Anda di halaman 1dari 22

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi krisis ekonomi merupakan hal yang sering terjadi di Indonesia

sampai saat ini. Pada tahun 1990-1996 perkembangan perekonomian di Asia Timur

sangat menarik perhatian termasuk Indonesia. Sebelum terjadinya krisis pada

tahun-tahun sebelumnya Indonesia digambarkan sebagai negara dengan

pertumbuhan perekonomian yang sangat baik. Hal ini terlihat melalui indikator

makro ekonomi Indonesia seperti tingkat Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB),

perkembangan nilai investasi, aliran modal, pergerakan nilai tukar, dan tingkat

inflasi. Banyak sub sektor perusahaan yang ada di Indonesia menjadi penopang

perekonomian di Indonesia, salah satunya adalah sektor pertambangan.

Sektor pertambangan merupakan salah satu penopang pembangunan

ekonomi suatu negara, karena peran dan ke beradaannya sebagai penyedia sumber

daya energi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan perekonomian suatu negara.

Potensi yang kaya akan sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya

perusahaan-perusahaan untuk melakukan eksplorasi pertambangan sumber daya

tersebut. Perusahaan dalam industri pertambangan umum dapat berbentuk usaha

terpadu dalam artian bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha pengembangan

dari konstruksi, eksplorasi, pengolahan, dan produksi sebagai salah satu kesatuan

usaha atau berbentuk usaha-usaha terpisah yang masing-masing berdiri sendiri,

menurut Yudi Herliansyah (2012) dalam Sonia (2013).


Memasuki zaman yang sudah modern saat ini, perekonomian di setiap

negara berkembang sangat pesat. Dengan perkembangan perekonomian tersebut,

menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan dan perusahaan

dituntut untuk berkembang agar dapat mengikuti daya saing perusahaan dengan

tujuan yang diinginkan. Salah satu dari tujuan tersebut yaitu menjalankan rencana

pembelanjaan dan investasi yang penting bagi manajer keuangan karena berkaitan

dengan aktivitas pencairan dana. Akan tetapi, keputusan perusahaan dalam

penggunaan dana menghasilkan dampak yang berbeda-beda bagi masing-masing

perusahaan (Kartika, 2016).

Instrumen keuangan yang banyak diminati oleh investor salah satunya jual

beli saham. Saham merupakan sebagai tanda penyertaan atau tanda kepemilikan

seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Novendri,

2017). Menurut Musdalifah Azis (2015 : 80) menyatakan bahwa “harga saham

adalah harga pada pasar rill, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan

karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau

jika pasar ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya”. Naik turunnya

harga saham dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tren, kebijakan

pemerintah, fluktuasi kurs mata uang, kondisi fundamental ekonomi dan proyeksi

kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.

Pertimbangan investor sebelum menanamkan saham pada perusahaan

adalah mengamati kondisi fundamental perusahaan dengan menilai sehat tidaknya

perusahaan. Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang dapat menghasilkan

laba perusahaan yang lebih besar cenderung perusahaan yang mempunyai laba
ditahan yang cukup besar, karena akan dapat menjadikan perusahaan untuk

melakukan perluasan usaha dan pembuatan produk baru dari laba yang ditahan.

Semakin besar laba yang ditahan, akan semakin besar kebutuhan dana yang

bersumber dari internal dan akan menciptakan hutang.

Setiap perusahaan memiliki tujuan jangka panjang atau jangka pendek

untuk dapat membuat perusahaan yang baik dan sehat. Tujuan jangka pendeknya

adalah perusahaan dapat memperoleh sebuah keuntungan yang semaksimal

mungkin dengan pemanfaatan sumber daya yang ada pada perusahaan tersebut, dan

tujuan jangka panjangnya adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Hal yang

sangat penting bagi manajer dan investor adalah nilai perusahaan. Karena, nilai

perusahaan bagi seorang manajer adalah sebagai tolak ukur atas prestasi yang telah

dicapai oleh perusahaan. Sedangkan, bagi investor nilai perusahaan dapat menjadi

pandangan yang baik terhadap perusahaan. Nilai perusahaan adalah harga saham

yang harus dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Novari

dan Lestari, 2017).

Nilai perusahaan diharapkan dapat digunakan semaksimal mungkin oleh

suatu perusahaan dengan memperhatikan jumlah modal yang diinvestasikan.

