A. Latar Belakang
sampai saat ini. Pada tahun 1990-1996 perkembangan perekonomian di Asia Timur
pertumbuhan perekonomian yang sangat baik. Hal ini terlihat melalui indikator
perkembangan nilai investasi, aliran modal, pergerakan nilai tukar, dan tingkat
inflasi. Banyak sub sektor perusahaan yang ada di Indonesia menjadi penopang
ekonomi suatu negara, karena peran dan ke beradaannya sebagai penyedia sumber
daya energi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Potensi yang kaya akan sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya
dari konstruksi, eksplorasi, pengolahan, dan produksi sebagai salah satu kesatuan
dituntut untuk berkembang agar dapat mengikuti daya saing perusahaan dengan
tujuan yang diinginkan. Salah satu dari tujuan tersebut yaitu menjalankan rencana
pembelanjaan dan investasi yang penting bagi manajer keuangan karena berkaitan
Instrumen keuangan yang banyak diminati oleh investor salah satunya jual
beli saham. Saham merupakan sebagai tanda penyertaan atau tanda kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Novendri,
2017). Menurut Musdalifah Azis (2015 : 80) menyatakan bahwa “harga saham
adalah harga pada pasar rill, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan
karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau
jika pasar ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya”. Naik turunnya
harga saham dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tren, kebijakan
pemerintah, fluktuasi kurs mata uang, kondisi fundamental ekonomi dan proyeksi
laba perusahaan yang lebih besar cenderung perusahaan yang mempunyai laba
ditahan yang cukup besar, karena akan dapat menjadikan perusahaan untuk
melakukan perluasan usaha dan pembuatan produk baru dari laba yang ditahan.
Semakin besar laba yang ditahan, akan semakin besar kebutuhan dana yang
untuk dapat membuat perusahaan yang baik dan sehat. Tujuan jangka pendeknya
mungkin dengan pemanfaatan sumber daya yang ada pada perusahaan tersebut, dan
sangat penting bagi manajer dan investor adalah nilai perusahaan. Karena, nilai
perusahaan bagi seorang manajer adalah sebagai tolak ukur atas prestasi yang telah
dicapai oleh perusahaan. Sedangkan, bagi investor nilai perusahaan dapat menjadi
pandangan yang baik terhadap perusahaan. Nilai perusahaan adalah harga saham
yang harus dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Novari
Investor dapat memperhatikan nilai perusahan sebagai dasar untuk melihat ukuran
perusahaan yang dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan juga tercermin
dari harga saham, dimana jika harga saham turun maka hal ini akan menimbulkan
penurunan kemakmuran pada para pemegang saham dan sebaliknya jika harga
saham naik maka nilai perusahaan juga akan naik dan semakin besar kemungkinan
para pemegang saham juga merasakan kemakmuran. Nilai perusahaan yang tinggi
akan membuat rasa percaya diri pada investor terhadap perusahaan akan meningkat
dan akan membuat investor untuk tertarik berinvestasi, sehingga akan membuat
Nilai perusahaan adalah nilai aktual saham per lembar yang akan diterima
apabila perusahaan menjual saham kepada investor sesuai dengan harga saham.
Nilai perusahaan tidak hanya dapat diukur menggunakan jumlah saham yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut, namun dapat juga dilihat dari nilai Price to Book
Value (PBV). PBV dianggap sangat penting bagi investor untuk menentukan
saham dengan nilai buku per lembar saham (Suwardika dan Mustanda, 2017).
bisa berasal dari fluktuasi nilai valas, keadaan pasar modal dan tingkat bunga.
Faktor eksternal perusahaan juga disebabkan oleh krisis ekonomi tahun 1999 yang
dapat mengakibatkan tidak lakunya saham di bursa efek. Tidak lakunya saham
yang turun. Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk mengoptimalkan jumlah saham
yang beredar sehingga dapat menarik para investor untuk menginvestasikan dana
keuangan.
Ukuran perusahaan dianggap mampu untuk mempengaruhi nilai
perusahaan. Karena, semakin besar untuk ukuran suatu perusahaan, maka akan
yang bersifat internal maupun eksternal. Besar kecilnya suatu perusahaan dapat
dilihat dari total aset perusahaan dan ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan
perusahaan tersebut. Bahkan perusahaan besar yang memiliki total aktiva dan nilai
aktiva yang besar akan dapat menarik investor dalam menanamkan modal terhadap
investor tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Ida Nurhidyah (2020), bahwa
sebuah perusahaan yang diperlihatkan oleh aset, jumlah penjualan, rata-rata total
penjualan dan total aset rata-rata. Besar kecilnya ukuran sebuah perusahaan juga
akan mempengaruhi perusahaan dalam memperoleh dana dari pasar modal, serta
perusahaan dan menjadi informasi yang baik bagi investor (Eko dkk, 2014). Pada
penelitian ini untuk ukuran perusahaan diproksikan menggunakan logaritma natural
(LN) dari total aset. Sehingga jumlah aset dapat terdistribusi secara normal atas
ukuran perusahaan yang terlalu besar dan kecil (Mita Tegar Pribadi, 2018).
