah

10 dikatakan tidak terdapat gejala multikoliniaritas.

b. Jika angka tolerance di bawah 0,1 dan VIF di atas

10 dikatakan terdapat gejala multikoliniaritas.

3) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada

korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan

waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya mucul pada

observasi menggunakan data time siries. Konsekuensi adanya

autokorelasi dalam model regresi adalah varians sampel tidak

dapat menggambarkan varians populasinya, sehingga model

regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir

nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu.

Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model

regresi dilakukan melalui pengujian tehadap nilai uji Durbin-


51

Watson (uji DW) dengan ketentuan du < dw < 4 – du (tidak

ada aoutokorelasi positif atau negatif) (Ghozali, 2012:111).

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varians

dari residual satu pengamatan kepengamatan tetap maka

disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,

2012:117). Cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas

dapat dilakukan dengan uji Glejser. Uji glejser mengusulkan

untuk meregresi nilai absolud residual terhadap variabel

indpenden. Jika variabel independen signifikan maka indikasi

terjadi heteroskedastisitas, jika variabel independen tidak

signifikan (sig > 0,05) berarti model bebas dari

heterokedastisitas.

4.8.3 Pengujian Kelayakan Model

Pengujian kelayakan model dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan:

1) Kofisien Determinasi (Adjutsed R2)

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui kontribusi

variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Semakin


52

besar nilai koefisien determinasi, maka menunjukkan semakin

besar pula pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

(Ghozali, 2012:97). Pengujian ini dilakukan dengan

menggunakan Adjusted R Square. Nilai Adjusted R Square

dapat bernilai negatif, sehingga jika nilainya negatif, maka nilai

tersebut dianggap 0 (nol) atau variabel bebas sama sekali tidak

mampu menjelaskan varians dari variabel terikatnya.

2) Uji Statistik F (Uji Simultan)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua

variabel bebas secara bersama-sama dapat berperan atas variabel

terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikansi (a) sebesar 5% (Ghozali, 2012:98). Kesimpulannya

apabila sig F < 0,05 maka model yang dihipotesiskan fit dengan

data observasi.

3) Uji Statistik t (Uji Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui variabel

independen terhadap variabel dependen dalam persamaan

regresi berganda secara parsial. Menurut (Ghozali, 2012:98) uji t

juga dilakukan untuk menguji kebenaran koefisien regresi dan

melihat apakah koefisien regresi yang diperoleh signifikan atau

tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikansi (a) sebesar 5%, yaitu:

a) Jika sig < 0,05 maka H0 diterima.

b) Jika sig > 0,05 maka H1 ditolak.


53

4.8.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Teknik analisis regresi linier berganda yaitu digunakan untuk

meramalkan bagaimana keadaaan (naik turunnya) variabel dependen,

bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Data

diperoleh dengan bantuan software SPSS.

Berdasarkan uraian diatas, maka model yang digunakan

dalam penelitian ini menurut (Ghozali, 2012:69) adalah sebagai

berikut:

P = a + β 1 PK + β 2 PPg + β 3 PPs + β 4 PTA + β 4 PPj + e

……………..6)

Keterangan:

P = Profitabilitas
a = Konstanta
PK = Perputaran kas
PPg = Perputaran piutang
PPs = Perputaran persediaan
PTA = Perputaran total asset
PPj = Pertumbuhan penjualan
B = Koefisien regresi
E = Kesalahan pengganggu
41

DAFTAR PUSTAKA

Arya, 2012. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity, Total Asset Turnover, dan
Profit Margin terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi Sarjana Akuntasi
Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati, Bali.
Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,
Cetakan Ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Fahruzi, 2015. Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Kredit, Biaya
Oprasional Pendapatan Oprasional (BOPO), Kecukupan Modal dan
Jumlah Nasabah Terhadap Profitabilitas. Jurnal Akuntansi Universitas
Pendidikan Ganesha.
Febrianti, Ni Made Arya, 2016. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang,
Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi Sarjana
Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati, Bali.
Farhan, Cintya Dewi., Gede Putu Agus Jana Susila., dan I Wayan Suwendra.
Pengaruh Perputaran Persediaan dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Profitabilitas pada PT. Ambara Madya Sejati di Singaraja. E-journal
Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Manajemen.
Fitri, Meria, 2013. Pengaruh Peputaran Piutang Usaha dan Perputaran Persediaan
Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Otomotif dan Komponen
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Keuangn, (Online) 13.
Ghozali, Imam. 2016.Aplikasi Analisis Multiviare Dengan Program IBM SPSS
23. Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Unipersitas Diponogoro.
Gitosudarmono, Indriyo. 2000. Manajeman Pemasaran. Edisi II, BEFE,
Yogyakarta.
Hastuti, Niken. 2010. Analisis Pengaruh Periode Perputaran Persediaan, Periode
Perputaran Hutang Dagang, Rasio Lancar, Leverage, Pertumbuhan
Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan.
Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang
42