Investor dapat memperhatikan nilai perusahan sebagai dasar untuk melihat ukuran

perusahaan yang dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan juga tercermin

dari harga saham, dimana jika harga saham turun maka hal ini akan menimbulkan

penurunan kemakmuran pada para pemegang saham dan sebaliknya jika harga

saham naik maka nilai perusahaan juga akan naik dan semakin besar kemungkinan

para pemegang saham juga merasakan kemakmuran. Nilai perusahaan yang tinggi
akan membuat rasa percaya diri pada investor terhadap perusahaan akan meningkat

dan akan membuat investor untuk tertarik berinvestasi, sehingga akan membuat

harga saham naik (Suwardika dan Mustanda, 2017).

Nilai perusahaan adalah nilai aktual saham per lembar yang akan diterima

apabila perusahaan menjual saham kepada investor sesuai dengan harga saham.

Nilai perusahaan tidak hanya dapat diukur menggunakan jumlah saham yang

dimiliki oleh perusahaan tersebut, namun dapat juga dilihat dari nilai Price to Book

Value (PBV). PBV dianggap sangat penting bagi investor untuk menentukan

strategi sebuah perusahaan dalam pengukuran perusahaan. Price to Book Value

(PBV) merupakan ukuran rasio keuangan yang membandingkan antara harga

saham dengan nilai buku per lembar saham (Suwardika dan Mustanda, 2017).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan dapat berasal dari

faktor eksternal maupun faktor internal perusahaan. Faktor eksternal perusahaan

bisa berasal dari fluktuasi nilai valas, keadaan pasar modal dan tingkat bunga.

Faktor eksternal perusahaan juga disebabkan oleh krisis ekonomi tahun 1999 yang

dapat mengakibatkan tidak lakunya saham di bursa efek. Tidak lakunya saham

tersebut di bursa efek mengakibatkan sebuah perusahaan memiliki nilai perusahaan

yang turun. Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk mengoptimalkan jumlah saham

yang beredar sehingga dapat menarik para investor untuk menginvestasikan dana

pada perusahaan. Sedangkan faktor internal perusahaan yaitu berupa ukuran

perusahaan, profitabilitas, likuiditas, pembayaran pajak, pertumbuhan dan rasio

keuangan.
Ukuran perusahaan dianggap mampu untuk mempengaruhi nilai

perusahaan. Karena, semakin besar untuk ukuran suatu perusahaan, maka akan

semakin mudah sebuah perusahaan dalam memperoleh sumber pendanaan baik

yang bersifat internal maupun eksternal. Besar kecilnya suatu perusahaan dapat

dilihat dari total aset perusahaan dan ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan

perusahaan tersebut. Bahkan perusahaan besar yang memiliki total aktiva dan nilai

aktiva yang besar akan dapat menarik investor dalam menanamkan modal terhadap

investor tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Ida Nurhidyah (2020), bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh simultan terhadap nilai perusahaan.

Sunarto dan Budi (2014) menunjukkan secara signifikan terdapat pengaruh

positif antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan, artinya peningkatan

ukuran perusahaan akan mempermudah perusahaan untuk memperoleh pendanaan,

yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen untuk tujuan

meningkatkan nilai perusahaan. Ukuran perusahaan mencakup besar kecilnya

sebuah perusahaan yang diperlihatkan oleh aset, jumlah penjualan, rata-rata total

penjualan dan total aset rata-rata. Besar kecilnya ukuran sebuah perusahaan juga

akan mempengaruhi perusahaan dalam memperoleh dana dari pasar modal, serta

akan mempengaruhi kekuatan dari perusahaan dalam melakukan proses tawar-

menawar di dalam kontrak keuangan perusahaan. Semakin baik nilai perusahaan

akan meningkatkan harga saham pada perusahaan.

Ukuran perusahaan yang besar dan terus tumbuh bisa menggambarkan

tingkat profit mendatang, kemudahan pembiayaan ini bisa mempengaruhi nilai

perusahaan dan menjadi informasi yang baik bagi investor (Eko dkk, 2014). Pada
penelitian ini untuk ukuran perusahaan diproksikan menggunakan logaritma natural

(LN) dari total aset. Sehingga jumlah aset dapat terdistribusi secara normal atas

ukuran perusahaan yang terlalu besar dan kecil (Mita Tegar Pribadi, 2018).