suatu perusahaan dalam mencari sebuah keuntungan. Rasio ini juga dapat
memberikan ukuran tingkat laba suatu perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil
aktiva perusahaan untuk memperoleh nilai perusahaan yang baik. Karena semakin
tinggi profitabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Profitabilitas yang tinggi akan memberikan prospek perushaan yang baik, sehingga
menggunakan return on asset (ROA). Rasio profitabilitas ini dapat digunakan untuk
mengukur pada suatu periode atas besarnya pendapatan atau keberhasilan operasi
suatu perusahaan. Penggunaan ROA dalam penelitian ini dikarenakan ROA dapat
perusahaan yang dibiayai oleh hutang daripada dibiayai dengan modal sendiri.
Menurut Hidayah dan Widyawati (2016), leverage dapat digunakan untuk melihat
seberapa besar risiko yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar tingkat
leverage maka semakin besar pula risiko yang dimiliki oleh perusahaan. Ketika
rasio leverage menghasilkan nilai yang tinggi maka akan menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki risiko gagal bayar yang tinggi dan akhirnya menimbulkan
risiko kebangkrutan. Oleh karena itu, jika investor melihat perusahaan memiliki
tingkat leverage yang tinggi maka akan menimbulkan keraguan bagi para investor
menggunkan Debt To Equity Ratio (DER). Alasan mengambil debt to equity ratio
pertimbangan bahwa semakin besar total hutang maka akan mempertinggi resiko
terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut didukung juga oleh penelitian Martini et al.
terhadap nilai perusahaan. Sebaliknya, hasil penelitian Rizka Aprilia (2019) bahwa
leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2011-2017.
meningkatnya harga saham. Akan tetapi berbanding terbalik dengan hasil penelitian
perusahaan.
negatif terhadap nilai perusahaan, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Suffah
nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan sub sektor batu bara periode 2015-
2018, untuk dapat melihat presentase seberapa besar ukuran perusahaan yang
Selain disajikan dalam bentuk tabel, untuk melihat presentase rata-rata nilai
LN Total Asset, ROA, DER, PBV dan Harga Saham Perusahaan Pertambangan
sub sektor Batu Bara selama periode 5 tahun (2018-2022) dapat dilihat grafik
sebagai berikut :
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2018 2019 2020 2021 2022
LN Total Asset 19,56 19,6 18,56 19,79 19,96
ROA 11,43 6,48 4,2 16,69 23,77
DER 2,94 1,5 2,9 1,61 1,18
PBV 29,91 11,31 32,37 21,54 36,24
Harga Saham 4,072 2,07 3,733 6,75 6,945
Gambar 1.1
Presentase Rata-Rata Nilai LN Total Asset, ROA, DER, PBV dan
Harga Saham
Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batu Bara Periode 2018-2022
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa dapat dilihat hasil dan
presentase nilai dari LN Total Asset, ROA, DER, PBV dan harga saham perusahaan
pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022. Kenaikan presentase ukuran
perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Suryana dan Rahayu (2014) yang menyatakan bahwa semakin
tinggi ukuran dalam perusahaan maka nilai perusahaan akan semakin besar. Ukuran
Contohnya pada tahun 2022 PT Atlas Resources Tbk, PT Golden Energy Sentosa
Tbk, PT Harum Energy Tbk, PT Samindo Resources Tbk, dan PT Toba Bara
di atas masih belum stabil, artinya setiap tahunnya masih mengalami penurunan.
Namun, nilai ukuran perusahaan terendah yaitu pada PT Atlas Resources Tbk pada
tahun 2018 ukuran perusahaan senilai 12,77, tahun 2019 senilai 12,80, tahun 2020
senilai 12,80, tahun 2021 12,82, dan tahun 2022 hanya mencapai 13,00. Rata-rata
hasil LN Total Asset Terendah pada tahun 2019 dengan nilai mencapai 18,56.
profitabilitasnya naik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tala dan
berarti perusahaan berhasil memperoleh laba yang baik dan berdampak terhadap
juga akan meningkatkan laba per lembar saham perusahaan. Adanya peningkatan
laba per lembar saham akan membuat investor untuk tertarik menanamkan
modalnya pada perusahaan. Akan tetapi pada PT Golden Energy Sentosa Tbk, PT
Harum Energy Tbk, PT Toba Bara Sejahtera Tbk, dan PT Dian Swastika Sentosa
pada perusahaan pertambangan sub sektor batu bara, ketika ROA naik malah justru
nilai perusahaannya mengalami penurunan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
ada yang mengatakan bahwa ketika profitabilitas tinggi maka nilai perusahaan akan
besar. Nilai return on asset (ROA) perusahaan pertambangan sub sektor batu bara
di atas rata-rata setiap tahunnya masih fluktuatif nilainya, untuk nilai rata-rata ROA
terendah pada tahun 2019 dan untuk nilai return on asset yang setiap tahunnya
mengalami penurunan yaitu PT Alfa Energy Investama Tbk sampai mencapai nilai
ROA -25,99%.