Hastuti, Lukman dan Dira Muttaqien. 2009. “Peranan Modal Kerja Dalam
Meningkatkan Konerja Keuangan”. Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 9,
No. 2, hal. 124-135.
Kasmir, 2009. Bank Dan Lembaga Keuangan lainya, Jakarta: Rajawalui Pers.
Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers.
Khaira, Ulfa Soraya 2019. Pengaruh Aktivitas Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Manufaktur Di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Kusumaningrum (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh simpanan dana
pihak ketiga terhadap perolehan laba operasional PT. Bank Mandiri
(persero) Tbk. Skripsi, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta.
Munawir, 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta.
Nuraini, 2014. Pengaruh kredit dan tabungan terhadap perubahan laba pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2008-2011. E-Jurnal Akuntansi Universitas Diponogoro Semarang.
Prawira, I Wayan Adi Bayu dan Wisadha I Gede Suparta, 2012. Pengaruh Tingkat
Perputaran Kas, Pertumbuhan Kredit, dan Rasio BOPO pada
Profitabilitas LPD Denpasar. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana, Bali, Indonesia.
Pudja Ni Made dan Dwikayanthi, 2014. Pengaruh perputaran kredit, kecukupan
modal, dan jumlah nasabah pada profitabilitas LPD Badung. Skripsi
Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Sastrawan, Cipta, dan Yudiaatmaja, 2014. Pengaruh pertumbuhan tabungan dan
kredit terhadap profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
Klungkung. Skripsi Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Sasongko. 2013. “Analisis Pengaruh Resiko Kredit, Perputaran Kas, Likuiditas,
Tingkat Kecukupan Modal, dan Efisiensi Operasional Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
43

Santoso, Rahmat Agus dan Mohammad Nur. 2008. “Pengaruh Perputaran Piutang
dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan Pada CV.
Bumi Sarana Jaya Di Gresik”. Jurnal Logos, Vol. 6, No. 1, hal, 37-54.
Sufiana dan Purnawati. 2012. Pengaruh Perutaran Kas, Perputaran Piutang dan
Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Food and
beverages di BEI periode 2008-2010. Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana.
Sugiyono,2014. Metode Pengumpulan Data. Cetakan Kedelapan. Bandung: CV.
Alfabeta.
Triani, 2016. Pengaruh dana pihak ketiga terhadap tingkat profitabilitas PT. Bank
Negara Indonesia (persero) Tbk. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponogoro.
Wardani, Widya Putri Ni Putu, 2016. Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Tingkat
Perputaran Kredit, dan Tingkay Kecukupan Modal Terhadap Profitabiltas
Pada LPD di Kota Denpasar Tahn 2013-2015. Skripsi Universitas
Mahasarwati Denpasar, Bali.
Wigustini, Ni Luh Putu. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuang. Denpasar.
Udayana University Press.
44

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya
N Na Judul Tekni Hasil
o ma Penelitian k penelitia
(T Analis n
ah i Data
un)
1 Suf Pengaruh Analisi Perputara

. ian Perputaran s data n kas,

a Kas, yang perputara

dan Perputaran diguna n piutang

Pur Piutang dan kan dan

na Perputaran Analisi perputara

wat Persediaan s n

i Terhadap Regres persediaa

(20 Profitabilita i n

10) s Linier berpengar

Perusahaan Bergan uh secara

Manufaktur da simultan

Khususnya terhadap

Perusahaan profitabili

Food and tas pada

Beverages perusahaa

yang n food

terdaftar di and

Bursa Efek beverages

Indonesia di Bursa
45

Efek

Indonesia

periode

2008-

2010
2 Juli Pengaruh Analisi Perputara

. ta Perputaran s data n piutang

(20 Piutang dan yang dan

11) Perputaran diguna perputara

Persediaan kan n

Terhadap Analisi persediaa

Profitabilita s n

s pada Regres memiliki

Perusahaan i pengaruh

Garmen dan Linier yang

Tekstil yang Bergan signifikan

terdaftar di da terhadap

Bursa Efek profitabili

Indonesia tas

(BEI) terhadap

10

perusahaa

n garmen

dan

tekstil
46

yang

terdaftar

di Bursa

Efek

Indonesia

(BEI)