Selain dengan ukuran perusahaan untuk mengukur nilai perusahaan dapat

dilakukan dengan cara mengukur profitabilitas suatu perusahaan. Menurut (Kasmir,

2016) profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan

suatu perusahaan dalam mencari sebuah keuntungan. Rasio ini juga dapat

memberikan ukuran tingkat laba suatu perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil

penjualan dan pendapatan investasi. Dalam penelitian ini, pengukuran rasio

profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA), karena ROA

dapat dianggap dapat mengukur modal perusahaan yang diinvestasikan terhadap

aktiva perusahaan untuk memperoleh nilai perusahaan yang baik. Karena semakin

tinggi profitabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaan.

Profitabilitas yang tinggi akan memberikan prospek perushaan yang baik, sehingga

meningkatkan permintaan saham.

Permintaan saham yang meningkat mengakibatkan nilai perusahaan akan

meningkat (Nurhayati, 2013). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur

menggunakan return on asset (ROA). Rasio profitabilitas ini dapat digunakan untuk

mengukur pada suatu periode atas besarnya pendapatan atau keberhasilan operasi

suatu perusahaan. Penggunaan ROA dalam penelitian ini dikarenakan ROA dapat

menunjukkan efisiensi operasional suatu perusahaan sehingga dapat menunjukkan

kinerja perusahaan. Karena untuk memperoleh pendanaan melalui hutang maupun


ekuitas sangat dipengaruhi oleh pendapatan. Pendapatan juga mampu

mempengaruhi tingkat leverage serta tumbuh kembangnya suatu perusahaan.

Leverage merupakan ukuran yang menggambarkan besarnya aset

perusahaan yang dibiayai oleh hutang daripada dibiayai dengan modal sendiri.

Menurut Hidayah dan Widyawati (2016), leverage dapat digunakan untuk melihat

seberapa besar risiko yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar tingkat

leverage maka semakin besar pula risiko yang dimiliki oleh perusahaan. Ketika

rasio leverage menghasilkan nilai yang tinggi maka akan menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki risiko gagal bayar yang tinggi dan akhirnya menimbulkan

risiko kebangkrutan. Oleh karena itu, jika investor melihat perusahaan memiliki

tingkat leverage yang tinggi maka akan menimbulkan keraguan bagi para investor

untuk berinvestasi. Dalam penelitian ini perhitungan leverage diproksikan

menggunkan Debt To Equity Ratio (DER). Alasan mengambil debt to equity ratio

(DER) dalam penelitian ini dikarenakan, DER merupakan rasio yang

menggambarkan sumber pendanaan perusahaan. Dengan menggunakan

pertimbangan bahwa semakin besar total hutang maka akan mempertinggi resiko

perusahaan untuk menghadapi kebangkrutan.

Hasil penelitian Novari dan Lestari (2016) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Obradovich

dan Gill (2012) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut didukung juga oleh penelitian Martini et al.

(2014) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan

terhadap nilai perusahaan. Sebaliknya, hasil penelitian Rizka Aprilia (2019) bahwa
leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari

tahun 2011-2017.

Wahyuni, dkk (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa profitabilitas

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Kurnisari dan I

Putu Hendra Sintyana, Wirastuti (2015) menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut

dikarenakan dengan profitabilitas yang meningkat akan berdampak pada

meningkatnya harga saham. Akan tetapi berbanding terbalik dengan hasil penelitian

Triagustina dkk (2014) yang menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan

dengan ROA memperoleh hasil profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Mindra dan Erawati (2014) menemukan bahwa leverage berpengaruh

negatif terhadap nilai perusahaan, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Suffah

dan Riduwan (2016) menunjukkan bahwa leverage memiliki pengaruh positif

terhadap nilai perusahaan.

Berikut disajikan presentase ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan

nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan sub sektor batu bara periode 2015-

2018, untuk dapat melihat presentase seberapa besar ukuran perusahaan yang

diproksikan menggunakan LN Total Asset, Profitabilitas yang diproksikan

menggunakan Return On Asset (ROA), dan leverage yang diproksikan

menggunakan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan yang

diproksikan menggunakan Price to Book Value (PBV).