dalam manajemen keuangan, leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana
oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan
perusahaan menghasilkan laba yang lebih besar yang nantinya akan digunakan
untuk pembagian dividen ataupun ditetapkan sebagai laba ditahan untuk membiayai
perusahaan di pasar. Hal ini belum sesuai antara teori dengan hasil nilai leverage
yang didapatkan oleh perusahaan pertambangan sub sektor batu bara. Dimana
setiap tahunnya nilai leverage masih mengalami penurunan setiap tahunnya hingga
tahun 2022 rata-rata nilai DER mencapai nilai 1,18. Adapun nilai debt to equity
ratio (DER) tertinggi pada PT Atlas Resources Tbk pada tahun 2018 mencapai
34,05% dan PT Bumi Resources Tbk pada tahun 2020 mencapai 24,85%.
perkambangan ekonomi global yang belum stabil. Jika dilihat pada tabel 1.1 pada
penurunan harga saham ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu diawali pada
tahun 2019 terjadinya covid-19 yang menyerang dunia yang kemudian diikuti
dengan adanya inflasi yang melanda beberapa negara tujuan ekspor dan turunnya
harga minyak dunia yang berimbas pada penurunan harga batubara sebagai
Pada tahun 2021 barulah harga saham mulai meningkat. Hal ini disebabkan
oleh perekonomian dunia sudah mulai stabil dan mulai naiknya harga minyak
mentah dunia yang biasanya diikuti dengan naiknya permintaan komoditas hasil
tambang. Perbaikan ini berlangsung hingga tahun 2022. Dari permasalahan tersebut
dapat disimpulkan bahwa naik turunnya harga saham akan berdampak pada nilai
perusahaan.
(Studi Kasus Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batu Bara Periode 2018-
2022”.
B. Identifikasi Masalah
sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022
fluktuatif menurun.
sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terendah pada tahun
2018 dengan hasil rata-rata mencapai 11,31, hal ini disebabkan oleh PT Golden
menurun. Bahkan pada PT Golden Energy Mines Tbk tahun 2019 dan 2020, PT
Atlas Resources Tbk pada tahun 2019 dan PT Dian Swastika Sentosa Tbk pada
tahun 2019 dengan nilai harga saham 0,00. Dengan nilai rata-rata harga saham
bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022 meningkat setiap
tahunnya. hanya pada tahun 2018 yang mengalami penurunan hingga 18,56.
sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022
fluktuatif menurun. Dan terendah terjadi pada tahun 2019 mencapai 4,20%.
Alfa Energy Investama Tbk pada tahun 2022 mencapai hingga -25,99%.
Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan pertambangan sub sektor batu bara
9. Teridentifikasi bahwa nilai Debt to Equity Ratio (DER) terendah terjadi pada
PT Golden Eagle Energy Tbk pada tahun 2022 mencapai 0,16% dan PT
10. Teridentifikasi terjadi research gap terhadap temuan rasio ukuran perusahaan
12. Teridentifikasi terjadi research gap terhadap temuan rasio leverage yang dapat
13. Teridentifikasi terjadi research gap terhadap temuan rasio ukuran perusahaan
14. Teriidentifikasi terjadi research gap terhadap temuan rasio profitabilitas yang
15. Teridentifikasi terjadi research gap terhadap temuan rasio leverage yang dapat
16. Teridentifikasi terjadi research gap terhadap temuan harga saham yang dapat
C. Pembatasan Masalah
atau pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah. Sehingga
penelitian lebih fokus dan realistis untuk dilakukan. Adapaun pembatasan masalah
D. Perumusan Masalah
periode 2018-2022?
E. Tujuan Penelitian
bertujuan menggali lebih lanjut dan memberikan informasi secara empiris untuk :
dengan nilai perusahaan pertambangan sub sektor batu bara periode 2018-2022
saham terhadap nilai perusahaan pertambangan sub sektor batu bara periode
2018-2022.
penelitian ini juga mengandung manfaat, sehingga manfaat dari penelitian ini
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian ilmu dan referensi
mengenai cara mengukur nilai perusahaan yang dimediasi oleh harga saham
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bahan rujukan bagi peneliti
G. Sistematika Penulisan
Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah mengenai
masalah yang akan dibahas dalam sistematika penulisan tesis ini maka akan
digambarkan secara umum dan singkat mengenai bab-bab yang ada dalam tesis ini.
Adapun isi dari masing-masing bab secara singkat adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diberikan penjelasan mengenai latar belakang masalah,
Dalam bab ini berisi tinjauan pustaka manajemen, manajemen keuangan, teori
ukuran perusahaan, teori profitabilitas, teori leverage, teori nilai perusahaan dan
Dalam bab ini akan diberikan penjelasan mengenai ruang lingkup penelitian,
Dalam bab ini akan dibahas tentang tinjauan umum objek penelitian dan hasil
penelitian.
Dalam bab ini akan dijelaskan kesimpulan dan saran-saran hasil penelitian.