periode

200-2011
3 Fitr Pengaruh Analisi Perputara

. i Perputaran s data n piutang

(20 Piutang yang usaha dan

11) Usaha dan diguna perputara

Perputaran kan n

Persediaan Analisi persediaa

terhadap s n tidak

Tingkat Regres berpengar

Profitabilita i Linier uh

s Bergan signifikan

Perusahaan da terhadap

Otomotif profitabili

dan tas

Komponen perusahaa

yang n

terdaftar di otomotif

Bursa Efek dan


47

Indonesia kompone

n yang

terdaftar

di BEI.
4 Ra Pengaruh Analisi Perputara

. hay Perputaran s data n kas,

u Kas, yang perputara

dan Perputaran diguna n piutang

Sus Piutang, dan kan dan

ilo Perputaran Analisi perputara

wi Persediaan s n

bo Terhadap Regres persediaa

wo Profitabilita i Linier n

(20 s Bergan berpengar

11) Perusahaan da uh secara

Manufaktur simultan

yang terhadap

terdaftar di profitabili

Bursa Efek tas.

Indonesia Sedangka

n secara

parsial

perputara

n kas dan

perputara
48

n piutang

tidak

berpengar

uh

signifikan

terhadap

profitabili

tas pada

perusahaa

manufakt

ur, hanya

perputara

persediaa

n yang

berpengar

uh

signifikan

terhadap

profitabili

tas pada

perusahaa

n
49

manufakt

ur.
5 Su Pengaruh Analisi Hasil uji

. arn Perputaran s data F

am Piutang dan yang menunjuk

i, Periode diguna kan

dk Pengumpula kan bahwa

k n Piutang Analisi perputara

(20 Terhadap s n kas,

12) Profitabilita Regres perputara

s pada i Linier n piutang

perusahaan Bergan dan

pembiayaan da perputara

(Studi n

Kasus pada persediaa

Perusahaan n

Pembiayaan berpengar

yang uh positif

Terdaftar di terhadap

Bursa Efek profitabili

Indonesia tas (ROI)

(BEI) . dapat

Tahun diterima.

2008-2012
6 Rin Pengaruh Analisi Hasil uji
50

. i Perputaran s data F

(20 Modal yang menunjuk

12) Kerja, diguna kan

Perputaran kan bahwa

Kas, Analisi perputara

Perputaran s n kas,

Piutang dan Regres perputara

Perputaran i Linier n piutang

Persediaan Bergan dan

Terhadap da perputara

Profitbilitas n

pada persediaa

Industri n

Barang berpengar

Konsumsi uh positif

yang terhadap

terdaftar di profitabili

Bursa Efek tas (ROI)

Indonesia diterima.
7 Mu Pengaruh Analisi Perputara

. flih Perputaran s data n kas,

ati Kas, yang perputara

(20 Perputaran diguna n piutang

12) piutang dan kan dan

Perputaran Analisi perputara


51

Persediaan s n

Terhadap Regres persediaa

Profitabilita i Linier n

s Bergan berpengar

Perusahaan da uh positif

Industri terhadap

Pakan profitabili

Ternak tas

perusahaa

n industry

pakan

ternak

yang

terdaftar

di Bursa

Efek

Indonesia
8 Sas Analisis Analisi Perputara

. on Pengaruh s data n kas

gk Risiko yang (Cash

o Kredit, diguna Turnover)

(20 Perputaran kan memiliki

13) Kas, Analisi pengaruh

Likuiditas, s yang

Tingkat Regres positif


52

Kecukupan i Linier dan

Modal, dan Bergan signifikan

Efisiensi da terhadap

Operasional Return

Terhadap On Asset

Profitabilita (ROA).

s Hal ini

Perusahaan dapat

Perbankan dilihat

yang dari

terdaftar di tingkat

Bursa Efek signifikan

Indonesia si

Perputara

n kas

(Cash

Turnover

) yaitu

sebesar

0,032 <

0,05. Jadi

hipotesis

yang

dinyataka
53

perputara

n kas

(Cash

Turnover

memiliki

pengaruh

positif

dan

signifikan

terhadap

Return

On Asset

(ROA)

adalah

diterima

dan

terbukti.
9 Fe Pengaruh Analisi Perputara

. bri Peputaran s data n kas,

ant Kas, yang perputara

i Perputaran diguna n piutang

(20 Piutang, kan dan

16) Perputaran Analisi perputara


54

dan s n

Perputaran Regres persediaa

Persediaan i Linier n

Terhadap Bergan berpengar

Profitabilita da uh positif

s Pada terhadap

Perusahaan profitabili

Manufaktur tas

yang perusahaa

terdaftar di n

Bursa Efek manufakt

Indonesia ur yang

(BEI) terdaftar

di Bursa

Efek

Indonesia
1 Ar Pengaruh Analisi Perputara

0 ya Current s data n total

. (20 Ratio, Debt yang aset

12) To Equity, diguna (Total

Total Asset kan Asset

Turnover, Analisi Turnover

dan Profit s )

Margin Regres menunjuk

Terhadap i Linier kan nilai


55

Pertumbuha Bergan signifikan

n Laba Pada da si sebesar

Perusahaan 0,191 >

Manufaktur 0,05 yang

yang berarti

terdaftar di berpengar

Bursa Efek uh positif

Indonesia terhadap

pertumbu

han laba.