Tabel 1.1
Nilai rata-rata LN Total Asset, ROA, DER, PBV, dan Harga Saham
Pada Perusahaan Pertambangan sub sektor Batu Bara
Periode 2018-2022

No Kode Tahun LN Total ROA DER PBV Harga


Emitmen Asset Saham
1 ADRO 2018 15,77 6,76 0,64 9,03 1,215
2019 15,79 6,03 0,81 12,53 1,560
2020 15,67 2,48 0,61 12,06 1,490
2021 15,84 37,32 0,48 11,32 2,310
2022 16,19 26,26 0,65 18,62 3,800
2 ARII 2018 12,77 -8,07 34,05 270,38 900
2019 12,80 -1,52 6,90 0,00 0,00
2020 12,80 -4,55 11,79 42,53 400
2021 12,82 0,25 8,45 20,03 250
2022 13,01 5,81 5,39 14,66 300
3 GEMS 2018 20,37 14,34 1,22 0,00 0,00
2019 20,48 8,55 1,18 0,00 0,00
2020 20,52 11,78 1,33 42,93 2,550
2021 20,54 42,70 1,62 119,01 6,400
2022 20,84 61,63 1,02 74,02 7,025
4 DEWA 2018 19,84 0,20 0,80 4,73 50
2019 20,12 0,69 1,35 4,66 50
2020 20,13 0,30 1,04 4,06 50
2021 20,15 0,19 1,08 4,03 50
2022 20,12 -3,05 1,16 16,21 54
5 ITMG 2018 14,18 17,94 0,49 23,60 20,250
2019 14,01 10,46 0,37 14,72 11,525
2020 13,96 3,26 3,69 190,59 14,275
2021 14,33 2,85 0,04 19,87 21,125
2022 14,79 45,43 0,35 22,77 39,300
6 HRUM 2018 19,96 8,59 0,20 9,74 1,400
2019 19,92 4,50 0,12 8,93 1,320
2020 20,03 12,09 0,10 18,31 3,080
2021 20,59 11,24 0,34 45,65 11,000
2022 20,97 29,70 0,29 21,87 1,605
7 KKGI 2018 18,58 0,41 0.35 20,41 354
2019 18,65 4,29 0,35 12,64 236
2020 18,50 -7,98 0,29 16,97 286
2021 18,70 17,40 0,34 13,75 272
2022 18,95 22,95 0,38 16,43 404
8 MBAP 2018 18,97 28,99 0,40 28,17 2,850
2019 19,08 18,33 0,32 16,69 1,980
2020 19,02 15,09 0,32 24,06 2,710
2021 19,37 39,02 0,29 22,34 3,640
2022 19,54 58,52 0,22 36,17 7,375
9 PTBA 2018 17,00 21,19 0,49 3,04 4,300
2019 17,08 15,48 0,42 1,66 2,660
2020 16,70 10,01 0,42 1,97 2,890
2021 17,40 22,25 0,49 1,33 2,790
2022 17,63 28,17 0,57 1,46 3,670
No Kode Tahun LN Total ROA DER PBV Harga
Emitmen Asset Saham
10 MYOH 2018 18,83 20,44 0,33 20,23 1,045
2019 18,89 16,29 0,31 23,09 1,280
2020 18,83 14,91 0,17 21,54 1,260
2021 18,92 16,44 0,17 26,28 1,675
2022 18,95 8,32 0,14 23,60 1,590
11 PTRO 2018 13,23 4,17 1,91 9,42 1,785
2019 13,22 5,68 1,59 7,64 1,610
2020 13,18 6,14 1,29 8,61 1,975
2021 13,19 6,37 1,05 8,64 2,230
2022 13,30 6,90 1,00 14,66 4,330
12 TOBA 2018 20,03 13,57 1,33 15,12 1,620
2019 20,27 6,89 1,40 10,73 352
2020 20,46 4,64 1,65 14,67 530
2021 20,57 7,65 1,42 25,34 1,115
2022 20,62 10,44 1,12 11,59 610
13 BYAN 2018 20,86 45,56 0,70 97,70 19,875
2019 20,97 18,33 0,76 58,04 15,000
2020 21,21 21,27 0,88 55,81 14,425
2021 21,61 52,02 0,31 47,42 26,500
2022 22,10 58,34 0,98 346,23 20,725
14 BUMI 2018 22,09 4,05 6,76 13,39 103
2019 22,01 0,26 7,62 10,31 66
2020 21,96 -9,84 24,85 37,55 73
2021 22,16 5,29 5,53 7,70 67
2022 22,22 12,40 0,59 21,61 164
15 INDY 2018 22,02 2,67 2,26 7,33 1,585
2019 22,01 0,14 2,46 5,98 1,200
2020 21,97 -2,96 3,03 11,14 1,855
2021 22,03 1,72 3,18 9,61 1,630
2022 22,00 14,21 1,68 10,58 2,720
16 FIRE 2018 27,07 -0,51 0,77 35 7,750
2019 27,02 1,94 0,60 1 332
2020 26,95 2,73 0,43 6 1,320
2021 26,93 -9,29 0,61 2 470
2022 26,62 -25,99 0,70 1 175
1y77 DSSA 2018 21,94 3,57 1,24 6,87 13,500
2019 22,04 1,93 1,27 0,00 0,00
2020 21,79 -1,99 0,83 11,30 23,300
2021 21,83 8,82 0,72 21,57 49,000
2022 22,58 20,27 1,15 10,25 39,800
18 BSSR 2018 19,32 28,18 0,63 40,74 2,340
2019 19,34 12,15 0,47 27,96 1,820
2020 19,39 11,59 0,38 23,37 1,700
2021 19,89 47,13 0,72 41,43 4,000
2022 19,82 59,26 0,84 50,79 4,280
19 DOID 2018 20,89 6,39 3,53 17,29 525
2019 20,89 1,73 3,21 8,60 280
2020 20,70 -2,41 2,69 11,96 366
2021 21,22 0,02 5,16 8,70 268
2022 21,18 1,82 5,13 10,23 304
20 SMMT 2018 27,45 10,17 0,70 1 160
No Kode Tahun LN Total ROA DER PBV Harga
Emitmen Asset Saham
2019 27,49 0,72 0,49 1 119
2020 27,51 -2,65 0,56 1 121
2021 27,68 23,77 0,29 1 210

2022 27,80 34,06 0,16 2 665

Sumber : Data dioalah (2023)

Selain disajikan dalam bentuk tabel, untuk melihat presentase rata-rata nilai

LN Total Asset, ROA, DER, PBV dan Harga Saham Perusahaan Pertambangan

sub sektor Batu Bara selama periode 5 tahun (2018-2022) dapat dilihat grafik

sebagai berikut :

40
35
30
25
20
15
10
5
0
2018 2019 2020 2021 2022
LN Total Asset 19,56 19,6 18,56 19,79 19,96
ROA 11,43 6,48 4,2 16,69 23,77
DER 2,94 1,5 2,9 1,61 1,18
PBV 29,91 11,31 32,37 21,54 36,24
Harga Saham 4,072 2,07 3,733 6,75 6,945

LN Total Asset ROA DER PBV Harga Saham

Sumber : Data diolah (2023)

Gambar 1.1
Presentase Rata-Rata Nilai LN Total Asset, ROA, DER, PBV dan
Harga Saham
Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batu Bara Periode 2018-2022

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa dapat dilihat hasil dan

presentase nilai dari LN Total Asset, ROA, DER, PBV dan harga saham perusahaan
pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022. Kenaikan presentase ukuran

perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Suryana dan Rahayu (2014) yang menyatakan bahwa semakin

tinggi ukuran dalam perusahaan maka nilai perusahaan akan semakin besar. Ukuran

perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Sehingga, hal ini

berlawanan dengan beberapa perusahaan yang dimana presentase ukuran

perusahaan mengalami kenaikan namun nilai perusahaannya mengalami penurunan.

Contohnya pada tahun 2022 PT Atlas Resources Tbk, PT Golden Energy Sentosa

Tbk, PT Harum Energy Tbk, PT Samindo Resources Tbk, dan PT Toba Bara

Sejahtera Tbk, ukuran perusahaan mengalami kenaikan namun nilai PBV

mengalami penurunan. Adapun setiap tahunnya ukuran perusahaan 20 perusahaan

di atas masih belum stabil, artinya setiap tahunnya masih mengalami penurunan.