1 Sor Pengaruh Analisi Hasil

1 aya Aktivitas s data yang

. (20 Terhadap yang didapat

19) Profitabilita diguna dalam

s kan penelitian

Perusahaan Analisi ini pada

Manufaktur s uji parsial

di Bursa Regres dengan

Efek i Linier menggun

Indonesia Bergan akan uji t

da yaitu

Total

Asset

Turnover
56

berpengar

uh

signifikan

terhadap

profitabili

tas.

Adalah

ditolak.
1 Ha Analisis Analisi Periode
2
. stut Pengaruh s data Perputara

i Periode yang n

(20 Perputaran diguna Persediaa

14) Persediaan, kan n dan

Periode Analisi Pertumbu

Perputaran s han

Hutang Regres Penjualan

Dagang, i Linier berpengar

Rasio Bergan uh positif

Lancar, da dan

Leverage, signifikan

Pertumbuha terhadap

n Penjualan profitabili

dan Ukuran tas.

Perusahaan

Terhadap
57

Profitabilita

Perusahaan.
1 Ha Pengaruh Analisi Sales

3 nse Family s data Growth

. n Control yang berpengar

dan Size, Sales diguna uh positif

Jun Growth dan kan dan

iart Leverage Analisi signifikan

i Terhadap s terhadap

(20 Profitabilita Regres Profitabili

14) s i Linier tas

Perusahaan Bergan perusahaa

pada Sektor da n pada

Perdaganga sektor

n Jasa dan perdagan

Investasi gan jasa

Bussiness dan

Accounting. investasi
58

Lampiran 1
Daftar Rincian Sampel

N DAFTAR RINCIAN SAMPEL


O
1 A Pt Akasha Wira International Tbk
D
E
S
2 A Pt Argha Karya Prima Industry
K
P
I
3 A Pt Alkindo Naratama Tbk
L
D
O
4 A Pt Arwana Citramulia Tbk
R
N
A
5 A Pt Astra Otoparts Tbk
U
T
O
6 B Pt Sepatu Bata Tbk
A
T
A
7 B Pt Budi Strach & Sweetener Tbk
U
D
I
8 C Pt Charoen Pokphand Indonesia Tbk
P
I
N
9 D Pt Delta Djakarta Tbk
L
T
A
1 D Pt Duta Pertiwi Nusantara Tbk
0 P
59

N
S
1 D Pt Darya-Varya Laboratoria Tbk
1 V
L
A
1 E Pt Ekadharma Internasional Tbk
2 K
A
D
1 G Pt Gudang Garam Tbk
3 G
R
M
1 H Pt Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
4 M
S
P
1 I Pt Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk
5 C
B
P
1 I Pt Champion Pacific Indonesia Tbk
6 G
A
R
1 I Pt Indal Aluminium Industy Tbk
7 N
A
I
1 I Pt Intan Wijaya Internasional Tbk
8 N
C
I
1 I Pt Indofood Sukses Makmur Tbk
9 N
D
F
2 I Pt Indospring Tbk
0 N
D
S
2 I Pt Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
60

1 N
T
P
2 I Pt Steel Pipe Industry Of Indonesia Tbk
2 S
S
P
2 K Pt Kmi Wire And Cable Tbk
3 B
L
I
2 K Pt Kabelindo Murni Tbk
4 B
L
M
2 K Pt Kalbe Farma Tbk
5 L
B
F
2 L Pt Lion Metal Works Tbk
6 I
O
N
2 L Pt Lionmesh Prima Tbk
7 M
S
H
2 M Pt Merek Tbk
8 E
R
K
2 M Pt Multi Bintang Indonesia Tbk
9 L
B
I
3 M Pt Mayor Indah Tbk
0 Y
O
R
3 N Pt Nipress Tbk
1 I
P
S
61

3 P Pt Pelangi Indah Canindo Tbk


2 I
C
O
3 P Pt Pyridam Farma Tbk
3 Y
F
A
3 R Pt Nippon Indosari Corpindo Tbk
4 O
T
I
3 S Pt Sucaco Tbk
5 C
C
O
3 S Pt Sekar Bumi Tbk
6 K
B
M

Anda mungkin juga menyukai