Namun, nilai ukuran perusahaan terendah yaitu pada PT Atlas Resources Tbk pada

tahun 2018 ukuran perusahaan senilai 12,77, tahun 2019 senilai 12,80, tahun 2020

senilai 12,80, tahun 2021 12,82, dan tahun 2022 hanya mencapai 13,00. Rata-rata

hasil LN Total Asset Terendah pada tahun 2019 dengan nilai mencapai 18,56.

Pada variabel profitabilitas menunjukkan bahwa peningkatan presentase

profitabilitas pada perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. Contohnya

pada beberapa perusahaan yang mengalami kenaikan nilai perusahaan ketika

profitabilitasnya naik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tala dan

Karamoy (2017) bahwa apabila profitabilitas yang dihasilkan perusahaan tinggi

berarti perusahaan berhasil memperoleh laba yang baik dan berdampak terhadap

nilai perusahaan sehingga menarik para investor untuk menanamkan sahamnya


terhadap perusahaan. Semakin tingginya nilai perusahaan, maka nilai perusahaan

juga akan meningkatkan laba per lembar saham perusahaan. Adanya peningkatan

laba per lembar saham akan membuat investor untuk tertarik menanamkan

modalnya pada perusahaan. Akan tetapi pada PT Golden Energy Sentosa Tbk, PT

Harum Energy Tbk, PT Toba Bara Sejahtera Tbk, dan PT Dian Swastika Sentosa

Tbk presentase profitabilitas yang diukur menggunakan return on asset (ROA)

pada perusahaan pertambangan sub sektor batu bara, ketika ROA naik malah justru

nilai perusahaannya mengalami penurunan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang

ada yang mengatakan bahwa ketika profitabilitas tinggi maka nilai perusahaan akan

besar. Nilai return on asset (ROA) perusahaan pertambangan sub sektor batu bara

di atas rata-rata setiap tahunnya masih fluktuatif nilainya, untuk nilai rata-rata ROA

terendah pada tahun 2019 dan untuk nilai return on asset yang setiap tahunnya

mengalami penurunan yaitu PT Alfa Energy Investama Tbk sampai mencapai nilai

ROA -25,99%.

Variabel terakhir yaitu leverage. Rizqia,dkk. (2013) menyatakan bahwa

dalam manajemen keuangan, leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana

oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan

keuntungan potensial pemegang saham. Hery ( 2017:4) mengatakan nilai leverage

yang tinggi dapat menguntungkan perusahaan karena dapat mengurangi pajak

penghasilan. Dengan adanya pengurangan pada pajak penghasilan mengakibatkan

perusahaan menghasilkan laba yang lebih besar yang nantinya akan digunakan

untuk pembagian dividen ataupun ditetapkan sebagai laba ditahan untuk membiayai

operasional di masa depan. Dengan adanya pengurangan pajak penghasilan atas


bunga dari penggunaan leverage membuat investor tertarik untuk berinvestasi pada

perusahaan, sehingga nilai perusahaan dapat meningkat beserta harga saham

perusahaan di pasar. Hal ini belum sesuai antara teori dengan hasil nilai leverage

yang didapatkan oleh perusahaan pertambangan sub sektor batu bara. Dimana

setiap tahunnya nilai leverage masih mengalami penurunan setiap tahunnya hingga

tahun 2022 rata-rata nilai DER mencapai nilai 1,18. Adapun nilai debt to equity

ratio (DER) tertinggi pada PT Atlas Resources Tbk pada tahun 2018 mencapai

34,05% dan PT Bumi Resources Tbk pada tahun 2020 mencapai 24,85%.

Kenaikan dan penurunan harga saham dikarenakan mengikuti

perkambangan ekonomi global yang belum stabil. Jika dilihat pada tabel 1.1 pada

tahun 2018-2020 harga saham pertambangan batu bara mengalami penurunan.

Berdasarkan Catatan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) 2019 dan

2020 merupakan harga terendah harga batubara (Blogspot.com). Dimana

penurunan harga saham ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu diawali pada

tahun 2019 terjadinya covid-19 yang menyerang dunia yang kemudian diikuti

dengan adanya inflasi yang melanda beberapa negara tujuan ekspor dan turunnya

harga minyak dunia yang berimbas pada penurunan harga batubara sebagai

subtitusi bahan bakar dan alternatif energi lainnya.

Pada tahun 2021 barulah harga saham mulai meningkat. Hal ini disebabkan

oleh perekonomian dunia sudah mulai stabil dan mulai naiknya harga minyak

mentah dunia yang biasanya diikuti dengan naiknya permintaan komoditas hasil

tambang. Perbaikan ini berlangsung hingga tahun 2022. Dari permasalahan tersebut
dapat disimpulkan bahwa naik turunnya harga saham akan berdampak pada nilai

perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, hal ini mendasari penulis untuk mengetahui

lebih jauh perihal “Pengaruh Ukuran Perusahaan Profitabilitas dan Leverage

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Harga Saham Sebagai Variabel Moderasi

(Studi Kasus Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batu Bara Periode 2018-

2022”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa

pokok masalah sebagai berikut :

1. Teridentifikasi bahwa rata-rata trend nilai perusahaan yang diproksikan

menggunakan Price to Book Value (PBV) pada perusahaan pertambangan sub

sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022

fluktuatif menurun.

2. Teridentifikasi bahwa Price to Book Value (PBV) perusahaan pertambangan sub

sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terendah pada tahun

2018 dengan hasil rata-rata mencapai 11,31, hal ini disebabkan oleh PT Golden

Energy Mines Tbk tahun 2018 dengan nilai PBV 0,00.

3. Teridentifikasi bahwa harga saham perusahaan pertambangan sub sektor batu

bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020 fluktuatif

menurun. Bahkan pada PT Golden Energy Mines Tbk tahun 2019 dan 2020, PT

Atlas Resources Tbk pada tahun 2019 dan PT Dian Swastika Sentosa Tbk pada
tahun 2019 dengan nilai harga saham 0,00. Dengan nilai rata-rata harga saham

pada tahun 2019 yaitu 2,070 dan 2020 sebesar 3,733.

4. Teridentifikasi bahwa nilai rata-rata Ukuran Perusahaan yang diproksikan

menggunakan LN Total Asset pada perusahaan pertambangan sub sektor batu

bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022 meningkat setiap

tahunnya. hanya pada tahun 2018 yang mengalami penurunan hingga 18,56.

5. Teridentifikasi bahwa nilai LN Total Asset terendah terjadi pada PT Alfa

Resources Tbk pada tahun 2022 mencapai 13,00.

6. Teridentifikasi bahwa rata-rata trend nilai profitabilitas yang diproksikan

menggunakan Return On Asset (ROA) pada perusahaan pertambangan sub

sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022

fluktuatif menurun. Dan terendah terjadi pada tahun 2019 mencapai 4,20%.

7. Teridentifikasi bahwa nilai Return on Asset (ROA) terendah terjadi pada PT

Alfa Energy Investama Tbk pada tahun 2022 mencapai hingga -25,99%.

8. Teridentifikasi bahwa nilai rata-rata Leverage yang diproksikan menggunakan

Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan pertambangan sub sektor batu bara

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022 menurun setiap

tahunnya dan terendah terjadi pada tahun 2022 mencapai 1,18.

9. Teridentifikasi bahwa nilai Debt to Equity Ratio (DER) terendah terjadi pada

PT Golden Eagle Energy Tbk pada tahun 2022 mencapai 0,16% dan PT

Samindo Research Tbk pada tahun 2022 mencapai 0,14%.

10. Teridentifikasi terjadi research gap terhadap temuan rasio ukuran perusahaan

yang dapat mempengaruhi harga saham.


11. Teridentifikasi terjadi research gap terhadap temuan rasio profitabilitas yang

dapat mempengaruhi harga saham.

12. Teridentifikasi terjadi research gap terhadap temuan rasio leverage yang dapat

mempengaruhi harga saham.

13. Teridentifikasi terjadi research gap terhadap temuan rasio ukuran perusahaan

yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

14. Teriidentifikasi terjadi research gap terhadap temuan rasio profitabilitas yang

dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

15. Teridentifikasi terjadi research gap terhadap temuan rasio leverage yang dapat

mempengaruhi nilai perusahaan.

16. Teridentifikasi terjadi research gap terhadap temuan harga saham yang dapat

mempengaruhi nilai perusahaan.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan guna untuk menghindari penyimpangan

atau pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah. Sehingga

penelitian lebih fokus dan realistis untuk dilakukan. Adapaun pembatasan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Ukuran perusahaan diproksikan menggunakan LN Total Asset yaitu logaritma

natural dari total aset.

2. Profitabilitas diproksikan menggunakan Return On Asset (ROA) yaitu laba

setelah pajak dengan total aset.

3. Leverage diproksikan menggunakan Debt to equity Ratio (DER) yaitu total

utang dengan total ekuitas.


4. Nilai perusahaan diproksikan menggunakan Price to Book Value (PBV) yaitu

jumlah saham beredar dengan ekuitas.

5. Harga saham diproksikan menggunakan harga saham penutupan.

6. Periode penelitian hanya periode 2018-2022.

7. Objek penelitian hanya difokuskan pada 20 perusahaan pertambangan sub sektor

batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan permasalahan yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan

pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pertambangan

sub sektor batu bara pada periode 2018-2022?

3. Apakah leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan pertambangan sub

sektor batu bara pada periode 2018-2022?

4. Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage berpengaruh terhadap

nilai perusahaan pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022?

5. Apakah harga saham memediasi antara ukuran perusahaan dengan nilai

perusahaan pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022?

6. Apakah harga saham memediasi antara profitabilitas dengan nilai perusahaan

pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022?

7. Apakah harga saham memediasi antara leverage dengan nilai perusahaan

pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022?


8. Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan harga saham

berpengaruh terhadap nilai perusahaan pertambangan sub sektor batu bara

periode 2018-2022?

9. Apakah nilai perusahaan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan

pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan di atas, penelitian ini

bertujuan menggali lebih lanjut dan memberikan informasi secara empiris untuk :

1. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan

pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022.

2. Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pertambnagan

sub sektor batu bara periode 2018-2022.

3. Mengetahui pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan pertambangan sub

sektor batu bara periode 2018-2022.

4. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap

nilai perusahaan pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022.

5. Mengetahui pengaruh harga saham memediasi antara ukuran perusahaan

dengan nilai perusahaan pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022

6. Mengetahui pengaruh harga saham memediasi antara profitabilitas dengan

nilai perusahaan pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022.

7. Mengetahui pengaruh harga saham memediasi leverage dengan nilai

perusahaan pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022.


8. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan harga

saham terhadap nilai perusahaan pertambangan sub sektor batu bara periode

2018-2022.

9. Mengetahui pengaruh nilai perusahaan terhadap harga saham perusahaan

pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022.

F. Kegunaan / Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, selain terdapat rumusan dan masalah dalam

penelitian ini juga mengandung manfaat, sehingga manfaat dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

Sebagai penerapan ilmu pengetahuan selama menempuh di perguruan tinggi

jurusan Magister Manajemen Keuangan Fakultas Pascasarjana Universitas

Pamulang serta sebagai sarana untuk menambah ilmu tentang pentingnya

meningkatkan nilai perusahaan yang dimediasi oleh harga saham dengan

meningkatkan ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage.

b. Bagi Pihak Akademis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian ilmu dan referensi

mengenai cara mengukur nilai perusahaan yang dimediasi oleh harga saham

dengan menggunakan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan

leverage bagi penulis maupun peneliti, selanjutnya yang terkait untuk

meneliti juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi.


2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan (Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batu Bara)

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menerapkan langkah-langkah apa yang

harus diambil untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai perusahaan

dan harga saham yang baik di masa yang akan mendatang.

b. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bahan rujukan bagi peneliti

selanjutnya dengan mengambil dampak positif dari hasil penelitian ini.

G. Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah mengenai

masalah yang akan dibahas dalam sistematika penulisan tesis ini maka akan

digambarkan secara umum dan singkat mengenai bab-bab yang ada dalam tesis ini.

Adapun isi dari masing-masing bab secara singkat adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diberikan penjelasan mengenai latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kerangka berfikir, hipotesis dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi tinjauan pustaka manajemen, manajemen keuangan, teori

ukuran perusahaan, teori profitabilitas, teori leverage, teori nilai perusahaan dan

teori harga saham.


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diberikan penjelasan mengenai ruang lingkup penelitian,

metode pengumpulan data dan operasional variabel.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang tinjauan umum objek penelitian dan hasil

penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan dijelaskan kesimpulan dan saran-saran hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai